Jump to ratings and reviews
Rate this book

Pendekar Tongkat Sakti dari Argentina

Rate this book
Pendekar Tongkat Sakti dari Argentina – Di dalam buku ini terdapat cerita pendek “Kematian dan Sebuah Kompas”, sebuah cerita detektif karangan Borges yang pernah difilmkan oleh sutradara Alex Cox pa tahun 1992. Juga cerita pendek “Kongres” yang—sebagaimana dikatakan Borges sendiri—merupakan ceritanya yang paling ambisius, paling autobiografis, dan paling imajinatif. Ada cerita pendek “Ulrike” yang bertemakan cinta. Borges mengakui bahwa tema cinta banyak ia tulis di dalam puisi-puisinya. Namun, amat sangat jarang dalam prosa-prosanya. Juga cerita pendek “Utopia Seorang Laki-Laki Putus Asa” yang mana, sepenuturan Borges, merupakan ceritanya yang paling jujur dan paling melankolis. Beberapa cerita pendek terakhir yang ditulis Borges sebelum ia wafat pada tahun 1986 seperti “Mawar Paracelsus”, “25 Agustus 1983”, “Harimau Biru”, dan “Memori Shakespeare” juga terdapat dalam buku ini.

260 pages, Paperback

Published January 1, 2017

2 people are currently reading
11 people want to read

About the author

Jorge Luis Borges

1,589 books14.3k followers
Jorge Francisco Isidoro Luis Borges Acevedo was an Argentine short-story writer, essayist, poet and translator regarded as a key figure in Spanish-language and international literature. His best-known works, Ficciones (transl. Fictions) and El Aleph (transl. The Aleph), published in the 1940s, are collections of short stories exploring motifs such as dreams, labyrinths, chance, infinity, archives, mirrors, fictional writers and mythology. Borges's works have contributed to philosophical literature and the fantasy genre, and have had a major influence on the magic realist movement in 20th century Latin American literature.
Born in Buenos Aires, Borges later moved with his family to Switzerland in 1914, where he studied at the Collège de Genève. The family travelled widely in Europe, including Spain. On his return to Argentina in 1921, Borges began publishing his poems and essays in surrealist literary journals. He also worked as a librarian and public lecturer. In 1955, he was appointed director of the National Public Library and professor of English Literature at the University of Buenos Aires. He became completely blind by the age of 55. Scholars have suggested that his progressive blindness helped him to create innovative literary symbols through imagination. By the 1960s, his work was translated and published widely in the United States and Europe. Borges himself was fluent in several languages.
In 1961, he came to international attention when he received the first Formentor Prize, which he shared with Samuel Beckett. In 1971, he won the Jerusalem Prize. His international reputation was consolidated in the 1960s, aided by the growing number of English translations, the Latin American Boom, and by the success of Gabriel García Márquez's One Hundred Years of Solitude. He dedicated his final work, The Conspirators, to the city of Geneva, Switzerland. Writer and essayist J.M. Coetzee said of him: "He, more than anyone, renovated the language of fiction and thus opened the way to a remarkable generation of Spanish-American novelists."

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
2 (8%)
4 stars
15 (65%)
3 stars
4 (17%)
2 stars
2 (8%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 3 of 3 reviews
Profile Image for cindy.
1,981 reviews156 followers
November 17, 2017
Memasuki dunia Borges berarti memasuki sebuah jalan setapak di labirin pemikiran, tenang laiknya sebuah taman, namun dengan percabangan-percabangan "kemungkinan" yang bisa real, bisa pula tidak. Sebuah dunia penuh keajaiban imajinatif dan magis, yang didudukan dalam kenyataan hari ini.

Buku ini, meskipun tidak tebal, namun memerlukan waktu untuk dinikmati. Semua cerpennya meminta untuk dibaca 2-3 kali, atau bahkan lebih, untuk dapat didekati dari berbagai sisi kesan dan rasa. Dan beberapa meninggalkan jejak rasa yg sangat kusuka:

- Mawar Paracelcus (siapa dirimu, berani-beraninya mendatangi rumah seorang master dan menuntut keajaiban darinya?)

- Kematian dan Sebuah Kompas (singkat, tp cerita detektif yg sangat layak)

- Kongres (niat baik, skala kerja: GLOBAL)

- Memori Shakespeare (berkah dan kutukan itu tipissss bedanya, cerita scifi inih)

- Emma Zunz (lagi, cerita crimefic yg tak terduga)

- Harimau Biru (my most fav, aneh, absurd, indah, dalam, ending yg cantik, LOVE IT!)

Senang sekali karya sastra seperti ini dapat diterbitkan dengan layak. Cetakannya bagus, meskipun font tulisannya sedikit kecil. Terjemahannya enak sekali dibaca, hingga cerita yg absurd sekalipun masih tertangkap maknanya. Seeeep!!
Profile Image for Sin Sin.
54 reviews7 followers
March 11, 2017
"... dari berbagai jenis kenikmatan yang dapat diberikan oleh kesusastraan, yang paling tinggi adalah kenikmatan imajinasi. Sebab tidak semua orang mampu mengalami kesenangan itu, kebanyakan dari mereka harus puas hanya dengan simulakra." -Hal.33

Membaca buku ini serasa ditarik dalam aura magis yang sama ketika membaca buku karya Mario Vargas Llosa (Sang Pengoceh) dan Eka Kurniawan (Lelaki Harimau). Hmm, ternyata Borges adalah "Bapak Realisme Magis" sendiri yang daripadanya Llosa dan Kurniawan menapak jejak.
Profile Image for Willy Akhdes.
Author 1 book17 followers
April 11, 2017
Walau beberapa cerita yang dimuat di sini sudah pernah saya baca dalam versi Bahasa Inggris, namun membaca Borges terjemahan Indonesia selalu mengasikkan. Narasi Borges selalu menghadirkan dunia yang tak bisa begitu saja dipercaya. Membaca cerpen Borges seolah membaca esai, seakan yang dituisnya suatu kebenaran yang pernah terjadi. Luar biasa.
Displaying 1 - 3 of 3 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.