Yuu Yabuuchi ( やぶうち優) is a Japanese manga artist who specializes in shōjo manga. Yu Yabuchi's most famous works are Mizuiro Jidai, Shōjo-Shōnen, and Naisho no Tsubomi. The main focus of her manga are the emotional and psychological growth of pre-teen girls and boys and early romances between them. Her works are popular among pre-teen and teenage girls. She received the 2009 Shogakukan Manga Award for children's manga for Naisho no Tsubomi.
Her favorites subjects to draw are trains and birds (especially the Java Sparrow).
I think this volume is slightly better than its predecessor. Di bab pertama, teman-teman sekelas Yuko akan mengadakan Pesta Natal. Tapi cuma Takako yang tak diundang. Alasannya tahun lalu dia bersikap begitu egois dan mengacaukan pesta dengan menyenggol kue natal sampai hancur berantakan, tapi tak mau minta maaf dan bertanggung jawab. Sebagai teman akrabnya, Yuko kebingungan bagaimana menyampaikan hal ini pada Takako. Teman-temannya begitu egois dengan menyuruh Yuko menyampaikan hal semenyakitkan itu.
Awalnya Yuko berbohong dengan bilang bahwa pesta kelasnya dibatalkan. Takako malah mengajak Yuko mengadakan pesta natal berdua saja. Namun, teman-teman Yuko tak terima melihat Yuko mengorbankan diri. Ribet dah anak-anak cewek ini. Akhirnya Takako tahu kalau pesta natal sekelas tak dibatalkan. Yuko pun terpaksa jujur dengan bilang dirinya lebih ingin berpesta dengan anak-anak lain apalagi karena Hiroshi datang. Aku benar-benar jengkel pada Yuko yang begitu plinplan. Kurasa dia bukan teman yang cukup baik.
Tapi Takako ternyata nekat datang. Teman-teman lainnya pun jadi kaget dan heboh sendiri. Melihat suasana itu, sadarlah Takako bahwa dirinya tak diundang. Dia minta maaf dengan sedih lalu berlari keluar dan meninggalkan barang bawaannya. Barang itu ternyata adalah kue natal bikinan sendiri. Rupanya Takako masih ingat insiden yang ia sebabkan di Pesta Natal tahun lalu. Hiroshi berkata bahwa semua orang keterlaluan karena tidak memberi kesempatan Takako untuk berubah. Mereka jadi merasa bersalah. Yuko pun lari menyusul Takako sambil membawa hadiah yang diberikan Hiroshi karena Takako pasti tidak mempersiapkan hadiah untuk acara tukar kado. Takako kembali ke pesta dan suasana pun berlangsung baik.
Hiroshi minta maaf pada Yuko karena jadi tidak bisa memberikan hadiah saat acara tukar kado. Sebagai gantinya, Hiroshi mencium dahi Yuko.
*
Di cerita berikutnya, Yuko akhirnya dapat menstruasi pertamanya. Hari-harinya jadi terganggu. Dia bahkan sempat pingsan pada pelajaran olahraga. Hiroshi menjenguknya di UKS, tapi Yuko yang malu karena darah mensnya tembus sampai mengenai seprai tempat tidur UKS marah-marah dan menyuruh Hiroshi keluar. Ia makin marah karena Hiroshi mengatakan jangan manja kalau lagi mens.
Di rumah, Yuko jadi mengkritisi sikap ayahnya yang suka menyuruh-nyuruh ibunya melakukan sesuatu lalu bersantai sendiri setelah pulang kerja. Namun, ibunya berkata bahwa dia tidak berharap suaminya memahami seluruh hal tentang dirinya karena mereka memang berbeda. Ibunya berkata, asal suaminya sehat, dia sudah senang.
Yuko pun menyadari bahwa ada hal-hal yang tidak bisa saling dimengerti oleh lelaki dan perempuan karena mereka memang berbeda. Sebaiknya perbedaan itu diterima saja. Yang penting tetap berusaha mengerti sebatas yang masih bisa dimengerti. Besoknya Yuko minta maaf pada Hiroshi dan permintaan maafnya diterima. Aku suka cerita ini karena menyoroti kesadaran akan perbedaan karakter tiap gender.
*
Cerita berikutnya juga menarik. Yuko dan teman-temannya ingin merayakan Valentine dengan memberikan cokelat ke cowok-cowok yang mereka suka. Meski tidak mahir memasak, Yuko berusaha membuat cokelat sendiri. Setengah cokelatnya berbentuk bagus, sedangkan setengahnya berbentuk jelek. Yuko mengumpulkan cokelat yang bagus untuk diberikan pada Hiroshi. Tapi ayahnya malah memakan sebagian cokelat itu! 🤣 Ngisruh!
Akhirnya karena tidak ada waktu, Yuko terpaksa membungkus cokelat seadanya saja. Namun, di sekolah rupanya ada pemeriksaan tas pada jam olahraga. Semua cokelat diambil! Astaga. Yuko ini sekolah di sekolah negeri. Peraturan sekolah di Jepang ini benar-benar keterlaluan dan merenggut banyak hak murid untuk menikmati masa mudanya, ya!
Takako mengajak Yuko memprotes pada guru. Guru itu bersikeras tidak mau mengembalikan cokelat dan bilang bahwa semuanya sudah dibuang ke tempat pembakaran sampah! Yuko berusaha mengais-gais tempat pembakaran sampah dengan hati hancur. Yuko lalu dipanggil oleh guru ke ruang kesehatan. Rupanya cokelat-cokelat itu hanya disimpan di lemari pendingin di sana. Sang guru memaklumi tindakan Yuko karena ia pun pernah mengalaminya saat sekolah. Bahkan katanya peraturan sekolahnya zaman dulu lebih ketat lagi. Tapi si guru tetap melanggarnya. Akhirnya guru itu mengembalikan cokelat Yuko. Sebenarnya guru itu mau mengembalikan cokelat-cokelat yang lain kalau saja para murid berani memintanya. Ternyata selain Yuko, hanya ada dua murid lain yang berani meminta kembali cokelatnya. Ngeselin, ya 🤣 Tapi katanya ini ujian buat keteguhan hati murid. Akhirnya Yuko bisa memberikan cokelat pada Hiroshi yang kaget setelah mendengar Yuko sampai mencari cokelat itu di tempat pembakaran sampah.
Kurasa Yuko bisa meneguhkan hati saat itu juga karena dukungan Takako. Benar-benar teman yang baik.
*
Cerita berikutnya menyorot kekurangan Yuko dalam bidang akademis. Dia sampai ditegur guru karena nilai-nilainya saat mini test sangat buruk. Sang guru bahkan mengungkit hubungannya dengan Hiroshi. Lalu Yuko juga dimarahi ayahnya. Ayah mengatakan akan melarang Yuko pacaran dengan Hiroshi jika nilai-nilainya tetap buruk.
Hiroshi akhirnya mengajari Yuko, bahkan sampai membuatkan jadwal belajar untuk mengerjakan soal-soal latihan. Namun, meski sudah diajari dan sedikit mengerti, Yuko tetap kesulitan mengikuti pace Hiroshi. Hiroshi yang pintar tidak bisa memahami perasaan anak-anak yang tidak sepintar dirinya. Hiroshi menegur Yuko dengan keras karena gadis itu tak bisa mengikuti jadwal belajar yang dibuatnya. Yuko sedih lalu berlari meninggalkan Hiroshi. Teman laki-laki Hiroshi lalu menegur cowok itu dan membuatnya sadar bahwa Hiroshi tidak bisa memaksakan cara berpikirnya kepada orang lain.
Akhirnya Hiroshi minta maaf pada Yuko dan mengatakan bahwa Yuko pun banyak melakukan hal-hal yang ia sendiri tak bisa melakukannya seperti membuat cokelat dan merajut. Keduanya pun berbaikan dan berjanji akan belajar bersama lagi. Namun, sayangnya cerita diakhiri tanpa memperlihatkan apakah Yuko berhasil memperbaiki nilainya atau tidak. Cerita-cerita di Aqua Age ini memang banyak yang seperti ini. Banyak yang penyelesaiannya dibuat terlalu simple atau dibuat selesai begitu saja tanpa benar-benar tuntas. Kekurangannya menurutku di situ.
*
Cerita berikutnya pun menarik. Soal Yuko dan teman-temannya yang sudah naik kelas 2 dan terpisah karena sistem pembagian kelas. Yuko merasa terasing di kelasnya karena tak ada anak perempuan dari kelas 1-nya yang terdahulu. Hiroshi yang sekelas dengannya tak memiliki masalah karena masih ada murid-murid cowok lain yang dulu sekelas dengannya. Akibatnya Yuko jadi tak semangat menjalani momen makan siang karena terpaksa makan seorang diri.
Ketika Yuko bilang ingin makan siang bersama Takako, sahabatnya itu malah menolak karena ingin makan siang dengan teman-teman sekelasnya. Rupanya Takako lebih bisa beradaptasi dengan kelas barunya. Yuko pun jadi sedih.
Namun, kemudian dia melihat Takako yang menyusul teman sekelas yang hampir meninggalkannya. Yuko pun menyadari bahwa dalam pertemanannya saat kelas 1 dulu pun Takako berusaha keras agar bisa masuk ke circle pergaulannya. Yuko pun sadar bahwa dia pun harus berusaha aktif jika ingin beradaptasi dengan kelas barunya. Dia pun memberanikan diri untuk minta bergabung dengan temannya saat istirahat makan siang.
Ah, sendirian di kelas saat masa sekolah ini rasanya memang begitu menyesakkan, ya. Padahal, begitu sudah dewasa seperti sekarang, circle pergaulan akan mengecil dengan sendirinya. Tapi saat masa sekolah, bisa punya teman untuk diajak bareng ke mana-mana itu hal yang sangat penting. Haha.
*
Di cerita terakhir, Takako ditaksir oleh cowok dari kelas sebelah, Shibasaki. Tadinya Takako bersikap judes. Namun, akhirnya dia mau juga diajak main Shibasaki ke taman ria (meski akhirnya dia mengajak Hiroshi dan Yuko). Namun, di sana akhirnya Takako main berdua saja dengan Shibasaki karena ingin memberi kesempatan pada Yuko dan Hiroshi untuk main berdua saja. Shibasaki memuji sifat tabah Takako yang selama ini jadi third wheel ketika bersama Yuko dan Hiroshi. Akhirnya Takako pun mulai luluh pada Shibasaki. Namun, setelah itu dia malah mendengar kabar bahwa Shibasaki akan pindah.
Ah....
Yang jelas, volume kedua ini jauh lebih baik daripada volume pertama yang terkesan biasa saja. Cerita-ceritanya lebih dalam dan berkesan tanpa meninggalkan kerealisannya.