"Novel yang begitu kuat suasana psikologisnya. Penulis mampu menghayati karakter tokohnya dengan sangat baik dan mendalam. Sampai-sampai mampu menjadi cermin diri bagi kita yang membacanya."
(Dwi Suwiknyo, penulis Ubah Lelah Jadi Lillah)
"Tugas sebuah novel adalah untuk menyibak realitas. Dan novel ini telah melakukannya."
(S.wandhie, Seniman)
SINOPSIS Pandangan umum menilai bahwa kesuksesan sangat lekat dengan orang berkepribadian ekstrovert: ceria, suka sosialisasi, banyak teman, dan berbagai sifat supel lainnya. Sedangkan orang berkepribadian introver—tertutup, pemalu, pemurung, pendiam, suka menyendiri—dianggap sulit menjadi orang sukses. Bahkan tak jarang, kaum introver dicap sebagai orang aneh, terkucilkan, eksklusif, dan anggapan negatif lainnya. Tetapi, tahukah Anda bahwa banyak tokoh dunia adalah orang-orang berkepribadian introver? Di deretan pemimpin politik, ada Abraham Lincoln, Mahatma Gandhi, dan Barack Obama. Ada pula Bill Gates dan Warren Buffett di kalangan pengusaha. Begitu pula Albert Einstein dan Charles Darwin, mewakili kaum ilmuwan. Sementara di antara artis, selebritis, dan penulis, ada Christina Aguilera, Mark Zuckerberg, dan J.K. Rowling. Mereka adalah orang hebat dengan kepribadian introver. Lalu, seperti apa sejatinya kehidupan kaum introver? Novel ini bercerita ihwal dunia kaum introver. Membacanya, kita diajak menyelami alam pikiran dan kejiwaan seorang introver yang senantiasa gelisah, resah, dan gundah; juga konflik batin yang menyiksanya, dan bagaimana ia menemukan “teman” untuk mengisi kesendiriannya dan membuat kehidupannya menjadi bermakna. Tak hanya itu, dalam novel ini, Sang Introver seolah curhat bernada menggugat atas dunia kaum ekstrovert yang dianggap sia-sia, membuang waktu, tak bermutu, dan tidak efektif.
PENULIS M.F. Hazim lahir di Sidoarjo, Jawa Timur pada 2 Mei 1993. Ia adalah seorang penulis, ilustrator, editor lepas, dan entrepreneur. Karya-karyanya berupa 6 buku kumpulan cerpen, 8 buku antologi puisi, 1 buku mewarnai, dan 8 buku esai, serta 1 buku bergenre inspirasi berjudul 101 Alasan untuk Bahagia yang diterbitkan oleh BIP Gramedia. Penulis menaruh minat yang besar pada bidang melukis, dan berharap suatu hari bisa menjadi pelukis profesional. Kecintaannya pada lukisan, selain muncul dari kehausan akan keindahan, juga karena ditumbuhkan oleh pamannya yang merupakan pelukis kawakan. Ia sangat menyukai karya-karya para penyair yang disebut poète maudit. Karya-karya puisinya sangat dipengaruhi oleh Edgar Allan Poe, sehingga pada tiap baitnya begitu kental dan terasa aura keindahan dan kejelitaan yang murni yang bercampur dengan penderitaan yang gelap dan dalam.
Title : Introver Author : MF. Hazim Publisher : Pustaka Alvabet Publication : 1, February 2017 Thickness : 276 pages ISBN : 978-602-6577-00-9
"I hate crowded, I hate noises, I hate being center of attention!"
“Research has proven that the number of people with Introverts is only 25% of the world's population. They become a minority in the middle of the extroverted population. This personality is very difficult to interact with others and even often considered not care about the circumstances. You 're wrong! People with an Introverted personality are not indifferent to the situation, they just don't like noises and crowded. It turns out, with its quiet and aloof nature, that the Introvert is very concerned about its surroundings, even down to the details, but only they keep it in their heads.” At least that's what the author has conveyed in this novel.
With this kind of nature, it turns out that they can also be a very successful person if they can be channeled to something very appropriate and bring benefits to many people. Many Introvert figures have shown this, such as Abraham Lincoln, Mahatma Gandhi, Bill Gates, Barack Obama, Warren Buffet, Albert Einstein, J.K. Rowling, Charles Darwin, Mark Zuckerberg, and others.
A novel by the M.F. Hazim, invite us to learn more about the personality and life of an introvert. It is said of a man named Nawawi who was very quiet and had almost no close friends in his life except books and games from high school to senior high school. Often, his friends, the majority of the extroverts, consider him "abnormal." "Everything is called normal because there is a majority." (Page 9)
According to Nawawi, his friends who often make a scene when there are no teachers in the class and like to talk about random things just waste time because they've done things that aren't useful. In his mind, he said, "Occasionally you should talk about world peace, global warming, social problems, and corrupters,"
Nawawi 's life can be said to be dull when viewed from the point of view of extroverts because it only struggles in schools, homes, libraries, and bookstores. He doesn't want to get out of the house on weekends as some "normal" people do. It's enough to play games, read books, and listen to music for a few days. For the purpose of refreshing, he preferred to ride a bicycle at night so as not to see the people and the noise.
It is also explained in this novel that the Introvert is not interested in the life that is normally done by the Extroverts, such as going to the mall, hanging out in cafes, and so on. They seem to have really clear values in their lives, much like Nawawi, and they have ideas regarding the perfect universe model for Introverts. He believes that the world structure and ideals are unacceptable to them today as they are created by the Extroverts. "The system they have created will only force Introverts to become Extroverts." (Page 210)
Critical thinking and a great deal of attention to the various important issues of life that Nawawi has gained from reading books by great writers and news in the media, and that makes Nawawi proud of his idealism. Yet, just the same, every human being is a social being who requires others. Down in his heart, he wants a good friend who is genuinely "sincere" to himself without the smallest consideration of bad, and, of course, who knows Nawawi 's situation as an Introvert.
After being tired of searching for a buddy and thinking that the universe was overflowing with black, there finally came a broad-minded and smart girl who knew the situation of Nawawi and made him bolder to speak long and be willing to improve stuff to be more beautiful."The world around me, which used to be black and gray, is now full of color, like a photo of the first generation that has just been restored. The weather is bright! As if there had never been a war and bloodshed on this human earth" (Page 236).
The girl turned out to have the personality of Ambivert, half of the Introvert, and half of Extrovert. Anyone who has this trait will adapt to turn himself into an introvert or an extrovert. He eventually became Nawawi 's nearest mate. Not only did she accept his personality, but she also opened the doors of Nawawi 's heart to the world that had been closed so that it could be more friendly to the surroundings. "It has been a path for me to get to know the universe. It brings me from one level to another" (Page 251)
After reading this novel, I do not agree with the generalized portrayals of Introvert characters, why? Because there are so many Introvert personalities, not everyone with an Introvert personality is like the one described in this novel, which is quite closed.
This novel still also has a number of typing mistakes, such as a lack of letters writing a word or punctuation, but it also does not impact the reader's enjoyment.
Yet, I appreciate this writer's ability to create a story that is interesting enough to read, and the storyline is really neat, not running up and down, so the reader is not confused. In addition, what makes this novel unique is that it is rather philosophical writing that makes the reader thoroughly digest the events that take place in the story.
Awalnya, saya tertarik membeli novel ini karena kovernya yang menarik saat pertama kali saya melihatnya. Selain itu, judulnya juga merupakan kepribadian saya, sehingga saya merasa pasti pikiran saya akan sangat nyambung dengan cerita yang akan saya baca.
Setelah saya menyelesaikan novel ini, jujur saja, kepribadian introver dari tokoh utama tidak terlalu sesuai dengan ekspektasi saya, walaupun ada beberapa macam kesamaan pikiran tokoh ini dengan diri saya, tapi tidak sedikit juga yang jauh berbeda, dan memang kepribadian introver sendiri ada bermacam-macam, salah satunya yang diceritakan dalam novel ini.
Cerita yang disampaikan menurut saya lumayan menarik, alurnya pun terasa tertata dan tidak membingungkan pembaca. Selain itu, kesukaan saya dari novel ini, hampir di semua paragrafnya diceritakan secara filosofis yang membuatnya menjadi bacaan yang sangat quotable.
Novel ini masih memiliki beberapa kesalahan dalam pengetikan yang terhitung agak banyak, seperti kekurangan huruf dalam penulisan kata dan kesalahan peletakan tanda baca, tapi semuanya tidak begitu memengaruhi kenyamanan pembaca untuk menikmati novel ini.
Secara keseluruhan, saya memberikan 4 bintang untuk novel ini yang bisa dibilang karya baru dari penulis ini (walaupun sudah pernah menulis beberapa buku sebelumnya, karena saya belum pernah mendengar nama penulis ini), tapi keunikan cerita dan temanya membuatnya berbeda dan terasa lebih menarik daripada novel-novel lainnya yang bersanding dengan novel ini di rak-rak toko buku.
Orang dengan jenis introver dan ekstrover memang merupakan dua sisi mata uang yang berbeda, tapi keduanya tidak lantas merupakan lawan dari satu sisi dan selainnya. Orang introver dan ekstrover tidak dapat dianalogikan seperti air dan api yang sama-sama saling meniadakan, melainkan lebih tepat seperti dua kepingan puzzle yang memiliki potensi untuk saling melengkapi... (Hal.251-252) . . . Novel yang mengisahkan seorang dengan kecenderungan introver yang menjalankan keseharian sebagaimana manusia pada usianya namun rupanya introver memiliki ciri dan suara-suara sebagai kombinasi daripada pengetahuan disekitarnya dan sesuatu yang dipikirkan serta dirasakannya sehingga menjadikan kisah ini cukup unik sekaligus menghadirkan sudut pandang baru terkait seorang dengan kecenderungan introver... . . . 🌱 Introver merupakan buku fiksi yang terasa begitu nyata karena sudut pandang atau hal-hal yang terjadi dan memancing opini dalam pikirannya terkait peristiwa yang teramati oleh sang tokoh.
🌱 Kover yang begitu menarik,sederhana, namun rasanya cukup mewakili cara pandang dari banyak diantara kita jika menggambarkan seseorang dengan kecenderungan introver.
🌱Menggunakan alur maju dan diceritakan berdasarkan sudut pandang sang tokoh utama dengan tempo yang bergerak perlahan serta menggunakan alur maju.
🌱 Meskipun cukup didominasi oleh deskripsi namun informasi yang disajikan tetap menarik untuk dibaca.
🌱 Novel Introver menjadi bacaan sekaligus tantangan bagi diri saya pribadi untuk menyelesaikannya karena dalam beberapa bagiannya terdapat informasi maupun deskripsi yang rupanya cukup bertentangan dengan informasi yang saya ketahui tentang introver semasa berkuliah.
🌱 Transformasi sang tokoh (yang kalau ingin mengetahui nama dari si tokoh harus membaca novel ini sampai habis) sebagai hasil usaha dan akumulasi dari gagasan serta informasi dalam kepala sang tokoh dapat saya rasakan dalam novel Introver ini.
🌱 Banyak kutipan menarik dan cukup quotabel yang disajikan penulis didalam novel introver.
🌱 Bagi yang senang dengan novel terkait dengan kehidupan seseorang,kalian boleh coba membaca novel ini.
Sedang merasa tertarik akan buku yang membahas masalah ekstrovert & Introvert, akhirnya bertemu dengan buku ini dan memutuskan untuk membacanya.
Dan hasilnya, bahwa 80% ku juga merasakan apa yang Nawawi rasakan sebagai seorang Introvert. Salah satunya ialah mempertanyakan "Gue ini normal ga sih sebagai seorang manusia? Kok ga bisa dengan mudahnya buat berbaur dan sksd sama orang baru ya?", terus ngakak banget pas diakhir bab ibunya nyampein ke Nawawi kalo dia ngerasa takut anaknya punya kelainan jiwa karna ga bisa bersosialisasi seperti anak-anak lainnya. Hahahaha bisa gitu ya 🤣
Yaa, memang hidup didunia yang mengganggap seseorang itu bisa dikatakan "normal" hanya dilihat dari kepribadiannya saja adalah sesuatu yang menurutku tidak adil. Sesekali cobalah renungkan lagi, ga semua orang bisa nyaman dengan orang dan tempat yang baru, tapi lambat laun bisa kok kalo mau sabar buat beradaptasi.
Dan perasaan yang Nawawi rasain saat depresi mikirin gimana caranya bisa dapet temen itu juga adalah salah satu hal yang pernah aku alami ditempat kerja yang baru. Stres dan bingungnya kyk gimana.. Yaa orang introver juga pengen banget kok punya temen yang bisa saling ngertiin, pengen. Tapi yaa gitu, seringnya pilih-pilih, survey dulu ada dia pantes buat dijadiin temen apa enggak wkwkwkwk
Gitu deh, banyak struggle lah jadi introvert didunia yang menormalkan ekstrovert ini~
This entire review has been hidden because of spoilers.
The author was born in 1993. It means, he's 24 now. I kept asking myself and checked his humble biography in case I read wrong year of his birth. But, no.
The fundamental reason I'm questioning him is, because the book speaks direct to my heart, effortlessly being a good friend of my conscience. How could somebody who is far younger than me has got these tremendous valuable life lessons and listen attentively to his own precious self? I'm not going to argue either the protagonist was himself the author or not. If someone could write something like this, he/she must have stirred him/herself to the best knowledge and formed it into a piece of art. Intelligence does only appear with its softest demeanor.
He's the old soul. I believe, whoever read this will notice their best unique self only in silence. Only when you and your true self sitting next to each other, you may shine dimly in this huge infinite universe.
Novel yang mengajak pembaca menyelami dunia introver melalui sudut pandang pertama tokoh utama. Sebegitu kompleks. Kalau bukan tentang keluhan, maka pembelaan diri isinya, hingga dunia menampakkan kebenaran sesungguhnya.
Novel yang cocok dibaca siapa saja, terutama orang dengan kepribadian introver yang tengah berjibaku dalam konsep hidupnya. Karena relate dan sekaligus belajar mengenali diri sendiri melalui cerita di dalam novel. Orang ekstrover pun bisa membacanya agar menambah banyak persepsi tentang orang-orang di sekitarnya. Yah, asal tahan dengan kebosanan sih.
Anyway, suatu saat aku harus membedah novel ini! Karena sayang jika makna dan quotes deep yang terkandung di dalamnya tidak dibagikan.
Buku ini awalnya bercerita seperti diary 'anak remaja' yeng penuh dengan emosi. Hanya saja, yang sedikit membingungkan adalah latar usia dari penulis ini sendiri dengan latar si tokoh utama. Terpaut 3 tahun, si tokoh utama lebih muda memang, namun isi dari pemikirannya yang cenderung lebih dewasa 😅. Dalam bab 1, bisa disimpulkan si penulis ingin menonjolkan 'karakteristik' umum yang dimiliki oleh seorang 'introvert', terlepas bagaimana usianya. Otak yang tidak pernah diam.
Judul : Introver Penulis : M.F Hazim Rating on Goodreads : 3.8/5⭐️
*Baca di Ipusnas*
🌸🌸🌸
Aku suka cara penulis mendeskripsikan isi kepala seorang introver. Seperti pada bagian "jangan menoleh, jangan membuat kontak mata, nanti mereka jadi ngajak ngobrol". Untuk para introver pasti ga asing dengan kalimat tersebut karna sangat related.
Para introver memang tidak bisa bersosialisasi dan selalu canggung jika ada dalam pergaulan sosial, tapi orang introver adalah sahabat yang cukup setia, pendengar yang baik, dan pengamat yang teliti dan tajam serta sangat menarik untuk diajak bercakap-cakap secara personal.
Perlu digaris bawahi bahwa orang introver bukan anti sosial, hanya saja social battery mereka terbatas. Bahkan dalam keadaan extreem, kalau mereka melihat segerombolan atau sekumpulan orang-orang, mereka merasa energinya terkuras habis.
Mereka lebih memilih memiliki sedikit teman tapi bertahan lama dari pada harus berkenalan dengan orang-orang baru.
Buku ini mengambil sudut pandang tokoh utama seorang introver yang menarik untuk dibaca.
🌸🌸🌸
Quotes Favorite :
"Orang-orang yang pendiam, punya kepala yang “berisik” dan “ramai”. (Hal 14)
“Untuk apa merayakan sesuatu yang kita dapat tanpa berusaha?” (Hal 69)
"Terkadang, orang yang diperlakukan buruk oleh dunia, sering kali punya kekuatan yang besar untuk memperlakukan orang lain lebih baik dari dunia mem perlakukan dirinya. (Hal 185)
Menarik dan informatif. Buku ini memberikan kita gambaran yang jelas tentang kehidupan sehari-hari seorang introver, dari pemikiran mereka tentang segala hal yang terjadi disekitar hingga alasan mengapa mereka lebih suka menyendiri di kebanyakan waktu. Ceritanya berlatar waktu saat si karakter utama, Nawawi kelas SMP dan SMA, dimana umumnya topik pembicaraan siswa pada masa itu kebanyakan tentang pacaran, artis, atau lain sebagainya yang tidak begitu penting/berat, tapi topik begini malah tidak menarik perhatian Nawawi sama sekali. Cara penulisan buku ini sangat nyata seperti sedang membaca pengalaman asli seorang teman kelas yang bisa kita temui di masa sekolah dulu.
Buku ini juga mengulas lebih dalam makna dari "teman" dan "kesepian". Apakah setiap orang membutuhkan teman dalam hidup, tidak bisakah dia bertahan hidup jika seorang diri? Salah satu kutipan yang aku suka adalah : 𝘒𝘦𝘴𝘦𝘱𝘪𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘪𝘯𝘨𝘮𝘶. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘥𝘪𝘬𝘦𝘭𝘪𝘭𝘪𝘯𝘨𝘪 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩, 𝘪𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘱𝘪𝘢𝘯.
Menurutku, sering kali kita merasa kesepian terutama setelah lulus sekolah dan mulai memasuki dunia kerja apalagi jika merantau ke daerah lain, kesepian pun tak terhindarkan. Maka itu, 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘢𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘥𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘵𝘢, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪.
Saya adalah seorang introvert. Lebih tepatnya menurut MBTI, saya adalah seorang INFJ (Introvert, Intuitive, Feeling, Judging). Maka, wajar jika saya tergoda membaca buku ini karena judulnya yang menjanjikan.
Namun, sayangnya janji hanyalah janji, atau saya saja yang terlalu berekspektasi? Saya hanya mampu membaca buku ini sampai halaman 19. Setelahnya saya menyerah.
Entahlah, tadinya saya berharap akan memperoleh kisah yang “inspirasional” atau setidaknya bisa memberi afirmasi pada diri saya bahwa menjadi seorang introvert di tengah dunia yang tidak bisa berhenti berbicara itu adalah normal. Sayangnya saya tidak mendapatkan itu semua. Sepanjang 19 halaman, saya hanya menemukan seorang tokoh yang terus menggerutu, mengeluh, meratapi nestapa. Pokoknya bagi sang tokoh dunia ini tidak adil pada introvert semacam dia. Titik.
Konon, pembaca yang budiman adalah pembaca yang tetap membaca sampai selesai sebuah buku walau sebenarnya buku itu tidak sesuai ekspektasi, kemudian baru memberikan penilaian tentang buku itu. Barangkali saya memang bukan pembaca yang budiman (sudjatmiko). Maka, saya menyerah, dan memutuskan berhenti. Yep. This is not my cup of tea. Sorry.
✨📚 "Introver - Sebuah Novel Penggugah Jiwa" adalah sebuah novel yang menghadirkan kisah yang menggugah jiwa tentang kepribadian introver. 💭🧠🔍 Novel ini mengubah pandangan umum yang mengaitkan kesuksesan dengan kepribadian ekstrovert. 🌟👤 Banyak tokoh terkenal di dunia sebenarnya memiliki kepribadian introver yang kuat, termasuk politisi, pengusaha, ilmuwan, seniman, dan penulis. 🎭📈🎨📝💼 Kepribadian introver tidak menghalangi kesuksesan mereka. 💪💼💔 Cerita dalam novel ini penuh dengan konflik batin yang membantu memahami kehidupan dan potensi kaum introver. 🌱💔🤔 Novel ini memperlihatkan alam pikiran yang seringkali tersembunyi dari kaum introver. 🤫💭Hashtag SEO:#Introver #NovelPenggugahJiwa #KepribadianIntrover #Kesuksesan #TokohTerkenal #KonflikBatin #Potensi #AlamPikiran #PengertianIntrover #MembacaIntrover 📖📚
Dari sisi cerita yang disampaikan cukup menarik dan tidak membosankan. Selain itu, hampir di setiap paragraf diceritakan secara filosofis, banyak kutipan menarik dan cukup quotable yang disajikan penulis didalam novel introver.
Ending dari buku ini membuatku senyum-senyum bahagia. Benar sekali bahwa kita (introver) hanya memerlukan seseorang yang "tepat" untuk bisa memahami kita dan membuka diri kita untuk lebih bisa bersahabat dengan kehidupan. Mungkin selanjutnya aku harus membaca buku tentang ekstrover dan ambiver agar lebih berimbang dan menambah warna bacaanku tentang kepribadian manusia.
Di Subuh yang gerimis, merampungkan buku Introver yang di banyak halaman membuat tertawa-tawa (padahal ini bukan cerita komedi). Aku sendiri introver, tapi nggak seekstrim tokoh Nawawi di buku ini. Pikiran dan tindakannya unik, nggak mainstream (kalau nggak dibilang 'aneh' bagi orang yang nggak paham).
Banyak kalimat quotable di buku ini. Di antaranya, "Sering kali orang-orang menganggap kami pendiam, padahal di dalam kepalaku sedang berkecamuk, berdialektika, dan memikirkan banyak hal. Orang-orang yang pendiam, punya kepala yang 'berisik' dan 'ramai'." (halaman 14).
Aku sempat menyangka kalau ini bukanlah novel. Walaupun sangat jelas dikatakan di cover depan, ini adalah sebuah novel. Ku kira hanya sekumpulan kisah para introver.
Aku sangat menikmati membaca buku ini, hingga aku melupakan bacaan utamaku. Buku ini sangat relate denganku yang seorang introver juga. Banyak kesamaan yang kumiliki dengan si tokoh utama, Nawawi. Akan tetapi, banyak juga perbedaanku dengannya. Ya.. introver memang banyak jenisnya.
Dari buku ini juga aku banyak mendapat daftar bacaan baru, dikarenakan Nawawi memang seorang kutu buku.
Diluar ekspektasi, saya bahkan tidak mengerti apa ide utama buku ini, apa pokok utama yang penulis ingin sampaikan. Jika ingin memperkenalkan kepribadian introvert itu sendiri saya pikir akan banyak salah persepsi, karena tokoh Nawawi menurut saya adalah tokoh introvert yang agak ekstrem.
If you want to know what's inside Introverts's mind, not a word on this book that they wouldn't agree about themselves. Realize it or not, you also learn psychology through this book. I found some recommended books here.
Keren, banyak hal baru yang di dapat. Buku ini bisa menggambarkan seorang introver. Banyak pernyataan-pernyataan tokoh yang bisa membuat saya berpikir, dan bisa membuat saya merasa memiliki teman.
Dari awal saya tertarik dengan judulnya yang merupakan cerminan dari karakter yang saya miliki, namun pada saat saya membacanya dan menyelesaikannya saya jadi agak kecewa. sifat introvert dari tokoh utama tidak sesuai dengan ekspektasi saya. kekecewaan saya sedikit terobati pada bagian akhir cerita yang meskipun endingnya sesuai dengan yang saya perkiraan namun cukup untukku
This entire review has been hidden because of spoilers.