Jump to ratings and reviews
Rate this book

Table For Two: Karena Cinta Selalu Milik Berdua, Nggak Lebih

Rate this book
Dia memang teman masa kecilku. Tapi, dia sudah
bukan lagi bocah kurus yang ada dalam ingatanku.
melainkan seorang pria. Seorang pria yang. sungguh
tidak ingin aku akui. sangat menarik.“

Asha benci tinju sebesar dia membenci Arga.
pria yang pernah disebutnya sebagai sahabat.
Tragedi yang merenggut nyawa Papa membuat
hubungan Asha dan Arga merenggang. Bertemu lagi
dengan Arga nggak pernah terpikirkan olehnya.
Tapi. itu yang terjadi. Permintaan Mama memaksanya
untuk bertemu dengan Arga sekaligus menjadi
pengawas diet petinju super-menyebalkan itu.

Menjadi pengawas diet Arga berarti pertengkaran
tanpa henti, rencana diet yang berantakan
dan berkurangnya waktu untuk dinikmati bersama
Kak Rama. dietisien di klinik kesehatan Mama.
Namun. Asha nggak punya pilihan. la harus profesional
dan berusaha berdamai dengan trauma masa lalunya.

Tapi bisakah?

258 pages, Paperback

First published January 6, 2017

1 person is currently reading
16 people want to read

About the author

Dy Lunaly

15 books21 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
1 (3%)
4 stars
4 (12%)
3 stars
22 (68%)
2 stars
4 (12%)
1 star
1 (3%)
Displaying 1 - 14 of 14 reviews
Profile Image for Biondy.
Author 9 books233 followers
January 17, 2019
Buku sedang dijual murah di TB Beruang

Asha benci dengan tinju sejak ayahnya meninggal di atas ring. Tidak dia sangka kalau suatu hari dia akan berhubungan kembali bukan hanya dengan tinju, tapi juga dengan Arga, mantan sahabat dan orang yang dia sukai. Asha diminta oleh ibunya untuk mengawasi diet Arga. Arga sendiri butuh secepatnya menurunkan berat badannya agar bisa tampil pada sebuah pertandingan tinju level bantam. Tapi, Arga yang sekarang bukan lagi pria yang Asha ingat dan dia kesulitan untuk membangun kembali persahabatan mereka atau bahkan sekadar menjadi dietisien pria itu.

Sudah sejak lama tertarik dengan buku ini karena premisnya. Akhirnya ada kesempatan untuk membaca novel ini.

Tokoh di novel ini yang paling menonjol buat saya adalah Arga. Saya tidak paham sebenarnya Arga ini mau dibuat sebagai apa oleh si penulis. Sebagai tokoh pria yang menarik dan mungkin menjadi salah satu pilihan pasangan bagi Asha? Ataukah memang sekadar menjadi tokoh pria menyebalkan yang membuat pembaca enek setiap kali melihat dia? Buat saya, Arga adalah tokoh yang kedua.

Arga ini memang tokoh yang sangat menyebalkan. Hampir setiap dialognya diakhiri dengan tanda seru. Setiap kali dia bicara dengan Asha, dia pasti akan berteriak-teriak seperti orang gila. Dia juga si raja drama yang sampai menjatuhkan semua makanan di meja karena ngambek. Dia juga memberikan salah satu kutipan yang paling saya ingat dari buku ini:

"Saya nggak pernah percaya dengan ahli gizi atau dietisien. Menurut saya, mereka cuma sekumpulan orang sok tahu yang mengatur hidup orang lain berdasarkan teori yang dipelajari dari buku." (hal. 71)


Saya tidak akan heran andaikan Arga kemudian keluar sebagai seorang antivaks dan flat-earther.

Sebenarnya tidak ada masalah kalau memang Arga mau dibuat "menyebalkan". Masalahnya, sifat menyebalkannya itu dimainkan dalam satu nada yang sama di sepanjang buku. Tidak ada momen-momen yang membuat karakternya lebih dalam dari sekadar raja drama yang hobi teriak-teriak. Tidak ada momen yang membuat saya merasa semua tingkah kekanakannya itu bisa terjustifikasi (walau dengan logika paling maksa sekalipun).

Asha juga punya masalah yang sama dengan Arga. Dari awal hingga akhir dia karakter yang tidak mengalami banyak perubahan. Sebagai tokoh, dia tidak membosankan, tapi juga tidak menarik.

Untuk cerita, plotnya oke buat saya. Hanya saja emosi di dalam ceritanya terasa kosong. Banyak bagian yang berubungan dengan latar belakang tokohnya yang diceritakan secara datar dan tanpa emosi, seolah hanya ingin mengantarkan poin satu sampai sekian tentang salah satu tokoh sebelum pindah ke set berikutnya.

"Kenapa, sih, urusan perasaan itu selalu rumit?" (hal. 246)


Secara keseluruhan, Table for Two punya premis yang menjanjikan, tapi eksekusi yang tidak memuaskan. Tokoh prianya adalah salah satu tokoh paling menyebalkan yang pernah saya baca. Ceritanya terasa kosong tanpa emosi.
Profile Image for Indri Octa Safitry.
Author 1 book18 followers
November 25, 2020
3.8 🌟

"Ternyata kenangan bahagia, tidak peduli selama apapun tersimpan, selalu menghadirkan getar rindu ketika mengingatnya." (Hal. 7)

Asha benci tinju. Asha marah sama Arga. Asha selalu rindu Ayahnya. Tapi, bagaimana kalau dia harus berdamai dengan semua ketakutannya demi membuat Arga tidak terjadi hal buruk seperti Ayahnya?

Asha perhatian dengan Arga karena dia masih menganggap Arga sahabatnya. Dia bahkan menurunkan ego untuk tetap sabar menjadi pengawas diet khusus Arga. Tapi, apa Arga masih menganggap Asha sahabatnya dengan kecuekannya? Lalu, apa Rama harus santai menghadapi kenyataan Asha setiap hari bertemu Arga?

Kisah yang simple tapi cukup membuatku berkali kali terkejut. Dengan potongan kenyataan yang ternyata nggak seperti yang di duga.

Aku suka penokohan tiap karakter yang kuat. Bagaimana Asha yang keras kepala. Arga yang dingin dan menutupi segala yang di rasakannya. Rama yang tenang dan dewasa. Juga tokoh lainnya yg saling mengisi

Riset tentang tinju juga cukup detail. Juga tentang ahli gizi. Membuat aku paham jalan ceritanya dan tujuannya.

Penyelesaian konflik klimaks. Dan ah lagi-lagi aku nggak menduga endingnya. Mungkin emang yg terbaik. Aku juga emang kesel sama Arga wkwk

Pokoknya keren dan recomended hehe sukses selalu ka Dy 💕
Profile Image for Bila.
314 reviews21 followers
March 29, 2019
Daripada kita terus-terusan mikirin masa lalu, kenapa kita nggak menggunakan energi kita untuk merencanakan masa depan?(hal.150)


Buku ini sukses membuatku marah-marah (tentu dalam hati)! Ya, marah-marah! Bukan karena buku ini kurang bagus atau gimana, tapi karena scene pertengkaran antara Asha dan Arga emang bikin pengen teriak. Dan itu aku suka. Emosinya dapet banget.

Buku ini termasuk cukup unik untuk ukuran teenlit karena latar profesi si tokoh utama yang jarang muncul di novel. Hmm, menarik.

Namun terlepas dari emosi yang teraduk dan keunikannya, buku ini menyajikan ending yang kurang memuaskan. Bukan jelek, tapi seperti ada yang kurang. Ah...

Satu lagi: tumben ga ada tokoh sok bijak. Tumben pula ga ada hal berbau fotografi. *Lah terus kenapa...*
Profile Image for Pradnya Paramitha.
Author 19 books453 followers
November 4, 2024
Novel ini punya topik yang bagus untuk dibahas, yaitu soal tinju, diet, dan nutrisi makanan. Aku juga suka endingnya yang realistis banget. Sayang karakter Arga ini merusak semuanya. Dia memang red flag dan tetap red flag sampai akhir. Bisa-bisanya dia nyuruh cewek yang dia ajakin pergi (terutama cewek itu sahabatnya sejak kecil) pulang sendiri hanya karena perasaannya bertepuk sebelah tangan? Seenggaknya cariin taksi dulu kek apa gimana hadeeehhh 😭

Alasan lainnya kenapa hanya bintang dua, aku merasa tiap-tiap karakter di sini kurang hidup. Minim informasi, jadi susah untuk bersimpati. Bahkan aku baru tahu kalo Asha dan Rama itu pacaran di halaman-halaman akhir 😭 kukira mereka hanya deket gitu aja. Entah apakah aku missed bacanya atau memang info itu sengaja disimpan untuk tujuan tertentu yang aku nggak paham.
Profile Image for Amu.
423 reviews8 followers
April 2, 2017
Pas awal liat buku nya di Gramedia, jujur saya suka bgt sama profesi yang diangkat di sini, petinju. Dan profesi ceweknya yang sebagai mahasiswi tingkat akhir ilmu gizi.

So, mereka berdua dulu sahabatan tapi renggang karena ada sesuatu masalah. Jujur, awal sampe tengah saya cukup semangat bacanya, tapi makin ke akhir agak turn off sih. Lama-lama, saya agak kesel sama karakter asya yang menurut saya agak manja dan sedikit menye (mungkin saya aja yang ga peka kali ya). Udah gitu rama seakan ikut manja-manjain asya juga, arga juga gitu.

But so far, para pembaca novel yang suka cerita romance pasti bisa bgt baca ini.
Good job!
123 reviews
December 12, 2017
Blurbnya mengingatkan saya dengan Love Me Love Me Not

Omooo hlm 5
Apa apaan ini? Ternyata ketika nulis ini Kak Dy udah keracunan drakor juga (?)porsi omooo kok banyak banget ya? Dikit-dikit gitu.

Kosakata koreanya cuma omoo
Karakrer Asha bukan untuk anak yg hampir sarjana. Lebih ke remaja abg. Kayak saya-_-

Sketemu lagi sama ceritanya Dy yang berhubungan dg makanan. Yep. Asha ini bakal jadi dietisien. Yang ngurusi makanan orang-orang tukang diet.

Nggak dijelasin apa itu shadowboxing, kelas Gun. Oke Gun yg dimaksud di sini bukan jenis kelas tinju tapi nama papa Asha

Karakter Asha yg keras kepala. Konsisten sejak kecil wkwk. Hlm 114

Halaman 136 bukannya udah janjian sama rama? Gmn sih?

Banyak telling soal adegan-adegan tokoh tapi untuk deskripsinya kurang banget. Deskripsi tempat, pakaian, suasana. Kalo dari 3 novel Dy terakhir yg kubaca, ini kurang banget.

Sejak kapan Asha sama Rama pacaran? Seperti yang kukatakan di atas, banyak detail yang hilang.

Feelnya juga nggak kerasa. Ini malah kayak cerita pengungkapan masa lalu. Cerita sebab-akibat.

Novel ini merupakan proyek penerbit untuk mengangkat tema olahraga. Namun, lagi-lagi, seperti saat Il Tiramisu, Dy Lunaly malah kurang mendominasikan tema itu sendiri malah lebih dominan tentang dietisien dan masa lalu Asha dan Arga yang terkoneksikan oleh tinju.

Kalau soal olahraga, sepertinya Luna Torahsyngu masih berjaya di hati saya😁
Profile Image for Atria Dewi Sartika.
115 reviews10 followers
March 12, 2017
Saat membaca novel ini jangan mengharapkan kisah cinta menye-menye ala anak sekolah. Karena tokohnya sudah masuk usia dewasa muda.
Ya, Asha adalah mahasiswa tingkat akhir yg sedang menyelesaikan skripsinya untuk mendapatkan gelar sarjana sebagai ahli gizi. Di sela kesibukannya, Asha harus kembali menyapa masa lalunya, Arga. Kembali ke dunia yang merenggut papanya, dunia tinju.

Kehadiran Arga juga membuat hubungan Asha dan Rama berubah. Dan kepada siapa cinta Asha akan berlabuh?


Hal yang menarik dari novel ini adalah profesi tokoh-tokohnya. Petinju dan dietisen.

Selain itu kisahnya tidak dangkal. Tidak hanya fokus di percintaan. Ada kisah tentang anak perempuan dan ayahnya, kisah persahabatan , dan serunya jadi dietisen.


Tapi ada hal yang agak mengganggu. Yakni cara bertutur Arga terkadang terasa kurang maskulin. Mungkin penggunaan bahasa gaul kali ya?! Kalau Rama sih konsisten, gaya bicaranya serius tapi santai.


Eh, tapi secara keseluruhan novel ini enak dibaca dan memberi banyak hal baru. Membuat pengalaman membaca buku ini jadi terasa sangat menyenangkan
Profile Image for Ten Alten.
61 reviews2 followers
December 11, 2018
Aku salut sama penulis yang ngambil tema profesi Dietisien dan Petinju. Menurutku, nggak mudah mengeksplorasi kedua profesi ini, jadi mungkin ini yang bikin hal² yang berkaitan dengan profesi tersebut kurang detail dan kurang banyak.

Ini yakk, aku agak geregetan sama Asha-Rama. Mereka berdua mau jadi kakak-adek ato couple sih? Kok berasa kek cari aman gitu, ngeselin. 😂 Tapi aku suka sama chara Rama dan Arga, kuat. Aku suka Asha pas dia muncul di konflik puncak sama Arga. Selebihnya, kesan manja yang muncul, ehehe. Rama favoritku di sini, kalemna dia bikin damai, bikin aku jadi baper, huehehe.

Feelna aku baru dapet itu mulai tengah ke belakang. Bagian awal, rasana biasa gitu, cenderung bosan, berasa kek baca diary Asha (di sini pakai pov Asha soalna, hehe). Terlalu banyak 'Omooo!' di bagian awal-tengah kalo nggak salah. Agak mengganggu aja karena Asha nggak diliatin nonton drakor, tapi nonton Barbie.

Aku nyaris ngamuk² pas mendekati akhir, tapi gajadi. Banyak quotes juga yang bikin semangat lanjut baca, ehehe.
Profile Image for Perpustakaan Dhila.
200 reviews12 followers
July 22, 2017
Hal paling menarik dari novel ini adalah profesi tokohnya. Seorang petinju dan dietisen. Dietisen sendiri adalah ahli gizi yang bekerja menerapkan prinsip gizi dalam pemberian makan kepada individu atau kelompok, merencanakan menu, dan diet khusus, serta mengawasi penyelenggaraan dan penyajian makanan. Nah, jarang ‘kan penulis Indonesia menggunakan karakter dan tema profesi seperti ini?

Untuk karakter sendiri, saya suka Arga–yang untuk sebagian pembaca novel ini justru karakter yang menyebalkan. Haha. Arga digambarkan sebagai sosok yang tidak banyak bicara, keras kepala, kadang kasar–yang pokoknya menyebalkan. :p

Pembaca juga dibuat penasaran dan menebak-nebak hubungan Asha dengan Rama. Apakah Asha nantinya akan dekat kembali dengan Arga, atau bagaimana hubungannya dengan Rama setelah Asha menjadi pengawas diet Arga.

Ulasan lengkap saya: https://perpustakaandhila.wordpress.c...
Profile Image for Didi Syaputra.
53 reviews13 followers
August 22, 2020
Table for Two karangan Dy Lunaly. Bertemu dengan sahabat lama yang sebelumnya pernah singgah mematri banyak kenangan tentu akan menyisakan bahagia, bukan? Tapi akan lain cerita jika mereka terpisah setelah pertengkaran dan berpisahnya pun tak kepalang tanggung— 7 tahun. Kedekatan yang terhitung sejak orok ternyata belum cukup untuk mengenyahkan kecanggungan ketika pertemuan itu terjadi. Dikemas cukup apik, membeberkan pengaturan pola makan ala ahli gizi dan turunannya jadi nilai tambah untuk novel ini.

2,8 bintang (dibulatkan ke atas)
Profile Image for Wulan.
1 review
October 1, 2018
Awalnya novel ini cuma ada list wish.

Blurbnya menarik, bikin penasaran.
Dan aku makin suka sama profesi dari kedua tokohnya, seorang ahli gizi dan juga petinju.

Jarang banget di novel-novel profesi si tokohnya adalah seorang petinju.

Aku suka.
Ini bukan novel khas remaja yang menye-menye :') jadi saran untuk kalian yang akan beli novel ini hanya harus siap menghadapi sikap keras kepala, dingin dan ketusnya Arga.
Profile Image for Gabriella Halim.
194 reviews13 followers
July 22, 2019
more on : https://whatsgabyread.blogspot.com/20...

Sebenernya, novel ini ringan menurutku, maksudnya enak untuk dibaca sekali duduk. Soalnya nggak tebel-tebel amat juga. Tapiii.. cukup menguras emosi. Yang bikin menguras emosi tuh kelakuan sama sifatnya Arga. Keras kepala yang luar biasa. Dan herannya juga, dia sebagai atlet kan harusnya tau, diet yang baik gimana? Bukannya malah ngerusak diri sendiri gitu. Masa iya pekara diet aja nggak paham ya kan?
Profile Image for Hapudin.
287 reviews6 followers
December 9, 2019
Sebagai penutup, terlepas dari kekurangan (menurut saya) di atas, novel Table for Two ini nyaman dibaca. Kita akan disuguhi pelajaran bagaimana berdamai dengan masa lalu, dan bukan menjadikan masa lalu sebagai ganjalan untuk masa depan.

Resensi lengkapnya ada di link berikut ini: https://bukuhapudin.blogspot.com/2019...
Profile Image for Ossy Firstan.
Author 2 books102 followers
January 9, 2019
Yang kusuka adalah endingnya yang tetap realistis.
Yang kusayangkan, tinju dan soal diet atlet yang bisa jadi poin plus-plus tidak begitu ditampilkan. Kuhanya tahu si Arga nih harus makan telur, oatmeal, dan apalah itu, dan tak tahu siang makan apa. Pun, tak begitu tahu prestasi Arga di kelas berapa kilo, sudah ngapain aja, dan begitu pula dengan papanya si tokoh wanita.
Sekian, dan sukses selalu untuk kakak Dy ^^
Displaying 1 - 14 of 14 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.