Jump to ratings and reviews
Rate this book

Parak

Rate this book
Dalam secangkir teh, adakalanya kalian menemukan rasa manis jika meminumnya dengan gula. Pahit, mungkin saja. Sering kali, yang tercecap adalah sepat semata. Namun, kalian tak pernah tahu, apa yang tersimpan diam-diam dalam secangkir teh yang tertuang.

Begitu pula si Nona Teh, seorang perempuan lajang dengan karier cemerlang. Pada usia tiga puluh tiga, dia pikir hidupnya berjalan baik-baik saja. Hingga suatu saat, dia bertemu seorang lelaki pembawa sekeping masa lalunya yang belum pernah dia tahu.

Dalam secangkir kopi, ada rasa pahit yang pekat jika kalian menyesapnya tanpa gula. Namun, dengan caranya sendiri, secangkir kopi menyemangati, membuat kita seketika terjaga. Kalian mungkin tak pernah tahu apa yang kalian dapat saat secangkir kopi mulai tercurah.

Kalian bisa menyebutnya si Tuan Kopi, seorang laki-laki mapan yang belum menikah. Bukanlah komitmen yang dia takutkan, melainkan sekotak masa lalu hitam yang mencakar benak tiap dia terbangun dari mimpi buruk. Hingga kejadian demi kejadian mempertemukannya dengan perempuan pembawa kebetulan. Namun, apa benar kebetulan beruntun saja sudah cukup untuk meyakini sesuatu?

Percayakah kalian pada kebetulan? Percayakah kalian tentang kepak kupu-kupu di benua lain yang menjadi penyebab badai di benua sebelahnya?

Selamat membaca, semoga ada kebetulan-kebetulan yang bisa kalian percaya.

352 pages, Paperback

First published March 19, 2017

48 people are currently reading
591 people want to read

About the author

Crowdstroia

11 books649 followers
Author of eight books. I share my first draft in Wattpad.

For more stories' aesthetics and information:
Instagram: @crowdstroia

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
135 (20%)
4 stars
284 (42%)
3 stars
189 (28%)
2 stars
36 (5%)
1 star
24 (3%)
Displaying 1 - 30 of 112 reviews
Profile Image for mollusskka.
250 reviews159 followers
December 20, 2017
Menurutku tokoh di cerita ini terlalu banyak sehingga kadang suka lupa nama (para keponakan, kakak dan ipar Varsha). Keterlibatan antartokohnya pun kurang begitu menarik. Selain itu, kisahnya nggak menggambarkan banyak mengenai hubungan Nona Teh dan Tuan Kopi. Malah lebih banyak bercerita mengenai keluarga Varsha dan berbagai konfliknya. Dari jumlah 352 halaman, kayaknya cuma 50-an halaman yang bercerita tentang hubungan mereka berdua. Udah gitu dibalut misteri, yang buatku pribadi terasa janggal.

Ketika membaca petikan blurb ini:

Percayakah kalian pada kebetulan? Percayakah kalian tentang kepak kupu-kupu di benua lain yang menjadi penyebab badai di benua sebelahnya?


Aku mulai berpikiran itu sebabnya ceritanya seperti ini. Judulnya itu, tapi kisahnya lain. Jika dihubungkan emang ada, tapi ya itu, jauh.

Aku awalnya emang nggak tahu kalau ini adalah series, jadi mungkin ini juga yang menjadi alasan kenapa kisah Nona Teh dan Tuan Kopi nggak mendominasi. Mungkin akan diceritakan di buku kedua. Tapi menurutku, idealnya dominasi kisah kedua tokoh utama itu harusnya tetap ada sekalipun ini adalah series. Atau, kenapa nggak dijadikan satu buku aja dengan cara mengecilkan ukuran font-nya? Btw, waktu aku baca cuplikan buku keduanya, kok malah terasa jauh ya?

Kesimpulannya, sejauh ini, aku masih merasa benang merahnya terlalu tipis untuk bisa dilihat. Ada sejumlah dialog yang terasa aneh. Kehidupan Varsha sebagai wanita karir yang sukses cuma dieksplor sedikit. Tapi untuk karya seorang anak yang waktu itu berumur 17 tahun (begitu yang aku tahu), kehidupan tokoh usia dewasanya cukup terasa. Terlihat dari bagaimana keputusan-keputusan yang diambil Varsha. Di awal cerita, aku benar-benar bingung dengan siapa tokoh aku yang tengah memperhatikan seorang wanita yang sedang sholat. Si wanita itu aku yakin adalah Varsha, dan tokoh aku adalah anak adopsinya (?) So, okay, mungkin aku mau lanjut baca buku keduanya biar ngerti. Apakah benang merah itu akan mulai terlihat jelas ataukah semakin samar?
Profile Image for Al-Al Malagoar.
Author 1 book51 followers
June 22, 2018
Mungkin ini bukan review, melainkan cerpen dengan total kata 4500 😜😜😜

🌟🌟🌟

Sebenarnya mau ngasih bintang 2 untuk novel ini, tapi nanti kesannya kok saya jahat banget :D, kesannya kok nggak ada faedahnya banget nih buku, padahal kan kenyataannya ada banyak yang saya pelajari dari cerita ini juga, trus nanti kalau saya kasih bintang 2 geng yang onoh ngatain saya hanya nyari-nyari kesalahan lagi wkwkwkwk, jadi tiga bintang deh untuk Nona Teh-nya :v.

Setelah saya rampung membaca novel ini, yang dapat saya simpulkan dari sini adalah:
1. Penulisnya BELUM pernah menjalani yang namanya “pernikahan”
2. Penulisnya BELUM pernah mendapat gunjingan ditanya “kapan menikah? Nanti keburu tua lho kalau nggak buru-buru.”
3. Penulisnya BELUM pernah merasakan ditinggal mati oleh salah satu orang tua kandung yang sangat, sangat, sangat, sangat dia cintai.

Kenapa gitu bisa gitu?

Poin pertama:

Hal 341 – 324:
“Kuyakin pernikahan bukan lelucon bagi Eyang Har, bukan sekadar sebagai pelengkap hidup, bukan cuma masalah siapa yang cinta dan siapa yang tidak. Lebih dari itu, pernikahan adalah masalah tanggung jawab.”

Oke, “Pernikahan adalah tanggung jawab”, mungkin itu yang Penulis dapat dari membaca jurnal-jurnal internasional seperti yang pernah beliau tulis di salah satu AN-ceritanya. Mungkin, itu yang Penulis dapat dari riset ke berbagai buku, berbagai tempat mengenai pernikahan. Tapi, apa iya pernikahan bisa dengan mudah dipetakan oleh barisan kata-kata? Apa iya pernikahan segampang itu digambarkan oleh jurnal-jurnal internasional? Apa iya, “makna” dari pernikahan semengambang itu? Hanya mentok ke masalah “tanggung jawab”?
Saya tidak heran kenapa rumah tangga Wirga dan Prahara (kedua kakak kandung Varsha) bisa berantakan sedemikian. Karena selain para tokohnya hobi main ludruk, gambaran tentang pernikahan sendiri di sini itu pun begitu masih di permukaan.

Hal 29.
“Sudah lama dia mengetahui bahwa Wirga, kakaknya yang pertama, berselingkuh dari istrinya. Istrinya, Erika, telah meminta cerai dari dulu, tetapi selalu ditahan Hartanti (ibunya Varsha). Alasannya sederhana, tetapi mampu mengurungkan niat: anak.

“Saat Wirga kali pertama ketahuan selingkuh, anak bungsu mereka, Erga, masih berusia 7 tahun. Kaka perempuan Erga masih dalam masa puber. Erika terpaksa membatalkan gugatannya karena penjelasan Hartanti masuk akal.”

Duh, nggak tahu deh, ini kenapa tokoh istri Wirga dibuat sedangkal gini pemikirannya. Secetek gini cara pandangnya. Suaminya ketahuan selingkuh sekali, dan langsung mengajukan perceraian? Dia nggak mikirin kedua anaknya yang masih berusia tujuh tahun dan yg satu masih mengalami masa-masa pubertas? Dia nggak mikirin psikis mereka? Pertanyaan yang lebih mendasar, dia nggak cintakah sama anak-anaknya sampai begitu mudahnya melayangkan perceraian hanya gara-gara suaminya ketahuan selingkuh SEKALI?

Saya tidak bermaksud membenarkan perselingkuhan, tapi, kalau Anda seorang ibu yang baik, Anda bakal tahu gimana “perasaannya”. Apa pun yang Anda lakukan akan selalu berdasar satu hal: anak-anak Anda bahagia. Apa pun, bahkan jika itu harus mengiris daging Anda sendiri, bahkan jika itu harus mengorbankan nyawa Anda sendiri, akan Anda lakukan asal: anak-anak yang “memang” Anda “cintai” “bahagia”. Dan meruntuhkan bangunan rumah tangga yang sudah dibangun bertahun-tahun, yang sudah melimpahkan cinta kepada para anak seusia umur mereka, hanya dengan satu problema rumah tangga? Saya pikir itu terlalu lucu.

Hal 30:
“Varsha tak berekspresi. Dia tolehkan wajahnya ke lantai atau langit-langit. Enggan bertatapan dengan siapa pun. Saat ia sampai rumah tadi, seluruh keluarga “minus para menantu” dan para cucu, sudah berada di ruang keluarga.”

Jadi, ceritanya, ibu Varsha, Hartanti, menelepon Varsha untuk segera PULANG karena Wirga BERULAH lagi. Sang Ibu ingin Varsha hadir dalam “diskusi” keluarga tentang ulah “perselingkuhan” kakaknya, dan dalam diskusi keluarga tersebut, semua anggota keluarga hadir termasuk: Wirga sendiri sang tertuduh, Prahara, orang tua Wirga, dan Kimala (adik bungsu Varsha), minus PARA MENANTU, dan para cucu.
Oke, ada yang aneh dalam ringkasan dua kejadian ini?

Ada yang mengetahui di mana letak keganjilan keluarga ini? Kalau ada yang tahu di mana letak keanehannya, Anda benar. Itu dia! CAMPUR TANGAN keluarga Varsha dalam prahara rumah tangga anaknya. Puhlease, deh, mereka sedang menghadapi prahara sepelik perselingkuhan lho, dan mereka mendiskusikannya seperti mendiskusikan kenakalan bocah smp yang kedapatan mainin burung pamannya? Wadahel!!! Masalah rumah tangga bisa diumbar-umbar layaknya kacang goreng gitu, pantasan keluarganya berantakan. Dan lagi, MINUS PARA MENANTU. Monmaap, tapi, kan yang kawin dengan kentesnya si Wirga tuh ISTRI-nya, kenapa gitu, istrinya Wirga justru ditenggelamkan? Dagelan macam apaan ini?

Hal: 31
“Erika itu kurang apa, Wirga?” Kali ini sang Ibu bersuara. “Dia itu cantik, pintar, pandai masak, pandai ngurus rumah dan anak, nggak macam-macam. Dia kurang apa tho, Wir? Maumu apa?” Kalau yang bertanya ini adalah Varsha yang notabene belum kawin, atau temen gaul Wirga yang hobinya nyemilin bon cabe, masihlah bisa diterima, secara mereka lon tahu bahwa pernikahan bukan semacam ludruk yang hanya bertujuan menyatukan betina bangkok kualitas pertamax, dengan jejantan yang udah malang melintang menang sabungan.

Tapi, pertanyaan ini dilontarkan oleh seorang ibu, perempuan, enam puluhan tahun, berwawasan luas, yang sudah makan asam garam pernikahan, dan LUCUnya, juga merupakan KORBAN perselingkuhan. Miris banget sih cara berpikirnya sesempit itu.

Ibu Hartanti yang Bijaksana, seharusnya Ibu tuh tahu, bahwa perselingkuhan itu dagelan banget kalau HANYA disebabkan oleh salah satu pihak saja. Anda yang notabene korban perselingkuhan seharusnya mafhum, bahwa hanya menyalahkan salah satu pihak tanpa lebih dulu TAHU AKAR dari perselingkuhan itu adalah hal paling NGAYAL yang pernah ada, karena pernikahan itu bukan hanya perkawinan tunggal, perkawinan satu individu, melainkan perkawinan dua belah pihak.
Anda yakin pernikahan hanya berdasar fisik pengantin dan kemampuan pengantin membina rumah tangganya? Picik sekali pemikiran Anda. Kalau mau tahu akar dari masalah dari perselingkuhan anaknya, dan menyelesaikan selayaknya orang dewasa, DUDUKKAN KEDUA BELAH PIHAK, cari tahu permasalahan dari sudut pandang masing-masing pihak. BUKAN HANYA MAIN MENGHAKIMI SI WIRGA. Beda cerita, beda penyebab, mengakibatkan beda cara penyelesaiannya, Ibu. Bagaimana kalau ternyata istri Wirga nggak mau diajak main 69, misalnya, makanya Wirga selingkuh, emang situ masih membawa-bawa fisik dan kemampuan meramut kedua anaknya sebagai alasan perselingkuhan? Lagian situ yakin banget sih, perselingkuhan ini hanya diakibatkan oleh si Wirga?

Kasian istrinya Wirga, sudah suaminya selingkuh, dia tidak mendapat HAK bersuara, masalah rumah tangganya diumbar dalam diskusi keluarga Wirga, eh ibu mertuanya pun berpikiran sepicik itu ttg pernikahan lagi. Pantaslah pernikahan kedua anaknya nggak ada yang langgeng.

Hal 31-32:
“Erika itu jarang di rumah, Mi, dia sibuk kerja. Padahal, bagaimana pun juga, dia kan istri. Sebagai suami, aku juga butuh dilayani.” Itu jawaban Wirga.

Lalu tengok respons yang diberikan Varsha.

“Sibuk kerja? Bukannya Mas Wirga yang bosan, lalu sibuk keluar rumah cari hiburan lain? Mbak Erika kerja untuk tambahan biaya sekolah anak-anakmu juga, Mas! Pekerjaanmu itu nggak jelas pemasukannya. Keuntungannya Cuma diambil untuk biaya hiburanmu sendiri sama perempuan2 jalang. Jelaslah Mbak Erika harus kerja lebih keras untuk biaya hidup keluarga kalian.”

Duh. 😶😶😶

😕😕😕

😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑

Hmmm…. Nih, astor Khongguan atu pake ngegas aja -______- tanpa cari tahu dulu akar permasalahannya. Kalau memang kenyataannya seperti itu, terus gimana? Masih tetap menyalahkan Wirga? Masih tetap menganggap bahwa perselingkuhan itu diakibatkan oleh kakaknya yang memang tidak patut dicontoh oleh siapa pun (hal 29)? Mbak Varsha yang budiman, jika memang Anda dewasa tapi tetap pengin kepoin rumah tangga abangnya, seharusnya Anda cari tahu, apa yang menyebabkan Wirga bosan? Apa yang menyebabkan dia jajan di luar? Kalau memang yang menyebabkan itu kesibukan istrinya Wirga, cari tahu, kenapa pekerjaan Wirga nggak jelas sampai nggak mampu menghidupi keluarganya? Atau jangan-jangan, istrinya Wirga justru yang merasa tidak tercukupi kebutuhan sandangnya sehingga bekerja lebih keras untuk mencukupi keinginan yang dia mau? Atau bisa jadi justru dengan bekerja istrinya kesetanan mengumpulkan duit dan melalaikan rumah tangganya? Jangan hanya main menyalahkan saja, Mbak. Karena yakinlah, Mbak, semua problem termasuk perselingkuhan itu nggak akan menemui jalan keluarnya hanya dengan saling menuduh, saling menyalahkan. Kalau hanya saling tuduh dan menyalahkan, remaja yang baru bisa colai pun bisa. Ingat, Mbak, ada asap ada api.

Miris. Selain pemikiran para tokoh yang uhui banget, privasi rumah tangga benar-benar dihancurleburkan di sini. Rumah tangga Wirga yang terkena badai, satu keluarga ikut campur bahkan sampai adik-adiknya pun turut menilai BERDASARKAN CARA PANDANGNYA. Ini yang tadi saya maksud bahwa pernikahan tidak sepicik mentok pada masalah tanggung jawab, tapi pernikahan adalah juga menceritakan bagaimana cara menghadapi masalah dan menyelesaikannya. Itu poin yang tidak bisa dilepaskan dari pernikahan! Dua orang berbeda, dua prinsip hidup berbeda, dua pandangan berbeda, dua karakter berbeda, dua keyakinan berbeda, tapi kemudian disatukan dalam satu halimun pernikahan, mustahil bin nggak masuk akal banget kalau tidak ada pertengkaran di dalamnya, dan stand up comedy banget kalau masalah rumah tangga diumbar-umbar di mimbar diskusi keluarga, bahkan tanpa melibatkan kedua belah pihak lagi. Rumah tanggak Wirga terdiri dari dia dan istrinya, tapi kedua suami berisitri itu justru tak diberi ruang dan waktu untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Keluarga Wirga yang justru datang dan menjadi tuhan atas rumah tangga itu.

Karena Varsha jengkel dengan papanya yang selalu menganggap pendapatnya tak pernah dianggap oleh sang ayah pun akhirnya melakukan aksi walk out dari panggung hiburan itu 😒😒😒😒 lalu dia berjalan menuju para keponakannya yang tidur di kamarnya. Di sana, anak Wirga, si Erga berlindung pada Tantenya aka Varsha, sambil bilang, “Tante, aku takut, Tan.”

😕😕😕Errmmm…. Monmaap sekali lagi, TAPI, ITU MAK-NYA KE MANA, YA? IBU DARI ANAK YANG DIA KANDUNG KE MANA YA DI SAAT SUAMINYA SEDANG DIHAKIMI KELUARGANYA KARENA KETAHUAN SELINGKUH? Tidak disebutkan sama sekali dimari keberadaan si istri soalnya, kan saya PENISirin juga. Jangan-jangan, kan, siapa tahu saja, si Wirga nggak nikahin manusia, tapi sejenis lelembut, tuyul, atau cem genderuwo gitu. Takutlah awak cem gitu.

Hal 40 (obrolan panjang ini masih nyeritain lawakan keluarga Varsha, omong-omong):
“Mi, tadi gimana keputusan buat Mas Wirga?” tanya Varsha yang merasa kepo juga dengan rumah tangga abangnya padahal tadi doi sok-sokan walk out dari podium yang lagi panas-panasnya.

Si Ibu menjawab, “Papi meminta Wirga untuk berubah dan janji nggak melakuin kesalahan yang sama lagi. KALAU TERNYATA DIA SELINGKUH LAGI, PAPIMU AKAN MEMINTA DIA KELUAR DARI RUMAH YANG DIBELIKAN PAPI.”
😔😔😔
Hemmm….

Untung cuma novel ye kan, coba kalau ada orang tua sengelawak gini dekatku kan bakal kusleding pakai linggis itu ubun-ubun 😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑. Woi, ini yang lu hadapi PERSELINGKUHAN lho. Sekali lagi, PERSELINGKUHAN! Bukan anak-anak esempe yang kedapatan mainin burung tetangganya 😬😬😬😬. Anak lu selingkuh, dan lu justru memberi teguran macam upil gajah gitu ke dia? Ini kek semacam, anak sulung lu kedapatan nyolong duit untuk beli paketan biar bisa donlod vokev gitu kan, terus lu pergokin dia, dan lu beri dia hukuman: “Tong, kalau lu nyolong lagi, minggat lu dari rumah.”
Wadaheeel banget gitu kan.

Lu nggak mikirin gimana PERASAAN DAN PEMIKIRAN DAN KEINGINGAN DAN PSIKIS menantu lu? Lu nggak mikirin betapa tertekannya menantu lu? Lu nggak mikirin dampak perselingkuhan ini untuk anak-anaknya? Cucu-cucu lu? Apakah dengan lu nggak ngusir Wirga, apa lu jamin cucu-cucu lu nggak tertekan melihat ibunya sakit hati diselingkuhin biarpun mereka tinggal DI RUMAH YANG LUBELIKAN? Ini aneh bin konyol sih, masalah hati tapi problem solvingnya berupa materi. Dan karena si Wirga yang keknya buta harta warisan, takut miskin, takut nggak bisa beli rumah baru, atau memang di otaknya hanya berisi selangkangan dan materi akhirnya menuruti perintah sang ayah untuk gak selingkuh.

Ya, Tuhan, ampuni dosa saya karena udah moreng-moreng di sini 😔😔😔😭😭😭

Poin kedua (sebenarnya masih banyak yang disoroti masalah pernikahan ini, tapi karena capek, ya udahlah ya, cut di sini aja) kenapa saya berpikiran bahwa penulis BELUM pernah mendapat gunjingan ditanya “kapan menikah? Nanti keburu tua lho kalau nggak buru-buru” adalah:

Hal 76 – 77:
“Kamu jangan terlalu pemilih, Sha. Meski sudah punya jabatan tinggi, bukan berarti kamu harus dapat suami sempurna. Kalau cari yang sempurna mah, nggak bakal ketemu sampai mati. Cepat-cepat cari, Sha. Keburu tua dan makin nggak ada yang mau lho. Kalau kamu jomblo terus, kapan kamu punya keluarga kecil sendiri?”

Momen lebaran baru saja berlalu, dan meme-meme, serta puluhan status tentang betapa jengkelnya para jomblowan jomblowati ketika ditanya itu bersebaran di IG maupun di Facebook. Wajar mereka jengkel, keki, sebal, bahkan marah, karena mereka MENGALAMI sendiri. Dan todongan pertanyaan itu, percaya pada saya, kalau Anda sendiri yang ditanya berkali-kali bahkan sampai menghina semacam itu, Anda tidak akan baik-baik saja. Sedewasa-dewasanya Anda, pasti akan ada setitik jengkel bersarang di hati Anda. Untuk yang macam ini, tak usahlah menggunakan jurnal internasional guna mencari bahan riset. Cukup, tanyai teman Anda yang sedang di posisi Varsha, dan beri dia pertanyaan yang sama dengan pertanyaan di atas, lalu cari tahu bagaimana responsnya

Menanggapi pertanyaan kurang ajar dari tetangganya tersebut, Varsha biasa-biasa saja. Responsnya justru:

“Udah biasa gue digituin. Cuma emang Bu Lifa ini yang paling parah.” VARSHA TERTAWA RINGAN.

😕😕

Tertawa ringan.

Tertawa ringan, Saudara-Saudara. Para jomblowan jomblowati, bisa berguru kepada mahaguru Varsha, nih, jadi ketika ditanya dan dihina seperti di atas, bisa menjawab sambil tertawa ringan. 😜😜😜😜

Poin ketiga:
Review selengkapnya bisa dibaca di https://www.facebook.com/photo.php?fb...
7 reviews
March 26, 2017
Crowdstroia adalah seorang penulis yang terkenal di Wattpad karena kecerdasan menulis pada usia muda, dan aliran anti-badboy yang dianutnya. Setelah cukup lama menunggu, Troia akhirnya menemukan penerbit yang bisa mendewasakan NTdTK sebagai karya andalannya (kira-kira begitulah yang kami para pembaca rasakan dari akun Wattpadnya), yaitu KataDepan, di bawah asuhan editor senior, Gita Romadhona.

Hal pertama yang dilihat dari pembeli novel adaptasi Wattpad adalah: I N I I S I N Y A S A M A K A Y A K W A T T Y G A K

Untungnya, tidak. Bahkan buku ini berbeda dari versi self-pub yang Troia buat beberapa waktu lalu (sempet baca sampai bagian tengah, eh disita guru MTK. Padahal bukan punya saya, dikasi pinjem sama Troia, ada TTD Tere Liye-nya lagi. Untung udah balik, lol) untuk konsumsi pribadinya supaya lebih luwes ngedit untuk dirinya dan luwes review untuk teman-temannya.

Karena memenangkan The Wattys 2016, Troia berhasil jadi salah satu novel Wattpad tanpa embel-embel 'syudah dibacha oleh blabla orang di wetpet' (selain itu ada juga Petjah, The Playlist, Heart Reset, dan Secangkir Kopi dan Pencakar Langit dari penulis-penulis Wattpad dari penerbit berbeda) yang sering ditakuti oleh banyak calon pembeli. Meski berbanding terbalik dengan statement editor NTdTK bahwa "branding tetap penting, untuk menunjukkan identitas novel" (setuju setuju aja kok)

Masuk ke pengalaman pribadi membaca NTdTK. Kesan pertama saya adalah perasaan cukup berat. Mungkin karena dibaca setelah menghadiri launching, dan dilanjut di sela-sela waktu kosong saat belajar untuk USBN.

Diingatkan lagi bahwa NTdTK dikerjakan sejak Troia masih berusia kira-kira sama dengan saya, dan membuat sekuelnya serta editing untuk novel terbitnya pada semester tiga (sekarang). Sebagai yang pernah memaksakan diri untuk baca versi Wattpad di sela kesibukan kelas sebelas, saya masih bisa merasakan kualitas tulisan Troia dalam sekali lirik.

1. Alur

Parak sendiri memiliki alur yang menarik. Dikisahkan Varsha, yang tidak mau menikah karena lelah melihat sang ayah yang terus menyakiti hati ibunya karena berselingkuh. Bukan karena takut mendapat suami tukang selingkuh, namun Varsha lebih takut pada apa yang akan anaknya alami bila ada di tengah-tengah keadaan: 1) pernikahan rusak yang masih dipaksakan ada demi mereka, atau 2) pernikahan rusak yang dipisahkan dan bingung harus memilih di antara kedua orang tuanya.

Varsha adalah cerminan perempuan ibukota yang terus dihujani komentar kolot dari orang-orang berpikiran pendek yang mengira seorang manusia akan mati tanpa pasangan hidup, mengira Varsha sudah merasa kaya dan jadi perempuan pilih-pilih, memaksakan pasangan hidup sebagai poros kehidupan wanita.

Saya bisa berkata secara gamblang bahwa: bukan hanya kisah ini yang akan kalian dapatkan bila membeli Parak. Selain karena NTdTK sendiri dibagi menjadi dua buku setelah terbit, memang bukan ini yang ingin Troia tonjolkan untuk kita. Ada dunia-dunia lain yang ingin ia tunjukkan: dunia Tuan Kopi.

Regen adalah laki-laki yang dipertemukan pada kehidupan Varsha sejak dua tahun lalu, lewat pertemuan-pertemuan yang kata orang 'magis' dan 'novel abis'. Pertemuan-pertemuan yang membuat Varsha melewati seluruh jalur yang Regen pernah lewati di Jerman kala itu. Bahkan Varsha menyimpan salah satu gambar Regen di meja kafe yang ia duduki sebagai gantungan kunci.

NTdTK adalah sebuah kisah yang mungkin tidak bisa digambarkan alurnya dengan satu kalimat (seperti yang sudah kita pelajari dari teknik dasar kepenulisan bahwa "tulisan yang runut dan baik adalah tulisan yang bisa dijelaskan alurnya dalam satu sampai dua kalimat"), namun pesan dan benang merah cerita (sebagai orang yang belum baca NTdTK versi Wattpad rasakan), saya rasa ada pada quotes "pada akhirnya, pengkhianatan hanya akan ada di tengah kepercayaan".

Alur NTdTK tidak bisa langsung dicetus dalam satu kata. Menurut saya, ada banyak jalinan-jalinan benang yang berlainan arah, tapi mengarah pada satu titik pada novel ini. NTdTK bukan novel dengan alur-alur sembrawut ala sinetron yang berlarian tanpa aturan. NTdTK adalah alur-alur runut yang berjalan pada satu arah, yang bisa kita tunggu sama-sama ke mana arahnya.

(diem-diem saya bersyukur ga pernah baca versi Wattpad, jadi bakal banyak kena jeder jeder kaget setiap beli Parak dan teman-temannya yang pra-natal itu)

Entah apa yang akan ada di Arkais, atau bahkan Taklik (sebagai sekuel NTdTK di Wattpad). Tapi saya akan sangat menunggu, dan saya harap kalian juga.

2. Penokohan

NTdTK bukan lagi sebuah novel canggung asal pungut (mau jahat? nih gue jahat) dari Wattpad yang karakternya gamang, berubah-ubah rasa dan hobi. Mungkin karena NTdTK berada pada tangan penulis dan editor yang benar (dan temen-temen pembaca yang benar, Troia bangga sama masukan-masukan dari temen readers dan temen deketnya, dia sering bilang gitu ke saya). Varsha bukan sekedar perempuan dengan pendirian kuat, tapi juga penokohan kuat. Sama hal dengan Regen, bahkan hal-hal tritagonis seperti Aksel dan keluarga bahagianya si Regen.

Cara satu dan tokoh lain berbincang, seakan Troia sudah hidup dan ada di umur yang sama dengan mereka setiap harinya. Tidak ada kekakuan yang nyata (mungkin terasa karena sesekali harus tetap baku agar novelnya tetap profesional dan tidak 'ngagetin' saat baca narasi novel yang baku, tapi juga harus santai ala keluarga yang 'hidup') dalam percakapan antar tokoh. Setiap tokoh diberi fungsi masing-masing dan ditaruh di posisi yang benar.

Satu tokoh yang mencolok bagi saya adalah Hektor, anak asuh Varsha. Awal menemukan dia dirundung (dibully) oleh 'teman-teman' di panti asuhan, saya merasa bahwa Hektor tidak berusia sama dengan yang Troia maksud (sudah mau masuk SMP). Dengan keadaan latar tempat tinggal di Jakarta dan umur yang rentan copying other, agak unik melihat Hektor tetap jadi anak baku, baik, ramah, penurut, bahkan saat pertama bisa diajak bicara oleh Varsha (kalau setelah di rumah Varsha jadi baik dan manut mah wajar. Kan, Varsha sendiri yang bilang "kalau tinggal dengan saya, kamu harus jadi anak yang nurut dan tertib.". Mungkin itu keistimewaan Hektor, atau Troia pada masa SMA dulu gak menemukan anak SD ngomong anj-- dan bangs--, saya juga gatau. Atau mungkin, teman Varsha yang punya panti itu memang bisa mendidik Hektor dengan baik, meski teman-teman seusia Hektor lainnnya membandel.

Regen sendiri, saya langsung teringat Remi di Perahu Kertas versi film, dengan brewok yang bersih dan wajah yang lebih tidak tajam (mata, alis, dan rahangnya Reza Rahadian kan cukup 'tajam' dan 'laki'). Profesionalisme dan kehangatan yang sama, Regen meninggalkan kesan di hati pembacanya.

3. Kesan yang Didapat

Saat membaca, yang kalian rasakan adalah kesan premium dan 'berisi'. Bagi yang sedang berniat membaca sesuatu yang 'meaningful' dan 'mendikte', NTdTK adalah bacaan pas. Meski saya bilang pada kalimat sebelumnya bahwa NTdTK 'mendikte', namun NTdTK bukan setumpuk buku movitasi/quotes yang terang-terangan ngajarin pembacanya cara bertahan hidup atau berperilaku. Lewat emosi, kita ditarik untuk paham bagaimana rasanya seorang wanita karir menjadi dirinya sendiri di tengah tekanan wanita-wanita old-style sederhana yang menekannya untuk menikah, atau merasakan perasaan sakit keponakan-keponakan Varsha ketika sang Nenek meninggal, dan keempat orang tua (yup, kedua abang Varsha sama-sama tukang selingkuh) mereka tidak punya alasan mempertahankan apapun, karena toh sang Papi juga bukan contoh yang baik, dan hanya sang Mami yang berharap mereka bertahan dalam pernikahan rusak ini.

4. Unsur Eksternal

* Tidak ada pembatas buku. Jadi siap-siap struk belanja atau semacamnya untuk membatas NTdTK, kalau kalian bukan yang suka lipet-lipet ujung buku.

* Kertasnya ringkih. Saya tangannya mudah berkeringat, baru megang agak lama dengan jari di satu titik karena fokus baca ulang satu baris halaman sebelum, tiba-tiba udah ada titik air. Setelahnya, pinggir halaman sobek sedikit saat dibalik.

* Harga SANGAT masuk akal dengan ketebalan dan kualitas yang kalian dapat

* Kertas kover juga sama lemasnya dengan kertas isi, jadi berhati-hati. Tapi untungnya, kovernya glossy, jadi enak dielus-elus. Timbul dikit juga

* Fontnya gede-gede. Bye-bye mata sakit. Tapi mungkin bagi kalian yang tidak terbiasa baca novel dengan font Times New Roman seperti saya, dan lebih suka font kurus seperti Calibri, mungkin akan berasa sedikit gatel selama membaca

Segitu saja yang bisa disampaikan dari pengalaman membaca Parak saya.

Review ini akan di-paste ke http://chellemmanuella.blogspot.com.t... bagi kalian yang (syukur-syukur) ingin menyebarkannya ke teman-teman kalian. Hitung-hitung menghargai karya Troia lewat tulisan saya.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Crowdstroia Crowdstroia.
Author 11 books649 followers
Read
June 8, 2017
a few things changed drastically in the published version.

this is just a note for everyone who wants to review this book. Just give an honest review. If you want to give this book 1 star then just give it, and if you want to give it a 5 stars then so be it. Maksudnya, gausah ikut-ikutan orang mau kasih bintang berapa. Toh juga kalau kasih tahu kesalahan bukunya terletak di mana aja, bisa buat perbaikan ke depannya. This is my first book anyway. Saya nulisnya pas saya 17 tahun. Jadi kalau masih ada yang salah berarti sayanya yang kurang teliti pas mengedit.

Anyway, buat yang mau baca, selamat menikmati ceritanya dan semoga bermanfaat.
Profile Image for Autmn Reader.
881 reviews91 followers
July 11, 2024
Update Juli 20224

The book is ok until the author try to drag down another author. Your behaviour is not acceptable, Ma'am.

====



Aku bingung, wkwkwk. Aku suka siiih bukunya, tapi aku kudu merenung dulu barang sebentar.

•Pros:

Duh, aku suka sama tone ceritanya yang sendu dan misterius. Ini tuh ya mnurtku bukan yg sok misterius tapi misterius beneran. Ditambah nyambi dengerin ost nya kerasa as banget.

Di setengah awal, cerita ini fokus ke Varsha, dan bikin aku yang baca kenal 'banget' sama Varsha dan jadinya sayang sama dia.

Terus, ini tuh sbnernya kayak buku misteri yang dibungkus titel romansa (yg sbnernya rada kentang). Aku biasanya nggak bgtu suka sama cerita yang penuh kebetulan, tapi di sini aku fine-fine aja karena ada pnjelasan tersndri kenapa "kebetulan" itu terjadi. Walaupun tetep aja sih terasa absurd.

•Cons:

Di awal, tokoh2nya banyak banget dan semua punya nama. Sbnernya nggak apa kalau dikenalinnya satu-satu, ini kayak dipepet di awal. Nggak akan apa2 juga klo porsinya as, tapi nyatanya ya banyak yang sia-sia. Nggak ada perannya di sini.

Romansanya kentang, tapi ini emang bukan buku romance sih mnuurtku. Ini lebih ke buku apa ya? Misteri? Atau apa? Aku nggak bisa nntuin genrenya, TBH. Krena kalau ini dimasukin ke Romance ya ktaku tadi kentang. No chemistry, terlalu dipaksakan. Perasaannya muncul tanpa ada build up yg jelas. Di buku ini yaaaa, aku enggak ngomongin buku kedua (in case kalau di buku dua trnyta build up nya lbih bagus). Iya sih emang tdi aku bilang kebetulan2nya terasa absurd tpi tetep fine. Mungkin mndang romance nya juga kayak gtu, wkwk.

Narasinya at some point terlalu detail gk penting. Kayak dijelasin urutan bukan pintu. Like, we—I mean me—don't need it. Atau dijelasin abis mandi di baju. Ya pastilah. 😂 Kecuali kalau ad kbiasaan yg mah ditunjukin dn berpengaruh ke cerita tapi enggak ada.

•Lain-lain:

Aku heran aja sih ini kenapa pas Wirga selingkuh malah dikumpulin kluarga sampingannya Wirga. Mksdku, kliarga Wirga sblum merit. Ya aneh aja sih kan yg jalanin Wirga sama istri dan anak2nya. Nggak jelas juga ni kluarga niatnya biar apa. Mana hukumannya kekanakan banget lagi. Dkluarin dari rumah. Wkwk. Masih gk paham juga akh sama kputusan Hartanti.

Yaudah sgtu aja. Aku suka kok crtanya.

Ternyata, buku penulis ini emang mnding baca cetaknya ketimbang WP-nya (?). Baru baca satu juga siih ya yg cetak, wkwk.
Profile Image for Aoi Matsuzaki.
60 reviews
April 9, 2017
Hmm. Awalnya, saya pikir, saya mau kasih 3.5 bintang aja (dibuletin ke bawah tapinya). Dan ternyata, sebelum ending, ada Epilog dan kilasan masa lalu Regen yang oh-ya-ampun-saya-suka-banget.

Well, kekurangan buku ini adalah typo-nya yang lumayan, gaya bahasa dialog tokoh yang kadang terlalu baku (kayak gaya bahasa Varsha ke Helen), ketidakkonsistenan sudut pandang dialog Klavier (aku, saya, aku, terus saya lagi), dan bagian teka-teki Regen yang menurut saya cukup kekanakkan. Terus menurut saya, Varsha ini agak jadi suka ikut campur (?) di bagian akhir buku.

Saya yakin Arkais lebih baik. Semoga,deh. Abis, di sana kan banyak masa lalu Regen pas masih kecil itu, atau kematian Hariawan yang semuanya jadi bagian paporit sayalah wkwkw.
Profile Image for Arista Vee.
Author 6 books44 followers
March 18, 2017
OK here i'm. Terima kasih buat Saras yang sudah kasih saya kesempatan menikmati edisi spesial Parak--first edition yang dicetak secara terbatas. Ok, NTDTK ini salah satu novel terbaik di wattpad yang pernah saya baca, karena saya bosen sama bad boy haha, untungnya Saras anti bad boy. Saras ini pintar merangkai alur yang sedemikian rupa hingga pembaca dibuat terus penasaran dengan cerita selanjutnya. Walau diksinya tidak seseksi tulisan Inggrid sonya dan bahasanya tidak seglamor Petjah, bagi saya apa yang dirangkaikan Saras dalam novel ini adalah resep yang paling pas dari sekian banyak kalimat yang bisa dia gunakan. She's so damn amazing dengan usianya yang masih muda tapi mampu menulis sedemikian baiknya, dia adalah salah satu penulis yang cerdas. Oh ya, Menulis cerita ini membuat Saras harus mencoba berbagai macam minuman kopi dan teh, how amazing she is? demi sebuah tulisan dia melakukan riset sampai sedemikian rupa. Btw Saya adalah penganggum Awan huehe, but Regen lebih keren, tapi Awan lebih manis, yha gimana dong, saya jatuh cintanya sama Awan hehe. Untuk kekurangannya masih banyak typo pada cetakan ini juga kalimat rancunya masih ada, review buat typo sama kalimat rancu sudah saya kasih ke Saras sih, males bongkar-bongkar lagi huehe. OK Sar, saya tunggu versi mayornya ya, sukses selalu.
Profile Image for Air.
153 reviews13 followers
April 3, 2017
GANTUNG BANGET GEREGETAN :-(

Hmm. Secara keseluruhan ya, bagus. Topiknya berat, tapi bahasanya nggak. Penulisnya bisa bikin pembaca penasaran + susah nebak soal siapa Regen dan apa hubungannya sama Hartanti dan Varsha. Sayangnya masih banyak typo. Terus, kadang saya ngerasa nggak sreg aja gitu sama gaya bahasanya. Ya udahlah, namanya tiap orang punya selera masing-masing.

Intinya, 3 bintang buat duo Hujan ini. Nggak sabar buat Arkais. Kapan ya? :""-)
Profile Image for Hestia Istiviani.
1,036 reviews1,962 followers
July 14, 2020
Mulanya sempat ragu untuk memulai. Apakah kisahnya klise? Pertemuan seseorang yang pecinta teh dengan pria yang menyukai sesap kopi?

Varsha berusia tiga puluhan. Di antara kakak dan adiknya, hanya ia yang belum menikah. Kalau ditanya mengapa, ia sendiri belum ingin mengatakannya. Meski papinya mendesak, Varsha memilih untuk mengadopsi anak.

Di dalam kehidupan Varsha ada kerumitan-kerumitan yang ia coba urai perlahan. Tentang perselingkuhan orang terdekatnya, perceraian yang melukai hati keponakannya, hingga ditinggal pergi oleh orang yang ia cintai selama ini. Semua itu membuat Varsha terpukul sekaligus melatih hatinya untuk menjadi lebih kuat.

Sedangkan Regen orangnya tertutup. Lebih tua dari Varsha dan merasa kalau dirinya pernah bertemu Varsha jauh sebelum pertemuan makan siang itu. Tapi bagaimana? Kok bisa ada perasaan familiar? Tiba-tiba Regen menghilang. Tidak meninggalkan kabar atau pesan kepada sanak saudara. Memangnya ada apa dengan Regen dan Varsha? Apakah gosip kedekatan mereka di kantor memang benar terjadi?

Dugaanku salah. Niat awal hanya untuk menjadikan buku ini sebagai latihan menyunting ternyata berbuah kenikmatan. Ya, aku jadi mengikuti alur ceritanya dengan nyaman. Meski begitu banyak tokoh yang ada dalam cerita (yang sebaiknya dibantu dengan diagaram atau pohon silsilah) membuat bingung pembaca, tetapi perjuangan Varsha untuk berdiri di atas kaki sendiri patut diapresiasi.

Konflik yang dialami oleh Varsha lekat dengan keseharian pembaca. Siapa yang tidak awam dengan cerita soal perselingkuhan yang berujung perceraian, kan? Varsha digambarkan sebagai wanita karir yang kuat. Meski begitu, Varsha tetaplah manusia. Ada kalanya ia "lari" dan menangis di hadapan sahabatnya.

Pada Parak, sebagian besar cerita bertumpu pada Varsha. Termasuk ketika buku ini memasuki cerita tentang Regen. Kacamata Varsha-lah yang bermain.

Tentang manis atau tidaknya buku ini, aku akui buku ini kurang manis. Yang membuatku menikmatinya ialah soal teka-teki antara Varsha dan Regen. Mengapa Regen yakin kalau ia pernah bertemu Varsha sebelumnya. Belum lagi latar tempat yang menjadi kunci dari kedekatan mereka.

Untuk sebuah bacaan ringan, Parak bisa masuk ke dalam opsi. Bersama-sama memecahkan teka-teki terkait pasangan teh dan kopi.
Profile Image for Tike Yung.
174 reviews5 followers
April 4, 2017
Tadinya novel "Nona Teh dan Tuan Kopi" rencananya akan aku baca nanti sekitar bulan ramadhan kalau habis pulang tadarus gitu, atau sepulangnya aku dari luar kota. Karena kalau dibaca sekarang, aku merasa kasihan dengan beberapa buku yang dari tahun lalu belum dibaca *duaghhh*. Tapiiii... aku nggak tahan ngelihat kovernya yang minta dipegang-pegang terus hahaha.
Lalu rasa penasaranku membara, menggelitik ingin tahu sekali gimana sih Nona Teh dan Tuan Kopi yang sekarang?
Secara, dulu begitu aku menemukan cerita ini di wattpad (ketika judulnya masih menggunakan bahasa Inggris) reaksiku langsung tersulut karena tema yang diambil itu hampir mirip dengan apa yang ada dalam kehidupanku (keluargaku).
Alasan kenapa aku ingin membaca novel ini sekitar bulan ramadhan pun karena seseorang dalam hidupku ingin aku tunjukkan novel ini padanya. Karena siapa tau di bulan penuh berkah itu dia pulang atau setidaknya deadline pekerjaannya sudah ia selesaikan dan bisa membuatnya tepat waktu untuk pulang menemui keluarga. Namun, yahhh lagi-lagi itu hanya rencanaku semata, karena seperti yang kutulis di awal tadi, kover novel ini memintaku untuk segera membukanya, selain ketika tiba diantar bapak kurir yang kemudian langsung kusobek plastik segelnya dan kuelus-elus kovernya dan kucium bau bukunya wkwkwkwk.

Dan, setelah kurang lebih empat jam aku menghabiskan waktu hingga selesai di halaman terakhir.

Aku tersadar, kalau ternyata selama membaca kisah si duo hujan ini, reaksiku menyerngitkan dahi, membelalak, termenung, tersenyum-senyum geli, juga sebenarnya ingin tertawa terbahak-bahak karena tingkah si Aksel (namun tertawa itu aku tahan karena aku membacanya malam hari dan itu waktu dimana semua orang sedang istirahat).

Sejujurnya aku masih bingung, kenapa dulu di watty ada yg bilang cerita ini berat?
Malah menurutku "Nona Teh dan Tuan Kopi" itu sangatlah wajar kalau diceritakan dengan porsi seperti ini. Dengan tutur bahasa yang menurutku itu sederhana dan mengalir.

Dan satu lagi, rasanya aku pengin cepat-cepat gitu gimana nanti chemistry dua hujan ini di buku keduanya (ARKAIS) dan ketiga (TAKLIK). Soalnya di PARAK ini aku merasa masih kurang kenyang dengan kehadiran mereka berdua hihihi

Ohya ketika aku sedang membaca novel ini, beberapa masih ada typo yang sebenarnya nggak ganggu juga sih.
Seperti misalnya di halaman 333,
Mungkin maksudnya Paula itu Klavier bukan Kimala. Makanya bagian ini aku coret pakai pulpen lalu kuganti dengan nama Klavier hehe.


Ehya, masa aku ngebayangin seandainya ini novel dibikin film atau mungkin drama gitu
(Nggak taulah kukadang sering berharap seandainya acara drama televisi di Indonesia itu mengambil ceritanya dari novel pasti ceritanya nggak kalah menarik dengan drama korea #benerandeehhh terus episodenya jangan panjang-panjang)
- Dr.Ryan Thamrin  as  Regen
- Laudya Cyntia Bella (ini nulis namanya bener gk ya?)  as  Varsha
-  Adipati Dolken  as  Aksel
-  Shaloom Razaad  as  Virga





4,5☆
Nggak sabar nunggu buku kedua & ketiga muncul hehe
Profile Image for Afifah.
92 reviews4 followers
February 12, 2019
Tepatnya 🌟🌟🌟⭐

Ini bukan tentang cerita yang melow. Novel ini menyuguhkan kebetulan2 yg bikin greget. Konflik yang kompleks. Teka-teki yang belum terpecahkan. Dibanding itu, cerita ini hanya mengantarkan pada penyelesaian konflik keluarga Varsha-lead female, juga pesan rahasia Regan-lead male, yg masih ada hubungannya dengan Varsha. Satu hal yang mungkin harus kita pahami betul, prinsip Hartanti-ibu Varsha...

"Bahwa sesungguhnya hakikat tertinggi dari mencintai adalah untuk melepaskan"
Profile Image for Lievadiar.
147 reviews16 followers
April 10, 2017
Udah lama pengen review, baru sempet di-post, hoho.. maapkeun~

Sebelumnya saya infokan dulu bahwa Parak (Nona Teh dan Tuan Kopi #1) yang saya baca ini self publish (draft pertama), jadi nggak sabar nunggu yang versi mayor :')

Saya suka desain covernya (walaupun sebenernya saya ngarep banget yang gambar teh dan kopi yang membentuk "yin" dan "yang" itu tuh), Crowdstroia emang patut diacungi jempol. Selain ahli dalam meramu kata, dia juga punya talenta dalam hal desain-mendesain cover (liat aja cover cerita-ceritanya di Wattpad). OK lanjut ke review.

Nona Teh dan Tuan Kopi ini beda daripada novel yang seliweran di Wattpad. Nggak perlu tema bad boy ketemu good girl atau CEO dan sejenisnya buat menarik hati para pembacanya. Bercerita tentang si Nona Teh dan Tuan Kopi yang dipertemukan sedemikian rupa oleh semesta, lalu cerita ini hidup begitu saja dalam kepala saya. Dibuka dengan prolog oleh seseorang untuk Nona Teh yang membuat saya langsung jatuh cinta pada novel ini, juga membuat saya penasaran akan sosok seseorang ini (no spoiler siapa seseorang ini, sebagian pembaca NTdTK di Wattpad pasti taulah siapa, heheh).

Saya salut dengan ide ceritanya, Nona Teh (Varsha) diceritakan sebagai wanita karir yang tangguh bukannya wanita lemah yang menghamba cinta CEO muda tampan kaya raya /gak/
Back to topic, Varsha ini seorang wanita yang super duper keren (Varsha ini role model banget buat saya pribadi) yang di usianya sudah mencapai kepala tiga dia masih menjalani hidup seorang diri, padahal karir sudah lumayan. Mengapa dia dia masih melajang ... akan kamu temukan jawabannya dalam novel ini.

Saya sukaaaa banget sama karakterisasi yang dibangun Troia, gimana dia ngebangun karaker Nona Teh (Varsha); sosok wanita tangguh yang tanpa dijabarkan secara langsung tapi tetap menunjukkan kemandiriannya, ketegarannya, bahkan kerapuhannya. Lalu Tuan Kopi; si Mr. Dork yang loveable banget, nggak perlu ditulis dia tampan blahblahblah buat tau Mr. Kopi seperti apa, melalui narasi Troia sudah berhasil menciptakan sosok Mr. Kopi dalam kepala setiap pembaca, juga orang-orang yang ada di sekitar mereka; Awan, Hartanti, Axel, Virga, Hektor, dll. Tokoh-tokoh di Nona Teh dan Tuan Kopi ini terasa begitu real, hampir lupa saya kalo ini cerita fiksi, hahaha.

Terus chemistry antar tokoh itu, aih dapet banget! Salah satuy contohnya seperti saat Varsha kecil harus menemukan ibunya pada saat games di TK-nya dulu, sumpah ini part pertama yang bikin saya merinding juga nangis sesenggukan.

Cara Troia mempertemukan Nona Teh dan Tuan Kopi itu selalu membuat saya terkagum-kagum, dengan semua kebetulan-kebetulan yang menghubungkan keduanya, itu terkesan real banget, kayak nggak dibuat-buat sama sekali. So natural. And FYI pertemuan keduanya beda loh sama yang di Wattpad.

Tokoh favorite saya di sini : Aksel dan Cloud/Awan (selain 2 tokoh utamanya tentu saja). Kenapa Aksel dan Awan? Ah, kamu harus baca ini novel biar tau kenapa mereka jadi favorite saya.

Baca ini tuh nyeseknya dapet, dark-nya dapet, kocaknya dapet, ilmu tentang kehidupannya dapet, pokoknya komplit deh. Dari novel ini juga saya bisa belajar bahasa Jerman (dikit-dikit dapet lah), karena settingnya sebagian berada di Jerman, Troia sangat membantu kita dengan memberikan keterangan arti dari kalimat-kalimat bahasa Jerman di dalam NTdTK. "Ach so" adalah kata favorite saya sejak baca ini.

Berhubung novel ini murni dari tangan Troia seorang, tanpa ada campur tangan editor, tentu masih ada beberapa kekurangannya. Berikut beberapa koreksi dari saya di novel ini :
(-) hal. 87 :
agak boros sama kata "dan" di kalimat ini >> Ia lalu mencari-cari sosok perempuan dan berhijab, dan menemukannya tengah....
(kata "dan" yang pertama enaknya diilangin aja, soalnya setelah kata itu juga udah pake "-ber" terus abis koma juga ketemu sama "dan" lagi)
(-) hal. 109 :
agak aneh sama kata "masuk ke dalam tirai" di kalimat >> Kimala mengikuti dan melihat Varsha untuk terakhir kalinya sebelum dia masuk ke dalam tirai tempat ibunya dimandikan
(-) hal. 129 :
paragraf 4. agak aneh sama "di usia dua puluhnya" di kalimat >> Seorang wanita di usia dua puluhnya lalu mengangguk hormat kepada Regen ketika pria itu....
(lebih enak kalo gini misalnya : Seorang wanita berusia dua puluhan itu lalu....)
(-) hal. 131 :
"mengeram" atau "menggeram"? setau saya mengeram tuh kayak mengerami telur(?) kalimat ini >> Valerio pun mengeram tertahan, namun tetap.... (paragraf 2)
(-) hal. 132 :
"membentangi"? bukan "membentengi"? kalimat ini >> Selalu ada selaput tipis yang membentangi antara Regen yang ia..... (paragraf 3)
(-) hal. 136 :
- kurang kata penghubung "yang" kayaknya di antara kata "ada" dan "nyambut" >> Lo mau tiap hari kerja dan pas pulang nggak ada nyambut? (paragraf 3)
- "Anggukan." Ya, cuma satu kata yang tertulis di sini. Menurut saya bagus kalo digabung dan jadi gini >> Regen mengangguk sebagai jawaban, tak menoleh saat Valerio melangkah pergi (1 kalimat tunggal sebelum paragraf terakhir)
(-) hal. 139 :
boros kata "pun juga" artinya bisa dikatakan sama kan ya? kayaknya enakan diilangin kata "juga" nya di kalimat >> Regen pun juga segera berjongkok dan hendak meraih sat benda.... (paragraf 2)
(-) hal. 166 :
typo "berbadan" jadi "berbedan" di kalimat >> Riko, yang berbedan bongsor itu, lalu berinisiatif membawa..... (paragraf 6)
(-) hal. 170 :
SALAH SATU PART FAVORITE SAYA DI NTdTK SEJAK DI WATTPAD #lol (kekocakan ponakan2 ini yg ngebuat NTdTK ga seberat itu) #maapinibukankoreksi
(-) hal. 181 :
kelebihan huruf A di kata yang harusnya "menghangatkan" di kalimat >> Valerio terkekeh untuk menghangatkana suasana.
(-) hal. 189 : Varsha-nya kurang S >> Varha berhenti sejenak. (paragraf 2)

Anyway beberapa kekurangan di atas nggak mengurangi kecintaan saya terhadap kisah Nona Teh dan Tuan Kopi ini :')

Dan sangat disayangkan kalau Nona Teh dan Tuan Kopi hanya terbit sebagai novel cetak saja. Kudu harus wajib banget nongol di layar lebar. Seperti yang saya pernah tulis di akun Twitter saya beberapa waktu lalu. Semoga suatu saat ada Produser atau PH yang menemukan masterpiece ini, dengan catatan NTdTK harus berada di tangan orang-orang yang kompeten agar pembaca tidak kecewa. Semoga :')

Tak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada Troia karena saya diperbolehkan untuk jadi salah satu reviewer awal dari series pertama Nona Teh dan Tuan Kopi (draft version) ini. It's such a honor for me :')


So, selamat menanti terbitnya Parak (Nona Teh dan Tuan Kopi #1) pada Februari 2017!

Profile Image for Delasyahma.
242 reviews125 followers
May 4, 2018
Siapa yang tidak tau novel ini?? Sepertinya penggemar wattpad sudah sangat familiar dengan novel jebolan wattpad yang satu ini. Salah satu Penulis Pemenang The Wattys 2016.



Memiliki premis cerita yang sederhana namun dibangun dan dikembangan dengan sangat baik oleh penulis, menjadi cukup pelik namun sangat asik untuk dinikmati.



Konflik yang sangat beragam, dari mulai keluarga dan cinta, kehilangan dan pertemuan ada di dalam buku ini, dimana , ya aku selalu mudah tersentuh oleh cerita-cerita kehilangan.


Ada satu bagian yang sangat membuatku terkesan, dimana penulis menyelipkan teka-teki dan banyak sekali pertanyaan dalam cerita yang bahkan belum terpecahkan hingga aku selesai membaca cerita.
Tokoh yang juga dibangun dengan kuat , terutama tokoh Nona Teh.


Menurutku, penulis sangat apik dalam menulis cerita ini, sampai aku bahkan tidak bisa menemukan celah yang bisa mengkritik buku ini. Namun, ada satu hal yang membuat aku sedikit bingung saat pergantian POV, dari POV 3 ke POV 1 yang diambil dari sudut pandang salah satu keponakan Nona Teh. Disitu aku tidak menemukan siapa nama keponakan Nona Teh yang sedang bercerita.


Namun, secara keseluruhan, aku suka cerita nya, berkesan dan cukup membekas.
Rate : 4/5 🌟
Profile Image for Arin.
10 reviews
April 8, 2017
[Review Nona Teh dan Tuan Kopi: Parak]
Judul: Nona Teh dan Tuan Kopi: Parak
Penulis: Crowdstroia
Tahun terbit: Maret 2017
Penerbit: Kata depan

Untuk kalian yang udah lama main di wattpad, pasti gak akan asing sama username "Crowdstroia" Yup! Dia adalah salah satu author yang terkenal di wattpad dengan cerita-ceritanya yang bukan hanya keren tapi penuh makna dan indah.

Sebagai salah satu penulis, aku termasuk orang yang menjadikan Kak Troia sebagai panutan. Aku baca cerita Kak Troia yang Cheesy, Corny, Beda sembilan tahun itu seksi dan black spectrum. Aku gak baca Nona Teh dan Tuan Kopi, karena saat itu kak Troia udah bilang akan nerbitin cerita itu, jadi aku memilih menunggu dengan sabar untuk versi keren dan nyatanya.

Dan walla! Akhirnya penantian itu terjawab, aku butuh waktu cukup lama untuk menyelesaikan novel ini, yaitu sehari. Karena paketan novelnya datang di hari aku ada kuliah full dan aku lagi gak begitu sehat, jadinya waktu membacaku jadi lebih lama dari biasanya.

Berikut review untuk novel Nona Teh dan Tuan Kopi!

Varsha Kalamatari, atau Varsha adalah wanita yang sukses, cantik, penyayang dan juga mandiri. Seluruh hal itu tertutupi hanya karena Varsha masih belum menikah di umurnya yang telah menginjak kepala tiga, bagi orang-orang yang berpikiran modern, hal itu bukan masalah. Namun para orangtua dan tetangga malah meribetkan hal itu. Bagi Varsha kenangan dan trauma di masa lalu atas lelaki membuatnya urung untuk menikah, Varsha ingin menikah namun tidak antusias. Di dalam novel ini karakter Varsha yang berpikiran kritis dan selalu realistis. Aku senang dengan karakter Varsha yang tidak mendambakan cinta dari lelaki, aku senang kebahagiaan Varsha berpusat pada keluarganya(ibu dan keponakan juga saudaranya maksudnya) maksudku ini novel yang keren memperlihatkan dan membantu para pembaca wanita untuk tidak stuck dalam pemikiran "Aku harus punya kekasih untuk bahagia" karena bahkan sebelum kamu tahu yang namanya cinta, kamu sudah memiliki hal itu, yup ... dari keluarga terutama Ibu. Aku merasa berkaca saat membaca kisah dari Varsha dan kedekatannya dengan sang Ibu, jadi kangen rasanya hahahaha....

Lalu untuk Tuan Kopi kita, Regen Von Hartmann atau Regen Argentara. Dia adalah pria lajang yang memiliki sebuah rahasia di masa lalunya, masih jadi rahasia mengenai masa lalu dari Regen. Aku senang dengan Regan, tidak seperti tokoh cowok yang sering aku temukan. Kalau bukan sok sok dingin benci atau jatuh cinta secinta-cintanya ... thats a ugly romance. Jadi sosok Regen ini terasa nyata untuk aku, because karakter dasar Regan memang sering ditemukan. Ramah tapi tidak suka berbasa-basi dan merasa baik-baik saja meskipun harus diam selama berjam-jam.

Varsha dan Regen memiliki arti nama yang sama yaitu hujan. Wew ini sebuah kebetulan, lalu mengenai jodoh. Ini bagus banget, ada begitu banyak kebetulan yang terjadi, namun Kak Troia mampu berperan sebagai eksekutor takdir yang tepat akan pasangan ini. Maksudku kedua tokoh ini tidak perlu terburu-buru untuk langsung memiliki rasa bukan? Kebetulan yang hadir di sepanjang novel sebelum akhirnya keduanya bertemu secara langsung membuat kisah ini berkesan.

Aku juga senang dengan para tokoh lainnya, seperti Bu Hartanti, Pak Cipto, saudara Varsha, keponakan Varsha, Valerio, Klavier, Hector dan masih banyak lagi. Mereka mendapat porsi peran yang cukup hingga membuat mereka terasa benar-benar ada di novel ini, benar-benar merupakan bagian dari novel ini. Tidak hanya sebagai tokoh figuran yang datang lalu pergi.

After all, aku ngasih rating 4,9 untuk novel ini. Karena aku tidak perlu membuang sisi realistis yang ada hanya untuk sebuah kisah romansa picisan yang lama kelamaan malah merusak mental, buku seperti ini adalah buku yang pas untuk menjadi hiburan di saat senggang tanpa harus menepis kualitas cerita yang disajikan. 0,1% yang membuat ada adalah... cerita ini masih menggantung dan akan ada buku kedua. Jadi aku harus bersabar untuk mengetahui masa lalu dari Regen yang memiliki hubungan dengan Varsha.

Oh iya, kalian juga bisa berkunjung ke lapak wattpad dari kak Troia dan menemukan cerita berjudul Taklik. Semoga kalian menikmati baik review dan cerita ini. Happy reading untuk kalian!
Profile Image for The Eod.
134 reviews6 followers
July 30, 2017
Awalnya aku berpikir bahwa buku ini berisi kisah cinta biasa antara lelaki dan perempuan yang kemudian kebetulan ketemu langsung jatuh cinta blablabla.


Ketika aku baca...


OMG AKU TERTIPU HAHAHA.

Disini tidak hanya kisah cinta antara dua tokoh utama (Regen dan Varsha), tetapi juga menceritakan hubungan antara mereka berdua dengan kehidupan dan society masing - masing. Varsha dengan ketakutannya dan Regen yang berusaha membebaskan dirinya dari masa lalu.

Pertemuan mereka pun di biarkan mengalir, tidak di paksakan dan terkesan sweet menurutku. Diksi disini tidak mendayu - dayu, malah langsung to the point saja. Penjelasan sedikit mengenai teh dan kopi membuka wawasanku akan kedua minuman nikmat itu.

OKE AKU TAK SABAR MENUNGGU LANJUTANNYA HIHIHI
Profile Image for Naura.
25 reviews6 followers
February 16, 2018
Review ini sangat subjektif.

Ceritanya aneh, tokohnya terlalu banyak dan berbelit-belit. Ga suka banget karakter ceweknya, tau sih bapaknya pernah buat salah terus selingkuh. Tapi ga gitu juga kali ke bapaknya. Nggak ada bapakmu kamu nggak ada.

Penulisnya terlalu menggebu, pas baca merasa kalau 'ini apaan sih! Kayak dengerin curhatan penulisnya' ya aku pernah baca beberapa ceritanya di wattpad. Dan mungkin mmg bukan selera, karena penulis banyak mendikte bukan membiarkan pembaca berpikir sendiri.

Profile Image for Vicantika Lestari).
Author 2 books20 followers
April 10, 2017
Tadinya mau ngasih lima bintang, tapi masih ada typo jadi empat saja. Secara keseluruhan suka sekali dengan cerita ini. Troia berhasil membuat saya kagum dengan tokoh-tokoh ciptaannya. Karakter yang kuat sekali. Dan tak sabar menunggu Arkais terbit.
Profile Image for Gita Karmani.
430 reviews15 followers
April 22, 2017
3,5 bintang.
Bingung. Terus terang, saya speechless begitu menyelesaikan cerita ini. Dan saya belum menemukan inti dari kisah ini--mungkin karena ini buku pertama dan sepertinya saya harus membaca seri selanjutnya.
Saya salut dengan penulis yg mencoba mengangkat "sisi gelap" dari isu perceraian dalam keluarga dan mengaitkannya dgn kebetulan2 yg sebenarnya menurut saya sepertinya agak mustahil kalau di dunia nyata akan benar2 terjadi. Dan jujur saja, kebetulan2 itu rasanya agak membuat logika cerita agak bolong karena muncul pertanyaan dalam benak saya, "kok bisa begitu, ya?" "apa nggak aneh banyak kebetulannya?" tetapi saya tetap suka dgn cerita ini.
Saya merasa masih agak kurang detail dgn gambaran karakternya sbg wanita dewasa dgn karir cemerlang dll serta setting tempat. Masih kayak kurang menyatu sama ceritanya, jadi berkesan kayak hanya menempel. Tetapi, tidak apa-apa. Saya sangat senang menemukan bacaan yg seperti ini dari penulis yg ternyata cerita ini adalah karya debutnya.
Typo mungkin cukup banyak tetapi tidak masalah. Saya tetap menikmati cerita yg meninggalkan tanda tanya besar dlm pikiran saya dan ingin segera tahu kelanjutannya.
Ngomong-ngomong, saya suka sekali dgn teaser2 yg dishare penulis dalam akun instagramnya mengenai cerita ini. She is smart and creative, and i'm glad to read her book.
Congatulations!
Profile Image for Shanya Putri.
345 reviews160 followers
November 12, 2018
3.9/5🌟

Bahasanya agak baku, tapi alurnya cepat, jadinya enjoy aja bacanya. Di awal-awal agak dibikin bingung karena banyak tokoh yang dikenalkan. Ceritanya penuh dengan drama keluarga dan cinta uhu ada yang bikin nangis juga. Aku suka!!!

Sepertinya bakal beli buku lanjutannya karena penasaran banget!!!
Profile Image for Afrianti Pratiwi.
100 reviews28 followers
March 18, 2021
Jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap buku ini karena judul dan desain sampulnya yang menarik. Nona Teh dan Tuan Kopi; membuat imajinasi berlari pada sebuah pertemuan dengan dua minuman yang berbeda. Sampulnya yang bergambar daun teh dan biji kopi yang membentuk simbol yin dan yang itu bagi saya sebuah gambar yang filosofis.

Prolognya bagi saya terlihat agak membingungkan. Memakai sudut pandang orang pertama yang menceritakan orang lain. Narasi di bagian prolog bagi saya seperti tidak mendeskripsikan apa-apa. Yang ada saya malah kebingungan, "Ini sebenernya si aku ini siapa? Terus nyeritain siapa?" Ya, sepanjang prolog saya merasakan itu.

Memasuki bab 1, cerita dimulai dengan sudut pandang orang ketiga. Varsha, sebagai tokoh utama yang akan kita kenal sebagai Nona Teh, adalah seorang perempuan 30tahun. Tirik berat plot ceritanya adalah tentang Varsha yang juga belum menikah, tapi punya karir yang oke.

Bisa dipastikan, novel ini punya cerita yang cukup lumayan. Sudut pandang dari Varsha juga membuka pikiran, bahwa perempuan yang sudah kepala 3 dan belum menikah bukan berarti dia nggak mau. Bukan juga karena dia nggak mencari, tapi memang karena belum ketemu yang cocok. Satu lagi alasan yang membuat Varsha belum menikah adalah karena trauma.

Well, meski demikian jodoh adalah misteri Tuhan, bisa bertemu dimana saja, lewat barang apa saja, bahkan momen apa saja. Hal inilah yang ditampilkan dalam novel ini melalui sebuah gambar kecil di meja kafe.

Uniknya, mereka bertemu dengan cara yang suprisingly banget. Dari sebuah tradisi kafe yang mengharusnya pengunjungnya menuliskan pesan yang nantinya akan diberikan ke pelanggan selanjutnya yang menempati meja pelanggan sebelumnya. Varsha mendapatkan sebuah pesan gambar dari seorang lelaki berinisial R.

R alias Regen inilah yang akan kita kenal sebagai Tuan Kopi. Seorang lelaki usia 30an yang menjadi bos di kantor baru Varsha. Ketertarikan Regen pada Varsha sungguh terlihat jelas. Nun, ada hal-hal mengganjal yang belum terpecahkan. Misteri masih panjang dan mereka belum melanjutkan hubungan romansa mereka, sebab...

Epilognya menampilkan satu petunjuk dari banyak petunjuk yang ada di buku selanjutnya. Salah satu kunci dari masa lalu Regen. Sial, bikin penasaran aja.

Hm, novel ini sebenarnya menarik, tapi ada banyak tokoh yang kadang bikin saya bingung dan lupa "Ini tadi siapanya Varsha ya?" karena Crowdstroia memilih untuk menyebutkan namanya alih-alih menyebut sebutannya seperti mama Varsha atau ayah Varsha. Jadi, ada banyak nama tokoh bertebaran.

Baru saya tahu kalau Crowdstroia ini merupakan penulis wattpad, sehingga buku jni pun memiliki gaya penulisan wattpad yang banyak tokoh dan beberapa ending bab yang menggantung. Masih banyak beberapa typo dan kalimat yang kurang bisa saya mengerti, tapi overall semuanya pke sih. Karena saya sudah jatuh hati sama sampulnya yang catchy.
4 reviews
May 25, 2017
Saya terkesan dengan buku ini. Karakternya sangat hidup. Pilihan katanya sederhana tapi ngena.Ngga asal bisa dijadiin quote, kayak cerita yg bertebaran di wattpad. Main caplok quote tanpa mencantumkan asalnya.

Saya gak pernah mempermasalahkan usia penulis, latar belakang, dsb. Murni lihat tulisannya. Dan tulisan ini sangat menyenangkan. Gak cuma seru, tapi juga bermakna.

Dengan diterbitkannya parak, mematahkan stigma tentang kualitas cerita berasal dari wattpad. Terima kasih buat penerbit yang sudah menerbitkan cerita ini.
Kerja keras editornya kelihatan. Typo itu manusiawi. Tapi isi cerita, efektifitas kalimat, di sini tertata sekali.
Smg bisa konsisten seperti ini.

Saya tidak menyalahkan penerbit yg menerbitkan berdasar view doang. Tapi mohon liat liat isi.
Banyak juga akhirnya penulis bikin part seupil upil sampai jadi ratusan episode dan gak kelar kelar, demi view bejibun. Penerbit beneran masuk ke situ pula. So sad.

Balik ke cerita ini. Kenapa saya gak ngasih bintang penuh?
Karena masih nyambung bo! Kayak kena anyang anyangan gitu, kalau abis nahan pipis. Hahaha

Semoga sequelnya cepet masuk toko ya!
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
August 31, 2020
Sekian lama menyimpannya dalam timbunan digital, akhirnya saya membaca novel ini dalam sekali duduk.

Varsha, gadis pecinta teh, satu-satunya anak pasangan Cipto dan Hartanti yang belum menikah. Dia belum bertemu dengan jodohnya, sesederhana itu. Tapi di mata orang lain tidak seperti itu. Ayahnya khawatir Varsha trauma karena pernah mendapati ayahnya berselingkuh dengan perempuan lain. Varsha sendiri tidak mengerti mengapa ibunya tidak meninggalkan ayahnya, padahal pria itu sudah dua kali mengkhianatinya. Perjalanan Varsha membawanya bertemu banyak orang, salah satunya adalah Regen, atasannya di kantor.

Regen, pria yang tertutup. Tapi bertemu dengan Varsha membuka banyak sekali pemahaman baru untuknya. Sepertinya ada banyak kebetulan-kebetulan yang terjadi antara dirinya dan Varsha.

Saya rasa novel ini adalah prolog yang berkepanjangan. Isinya memperkenalkan tokoh-tokoh di dalamnya, terutama Varsha dan Regen dan bagaimana mereka terkoneksi. Isi ceritanya sebenarnya belum terungkap di sini. Jadi perlu untuk segera melanjutkan ke buku #2.

Btw, saya baru tahu parak itu artinya perpisahan.
Profile Image for Moretahl.
10 reviews8 followers
April 16, 2017
Buku ini membantu membuka jalan pemikiran orang lebar-lebar. Iya, awalnya sih, saya juga sependapat sama orang yang suka menghujat Varsha gara-gara dia itu perawan tua. Tetangga saya juga ada yang belum menikah, padahal usianya sudah sangat matang untuk menikah. Setelah membaca buku ini, saya sadar bahwa tetangga saya itu pasti juga ingin menikah, tetapi kalau belum takdirnya, ya mau bagaimana lagi, 'kan?

Saya benar-benar salut sama Varsha yang tetap tabah menghadapi orang-orang yang menghujatnya.

Saya suka tempo alurnya yang sedang-sedang saja. Tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat.

Buku ini juga kaya diksi. Banyak kata-kata dari buku ini yang saya tandai menggunakan stabilo, karena saya tidak tahu apa artinya. Contohnya: dipelitur, etis, manuver, tepekur, dan lain-lain.

Tapi di beberapa dialog ada yang penggunaan bahasanya terlalu baku, dan kalau di telinga saya, malah terdengar aneh. Apalagi untuk seorang wanita karir yang sedang mengobrol dengan temannya.

Kalau dilihat dari sisi cover, saya bisa bilang gambar yin dan yang yang diisi daun teh dan biji kopinya itu bagus banget ya, kreatif. Tapi saya agak terganggu sama ukuran font yang terlalu besar, sehingga kata 'PARAK' nyaris ditempatkan terlalu pinggir.
Profile Image for VaaRida.
133 reviews6 followers
January 27, 2018
argghhhhh, awaLnya penasaran sama kisah ini karena penasaran dengan judul dan covernyaa...

dan seteLah baca...argghhh endingya itu lhoooo , karena ending nya gantung dan sepertinya aku nanti yang Arkais harus beli juga kalau udah ada.. ha ha ha
jadi aku sarankan bagi kalian, kalau nanti sebelum baca yang ARKAIS kalian harus beli yang PArak dulu yaa

suka sama gaya bahasanya, tidak pakai bahasa gaul tapi tetap enak di baca.. kayak baca cerita detekftif hampir di setiap bab selalu ada teka teki baru..

suka pemilihan namanya, anti mainstream, meski bukan nama Indonesia tapi lancar lah diucapkan oleh lidah indonesia...

full review bakalan di post blog secepatnya, (vaaridapunya.blogspot.co.id)
Profile Image for haho.
28 reviews20 followers
February 13, 2018
Buku pertama yg aku selesaikan di tahun 2018.

Kesan awalku selesai membaca ini adalah: pace nya agak lambat, tapi setelah dipikir lagi, enggak juga. Scenes yg diceritakan menurutku penting untuk set background cerita dan sebagai perkenalan ke karakternya.

Aku ngerasa agak bosan aja selama baca. tokohnya ga membuatku terikat. emosiku flat aja selama baca, kecuali pas satu scene yg sedih itu.

aku juga merasa ketertarikan antar kedua tokohnya terlalu cepat terjadi (ketertarikan perempuannya terutama). jadi aku sangsi selama baca; ngapain pula kamu repot2 untuk orang yg ga begitu dekat?
Buat aku yg suka slow-burn romance, ini terlalu buru-buru.

Sepertinya aku ga akan lanjut ke buku ke-2, namun penuturan yg rapi dan hampir ga ada scenes yg sekedar filler scenes jadi nilai plus buat novel ini.

2.5 stars
Profile Image for Anggarani Nia.
56 reviews
May 19, 2017
Awalnya novel ini mungkin bagi sebagian orang akan merasa terlalu berat. Bagaimana nona teh memandang suatu perselingkuhan dan kehidupan dirinya seputar itu. Tapi begitu sosok Regen muncul, alur ceritanya sukses bikin aku lanjut baca buku itu sampe selesai tanpa mau diganggu sama siapapun dan sekarang sangat berharap kelanjutan novel part 2 segera terbit..
Apalagi di akhir novel ada sepenggal kisah cerita Regen yang asli bikin penasaran!!
1 review
February 8, 2019
Ceritanya menarik, membuat pembaca penasaran, khususnya saya selalu bertanya tanya Regan itu siapa, dia kenapa, dan sampai nona teh dan tuan kopi yang ini selesai aku baca belum ketemu jawabannya. Untung ada lanjutannya hehe.
Suka sama tokoh nona tehnya, penuh daya tarik dan sabar
Profile Image for naga.
449 reviews95 followers
June 17, 2017
Saya enggak tau saya suka apa enggak sama buku ini, karena, well, saya agak bingung dengan jalan ceritanya.
Profile Image for Bunga Nurfitria.
11 reviews
April 1, 2017
Suka banget sama ceritanya, apalagi sama karakter Varsha. Cuma yang agak mengganggu, di bagian-bagian akhir cerita Varsha lebih "terbuka" orangnya. Padahal kalau menurutku, setelah berbagai ujian yang menimpa hidupnya, seharusnya dia lebih menutup diri. Tapi kok pas sama "orang baru" ini dia fine-fine aja ya? Overall, buku ini ngasih banyak pelajaran yang bagus. Dan aku suka ceritanya yang nggak pasaran! Ditunggu Arkais secepatnya ya~
Profile Image for Mardiana.
19 reviews5 followers
May 27, 2017
jalannya hidup tdk selalu mulus, bagaimana kita menanggapi setiap masalah apalagi hal itu menyangkut keluarga yg sangat sensitif
Displaying 1 - 30 of 112 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.