Jump to ratings and reviews
Rate this book

What I Wish I Had Known

Rate this book
I’ve lived my whole life following people and taking their choices as mine. I will dream a new dream, a dream that’s totally my own, and I will work hard to get it.

Ever since her acceptance letter to study abroad arrived at her inbox, nothing in Marcella Purnama’s life has gone according to plan. Instead of choosing Science, like her two older sisters did before her, she steered path to study Arts—a degree so alien to both her families and friends. But as she traveled thousands miles away, struggled with English, had her first byline and went back home to apply for her first job, Marcella realized that plans are meant to be changed. Full of relatable tales of horrific group work, falling in love, first job interview and quarter-life crisis, this illuminating account follows how a young adult grapples with life’s small and big questions, and the lessons learned along the way.

208 pages, Paperback

First published June 5, 2017

26 people are currently reading
179 people want to read

About the author

Marcella Purnama

2 books24 followers
Originally from Jakarta, Marcella is a fourth generation Chinese Indonesian who can’t function without her morning coffee.

Despite excelling in all things science, she went to study Arts and stumbled into writing. After graduating from her Bachelor’s degree, Marcella worked as a content writer at both nonprofit and corporate settings before throwing in the towel to get a Master’s in Publishing and Communications.

In 2013, Marcella self-published a short memoir on her life after graduation, Swimming with The Sharks. Her first book on adulting, What I Wish I Had Known, is published in 2017.

Marcella lives with her husband in Melbourne. She blogs at MarcellaPurnama.com.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
30 (19%)
4 stars
70 (44%)
3 stars
47 (30%)
2 stars
8 (5%)
1 star
1 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 49 reviews
Profile Image for Haniva Zahra.
425 reviews43 followers
July 3, 2017
Pertama-tama, menurut saya Marcella Purnama memang berbakat untuk menulis karena tulisan yang ia buat ringan tetapi menyenangkan untuk dibaca. Kedua, tidak bisa ditampik bahwa halaman muka dari buku ini sangat menarik dan membuat saya mudah saja untuk memiliki buku ini. Ketiga, saya suka sekali ukuran buku ini yang tidak seperti biasanya. Berbentuk segi empat yang lebih mendekati bujur sangkar sebenarnya. Handy. Buku ini sangat sangat sesuai dengan anak muda zaman sekarang.

Buku ini memang ditulis dalam Bahasa Inggris, tetapi tidak sulit untuk dipahami. Setelah saya berkunjung ke marcellapurnama.com, Ella memang terbiasa menulis postingan blognya dengan Bahasa Inggris. Sangat menarik membaca blognya bahkan hingga saya terinspirasi beberapa hal.

Buku ini bercerita tentang pengalaman Ella bersekolah di luar negeri dan jua pengalaman awal bekerja. Sesuatu yang memang dihadapi oleh banyak anak muda yang masuk di usia 20 tahun-an. Saya pribadi justru berharap banyak orang yang lebih muda lagi daripada saya yang mendapatkan kesempatan untuk membaca buku ini, agar bisa sama-sama belajar dari pengalaman hidup Ella.. agar bisa lebih siap dengan kegalauan-kegalauan di usia 20-an.. agar bisa memahami dunia pekerjaan yang kemungkinan berbeda dengan apa yang kita pahami di perkuliahan.. agar lebih tahu tentang sulitnya belajar di luar negeri..

Buku yang menyenangkan untuk dibaca, sungguh saya senang membaca buku ini. Walaupun butuh waktu yang lama, karena memang saya sempat berhenti membaca buku ini, bukan, bukan karena saya jenuh, tetapi karena saya harus membaca hal yang lain, sehingga buku ini baru bisa selesai sekarang. Bagi kamu yang tertarik juga membaca buku ini, buku ini tentu bisa didapatkan di Gramedia, dan selamat membaca.
Profile Image for Sulis Peri Hutan.
1,056 reviews297 followers
July 18, 2017
Review bisa juga dibaca di http://www.kubikelromance.com/2017/07...


Usia 20an adalah usia di mana kita bertansformasi atau memasuki fase dewasa muda, banyak hal yang di mulai ketika kita memasuki usia ini. What I Wish I Had Known bisa dibilang sebuah memoir bagi Marcella Purnama karena berisi catatan perjalanan hidupnya ketika memasuki usia 20an, bisa juga menjadi survival guide bagi kita yang mengalami permasalahan yang sama, mengalami quarter-life crisis.

Di bagian pertama, Marcella memulai cerita dengan permasalahan yang biasa dialami oleh remaja yang baru melepas seragam putih abu-abu, memilih jurusan kuliah. Marcella adalah anak ketiga di mana kedua kakak perempuannya sangat hebat, mereka dikenal pandai oleh para guru, kesayangan semua orang dan orang-orang juga berharap Ella akan mengikuti kedua jejak kakaknya. Hanya saja, Ella tidak menyukai sains, dia merasa berbeda dengan kedua kakaknya, dia ingin mengambil dua jurusan sekaligus yang katanya tidak menghasilkan banyak uang, Psychology and Media and Communications alih-alih Biomedicine. Berkat dukungan keluarga, Marcella dengan mantap menjadi pelajar asing, Bachelor of Arts di University of Melbourne, Australia. Dia ingin terlepas dari bayang-bayang kakaknya dan membuktikan bahwa pilihan hidupnya tidaklah salah.

Memulai kuliah di tempat asing tentu saja bukan hal yang mudah, selain budaya, tantangan terbesar adalah bahasa. Pada awalnya, Ella merasa rendah diri karena bahasanya sangat buruk, kemudian dengan membaca buku dan menonton film kemudian menuliskan hasilnya di blog, berinteraksi dengan pelajar asing lainnya, dia meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya dari waktu ke waktu. Dan hasilnya? Kalian bisa membaca buku ini :D

High school gave me good marks that I thought I deserved, but they did that because they wanted to encourage creativity and not the perfect grammar. They focused on the argument instead of the nitty gritty process. It was okay, until you journeyed five-thousand-kilometer away from home and figured out that everything you knew about your English skill was wrong.

Selain bahasa yang menjadi masalah awal, selanjutnya adalah pertemanan. Marcella tidak banyak memiliki teman, dia sering makan siang sendirian. Dia pernah diajak untuk bergabung dengan perkumpulan pelajar Indonesia di Australia, banyak hal yang harus dilakukan secara bersama-sama, seperti hanya ke toilet, tapi hal tersebut malah menyesakkan, membuat dia tidak nyaman, dia merasa lebih baik sendirian. Lalu hadirlah Esther yang berasal dari Malaysia, kehadirannya membuat hidupnya bermanfaat, tidak hanya mengenalkan kepada temannya yang lain, Esther memotivasi Marcella untuk bekerja part-time, membuat waktunya bermanfaat. Kehidupan lainnya dipenuhi dengan tugas dan seberapa penting nilai yang bisa diperoleh, menemukan cinta pertama, sampai memilih tempat magang.

Grades are still important, but they are not the most important things. As cliched as it is, the things you learn outside class is more important than the textbooks you blindly memorize in time for exams. But every time an assingment was handed back, I would need another reminder that grades do not set my future in stone.

Di bagian kedua kita akan memasuki dunia kerja, bagaimana sulitnya mencari pekerjaan bagi fresh graduate tanpa koneksi dari siapa pun, mencoba memahami otoritas bos, menemukan pekerjaan impian, merasakan bekerja nine-to-five, ekspektasi kita tentang dunia kerja yang ternyata jauh berbeda dari realita, sampai anggapan orang-orang yang menilai apa yang Marcella raih selama ini hanya keberuntungan semata, padahal ada jerih payah yang dilakukannya. Dan bagian terakhir berisi tentang keputusan penting yang kadang perlu diambil.

Life wasn't meant to be a bed of roses, I knew, but was I being too princess-like -throwing away an opportunity once life got hard?
Perhaps I was.
Perhaps I was still living in the microwave-mentality, thingking that succes was instant and if I didn't like a thing. I shouldn't perseverse in it. Besides, there was a quote that went "If you love what you do, it wouldn't feel like work", wasn't there?

You're not alone. It's hard to navigate the unchartered water from being a child to being an adult. Our generation might be looked as being pampered and selfish, but we still need to get out of this in one piece.

Laiknya buku non fiksi kebanyakan, buku ini penuh dengan narasi dan minim dialog, tapi, melihat penulis pernah bekerja sebagai jurnalis dan aktif menulis di blog, apa yang dia ceritakan tak lebih dari berbagi pengalaman, bukannya bersifat menggurui tentang apa saja yang perlu diketahui ketika kita memasuki usia yang terbilang 'mature' dan sering mengalami quarter-life crisis. Marcella ingin berbagi pengalaman menjadi pelajar asing, jauh dari rumah, bercerita tentang kehidupan di kampus dan kehidupan di dunia kerja, khususnya bagi mereka yang sedang memulai, ingin menunjukkan bahwa kalian tidak sendirian dalam menghadapi kesulitan yang kerap kali hadir di usia 20an.

Banyak hal positif yang bisa di ambil dalam buku ini, selain dari pengalaman penulis, contoh lain adalah apa yang orangtua Marcella ajarkan padanya, bisa kita petik juga. Orangtua Marcella sangat terbuka dengan pilihan yang diambil anaknya, dia tidak memaksa, tapi mendukung apa pun pilihannya. Dan ketika melakukan sesuatu yang tidak benar, maka mereka akan menegur, walau terasa sedikit menyakitkan, kedepannya kita akan menyadari kesalahan yang pernah kita lakukan, berdamai dengan diri sendiri.

Salah satu bagian yang saya suka adalah ketika ayah Marcella berpesan pada Tjok, pacar Marcella. Tentang empat hal yang kita butuhkan dalam hidup; mempunyai mimpi, selalu positif dan optimis, sabar dan takut kepada Tuhan. Orang-orang di sekitar Marcella banyak yang menyenangkan, pun dengan saudara perempuan Marcella, mereka menjadi role model bagi dirinya untuk menjadi pribadi lebih baik dengan cara menjadi diri sendiri.

Sedikit kekurangan, saya merasa pembagian bab kurang begitu rapi, misalkan saja bagian Marcella yang introvert dan tidak banyak memiliki banyak teman, hampir di setiap part ada bahasan ini sehingga terasa repetitif, walaupun yang dibahas sedikit berbeda tapi intinya sama. Memiliki sedikit teman tapi berkualitas lebih baik daripada memiliki banyak teman tapi merasa jauh. Overall diceritakan secara berurutan, mulai dari tahap memasuki bangku kuliah sampai mendapatkan kerja.

Buku ini dibagi menjadi tiga bagian dan full memakai bahasa Inggris. Tenang saja, kalimatnya mudah dipahami, kok. Saya yang jarang membaca buku dalam bahasa Inggris masih dapat mengikuti dan menikmatinya. Ilustrasi di dalamnya bagus sekali juga menambah kelebihan buku ini, dan saya sangat menyukai covernya!

Bagi kalian yang tersesat di usia 20an, sudah atau akan, coba baca buku ini dan kalian akan menemukan bahwa kalian tidak sendirian, ada beberapa bagian di buku ini yang pernah saya rasakan juga, dan mungkin pernah dirasakan oleh kalian sendiri.

I must have done something right to deserve you in my life. Perhaps despite all our wrong doings and mistakes, despite all our failures and imperfections, we have done something right, for something good still happens in life.

Profile Image for afin.
267 reviews20 followers
July 15, 2017
Rated 3/5 stars

Review:
In Marcella Purnama's debut book, What I Wish I Had Known (And Other Lessons You Learned in Your 20s), she talked about her experiences studying abroad, finding herself and breaking free out of people's expectations. The first parts of the book revolved around choosing where to study and what to study, her life living and studying in another country. Then the book moved on to when she had earned her degree and is entering the workforce as a "fresh graduate." These parts range from her work life, dealing with different kinds of bosses, how her expectations of a job is not always the same as the reality. Besides those things she also wrote about life lessons from her parents and all the things she experienced in her early 20s.

One of the first lessons I learned in working life was that you don't need to like every one of your colleagues, and they don't need to like you either. You just have to respect them, and getting their respect in return.


The book is written in English, and of course her English is superb. Having been an international school student and earning a degree studying abroad. There are a lot of great aspects about this book that I want to discuss. First, I like her writing style. I liked how her writing was casual but she's able to get her point across without being preachy. I know that in non-fiction books one of the things that can bore a reader is a "preachy" writing style (well, to me at least) because you don't want to feel like you're reading a textbook. In addition to that, I also like how the "message" in each chapter of her book is not explicitly stated, it's up to the readers to make their own interpretation.

I have never needed a lot of friends. I am an introvert. I don't put the effort in going out in groups or socializing every weekend. But I consider myself lucky to have people who would hold my back no matter what. Close friends like them are hard to find.


Second, this book is relatable but it will relate to people in different ways. For an example, I related to certain things Marcella experienced. I too have an older sister who's smart, she also graduated abroad but I didn't, I'm also an ex-Communications students myself and I related so much on her experience studying Communications, especially on how subjective assignments are graded in this major since it isn't an exact discipline. She wrote my thought on it perfectly, which goes like this:

They say grades are easier to get in Business and Science, as everything was more black and white. In Arts, in Communications, your grades depend on your tutor – whether you have a good working relationship with them and whether your essay argument suits their taste. Assignments are marked subjectively no matter how hard the tutors try to be objective. It is understandable, as almost all assignments were essays and creative work, and it is hard to be black and white on creative pieces.


Other than that, I also know a thing or two about being compared to your sibling. What's different between Marcella and I would be how she wanted to study arts over medicine while I wanted to study medicine but ended up studying arts. Don't get me wrong, looking back I don't regret studying arts. I grew to love Communications and studying it helped me grow my confidence a lot.

Third, this book would definitely be more suitable for teenagers, especially those who are in their final year of high school about to go to university or even university students who are about to embark on their next step after graduating. I personally think that this wasn't the perfect book for me because I've faced most of the things Marcella went through in this book, even though not in the exact same way as she. But I did liked that I can relate to her experiences. I'll just end this review by saying that if you're a teenager and young adults in their early 20s, give this book a try!

This review can also be read here http://booksoverall.blogspot.co.id/20...
Profile Image for Hestia Istiviani.
1,037 reviews1,963 followers
June 16, 2017
Quarter life crisis. Itulah istilah yang seringkali dibicarakan oleh orang-orang yang barus masuk ke dalam usia 20an dan menuju seperempat abad. Pemicunya pun beragam, dari lulus kuliah, pilihan hidup setelahnya, bekerja, menikah, dan masih banyak lagi. Quarter life crisis juga menjadi awalan mengapa ada banyak sekali bahan bacaan yang mengangkat tema, "Andaikan saya tahu hal-hal ini di usia 20an", baik dari penulis lokal maupun internasional.

Tidak terkecuali dengan buku terbaru dari Marcella Purnama.

Resensi lengkapnya

What I Wish I Had Known (& Other Lessons You Learned in Your 20s) adalah sebuah buku yang sangat ringan untuk dihabiskan dalam sehari saja. Yang perlu diingat adalah, tidak semua pembaca (apalagi yang sudah berada pada usia kepala 2) merasa lesson yang dituliskan berisfat "wah". Ada beberapa konten yang aku kira biasa saja. Mungkin saja, kalau pembacanya adalah mereka yang akan memasuki umur 20 akan menjadi lebih cocok.
Profile Image for Jules.
15 reviews1 follower
August 1, 2017
Are you a part of the 20-Something Club like I am? A high school senior who are looking forward to college? Or do you simply crave a nostalgic trip to that fast life in your 20’s? Then "What I Wish I Had Known" is the one non-fiction book you should pick up by debut author Marcella Purnama, who happens to be a friend of mine and fellow writer.

With a raw, simplistic style of writing that’s easily digestible like delicious croissants in the morning, Marcella offers a glimpse into her life as a University of Melbourne student, a writing intern and later a working professional before returning to Australia to pursue a Masters in writing and editing. All the chapters presented in the book highlight the major experiences in her academic adventures and career, from her first day of classes and exploration of a new city all the way to her blogging life (what a superstar!) and the offer she got to publish this gem of a novel. Slices of her relationship with her family and friends are also included with her dad providing most of the encouragement – and her mom being patient and hopeful despite all her doubts – as she set out on her own path towards her dream career that’s pretty much the opposite of her older sisters’ choices.

You can definitely get a sense of Marcella’s passion and natural talent for writing. She is blessed with a gift of storytelling and weaves her writing in a way that captivates the readers, inviting them to her wonderful world and sharing with them aspects of her life as a 20-something career woman. With the inclusion of quotes and references to pop culture like her association with Peeta Mellark from The Hunger Games (how she wants to always be herself despite all the successes that will follow), the chapters hold a massive amount of intrigue. One of my favorite parts revolved around her presentation on how customers would flock towards online stores that sell the cheapest books, but a fellow student in that lecture room who worked at an independent bookstore got very vocal about people still wanting to grab the priciest copies if excellent service is offered. That was both entertaining and informative (personally, I’d still go with the cheapest price available).

As a Communication major, I find "What I Wish I Had Known" super relatable, even though my experiences in Melbourne have been different with an easier immersion into the local scene. However, you don’t need to be in Communication to be able to enjoy it. If you’re in senior high, then this book can serve as a window to your future, filled with insights that can help you plan ahead so you can make the most of your college and internship experiences. But if you’re no longer in your 20’s, there’s still something nostalgic out of it that makes you want to reminisce the good times. The truth is it’s always positive to approach life with a 20-something mind, as we don’t stop learning even if we’ve reached adulthood.

Make sure to pick up a copy of Marcella's work and be inspired to reach your fullest potential!
Profile Image for Dhea Ananda.
22 reviews7 followers
January 11, 2022
Walaupun di awal baca bukunya rasanya biasa aja, tapi semakin ke belakang rasanya jadi semakin menarik dan berkesan. Terutama di bagian waktu penulis bekerja di organisasi non-profit. The describtion about how hard is it to break the poverty is just.... 😭😭💔
Profile Image for Sylvia.
147 reviews
August 5, 2017
I stumbled upon Marcella's writing for the first time on 2011. Her writing piece "How Important Are Grades For You?" was very related to me (personally) since I was still studying overseas during that time and had this question about grades as well.

Then the year after that, I started following her blog regularly and discover more of her writings about life and everything in between which are truly inspiring.

And now her book is truly inspiring (in many ways). For everyone who plan to study overseas and want to know more about work life plus everything in between, read this book.
Profile Image for Tri Cardo.
9 reviews1 follower
February 14, 2018
HIGH RECOMMENDED

Begin from cover, It is really eye catching. And behind the cover you can read "I’ve lived my whole life following people and taking their choices as mine. I will dream a new dream, a dream that’s totally my own, and I will work hard to get it." From that, can you guess what things are told here?

Marcella Purnama described the transformation from teeneger to adult, that's 20 ages. Because this is non-fiction, so this book served Marcella's experiences began from high school to the time she could finish this book.

The parts of this book are orginezed well and the writings is easy to understand. She can make everyone feels what's been written. And the most important thing is, by reading this book, you will get so much things that you have to know in your 20s.

One of sme quotes that I quoted well from this book:
"I must have done something right to deserve you in my life. Perhaps despite all our wrong doings and mistakes, despite all our failures and imperfections, we have done something right, for something good still happens in life."

You have to read this.

PS. I got this book after pre-ordering from Marcella directly by Instagram DM. And She is so friendly, anyway. :)

Profile Image for pijaa.
74 reviews4 followers
September 13, 2022
as a beginner who read English book, I really recomended this <33. for me as a student want to have a "bule" boyfie, this book make me think again ahaha.. afterall this book is fun to read
Profile Image for Tamara Fahira.
130 reviews8 followers
Read
November 20, 2021
Bingung mau kasih bintang berapa. Honestly, this memoir isn’t bad tapi sorry kok beberapa part penjelasannya setengah-setengah, apa karena gue bacanya pas lagi kurang air. Pemilihan font yang kurang cocok menurut gue (jadi kurang enak di mata, suer).

Ini buku yang dialihbahasakan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris apa gimana, ya? Kok bahasa Inggris nya somewhat kaku atau entahlah (?) Ilustrasinya lucu tapi gak berwarna, jadi gimana, yaaaa. However, tetep enak dibaca, kok.

Galaunya anak usia 20-an terangkum semua disini: kesepian, gamang antara ingin kerja atau melanjutkan studi S2, masalah pacar, masalah teman, orangtua, quarter life crisis.
Profile Image for Steven S.
697 reviews67 followers
July 17, 2017
nice book about life, work, and youth life.
Profile Image for Yuliana Martha Tresia.
66 reviews19 followers
June 24, 2021
Buku What I Wish I Had Known (And Other Lessons You Learned in Your 20s dari Marcella Purnama, adalah satu buku yang kisahnya sangat relatable dengan saya, sampai saya tertegun, tersenyum, terharu sendiri ketika membaca. Mungkin karena banyak kemiripan pengalaman dan personality yang sama-sama introvert, dalam menjelajah usia 20-an. Apalagi, saya ternyata tak sengaja tepat membaca buku ini di masa-masa hidup sepertinya cukup berliku.

Sebagaimana judulnya, buku ini memuat rangkaian refleksi personal penulis dalam masa-masa 20-tahunnya: termasuk bergulat dengan perihal akademis, naik-turun dalam konflik internal tentang pekerjaan, suka-duka keluarga, bagaimana berproses dengan diri sendiri, sampai kisah realita pertemanan di masa dewasa yang cukup complicated. Yang menarik adalah karena latar belakang kisahnya adalah seorang perempuan introvert, yang merantau ke negeri orang, berhadapan dengan segala realita yang coba dikemas dalam cerita refleksi yang jujur apa adanya.


And being best friends forever is hard. Over the years, your way of thinking changes. The way you dress, talk and see yourself changes. Even what you look in a friend changes. Your taste in guys changes. Your values change. You have different interest and passion. The things that used to glue you and your BFF together are now thrown out of the window.
And when you don’t grow together, you grow apart.


—Page 166, BFFs


Secara khusus, saya benar-benar kehilangan kata-kata di bagian dimana Marcella Purnama berefleksi tentang pengalaman bekerjanya di organisasi nonprofit. Apa yang diceritakan Marcella dalam bagian ini sungguh pernah saya alami pula, apa yang menjadi konflik internal yang dialami Marcella dalam masa itu sungguh pernah saya lalui pula. Refleksi Marcella dalam buku ini membantu saya untuk menelusuri pengalaman itu lagi dan melihatnya dengan lebih jernih.

Dalam cerita reflektif penulisnya, buku ini juga tampak berusaha kritis terhadap hidup: apa yang dilalui generasi kita, generasi Y (milenial). Yang mana saya banyak setuju pula. Di tengah hantaman quarter life crisis, nyatanya memang 'serbuan motivasi tentang work with passion' tidak selalu menolong sebagian besar kita bukannya? Karena realita, pada kenyataannya lebih rumit daripada yang kita harapkan atau yang kita bayangkan.


And as if those others’-lives-are-better-than-ours news are not enough, all the viral articles that get shared talked about only one thing: pursuing our passion. Work shouldn’t be a chore. It should be delightful. If not, we are doing it wrong.
Are our expectations too high?

—Page 182, The Grass Is Always Greener



Buku ini menjadi buku yang sangat berkesan untuk dibaca menjelang saya menutup usia 20-an yang penuh suka-duka. Sangat direkomendasikan untuk dibaca siapapun yang sedang berpikir "I wish I had known those things earlier..." di usia 20-an. Buku ini adalah kawan yang baik yang dapat mendampingi proses refleksi menjalani lika-liku quarter life crisis.
Profile Image for Yuli.
58 reviews1 follower
August 20, 2021
"Life wasn't supposed to be a competition, but it really felt like one" _Page 179_

After I finished this book, I felt a lil bit envy. The author has a good privilege in their life. She could studying abroad in Aussie. She has a great parents who always support her, morally and financially. She has a boyfriend, friends, sister who always love her and many more privileges that she has. But, what I realized is, even though you have such a lot of privilege, it doesn't make you happy.

Everyone has a struggle in their lives. As a younger child, the author always be compared to her older sister. That's why she chose to study Arts, instead of Science like her older sister. In Aussie, she struggled with English and difficult to have a local friend. After graduating, she is struggling with her job and got a quarter life crisis. Even though I envy with her privilege, I learned to empathize her struggle. Sometimes the words that she writes so relatable for me.

Back then, I was one of the top students in my high school. I expect myself to perform similarly in university. The harsh truth is everyone in the university is smart. And as I grew older, I realized something about life; it could get pretty lonely. It's so relatable.

One of my favorite part in this book is about book translation. In my experience, the English and Indonesian version of a book differ a lot. The problem with translation is that they need to translate not only the language, but into a culture that the local people understand as well. That's why the first Harry Potter has two titles: Harry Potter and the Philosopher's Stone and The Sorcerer's Stone.

Overall, this book is easy to read. I like her writing style. And this book gives me another perspective about study overseas, work and adult life.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Nyut.
123 reviews1 follower
January 11, 2024
Slice of life/autobiografi dari si penulis diusia duapuluhan. Cocok untuk dibaca anak muda menjelang dan di awal duapuluhan, karena berisi banyak pengalaman hidup yang bisa membuat pembacanya lebih mengerti dan bersiap akan banyak perubahan dalam hidupnya untuk menuju kedewasaan.
Mulai dari menentukan jurusan kuliah, kehidupan perkuliahan (terutama jika ditempuh di luar negeri), hubungan keluarga, hubungan dengan pasangan yg serius, hubungan pertemanan, dunia kerja yg sebenarnya, bagaimana caranya mengatur keuangan sendiri, dan hal-hal lainnya yg dilakukan untuk pertama kalinya karena kita sudah dianggap 'dewasa'.
Memang perjalanan hidup orang berbeda-beda, tapi setidaknya pembaca buku ini bisa melihat garis besar perjalanan hidup menuju kedewasaan itu seperti apa rasanya dan apa saja yg perlu dipikirkan. Meskipun kalau dilihat sih perjalanan hidup si penulis ini bisa dibilang enak karena dia berasal dari keluarga yg berkecukupan dan diberkahi dengan kecerdasan, tapi tetap saja itu tidak membuat si penulis menjalani kehidupannya dengan mulus tanpa hambatan.

Jadi buku ini rekomended untuk anak muda yg masih kebingungan bagaimana caranya menghadapi kehidupan yg sebenarnya.
Tenang aja... Buku ini ditulis dengan cara 'bercerita', bukan 'nuturi', jadi enak dibaca untuk para pecinta fiksi juga. Selain itu, meskipun ditulis dalam bahasa Inggris, tapi bahasanya yg digunakan tu ringan kok, nggak pakai kosakata atau istilah-istilah yg sulit dipahami. Jadi bisa sekalian buat belajar dan membiasakan diri membaca teks panjang berbahasa Inggris.

Selamat membaca...
Profile Image for Laksifania.
15 reviews
January 15, 2023
Buku berbahasa Inggris pertama yang kubaca, dan isinya benar-benar membuatku terpukau serta mengikutinya dengan santai.

Menceritakan tentang kehidupan penulis sejak masuk bangku kuliah hingga bekerja, lalu kuliah kembali. Hal yang membuatku nyaman karena aku dan penulis memiliki cukup banyak kesamaan. Kami anak ketiga dari tiga bersaudara, kepribadian juga hampir sama, dan yang paling berkesan adalah kesukaan kami di bidang menulis.

Itu membuatku termotivasi dengan banyak pelajaran hidup di dalamnya. Apalagi dengan kondisi penulis berkuliah di Melbourne, bersama orang berbeda negara dan bahasa, sehingga mengharuskannya mempelajari bahasa Inggris tanpa kenal menyerah.

Bahasanya mudah dipahami, terutama oleh seorang pemula sepertiku. Aku masih dapat menikmati alurnya dengan santai. Di dalamnya juga ada ilustrasi lucu, jadi gak begitu monoton.

Mungkin kesulitanku adalah membedakan rentang waktu kejadiannya setiap berganti bab.

"The more my parents pushed me to do one thing, the more I did the other" (page. 197)
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Melania Anindya.
18 reviews
June 15, 2020
Sesuai judulnya, buku ini cukup relatable untuk dibaca di usia dewasa muda atau 20-an. Marcella membagikan pengalaman hidupnya dan berbagai pelajaran hidup yang ia dapatkan di usia ini dalam bukunya. Tentang kuliah, kerja, cinta, keluarga, dan mimpi.

Ada beberapa hal favoritku yg ada di buku ini seperti bagian nasihat dari ayahnya ke pacar Marcella atau bagian Marcella harus menghadapi tekanan dari atasan di dunia kerja.

Buku ini mampu menghibur sekaligus menemaniku melewati usia ini. Terlebih background penulis yaitu content writer sama seperti aku. Ada banyak hal baru yang juga kuketahui dalam buku ini terkait bidang penulisan seperti menulis untuk media atau non profit organization.

Ilustrasi yang diselipkan juga menambah asyik pengalaman membaca. Ada pula quotes yang di highlight di beberapa halaman.
Profile Image for Readingwithnee.
107 reviews2 followers
September 26, 2020
This was the first english book I read on ipusnas. It's actually such a great book, well-written, easily understood, but I was bored after reading half of it. Probably because this book covered about what we would encounter in our 20s, while I had heard and experienced most of them in my own life, so they weren't new to me. I would probably give it five stars if I read it at age 18 or 19 where I was at a stage of super curious about what's actually going on in the real world/adult life.

Overall, this book was about her quarter-life crisis, about education, passion, career, relationship, choices, and mindset.

Quote from this book which I found it motivational is :
"𝘌𝘹𝘱𝘦𝘳𝘪𝘦𝘯𝘤𝘦 𝘪𝘴 𝘸𝘩𝘢𝘵 𝘺𝘰𝘶 𝘨𝘦𝘵 𝘸𝘩𝘦𝘯 𝘺𝘰𝘶 𝘥𝘪𝘥𝘯'𝘵 𝘨𝘦𝘵 𝘸𝘩𝘢𝘵 𝘺𝘰𝘶 𝘸𝘢𝘯𝘵𝘦𝘥.
𝘈𝘯𝘥 𝘦𝘹𝘱𝘦𝘳𝘪𝘦𝘯𝘤𝘦 𝘪𝘴 𝘰𝘧𝘵𝘦𝘯 𝘵𝘩𝘦 𝘮𝘰𝘴𝘵 𝘷𝘢𝘭𝘶𝘢𝘣𝘭𝘦 𝘵𝘩𝘪𝘯𝘨 𝘺𝘰𝘶 𝘩𝘢𝘷𝘦 𝘵𝘰 𝘰𝘧𝘧𝘦𝘳."
-Professor Randy Pausch, 𝘛𝘩𝘦 𝘓𝘢𝘴𝘵 𝘓𝘦𝘤𝘵𝘶𝘳𝘦-
Profile Image for Jane.
5 reviews
May 23, 2018
I knew Marcella from her blog and when I found out she finally published a book, I was beyond thrilled!

I always admire how she tells her story. Gaya penulisan Marcella sama sekali nggak awkward, it feels like talking with an old friend. Dan itu juga yang aku rasakan waktu baca buku perdananya ini.

Sebagai ex mahasiswa yang pernah kuliah di luar negeri, beberapa pengalaman Marcella sangat dekat dengan pengalaman aku pribadi. Setiap kali membalik halaman buku, sambil ngomong dalam hati, "iya nih, bener banget! Gue juga pernah kayak gini!" :D

Hopefully, she will write another book, soon! <3
Profile Image for Silvia Okta.
97 reviews
February 25, 2023
Buku yang cocok dibaca oleh remaja hingga dewasa awal. Berceritakan soal Marcella yang berusaha untuk mengejar cita-cita, menata masa depannya, dan juga pencarian jati diri serta passion. Buku ini ditulis dalam bahasa inggris yang mudah dipahami. Bacaan yang lumayan membangkitkan semangat khususnya untuk khalayak muda untuk terus mengejar cita-cita dan keinginan pribadi. Pada buku ini juga menyinggung soal quarter life crisis yang memang rentan terjadi pada orang yang direntang usia 20-an. Fokus pada diri sendiri dan tidak mendengarkan suara sumbang dari orang lain yang mempengaruhi hal buruk adalah kunci dalam mengejar cita-cita.
Profile Image for Nanadhoi.
438 reviews45 followers
August 12, 2023
I love this book. Semua ilustrasi dalam buku ini cantik-cantik belaka. At first I thought it was a nom-fiction book rupanya its a fiction book.

I enjoyed reading this book. Berkisarkan pengalaman ketika belajar dan di dunia pekerjaan. I can relate to almost all pengalaman ketika belajar, di dunia pekerjaan yang diceritakan di dalam buku ni. Even apa yang difikirkan oleh penulis (dalam buku ni) pun exactly what I’ve been thinking, especially on money management and to work at place yang macam buat you rasa ada purpose and bukan kerja kerana duit semata, tapi tu la hidup ni tak semuanya berjalan seperti yang kita jangkakan.
Profile Image for Bella.
9 reviews
June 25, 2020
I did the whole read back then when I was in my early 20s. I used to look for my first self-help book, magically found it in the bookstore... that's where I think this book really meant to be. I read this all along and I found out this book helps alot of early 20s insecurity, quarter life crisis, and calm down my nerves... when I found out I'm not the only person who are scared of future in this way. Marcella wrote this in a easy yet enjoy to read, gave a whole new advice and perspective what does it feel like for being young adult. Read it, won't regret it.
Profile Image for Kern Amalia.
355 reviews1 follower
June 2, 2022
Sekolah di luar negri, punya keluarga juga yg bisa ditinggalin bareng di sana, visit disney tokyo..mon maap..aku baca bukannya jd termotivasi malah jadi minder ngeliat smua yg aku pingin bisa dilakuin penulis..😁

Cuma 1 yg bisa tersampaikan ke aku dr penulis. "Dream big"
yaudeh mimpi aje dulu smuanya kesampean..itu doang 🙂
Mungkin penulis sbnernya pingin ngasih liat perjuangan dia, tp di aku itu smua bukan hal biasa yg smua org bisa dapetin, heyyy..jdnya malah terkesan negatif di aku..

Mungkin pasar bukunya bukan buat aku..hahaha..maap yak..

2/5⭐
Profile Image for Lina Marza.
29 reviews
July 23, 2022
Kisah perjalanan si penulis mulai dari lulus SMA, kuliah di luar negeri, beradaptasi dengan dunia kerja, lalu melanjutkan S2. Bukunya menggambarkan krisis yang dialami anak muda dalam menghadapi kehidupan sosial yang demanding dan comparing. Such a nice life story, but sadly not quite motivating for me😔 (mungkin karena penulisnya datang dari keluarga dengan silver platter, jadi kesannya udah selangkah lebih beruntung aja gitu).
Tapi, buku ini recommended banget buat yang mau belajar bahasa Inggris.
Profile Image for Noor Amaliana Safitri.
204 reviews1 follower
January 23, 2023
After so many times of re-borrowing on iPusnas, I can proudly say that I finally finish this book. Only God knows what I thought might be a light read have so many helpful and practical lessons within that it took me some time to also write the lessons in my journal. Marcella certainly knows how to write, for it almost felt like reading a novel for me instead of reading a coming-of-age nonfiction book. As the title sounds, this book is indeed What I Wish I'm knowing. Thank youuu for deciding to publish it✨️✨️
Profile Image for Rista Shafwati Nadhila.
5 reviews
April 6, 2019
"One of the first lessons I learned in working life was that you don't need to like every one of your colleagues, and they don't need to like you either. You just have to respect them, and getting their respect in return." (page 101)

Talking about quarter life crisis bcs you're into 20 and something?
Looking for the answer or the tips how to deal with it? So this book isn't the one that u're looking for. And no book will answers.
But looking for another perspectives? This book might be.
4 reviews
July 3, 2023
I had difficulty comprehending a book about the author's life considering that I try not to be curious about other people's stories, so reading about their hardships, triumphs, etc. is not really my cup of tea. This book is still good, though. I learned knowledge about psychology terms, studying overseas, and the pov of being the youngest child.
Profile Image for Stefanny Natalia.
286 reviews33 followers
June 2, 2018
Buku yang gak sengaja dibeli supaya dapet diskon lebih waktu beli buku di kampung ilmu, dan gak nyangka buku ini baguss~~ menginspirasi dan beberapa pandangan yang menurut definisi authornya sependapat denganku. 4,5 stars for this book
Displaying 1 - 30 of 49 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.