Enomoto Eren adalah siswi yang sama sekali tidak menonjol di sekolah. Dengan kulit pucat penuh bintik merah bekas jerawat di kedua pipi, rambut kepang, dan kacamata berbingkai bulat, membuatnya semakin terlihat suram. Tapi, itu semua sebenarnya hanya riasan untuk melindungi dirinya dari sorotan.
Perjumpaan dengan Kiriya, salah satu pemuda populer di sekolah, membuat rahasia yang disimpan Eren rentan terbongkar. Daripada menentang, Eren malah menawarkan Kiriya untuk terlibat dalam permainan favoritnya: catur manusia.
Antara takjub dan penasaran, Kiriya mengikuti permainan Eren. Hingga ketika ia mengetahui rahasia Eren yang lain, sudah terlambat baginya untuk mundur dari board.
“Apa pun bisa saja terjadi. Tak ada yang dapat memprediksi akhirnya. Tapi bukankah itu yang justru membuat permainan jadi terlihat menarik?”
Aku penasaran banget sama game yang dimainkan Eren. Kirain bakalan terus berkutat soal permainan tersebut, ternyata ada hal lain yang lebih banyak diceritakan di novel ini, jadi game tersebut akhirnya sedikit terlupakan oleh Eren. Kisah percintaannya, dengan karakter Reiga yang digambarkan cool and rich, memberi kesan biasa. Cowok macam itu udah keseringan dipakai di cerita romance masa kini.
Aku suka dengan pengetahuan yang diberikan penulis soal dunia modeling dan tentu dengan setting Jepangnya yang kental. Akhirnya aku mendapat jawaban kenapa ada orang Jepang yang kerja malam tapi bilangnya selamat pagi ke sesama rekannya. Dulu sempat baca novel penerbit lain berisi sapaan tersebut padahal kerja malam, tapi nggak dikasih penjelasan apa- apa. Kirain salah tulis.
Bagus bangeeeeet! Saya salah satu orang yang selalu beli novel kak Ran begitu liat di toko buku bahkan sebelum baca sinopsisnya dan sejauh ini semua selalu melebihi ekspektasiku. Topik yang dipilih selalu berbeda untuk tiap buku yang menyebabkan saya sangat excited untuk menantikan dan membaca tiap bukunya. Ide ceritanya selalu unik dengan karakter yang juga mempunyai sifat yang unik.Kali ini topik yang dipilih adalah catur dan modelling yang dipikir2 agak gak nyambung kalo belum baca novelnya. Eren adalah seorang pelajar sma yang sangat tertutup dan hampir selalu menghindar untuk berinteraksi dengan orang lain. Hobinya adalah bermain catur, tetapi catur yang disenanginya adalah catur manusia dimana dia bertindak sebagai mastermind yang mengendalikan emosi orang lain. Awalnya saya berpikir Eren sebagai tokoh utama yang antagonis, tetapi saya salah. Dia mempunyai rahasia besar yang tidak diketahui orang lain. Disini "teman" Eren adalah Kiriya yang bertindak sebagai pelaksana dari rencana yang disusun Eren. Tapi main leadnya bukan Kiriya! Kita tertipu sodara2!! Kalian harus baca novel ini sampai selesai!! Saya mendukung Eren dengan si pria bermata violet~ Seperti novel2 yang sebelumnya, 5 bintang juga untuk Eren's Play!
Ngambil buku inI di tokbuk awalnya iseng2 & ini pertama kali baca bukunya Orihara Ran, nggak nyangka ternyata keterusan. Jadi pingin baca novel2 dia sebelumnya. Cerita Eren ini sbnrnya kalo mnrt aku teenlit tapi pembawaan buku ini boleh dibilang dewasa. Dalam arti Nggak ada drama berlebih, persoalan diselesain dgn pas, dan karakter2 yg likeable semua dr yg pemeran utama sampe yg peran pendamping. Jujur sih karakter cowoknya too good to be true, Reiga Braxton WOW!! Tapi di lain sisi novel ini jg realistis, endingnya nggak maksa. Dan romancenya tuh pas. Sweet tanpa ngerasa cheesy (bener deh yg kayak gini jarang bgt ditemuin & Orihara berhasil meramunya dgn sangat baik)
Nyari buku2nya yg lain susahhh, klo ada yg tahu beli dimana boleh tuh share infonya
Akhirnya selesai juga baca novelnya Kak Ran!!! Novel Kak Ran emang gak pernah bikin aku kecewa. Selalu seru buat dibaca dan berpikir. Wkwk
Oke, mulai reviewnya yaa~ Jadi.... di novel Eren's Play ini terfokus dengan setting Dunia Modelling dan Catur. Seru banget ngikutin perjalanan kerja dan cara pemikiran yang terkesan rumit tapi masuk akal DAN AKU SUKA BANGET DENGAN PEMIKIRAN SEPERTI ITU!!! //GAK NYANTE// Ceritanya sukses bikin nahan napas, ketawa, dan deg-degan karena pingin cepet-cepet buka halaman berikutnya 😂 Kemudian penggambaran setiap karakter jelas dan terasa menyenangkan untuk bayangin mereka :"D //TIM REIGA~~~// Mulai dari kepribadian Eren yang terbilang misterius, Reiga yang So Perfect OMG! /plak/, Kiriya yang dingin, Kiko yang centil menyebalkan (dalam arti yang bagus, hehe), semua karakternya nampak alami. Ada beberapa part juga yang sukses bikin ketawa sampai geleng-geleng kepala gara-gara Eren padahal dia misterius gitu :')) tapi salut banget sama karakter utama yang satu ini. EREN LOVE YOU!!! Dan terakhir, aku seneng karena manusia-manusia antik itu nongol di novel ini :")) bapak kepala sekolah A Gakuen tersayang dan direktur Aporo :'3
Buat keseluruhannya, kalian harus baca sendiri deh. Dijamin gak bakalan nyesel 😉
Aku baca buku-bukunya Kak Ran beneran berurutan (minus amazing guardian) dan aku jadi hafal pola tokoh-tokohnya dan gimana dia ngeanalisis sesuatu di sekitarnya. Jadi pas aku nemuin lagi di sini, rasanya terlalu repetitif dan udah gak se-amazing itu lagi.
Tapi, kelebihan novel ini dari yang sebelumnya adalah momen-momen Reiga-Eren. Hubungan mereka manis banget dan aku suka banget. Buku ini juga lebih emosional, ada part yang beneran bikin aku menitikkan air mata (halah bahasaku, 😂 😂). Alhamdulillahnya, momen Reiga sama Eren itu bertebaran di sepanjang buku jadi aku tuh gak bosen bacanya. Bisa dibilang yang rada mandek itu pas chapter 1 karena maen games catur manusia sama bagian sama Taka-san karena analisis modelling dan telling yang terlalu repetitif kayak di buku-buku sebelumnya.
Permainannya menarik sebenernya, tapi aku tetep rada gak mudeng di beberapa bagian. Mungkin karena aku gak bisa maen catur juga dan yang kutahu itu catur permainan strategi. Jadi pas strateginya gak keliatan aku rada gak paham, wkwkw. Over all di antara buku Aidoru sampe Eren, jelas yang paling kusuka itu Eren's Play, wkwk.
Ok, ini pertama kalinya aku me-review sebuah novel. Sudah belajar,dan sekarang aku akan memulai dengan Eren's Play.
• Sebelum itu, aku ucapkan selamat buat Kak Ran yang berhasil menyelesaikan Eren's Play. Dan juga penerbit Diva Press yang membuat Eren's Play sampai ke tangan para penikmat novel. Dan juga Allah SWT. Kalau bukan karena Nya, Eren's Play tidak akan ada. Tepuk tangan untuk semuanya 👏👏👏👏
• Sebelum memberi bintang 5, pastinya aku membaca dulu ini novel. Dan aku tidak menyesal memberikan 5 bintang untuk Eren's Play. Dan pasti setiap bintang ada pointnya tersendiri.
• Sangat sulit menemukan seseorang seperti Eren. Yang selalu teguh dalam mewujudkan impiannya sampai benar-terwujud. Apalagi itu semua untuk orang yang sangat dia sayangi. Contoh yang baik untuk kita semua.
• Pertama aku akan membahas tentang sampul buku. Dan bintang pertama aku dedikasikan yang pasti untuk sampulnya. Kombinasi antara warna biru dan merah muda yang membuat segar untuk dipandang. Dengan gambar seorang gadis dan papan catur di hadapannya, sangat cocok untuk judul novelnya. Dan juga ada penulisan huruf Jepangnya yang semakin membuat sampul Eren's Play terlihat menarik.
• Bintang kedua, bintang ini untuk nama2 karakter dalam novel. Seperti buku2 sebelumnya, setiap nama mengandung sebuah arti. Dan juga karakter yang tidak setengah2. Salut sama kak Ran (tepuk tangan buat kak Ran). 👏👏👏 - Enomoto Eren : Tawa dan Cinta. Eren, gadis yang mempunyai dua kehidupan. Gadis yang mempunyai pemikiran seperti orang dewasa, cerdas, egois, mampun melihat karakter seseorang hanya dengan melihat dan mengamatinya, bicaranya yang blak"an. Dan suka sekali dengan permainan catur, terutama catur manusia. - Reiga Braxton : Indah, mewah, menawan. Reiga serakah banget ya. Dari arti namanya saja kita sudah tahu bagaimana sosok Reiga. Tapi biarlah orang berkata apa. Reiga cocok dengan sebutaan itu. Orangnya memang tampan (orang tampan mah sah2 saja). Kembali ke intinya. Reiga, pria muda yang memiliki segalanya diusianya yang masih 20 tahun. Pria yang mencintai Eren, sosok yang sangat disegani oleh semua orang yang mengenalnya, sosok yang dingin namun berubah menjadi pria yang hangat, manis dan jail kalau sudah bersama Eren. - Tezuka Kiriya : Kabut malam. Siswa angkatan pertama di SMA Ouriko. Tampan dan sangat populer dikalangan sekolah. Arogan, apatis, tidak mau mendengarkan omongan orang lain.
• Eren dan Reiga salah satu pasangan yang menurutku unik. meski sering berantem, tapi itulah manisnya mereka. Karena itu mereka bisa menjadi dekat. Mereka bisa menciptakan moment manis dengan cara mereka sendiri. mau romantis memang tidak harus dimulai dengan hal yang manis. Mereka membawa kisah mereka dengan cara mereka sendiri.
• Aku nggak tahu bagaimana harus menilai sikap Eren pada ibu kandungnya. Aku terharu melihat kegigihan Eren hanya untuk mendapatkan kasih sayang ibu kandungnya. Usaha Eren dalam mewujudkan impiannya, tidaklah semuanya sia2. Meskipun dulu di masa kecilnya diperlakukan tidak baik, Eren tetap sayang dengan wanita yang sudah melahirkannya di dunia. Kasih sayang seorang anak pada diri Eren tidak berkyrang. Karena masa lalunya itu Eren menjadi wanita yang kuat. Benar apa kata Reiga, sebenarnya Eren bukanlah gadis yang jahat. Dari Eren, kita belajar bagaimana menyelesaikan masalah tidak semua harus dengan cara yang halus. Mungkin sedikit keras, tapi itu mampu merubah sesuatu yang tidak baik menjadi baik. Aku suka dengan pemikiran kak Ran. Setiap tokoh dalam novelnya, selalu mempunyai sudut pandang tersendiri.
• Bintang ke3 dan ke4, aku berikan untuk quote "Tidak ada satu pun pengalaman yang tidak berharga. Percayalah, pengalaman akan membantumu menjadi sosok yang lebih kuat lebih dari yang kau bayangkan". Salah satu quote yang paling aku suka. Karena dari pengalaman juga kita bisa belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Itulah salah satu prinsip yang aku terapkan dalam hidup.
• Pembaca mungkin berfikir (menurutku) penulis lebih menonjolkan 2 tokoh di dalam novel. Tapi menurutku (garis bawahi, 'menurutku'), penulis hanya menonjolkan tokoh utama dalam novel, yaitu Eren. (Ya pastinya lah, tokoh utama gitu). Reiga hanya menjadi sosok pendamping Eren, penyegar dalam kisah percintaan di novel ini antara Eren dan Reiga. Tapi itu juga sangat bagus. Karena tidak seru dong, pasti setiap cerita atau kisah selalu ada bumbu percintaannya. Kenapa aku bisa menilai seperti itu? Karena di dalam novel informasi Reiga tidak terlalu banyak. Seperti Reiga Braxton, sosok pria yang lahir dengan darah campuran antara Asia dan Barat, serta fisik yang sempurna, seperti sepasang mata berwarna biru keungu-unguan, tinggi semampai, pewaris keluarga Braxton. Selebihnya Reiga memiliki adik perempuan bernama Kiko Braxton yang juga sahabat Eren dari pertama kali keduanya merintis karir seorang model. Pertemuan pertama kali antara Erena dan Reiga yang begitu singkat.
• Ada bagian yang sangat aku suka di dalam isi cerita. Pertama, seperti berjalannya selama proses pemotretan. Aku sampai kagum pada kak Ran yang banyak tahu tentang dunia modelling. Kalau boleh memberikan saran, pada sesi pemotretan majalah Ginga, Eren tidak perlu sampai lari-larian hanya untuk merubah penampilannya, terutama pada makeupnya. Eren tinggal meminta bagian makeup artis untuk merubah riasan diwajahnya menjadi seperti yang dia mau. Pastinya makeup artisnya bukan orang sembarangan dong. Dan itu juga lebih menghemat waktu. Kasian juga sama Erennya yang capek karena lari-larian. Apalagi dia akan menjalani sesi pemotretan. Dan juga ketika sesi pemotretan dengan Taka-san. Saran saja, lebih baik Taka-san membantu Eren untuk menemukan solusi supaya Eren bisa lebih merasuki perannya dalam sebuah pemotretan. Tidak masalah juga membiarkan Eren memikirkan sendiri. Itu juga baik untuk Eren. Tapi sebagai seorang fotografer, apalagi sudah pro, lebih baik Taka-san memberikan masukan dan ilmunya pada Eren. Dan selama ini Eren juga sudah baik melakukannya. Bagus bgt buat Eren. Kedua, aku suka scene di rumah sakit ketika Reiga dengan setia dan sabar mendengar cerita Eren tentang masa lalunya yang suram. Di bagian ini, aku benar2 bisa masuk ke dalam dialog mereka. Meskipun kesedihan lebih terasa, namun itulah yang menurutku sangat bagus. Aku bisa merasakan apa yang dirasakan Eren. Dan aku merasakan keintiman pada scene tersebut. Namun masih dalam batas yang wajar. Ketiga, aku suka bagian dialog Reiga, "saat kita menikah nanti, aku akan membuatmu mengatakan 'aku mencintaimu'". Jujur saja, meskipun sederhana, tapi itu benar2 ngena banget di hati. Jadi baper sendiri.
• Untukku sendiri, novel ini kurang menonjolkan tentang permainan catur manusianya. Di sini lebih menonjolkan kehidupan si tokoh utama. Beda sekali dengan buku2 sebelumnya seperti Amazing Guardian, Doki Doki Game, yang masih fokus dengan penyelidikan dan juga permainan, meskipun kehidupan pribadi para tokoh utama banyak yang dibahas. Dan selebihnya, aku puas dengan Eren's Play. Karena aku tahu bagaimana berjalannya permainan catur manusia.
• Bintang terakhir, bintang ini aku dedikasikan untuk penulis, kak Orihara Ran. Aku suka dengan gaya penulisannya yang mudah dicerna. Dan seperti karakteristik kak Ran, setiap pokok permasalahan seperti masa lalu para tokoh selalu dibahas di pertengahan atau di akhir cerita. Mungkin memang itulah daya tariknya. Aku tetap kagum dengan kak Ran yang selalu memberikan teka-teki di setiap buku yang beliau tulis. Beberapa aku tidak bisa menebaknya. Dan inilah yang aku suka. Dan penyelesaiannya pun tidak terduga. 4 👍👍👍👍 buat kak Ran.
• Eren's Play benar2 banyak memberikan pelajaran tersendiri untuk para pembacanya. Salah satunya, tidak semua hal yang buruk akan berakhir dengan keburukan. Jika kita masih bisa berpikir kedepan untuk yang lebih baik, dan mau merubah itu, tekad lah satu-satunya yang harus kita punya. Teguh pada keyakinan. Tetap mau berusaha. Untukku sendiri, semua buku kak Ran memberikan pelajaran yang berharga. Tidak hanya untuk dibaca. Secara tidak langsung kak Ran memberikan motivasi tersendiri untuk para readers.
• Terakhir, aku tunggu karya2 kak Ran selanjutnya. Semoga kak Ran terus bisa melebarkan sayap. Menjadi penulis dengan karya2 yang membanggakan. Terus menjadi motivasi untuk semua orang. Dan aku berharap, kak Ran masih dengan karakteristik yang sudah kak Ran bangun dari awal menjadi seorang penulis. Mungkin nantinya akan berubah sedikit, yang terpenting tidak meninggalkan gaya penulisan kak Ran. Sukses selalu 😊
Aku baru baca karya Orihara Ran yang lekat dengan unsur Jepangnya.
Pertama kali baca, aku tertarik sama sinopsis yang menarik dan covernya yang manis. Ditambah Bab awal yang terasa menegangkan—awalnya kukira ini cerita misteri— dan sukses meningkatkan ekspektasiku. Sedikit tebakan, kukira Eren akan mempunyai hubungan romantis dengan teman sekelasnya, namun tiba-tiba ada sosok pemimpin MTV, Reiga yang terasa lebih manis walaupun pertengkaran sering ada diantara mereka.
Bab demi demi, cerita Eren dan biduk caturnya semakin membuat penasaran. Alasan Eren menjadi dua sosok yang berbeda, obsesinya terhadap catur, serta pemikiran absurd dikala keadaan genting membuatku semakin tertarik!
Sebelum membaca ini, terdapat trigger warning yaitu child abusive, domestic abusive (kdrt). Semua adegan tersebut ada di bab ketika Eren menceritakan hubungan dia dan ibunya dan juga kenapa pada akhirnya dia memiliki tujuan untuk memenangkan piala bergengsi.
Akhir kata, buku ini bagus dan bisa dibaca sekali duduk.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Selama membaca novel ini, aku dibuat penasaran dengan apa sih yang disembunyikan sama Eren. Belum lagi, tentang permainan catur manusianya. . Well, permainannya memang seru, tapi sayang saja, di pertengahan lebih menekankan kehidupan Eren sebagai model muda berbakat dengan nama Erena. . Untuk konfliknya, menurutku nggak terlalu rumit sih, hanya seputar diri Eren dan masa lalunya. Tapi cukup seru untuk diikuti. Belum lagi, sebab kenapa Eren menyembunyikan sesuatu dan menjadi sosok misterius juga dipaparkan dengan baik. Nggak terburu-buru. . 📝➡🌟🌟🌟/5 Yup, karena di pertengahan hanya menekankan tentang hubungan Eren dan Reiga, padahal ya permainan catur ala Eren ini menarik banget loh. Dan, penggambaran sosok Reiga yang menurutku terlalu sempurna. Ini hanya soal seleraku yang memang kurang simpatik dengan tokoh seperti itu karena nggak realistis saja. Tapi ... karya Kak Orihara Ran nggak boleh dilewatkan gitu aja karena gaya menulisnya yang ringan dan tetap asyik.
This book is confused me so much. Dari alurnya yang berantakan sampai penokohannya yang gak tergambar dengan jelas.
Aku bingung harus review buku ini kayak gimana karena alur buku ini juga membingungkan gak jelas tujuannya mau ke mana.
Aku kira cerita ini akan lebih fokus ke permainan catur manusia Eren, ternyata bukan. Kemudian, mungkin fokusnya bukan ke catur manusia, tapi ke pekerjaan dia sebagai model, tapi gak bisa dibilang fokus ke situ juga. Aku jadi bingung sendiri :(
This entire review has been hidden because of spoilers.
oke ini novel gue kasih rating 5. Kenapa? Soalnya mulai dari awal gue baca sinopsis novel ini gue udah mulai tertarik sama isinya. Dan TERNYATA novelnya sesuai ekspetasi gue, ini novel bagus banget, mulai dari permainan catur manusia, membaca mimik muka manusia dll. Yang paling keren dia nyembunyiin dirinya buat bisa ngelakuin hobinya, pokoknya ini novel recommended banget
"Langkah yang kau ambil hanya tindakan pengecut. Menyamakan tindakanmu dengan membenarkannya sebagai sikap netral? Yang benar saja! Apa kau tahu, berpikir objektif dan lurus adalah salah satu hal tersulit bagi manusia? Jangan seenaknya mengikrarkan diri sebagai penengah kalau kau jelas lebih menggunakan perasaan daripada logika saat menghadapi mereka berdua! Ck! Jika segampang itu menjadi orang netral, maka semua perang di muka bumi ini pasti sudah berakhir dan dunia akan menjadi lebih damai!" - Eren Enomoto
"Saat perang dimulai, hanya ada satu cara untuk menghentikannya. Membuat salah satu dari mereka kalah." - Eren Enomoto
~ו°~
Satu kalimat untuk buku ini: "Walau tema ceritanya hitam putih, aku tetap merasa abu-abu :) Gimana ini?"
Pertama-tama, aku baca ini di iPusnas ya, antriannya lumayan banyak jadi dapetinnya cukup susah...
Dan buat orang yang udah berbaik hati mau operan buku ini sama aku--Aamdulilah di percobaan pertama langsung berhasil--makasih banyak yaa buat kamuu. Aku udah nunggu sekitar hampir 1 tahun dan gak pernah liat satu kali pun buku ini available. Akhirnya, hari yang ditunggu pun datang juga dan aku berhasil nyimpen buku ini di rak iPusnas-ku. Saking excited-nya aku cuma ngabisin dua hari buat nuntasin buku ini. Sekali lagi, terima kasih!
-{°•~•°}-
Eren Enomoto, gadis pekerja keras dengan prinsip kuat. Mempunyai mindset aneh bin ajaib--catur manusia! Ia menganggap seluruh dunia hanyalah bidak catur, seluruh orang cuma bidak catur. Dan ia tuannya. Seakan-akan ia Tuhan-nya dan yang lain itu cuma hamba-Nya. Warning banget bagian ini, karena beberapa orang pasti gak bakal suka sama keangkuhan seperti itu. Well, di bagian situ udah sensitive banget. And in my opinion, itu lumayan disturbing sih. Walau harus kuakui itu menarik. Cuma aku kurang suka kearoganannya hihi. Tapi prinsip dan tindakan Eren untuk membantu bidak caturnya menang tanpa sadar memang, you know, fun. And make me feel; "I like this part".
Karena tema bukunya emang udah kentara banget--hitam dan putih, gak ada abu-abu di sini--sepertinya itu juga menggugah penulis untuk membuat sang tokoh utama memiliki dua kehidupan yang sangat hitam-putih. Aku sangat mengapresiasi bagian ini. Sangat menarik. Tapi lagi-lagi, bagian ini juga termasuk salah satu yang paling gak kusuka dari novel ini. Menurutku penulis terkesan terlalu bersemangat, sehingga bagian seperti ini, yang seharusnya dapat menjadi cemerlang sedemikian rupa, malah terkesan sangat berlebihan dan 'not my cup of tea'.
Dunia catur dan permodelan. Sekilas kayak hitam-putih banget serta gak akan bisa bersatu. Tapi siapa kira hal tersebut terjadi di buku ini. Sayang banget, nurutku bagian ini gak selaras sama sinopsisnya. Di awal--ketika Eren masih murid biasa, yang bertualang menjadikan semua orang sebagai bidak catur, menjadikan teman lelakinya, Kiriya, sebagai pelayan, dengan berlatar kehidupan sekolah dan genre slice of life--itu semua terasa menyenangkan. Aku suka rasa penasaran Eren yang membuatnya suka ikut campur urusan orang lain. Ikut campur gak sembarang ikut campur, tapi juga membantu menyelesaikan urusan orang lain. Walau caranya agak fiksi gitu, tapi aku masih bisa enjoy karena di sini, aku suka banget kepribadian Eren. Kata-katanya bijak dan kearoganannya masih belum terlalu menganggu. Di sini, walau masih di awal, aku merasa udah sekenal itu sama Eren Enomoto. Hal paling menarik tentang dia, yang bener bener bener dan super super gak biasaa; pemikirannyaa luar biasa aneh namun menakjubkan. Catur manusia. Hitam dan putih. Baginya, kehidupan itu tentang hitam dan putih. Dan ketika seseorang tidak bisa memutuskan yang mana bagiannya--hitam atau putih--orang itu dianggap pengecut dan hanya melarikan diri, dengan dalih hanya bersikap netral. Aku menyadari ini ketika Eren Enomoto menyelidiki permasalahan basket dan sepak bola. Beberapa bagian emang klise banget dan udah sering ada di beberapa buku, tapi berhasil ketutup karena bagian catur manusianya kerasa banget udah. Dan siapa sangka akhirnya aku memutuskan buat nge-ship Eren sama Kiriya. Dan ternyata ending-nya, Kiriya suka sama... :( Kecewa banget bagian situ hiks. Gak percaya aja Kiriya suka tipe cewek yang kayak gitu. Kayak bukan Kiriya aja. Kesannya terlalu dipaksakan juga jadinya. :}
Aku menyesal ngetik ini, tapi aku harus bilang aku merasa ditipu sama sinopsisnya. Sinopsisnya cuma nyorot bagian tertentu dan gak secara keseluruhan. Bukan lain dan enggak bukan, dengan tujuan untuk memikat para pembaca. Mungkinkah karena sinopsisnya yang bagus ini antriannya begitu membeludak? Mungkin iya, karena aku juga ikut antri buku ini dengan alasan begitu. Temanya menarik, dan di awal udah dimanjain. Eh ternyata di tengah-tengah alurnya banting setir ke dunia permodelan. Di sini Eren bukan Eren yang kukenal di awal lagi. Ini Eren yang berbeda. Ini bukan Eren dengan Kiriya, tapi Eren dengan Reiga Braxton yang terlalu fiksi. Eren dengan tekadnya yang kuat untuk menjadi yang pertama. Bagian ini terlalu berbeda. Dan aku gak merasa nyaman. Sialnya, bagian ini, dari tengah sampe akhir, mengambil alih seluruh buku, membuat aku ingin DNF aja dibuatnya. Kalo gak karena antriannya yang fantastis, aku udah return buku ini sih. Intinya, not my cup of tea, ya. Genre favoritku memang bukan genre romantis²an ber-glamour kayak gini, jadi butuh suatu motivasi tersendiri untuk nyelesaiinnya. Salah satu motivasi tersebut adalah ketika aku tau banyak banget bau-bau Jepang di novel ini. Orihara Ran emang cewek wibu banget. Beberapa scene-nya, terutama di sekolah, juga ngingetin aku sama scene-scene yang biasa ada di anime. Sayang banget pas di bagian Reiga Braxton, Jepang-nya makin lama makin memudar hihi.
Untuk beberapa alasan, aku lebih suka kehidupan Eren Enomoto di sekolah bersama Kiriya ketimbang Erena di dunia modeling bersama Reiga Braxton. Ya, baca buku ini berasa lagi berpindah-pindah dunia--antara dunia catur dan modeling. Dua hal yang sebenernya gak ada sangkut pautnya secara umum, namun berhasil dibuat berdampingan di buku ini. Dan itu menurutku yaa aneh dan gak nyambung ajaa. Di saat si tokoh utama berubah menjadi Erena, dunia percaturan terasa tidak menimbulkan efek sensasi lagi. Ada sih dikit-dikit tapi itu semua teralihkan dengan Reiga Braxton yang terlalu "fiksi". Aku gak suka hal itu karena aku keburu jatuh cinta sama permainan catur tersebut ketimbang permainan cinta seorang cowok yang sangat sempurna. Kukira sepenuhnya bakal berisi tentang Eren Enomoto dengan permainan caturnya bersama Kiriya--karena di dalam sinopsisnya kayak gitu, dan itu terasa menarik, you know--ternyata lumayan enggak lah... Intinya, aku lebih pro ke Kiriya yang lebih sederhana daripada Reiga, walau ceritanya seakan memaksa penonton pro ke Reiga gitu. Alasannya yah karena Kiriya lebih realistis aja sih. Agak kecewa dan merasa "sayang banget" sama endingnya. Ternyata Kiriya suka sama "dia" dan menurutku tuh mereka gak cocok. Seakan ngasih efek kalo itu bukan Kiriya yang aku kenal lagii.
Setelah baca buku ini di deket² ending, aku pikir buku ini gak ngasih makna tersendiri walau temanya sangat unik--tentang catur manusia. Aku jadi merasa... sayang banget. Padahal gagasan catur manusia itu menarik, dan kukira alurnya bakal naik-turun kayak roller coaster, sedangkan genrenya sendiri lebih ke pada slice of life. Tapi ternyata gak begitu gegara ada sesuatu yang menurutku membelot dari apa yang diceritakan di sinopsisnya. Hal itu bikin buku ini seperti b aja, bahkan gak bakal cocok dibaca sekumpulan orang. Kecewa dikit sama endingnya, udah biasa dan kebanyakan buku juga bakal kayak gini sih endingnya. Plot twist-nya juga gak ngena banget, walau ada unsur kagetnya. Dan entah kenapa pas di acara puncak DYP itu, pas si Erena pidato, plot twist-nya gak bikin kaget tapi malah gak nyaman. Memberitahukan sesuatu seperti itu di acara bergengsi kayak itu, dengan respon penonton yang positif, sampe kebanyakan wanita menitikkan air mata? Kesannya gak realistis dan dilebih-lebihkan--kukira yang kayak gitu wajar di tema modeling namun kalo kupikir² lagi gak cocok di aku. Dan gegara kejadian itu juga kesannya si Erena ini gak terlalu bijaksana. Beberapa perilaku Reiga juga kadang masih ada unsur kekanakannya--gak sesuai dengan fakta bahwa umurnya udah 20 tahunan. Mungkin sebagian kalian yang udah baca sedikit gak setuju, tapi aku sadar itu terutama di bagian endingnya.
Trus terang saja... mau bagaimana pun alurnya, aku suka gaya cerita Orihara Ran karena mudah dipahamin. Walau terkadang ada unsur dilebih-lebihkan dan 'not my cup of tea'. Tapi kata-katanya saling padu and I like it. Kekurangan Orihara Ran, menurutku yah, ia cuma ngasih setengah-setengah, dan itu bikin pembaca gak merasa cukup bersimpati sama karakter-karakternya, tapi lebih kepada aneh aja gitu sensasinya. Aku kasih contoh. Keromantisan Reiga dan Erena gak bikin aku baper banget, karena menurutku scene mereka romantisan tuh kurang, dan kalaupun ada itu pun biasa-biasa aja dan udah sering ada di genre romance buku lain kok. Alurnya juga lumayan membelot dari sinopsis. Dan temanya juga makin ke sana makin gak mencolok lagi dan bikin itu gak berarti apa-apa selain sebagai pelengkap. Beberapa bagian juga ada yang dipercepat banget, ada juga yang diperlambat. Gak teratur dan seimbang. Kayaknya lebih ke genre romance Wattpad gak sih ini? Not my cup of tea. Merasa heran karena gak sebanding sama antriannya dan seberapa susah dapetinnya.
Note: Kalimat 'not my cup of tea' aku berusaha ulang berkali-kali buat menegaskan buku ini gak seburuk yang dikira. Ini cuma masalah selera jadi barangkali bakal cocok di beberapa orang.
Kesimpulannya, buku Eren's Play termasuk buku bacaan ringan yang bisa dibaca sebagai buku selingan. Tapi alangkah baiknya gak usah terlalu ekspetasi tinggi cuma mentang-mentang gegara sinopsisnya menarik banget, karena pasti bakal kecewa. Tapi ada beberapa bagian yang menyenangkan, walau semakin ke sini malah semakin membelot gitu. Aku paling suka gaya berceritanya karena ngalir aja gitu dan mudah dipahami. Ada beberapa bagian yang Jepang banget juga, kayak "oi" dan istilah-istilah Jepang simple lainnya. Ada genre romance²nya gitu (tapi aku gak yakin bakal cocok ke beberapa orang) dan di beberapa bagian sosok si tokoh utama sangat menginsipirasi. Buku ini ngambil tema tentang seorang seleb yang nyamar jadi anak biasa, yang nurutku udah cukup biasa dan sering muncul² di MTV. Yang bikin beda itu catur manusianya sih. Sedangkan untuk dunia modeling yang Eren(a) geluti itu, not my cup of tea, cause I never like something about model. Di sini ada karakter yang nurutku terlalu sempurna, sehingga kesannya gak realistis dan terasa halu bet. Itu bikin aku cukup gak nyaman tapi gak tau di kalian apakah that's okay aja apa gimana.
Sebelum saudara/i membeli buku ini, saya ingatkan kalau sinopsis di belakang buku ini sama sekali TIDAK menceritakan isinya. Menurut saya, sinopsis tersebut hanya menceritakan 20% dari cerita ini.
Saat bab pertama, masih oke karena menceritakan tindak-tanduk Eren di sekolah, berpakaian cupu biar nggak dikenal sebagai model, dan bermain catur manusia. Saya tidak pernah main catur, jadi tidak familiar dengan istilah ratu makan raja atau apapun itu, tapi masih bisa mengikuti setidaknya. Lalu datang Kiriya, tipe cowok ikemen yang sukar untuk didekati padahal ya baik-baik aja tuh cowok, dipaksa ikut main sama Eren. Lalu satu kasus dipecahkan.
Setelah bab tersebut, mulai diceritakan pekerjaan Eren sebagai Erena, sang model serba perfect. Di setiap sesi pemotretan pasti ada aja challenge yang harus diselesaikan Erena dengan pemikiran logisnya, sampai sini masih seru sih menurut saya, sampai Reiga datang.
Reiga diceritakan sebagai cowok super kaya, punya perusahaan dan menjadi pemimpinnya, serta blasteran. Ini benar-benar tipe cowok perfect 100%, tapi risih banget untuk saya baca tingkah nya ke Erena, apalagi kalau dia manggil Erena dengan sebutan "Hazel". Menurut saya CRINGE banget, tapi ya memang panggilan sayang jadi mau diapain.
Setelah Reiga datang, ceritanya jadi fokus ke hubungan Erena dan Reiga, terus muncul deh perasaan doki-doki dari pihak cewek dan cemburu dari pihak cowok. Dari sini saya sudah merasa nggak tahan untuk bacanya karena faktor tersebut, dan mungkin terjemahannya agak kaku. Saya benar-benar skip baca bagian yang menyangkut hal tersebut.
Setelah itu ada beberapa bab yang menceritakan perjuangan dan alasan Erena untuk menjadi model, ketemu challenge lagi di sesi pemotretan, dan asal-usul keluarga dia, dan semua ceritanya pasti ada aja si Reiga ini. Sedih juga memang cerita asal-usulnya, tapi tetap tidak membuat saya untuk bersikeras baca buku ini. Bahkan karakter Kiriya pun benar-benar nggak disebut lama sampai di bab ketika Reiga ingin bertemu Kiriya. Tau kenapa? Karena CEMBURU buset, haduh. Menurut saya pun karakter adiknya Reiga juga nggak terlalu penting untuk cerita ini, apalagi di akhir cerita dia dipasangkan sama Kiriya. Out of the blue banget.
Intinya, saya kecewa sama buku ini. Benar-benar tidak menarik untuk seseorang yang mengharapkan mendapatkan 85% cerita psikologi tapi malah disuguhkan 85% romansa.
Pertama-tama aku mau ngucapin selamat utk orihara Ran yg baru saja mengeluarkan karya ketujuhnya. Satu alasan knp saya suka sekali sama karya Ran adalah tema yg dia ambil. Dari awal baca Aidoru sampe Eren's Play selalu ada satu 'hal' yg jd tema utamanya.
Di Eren's Play ini catur & modeling adalah daya tarik terbesar dr kesluruhan cerita. Catur sm modeling? Kok ga nyambung? Iya tapi ternyata ada benang merah yg menghubugkan kedua hal ini. Seperti novel2 sebelumnya, Ran selalu bisa membangun karakter yg punya kepribadian kuat:
Enomoto Eren aka Erena Realistis, cynical, sarkastis, jail, tukang ikut campur urusan orang. Sifatnya emang keliatan jelek banget tapi beneran deh seru pas ngerti isi kepalanya yg bolakbalik bikin ngakak
Reiga Braxton Nahhh ini, karakter yg mgkn bikin para cewek teriak2. Suka memanipulasi orang, dominan, dingin, tapi loyal banget sm Eren.
Ceritanya sebenarnyablebih ringan klo dibanding doki doki game tapi bahasanya yg mengalir lancar bikin betah baca novelnya nonstop tanpa jeda. Apalagi misteri dan rahasia masa lalu Eren bikin penasaran. Penyelesaian yg realistis & ga dipaksakan. Good Job, Orihara Ran!
I am quite curious before reading this book because the main character (Read: Eren) is a mysterious girl with a mysterious hobby. (from what I read in the synopsis).
Too bad, as I read and complete the book, the story is not as amazing as Doki-doki Game and Amazing Guardians.
It is still unique but the predictability is almost very predictable because the main point get forgotten a few times.
Orihara Ran, selalu berhasil menyuguhkan tokoh utama dengan karakter yang gak biasa. Mampu banget buat menceritakan watak si tokoh utama yang tak biasa dengan jelas. Story yang disuguhkan membuat orang yang tak tau tentang Jepang, terlebih dunia entertainmentnya, jadi mengerti dengan cara yang menyenangkan. Orihara Ran selalu mampu memperlihatkan gaya menulisnya tersendiri. Ditunggu karya-karya selanjutnya.
I might love this book if i read this sooner-- at my teenager(?) Untukku, kesannya berasa baca fanfiction yang karakternya harus ngasih kesan too good to be true.
Anw the cover illustrator did their job so well, the cover is freaking cool!!!😩🖐️
Oh my, Orihara Ran’s writing has me obsessed! Everything is absolutely crazy—in the best way possible!
This book follows Enomoto Eren, a girl attending a high school for geniuses. At first glance, she seems unremarkable, closed off, and far from the spotlight. But who would’ve guessed that beneath her quiet exterior lies a secret even people around her couldn’t imagine? Her life sparkles with games and fleeting popularity, and her favorite pastime—human chess—throws her into an unforgettable encounter with Kiriya, a wildly popular new student. Despite Kiriya’s charm, he’s as withdrawn as Eren. Their shared disinterest in forming friendships adds layers to the story, but it’s Eren’s mysterious persona and her crazy, trick-filled strategies that kept me flipping pages.
"Banyak orang jahat yang berpura - pura baik di depan orang lain. Namun sebaliknya, perempuan ini malah begitu terbuka dengan tindak kejahatannya. Menantang dan memproklamirkan niatnya mengusili orang lain"
I thought this would be another Doki-Doki Game-inspired story focused on human chess—but wow, I was so wrong! At its heart, this book dives deep into Eren’s life, her captivating personality, and her relentless ambition. Eren’s straightforward and assertive nature felt so real and refreshing—no pretension, just raw determination.
And don’t even get me started on Eren’s dynamic with Reiga—her CEO-level, sharp-eyed, strategy-savvy, secretly loving boyfriend. Chef’s kiss! Their chemistry is pure gold. Reiga balances Eren perfectly, letting her be her most unfiltered, honest self. I could easily picture him as the quintessential anime heartthrob.
Eren is, hands down, my favorite character. She’s unapologetically herself—embracing her mischief, channeling her burning ambition, and refusing to back down from life’s challenges. Her resilience in the face of trauma inspired me to reframe my struggles, to find new perspectives, and to keep moving forward, no matter how tough things get.
"Eren bukan orang yang suka mengumbar isi hatinya pada orang lain. Dia terlalu fokus pada orang-orang di sekitarnya, sampai-sampai dia lupa bagaimana cara memahami prasannya sendiri."
And then there’s Reiga. Oh my gosh, this is a little embarrassing, but he reminds me so much of my partner. There’s this one scene—a line, really—that’s exactly what my partner always says when I’m overwhelmed, thinking I’m a burden. It hit so close to home that I had to pause and just…feel.
"Aku mungkin tidak melakukan apa-apa tapi kumohon jangan pernah mendorongku untuk menjauh. Aku hanya ingin berada di sampingmu, Hazel, Bisakah kau mengizinkanku untuk itu?"
Orihara Ran has reignited my passion for books! This story made me laugh, blush, cry, and root for the characters as if they were real. I’m beyond excited to dive into more of Ran’s work—bring on the whirlwind of emotions!
Sebenarnya aku udah baca buku ini dari awal Bulan November, tapi baru ingat sekarang kalo ternyata aku belum bikin review-nya disini, hihi..
Eren No Asobi judulnya, menceritakan tentang gadis SMA bernama Enomoto Eren yang memiliki hobi cukup aneh, yakni bermain catur manusia. Menjadikan manusia sebagai bidak di dalam permainan catur adalah cara agar ia terlepas dari stres yang dialami. Paras wajah yang terkesan tidak menarik dipandang dan sifatnya yang pendiam pun membuat dirinya sama sekali nggak memiliki teman ketika di sekolah. Hal ini menguntungkan bagi Eren tentunya, karena segudang rahasia yang dimilikinya akan tetap terjaga utuh bagaimanapun keadaannya.
Pada suatu waktu, lelaki tertampan di kelasnya yang bernama Tezuka Kiriya, memiliki rasa penasaran teramat kuat akan sifatnya. Bagaimana enggak, di sekolah itu hanya Eren lah satu-satunya perempuan yang nggak tergoda dengan muka tampan yang dimilikinya.
Kiriya lantas berusaha untuk berteman dengan Eren. Menurutnya, Eren adalah seseorang yang unik, aneh, dan tidak sama dengan perempuan lainnya. Walaupun Eren berkali-kali menolaknya untuk saling berteman. Kiriya tetap bersikeras, hingga akhirnya Eren bersedia menjadi temannya dengan syarat ia harus membantunya dalam permainan catur manusia.
Selama mengikuti apapun yang diperintahkan Eren disaat membantu ia bermain catur manusia, Kiriya menyadari bahwa Eren telah banyak menyembunyikan sesuatu kepadanya. Beriringan waktu berjalan. Kiriya pun telah mengetahui siapa itu Eren yang sebenarnya.
Pada awal cerita, novel ini cukup menarik untuk dibaca, tetapi ketika memasuki pertengahan cerita, keseruan itu lantas tersurutkan karena inti yang ada pada novel ini enggak banyak dituliskan. Terdapat beberapa tokoh yang cukup nanggung untuk dimunculkan menurutku. Tetapi selain itu semua, penulisannya udah oke, rapi, udah bisa bikin si pembaca ngerasain apa yang disampaiin. Hal yang paling ku suka di novel ini adalah perjuangan pantang menyerahnya Eren dalam mencapai impiannya, juga, ending cerita yang berhasil membuatku cukup kaget akan keputusan Eren.
Novel ini akan cocok banget untuk seseorang yang suka membaca novel ringan, romance, juga sejenis cerita-cerita kayak wattpad.
Enomoto Eren adalah siswi yang sama sekali tidak menonjol di sekolah. Dia berdanda layaknya seorang kutu buku yang kuper dan cupu. Tapi itu semua hanyalah topeng untuk melindungi dirinya. Tapi siapa sangka, dengan menjadi siswi tak kasat mata malah mengundang perhatian cowo paling populer di sekolahnya? Sebut saja Kiriya. Rahasia yang disimpan Eren sangat rentan terbongkar akibat hadirnya Kiriya, tetapi Eren malah menawarkan Kiriya sebagai partnernya dalam menjalankan permainan favoritnya: Catur manusia.
####
Baik, di sini saya akan memulai. Kisah ini terkesan standar apabila kalian sering melihat K-Drama atau J-Dorama. Tentang seorang siswi yg menyembunyikan identitas aslinya yang ternyata seoraang publik figur. Ini pertama kali saya membaca karya Orihara Ran, dia orang Indonesia kan ya? Bahasanya seperti terjemahan, agak kaku tapi malah memperkuat kesan novel ini seperti novel Jepang (saya tidak tahu ini positif atau negatif). Tapi dilihat-lihat Orihara Ran memang selalu menulis cerita bersetting Jepang ya.
Baik (-) dari cerita ini adalah, kurangnya cerita dalam setting sekolah dan itu membuat permainan catur manusia yg dilakukan Eren terkesan B aja. Apa ya, kaya ga ada unsur caturnya gitu. Kedekatan dia dengan Kiriya pun sangat minim padahal di blurb Kiriya seakan-akan menjadi tokoh pendukung yang sangat kuat. Cerita ini 75% berfokus pada latar belakang Eren di luar sekolah. Menjadi publik figur yang memiliki sejuta rahasia bahkan orang-orang terdekatnya tidak ada yang tahu tentang rahasia yang dia miliki. Jujur, dengan caturnya kurang berasa. Ya ekspektasi saya novel ini akan dark-dark gitu karena menjadikan manusia sebagai objek permainan bukan?
Nah (+) nya, saya kembali menemukan keteguhan hati untuk meraih mimpi pada sosok Eren. Mungkin terkesan ambisius dan terlalu terobsesi tetapi tidak ada kata itu kan di saat kita ingin sekali mewujudkan mimpi?
Yah, bagian-bagian dia di dunia entertainment dan kedekatannya dengan seorang lelaki yang berada di kalangan berpengaruh lumayan mencairkan suasana membaca.
Jujur baca buku ini karena dari sinopsisnya menarik pembaca banget. Di bagian awal pun sukses bikin makin penasaran sama mc (Eren) yang bener-bener misterius, tapi semakin ke tengah justru kayak keluar "jalur" —karena kalo dilihat dari judulnya (Eren's Play), aku pribadi kepikirannya bakal fokus sama Eren yang mungkin bakal nyelesein kasus-kasus yang makin banyak dan kompleks pake pendekatan dia yaitu main catur. But, what do i expect? ternyata justru banyak nyeritain siapa Eren yang sebenernya yaitu model (Erena) dan alasan kenapa dia berkamuflase sebagai Eren.
Romance-nya juga tipikal teen romance kebanyakan; boyfriend material with wealthy family background, friend to lover. Penggambaran kehidupan model yang ditunjukin juga masih general sih, cuma karena latarnya Jepang makanya kesannnya "beda". Oh ya, akhir sama penyelesaian dari tiap konflik yang dihadapi Erena pas lagi jadi model cukup mudah ketebak dan klise —dia insecure, panik, terus observasi kesalahan dia atau dapet support Reiga dan akhirnya berhasil (di hampir semua masalah dia).
Aku ada kurang paham sama dia pas nungguin pengumuman DYP itu kenapa dia main catur manusianya bikin penempatannya dia sama semua pihak yang dukung dia jadi pihak putih, terus yang jadi lawan tuh siapa maksudnya? Terus ga tahu gimana kelanjutan itu catur manusia, ternyata ya ujungnya dia tetep menang penghargaan itu.
Other than that, aku suka gimana buku ini ga bertele-tele buat sedikit demi sedikit mulai munculin inti ceritanya, mengalir gitu walau pun rada keganggu juga sama beberapa bagian yang kurang penting, misal penggambaran karakter Reiga yang too much tiap ketemu Erena. Ah, aku juga menyesalkan karakter Kiriya yang kurang dieksplor sih, kesannya dia kayak cuma "tempelan" di karakter Eren yang misterius.
Setelah membaca buku ini, sepertinya aku bakal mempertimbangkan Orihara Ran sebagai penulis Indonesia yang sanggup memakai seting Jepang dengan sangat meyakinkan. Selain Ghyna Amanda, Alicia Lidwina, dan Ruth Priscillia.
Idenya lumayan menarik. Tentang Eren Enomoto, gadis bertampang suram yang suka bermain catur manusia di sekolahnya. Dia jago mengobservasi orang dan tak ragu ikut campur untuk membereskan konflik para murid yang ada di sekolahnya. Hanya satu murid populer yang juga tak punya teman, Kiriya Tezuka, yang tahu soal hobi anehnya.
Namun, inti ceritanya rupanya bukan di situ. Tezuka Kiriya bahkan hanya karakter figuran yang terkesan tempelan saja. Kisah ini sebenarnya terpusat pada kehidupan asli Eren sebagai Erena, seorang top model commercial yang sedang berjuang untuk meraih penghargaan Diamond Youth Prize atau DYP ke-17, sebuah penghargaan bagi model commercial di usia 15-18 tahun, yang hanya diadakan empat tahun sekali. Artinya seorang model hanya punya kesempatan ikut serta dan memenangkan penghargaan ini sekali dalam seumur hidupnya. Selain itu, hubungan Eren dengan kekasihnya, Reiga Braxton, seorang CEO Moon TV juga jadi sorotan utama. So, bye bye Tezuka.
Keinginan kuat Eren dalam meraih DYP ternyata ada hubungannya dengan masa lalunya yang kelam terkait seorang model ternama yang dulu menghilang padahal sudah jadi nominator DYP, Masuda Rumi.
Novel ini memperlihatkan bahwa menjadi model foto untuk majalah atau produk itu sama sekali tak mudah. Tak cuma bermodal tampang cantik dan senyam-senyum doang. Model harus dengan jeli dan pintar memilih pose serta ekspresi untuk mengikuti kemauan fotografer dan tema foto. Bagian itu yang menurutku paling seru dari novel ini.
"Eren bukan orang yang suka mengumbar isi hatinya pada orang lain. Dia terlalu fokus pada orang-orang di sekitarnya, sampai-sampai dia lupa bagaimana cara memahami perasaannya sendiri.'' Hlm. 244
Sejak membaca Aidoru no Sekai, aku langsung jatuh hati dengan tulisan Orihara Ran. Apalagi dengan series doki-doki game star! Riset yang dilakukan penulis benar-benar aku acungi jempol. Perfect!
Seperti Aidoru no Sekai, Eren's Play juga mengangkat tema yang berhubungan dengan dunia entertainment. Yang aku suka adalah dunia tentang entertainment-nya itu dapet banget. Gak sekedar Profesi belaka sehingga ceritanya dapat menyatu dengan pembaca.
Bagiku, Orihara Ran, penulis yang memiliki ide-ide unik dalam mengambil tema cerita. Membuat alur dan konfliknya tidak membosankan. Melainkan selalu penasaran dengan apa yang akan terjadi di akhir cerita.
Karakter tokohnya kuat. Eren selain misterius, dia adalah gadis yang ambisius dan tak segan berbicara blak-blakan sekalipun di depan orang yang memiliki kekuasaan besar. Kiriya, adalah siswa populer karenanya mengancam identitas Eren. Reiga, dia memiliki dua kepribadian yang di mana kepribadian yang satunya membuat Eren tak bisa berkutik. Ada juga, Satoshi, Kiko, Kanai, yang selalu mendukung Eren.
Overall, aku terhibur dengan kisah Eren ini. Walau ekspektasi di awal tak sesuai harapan. Seperti permainan catur yang dilakukan Eren kurang membekas dihati. Terlepas dari itu, novel ini rekomen loh. Untuk pesan yang dapat diambil dari kisahnya Eren ini adalah jika kita bersungguh-sungguh dan bekerja keras untuk mewujudkan mimpi, pasti mimpi itu akan tercapai, sesulit apa pun rintangannya.
Cukup mengecewakan karena judulnya hampir secara total keluar jalur dari isi cerita pada novel ini, bahkan sinopsisnya pun begitu. Saya sudah berekspektasi akan adegan-adegan seru dipenuhi oleh pertumpahan aksi debat dan sejenisnya dari anak-anak SMA atas permainan yang dibuat oleh pemeran utama, tapi ternyata hal itu hanya ditampilkan secuil saja. Penulis ternyata lebih condong menceritakan tentang 'rahasia' milik pemeran utama yang ternyata cukup klise. Seperti tampak dari buku ini, memang dipertunjukkan untuk anak-anak remaja dengan umur berkisar 14-16 tahun (SMP menuju SMA), jadi itulah kemungkinan besar mengapa saya tidak cocok membaca novel ini. Hal itu didukung oleh alur yang diangkat, sangat klise dan ringan. Menampilkan tokoh utama yang menawan, serba bisa, dan tak terkalahkan. Seakan-akan nasib yang didapat selalu baik.
Saya baru tahu bahwa penulisnya adalah orang Indonesia yang mengambil latar Jepang dipakai pada cerita ini. Saya apresiasi karena gaya penceritaannya berhasil membuat saya percaya novel ini dibuat oleh orang Jepang, walau sempat terbesit rasa heran karena saya tidak pernah mendengar dan ingat tentang penulis Jepang bernama Orihara Ran, dan karena alurnya yang sangat 'Indonesia' sekali, dengan tema seorang lelaki sempurna berwatak keras menyukai perempuan yang unik, berbeda dari perempuan lainnya karena hanya dia yang tidak takut padanya. Saya tidak menyangka penulis Jepang bisa membuat cerita simpel seperti ini juga, tapi ternyata benar saja, penulisnya bukanlah orang Jepang.
Baiklah, itu saja yang ingin saya sampaikan di sini. Selebihnya saya tetap mengapresiasi penulis yang telah bekerja keras menulis karya ini. Peace ✌️
Di bagian belakang buku, disebutkan bahwa Eren adalah penggemar permainan catur manusia. Saya sempat membayangkan satu dari dua kondisi cerita yang melibatkan catur dalam cerita. Kondisi pertama, saya perkirakan novel ini memiliki salah satu tokoh yang dapat menggerakkan buah catur seperti Ron pada novel Harry Potter and the Sorcerer's Stone . Lalu kondisi kedua, novel ini benar-benar menunjukkan bagaimana cara bermain dengan catur seperti pada Cinta di Dalam Gelas. Ternyata, tidak satupun yang pernah saya bayangkan ada dalam novel ini.
Kemudian, apakah seluruh cerita dalam novel ini membahas tentang catur manusia? Tidak juga. Itu hanyalah salah satu hobi Eren. Selebihnya, cerita lebih tertuju pada kegiatan Eren di luar sekolah. Kehidupan yang benar-benar Eren rahasiakan dari rekan sekolahnya. Sebuah kesibukan yang memotivasi Eren demi mendapatkan sebuah pengakuan dari seseorang. Meskipun pada akhirnya, saya merasa bahwa keberhasilan yang diperoleh Eren lewat kesibukan di luar sekolahnya itu gagal 'terlihat' oleh orang yang diinginkan.
Secara keseluruhan, cerita dalam novel ini 'aman' untuk remaja (mulai level SMP). Tipikal bacaan yang menyajikan harapan para remaja terhadap sosok yang diidolakan, dimana rupawan dan hartawan adalah paket komplit dari sebuah cerita.
Sebenarnya apa yang mau aku tulis di sini mungkin terlalu personal untuk dijadikan review, karena pendapatku bisa jadi nggak fair buat authornya. Cuman, aku ngerasa rasa kekecewaanku terlalu besar buat nggak aku sampaiin disini. Maaf sebelumnya kalo opiniku bakal terkesan harsh 😔
Jujur aku kecewa sama blurb/summary di buku ini yang ternyata nggak sesuai sama isi bukunya. Sewaktu baru baca blurbnya aku kira genre buku ini bakal masuk genre school life, atau game psikologis yang dilakukan Eren ke anak-anak sekolahnya sendiri. Tapi ternyata justru genrenya berubah jadi romance. Aku nggak masalah kalo genrenya emang dominan romance, yang aku permasalahin, rasanya impresi keunikan cerita dari chapter 1 malah jadi hilang semenjak Reiga muncul.
I'm trying not to be that person, but, there's literally a power gap diantara Reiga dan Eren. Perasaan Reiga, yang ngaku udah cinta sama Eren, terasa berlebihan buat Eren yang masih anak SMA. Dia terlalu posesif, cenderung manipulatif, terlalu mengekang. Pendapatku mungkin terlalu bias, karena author udah berusaha ngebikin Reiga sebagai sosok supportif buat Eren, tapi aku ngerasa sosoknya udah jadi pengubah jalur buat genrenya. Aku ngerasa pov Reiga soal perasaannya sendiri kayak lagi baca cerita-cerita bertrope bad boy ala-ala wattpad (aku bahkan sempet berbeberapa kali mau dnf gara-gara nggak tahan baca povnya dia). Aku ngerasa harusnya kehadiran Kiriya udah cukup. Eren dan Kiriya seumuran, masih sama-sama anak-anak yang sibuk main detektif-detektifan, sibuk sekolah, sibuk mempelajari kepribadian anak remaja SMA yang labil dan impulsif. Tapi makin ke kesini ceritanya malah jadi makin melenceng dari blurbnya.
Aku paham kalo ini novel tentang Eren dan ambisi sekaligus masa lalunya, termsuk karirnya di dunia modelling. Tapi aku malah jadi kesel karena ngerasa plotnya makin melenceng dari chapter 1. Kenapa kok nggak dikasih tau di summarynya aja kalo ini ceria tentang kehidupan lain Eren di luar sekolah? Kenapa kok nggak langsung dikasih liat kalo karakter Kiriya cuma sebagai karakter penghantar hobi Eren di awal cerita? Soalnya kesan yang dikasi dari summarnya, Kiriya kelihatan kayak karakter sentral setelah Eren, bukannya Reiga yang tiba-tiba muncul dengan karakternya yang bossy itu.
Aku juga ngerasa karakter Reiga selain muncul khusus buat ngepoint out hal-hal yang luput dari sudut pandang Eren, karakternya kerasa kayak nggak berkembang dari awal sampai akhir. Tetep posesif dan terlalu dewasa buat hubungannya sama Eren yang nggak seimbang. Selama baca aku sering mengkritisi tindakannya Reiga, kek, macarin cewek seusiamu sendiri aja bisa nggak?
Sebenarnya ini salahku sendiri sih yang keburu berekspektasi terakit plotnya bahkan sebelum aku mulai baca prolog. Tapi bisa nggak sih penulis atau penerbit, kalo bikin summary tuh ditulis sesuai garis besar ceritanya aja? Sekalipun bakal spoiler. Jujur aku kecewa, tapi ya aku juga tetep berusaha ningetin diri terus-terusan, mungkin emang seleraku aja yang nggak berjodoh sama tipe buku kayak novel ini.
Udah diperingati sama teman kalau blurb-nya nggak menggambarkan isi buku. Tapi tetap saja kaget. Haha. Walau sampai mendekati akhir buku masih tidak percaya kalau blurb-nya memang sedikit menipu😂
Sebelum baca bukunya, kukira isi novel ini berpusat pada permainan yang dimainkan Eren bersama dengan Kiriya. Ternyata didominasi bumbu romansa dan kehidupan Eren sebagai seorang model.
Tapi, ini salah satu buku yang kubaca dalam sekali duduk.
Penokohan para karakter pun konsisten. Hanya saja, nampaknya sifat batu es Kiriya hanya nampak di awal cerita. Agak kasihan dengan karakter yang satu ini. Karakter yang awalnya tindak-tanduknya seperti pemeran utama pria ternyata hanya karakter sampingan.
Namun alurnya lancar dengan beberapa kali flashback. Masa lalu Eren kelam T_T walau tanpa plot-twist buku ini sangat menarik. Ceritanya meminta terus untuk diikuti lembar demi lembar.
Ini buku terbaru karya Ran Orihara alias novel E yang saya baca. Sudah diwanti-wanti penerbit dan klub penggemar kalau napas novel ini seperti novel B tetapi saya yang kepincut blurb masih berharap novel ini senada novel C atau D. Karena itu, saya menemukan novel ini kurang "page turner" 😅.
Tapi, tetap saya lahap habis karena Ran Orihara adalah salah satu novelis favorit saya, sejak baca novel D (baru setelahnya berburu novel A-C).
Seperti "biasa", tokoh utama perempuannya digambarkan "unik" dan "kuat". Tokoh Eren di sini "menjebak".
Romantisme dalam novel ini, oke. Tokoh "itu" membuat suasana menghangat.
Lalu, saya berharap karya Ran selanjutnya mengambil misteri lagi seperti novel C atau D (selera pribadi saya btw) 🐒.
Sebagai penutup, terima kasih pada Ran Orihara dan penerbit De Teens karena menghadirkan novel E 😬. Dinanti karya selanjutnya!
Jauh dari harapan. Padahal di iPusnas sampai antri buat pinjam, jadi ku pikir ceritanya semenarik itu sampai banyak yg tertarik buat baca. Dari blurbnya ku pikir bakal jadi cerita misteri, tapi ternyata blurbnya jauh dari cerita aslinya. Kiriya yang disebut-sebut di blurb aja cuma masuk di bagian awal dan sedikit bagian akhir cerita, yang membuatku bahkan ngerasa kalau karakter ini tu gak penting-penting amat. Kisah cinta antara Eren dan Reiga pun rasanya kurang ngena, gak berasa romantis, cenderung posesif dan sering menyangkal perasaan sendiri. Mana penggambaran fisik mereka yang bagiku berlebihan, mata violet dan hazel, cantik dan tampan luar biasa, sifat yang diluarnya dingin dan antagonis tapi sebenarnya baik. Seperti terlalu gak masuk akal.
Atau mungkin ini cuma masalah selera. Mungkin buku ini memang cocoknya dibaca sama remaja muda, bukan aku yang sudah dewasa tua :')