What do you think?
Rate this book


216 pages, Paperback
First published June 13, 2017
"Aku adalah jiwa mati paling berbahagia. Hidup sesungguhnya, dimulai saat aku tak lagi bernapas."
Pada waktu membaca Gerbang Dialog Danur, William ini menjadi karakter favorit saya. Di samping sosoknya yang digambarkan cool, dewasa, dan berkharisma, secuil kisah William yang diceritakan di dalam buku tersebut cukup menyentuh hati saya.
Tapi di buku ini, sayangnya saya tidak bisa merasakan hal yang sama. Malah, sempat rada bosan di pertengahan. Nggak ngerti apa yang salah, tapi kisah William di buku ini rasanya datar-datar saja dan kurang bisa mengaduk emosi. Karakter orang tua William juga sangat labil. Bagaimana bisa seseorang berubah-ubah kepribadiannya dengan ekstrem dalam waktu singkat. Kalau benar terjadi, barangkali orang tua Will, utamanya sang Mama, tergolong psikopat. #eh
Emosi saya memang sempat tergugah pas sampai bagian penyerangan tentara Nippon ke rumah keluarga Van Kemmen. Namun ketika membaca surat Risa untuk Will, saya jadi datar lagi. Hehe
Namun bagaimanapun, William tetap menjadi karakter favorit saya. Jadi, 3.5 bintang untuk William, sang jiwa mati yang paling berbahagia atas kematiannya.
Kutipan favorit di buku ini:
"Jika tak mampu meminta maaf pada orang yang sudah kau sakiti, setidaknya berusahalah agar tak ada orang lain lagi yang akan tersakiti." --- Hlm. 79
"Bagaimana mungkin bisa berguna bagi orang lain, jika kau sendiri menganggap dirimu ini tak ada gunanya." --- Hlm. 80