"Tapi apa sebenarnya yang harus kamu lakukan untuk memenangkan taruhannya?" "Gampang. Kita hanya harus berpacaran."
***
Bagi Rama, masa kuliah adalah masa-masa penuh kebebasan dan waktu untuk bermain-main sepuasnya. Sementara bagi Gita justru kebalikannya. Bangku kuliah adalah masa penuh perjuangan untuk mencapai kebebasan menentukan tujuan hidup setelah lulus nanti.
Rama dan Gita dipertemukan oleh taruhan konyol. Keduanya tidak sadar bahwa saat memutuskan untuk bekerja sama, perasaan mereka secara perlahan berkembang tanpa bisa dikendalikan.
Gita berusaha membuat Rama mengerti pentingnya untuk berusaha keras dan merencanakan hidup sebaik-baiknya. Sementara Rama tanpa henti berusaha membuat Gita mengerti cara terbaik untuk bersenang-senang.
Mampukah Rama dan Gita, dengan watak yang bertolak belakang, bersisian dalam menjalani hidup di bangku kuliah dan memahami arti dari jatuh cinta yang sesungguhnya?
sukaaaaaa, habis sekali duduk, tulisannya Sofi makin bagus nih 😀
yang paling aku suka, ceritanya full ttg hubungan Rama dan Gita, orang disekitarnya ada lah, tapi kerasa banget perkembangan hubungan mereka. sayang endingnya kurang panjang, hahaha, coba agak lamaan dikit ya, bisa puas banget bacanya.
ditunggu buku selanjutnya, kangen yang dewasa nih, wakakakaka
Rama berkenalan dengan Gita gara-gara sebuah taruhan. Siang itu di perpustakaan kampus, Rama menunggu seorang gadis berkacamata untuk mengetahui nama gadis itu. Keberuntungan ada di pihak Rama, ketika Gita tidak bisa lagi meminjam buku sementara dia sangat membutuhkan buku itu. Rama pun meminjamkan kartu ID-nya untuk digunakan oleh Gita. Gita yang tahu maksud Rama mengajaknya kenalan akhirnya luluh karena bantuan Rama. Dia pun membantu Rama untuk memenangkan taruhan. Ternyata kesepakatan taruhannya adalah bahwa Rama harus berpacaran dengan Gita.
Rama dan Gita adalah dua sosok yang bertolak belakang. Bagi Rama, masa kuliah itu harus dinikmati sebebas-bebasnya. Rama bahkan mengabaikan beberapa mata kuliahnya agar bisa lebih lama berada di kampus. Sementara Gita adalah mahasiswi dengan penuh perencenaan. Setiap langkah dalam hidupnya telah diatur sedemikian rupa. Tidak ada waktu bersantai atau bermain-main. Ketika Gita berkenalan dengan Rama, satupun dari mereka tidak menyangka jika hal peminjaman buku akan berlanjut.
Teraturnya hidup Gita sebenarnya tidak lepas dari kondisi keluarganya, khususnya keberadaan kakaknya, Luna. Di mata orang tuanya, Luna adalah sosok anadalan, yang bisa menjadi panutan. Luna mendapat beasiswa untuk kuliah di Jakarta. Gita dituntut untuk seperti kakaknya itu. Yang orang tuanya tidak tahu, sudah beberapa waktu ini Luna berubah. Bukannya kuliah, dia sibuk dengan anak geng motor, pacarnya. Beasiswanya dicabut, hidupnya tidak jelas. Beberapa kali Luna datang mengambil uang Gita, dan mengancam agar Gita tidak melaporkannya ke orang tua mereka.
Dialognya kaku, kurang cocok buat karakter mahasiswa Jakarta macem Rama sama Gita. Konflik awal mereka berdua itu aku suka, bikin gemess. Paling suka tiap Rama jailin Gita dan Gita ngambek xD
Untuk tulisan selanjutnya, semoga dialog bisa lebih santai sesuai setting dan karakter tokohnya. Menurutku, oke-oke aja sih mau gue-elo atau aku-kamu dengan kata "nggak", bukan "tidak", kalau emang dengan kayak gitu bisa bikin dialognya terasa sesuai :)
Menjelang akhir ceritanya jadi realistis dan saya suka epilognya. Saya juga suka perdebatan antara Rama-Gita. Tapi, emang menuju ending ceritanya jadi terburu-buru dan berasa cepet banget. Terus juga ada beberapa masalah yang ngga dibahas penyelesaiannya. Tapi, overall saya suka dan pesan moralnya juga dapat.
Baca untuk kedua kalinya, feel nya masih sama. Keren sih, pas Gita sadar ternyata hubungannya sama Rama malah jd toxic buat Rama dan memutuskan buat mundur biar mereka bisa saling berbenah diri. Dapet banget ni jodoh nggak kemananya.
Kedua kalinya membaca novel karya kak Sofi. Suka dengan gaya berceritanya. Tema yang dipilih pun ada di sekitar kita. Kamu pasti pernah menjumpai gadis seperti Gita yang super serius atau mungkin kamu juga pernah menjumpai cowok santai kayak Rama . . Dua perpaduan unik. Dimulai dari ajang taruhan hingga berlanjut ke hati. Wahhh, baca novel ini benar-benar seperti melihat adegan part demi part di depan mata. Karena sometimes, kakak Princess merasa jika kejadian yang dialami oleh Gita dan Rama pernah kakak Princess alami . . Ide dan temanya mungkin hampir dijumpai di mana-mana. Tapi, gaya bercerita, konflik serta eksekusinya yang benar-benar beda dari yang lain. Udah dibikin baper ehh, endingnya bikin kaget. Baper mode on berlanjut banget ini. Jatuh cinta seketika dengan karakter Rama, tipe badboy yang kudu dikoleksi, ehh . . So, kalau kamu suka dengan cerita romance dengan karakter badboy, kamu wajib dan harus baca novel ini.
kedua kalinya baca cerita kak sofi dan aku selalu suka dengan penyelesaian ceritanya. para tokoh di buat menderita dulu sebelum mereka menemukan kebahagiaan untuk dirinya masing-masing.
side by side pun berkisah tentang Rama dan Ditta mereka adalah mahasiswa di sebuah universitas di Jakarta. perkenalan di antara mereka terjadi ketika Rama taruhan bersama temannya untuk menaklukkan sosok Ditta yang misterius tapi siapa sangka taruhan tersebut di ketahui oleh Ditta dan dia meminta untuk membagi hasil dari pertaruhan tersebut.
dari pertemuan tersebut terjadilah kesepakatan bahwa mereka berdua pacaran. pertemuan demi pertemuan pun terjadi dan banyak kejadian-kejadian yang membuat mereka jadi tambah akrab. tapi siapa yang menyangka salah satu dari mereka jatuh cinta duluan tanpa di sadari oleh yang punya perasaan.
konflik yang terjadi di antara Ditta dan juga kakaknya membuat cerita ini semakin menarik, hanya saja ketika penutupan cerita penulis seolah mengabaikan perkembangan cerita di antara Ditta dan kakaknya itu. rasanya aku masih merasa kurang dengan beberapa masalah yang di biarkan selesai begitu saja. tapi, wajar sih dengan tebal novel yang nggak mencapai 300 halaman semua terkesan terburu-buru. but, novel ini memberikan hiburan tersendiri.
untuk karakter tokoh aku cukup menyukainya. walaupun di awal-awal aku kurang suka tapi aku percaya saja khasnya tokoh penulis pasti bisa menentukan apa yang terbaik bagi tiap tokohnya dan itu terbukti ketika cerita ini sampai di bagian akhir.
Jujurly, pas baca sinopsisnya, gue langsung mikir: "Ah elah, klise banget." Bayangin aja, cowok santai yang hidupnya cuma buat main-main ketemu sama cewek ambis yang hidupnya kaku kayak kanebo kering. Terus mereka kepaksa bareng gara-gara sebuah taruhan konyol. Sinetron banget, kan?
Tapi, surprisingly, eksekusinya lumayan enjoyable. Vibes-nya tuh kayak drama kampus FTV tapi versi lebih deep dikit. Latar tempatnya kampus, perpustakaan, kafe-kafe lucu, pokoknya relatable banget buat lo yang pernah (atau lagi) ngerasain pusingnya kuliah.
Rama: Tipe cowok easy going, populer, tajir (biasalah), dan prinsip hidupnya "Kuliah itu masa buat seneng-senang". Dia tipe yang bakal ngajak lo bolos buat nonton bioskop.
Gita: Kebalikannya total. Cewek super serius, ambisius, kaku, dan galak. Prinsip dia "Kuliah itu medan perang buat masa depan". Dia tipe yang bakal ngomel kalau lo telat 5 menit.
Dinamika mereka tuh tarik-ulur. Gita sibuk nyeramahin Rama biar insyaf, Rama sibuk ngegodain Gita biar "hidup" dikit. Chemistry-nya dapet, biarpun kadang gue pengen toyor kepalanya Rama karena terlalu santai, atau nyubit Gita karena terlalu kaku.
Oke, mari kita jujur. Plotnya ketebak banget. Dari bab awal lo udah pasti tau mereka bakal jadian. Trope "benci jadi cinta" dan "pura-pura pacaran karena taruhan" itu udah pasaran banget di dunia oren (Wattpad). Terus, kadang dialognya agak cringe atau terlalu baku buat ukuran anak kuliah zaman now. Ada momen-momen "manis" yang malah bikin gue guling-guling saking cheesy-nya.
TAPI, poin plusnya adalah pengembangan karakternya. Sofi Meloni gak cuma bikin mereka jatuh cinta, tapi bikin mereka "belajar". Rama jadi lebih bertanggung jawab, dan Gita jadi lebih santai. Pesan moralnya nyampe: hidup itu butuh keseimbangan, side by side, bukan salah satu mendominasi.
Jadi gimana endingnya? Sad ending atau Happy ending? Jawabannya: Happy Ending, tentu saja.
Konflik puncaknya standar drama romantis. Hubungan mereka yang awalnya cuma landasan "taruhan" atau kesepakatan itu mulai goyah pas perasaan beneran muncul. Gita sempet insecure dan ngerasa Rama gak bakal bisa serius sama masa depan. Di sisi lain, Rama ngerasa Gita terlalu ngekang dan gak bisa nerima dia apa adanya.
Mereka sempet "putus" atau renggang (fase angst yang wajib ada). Gita akhirnya sadar kalau hidup terlalu kaku itu bikin capek, dan dia butuh "warna" yang cuma bisa dikasih sama Rama. Rama juga sadar kalau dia gak bisa selamanya jadi Peter Pan yang gak mau dewasa.
Mereka baikan. Gita akhirnya bisa nurunin egonya buat lebih menikmati masa mudanya, dan Rama mulai serius nata masa depannya tanpa kehilangan jati dirinya yang fun.
Judul "Side by Side" itu bener-bener ngegambarin endingnya. Mereka gak saling mengubah pasangan jadi orang lain, tapi berjalan berdampingan (side by side) buat saling melengkapi. Gita jadi rem buat Rama, dan Rama jadi gas buat Gita.
7.5/10. Bacaan ringan, manis, bikin senyum-senyum sendiri, cocok banget buat lo yang lagi mumet sama tugas kuliah atau kerjaan dan butuh asupan gula (romansa) instan. Jangan ngarep plot twist gila, nikmatin aja ke-uwu-annya.
Novel ini bikin hari mingguku lebih berwarna. Habis baca dalam sehari. Tentu aja disambi masak, makan, nyuci, makan, masak lagi, makan lagi, ngemil, masak lagi, makan lagi, sampe piring kotor numpuk saking makan terus dan gonta-ganti piring. Hehe
Bercerita tentang Rama & Gita yang memiliki sifat bertolak belakang. Gita, mahasiswi yang nggak bisa hidup tanpa agendanya, tanpa rencana yang terperinci dan target-target masa depan yang harus dicapainya. Bagi Gita, kuliah bukan waktunya untuk bersenang-senang tapi harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk meraih cita dan membuktikan pada keluarga jika Gita mampu mandiri dan tak seperti yang orangtuanya pikir.
Lalu Rama, mahasiswa yang kuliah hanya untuk memenuhi tuntutan ibunya, & lebih memilih titip absen, lalu cabut nongkrong nggak jelas dengan teman-temannya. Bagi Rama, menikmati saat ini adalah yang paling penting.
Jadi gimana kalau kedua orang yang sangat bertolak belakang ini dipersatukan dalam satu kisah?
SERU!!! Tentu saja! Walau bahasa yang dipakai @rain.hujan terlalu formal untuk anak kuliahan. Tapi itu nggak mengganggu aku untuk menikmati kisah mereka. Dengan sabar Sofi membangun chemistry diantara mereka dan menurutku sangat matang & sangat berhasil. Aku bapeeerrr!!! 😁
Dan endingnya bikin aku senyum-senyum sendiri sampe sekarang! Haha
Please aku ngabisin ini novel cuma empat jam. Bahkan lebih cepet satu jam dibanding novel sebelumnya😭
Novel romance tuh bukan genre yang suka ku baca sebenernya. Tapi gatau akhir-akhir ini lagi suka baca novel romance. Berharapnya sih dapet bacaan novel romance skala kehidupan pekerjaan, tapi dapetnya skala kehidupan kampus. Tapi karna ringan, aku baca dan suka.
Jujur sama seperti review ku di novel sebelumnya, cerita novel ini juga mainstream. Cerita kaya gini banyak ditemuin di Wattpad. Tapi, tetep merasa ada pembedanya di setiap penulis. Dan aku pribadi suka dengan penyampaian yang ada di novel ini.
Di novel ini yang berhasil buat aku sampe bilang, "Ah!" di part berantemnya Gita dan Rama karna salah paham Rama. Di part 35 lebih tepatnya, ketika Rama ngehubungin Gita setelah satu bulan nyoba ngehindarin. Gita di bayanganku beneran tipe wanita yang kuat. Aku sampe nangis di part ini. Gita sungguh dewasa, walau pasti sedih dan juga terluka serta khawatir, tapi dia tetep beri waktu untuk Rama sampe Rama siap ngehubunginnya. Gita really such a strong girl. Tapi ternyata ada sakitnya juga karna di part ini...... baca sendiri aja dah wkw.
Thanks yaa Kak Sofi sudah buat novel ini. Ada empat novel lain yang masuk list untuk ku baca. Btw seperti biasa, aku gabisa ngereview. Ini tuh cuma curhatan wkw.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Awalnya pas aku tau kalau Sofi Meloni ini penulis wattpad, aku sedikit ragu apakah aku harus beli buku ini apa nggak. Karena aku ada trauma beli buku penulis wattpad.. udah beberapa kali beli dan kurang memuaskan.. Tapi terus sinopsisnya bener bener bikin pensaran. Aku penasaran banget apa yang akan terjadi kalau 2 org yang begitu berbeda bersatu. Jadi.. aku memutuskan untuk tetep beli.
Dan setelah aku selesai baca, nggak nyesel beli buku ini. Menurut aku Sofi Meloni penulis yang cukup matang. Kenapa? Karena kadang pas aku baca novel, ada saat di mana aku merasa "apa? kenapa begini? agak aneh.." tapi pas baca buku Sofi ini, aku nggak terlalu sering merasakan momen itu. Namun, menurut aku ada beberapa hal yang kurang penjelasan. Contohnya, gimana kelanjutan masalah Jess? Atau masalah kakak-nya Gita? Atau mama-nya Rama?
Karakter di novel ini sangat matang dan konsisten. Alur ceritanya cukup natural nggak terkesan terburu buru; aku suka bagaimana Rama dan Gita keliatan natural saat mereka mulai merasakan perasaan aneh ke satu sama lain.
Oh yang paling aku suka itu bagian akhirnya. Menurut aku cara penyelesaian mereka menunjukan kedewasaan Gita (nggak boleh spoiler jadi baca sendiri ya :D).
Menurutku, cerita ini ringan dan cute di saat yang bersamaan. Apalagi gaya penulisan Sofi Meloni yang haluusss sekali. Untaian kalimatnya sangat menyatu antara Rama dan Gita. Di sini kita gak lagi memakai POV 1 (dan aku sukak banget di sini pakainya POV 3)
Di sini, aku suka banget karakter development baik Gita dan juga Rama. Awalnya, Gita ini super serius. Apapun harus dia kerjakan menggunakan to do list dan jarang berinteraksi sama orang sampai dibilang "aneh" Kemudian Rama, yang awalnya super santai dan ogah-ogahan sama kuliah
Keduanya berubah ke arah yang lebih baik di akhir cerita. Meski di 1/4 bagian terakhir aku rasa terlalu terburu-buru untuk diakhiri tapi secara keseluruhan menurut aku kisah romansa mereka sangat smooth.
Cuma ada beberapa poin yang aku kurang suka: 1. Awal mereka jadian karena kartu pinjaman buku (which is menurutku gak masuk akal apalagi Gita gak kenal Rama tapi kok mau diajak "jadian") 2. Konflik dengan saudara/orangtua rasanya masih menggantung dan belum jelas endingnya seperti apa yang membuat kita hanya melakukan pengandaian sendiri
Tapi, balik lagi ke penjelasan pertamaku. Aku suka dan menikmati membaca buku ini kok~ Sekali duduk pun kamu bisa membaca novelnya sampai habis karena memang seru dan smooth
Novel kedua dari Kak Sofi yang kubaca, dan lagi-lagi aku suka.
Setting kampusnya ngena banget. Detail tempat, suasana, kegiatan yang ada, semua diceritain dan bikin label mahasiswanya juga hidup.
Penokohannya juga cukup matang. Tujuannya jelas, konflik juga. Cuma ada beberapa sub konflik yang sepertinya dibuat terbuka, karena aku enggan nemu jalan penyelesaiannya. Selanjutnya, aku suka penggunaan sudut pandannya; orang ketiga terbatas, cuma dua yang diambil yaitu Gita dan Rama. Itu bikin ceritanya jadi kerasa lebih fokus. Penceritaannya sederhana, bahasanya juga rapi.
Kalau ngarep cerita yang isinya cuma pacaran terus, mungkin bakal kecewa. Karena novel ini lebih dekat dengan kisah nyata mahasiswa, bahwa kalaupun pacaran, tugas sebagai mahasiswa enggak ngilang gitu aja. Tetap ada target dan cita-cita yang pengin dicapai. Tokoh macam Gita ini bikin kisah romantis jadi lebih wajar dan enggak menggelikan.
Sebenarnya, ceritanya bagus. Karakternya kuat, chemistry kedua tokoh dapat banget, dan gaya menulisnya bagus.
Hanya, menurut saya ceritanya terlalu terburu2 dan padat (apalagi menjelang akhir). Sekilas mengingatkan saya pada novel Mbak Sofi yang lain, yakni Peek A Boo, Love tapi beda arah.
Seperti halnya PABL, banyak hal yang tidak lagi diceritakan (Masalah Jess, Luna, dan mamanya Rama). Saya kayak merasa, 'Udah, gitu aja?'
Khususnya mamanya Rama. Dia yang menjadi awal rumitnya hubungan Gita-Rama, tapi hanya diceritakan segelintir dan tidak jelas bagaimana akhirnya.
Terus, makin ke tengah, jalan ceritanya jadi terasa membingungkan. Entahlah. Semuanya terasa cepat dan saya bingung.
Dan lagi-lagi, saya agak gimana gitu sama setiap ending yang dibuat Mbak Sofi.
Dua kali baca duduk. Maksudnya pertama baca cuma sampe setengah krn ngantuk, padahal ceritanya bagusssss. Cuma berkutat di dua orang tapi gak bikin bosen. Nagih. Apalagi karakter ceweknya yg unik.
Nah, setelah seminggu lebih ditinggal akhirnya lanjutin baca dan yes, masih bagus, konfliknya baru pada dateng. Bertubi-tubi. Mulai dari Jess si mantan cowok, Luna si kakak cewek, mamanya Rama, si mahasiswa asing, schollarship, dan apalagi ya? Hehe. Yaahh pokoknya ruwet. Tapi aku berpikir si Gita ini memang sudah realistis, si cowonya kekanakan bgt yg sampe bikin gue kesel sndr kok ada org kayak gini sih hhhh.
Ending? yaaa waktu memang bisa mengubah segalanya, asal bisa manfaatin dan belajar dr sana, saya suka :"
I give it 3.5 stars. Intinya, Gita gampang baper wkwk. Soalnya sampe skrg masih ganjel aja sih sama sikap Gita yg kok bisa salah paham gtu padahal kan dia tau kalo hubungannya sama Rama berawal dr simbiosis mutualisme. Kalaupun Gita menyangka kalau emang Rama tulus sama dia, harusnya ada bagian ketika Rama kaya state kalo hubungan mereka itu yaa mau dijadiin beneran. Udah gtu ga diceritain pula kelanjutan taruhannya gimana, temen2nya Rama berasa ga guna gtu diadain di ceritanya. But...I kinda like the ending. Gue akuin kalau interaksi Rama sama Gita cukup seru untuk dibaca dan pesannya juga cukup ngena ketika Rama tetap berubah lebih baik walaupun yaaa gitu deh hehe. It's kinda sweet actually, ketika harus melepaskan dulu sebelum mendapatkan kembali.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Buku ke-4 yang Sofi Meloni yang kubaca. Suka banget sama cerita Gita-Rama ini. Meskipun endingnya khas Sofi yang menurutku selalu agak cepat dan pendek, ceritanya tetap sangat menarik. Interaksi antar tokohnya juga mengalir lancar. Konfliknya meskipun cukup rumit, namun mudah ditemukan di sekeliling kita.
Satu pesan yang kudapat dari cerita ini. A good and healthy relationship will make both parties a better person.
Keep up the good work! Can't wait for your next book!
Side by side merupakan novel pertama karya sofi meloni yg saya baca. Tidak butuh waktu yg lama utk menyelesaikan novel ini. Karakter gita dan rama bener bener buat para pembaca larut dalam kisah mereka, setiap ganti halaman rasanya ikutan bahagia dengan interaksi gita dan rama. Keseluruhan saya suka sekali dengan alur ceritanya. Semoga bisa baca karya karya sofi meloni yg lainnya^^
empat bintang lagi dari saya untuk buku ini..., seneng bacanya.., tenggelam dalam ceritanya.., kalau buat saya...ini 'rasa'nya kena..sama halnya ketika baca 'stay with me tonight'...
sejujurnya aku masih tidak paham dan tidak mengerti alasan ketika gita dan rama bertengkar hebat, bahkan sampai satu bulan, yang masalahnya menurutku tidak seserius itu. dan sebenernya aku berharap ada kelanjutan ttg bagaimana orangtua gita dan mamanya rama sih
This entire review has been hidden because of spoilers.
Aku cuma mau bilang di review buku ini, Kalau buku ini tuh bener-bener amazing bangett dan luar biasaaa. Kisah yang meninspiratif pake bangett. WAJIB BACA!! pokoknya ;) Recomended