Jump to ratings and reviews
Rate this book

Kesialan Orang Lajang

Rate this book
Albert Camus pernah berkata bahwa “seluruh karya Kafka menggoda pembaca untuk membaca lagi karya itu.” Karena penafsiran tentang Kafka berlimpah dan pencarian akan makna cerita-ceritanya tampak seperti tak berakhir, pembaca akan kembali ke cerita itu sendiri dengan harapan memperoleh panduan langsung dari dalam cerita.

Maka, pembacaan kedua diharapkan akan menjadi komentar atas pembacaan yang pertama, dan pembacaan selanjutnya diharapkan juga menerangi pembacaan sebelumnya. Tujuan dari buku ini adalah menyediakan akses cepat ke seluruh corpus cerita Kafka. Cerita-cerita inilah, dan bukan novel-novelnya, yang merupakan inti dari karya dalam hidup Kafka yang singkat.

Buku ini adalah himpunan fiksi pendek (atau fiksi mini) yang berasal dari koleksi literer yang dipilih oleh Max Brod untuk diterbitkan setelah kematian Kafka.

164 pages, Paperback

First published January 1, 1971

10 people are currently reading
47 people want to read

About the author

Franz Kafka

3,169 books38.3k followers
Prague-born writer Franz Kafka wrote in German, and his stories, such as " The Metamorphosis " (1916), and posthumously published novels, including The Trial (1925), concern troubled individuals in a nightmarishly impersonal world.

Jewish middle-class family of this major fiction writer of the 20th century spoke German. People consider his unique body of much incomplete writing, mainly published posthumously, among the most influential in European literature.

His stories include "The Metamorphosis" (1912) and " In the Penal Colony " (1914), whereas his posthumous novels include The Trial (1925), The Castle (1926) and Amerika (1927).

Despite first language, Kafka also spoke fluent Czech. Later, Kafka acquired some knowledge of the French language and culture from Flaubert, one of his favorite authors.

Kafka first studied chemistry at the Charles-Ferdinand University of Prague but after two weeks switched to law. This study offered a range of career possibilities, which pleased his father, and required a longer course of study that gave Kafka time to take classes in German studies and art history. At the university, he joined a student club, named Lese- und Redehalle der Deutschen Studenten, which organized literary events, readings, and other activities. In the end of his first year of studies, he met Max Brod, a close friend of his throughout his life, together with the journalist Felix Weltsch, who also studied law. Kafka obtained the degree of doctor of law on 18 June 1906 and performed an obligatory year of unpaid service as law clerk for the civil and criminal courts.

Writing of Kafka attracted little attention before his death. During his lifetime, he published only a few short stories and never finished any of his novels except the very short "The Metamorphosis." Kafka wrote to Max Brod, his friend and literary executor: "Dearest Max, my last request: Everything I leave behind me ... in the way of diaries, manuscripts, letters (my own and others'), sketches, and so on, [is] to be burned unread." Brod told Kafka that he intended not to honor these wishes, but Kafka, so knowing, nevertheless consequently gave these directions specifically to Brod, who, so reasoning, overrode these wishes. Brod in fact oversaw the publication of most of work of Kafka in his possession; these works quickly began to attract attention and high critical regard.

Max Brod encountered significant difficulty in compiling notebooks of Kafka into any chronological order as Kafka started writing in the middle of notebooks, from the last towards the first, et cetera.

Kafka wrote all his published works in German except several letters in Czech to Milena Jesenská.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
4 (9%)
4 stars
11 (25%)
3 stars
22 (50%)
2 stars
4 (9%)
1 star
3 (6%)
Displaying 1 - 10 of 10 reviews
Profile Image for Frida.
201 reviews16 followers
July 18, 2017
(Sebenarnya rating saya 3,5.)

--perjumpaan kembali dengan bayang-bayang Kafkaesque--

Beberapa tahun lalu Franz Kafka berdiri di ambang pintu kegemaran membacaku. Ia mengulurkan tangan dari balik remang-remang dan, aku, sedikit ragu, menyambut tangannya. Tangan kami bersentuhan dan memercikkan ke udara kisah seorang lelaki bernama Josef K. yang ditangkap dan diadili karena sesuatu hal yang tidak ia ketahui, yang juga tak kuketahui sampai purna sentuhan tangan kami dan percikan cahaya kehitaman itu reda.

Kafka surut, meninggalkanku dalam kebingungan yang memagut kantuk. Yang kuketahui hanyalah bahwa Kafka menulis "The Trial" sebagai alegori opresi ayahnya yang tirani. Ajaibnya, ia semacam meramalkan pemerintahan dan birokrasi yang tirani itu benar terjadi kemudian.

Kini, aku hendak menagih penjelasan atas kebingungan yang ia tanamkan dalam telapak tanganku. Maka, kuraba-raba dalam kegelapan, dan aku menemukan percikan-percikan yang lebih tipis dari kisah-kisahnya yang lain, tapi tetap memiliki aroma Kafkaesque dan oedipus complex serupa dengan "The Trial".
***
Ketidakberdayaan seseorang terhadap kekuasaan yang lebih tinggi, seperti dalam "The Trial", kali ini terbaca lagi, antara lain dalam cerita pendek berjudul "Poseidon". Kafka merekacipta kisah dewa laut Yunani itu, tapi dari sisi muramnya: bagaimana sebenarnya ia begitu lelah mengurusi segala macam urusan di laut, tapi tak berdaya untuk tak melakukannya, karena bagaimana pun, sedari awal ia telah ditunjuk menjadi dewa laut.

Tema serupa menggentayangi lebih gelap lagi dalam cerita berjudul "Ketukan di Gerbang Puri". (Hanya) Sebuah ketukan yang mungkin dibuat oleh adik perempuan si tokoh utama di gerbang sebuah puri membuat si tokoh utama dijebloskan ke penjara.
***
--tentang kesendirian dan pintu serta jendela--

Bagaimana kesialan orang lajang menurut Kafka? Salah satunya adalah "harus mengagumi anak-anak orang lain dan bahkan tak diizinkan untuk kemudian mengatakan: 'Aku sendiri tak punya anak'" (hlm. 35). Fenomena ini mungkin sekali terjadi, misalnya dalam acara kumpul keluarga saat lebaran.

Bicara tentang lebaran, coba bayangkan bagaimana pedihnya mudik bagi seorang lajang yang sendirian. Ia hanya berdiri di depan pintu tanpa berani mengetuk.

"Aku telah tiba. Siapa yang akan menyambutku?" (hlm. 138, "Mudik")

Sementara itu, seorang lelaki lajang mengalami kesialan dalam "Penolakan". Seorang gadis yang ia ajak kencan hanya melintas tanpa menanggapi ajakannya, bahkan tanpa kata-kata penolakan--yang pada akhirnya hanya terjadi dalam fantasinya.

Dalam "Jendela Sepanjang Jalan", Kafka menuliskan bagaimana jendela bisa menyelamatkan seseorang yang sedang ditelan kesendirian. Dan entah bagaimana, bagi saya, gambar di sampul buku merepresentasikan fiksi mini ini.

Namun akan tiba waktunya saat bahkan "membuka jendela lebar-lebar dan menyimak musik yang masih bermain di kebun pun tak membantuku" (hlm. 20, "Jalan Pulang").

Ketika itu tiba, kau mungkin bisa pergi ke luar menemukan keramaian, atau melompat saja dari jendela.
***
--TER-KAFKAESQUE--

"Tapi kaum Siren punya senjata yang lebih mematikan ketimbang senandung mereka, yaitu kesunyian."
(hlm. 106, "Kesunyian Kaum Siren")

Aku meraba-raba dalam kegelapan dan bertemu kesunyian yang pekat. Kesendirian menelan di beberapa tempat, dan absurditas di tempat lain. Seperti tak punya tujuan dan hadir begitu saja dalam ceritanya. Berjalan ke luar dari kegelapan itu, aku menemukan diriku berbalik kembali. Alam Kafkaesque* yang depresif itu merupakan magnet bagiku. Kutemukan diriku menenggelamkan diri di dalam kegaduhan sunyinya dan benderang gelapnya. Kutenggelamkan diriku berkali-kali; seringkali yang kudapati berubah-ubah, seringkali aku tenggelam makin dalam atau tersangkut di lapisan-lapisannya. Namun aku tetap melakukannya lagi dan lagi. Tapi anehnya, pensil sang seniman yang dilihat oleh Josef K. dalam mimpinya tidak mempan menggores batu nisan dalam benakku. Ia menyentuh saja, coba menggores, tapi nihil, dan pensil itu melayang ke udara lalu hilang.


*Kafkaesque: karakteristik dari karya-karya Kafka yang terasa riil tapi sureal, tidak masuk akal, absurd, opresif; seperti mimpi buruk.
***

Di beberapa bagian terjemahannya terasa kurang enak dinikmati dan dipahami. Aku juga mencemaskan seberapa besar sudut paralaks makna yang terjadi karena buku ini diterjemahkan dari bahasa Inggris, tidak langsung dari bahasa Jerman.

Misalnya, dalam "Pembunuhan Saudara" di adegan terakhir, sebelum Schmar ditangkap oleh polisi, tertulis seperti ini di hlm. 53 (yang di dalam kurung siku adalah catatan saya):

Pallas, yang tersedak karena obat dalam tubuhnya, [obat, memangnya Pallas habis minum obat apa?] berdiri di pintu ganda rumahnya yang terbuka. "Schmar! Schmar! Aku melihat semuanya, aku tak melewatkan apa pun!" Pallas dan Schmar saling menyelidiki [menyelidiki, kupikir ada yang kurang pas dengan pemilihan kata ini]. Hasilnya memuaskan Pallas, Schmar tak menyimpulkan apa pun. [nah, "menyimpulkan" ini kupikir juga kurang pas]

Mari, kita bandingkan dengan terjemahan cerpen yang sama dalam kumpulan cerpen "Seorang Dokter Desa" terbitan Oak, yang diterjemahkan langsung dari bahasa Jerman (dari hlm. 74):

Pallas, seolah sekujur badannya tercemar racun, berdiri di pintu rumahnya yang berdaun dua. "Schmar! Schmar! Aku melihat semuanya, dan tidak melewatkan apa pun." Pallas dan Schmar saling menatap satu sama lain. Itu membuat Pallas puas, namun Schmar tidak mengerti.

Nah, setelah membaca yang kedua, aku baru paham apa maksudnya.

Terlepas dari itu semua, fiksi-fiksi pendek (sekali) karya Kafka di dalam buku ini telah mengisapku setelah bertahun-tahun tak berjumpa dengan karya blio.

Ah iya, aku suka gambar kaver buku ini. Sosok lelaki yang berbaring sendirian dengan kepala terperam dalam rumah itu seperti menggambarkan kesendirian yang berusaha disangkal. Aku tidak tahu apakah dia tidur atau terjaga. Jika yang pertama, ia bisa saja menyangkal kesendirian lewat mimpi. Jika yang kedua, ia bisa saja menyangkal dengan berpura-pura memiliki jendela untuknya melihat ke luar.[ ]
Profile Image for Febyan Kafka .
478 reviews15 followers
August 6, 2019
Cerita yg multitafsir. Membuat kita ingin membacanya lagi dan lagi. Takkan habis makna untuk digali dari setiap cerita. Setiap pembacaan melahirkan makna baru. Dan Kafka menyelipkan humornya secara samar dalam beberapa cerita. Humor yg tidak membuat kita tertawa terbahak-bahak tapi mengerutkan dahi dan kemudian tersenyum simpul.
Profile Image for Ditadelia.
181 reviews2 followers
November 7, 2024
Buku setipis gini baru tamat hampir sebulan?! Aku yg setelah baca self improvement ingin baca buku ringan yg tipis2 aja, lha kok malah milih buku ini yg ternyata bikin tambah mumet..? 😅
Buku ini berisi tulisan fiksi mini karya Kafka yg dikurasi & diterbitkan setelah ia tiada. "Fiksi mini" di sini dalam artian yg sebenarnya, bukan pula cerpen. Satu judul tulisan paling panjang hanya 3-4 lembar, bahkan ada yg hanya 1/2 halaman. Tapi bacanya harus berulang2 supaya paham, itupun akhirnya jadi multitafsir, sebenarnya apa maksud dari cerita Kafka ini? Tapi anehnya, bikin ketagihan. Ada rasa penasaran, apa lagi ya yg dia tulis selanjutnya? Apa cerita berikutnya lebih mudah dipahami atau sama rumitnya? Apakah cerita berikutnya merupakan metafora atau implisit? Dan begitu seterusnya sampai akhirnya buku ini tamat. 😁
Profile Image for Iban.
10 reviews
April 27, 2022
Kesialan Orang Lajang

Flash fiction karya Franz Kafka

Di halaman awal saya sama sekali tidak paham dengan jalan cerita nya, tapi sampai di cerita Secarik Manuskrip Tua, mulai paham dengan isinya. Aku jadi ketagihan untuk membaca karya Franz Kafka karena isinya bisa dimaknai secara multi tafsir. mungkin aku cuma paham beberapa judul karena keterbatasan otakku, jika kalian suka karya Albert Camus mungkin kalian juga bakal suka dengan Franz Kafka sebab gaya penulisannya yang sama.

Ini beberapa judul yang aku suka

• Secarik Manuskrip Tua
• Kesialan Orang Lajang
• Kutukan Gerbang Puri
• Prometheus
• Ujian
• Burung Bangkai
• Fabel Kecil
• Mudik
• Berankat
• Lupakan Saja
Profile Image for cindy.
1,981 reviews156 followers
June 13, 2018
Baca semuanya, ngerti separuhnya, suka 3-4 judulnya... wkwkw....

Karya Kafka memang tidak mudah untuk dinikmati, dari cerpen yg sama pun sekian kali dibaca, berbagai kesan pula yg didapatkan. Pendeknya cerpen (atau lebih baik disebut flash fictions) bisa jadi pedang bermata dua, saking pendeknya jadi bisa diulang membaca berkali-kali, atau saking pendek dan padatnya, apa yg mau diceritakan malah kurang tersampaikan pada pembaca.
Profile Image for Nura.
1,056 reviews30 followers
May 29, 2021
Buku ketujuh RC 52 books in 52 weeks; a nameless narrator

Ceritanya banyak menggunakan narator yang pakai "aku", dan kadang ga jelas si aku ini siapa. katanya sih ini memang flash fiction bukan kumcer. Gw kurang bisa nikmatin terjemahannya, berasa lost in translation gitu. Jadinya ga paham ini cerita maksudnya apa sih. Atau mungkin gw aja yg dodol kali ya. Nanti re-read deh kalo ketemu terjemahan Inggrisnya. Ceritanya sendiri lumayan banyak, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Tapi kebanyakan berkeluh kesah tanpa solusi. Ya, mungkin memang si Kafka ga bermaksud menyelesaikan semua ceritanya. Entahlah.

#iPusnas
Profile Image for Andita.
308 reviews3 followers
November 17, 2024
Ini cara awalku mengenal Kafka. Salah besar ketika kukira cerita ini akan mudah ku ikuti. Butuh lebih dari rasa penasaran, pemahaman, dan penafsiran untuk diri sendiri.

Membaca satu judul cerita fiksi di dalamnya saja, aku butuh lebih dari satu kali baca untuk paham. Judul favorite-ku adalah Advokat.
Profile Image for Gilang.
30 reviews39 followers
February 15, 2022
Saya suka judul yang dipilih. Namun, saya tak paham bagaimana cara editor dan penerjemah memilih cerpen yang hendak diterjemahkan ke dalam buku ini. Mungkin cuma kebetulan kalau cerpern-cerpen dalam buku ini banyak yang tidak saya sukai.
Profile Image for haikal.
116 reviews
June 9, 2024
pertama kali baca buku franz kafka.

dari sekian banyak fiksi mini, cuma ada beberapa tulisan yang masuk ke otak. sisanya? seperti deskripsi di sampul belakang, ini bukan buku yang cukup dibaca satu kali.
Displaying 1 - 10 of 10 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.