Menjelang pernikahannya dengan seorang staf ahli DPR, Esmeralda merasa ada yang ganjil. Marlon, calon suaminya, kian sibuk dan ambisius. Bahkan kekayaan Marlon melonjak tak wajar.
Bersama Ranu Hartajaya, detektif swasta yang disewanya, Esmeralda menyelidiki Marlon. Mereka mengungkap perbuatan tercela Marlon, dan pada akhirnya Esmeralda mengetahui motif lelaki itu ingin menikahinya.
Namun, hari demi dari berduaan dengan Ranu membuat Esmeralda diam-diam jatuh cinta kepada lelaki itu. Sementara Ranu bukan hanya tidak ingin jatuh cinta kepada klien, tapi lebih lagi... ia tidak ingin dijadikan pelarian oleh Esmeralda yang patah hati.
Pendosa adalah novel perdana Esi Lahur yang memiliki nama asli Maria Theresia Lahur. Novel ini terinspirasi dari pengalaman hidup penulis yang pernah menempuh SMA di Blitar, tinggal di asrama yang dikelola suster Katolik, dan mengalami masa kuliah yang kebetulan bertepatan dengan penggulingan Orde Baru.
Lahir di Jakarta, 3 Oktober 1977, Esi adalah sarjana antropologi FISIP Universitas Indonesia (2001) yang kini bekerja sebagai wartawan di Tabloid Olahraga BOLA.
Ketertarikan Esi pada dunia tulis-menulis sudah muncul sejak kecil. Waktu SD, pernah menulis di majalah Paroki Kristus Salvator, Petamburan, Jakarta, yang bernama Tambur.
Saat kuliah, Esi mengikuti mata kuliah Penulisan Populer dengan dosen Ismail Marahimin yang membuatnya gemar menulis cerpen. Pengaruh mengikuti mata kuliah itu besar bagi Esi, karena cerpen pertama yang dikirimnya ke majalah Femina, Pengantinku menjadi juara pertama Sayembara Mengarang Cerpen Femina 2000. Sejak itu sejumlah cerpennya dimuat di majalah Femina dan Bobo.
Kegemaran melakukan perjalanan ke sejumlah daerah di Indonesia digabungkan dengan kesenangan menulis menghasilkan novel Pendosa.
Sinopsisnya adalah kesimpulan dari seluruh isi cerita.
Bagi saya, ini termasuk insta love, pengembangan bagaimana karakter saling jatuh cinta kurang kuat dan terlalu terburu-buru. Konfliknya tidak ada yang istimewa.
Judul: But I Love You Penulis: Esi Lahur Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, 2017, ebook, 208 hal.
Covernya cantik. Gambar cat air dengan warna lembut dan judul merah terang langsung membuat saya jatuh cinta. Dari sinopsis saya mendapat informasi bahwa nivel ini berlatar persekongkolan tingkat tinggi. Berhubung saya sedang mengerjakan novel dengan latar serupa, saya meminjam buku ini dari Ipusnas.
Kisah ini tentang dua orang, Esmeralda dan Ranu. Esmeralda semula menyewa Ranu untuk menyelidiki apakah calon suaminya, Marlon, berselingkuh. Ternyata keduanya malah diam-diam jatuh cinta selama proses itu. Setlah Esmerakda putus dari Marlon, Ranu yang masih ragu dan ingin menguji perasaannya dan perasaan Esmeralda. Mereka bertemu di Hongkong, kemudian jalan-jalan di berbagai destinasi wisata. Saya jadi teringat Dublin karya Yuli Pritania, untuk ide jalan-jalan cinta ini.
Alur cerita maju mundur. Dimulai dengan Esmerakda yang telah memutuskan hubungan dengan Marlon lalu bersiap mengasingkan diri sementara ke Hongkong. Ternyata Bab 2 justru bercerita tentang awal mula Esmeralda mengenal Marlon. Di sini sebenarnya saya kehilangan semangat untuk meneruskan. Sudah tahu telah putus, apa yang menarik? Andai bab 5 yang ditulis sebagai bab 1 atau prolog, barangkali menjadi lebih menarik. Saya berharap menemukan konflik cantik antara Ranu dan Esmeralda sebelum akhirnya mereka bersatu.
Sayang, yang saya dapati hanyalah jalan-jalan dua orang lelaki dan perempuan di Hongkong. Berhubung saya tidak tertarik untuk mengetahui kondisi Hongkong, saya hanya mencari interaksi Ranu-Esmeralda, berharap mendapatkan interaksi yang cantik atau bikin gemas. Saya kecewa. Chemistry mereka terlalu datar untuk sejoli yang kasmaran. Bahkan ketika berkesempatan sekamar berdua pun. Saya terkaget di sini. Sekamar dan sekasur berdua? Aaaahh!. Ya tidak apa-apa seandainya itu dijadikan sebuah kisah yang bermakna.
Latar belakang konspirasinya juga kurang digali. Mungkin karena kisahnya dimulai saat semua sudah terungkap. Entahlah, terasa hanya tempelan saja. Padahal ini bisa dibuat sebagai daya tarik utama sekaligus menyampaikan pesan moral.
Karakter pun demikian, Ranu yang datar, Esmeralda yang emosional. Saya justru menjadi bersimpati pada Marlon di akhir kisah. Esmeralda demikian jijik padanya, menganggapnya sebagai pembuat malu keluarga. Ah, biar penjahat pun, masih berhak untuk membela diri, bukan?
Hal lain yang mengganggu adalah banyaknya tokoh. Kisah keponakan Esmeralda itu untuk apa? Begitu pula nama-nama keluarga Esmeralda yang entah bagaimana terlalu asing bagi saya. Alhirnya, saya memberikan sko 2,3 untuk novel ini.
4x baca novel ini, dan galon banget. Ada ramuan cinta dan politik yang diceritakan disini. Diceritakan dengan alur maju mundur gemes . . Esmeralda yang merasa ada yang aneh dengan Marlon meminta bantuan sang detektif bernama Ranu untuk menyelidiki tingkah laku Marlon. Menduga dan berpikir jika Marlon mendua, ternyata membuat Esmeralda terseret sedikit intrik di dunia politik. Tak menyangka jika ternyata Marlon yang selama ini Esmeralda kenal bukanlah Marlon. Ada sesuatu yang membuat Marlon berubah . . Esmeralda yang sedikit tak percaya dengan kerja Ranu, meminta ikut. Disanalah konflik hati Esmeralda dimulai. Ketika akhirnya petualangan singkat bersama Ranu membawa Esmeralda pada kegelisahan dan kebimbangan hati. Terlebih ketika akhirnya tahu kelakuan Marlon. Di Hongkong, semua tanya terjawab . . Kisah cinta antara Marlon - Esmeralda - Ranu membawa kegemesan tersendiri buat asri. Esmeralda yang galau, Marlon dengan segala keteguhan hatinya dan keegoisan dirinya, Ranu dengan tarik ulurnya. Membuat cerita di dalam novel ini menjadi makin menarik. Konflik yang diambil selain permasalahan hati, juga mengenai korupsi. Lumayan detail, karena diceritakan mengenai proses jika seseorang terindikasi korupsi apa saja yang harus dilakukan oleh KPK. Sedikit info, namun berarti banget . . Novel ini banyak mengajarkan tentang arti sebuah kepercayaan, hubungan baik, keluarga, profesionalisme pekerjaan, memaafkan diri sendiri, memaafkan orang lain dan berdamai dengan segala permasalahan yang menimpa dalam hidup. Bersyukur dengan segala hal yang dimiliki . . Novel ini bisa dibilang recomended buat kamu baca yaaa. Apalagi yang suka dengan setting dunia politik.
Baca ini karena tertarik sama premisnya. Menarik aja gitu... ada detektifnya, ada politik-politiknya. Tapi ternyata, sesuai yang Mbak Esi Lahur katakan di prakata, cerita ini bukan cerita detektif maupun cerita politis. Ini sweet romance.
Pengemasannya cukup menarik. Lucu aja ngeliat dua orang saling tergila-gila satu sama lain tapi berusaha stay cool demi gengsi. Kadang gregetan bacanya, cengar-cengir sendiri karena unyu gemes haha.
Tapi yah, ceritanya sendiri memang ringan dan bukunya juga nggak tebal, jadi sepertinya memang ditulis untuk bacaan senang-senang saja. Saya cukup terpuaskan kok membaca kiprah detektif dan kehidupan anggota DPR di sini. Terasa lumayan riil, bisa dibayangkan. (Btw, setelah membaca ini saya baru tahu kalau di Indonesia ada detektif swasta. Jangan bayangin yang kayak Sherlock Holmes, sih.)
Kisah Esmeralda wanita Independen yang merintis usaha salon dan bidang kulinernya tidak mau mendomplain nama orang tunya yang pengusaha properti.
Menjelang hari pernikahannya dengan seorang staff ahli DPR Marlon ia mencurigai kekayaan marlon yang tiba-tiba melonjak sehingga ia memutuskan untuk menyewa detektif swasta bernama Ranu Hartajaya. Detektif yang sebelumnya sudah menyelesaikan dengan baik permasalahan dua sahabatnya Val dan Kalista.
Hari demi hari melakukan penyelidikan dengan Ranu membuat Esmeralda tidak hanya mengetahui motif calon suaminya tapi melihat sendiri pusara dunia politik yang kejam. Pada akhirnya Esmeralda terjebak pada sebuah perasaan rindu bila tak bersama Ranu begitupula sebaliknya tapi Ranu tidak ingin dijadikan pelampiasan oleh Esmeralda.
Bagaimana kelanjutan rencana pernikahan Esmeralda dan Marlon? Serta akhir dari kisahnya dengan Ranu?
Sebuah kisah sederhana dan ringan buat pengantar sore menjelang magrib. Nama tokohnya pun mengingatkan pada tokoh telenovela yang hits pada zamannya.
Pada dasarnya cerita ini bagus. Mengingat konflik yg diangkat tentang batalnya pernikahan gegara calon suami terperangkap kasus korupsi. Sayangnya, penyelesaian konflik kurang mulus. Seperti tidak dibahasnya secara mendalam apa betul itu hasil gratifikasi, gimana bisa terjadi, peran pimpinan anggota fraksi yg terlibat, dan sebagainya. Yg dibahas hanya kinerja si detektif swasta dalam mengungkap peristiwa tsb. Itu pun lagi2 hanya di permukaan. Alhasil, saat membaca kisah ini banyak lembar yg di-skip. ini justru disayangkan!
Di antara sekian banyak tokoh di buku ini, bagi saya karakter Ranu, asyik. Penggambaran sebagai cowok gentle-nya itu tersampaikan. Justru yg menjadi catatan di sini adalah penamaan tokoh utama wanita dan keluarganya yg ga klik bangets. Berasa nonton telenovela. Jadi gagal fokus, 'kan? Hahaha
Latarnya menarik, tentang pejabat yg korup dan bahkan tokoh utama cowoknya detektif. Karakter ceweknya lumayan kuat, anak orang kaya tapi gak sombong, pekerja keras. Tapi karakter si cowok kurang, yang kuingat cuma dia suka makan pisang.
Ceritanya mengalir sih, bahan terkesan terburu buru di beberapa bagian. Ada beberapa yg janggal, tapi oke lah buat bacaan ringan.
Ceritanya cukup so so, tak ada konflik yang begitu berarti untuk novel ini hanya sebatas saling gengsi mau mengungkapkan suka duluan. Hubungan kedua tokoh utama kurang digali sehingga kurang berasa greget akan chemistry kedua tokoh.
Konfliknya udah oke, cuma kayak di permukaan aja, kurang di explore. Interaksi Esme sama Ranu juga terkesan singkat, kurang mengena, kayak keburu-buru sih jadinya.
Alurnya bagus sih. Awalnya esmeralda punya tunangan ternyata tunangannya masuk ke lingkar korupsi. Esmeralda tau tunangannya terjerumus korupsi karna mengawasi bersama ranu. Akhirnya terjadinya benih-benih cinta antara ranu dan esmeralda
This entire review has been hidden because of spoilers.