Tidak bisa disangkal bahwa kematian kerap menjadi sumber ketakutan terbesar dalam hidup manusia. Ketakutan terhadap kematian adalah sesuatu yang laten. Padahal, kematian sesungguhnya sangat dekat dengan hidup kita.
Ketika sedang tidur, kita sebenarnya berada di sebuah ruang antara kehidupan dunia dan akhirat. Bahkan, dalam keadaan terjaga, pada setiap jeda antara tarikan dan embusan napas, kita sebenarnya berada di ambang dua kehidupan tersebut.
Ketakutan manusia terhadap kematian seringkali bermula dari ketidakmengertian mereka terhadap alam akhirat dan rasa sakit yang konon dirasakan oleh orang yang sedang menjalani sakaratul maut. Rasa sakit itu memang ada, demikian terang penulis dalam buku ini, namun, tahukah Anda bahwa rasa sakit itu muncul karena ketidakikhlasan manusia meninggalkan berbagai kenikmatan dunia?
Semakin seseorang ikhlas dengan maut yang menjemputnya, semakin rasa sakit itu tidak akan ia rasakan. Keikhlasan untuk meninggalkan dunia bisa diraih jika kita memiliki pemahaman yang benar tentang kehidupan sekaligus kematian itu sendiri.
Orang yang memandang hidupnya sebagai fase yang harus dijalani sebelum beralih ke fase berikutnya, sebuah fase saat ia akan kembali kepada Penciptanya, tidak akan takut dengan maut. Ia justru akan terus merindukannya.
Halaman 180: "... berprasangka baiklah kepada Allah SWT. Prasangka baik yang telah tertanam di dalam hati akan membuat kita meyakini bahwa kematian merupakan rahmat-Nya dan berharap kedatangannyaadalah bentuk kerinduan seorang hamba untuk bertemu dengan Kekasihnya, Allah SWT." ...
Saat membaca anak judul dari buku ini, mungkin sekilas agak terasa berat ya? Mungkin sudah terbayang juga, seperti apa dan seberat apa pula bahasan didalamnya. Tapi, dengan komposisi bahasan antara sains dan agama yang pas, penuturan yang ringan dan mudah diikuti, buku ini sangat enak dibaca.
Pada setiap babnya, bertebaran 𝘳𝘦𝘮𝘪𝘯𝘥𝘦𝘳 tentang "𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶" yang, sebenarnya kita semua sudah mengetahuinya. Namun, kita sering melupakannya, bahkan kadang kita tidak dan sama sekali tidak mau memikirkannya. "𝘚𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶" yang dimaksud itu adalah kematian, yang sesungguhnya sangat dekat dengan hidup kita, yang pada setiap jeda antara tarikan dan embusan napas kita, kita sebenarnya berada di sana, di ambang dua kehidupan, dunia dan akhirat.
Buku ini adalah salah satu buku nonfiksi favorit aku. Tipe buku yang lumayan banyak memberikan dampak positif buat hidup aku. Teman-teman, khususnya teman-teman muslim yang tertarik untuk membaca buku ini, semoga bisa segera membacanya ya, karena menurut aku buku ini penting untuk dibaca 💕