Jump to ratings and reviews
Rate this book

Mobil Bekas dan Kisah-Kisah dalam Putaran

Rate this book
Rio begitu terobsesi dengan mobil jip hijau yang menghuni garasi rumahnya. Setiap saat, dia berharap bersama mobil itu akan mampu memupus kerinduannya kepada sosok perempuan bernama Indah. Tetapi, rasa sepi dan hampa malah makin menggigit.

Kuku mengemudi mobilnya kencang-kencang. Memacari seorang pembunuh adalah pilihan yang tak pernah ada dalam kamusnya, apalagi pembunuh yang mencabut nyawa kekasihnya.

Bagi Rio, Kuku, dan manusia-manusia lainnya, mobil jip hijau bukanlah sekadar kendaraan yang membawa mereka melintasi tempat. Lebih jauh lagi, mobil bekas tersebut menjadi saksi pergulatan mereka melakoni hidup yang penuh absurditas.

152 pages, Paperback

First published November 1, 2017

8 people are currently reading
60 people want to read

About the author

Bernard Batubara

26 books818 followers
I am a best selling writer of 19 books.

They are "Angsa-Angsa Ketapang" (2010), "Radio Galau FM" (2011), "Kata Hati" (2012), "Milana" (2013), "Cinta." (2013), "Surat untuk Ruth" (2014), "Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri" (2014), "Jika Aku Milikmu" (2016), "Metafora Padma" (2016), "Elegi Rinaldo" (2017), "Mobil Bekas dan Kisah-kisah dalam Putaran" (2017), "Luka Dalam Bara" (2017), "Untuk Seorang Perempuan yang Memintaku Menjadi Hujan" (2017), "Asal Kau Bahagia" (2017), "Espresso" (2019), "Tentang Menulis" (2019), "Residu" (2019), "Batu Manikam" (2020), and "Banse Firius" (2020).

My short story “Goa Maria” appeared in the bilingual anthology of Indonesian writing Through Darkness to Light (Ubud Writers and Readers Festival 2013 & Hivos).

I provide editorial and copywriting services, for commercial and literary purposes. I accept prose, poetry, and nonfiction story.

Contact me through the information below.

Whatsapp: +6287839894689
Twitter & Instagram: @benzbara_

benzbara89@gmail.com
www.bisikanbusuk.com

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
9 (12%)
4 stars
21 (28%)
3 stars
36 (48%)
2 stars
9 (12%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 20 of 20 reviews
Profile Image for Titis Wardhana.
995 reviews15 followers
December 6, 2017
Duh susah payah nyeleseinnya, padahal cuman 150-an halaman. Ceritanya ketinggian buat gw kayaknya... :D

Di dalam buku ini ada 5 bagian:

Bagian 1: Rio

Rio karyawan bank berusia 35-an yang masih lajang. Pada suatu hari, dia makan siang di warteg tapi ternyata lupa gak bawa duit. Lalu dibayarin sama seorang gadis cantik #cieee. Karena terlalu terpesona, Rio sampe lupa bilang makasih. Akhirnya diketahuinya kalau gadis itu bernama Indah yang bekerja di hotel di sebelah kantornya entah sebagai apa #gakjelasgitudeh. Hubungan terus berlanjut dari makan siang bareng terus sampai makan malam, dan tiba-tiba saja Indah langsung to the point nanya mau Rio apa. Jadi pacar gak bisa, tapi kalo bobok bareng bisa #wowthingescalatedquickly. Dan seterusnya dan seterusnya.

Sumpah gw gak ngerti cerita yang ini. Di bagian awal dibilang kalo Rio tinggal di kontrakan, tapi pas Indah dibawa pulang ke rumahnya, agak membingungkan. Terus Indah terpesona sama mobil jip Rio, dan setelah itu... ga ngerti gw hahaha.... Kisah Rio awalnya kayak biasa2 aja, tapi ternyata Rio menyimpan masa lalu yang kelam sekali. Rasanya kayak di awal datar2 aja lalu tiba-tiba menaik tajam.

Bagian 2: Kuku

Pacar Kuku yang ketua BEM tiba-tiba ditembak pada suatu malam saat mereka lagi jalan bareng. Sampai suatu hari akhirnya Kuku mengetahui siapa pelakunya dan mulai merencanakan balas dendamnya.

Yang ini bisa dimengertilah, tapi gw heran sama senjata yang dipakai Kuku, kenapa harus pake itu, that was so messy...

Bagian 3: Pho, Nadia, Sara

Ketiga cewek itu lagi reuni dan sedang dalam perjalanan ke pantai sambil ngobrol ngalor ngidul.

Oke, pas selese baca ini, langsung terlintas: apa sih, ga penting ceritanya #duhforgiveme.

Bagian 4: Suci

Kisah tentang seorang wanita malam #halahbahasanya yang merasa hatinya sudah mati tapi ternyata tidak.

Yang ini kayaknya bagian awal sama peristiwa akhir gak nyambung gitu, menurut gw ya. Kayak random banget gitu kejadiannya.

Bagian 5: Ana

Seorang gadis bernama Ana yang sedang mencari ayahnya yang menghilang ketika tiba-tiba mobil yang dikendarainya mogok.

Duh yang ini gw ga ngerti juga, ya hanya bisa meraba2.

Dan ternyata filmnya baru TBA ya tanggal 7 Desember, tapi pas liat sinopsisnya, beda sama bukunya.
Profile Image for Gin Teguh.
Author 11 books47 followers
December 16, 2017
Jujur, saya lebih menyukai versi aslinya yang berwujud film. Dengan judul yang sama, versi filmnya benar-benar berhasil membuat saya masuk ke dalam dunia yang 'entah', tapi indah. Versi filmnya juga membebaskan saya berimajinasi secara liar mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada setiap orang-orang dalam beberapa fragmen yang berbeda--dan terhubung oleh benang merah yang sama: mobil jip bekas. Saya sampai senyum-senyum sendiri, tak jarang tertawa lepas, dan seringkali termenung oleh adegan-adegan yang ada. Versi film tersebut saya tonton di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (berikutnya saya sebut JAFF) 2017 lalu.

Dalam sesi tanya-jawab di akhir pemutaran film, saya kemudian baru tahu kalau sang sutradara, Ismail Basbeth, rupanya menggarap film ini untuk 'bersenang-senang'. Saya kaget. Bersenang-senang, tapi menjadi salah satu film favorit saya di JAFF. Kurang ajar betul. Skenarionya 'ditulis' di lapangan dari ide yang muncul karena untuk formalitas penggalangan dukungan proyek 'bersenang-senang' tersebut. Salah satu yang diajak bersenang-senang adalah Bernard Batubara (Benz). Benz diajak untuk menggarap versi bukunya.

Film diangkat dari sebuah buku memang sudah terlalu sering kita temui. Tapi, sebuah buku ditulis berdasarkan sebuah film? Meski sekarang sering dilakukan--terakhir adalah buku berjudul "Posesif", yang merupakan adaptasi dari film berjudul sama--namun menurut saya itu adalah hal yang seharusnya dipikirkan dengan matang. Karena, salah saja ketika menafsirkannya ke dalam buku, orang-orang yang kebetulan menjadi penggemar versi filmnya bisa mengerutkan dahi. Saya salah satunya. Saya mengerutkan dahi.

Ini bukan kesalahan Benz, sebagai penulis bukunya. Seperti yang Benz jelaskan di akhir pemutaran, dia hanya berusaha menafsirkan versi film tersebut ke dalam buku berdasarkan interpretasinya. Tidak ada yang salah dengan itu. Ini murni kesalahan saya. Karena Benz juga sudah menjelaskan bahwa versi bukunya mencoba menjawab apa-apa yang tak terjawab di versi filmnya.

Saya tidak akan membahas detail dari itu semua. Karena, seperti yang pernah sang sutradara versi filmnya katakan pada salah satu penonton film di JAFF, saya tidak mau imajinasi orang-orang yang telah menonton versi filmnya, rusak. Apalagi, "Mobil Bekas dan Kisah-Kisah dalam Putaran" bukanlah film ringan yang dengan mudahnya akan tertangkap maksud dari film tersebut. Lagipula, saya ingin setiap penonton menangkap maksud film tersebut dengan penafsiran masing-masing yang tentu berbeda satu sama lain.
Profile Image for Salsabila Raniah.
61 reviews4 followers
December 23, 2017
Tertarik banget beli buku ini karena judulnya! Dan untungnya gak salah beli karena saya sangat menikmati cerita-cerita pendek di dalamnya. Ada 5 cerita pendek di sini dengan 8 tokoh utama yang berbeda: Rio, Kuku, Pho, Sara, Nadia, Suci, dan Ana.

Setiap judul memiliki alurnya sendiri, dan setiap tokoh memiliki lukanya sendiri. Terkadang, melihat luka yang dimiliki yang lain membuat saya merasa tak begitu sepi. And it was a very good feeling.
1 review
January 4, 2018
Dari sekian banyak buku yang sudah ditulis oleh bara, mobil bekas, menurut saya menjadi buku yang secara penulisannya terlihat lebih baik, sangat baik bahkan, dibanding buku-buku yang ditulis sebelumnya.
Profile Image for Ryan.
Author 2 books17 followers
November 19, 2018
Novel yg lebih cocok dibilang kumpulan cerita, dg mobil bekas sbg benang merah di antara kelima ceritanya.

Yang kusuka adalah cerita di sini Bara banget, terutama fragmen Suci. Kalimat "matamu misterius sekali" tidak akan bisa muncul dalam cerita bila bukan Bara yg menulis. Dialog-dialognya juga Bara sekali. Menyuguhkan diskusi seputar alam akhirat, ketuhanan serta reinkarnasi.

Salah satu karya Bara yg terbaik menurut saya
Profile Image for Dannyart.
90 reviews3 followers
October 14, 2021
Sudah pernah membaca buku hasil adaptasi dari sebuah film? Kalau saya sudah, dan ini kali pertama saya.

Mobil Bekas dan Kisah-Kisah dalam Putaran atau The Carousel Never Stops Turning. Film ini disutradarai oleh Ismail Basbeth dan pernah diputar pada Busan International Film Festival 2017, Tokyo International Film Festival 2017, Hongkong Asian Film Festival 2017, Jogja-NETPAC Film Festival 2017, Cambodia International Film Festival 2018, Bali International Film Festival 2018, hingga akhirnya rilis resmi di Indonesia pada 25 September 2018.

Saya sendiri belum pernah melihat filmnya dan justru menemukan versi bukunya di pameran buku Mei lalu.

Seorang Bernard Batubara menantang dirinya untuk menuliskan film ini dalam sebuah kumpulan cerita pendek.

Bagi saya karya ini merupakan hal yang unik karena ya baru biasanya buku yang difilmkan, bukan film yang dibukukan. Atau mungkin saya saja yang baru menjumpainya.

Terdiri dari 5 cerita pendek-yang panjang, saya mulai menyukai kalimat ini-dan 1 cerita pendek yang dibagi ke dalam prolog lima bagian cerita pendek tersebut. Entah apa maksudnya tapi menurut saya ini jenius.

Semuanya ingin menyampaikan tentang satu hal, yaitu "...berbicara tentang Indonesia dewasa ini dari berbagai macam sisi...tentang realitas keseharian masyarakat yang masih saja penuh luka dan tak kunjung sembuh"-Ismail Basbeth.

Liar? Ya bagi saya liar sekali dan berani menampakkan realitas dewasa ini. Bukan dari plot twistnya atau ide pokok utamanya atau konfliknya atau penyelesaian masalahnya atau tokohnya atau judul ceritanya, saya menemukan realitas liar tersebut dalam setiap baitnya, dalam setiap lirik kisahnya.

Sebuah kisah bercerita tentang seorang pegawai kantoran yang menjadi kroco bosnya terjebak dalam rutinitas yang sama setiap harinya dan hidup sendiri. Bukan masalah dia belum bisa melupakan almarhumah istrinya, tapi rutinitas setiap harinya yang tak kunjung mampu mengubah dirinya menjadi lebih baik. Bukankah begitu realita hari ini? Banyak orang memilih terjebak dalam zona nyamannya dan tak ingin mengubah sedikitpun kehidupannya, padahal pilihan itu ada.

Dilanjut dengan kisah seorang gadis yang dipersunting seorang tua keladi pembunuh bayaran yang membunuh almarhum kekasihnya yang merupakan ketua BEM sekaligus aktivis di kampusnya. Mahasiswa yang berusaha membongkar kebobrokan rektornya dan kampusnya, malah dibunuh keji atas perintah rektornya. Salahkah mahasiswa yang berbuat benar tersebut? Setidaknya surga menjadi tempat terakhir ia bernanung.

Kemudian kisah tentang tiga orang gadis yang sedang bersenang-senang melepas penat dari berbagai masalahnya, namun masih berusaha berpura-pura baik-baik saja-saya pun merasakan hal ini saat ini.

Juga kisah seorang pelacur sedang kabur dari pikatan seorang lelaki yang tulus menyayanginya-tidak seperti lelaki-lelaki yang membayarnya-namun entah karena lelaki tersebut telah beristri atau pergolakan lain dalam hatinya, ia belum bisa menerimanya. Cerita itu seakan mengatakan bahwa masih banyak gadis yang berprofesi seperti tokoh dan berakhir tidak berani menjalin ikatan dalam hidupnya.

Serta cerita yang dirangkai dalam prolog setiap segmen tentang 2 orang petani yang menolak digusur tanahnya dan melakukan aksi demo di depan kantor gubernur setempat. Yak seperti yang sudah kalian duga, keesokan harinya yang ditemukan hanyalah jasad mereka. Untuk yang satu ini saya geleng-geleng sembari bergumam, masih zamannya kah mereka yang merasa di atas berbuat semena-mena pada rakyat bawah?

Tamparan keras bagi Indonesia hari ini-seharusnya. Saya rasa para pemuda wajib membaca buku ini, lumayan, siapa tahu bisa membangkitkan semangat mereka untuk mengubah nasib negeri ini.

Makna realistis dimasukkan dalam kisah yang liar dengan sebuah mobil bekas-jip hijau-yang menjadi identitas dalam setiap segmen. Mobil bekas memang hanya diam, tapi ia mau menjadi saksi realita Indonesia hari ini. Mobil bekas saja mau menceritakan "indahnya" negeri ini, masa kamu tidak mau?
Profile Image for ara.fa.
12 reviews
December 27, 2025
🪞 Buku ini saya baca di 3 Februari 2025, kebetulan di hari itu saya harus pergi ke Samsat. Niat awal saya agar tidak bosan menunggu jadi saya bawalah buku ini. Awal baca terasa biasa saja, namun, semakin lama menyelam semakin 'liar'. Mana di samping kanan-kiri saya saat itu adalah bapak-bapak entah mereka ikut melirik buku yang saya pegang atau tidak. we never know HAHAHAHAHAHA

🪞 Terdapat lima bagian cerita pendek yang ditulis oleh Bernard. Satu bagian yang saya suka dalam buku ini adalah cerita dua petani yang melakukan demo di depan kantor gubernur karena menolak digusur. Ending dari cerita ini bisa kita tebak, yap, betul dua orang tersebut kemudian ditemukan tewas di kemudian hari. Bukan suatu plot twist kan ya? ehe

🪞Dari satu cerita ke cerita lain memiliki kesamaan yakni adanya mobil jeep berwarna hijau. Mobil ini seperti 'saksi bisu' realita yang ada di Indonesia saat ini. Kisah-kisah yang ditulis Bernard memang awalnya membingungkan, namun, saya jamin semakin dibaca maka kalian akan menemukan benang merahnya.

🪞 Terakhir, sebenarnya buku ini diambil dari sebuah film dengan judul yang sama. Dan baru kali ini saya menjumpai film yang dibukukan 📽️. But, overall buku ini saya beri rate ⭐3/5.
Profile Image for Yudhi Raditya.
6 reviews
May 3, 2019
Sialnya saya menonton filmnya lebih dahulu, baru kemudian menemukan judul yang sama tercetak pada sebuah sampul buku di toko buku langganan saya. Menurut saya, buku ini berusaha sangat keras untuk mengisi lubang-lubang tanda tanya pada filmnya. Bagus bagi yang mungkin penasaran dengan apa yang terjadi dalam filmnya, tapi bagi saya yang lebih suka keluar dalam keadaan bingung dan penuh tanda tanya, segala "bocoran" tentang kisah-kisah pada filmnya malah membuat saya jadi agak kecewa. Terutama karena saya tidak ingin tahu dan lebih suka mereka-reka apa yang sebenarnya terjadi dalam kisah-kisah dalam film (dan kemudian buku) ini.
Profile Image for Ariani15d.
81 reviews
September 16, 2022
Iseng baca buku ini, ternyata ada versi filmya juga (tapi kata penulis dan sutradaranya film tetap film, novel tetap novel).

Cerita-ceritanya awalnya terasa acak membingungkan, ternyata clue yang diberikan dalam tiap cerita hingga membentuk kesatuan yang bisa dimaknai. Aku jadi teringat keping dari seri novel Supernova karya Dee Lestari, dalam artian dan makna yang berbeda.
Profile Image for Dian Saputra.
15 reviews
October 22, 2025
5 bagian yang membosankan. Ku kira dari cerita Rio bakal ada lanjutannya, ternyata tidak sama sekali. Benang merahnya ada di mobil jip hijau tapi makin ku baca tiap bagiannya makin terasa malas. Melelahkan rasanya membaca novel ngalor ngidul seperti ini. Dialog antar tokohnya juga menurutku wasting time banget, misal di bagian pho, sara dan Nadia.
Profile Image for Bintang Ramasalsa.
56 reviews1 follower
July 22, 2020
buku dan filmnya adalah hal yang terpisah, tetapi jangan memisahkan keduanya.
Profile Image for Dinda Astrida.
62 reviews5 followers
February 16, 2025
2.5 dari 5 lah aku g paham ceritanya karena belum nonton filmnya. Jadi filemnya bisa ditonton dimana?
2 reviews1 follower
February 16, 2025
2.5 dari 5 lah karena aku ga paham benang rantainya. Jadi aku bisa nonton filmnya dimana ini?
Profile Image for Adham Fusama.
Author 9 books72 followers
November 8, 2019
Ingin sekali kasih bintang lebih karena temanya sangat seksi. Tapi, kagok euy. Saya paham, mengadaptasi film eksperimental seperti ini bukan perkara mudah, dan saya tidak mempermasalahkan interpretasi Benz terhadap filmnya (bahkan saya mengapresiasi interpretasinya). Cuma, ya itu tadi, saya merasa ceritanya nanggung. Andai Benz bisa menulis lebih bebas lagi ....
162 reviews
July 6, 2018
Kesan setelah membaca buku ini adalah,ingin nonton filmnya!! hehe

Saya baru pertama kali membaca karya Bernard Batubara. Sayangnya, saya kok kurang sreg dengan gaya bahasanya. Mungkin perlu membaca karyanya yang lain, karena buku ini adalah "terjemahan" dari sebuah film. Jadi bisa dikatakan bukan murni karya asli beliau. Makanya perlu baca karya yang lain

Cerita favorit, kalau saya yang berjudul "Protes". Ceritanya sederhana, tragis, dan relevan dengan keadaan Jogja sekarang
Displaying 1 - 20 of 20 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.