Mori Ogai ― Sedang Dibangun Kafū Nagai — Sungai Sumida Shiga Naoya — Kejahatan Han Junichiro Tanizaki — Tato Akutagawa Ryunosuke — Kebun Sato Haruo — Rumah Anjing Spanyol Yokomitsu Riichi — Gunung Hiei Ibuse Masuji — Bus Mogok Yasunari Kawabata — Rembulan di Atas Kolam Dazai Osamu — Istri Villon Mizukami Tsutomu — Bunga Bambu Shusaku Endo — Lelaki Empat Puluh Tahun Yukio Mishima — Botol Termos Haruki Murakami — Tahun Spageti
Kumcer terbitan penerbit BasaBasi yang satu ini sangat memuaskanlah pokoknya. Pemilihan pengarang-pengarang dari yang klasik sampai yang kontemporer, plus pilihan karya sang maestro yang ditampilkan di sini sangat pas untuk mewakili penulisnya. Kekhasan masing-masing sangat terasa (paling tidak untuk pengarang yang sudah kukenal sebelumnya).
Kalau boleh mengkritik sedikit, meski terjemahannya cukup enak dibaca, aku tidak terlalu suka dengan proses berulang pengalihbahasaannya yang dari Nihon Go--> English --> Bahasa Indonesia. Ada beberapa unsur budaya yang terkikis hilang karenanya. Sadar sih, gak gampang mengumpulkan cerpen-cerpen ini dari sumber aslinya.
Nb. Gak terlalu suka ilustrasi sampul, pemilihan warna dan pilihan fontnya. Kurang genjreng.
1. Sedang Dibangun / Under Reconstruction - Mori Ogai Kisah pendek ini klasik tapi gak kelewat muram. Keadaan Jepang pasca Meiji di awal 1900an dicerminkan hotel yang direnovasi dan dibangun ulang. Kebarat-baratan. (1910)
2. Sungai Sumida - Nagai Kafū Novela yang menyentuh hati ttg kegalauan Chokichi muda dlm mencari jalan hidupnya, terbelah antara keinginan ibunya untuk bersekolah dan berkarier atau mengejar cintanya dan menjadi seniman Samisen. Klasik juga, era post restorasi Meiji. Gaya berceritanya mengalir tenang dengan riak-riak konflik terpendam. Baru sekali ini baca karya Nagai-sensei. Suka. (1909)
3. Kejahatan Han - Shiga Naoya Konflik batin Han sang pemain akrobat tertangkap dengan sangat bagus di cerpen ini. Endingnya juga sangat memuaskan. Tulus rasanya. Dibandingkan literatur Jepang klasik lain yg kuat di narasi2 panjang, cerpen ini malah cenderung dialogis. (1920an)
4. Tato - Tanizaki Junichiro Masih sesensual dan seerotis biasanya karya Tanizaki ini. (1910)
5. Kebun - Akutagawa Ryounosuke Berkali-kali baca Akutagawa, tidak jera2 dikagetkan dengan pesimisme hidup yg tergambarkan di dalamnya. Kebun indah yg hancur tanpa dapat ditahan ini menyakitkan hatiku bbrp waktu lamanya.
6. Rumah Anjing Spanyol - Sató Haruo Seorang lelaki yg membawa anjingnya berjalan-jalan ke tengah hutan menjumpai pondok tukang sihir. Katanya sih prosa liris, tapi mungkin krn translasi berulang, sdh tdk tertangkap lagi kelirisannya. (1910an)
7. Gunung Hiei - Yokomitsu Riichi Ini jg salah satu pengarang yg baru bagiku. Tema yg diambil berbeda dr cerpen2 klasik biasanya, yaitu ziarah seorang pria ke Gunung Hiei dgn membawa istri dan putra sulungnya sembari mengingat-ingat peristiwa sejarah yg terjadi di seputar gunung itu. (1920an)
8. Bus Mogok - Ibuse Masuji Unik karena meskipun temanya serius, pendekatannya humoris sekali. Pengarang ini jg baru pernah kudengar namanya. Sayang, dobel translasinya mengurangi kenikmatan. (1952)
9. Rembulan di Atas Kolam - Kawabata Yasunari Kawabata-sensei memang jago sekali mengungkapkan kesendirian dan rasa kesepian, yang anehnya, terasa indah. Kisah pendek ini ttg istri yg merindukan suami pertamanya yg telah wafat, meski sekarang ia telah bahagia dan menantikan anak dari suami keduanya. (1950-60an)
10. Istri Villon - Dazai Osamu Alur kisahnya sebenarnya tidak biasa dan menampilkan perempuan kuat yang bertahan hidup dengan segala cara, tapi secara keseluruhan cerita aku tidak suka. Tokoh utama laki-lakinya terlalu serampangan dan bohemian. (1947)
11. Bunga Bambu - Mizukami Tsutomu Kalau dicari par-nya, pengarang ini mungkin seperti Ahmad Tohari, suka mengambil tema rakyat kecil dan pinggiran, serta seting pedesaan. Aku cukup suka cerpennya ini, endingnya yang menggantung membuatnya jadi lebih menarik. (1950-60an)
12. Lelaki Empat Puluh Tahun - Endo Shusaku Tema kristianitas sudah mencari ciri khas Endo-sensei, pun dengan cerpen satu ini. Perselingkuhan dan aborsi menjadi dosa Saguro, dan burung Beo yang menjadi perlambang penebusannya. Meski nama tokohnya sama dengan karakter utama novel Skandal, cerpen ini jauh lebih mudah dipahami. (1966)
13. Botol Thermos - Mishima Yukio Sejak pertama kali baca karya pengarang ini, aku sudah merasa cocok dan senang. Paduan antara romans sederhana dan twist menggemaskan yang pas. Cerpen ini jg demikian, dobel selingkuh lah intinya. Mungkin. (1953)
14. Tahun Spageti - Murakami Haruki Gong-nya antologi cerpen ini. Khas Murakami. Serasa baca sepenggal cuplikan Norwegian Wood entah di bagian mana. Entah bagaimana pula bisa membuat simbolisme spageti dan kesepian, karena bagiku, memasak spageti bolognese sepanci penuh selalu dekat dengan momen berkumpulnya keluarga dan berebut mangkuk keju parut di sela canda dan tawa. (2005)
Beberapa cerpen favoritku dari kumcer ini: * Lelaki Empat Puluh Tahun - Shusaku Endo * Sungai Sumida - Kafu Nagai * Tato - Junichiro Tanizaki * Rumah Anjing Spanyol - Sato Haruo * Bunga Bambu - Mizukami Tsutomu
Akhirnya beres juga baca buku ini. Jadi, waktu ke Togamas, saya dan suami sedang merasa belum ada buku yang 'memanggil' untuk diadopsi, tapi kami tetap ingin buku baru (apa deh 😅) lalu di dekat pintu keluar beliau melihat buku ini dan sampul belakangnya. Nama-namanya langsung bikin saya excited, bukan karena saya otaku sastra Jepang, tapi karena
Bungo Stray Dogs
That manga/anime is pure genius. The characters and plot and color scheme!
Singkatnya, saya jadi tertarik dengan penulis Jepang, terutama yang dari zaman perang atau pun post-war, karena anime yang terinspirasi sastrawan dan karya sastranya itu (bungo = literary). Jadi ceritanya di Yokohama ada satu agensi detektif yang isinya orang-orang berbakat dengan nama sastrawan Jepang. Misalnya, Dazai Osamu yang kekuatannya No Longer Human, Junichiro Tanizaki yang ditempelin 'Naomi' dan punya kekuatan Salju Cahaya, serta Akutagawa Ryunosuke yang punya jurus Rashomon. Nah, saya kan jadi penasaran kenapa 'No Longer Human' berarti menetralkan semua kekuatan berbakat, atau Akutagawa yang notabene terkenal baik-baik malah gabung di sisi musuh. Jadi, saya cari tahu dari sini.
Dan maafkan bila nanti ulasannya agak nyampur sama BSD ya, can't help it 😁
1. Sedang Dibangun - Mori Ogai Di BSD, dia bosnya Port Mafia, musuh Agensi Detektif. Karyanya yang paling terkenal, Vita Sexualis jadi jurusnya. Karena Mori Ogai yang aslinya memang banyak terpengaruh karya sastra Eropa, jadi cerpennya pun berbau barat. Buat saya ini jadi pembuka yang bagus karena selain dia bos (aduh, BSD lagi) bahasanya yang mudah dicerna karena minim istilah dan maknanya yang implisit tapi nyelekit ini cukup menjanjikan cerpen-cerpen selanjutnya. Dari ceritanya sendiri, kelihatannya hanya tentang seorang lelaki Jepang dan perempuan Jerman yang dulu pernah menjalin kasih, sampai si perempuan memilih lelaki Polandia. Mori Ogai adalah seorang dokter militer yang cukup berpengaruh, jadi... bagaimana kalau kita ganti analogi lelaki-perempuan itu menjadi aliansi saat perang dunia kedua?
Sungai Sumida - Kafu Nagai Nggak tahu kenapa, di beberapa antologi cerpen yang pernah saya baca, saya paling nggak berjodoh sama yang ditempatkan kedua. Ini saja nggak selesai. Terlalu banyak istilah yang nggak ada penjelasannya, alurnya muter-muter, and terribly long too. Kayaknya ini novelet yang sepanjang Kappa-nya Akutagawa, tapi saya enjoy aja baca Kappa. Ya sudah, akhirnya saya skip saja cerpen ini.
Kejahatan Han - Shiga Naoya Suka! Tipenya interogasi/pengakuan sidang, kayak Di Sebuah Belukar-nya Akutagawa (lagi, soalnya habis baca ini dan Rashomon dalam waktu bersamaan) padahal Akutagawa bukan aliran naturalis. Tipe yang bikin mikir (?) karena penulisnya memang suka mengangkat tema ketidakadilan gitu. Termasuk naturalis juga katanya, tapi saya masih mencerna maksudnya naturalis tuh yang seperti apa hehehe.
Tato - Junichiro Tanizaki Di BSD, dia karakter favorit suami karena underrated. Beda dengan Atsushi atau Dazai, meski kelihatannya remeh, jurus Tanizaki ini selalu dipakai di saat-saat penting dan dia selalu ada di tiap pertempuran. Kepake banget lah, istilahnya. Tapi saya belum nemu nih, selain judul bukunya, kenapa penulis BSD membuat dia berkarakter seperti itu. Karena cerpennya ini cenderung sensual, lebih terasa modern dibanding cerpen kedua, dan mengingatkan saya akan cerpen Minggu Kompas entah bagaimana. Saya tetap suka, sih.
Kebun - Akutagawa Ryunosuke Dibanding Rashomon, Kappa, Di Sebuah Belukar, atau bahkan Si Putih, Kebun ini berasa nggak ada apa-apanya 😕 maaf ya, Akutagawa-san. Simpel banget, tentang sebuah kebun yang dimiliki sebuah keluarga besar yang tadinya asri dan seiring ke'layu'an keluarganya, kebun itu pun akhirnya musnah dan menjadi sebuah stasiun kereta api. Bagus sih, tapi nggak begitu berkesan kalau buat saya. Oh ya, saya juga nggak nemu kenapa Akutagawa di BSD masuk Port Mafia di cerpen ini, tapi saya nemu itu di Rashomon.
Rumah Anjing Spanyol - Sato Haruo Mmm... tokoh utamanya lagi high? Nggak tahu deh. Apa lagi tidur terus mimpi? Apa lagi kejebak di hutan terus nyaris mati? Masih meraba-raba dan menerka-nerka (catatan: ternyata Sato Haruo muridnya Kafu Nagai dan surealismenya terinspirasi Edgar Allan Poe. Buku Allan Poe kami masih bertengger manis di atas meja).
Gunung Hiei - Yokomitsi Riichi Cerpen ini mengingatkan saya saat kami mendaki di Ijen, karena penggambarannya persis banget! Ada tandu-tandu yang membantu kalau kecapekan (dengan tarif yang lumayan pula tentunya), terus jalanan yang kelihatannya rata padahal bikin capek juga, dan ketidaktahuan akan seberapa jauhnya saya bakal mendaki! Ada juga adegan duduk di atas batang kayu sambil melihat pemandangan di bawah... yang juga kami lakukan pas di sana. Bedanya di cerpen ini dilakukannya siang hari. Agak-agak simbolisme gitu kelihatannya, kayak si pendakiannya ini adalah perjuangannya bersama istri dan anaknya.
Bus Mogok - Ibuse Masuji Satu-satunya cerpen yang memuat unsur komedi (meski implisit) dan satir, mungkin sedikit politikal. Saya sih suka banget sama cerpen ini, rapi, halus, dan penggambaran latarnya mengingatkan saya akan novel Dua Belas Pasang Mata yang mengambil waktu setelah pecah perang. Nggak ada pengulangan informasi dan akhirnya memuaskan. Salah satu favorit.
Rembulan di Atas Kolam - Yasunari Kawabata Kenapa di BSD nggak ada tokoh ini, ya? Sebelum Haruki Murakami, saya lebih dulu mendengar Yasunari Kawabata dan Akutagawa Ryunosuke. Cerpennya beralur campur tapi tanpa sekat, jadi saya kadang balik lagi untuk tahu ini di masa lalu atau masa kini. Sedih sih, tentang cinta sejati. Oh, Kawabata juga pemenang Nobel Sastra, sesuatu yang tidak sempat diraih Tanizaki dan (belum, mungkin) Murakami.
Istri Villon - Dazai Osamu Saya ketawa aja sepanjang baca ini. Dazai-san adalah karakter favorit saya di BSD dan semua tentang dia plek-plekan mirip dengan Dazai aslinya. Dazai Osamu sendiri nama pena. Jadi, pas saya baca cerpen ini, yang ada adegan menelantarkan istri, mabuk di klub bareng perempuan lebih tua, pengin bunuh diri ganda, disombongkan oleh geisha yang diajaknya kalau si tokoh utama datang dari keluarga kaya dan terdidik, saya langsung berpikir that's very Dazai thing to do (kecuali menelantarkan istri, di BSD, dia menelantarkan Kunikida Doppo). Karya-karya Dazai memang semi-autobiografikal, jadi pasti ada kebenaran tentang dia di setiap tulisannya. Sampai-sampai dia *jadi* meninggal karena bunuh diri ganda dan masyarakat udah nggak heran lagi 😒 Untungnya, di BSD, Dazai-nya dibuat lebih menyenangkan dan charming.
Bunga Bambu - Mizukami Tsutomu Kerakyatan banget isinya, latarnya aja pedesaan. Kalau sekarang istilahnya kearifan lokal lah. Cukup mewarnai cerpen-cerpen yang agak Barat di antologi ini. Tentang seorang anak yatim piatu yang mencari jati dirinya, meski sampai akhir cerita dia masih belum menemukannya.
Lelaki Empat Puluh Tahun - Shusaku Endo Cerpen religius satu-satunya, karena memuat kata Kristus dan katolik yang spesifik. Akhirnya juga terasa sangat religius. Ada anggapan bahwa si burung beo yang ada di cerita ini adalah jelmaan Kristus yang bersedia menanggung dosa-dosa umatnya. Cukup menarik, meski ada bagian kilas balik yang nggak begitu ditandai dan ini sempat membuat saya bingung.
Botol Termos - Yukio Mishima Cerpen westernisasi lagi. Di sini juga pakai kilas balik tapi lebih halus, jadi semacam ingatan. Sedih, tapi bikin kesal juga. Tentang cinta lama yang menyisakan sesuatu (hayoloh) dan apa yang terjadi setelahnya.
Tahun Spageti - Haruki Murakami Cerpen paling pendek, ringkas, padat, jelas, modern dari semua cerpen yang ada. Ya jelas, wong jaraknya sekian generasi sama yang lain. Memuaskan, dengan halaman yang sedikit bisa menyampaikan sesuatu yang menghibur. Kalau saja saya juga menyukai novel-novelnya seperti saya menyukai cerpennya ini, sepertinya saya tidak begitu cocok dengan surealisme.
Satu saran untuk penerbitnya: sepertinya cerpen-cerpen di sini diterjemahkan dari bahasa Inggris, ya? Alangkah baiknya jika diterjemahkan dari bahasa Jepang langsung agar konteks yang dimaksud sampai, karena saya malah lebih banyak mendapati istilah dan kata-kata yang lazim dalam bahasa Inggris ketimbang terminologi Jepangnya.
Semoga ulasan ini bermanfaat in a way ya, karena sudah diketik panjang-panjang, haha. No Longer Human-nya Osamu masih ada di TBR list saya, dan saya juga mau cari cerpennya Atsushi dan tokoh BSD lain~
Recomended! 5/5 Semua cerpen dalam buku ini ditulis oleh penulis-penulis ternama Jepanng, jadi kenapa tidak? Banyak yang akan pembaca pelajari selain budaya dan gambaran masyarakat Jepang.
Hampir semua cerita berkisah tentang masa perlaihan masyarakat Jepang dari yang tradisional ke modern dengan cara pandang masing-masing penulis yang sangat khas. Tidak ada cara lain menikmati cerita-cerita keren ini selain baca semua.
Cerita favoritku ada beberapa, meskipun hampir semuanya WOW, tapi yang menurutku paling sampai ke hatiku~ Kebun (Akutagawa Ryunosuke), nggak ada keindahan dalam perasaan sedih. Tapi cerita ini sungguh indah sekaligus menyedihkan. Satu-satunya cerita yang buatku merinding setelah selesai baca. Cerita ini mengingatkanku dengan kampung tradisional yang mau tak mau tergusur zaman yangnterus bergerak, sebagaimanalun kuat kenangan dan keinginan untuk memepertahankannya.
Rumah Anjing Spanyol (Sato Haruo), aku suka penggambaran arsitektur dan bumbu Surealnya. Writing goal cerpen!
Bus Mogok (Ibuse Masuji) dan Kejahatan Han (Shiga Naoya) Ya dua ini aku tahu kalau satir!! tapi aku nggak ngerti apa yang disatirin. Kalau Kejahatan han masih nyambung dikit-dikit tapi yang bus mogok (ketawa aja).
Sedang dibangun (Mori Ogai) satu-satunya yang selesai dibangun adalah cerita ini sendiri, pemahamanmku pun masih sedang dibangun.
Terakhir, Bunga Bambu (Mizukami Tsukomu) aku suka banget idenya!
Judul: Tahun Spageti Penulis: Haruki Murakami, dkk Penerbit: Basabasi Dimensi: 312 hal, cetakan pertama November 2017 ISBN: 9786026651525
Berkisah tentang Jepang di rentang 1930-1971 yang mulai mengalami westernisasi. Banyak pemikiran seperti agama, serta budaya yang mulai bergeser. Dalam 14 cerpen, masing-masing penulis menjelaskan bagaimana keadaan Jepang saat itu. Dengan gaya tulisan berbeda, ada yang dipenuhi sindiran seperti dalam "Bus mogok", atau kesan magis surealis seperti di cerpen "Tato", pamungkasnya di akhir yakni cerpen "Tahun Spageti" yang menceritakan rakyat Jepang banyak menderita kesepian dan rasa teralienasi dalam perubahan yang ada.
Tidak hanya Haruki Murakami, ada pula beberapa penulis terkenal seperti Osamu Dazai dan Yasunari Kawabata. Namun saya akui, cerpen yang ada di buku ini tergolong "berat" dan berpace lamban. Sehingga tidak mudah memahami makna idiom atau kritik sosial yang hendak disampaikan bila tidak memahami kultur Jepang itu sendiri. Bila tidak dipaksakan, rasanya hampir jadi buku dnf (do not finish) saya.
Cocok dibaca bagi yang suka cerpen sastra dengan penulis Jepang yang agak 'berat'.
Jujur sebenarnya saya beli ini karena ngeliat nama Ougai Mori, karena mau beli bukunya beliau tapi kok mahal banget hahaha... jadi mau coba meraba-raba seperti apakah tulisannya. Sayang, cerpen Ougai yang ditampilkan di sini sangat pendek, jadi hanya teraba cirinya yang menonjolkan masa westernisasi Jepang (katanya). Dari semua cerita di sini favorit saya cerpennya Tanizaki XD tapi novel Tanizaki yang berjudul "Naomi" masih teronggok saja di meja, ups. Pingin coba short stories-nya saja next time. Kayaknya belum sanggup naik kelas baca novel agung Tanizaki "Sasameyuki" aka Light Snow aka The Makioka Sisters.
*membuat shelf jpn-lit gara-gara ini* ^^;;
Yang kurang konsisten dari buku ini adalah penulisan nama penulisnya. Kadang surname di depan, kadang di belakang. Kirain karena penulis yang terkenal di Barat kan memang biasanya ditulis ala Western ya, misal Yukio Mishima & Haruki Murakami. Tapi yaaa I'm pretty sure Akutagawa is famous too so it should be Ryunosuke Akutagawa, tapi ternyata nggak juga ^^;;; jadi ini kayanya bergantung pada buku kumcer yang diterjemahin. Kalau dilihat dari footnotes-nya, cerita-cerita di sini diambil dari berbagai buku kumcer. Semoga copyright-nya legal yaa... ^^;;;
Walau ini adalah kumpulan cerita pendek, tapi saya bisa membayangkan saya ada di dalam ceritanya. Mungkin karena setiap cerpen mampu mendeskripsikan dengan baik dan detail. Sayangnya, saya sulit menangkap maksud di akhir cerita untuk kebanyakan cerpen yang ditulis di sini. Apalagi cerita tentang rumah anjing Spanyol.
Saya rasa mungkin karena saya tidak begitu familier dengan gaya kepenulisannya atau bisa juga karena saya tidak punya pengetahuan yang cukup tentang budaya, urban legend dsb.
Cerpen Murakami yang Tahun Spageti surealis abis, seorang cowok yang lagi keranjingan memasak dan makan spageti tiba2 diganggu oleh telpon seorang cewek yang lagi nyari mantan kekasihnya, dia yakin si cowok tahu di mana mantannya. Ceritanya absurd banget, ga ada hubungannya dengan memasak spageti, tapi dengan narasi Murakami, enak aja terus bacanya sampai akhir cerita dan pada akhirnya Anda akan bertanya, "ini cerita apa, sih?"
Menurut saya karya penulis jepang itu "bersih". Bahasanya singkat dan jelas. Jadi membacanya enak. Begitu juga sebagian besar cerpen di buku ini. Namun layaknya kumpulan cerita dari berbagai macam penulis, sebagian kecil lainnya tidak sesuai selera saya.
Dan kebanyakan cerita membuat saya "Jadi maksudnya apa? Gimana?" Hahaha. Bagus. Bikin penasaran.
Kumpulan cerita yang mengesankan. Aku sangat menyukai kisah "Sedang Dibangun", "Kejahatan Han", "Tato", "Lelaki Empat Puluh Tahun", dan "Botol Termos".
Cerita "Tahun Spageti" tidak bisa kupahami maksud ceritanya, entah kenapa aku kesulitan menerjemahkan maksud penulis tapi aku tidak punya kesulitan saat mencoba memahami karya lainnya.
Kumpulan ceritanya menarik. Ada beberapa cerita yang menggugah semangat baca saya, adapun sebaliknya. Untuk terjemahan dan diksinya sudah baik, tapi tidak jarang saya harus baca berulang karena cukup sulit dicerna, apalagi berkaitan dengan budaya Jepang yang cukup asing bagi saya. Lebih dan kurangnya saya mendapat insight baru seputar kebudayaan di sana. Worth to read!
Hanya satu cerita pendek yang sama sekali tidak ku pahami berapa kali pun aku membacanya. Kejahatan Han. Selebihnya sepanjang membaca aku hanya bisa ingat beberapa objek benda yang menjadi judul cerita adalah bagian dari kenangan dan skandal dalam cerita.
Hanya cerpen Haruki Murakami yang terbit di tahun 2000an. Selebihnya merupakan cerita lama. Kebanyakan cerita membuat kening saya berkerut: ini cerita apa,sih? Ternyata buat saya buku ini tidak mengena di hati.
Saya tidak terlalu mengerti tentang keistimewaan dari cerpen2 penulis Jepang ini, karena saat membacanya saya cenderung dilanda kebosanan.
Untungnya ada satu cerpen yang berjudul Kejahatan Han dari penulis Shiga Naoya, yang menurut saya paling menarik dari semua cerpen yang ada di buku ini.
Karena ini cerita pendek, jadi menurutku ceritanya tidak/belum selesai. Pas ceritanya selesai, jadi bertanya tanya sendiri “maksudnya apa ya?” Atau “Hah? Gimana?”. Mungkin aku ga cocok baca cerpen