Tagline: Buat apa bikin baper, kalau akhirnya cuma dijadiin temen?
“Jangan mengharapkan sesuatu yang indah saat jatuh cinta, tapi sibuklah mempersiapkan hatimu untuk menghadapi seribu satu hal yang menyakitkan."
Bela benci Dalvin yang selalu membuatnya kesal. Ia heran, kenapa orang-orang nggak ilfeel, ya, sama Dalvin? Bisa, ya, tingkah nyebelin itu termaafkan karena wajah ganteng dan postur yang kata orang body goals? Huft!
Namun, nggak butuh waktu lama untuk Bela menyadari pesona Dalvin. Nggak butuh waktu lama untuk Bela merasakan jantungnya seolah mau lepas dengan sikap-sikap manis Dalvin. Dunia terbalik. Bela suka Dalvin, Bela sayang Dalvin, Bela cinta Dalvin. Bela mau Dalvin. Sayangnya, itu terjadi saat hubungan mereka telah terkukuhkan dengan status persahabatan. Bela tahu ini akan sulit.
Yah, enggak seburuk yang aku perkirakan di awal tapi aku tetep nggak begitu suka. Sebetulnya beberapa yang aku nggak begitu masuk adalah jokes-nya, aduh aku nggak tahan. Mungkin karena udah jauh dari umurku juga. Terus akku ngakak tiap ada self selling. Enggak salah kok tapi ya lucu aja. Banyak hal yang kurang juga. Kayak misalnya profesi dokter Jessie, terus fobia Bela juga enggak dieksplor. Di awal juga Bela-nya juga nyebelin banget. Kek apa sih lu Bel. Lu yang salah, lu yang sewot. Malah Davi dulluan lagi yang minta maaf. Aneh beut.
Selebihnya lumyanlah, ya. Aku juga cepet baca ceritanya. Wkwkwkwk
Pertama kali membaca karya kak Ola. Udah langsung jatuh cinta sama blurbnya kemudian covernya kemudian isi ceritanya. Walaupun bisa dibilang di part awal kurang terasa banget ceritanya, tapi kisah di novel ini manis banget, bikin baper dan susah move on . . Kalau boleh dibilang membaca novel ini kayak membaca novel series detektif, karena ada beberapa teka-teki yang harus dipecahkan, dan bikin makin penasaran sama endingnya sama apa sih sebenarnya yang disembunyikan oleh penulis . . Chemistry antar kedua tokohnya juga feelnya dapat banget. Kejahilan, kekonyolan, kebaikan, segalanya bikin kangen jaman SMA dulu . . Walaupun ada beberapa typo tak mengurangi esensi dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis untuk pembaca di novel ini. Kalau kamu mencari novel khas remaja dengan kisah keseruannya, kamu harus membaca novel ini. Dijamin baper dan bikin susah move on
Awalnya aku pikir ini bakal jadi cerita cinta remaja biasa yang klise. Tapi ternyata... enggak! Buku ini sukses bikin aku senyum, baper, sedih, dan campur aduk pokoknya!!!
Ceritanya tentang Bela dan Dalvin, dua musuh bebuyutan yang awalnya saling benci (classic enemies to lovers trope yang selalu bikin nagih!). Tapi seiring cerita, mereka tumbuh jadi lebih dari sekadar teman. Bumbu konfliknya gak receh, dan hubungan antar karakternya kuat—terutama momen-momen emosional soal Kanya, sahabat mereka yang sakit. Sumpah, part ini ngena banget dan bikin mata agak basah.
Yang aku suka: • Gaya bahasanya ringan, ngalir, dan relate buat remaja. • Dalvin itu... definisi cowok ngeselin tapi bikin jatuh hati. • Bela bukan tokoh cewek yang pasif—dia punya pride, tapi juga perasaan. • Banyak quote² yang bener-bener nampol buat kita yang pernah ngerasain jatuh cinta diam-diam. • Plot twist tentang pengirim bunga!
Satu hal yang bikin buku ini dapet 5 bintang dari aku: emosinya dapet banget. Dari lucu, awkward, sampai pedih dan manisnya cinta pertama—semua dikemas dengan apik.
Dear Haula S., hati aku sudah kamu rampas lewat Dalvin 😭❤️
This entire review has been hidden because of spoilers.
Sukaa ih suka banget, cuma kalo dibaca di 2025 jadi kerasa agak cringe and awkward interaksi antar tokohnya. Dan ceritanya di akhir buru-buru banget, masa sih bela cepet banget luluhnya sama dalvin? But it's okay, karena masih banyak hal yang bikin aku suka sama ceritanya selain kekurangan yang udah aku sebutin. Yang aku suka, pertama tokoh bela. Dia bener-bener definisi cewek bar-bar tapi hatinya hello kitty, and, aku suka dinamika antara bela and dalvin, enemies to loversnya dapet, bikin gemes sama tingkah mereka.