Jump to ratings and reviews
Rate this book

Hello Salma

Rate this book
"Kata 'putus' sedemikian gampangnya keluar dari mulut kamu?
Emang saya yang terus berjuang, tapi yang diperjuangkan juga jangan seenaknya". Itu kalimat terakhir yang keluar dari bibir Nathan setelah tahu Salma dengan mudah memutuskan hubungan mereka. Merasa kalau perjuangan cintanya tidak dihargai Salma, Nathan memilih pergi dan pindah ke sekolah baru karena sebuah masalah.

Kehidupan Salma sepeninggal Nathan pun terasa membosankan dan melelahkan, apalagi orang tuanya menuntut dia untuk selalu belajar agar masuk ke fakultas kedokteran seperti yang diinginkan ayahnya.

Sementara itu, disekolah baru, Nathan bertemu dengan seorang gadis tertutup korban perundungan akibat status-status menyedihkan yang ditulisnya di media sosial. Rebbeca, gadis itu mengingatkannya pada ibunya.Dia bertekad menyelamatkan gadis itu dari keterpurukan.

Bagaimana kisah Salma dan Nathan selanjutnya? Apakah takdir akan menggariskan tangan mereka kembali bertautan atau justru berbaik arah?

Paperback

First published March 1, 2018

124 people are currently reading
1342 people want to read

About the author

Erisca Febriani

16 books847 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
413 (48%)
4 stars
226 (26%)
3 stars
131 (15%)
2 stars
53 (6%)
1 star
34 (3%)
Displaying 1 - 30 of 49 reviews
Profile Image for Sheila.
18 reviews2 followers
June 17, 2018
Sebelum aku memulai untuk meriview cerita ini, aku mau cerita sebentar kenapa tiba-tiba aku baca buku kedua ini langsung instead of buku pertamanya dulu.

Jadi gini baru kemarin aja ak lihat filmnya Dear Nathan di TV (Aku emang udah anti banget dan udah bosen sama cerita ABG menye-menye yang klise dan endingnya pasti udah ketebak) alhasil aku memutuskan buat lihat film itu kemarin karena kebetulan emang aku lagi gabut dan gada acara yang bagus buat di lihat.


Dari situ aku lihat filmnya dan ternyata emang yahhh bisa dibilang "bisa menghibur" aku. Kalau untuk review filmnya bisa dibilang bagus (ini murni sudut pandang aku yang baca buku ke-1 nya cuman sekilas-kilas aja karena gak tertarik. Jadi mungkin beda sudut pandang ketika ada yang udah baca bukunya dulu pasti beda kalau lihat film setelahnya). Tebawalah suasana pas lihat film ini - baper gajelas ala-ala ABG. Dari situ ak kepikiran apa bukunya ada sequel nya? Akhirnya aku search di google dan nemu.



Komentar tentang buku ini dimulai :
Pertama, jujur aku gak dapet feel yang di hati pas si Salma keluarin kata "putus" segampang itu ke Nathan. Seharusnya aku ikutan sedih atau apa lah, tapi ak malah sebel sama Salma dia kaku dan kekanak-kanakan. Tapi Nathan juga ada benernya emang cinta itu gabisa jalan kalau sepihak aja yang berjuang.

Kedua ini yang aku pengen komeeen, di film Salma bilang sepenangkapan aku "Orang tua gue aja gak pernah atur dengan pilihan gue... Jadi jangan atur pilihan gue, Nat" kurang lebih gitu. Nah tapi kok di film ini beda banget ya sama apa yang digambarin di buku kedua? Ya mungkin kalau aku salah juga gatau. Udah aku jelasin di awal gimana awalnya aku tertarik sama buku ini.

Ketiga, aku sering nemuin beberapa typo. Tapi yang bikin aku bingung itu Di hal 123 disitu diceritakan kalau kelas 11 IPS 2 dan 11 IPS 5 ada Uprak olahraga yang mana bikin aku bingung ini typo atau emang bener Nathan masih kelas 11 atau 12? Karena di POV Salma di ceritakan dia kelas 12.

Keempat, aku suka ketika ada bagian dari buku ini yang membahas tentang depresi. Bener, ak setuju mental issue itu bukan hal yang bisa dibuat main-main. Kadang orang suka menghakimi orang lain duluan. Aku pernah pernah baca sebuah kutipan kata-kata "Orang itu mendengarkan bukan untuk mengerti penjelasan itu, tetapi untuk menghakimi".

Kelima, dari segi penulisan udah lumayan berkembang. Erisca udah lebih bisa menata tulisannya. Lebih enak dibaca lah intinya. Soalnya waktu aku baca Dear Nathan sekilas di wattpad masih rada kurang gitu sih. Aku juga suka jokes-jokes kecil yang Erisca buat. Sukses bikin aku ngakak sampe nangis xD!

Keenam, ya sayangnya aku bisa nebak ini alur cerita kemana, sama siapa dan gimana. Emang pada dasarnya ini cerita ABG yang menye-menye dengan segala alur cerita yang gitu-gitu aja dan gampang ditebak. Emang pada intinya kalau bahas cinta-cintaan ujung-ujungnya akan berakhir dengan ending yang klise ^.<
Profile Image for Rei Reihana.
31 reviews6 followers
September 18, 2019
Better dr debutnya yaitu Dear Nathan. Tp maaf banyak cerita yang klise dan mirip dengan karya lain.. meskipun begitu saya sangat mengapresiasi krn lagi2 penulis biza membuat novel yg sangat khas anak remaja.
Profile Image for Puja.
11 reviews3 followers
April 9, 2018
Masih baca di 50 halaman awal ngga novelnya, gaya penulisan Erisca sudah berkembang pesat sejak novel keduanya Serendipity, mungkin nanti akan diupdate lagi perihal rating novel ini.
Profile Image for ade.
274 reviews16 followers
October 20, 2018
" Ketika kamu berpikir hidupmu tidak berguna, itu adalah racun "
.
.
Saya jadi inget gimana saya mengkritik keras novel #DearNathan di blog karena kemiripan dengan series fav saya JUM. Tapi siapa sangka saya masih tertarik untuk membaca sekuelny? .
.
Lebih karena penasaran sih..Apalagi filmnya mau tayang, sebagai tim #Bacadulubarunonton dan #timdiskonan beberapa waktu lalu saya order buku ini dan berniat menamatkan nya as soon as possible.. Alhamdulillah ya bisa baca cepet
.
.
So gimana? Wah menurut saya buku kedua ini memiliki banyak perbaikan , less typo, cerita lebih matang dan banyak kalimat yg quotable. Intinya saya ga se emosi kayak pas baca buku pertamanya hihi
Profile Image for Arika.
6 reviews
April 10, 2018
Ini novel keren banget.. suka banget sama novel ini❤ gaya penulisannya ga belibet. Jadi ga bingung pas baca novel inii..

Kak erisca sukses bikin aku nangis, senyum senyum sendiri pas baca novel ini. Pokonyaa i like it ❣
Profile Image for Nabila Kinara.
8 reviews
June 22, 2018
Mau tahu kenapa aku kasih novel ini bintang lima?
Karena di Hello Salma aku merasa begitu relatable dengan karakter Salma, anak tunggal yang merasa kebebasan berekspresi dikekang sama orangtua. Karena anak tunggal, jadi harapan orangtua begitu besar bertumpu ke satu-satunya anak dari sang orangtua. Dan buku ini betul-betul berhasil menyuarakan isi hatiku.
Nggak heran air mataku ngalir waktu baca bagian di mana Salma merasa tertekan dengan kehidupannya. Di titik terpuruk Salma, dia butuh Nathan, tapi Nathan nggak ada. Justru Nathan ada di sisi Rebecca. Sempat kesal di bagian itu, tapi Erisca berhasil menuturkan diksinya dengan mengalir lembu sehingga pembaca dibuat bersimpati dengan tokoh Rebecca yang hadir tanpa diduga. Di antara hubungan Nathan dan Salma, bukan untuk jadi tembok pembatas, justru dia hadir sebagai jembatan yang menghubungkan Nathan dan Salma agar bertemu lagi dalam komunitas Love Yourself.
Aku suka ide itu, berharap komunitas tersebut betul - betul ada dalam kehidupan nyata dan bisa direalisasikan.

Untuk Hello Salma, bintang lima sempurna *****
Profile Image for Putri Warinagia.
12 reviews1 follower
Read
March 5, 2021
'Hello Salma' ini diawali masih dengan setting yang sama. Sekolah dan masa-masa SMA. Entah kenapa, sekolah yang kuimajinasi kan adalah sekolah SMP ku, mungkin karena bentuknya yang memang 'sekolahan'. Jika sebelumnya, setting sekolahan ini hanya ada 1 sekolah, maka dinovel ini, settingnya tetap sekolah, hanya ada dua sekolah.
.
Novel ini pun masih dengan tokoh yang sama diawalnya. Dan juga masih dengan sifat Nathan yang sama (agak sebel, orang kok gak berubah). Salma pun masih dengan sabar yang sama walau pada akhirnya, sabarnya berubah menjadi yaaa... ujung sabarnya perempuan kalo lagi pacaran.
.
Ada beberapa tokoh baru dinovel ini, ya jelas saja ya, karena ada penambahan setting. Sehingga ceritanya masih seru. Hmm kesan pertama yang baik dengan buku ini, karena masih disuguhkan dengan dunia anak SMA. Bahasa yang digunakan pun ringan dengan alur yang teratur sehingga mudah dimengerti.

Ada perpisahan. Selain perpisahan yang terjadi, ada pula karakter baru, Rebecca.
Tentang Rebecca, aku seperti sedang berkaca. Huh, tapi temen-temen jangan takut ya. Hehe... so I really know what and how Rebecca feels bad. Dia yang suka sekali 'mengalihkan sakit dihati' dengan menyakiti diri sendiri, supaya sakitnya tersalurkan dengan hal lain yang sama sakitnya dan meninggalkan bekas.
.
Sebagai seorang teman dan sahabat, Nathan melakukan bagiannya. Memotivasi Rebecca supaya mampu mengobati dan memperbaiki pribadinya, Rebecca, gadis yang digambarkan sepertinya manis tapi selalu bersikap dingin dan kerap dijauhi dan dicemooh sebagian teman di sekolah.
.
Nathan yang sudah 'berpindah' tidak juga berubah. Masihlah Nathan yang dulu. Sebagaimana dia di sekolahnya yang lama.
.
Again, cerita ini disajikan dengan sederhana sehingga pembaca dapat membayangkannya dengan mudah. .
Penulis ini sendiri cukup kreatif menurutku, karena ia dapat membuat cerita tidak menclak menclok seiring bertambahnya tokoh. Jadi plot ceritanya tetap.
.
Well, sampai detik ini, penulis tetap konsisten menulis dengan bahasa dan diksi yang ringan, kalo aku pembaca SMA, well buku ini tepat pasar. Sangat menyesuaikan dengan anak SMA. Plot yang teratur dan tidak membingungkan, sehingga pembaca bisa jadi merasakan menjadi tokoh sesungguhnya dalam cerita.

So, cerita yang tersaji dinovel ini masih sama bagusnya (malahan) lebih bagus dari yg pertamanya, menurutku. Dan tokoh-tokoh dalam cerita ini tidak banyak yang berbeda dari sebelumnya, hanya ada beberapa tambahan, sehingga (menurutku pribadi) daya tarik dari tokoh tidak begitu besar. Tapi tokohnya cukup baik tergambarkan dengan sifat-sifat yang sederhana atau sesuai pada umumnya (apalagi di bagian galau-galaunya si cewek, paham banget deh aku!) Jadi gampang lah buat pembaca mencerna dan membayangkan ceritanya.
.
Target usia pembaca yang tertera adalah 15+. Target usia dengan isi bacaan sangat-sangat pas. Dan isi cerita ini jauuuuhhhh dari unsur pornografi, makanya aku bilang pas kalau dibaca di usia 15+. Walau ada beberapa part yang sepertinya jarang dilakukan oleh remaja jaman now dan juga tokoh orang tuanya.
.
#HelloSalma ini bisa dibilang novel remaja jaman sekarang yang masih wajar untuk dibaca kalangan remaja, dari segi plot, karakter, konflik yang bener-bener ready dilahap remaja. Dilain sisi, harga novel ini cukup tinggi untuk dibeli anak remaja 😁, tapi karna novelnya bagus, ya gapapalah harganya segitu ✌
.
The last but not the least, I'd like to say thank you to the author who has written and delivered this good story for teenager. Keep writing a good story ❤ And now I'm curious about your other novel cause I think I should have all your books 😄. For the publisher, thank you a lot to spread this book around our lives 🤝
Profile Image for Sintia Purnama.
8 reviews
June 22, 2018
Satu hal yang selalu kusuka dari cerita Erisca yaitu cara dia mengemas cerita. Diksinya pas untuk anak remaja umumnya. Tema berat jadi mudah untuk dimengerti.
Aku suka bagaimana Erisca mengemas tema "depresi" dalam novel ini. Mental illness adalah suatu hal yang masih jarang diangkat dalam novel teenlit (except dark teenlit). Hello Salma menurutku adalah sekuel yang di luar ekspektasi, in a good way.
Awal baca sempat merasa kesal, sedih, dan bingung gimana jelasinnya. Ini hati udah kayak rollercoaster yang emosinya diaduk - aduk, Erisca pintar mengolah kata sehingga pembaca betul2 diajak masuk ke dalam cerita. Aku sedih waktu Salma putus dengan Nathan, bisa ngerasain sakit hatinya Salma. Sempat kepikiran untuk nggak lanjutin cerita karena nggak kuat, takut kalau ceritanya sad ending. Jadi daripada ujungnya berpisah, lebih baik aku nggak baca biar memori cerita Dear Nathan masih 'nyantol' di kepala. Tapi nyatanya aku nggak bisa, karena rasa penasaranku jauh lebih kuat.
Makin dibaca, sakit hati itu makin bertambah terlebih waktu tahu Nathan dan Salma terpisah karena Nathan yang harus pindah sekolah dan Nathan bertemu Rebecca.
Hati ini makin gremet-gremet saat baca tokoh Rebecca, dalam hati udah merapal mantera "Doooh jangan sampe jadi perusak hubungan Nathan - Salma, daku nggak rela! *siaplembarbom* *jeritanhatiseorangfangirling*".

Sempat garuk-garuk temboh, pengin teriak "Nathaaan, lo di mana? Plis deh! Lo fokus ke Rebecca aja, ini Salma butuh elo!" iya mau teriak di kupingnya kalau seandainya diizinin masuk ke dalam dunia Hello Salma. Tentunya khayalan doang lah ya!

Dan di part 13, akhirnya Nathan dan Salma ketemu. Duh lemah hatiku kiyep - kiyep, pertemuan mereka kaku tapi kiuttt manis gitu. Ternyata sikap Nathan masih sama kayak dulu. Hati emang nggak bisa bohong ceunah. Dia selalu tahu dimana seharusnya berlabuh. Ternyata dibalik sikap nggak peduli Nathan, ada perhatian yang berusaha dia sembunyikan. Yah namanya cowok yah, gengsi itu wajar.

Akhirnya aku menyelesaikan novelnya dengan perasaan campur aduk. Senang, terharu, sedih, semuanya jadi satu. Novel ini menurutku jauh lebih baper daripada Dear Nathan, dan tentunya lebih kuat karakter, penokohan, serta cara Erisca mengemas cerita.

Berharap ada triloginya, please? ;)
7 reviews1 follower
June 22, 2018
Voila.
Akhirnya berhasil menamatkan novel Hello Salma dalam kurun waktu 3 hari dan aku akhirnya bisa tersenyum puas karena awalnya takut membaca sekuel dari Dear Nathan akan menghancurkan ekspektasi cerita Nathan dan Salma di kepalaku.
Kenyataannya nggak,
aku justru semakin cinta dengan tokoh Nathan yang di buku kedua ini masih terlihat gombalannya, kejailannya, kelucuannya, dan perhatiannya pada Salma. Baca buku ini jadi berandai-andai, ada nggak sih tokoh Nathan di dunia nyata?
Karena Dear Nathan memang terinspirasi dari tokoh nyata, jadi bolehlah ya aku berharap dia memang ada di bumi ini? *lol*
Kalau Dear Nathan fokus pada kehidupan Nathan, maka di Hello Salma, pembaca jadi lebih tahu silsilah kehidupan Salma. Awal mula dia pindah ke Jakarta, kehidupan keluarganya, dan masalah di balik kehidupan Salma yang mungkin terlihat sempurna.

Bukan hanya tokoh Nathan dan Salma, aku pun dibuat tertarik dengan tokoh baru dalam novel ini.
Rebecca.
Dia betul - betul kasih motivasi dan semangat ke aku, seriously, kalau mau dibuat spin off... aku dukung banget kisah Rebecca dibuat panjang! Dengan senang hati akan kubaca :p
Semua cerita dalam novelnya berjalan mulus, tidak dipaksakan, apa adanya, jadi pembaca pun dibuat hanyut dalam alur cerita. Tidak hanya tenggelam dalam romantisme kisah Nathan dan Salma, tapi ada moral value yang bisa didapat setelah membaca kisahnya.

You go, Erisca. Terus semangat berkarya ya ^^
3 reviews
November 5, 2018
Saya super-excited pas muncul notif di Wattpad kalo sekuel Dear, Nathan bakalan dipublish. Dan pas sekuelnya --- Hello, Salma keluar di toko buku, saya langsung cepet-cepet beli. Karena emang udah kesemsem sama ceritanya dari Dear, Nathan. Disini gaya penulisan kak Erisca udah lebih mateng, less typo, bahkan di dalam novel ada ilustrasi Nathan & Salma.

Yang bikin saya agak jenuh sama ceritanya itu pas Salma tiba-tiba mutusin Nathan secara sepihak. Sifat impulsif, kaku sama nggak make mikir panjangnya dia kambuh dibagian ini. But overall, novel ini emang bener-bener recommended banget. Hello, Salma juga mengangkat derita remaja zaman sekarang yang sering kali "Dijajah" orang tua buat melakukan hal-hal yang bukan jadi passion mereka. Nilai tambah novel ini juga ada di chapter mengenai Mental Illness. Saya bener-bener salut sama kak Erisca yang membahas mengenai tanda-tanda, pemicu dan dampak dari depresi. Di bagian ini saya emang bener-bener dapet feelnya.

Novel ini full dengan kalimat yang quotable. Gaya penulisannya rapi dan bisa ditangkap. Intinya, novel ini recommended buat kalian yang suka teen fiction dengan komplikasi gak pasaran yang bener-bener enak buat dinikmatin.
Profile Image for Eysia DK.
11 reviews
April 21, 2020
Ceritanya menarik banget. Mengajarkan kita pentingnya menghargai diri sendiri, dan tanpa kita sadari masih banyak di luar sana org yg merasa sendiri ,hampa seakan tak ada tujuan hidup serta gairah hidup. Nyatanya org yg selalu tertawa bahkan tersenyum semua itu hanyala topeng untuk menutupi rasa sakit yg mereka alami.dibuku ini kita diajarkan bahwa bukan hanya kitalah yg mempunyai masalah yg sangat besar,masih banyak orang diluar sana yg mempunyai masalah yg lebih besar dari apa yg kita alami. Dibuku ini mengajarkan dan mengajak kita betapa pentingnya menghargai,menyayangi diri sendiri sebelum mencintai/menyayangi orang lain. Semua orang pasti mempunyai cerita/masalah berbeda beda dibalik kehidupannya tinggal bagaimana kita mengelola masalah itu. Apakah dengan cara menyakiti diri sendiri hingga kita depresi bahkan bunuh diri/berusaha mencari jalan keluar,pasrah kan semua kepada sang pencipta. Semua pilihan ada ditangan kita tinggal kita yg memilihnya.kita berharga sangat berharga jadi jangan berfikir mungkin dunia lebih baik tanpa ada aku.#loveyourself. 💙
Profile Image for Diah Utami.
10 reviews1 follower
April 30, 2020
Udah lama banget nyelesein nih cerita tapi baru sempat ngereview hehehe maafkan!
First of all, aku nggak nyangka ceritanya bakal sekeren ini. ASELI INI ADALAH SEKUEL CERITA TERKEREN MENURUT AKU. Yah, soalnya biasanya nih, kalau sekuel, melanjutkan cerita sebelumnya .... tapi di sini yang bikin beda, benang merahnya ada di Rebecca dan Komunitas Love Yourself!!! Bravo, Erisca, iniiii keren banget dan unik. Sebuah komunitas yang aku harap ada di dunia nyata dan bisa membantu banyak remaja.
Nathan dan Salma karakternya berkembang, character developementnya bagus banget bikin aku makin jatuh cintrong ke Nathan. Jadi berharap ada nggak sih cowok kayak gini di dunia nyata? Aku jadi mikir, Nichol beruntung banget dapat karakter Nathan hehehe, dan Nathan beruntung diperankan Nichol. Mereka ibarat sebuah kesatuan yang saling melengkapi.

Di sini peran sangat mencolok adalah Rebecca, aku turut prihatin dan bisa ikut bersimpati. Salut dengan cara penulisannya yang berhasil bikin pembaca terenyuh.

Next, aku bakal lanjut review thank you salma.
terus berkarya, yaaaaaaaaaa!!
2 reviews
April 10, 2018
baru saja menyelesaikan novel Hello Salma ini. novel kedua yang saya tunggu-tunggu setelah Dear Nathan. saya memang bukan orang pecinta novel dan mengoleksi banyak novel di rumah. tetapi, Dear Nathan benar-benar menarik perhatian saya semenjak saya mengikuti dari wattpad. di awal membaca novel ini, saya masih merasa biasa saja dan sesekali tersenyum kecil karena ulah Nathan dan candaannya. di pertengahan novel, saya menemui ada beberapa typo dan hingga ada satu typo yang cukup besar menurut saya, yaitu kesalahan penulisan nama tokoh. menjelang bagian akhir novel, saya benar-benar dibuat menangis cukup lama hingga akhirnya novel ini selesai dengan ending yang bagi saya masih kurang memuaskan. namun, di Hello Salma ini saya sudah bisa membayangkan karakter sosok Nathan karena Dear Nathan sudah difilmkan. Saya sangat mengapresiasi novel ini, terutama untuk Kak Erisca. Terimakasih untuk cerita yang dibagikan karena sangat menambah wawasan, dan sukses selalu!
Profile Image for Winda Fabiola.
163 reviews34 followers
October 12, 2018
Tiga bintang. Wow, sebuah peningkatan mengingat Dear Nathan cuma saya kasih satu bintang. Dibandingkan dengan Dear Nathan, jelas Hello Salma menang jauh. Pertama, ide ceritanya orisinil (mudah-mudahan, ya...). Inget kan kl dulu Dear Nathan pernah kesandung isu orisinalitas? Nah, yang ini kayanya engga. Kedua, penggunaan diksinya jauh lebih baik. Ketiga, alurnya ga dipanjang-panjangin (menurut saya), jadi ga bosen. Keempat, karakternya lebih berkembang. Kelima, MEREKA KE LAMPUNG OMG KOTA KELAHIRANKUUU!!! Jadi, mengingat begitu banyak peningkatan dibandingkan dengan novel pertamanya, saya rasa Erisca Febriani layak mendapatkan tiga bintang untuk novel ketiganya ini. Btw, filmnya dua minggu lagi, kan? Saya kayanya pengen nonton, pengen liat Pahawang:")
Profile Image for Aina Khukma.
2 reviews
December 6, 2018
Aku baru kelar baca ini buku beberapa hari yang lalu, dan terlintas buat nge review.


Pertama, aku binggung sendiri dibeberapa bagian awal nathan dikisahkan kelas 12, dibeberapa bagian lagi Nathan diceritakan maisb kelas 11. Jadi Aku sedikit memaklumi ketypoan ini.


Kedua, aku suka kesel sendiri sama tokoh Salma yang sifatnya itu masih kekanakan dan kaya nga punya keberanian mau mengungkapkan sesuatu.

Ketiga, aku setuju banget dibagian yang membahas despresi. Jadi orang despresi itu butuh dukungan dari orang orang sekitarnya bukan malah di bully. Dan despresi itu bisa disembuhkan jika ditangani.

keempat, penulisan erisca di novel hello salma cukup berkembang. Bahasanya juga nga ribet dan berat. Lumayan banyak Quotes juga buat yang suka nyari nyari quotes.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Andriani Khairunnisa.
53 reviews
May 12, 2025
Sebelumnya ini kali kedua membaca sekuel Novel “Dear Nathan” ini, dimana seperti revisi di Novel pertama saya menyebutkan ketertarikan membaca ulang novel ini karena penasaran dengan kemunculan novel terbaru dari “Dear Nathan Universe” ini yang berjudul “welcome Nathan”. Di novel kedua ini menurut saya ada isu melalui kondisi psikologis Rebeca teman Nathan yang menjadi angin segar dari kisah kedua remaja ini. Dimana menurut saya penulis lagi-lagi menarik ulur kisah Nathan dan Salama dan tetap membuat saya gemas karena seakan tak berujung. Terkadang alurnya saya pikir dibuat se alamiah mungkin tapi juga secara alamiah pula saya dapat menebak dengan cepat akhir ceritanya yang pasti menggantung. Tapi, novel kedua ini setidaknya tidak setebal buku pertama yang mana menghabiskannya dengan melawan rasa bosan itu cukup menjengkelkan. Terakhir saya tetap mengapresiasi penulis karena novel “Hello Salma” masih ada bagian yang dapat diambil pelajaran buat pembaca usia remaja khususnya untuk lebih peka terhadap kondisi kesehatan mental, untuk mau membuka diri dan bercerita pada teman atau mengikuti komunitas sehingga kesedihan atau luka dapat terurai dari saling mendengar. Setidaknya tidak semua yang diangkat di novel ini hanya dari kisah romantis Nathan dan Salma saja.
Profile Image for Alfin Rafioen.
181 reviews8 followers
February 6, 2019
Novel ini adalah sekuel dari Dear Nathan, menurut gue novel Dear Nathan sudah selesai untuk segi masalahnya, ternyata author memutuskan untuk melanjutkan kisah Nathan dan Salma. Menurut gue, konflik di dalam sekuel ini memiliki pola yang sama seperti novel sebelumnya. Konflik antara anak dan orangtua. Tetapi, kelebihannya novel ini konflik kepada masalah pilihan hidup, bukan masalah keluarga seperti Nathan dahulu.

Saran dari gue adalah, sebaiknya author membuat kisah Nathan dan Salma menjadi sebuah trilogi. Mungkin author bisa menceritakan ketika Nathan dan Salma sudah bekerja, atau konflik baru. Apalagi setelah gue baca, endingnya menurut gue open ending.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for louisemourn.
1 review
June 20, 2018
Aku kurang bisa buat review tapi aku pengen komen tentang novel ini. Novel ini bener bener bagus. Makasih kak eriss, kakak udah bikin aku nangis, senyum senyum sendiri untuk kesekian kalinyaaa. Aku belajar banyak banget dari novel hello salma tentang perjuangan, kebranian untuk mengungkapkan perasaan, dan keyakinan pada diri kita sendiri bahwa kita bisa jadi apapun yang kita mau
. So thankyou bangetttt sekali lagi kak eris udah nulis novel inii yaaa walaupun endingnya agak gantung gimana gitu yaaah hahahah. Ohyah semoga kisah nath-sal dibikin jadi trilogi 🤣*ups
Profile Image for Salma Cahya.
50 reviews3 followers
June 15, 2018
NOVEL INI KEREN BGT!! Awal nya aku cuma ekspetasi biasa aja dgn novek ini tp ternyata diluar ekspektasi ku bgt!! aku lebih suka novel ini dibanding dgn yg sebelum nya karena tidak terlalu bertele2 dan di memasuki bab terakhir mengaduk emosi bgt :'). menurutku juga lawakan nya Nathan disini lebih baik dari yg sebelum nya yg menurut aku agak garing/?. sangat recomended bgt!! (tp tetep harus baca dear nathan dulu ya :p)
Profile Image for mfi_littleworld.
153 reviews
September 4, 2022
Pertama, aku mau bilang kalau aku suka sama endingnya.

Walaupun masih ingat garis besar dari cerita sebelumnya -Dear Nathan, tapi banyak juga yang udah lupa. Terus baca buku keduanya aku enggak terlalu kesulitan atau kebingungan dengan alur serta plotnya.

Di buku kedua ini menonjolkan kisah Salma dan konflik yang dia hadapi. Tentang kehidupan Salma dimana sebagai anak tunggal dan merupakan harapan orang tua. Salma yang tidak pernah membantah dan melakukan apapun yang diperintahkan orang tuanya walaupun ada yang bertentangan dengan keinginannya sendiri.
Contohnya, Salma yang ingin masuk kuliah jurusan Sastra Indonesia tapi malah disuruh untuk masuk jurusan kedokteran.
Dan hal inilah hang memicu konflik dicerita ini. Bagaimana Salma merasa tertekan dengan semua perintah dan keinginan orang tuanya. Lalu ditambah dengan hubungannya dengan Nathan yang berakhir dan Nathan yang pindah sekolah.

Berkaitan dengan konflik utama, banyak membahas tentang stres/depresi yang kerap dialami oleh remaja dengan berbagai macam faktor pemicu.

Celetukan serta gombalan Nathan menjadikan isi dari buku ini tidak terlalu berat.
Buku ini bisa dijadikan pilihan bacaan buat para remaja, karena apa yang dialami oleh Salma mungkin banyak dialami oleh para remaja diluaran sana juga.
Profile Image for Rd. Sya'rani.
61 reviews3 followers
February 7, 2021
#hellosalma ini kok ya walaupun alur ceritanya ttg keseharian anak remaja di bangku SMA, tapi kisahnya mengalir dan enak diikutin.

dan kesimpulannya ya ini buku keren cara bertuturnya, sampai masalah judul pun bener-bener dipikirkan sampai-sampai baru terungkap di lembar-lembar terakhir kenapa milih kalimat itu. keren.
Profile Image for Reynata.
15 reviews
July 5, 2023
Explore more about Nathan & Salma and also brought us to more deep and 'darker' story of them make me think that Hello Salma is more mature than the first one. But, honestly I'm still enjoy reading the previous one than this–I don't know why, maybe Dear Nathan has the cuteness of high school love story, that's make Dear Nathan more interesting lol.
Profile Image for Ramzani Lutfi.
2 reviews8 followers
June 7, 2018
Semua karya kak Erisca emang memuaskan pembaca banget, sih. Kalau Dear Nathan bercerita tentang konflik dari Nathan, sedangkan Hello Salma ini tentang konfliknya Salma. Huhuu, keren banget! Endingnya gimana masih agak gantung, sih. Mungkin akan terjawab di filmnya nanti kali, ya? Can't wait it 😁
79 reviews
March 11, 2022
Menurutku ini lebih bagus daripada Dear Nathan. Konfliknya lebih rumit dan lumayan seru. Ada peningkatan di penokohannya juga. But sorry I can't give 4 stars for this one karena gak sampe kesitu juga, tapi ini lebih baik dari yang pertama, maybe 3,5
Profile Image for Dita Nugraha.
66 reviews
October 9, 2022
Sequel Dear Nathan yang bercerita dari sudut pandang Salma tentang hal-hal dihadapi dan laluinya. Tentang mimpi, berdamai pada diri, dan isu kesehatan mental yang masih dianggap tabu. Menyentuh, dan cukup relate.
Profile Image for Belle.
21 reviews
April 18, 2025
Satu"nya lanjutan Dear Nathan yang mau gue baca. Kayaknya yang Thank You Salma gue gamau baca ah. Soalnya ini udah lumayan ngga happy ending sih menurut gue. Ya tetep happy ending tapiiii konfliknya tuh mulai gimana ya 😭🙏🏻 tapi still a good novel untuk bacaaan romance indo
1 review
May 10, 2018
Satu kalimat aja "ditunggu filmnya"♥️
Profile Image for Fahreza Ilham.
1 review1 follower
August 3, 2018
Kenapa saya kasih bintang lima?
Karena buku ini alur ceritanya bagus sekali. Kisah nya lebih fokus ke salma yang bisa dibilang depresi karena gagal lulus tes kedokteran.
Displaying 1 - 30 of 49 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.