“Hidup ini kejam. Hidup mempermainkan kita tanpa ampun. Menindas, mencemooh, bergembira melihat kita hancur, berbahagia saat kita terempas—”
“Tapi hidup mempertemukanku denganmu.”
Alyssa bergabung dengan grup gerilya untuk bertahan hidup sejak negerinya diserang meski sebenarnya membenci kekerasan. Di tengah situasi yang semakin genting, Alyssa dikirim dalam misi yang berakhir kacau, lalu akhirnya terdampar dengan kaki terluka di teritori musuh.
Dan saat itulah dia Alyssa diselamatkan oleh Vigo, pemuda misterus yang merupakan musuh negerinya.
Diselundupkan dalam teritori musuh membuat Alyssa mengerti bahwa ternyata Vigo lebih mengerti pergumulan dan trauma gadis itu dibanding teman-teman sebangsanya. Namun, mereka berdua bagaikan air dan api. Saling menjinakkan, juga saling membinasakan. Saat ada percikan kasih sayang antara keduanya, adakah masa depan agar mereka bisa bersatu?
“Apa pun yang terjadi di masa depan, ingatlah hari-harimu di sini tanpa penyesalan.”
Kecintaan Francisca Todi pada cerita telah mulai sejak kecil. Dia melahap setiap buku di perpustakaan sekolah dan sering mengarang cerita bersama teman-teman dan adiknya.
Francisca dan suaminya kini tinggal di Belanda—negeri dengan angin dingin, jalan-jalan berkelok penuh gedung tua, dan kanal-kanal indah yang tidak pernah gagal memicu ide kreatifnya.
Membaca Fireflies membawa lagi kenangan waktu dulu membaca Aerial di perpustakaan kota. Namun, premis yang mirip nggak membuat Fireflies mirip Aerial atau sebaliknya. Kalau di Aerial Sitta Karina membawa dunia modern dengan cara membuat para tokoh terhubung secara paralel dari dunia Aerial dan dunia modern, Francisca Todi memasukkan langsung dunia modern itu pada ceritanya, seperti yang dilakukannya juga pada buku-bukunya yang lain.
Aku sukaaaaa sekali dengan semesta yang dibangun di dalam cerita ini. Settingnya juga agak mengingatkan sama Nocturnal-nya Poppy D. Chusfani (yang juga kusuka banget bukunya). Serius deh penulis-penulis fantasi (atau semi fantasi? atau distopia? haha I'm not sure tapi pasti kalian mengerti kaaan maksudku apa) Indonesia kadang-kadang underrated. Tulisan dan ceritanya bagus-bagus. Aseli. Salah satunya ya Fireflies ini. Aku sangat menikmati membaca ceritanya Alyssa ini dan semua konflik yang ada di dalamnya. Kalau dari endingnya sih kayaknya bakal ada lanjutannya nih, atau enggak? Enggak nggak apa-apa sih, tapi kalau ada, aku akan dengan senang hati membacanya :)
Sekarang semakin banyak novel dystopia lokal yang terbit. Salah satunya adalah Fireflies In The Midnight Sky karya Francisca Todi. Novel ini mengangkat cerita dystopia tentang perjuangan dalam peperangan. Seperti novel dystopia lainnya, Fireflies In The Midnight Sky juga memiliki dunia di masa depan berbentuk benua Minari dengan tiga negara, yaitu Valestia, Togaro, dan Sedera. Sampul novelnya juga sangat memikat dan menginterpretasikan jalan ceritanya. Di mana terlihat seorang gadis yang memegang senjata api sedang memandang langit malam yang dipenuhi dengan kunang-kunang. Sang gadis sangat menggambarkan sosok Alyssa, sedangkan langit malam yang penuh Kunang-kunang melambangkan kedamaian yang susah didapat dalam sebuah perang. Semua aspek dalam sampulnya sangat menjual dan menggugah.
Pada awalnya saya sempat mengira jika Fireflies In The Midnight Sky adalah novel dystopia dari luar negeri. Namun setelah mengetahui jika Francisca Todi adalah penulis lokal, saya langsung kagun dengan ceritanya. Tema yang terdapat dalam novel ini adalah tentang kisah peperangan yang hanya berdampak buruk untuk semua orang. Saya bisa melihat bagaimana perjuangan Alyssa untuk mendapatkan keadilan sekaligus kedamaian dalam memperjuangkan negaranya, Valestia, dari jajahan Togaro. Walaupun tidak banyak adegan pertarungan epik di dalamnya, tapi penulis cukup berhasil memperlihatkan dampak dari peperangan itu sendiri. Contohnya seperti rasa balas dendam, tidak percaya terhadap orang lain, hingga mengkotak-kotakan sebuah kelompok. Bisa dibilang dampak dari perang memang selalu buruk, baik secara fisik maupun mental.
Tokoh utama dalam novel ini adalah Alyssa yang digambarkan sebagai gadis Valestia yang kuat, tangguh, dan berani. Penjajahan yang dilakukan oleh Togaro yang membentuk pribadi Alyssa menjadi seperti ini. Keikutsertaannya dalam pasukan gerilya Valestia pun membuatnya menjadi pribadi yang mandiri. Lalu ada tokoh Vigo yang merupakan pemuda dari Togaro. Vigo memiliki karakter yang santai, menarik, dan pengertian. Meskipun terlahir sebagai Togaro, tapi Vigo tetap berbaik hati untuk menolong Alyssa. Selain kedua tokoh tersebut terdapat pula tokoh-tokoh lainnya, seperti Mikayl, Izolda, Bibi Runa, Nina, dan masih banyak lagi. Sayangnya menurut saya porsi untuk tokoh Alyssa dan Vigo ini terlalu banyak, sehingga membuat tokoh-tokoh pembantunya terlihat tenggelam. Padahal saya berharap jika Izolda, Mikayl, hingga Raja Ivar ini bisa lebih banyak lagi porsi kehadiran mereka. Terutama Raja Ivar yang hanya disebut beberapa kali, tapi tidak ikut serta dalam jalan cerita.
Menurut saya alur ceritanya terbilang lambat. Terutama saat Alyssa terluka dan dirawat oleh Vigo, bisa dibilang terlalu lama dan kebanyakan porsi ceritanya. Mungkin akan lebih seru jika Alyssa bisa segera langsung turun ke medan perang. Namun sayangnya penulis sepertinya ingin memperkuat chemistry antara Alyssa dan Vigo melalui interaksi mereka saat Alyssa dirawat. Gaya bahasa yang digunakan penulis juga sangat sederhana dan penuh makna. Tidak sulit bagi pembaca untuk ikut masuk ke dalam jalan ceritanya. Penulis dengan lihai bisa membawa jalan cerita yang mengalir dan apa adanya. Sudut pandang orang pertama lewat tokoh Alyssa pun memudahkan pembaca untuk lebih mengerti akan peperangan yang dimulai oleh Togaro.
Layaknya dalam perang, konflik yang ingin ditonjolkan dalam Fireflies In The Midnight Sky adalah pemberontakan bangsa Valestia terhadap bangsa Togaro. Selain itu dampak psikologis dari perang yang diperlihatkan oleh tokoh Alyssa juga cukup terlihat. Mudah curiga, pendendam, dan terbayang masa lalu merupakan beberapa dampak perang yang diperlihatkan. Jujur saja saya seperti melihat konflik antara Palestina dan Israel. Bagaimana perang yang terjadi menimbulkan banyak korban jiwa dan kerugian. Satu hal yang saya sayangkan dari konfliknya adalah penyelesaiannya yang terkesan instan dan terburu-buru. Penulis terlalu banyak memperlihatkan konflik batin dari Alyssa selama dia dirawat di rumah Vigo. Menurut saya akan lebih menarik jika penulis bisa lebih santai dan tenang dalam menyelesaikan konfliknya.
Fireflies In The Midnight Sky memberikan sensasi baru dalam membaca cerita dystopia. Terdapat banyak pesan dan makna yang bisa saya ambil dalam peperangan antara Valestia dan Togaro. Gaya bercerita penulis juga terlihat lihai dan menawan. Kualitas ceritanya pun tak kalah bagus dengan novel-novel dystopia daei luar negeri. Akan tetapi sayangnya terlalu banyak porsi cerita antara Alyssa dan Vigo. Saya berharap jika porsi cerita untuk Izolda, Mikayl, dan Raja Ivar lebih banyak lagi. Saya kira awalnya sosok Raja Ivar ini akan seperti President Snow yang kejam dan bengis, tapi ternyata sosok Raja Ivar tidak pernah muncul dalam cerita. World building yang digambarkan penulis juga terkesan kurang kuat. Saya sendiri merasa bingung apakah kota-kota dalam cerita ini berbentuk modern atau tradisional. Secara keseluruhan Fireflies In The Midnight Sky merupakan novel dystopia lokal yang cukup menjanjikan dengan pesan dan makna akan keburukan dari sebuah peperangan.
"Sesulit apa pun hidup, pasti masih ada jalan keluar."
AKHIRNYA SELESAI JUGA!
Novel ini bergenre romansa, fantasi, dan distopia. Alurnya menurutku bergerak tidak terlalu cepat, tetapi tetap tepat. Setiap bagian dari novel ini benar-benar candu. Apalagi bagian aksi, di mana adegan menegangkan muncul.
Gaya penulisannya keren! Aku cukup nyaman selama membacanya. Oh ya, ada peta di awal halaman dan itu sangat membantu dalam membayangkan bagaimana letak negara-negara yang terlibat.
Aku salut dengan betapa beraninya Alyssa dalam mengambil setiap keputusan, walau awalnya dia juga ragu. Saat nyawanya terancam sekali pun, ia tetap yakin dan berpegang pada apa yang dipercayainya.
Mikayl dan Alyssa, sahabat terbaik! Vigo adalah laki-laki yang mencurigakan dan mendebarkan. Izolda menyebalkan. Musuh-musuh yang ada, digambarkan dengan sangat sempurna–galak, seram, bengis, pun kejam.
Aku terhibur dan akan selalu mengingat novel ini. Terima kasih banyak telah menemaniku selama lima hari–di padatnya jam sekolah yang melelahkan hingga menjadi terasa mengasyikkan!
Membaca novel ini awalnya membuatku teringat dengan Palestina. Mungkin karena pengaruh nama yang hampir mirip - Valestia serta konflik antar negara yang ada di dalamnya.
Awalnya aku sedikit ragu, apa aku bisa melahap novel ini dan berakhir dengan menghabiskannya dalam satu hari yang sama. Aku disuguhkan dengan sesuatu yang berbeda dari yang biasanya aku baca. Meskipun novel lokal rasanya kualitasnya sama dengan novel luar.
Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang pertama dari sisi Alyssa Alur bergerak maju dan jalan ceritanya tidak bisa ditebak, aku gak tahu apa yang akan terjadi dan berhasil dibuat penasaran saat membacanya. Setting tempat dijabarkan dengan baik sekali dan ditambah ada peta di awal halaman yang memberikan gambaran lokasi yang dimaksud dalam novel.
Ada pesan moral di dalamnya, seperti yang berkaitan dengan akibat dari diskriminasi yang membuat banyak orang menjadi korban pada akhirnya. Padahal jika mau ditelusuri, pada dasarnya mereka semua sama. Ada nasihat juga supaya jangan seperti sapi yang dicucuk hidungnya, saat diperintah untuk melakukan sesuatu hanya menurut saja meskipun sudah tahu itu salah.
"Tapi hanya sedikit orang yang memiliki kualitas kunang-kunang. Kebanyakan cepat berubah mengikuti keadaan, Meredup, lalu akhirnya berubah segelap malam." (hlm 245)
Tentang Alyssa sang mata-mata dari Valestia yang terluka dalam suatu misi, kemudian diselamatkan Vigo tentara dari negara musuh; Togaro. Meskipun bangsa mereka berperang, nyatanya persoalan hati nggak ada yang bisa nebak arahnya. Ini Romeo-Juliette versi distopia gitu? No no no. Silakan baca novelnya 😉 . Nah, yang aku suka : . . ☁ peta di awal buku ❤❤❤ . ☁ biarpun ada beberapa bagian yang "tidak baru lagi", sebut saja jatuh cinta sama musuh dan sahabat yang naksir tokoh utama, tapi Kakak Penulis berhasil menghadirkan dunianya sendiri. Aku bacanya ngalir 🙌 . ☁ dialognya segar. Aku paling suka bagian Vigo kalau dia lagi playful. Receh sih, tapi melelehhh 😆 . ☁ ada twist tidak terduga. Menjelang akhir, aku sempat manggut-manggut dan bilang, "Oh gitu, pantesss..." hahaha mungkin karena aku nggak berekspektasi ya, belum baca review dari yang lain juga, jadi lebih gampang masuk ceritanya. . ☁ sebab-akibat jelas, dibuka pada waktu-waktu seharusnya, dan endingnya pas! Kusebut pas jadi ini sesuai seleraku. Yang kepo silakan baca sendiri ya 😉 . . Terima kasih untuk Kak @franciscatodi atas novelnya yang manis dan sedih dan seru ini. Aku tunggu novel selanjutnya 🙌 (siapa tau bakal ada kisahnya si *tuuut* sama *tuuut* #eh 🙈)
Baca ini kudu sabar. Karena lambat 😂. Aku baca ini barengan kan, terus yg lain nyangka ini terjemahan. Tapi asli sih, narasinya, vibenya bneran kek novel sci-fi terjemahan. Dan satu lagi. INI HARUSNYA ADA YANG KEDUANYA ATUH IH. 😭😭😭
•Pros
Aku suka konsepnya. Aku suka konfliknya. Aslinya deh pas bagian tengah baru masuk inti, kan, terus dikasih tahulah apa yang mreka hadapi dan aku seneng banget karena dibawa ke sana.
Aku juga sama action pas bagian ending. Nggak hectic tapi pasti gitu, tah. Fight-nta dapet memang.
At some point, aku juga rada suka sama hubungan Vigo-Alyssa, Mikayl-Alyssa. Walaupu kalau boleh jujur aku sukanya sama Mikayl, sih. Roma-romanya dia bakalan titiktitik, wkkwwk.
•Cons
Enggak suk romance-nya. Insta love, Love triangle. Urgh, dua2nya trope yang bukan kusuka.
Ini tuh menarik awalnga. Hook-nya dapet, tapi cuman awalnya doang. Dari sana ke pertengahan tuh dragging banget karena berusaha banget kemistri Vigo-Alyssa yang sayang banget aku nggak dapet kemistri mereka sama sekali. Bahkan smpe ending kek nggak dapet banget.
Alyssa sama Vigo bland banget. Mreka nggak punya personaliti yang bikin aku peduli sama mereka. Ya bodo amatlah mreka mo gimana pun. Yang kupeduliin cuman Mikayl doang, wkwk.
Novel romance-dystopia lokal yang cukup mencuri perhatian. Ditulis dengan rapi, dan gaya penulisannya mengalir banget, nggak terasa aja tau - tau habis, padahal masih pengen terus berlanjut kisahnya 😁
Jadi, novel ini bersetting di sebuah benua bernama Minari, di suatu masa yang teknologinya mirip sama jaman sekarang. Dua negara di benua tersebut yaitu Valestia & Togaro sedang dilanda peperangan.
Alyssa adalah mata - mata Valestia, sedangkan Vigo adalah tentara Togaro. Mereka bertemu di waktu & tempat yang salah. Yap, sudah bisa ketebak kalau benih - benih cinta muncul diantara mereka berdua.
Tapi apakah jalan cerita selanjutnya jadi gampang ditebak? Apakah ini cerita ala ala Romeo & Juliet versi dystopia? Jawabannya, NOT AT ALL. Romance bagus, nggak terlalu lebay juga nggak terlalu banyak adegan fisik yang aneh2. Interaksi Alyssa & Vigo ini manis & sederhana but I can feel the love birdsss above their heads 😁😁
Plotnya rapi & simple, nggak ada konflik njelimet, walaupun ada plot twist nya yang lumayan bikin "oooh" gitu.
Menurutku ini novel dystopian lokal yang lumayan bagus. Tapi sayangnya aku merasa banyak hal dari novel ini yang kurang di eksplor.. Terutama world buildingnya & latar belakang peperangannya.
Aku merasa, kalau saja buku ini digarap dengan total, dan dieksplor secara maksimal, buku ini bisa jadi novel dystopian yang EPIC banget, karena plot nya pun juga masih banyak kemungkinan untuk dikembangkan lagi.
So, don't expect this book like The Hunger Games, The Young Elites, Divergent, or novel dystopian lainnya. Karena ini novel yang sangat simple. Mungkin karena novel ini stand alone ya.
Sebenernya sih aku berharap novel ini ada sekuel atau prekuel nya sekalian. Karena, sungguh, aku merasa novel ini punya potensi kuat untuk bisa jadi series yang epic.
Secara garis besar, novel bergenre fiksi ilmiah-distopia ini memuat kisah tentang kehilangan, balas dendam, kepedihan, kepahitan hidup, kesedihan, trauma yang dimiliki akibat perang, pergulatan yang dialami, keputusasaan, frustasi, ingatan masa silam, perbedaan kebangsaan, dan menyinggung sedikit soal perundungan. Francisca sepertinya memang lebih menitikberatkan pada hal-hal tersebut atau kondisi tokoh-tokohnya daripada soal perang itu sendiri.
Novel menarik yang menyiratkan pesan bahwa akan selalu ada hal baik yang terjadi dan secercah harapan di tengah-tengah kesulitan yang sedang dihadapi sekalipun waktu tunggu yang dibutuhkan tidak sebentar. Seru!
Iseng buka gramedia.com di kantor kemudian kaget ternyata Fransisca Todi rilis buku baru. Ah senangnya! Saya jadi fans berat Ms. Todi sejak baca Mafia Espresso series dan Alerva series (ini sampe bela-belain nunggu bukunya dateng dari gudang penerbit) karena saya suka banget dengan gaya penceritaan Ms. Todi. Buku ini berkisah tentang Alyssa, pejuang gerilya negara Valestia yang bertemu dengan Vigo, tentara elite negara Togaro. Keduanya dipertemukan oleh takdir pada waktu dan tempat yang salah. Konflik terjadi ketika keduanya dihadapkan pada pilihan antara negara atau cinta. Ending-nya buat saya sudah sangat pas untuk cerita romance ini. Gak nyesel beli bukunya. Karena ceritanya menggunakan sudut pandang Alyssa, ada beberapa hal yang kurang cucok menurut saya. Mungkin jadinya saya kurang memahami isi kepala dan perasaan Vigo ke Alyssa. At last but not least, thank you for this wonderful story Ms. Todi! I hope we won't wait too long for your next book! :)
Fireflies in The Midnight Sky adalah novel dengan genre roman - fantasi - distopia yang ditulis oleh Francisca Todi. Ini pertama kalinya aku membaca karya penulis dan langsung jatuh cinta dengan gaya penulisannya.
'Dunia' yang diciptakan penulis di novel ini berhasil menarik perhatianku. Penulis memvisualisasikannya dengan baik. Dilengkapi dengan peta di awal buku, pembaca tentunya tidak akan mengalami kesulitan dalam berimajinasi.
“Kita harus mengesampingkan kecurigaan dan prasangka. Motivasi kita berbeda-beda, tapi tujuan kita satu : menghentikan perang. Kalau mau melakukannya kita tidak bisa menunda lagi.” - Hlm. 317
Tentang perang antar negara, aksi militer dan cinta. Beberapa adegan di novel ini berhasil bikin aku tegang, ceritanya penuh dengan hal-hal yang tak terduga. Actionnya lumayan terasa dan romannya juga pas.
Cukup banyak yang ingin disampaikan penulis di novel ini. Salah satunya adalah mengesampingkan pikiran negatif sebelum fakta-fakta terungkap. Overall, aku suka sekali dengan novel ini. I'll give it 4.5 /5
Novel ini punya setting peperangan antara 2 negara tetangga: Valestia dan Togaro. Bayangan saya dari nama2nya, semacam Perang Yugoslavia dulu. Tokoh utama kita namanya Alyssa, orang Valestia. Singkatnya Alyssa ini anak perempuan naif yang terpaksa terlibat dalam perang(-perangan). Dia sangat2 punya moral tinggi hingga disayang penulisnya. Ketika dihadapkan pada pilihan membunuh seorang laki2 yang diduga mata2 Togaro (yang memang ternyata bukan), situasi Alyssa diselamatkan oleh TTN-nya (teman tapi naksir) bernama Mikayl yang ambil alih peran eksekutor.
Kemudian karena sangat berkompetennya, Alyssa dikirim sebagai mata2 ke dalam Togaro bersama seorang anak remaja manja bernama Izolda. Misi mereka mengintai senjata rahasia Togaro yang didapat dari negarayangkononnggakikut2antapiikutanjuga, Sedera. Tapi bukannya serius menjalani tugas, yang ada mereka malah main-main di sebuah acara festival desa Togaro. (Wait! Katanya kan lagi perang, kok bisa2nya ada daerah yang mengadakan festival ya?) Katanya sih cari2 informasi, tapi cari info apaan di pedesaan. Saya jadi ngebayangin cari infonya macam, "Permisi, Mbok Jamu, mau tanya dimana ya kalau mau cari senjata pemusnah masal?"
Ow mai got. Nggak heran akhirnya dua2nya dikejer tentara. 😫😫😫
Kemudian setelah kejar2an itu Izolda hilang, sementara Alyssa terluka dan diselamatkan cogan Togaro bernama Vigo.
Nah mulai lagi liburan babak 2 buat Alyssa di tengah2 perang. Kali ini lebih asyik karena ditemani cogan. Yaa gimana nggak saya bilang liburan? Lagi perang tapi sibuk main2 di desa. Mana desanya damai banget. Ow yeah bisa juga kan kalau daerah ini nggak kena efek perang... Tapi weiii.. dari peta, jelas banget ini desa dekat banget perbatasan 😱 Lha gimana ceritanya lagi perang lu masih bisa raburabuan?? Mana lupa pula sama teman sepengintaiannya yang ngilang. Ya wajarlah begitu ketemu lagi Izolda ngomel. (Kalau gue jadi Izolda, udah gue #*$,%,$(@&%^%)
Bukan itu aja yang bikin saya sakit kepala. Cerita bergulir dan ketahuan lah (which is actually so obvious), Vigo adalah calon anggota pasukan elit Togaro yang lagi ambil cuti 2 bulan.
....
Yes, you heard me right. CUTI DUA BULAN di tengah perang. Udah bagus dia cuma digebukin, nggak dipateni karena disersi. 🤔
Endingnya.... seperti halnya cerita satu buku romens, happily ever after. Nggak ada yang koit dan boyfriend and girlfriend jadian dan tukar cincin. 😴😴😴
Dari penggambaran di atas tentunya udah jelas apa pendapat saya tentang setting, karakter dan plot cerita ini. Ok deh. Saya ngerti, ini cerita purely romance. Perang2an cuma latar untuk menyatukan raburabu mereka. Tapi ya mbok jangan keterlaluan gitu tempelannya. Sayang karakter juga sah-sah aja tapi jangan kentara begitu. Saya rasa, cerita ini bisa dibuat jauh lebih bagus lagi dengan nuansa yang lebih realistis. Romance in the war time? Who wouldnt love that?
2/5
This entire review has been hidden because of spoilers.
Sebenernya aku nggak suka genre ini, apalagi romance di dalamnya cuma dikit. Hal yang bikin aku membacanya sampai tamat (bahkan cuma dalam sehari) adalah karena penasaran bagaimana akhir pertengkaran negeri Togaro dan Valestia, dan juga Sedera.
Penggambaran dunianya sudah cukup buatku, kecuali saat adegan action di laboratorium di mana bangsa Togaro, Valestia, dan Sedera bertemu. Di bagian itu cukup pusing, apalagi eksistensi lawan dan kawannya abu-abu.
Aku berharap ada penjelasan lebih lanjut tentang Mikayl, Kiara, Kian, Jet, Cilla, dan Ivar! Aku heran kenapa Ivar hanya dijelaskan sekelebat lewat, padahal keberadaannya ini sangat berpengaruh. Harusnya ada penjelasan tentang Ivar dan rezimnya agar aku tidak langsung mengecapnya jahat.
Romance yang tidak ditonjolkan menurutku sudah pas, walau ada beberapa info memaksa seperti hubungan Vigo dan Lian, status Vigo di Togaro. Kata-kata Vigo terlalu manis untuk seukuran cowok yang bercita cita jadi perawat.
5/5 untuk narasi yang detail, adegan Vigo-Alyssa yang manis, tokoh Ollie dan Bibi Runa, konflik perpecahan, dan amanat yang mengingatkanku betapa pentingnya pelajaran PPKN (eaa).
Harusnya buku ini ada seri kedua, bukannya seenak jidat memutuskan ending.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Ini pertama kalinya baca karya @franciscatodi dan aku cukup menyukai style tulisannya. Bahasanya tdk susah dicerna 👌 Romance dg sentuhan fantasy yg sayang sekali untuk dilewatkan. Tentang Alyssa, seorang mata-mata grup gerilya Valestia yg memiliki misi khusus ke Togaro, negeri yg berselisih dg bangsanya. Namun, krn satu kekacauan membuatnya terlibat perasaan dg pemuda yg semestinya menjadi musuh. Cinta terlarang 💔✌ Ini mengingatkanku ttg kisah Romeo-Juliet namun bukan hanya melibatkan 2 keluarga yg berselisih, tp mencakup 2 negeri + 1 negeri lainnya. Hal yg lebih besar.
📝 Catatanku. Jika buku ini dibagi menjadi 3 bagian, sepertiga awal sangat menjanjikan dan menarik. Tapi di sepertiga tengah, aku agak bosan krn menurutku 😬✌, terlalu banyak menceritakan sesuatu yg jika diminimalkan tidak begitu memengaruhi cerita utama. Tapi sepertiga akhir, kisah kembali seru krn aksi-aksi banyak ditunjukkan.
Next. Pembuka novel ini seru, serius, peta benua Minari yg menunjukkan belahan dunia baru itu keren banget. Bahkan aku menyukai lagu anak² Valestia 🙌 Hanya saja, world buildingnya terkesan agak mentah, pendapatku. Semacam kurang informasi/ penjelasan atas beberapa aspek pembangunan dunianya dan hal lainnya sehingga menyisakan pertanyaan² di benakku, membuatku merasa agak susah membayangkan dunianya selain suasana konflik perangnya terkesan kurang kelam dan parah. Menurutku, itu disayangkan mengingat novel ini potensial menjadi fantasy bagus banget jika world building-nya lbh kuat dan lebih detail lagi 😬👌 Hal lain yg mengusikku adl apa jabatan Nina selain ketua grup gerilya Valestia? Krn aku penasaran mengapa si 2 penyelamat bangsa tsb tdk mudah kembali ke negerinya. Apa mungkin akan ada sekuel novel ini? 😬✌ . . Rate 3.35⭐ Suka sekali covernya 😍🙌 Cukup suka dg kemistri Alyssa - Vigo. Ah, aku jg membayangkan Mikayl - Keira bakalan jd pasangan seru dan unik andai ada kisah mereka 😆💛
Ivar sangat ambisius sebagai Raja dan terobsesi dengan batu-batu mulia dari tambang negeri Valestia, hlm 40-41.
Dibalik adanya peperangan pasti ada salah satu pihak yg memicu terjadinya perang. Seperti dikisahkan dalam novel ini terjadi perang antara dua negeri yaitu negeri Valestia & Tagaro. Mulanya kedua negeri tersebut aman saja tetapi setelah Ivar menjad Raja terjadilah perang antara kedua negeri tersebut karena keambisiusan Raja Ivar untuk menguasa tambang-tambang di negeri Valestia. Dalam peperangan pasti ada salah satu pihak yg netral, pihak negeri Saderalah yg netral dalam peperangan ini, negeri Sadera terkenal dengan suka perdamaian dan orang-orangnya yg misterius.
Apakah negeri Sadera diam saja melihat peperangan diantara kedua negeri tersebut? Ohh tentu dia, negeri Sadera diuntungkan karena memiliki senjata yg mematikan bila digunakan untuk membunuh manusia. Senjata tersebut dibeli oleh negeri Togaro. Sumpahhh plost twist banget sama sejata mematikan yg dimiliki oleh Sadera.
Dengan alur maju kita disajikan bagaimana tak berdayanya rakyat biasa hanya karena ketamakan sang Raja, dibalik perang pasti rakyat biasa yg sangat terdampak.
Tokoh-tokoh dalam novel ini juga wow badas-badas semua, dibuat sesuai porsi dengan Alyssa dan Vigo sebagai tokoh utama, ada bumbu-bumbu romace dari kedua tokoh ini dan lumayan bikin senyum-senyum dikit ceunahh.
Bagi yg kurang suka sama kata darah, amis, kekerasan, dsb tidak disarankan untuk baca novel ini karena ini novel dilatari dengan peperanga jadi kita serig menjumpai hal tersebut.
Yang paling aku suka dari novel ini tuh, actionnya sumpah bikin deg-degan banget, sama senjata mematikan miliki Sadera diluar ekpektasi aku banget.
Siapa sangka metropop dengan latar peperangan? Dari yang aku tahu mostly buku metropop itu romance di kantor and that's it. Baru kali ini juga ada buku metropop bertajuk peperangan. Premisnya bikin aku penasaran banget sih, tentang Alyssa mata - mata dari negara Valestia yang terdampar ke perbatasan lawan dan ditemukan dan dirawat oleh Vigo orang berkebangsaan Togaro, rival negara Valestia. Emang ini buku sih dasarnya mau romance ya, jadi yaa bisa aku maklumin kalau romancenya lebih mencolok dari pada peperangannya. Tetapi masih tidak kalah seru kok. Untuk aku sendiri yang jarang banget dan nyaris tidak pernah baca buku action, aku kurang suka hehe. Ada beberapa adegan yang tidak bisa aku bayangkan disini, tetapi oke lah mungkin karena aku jarang baca action saja.
Untuk endingnya aku kurang puas. Rasanya kayak klimaks yang sudah tinggi tetapi diselesaikan begitu saja tanpa penutup, banyak sekali pertanyaan yang belum terjawab di endingnya. Bahkan sepertinya misi mereka belum selesai. Ending yang seharusnya membuat lega ini malah bikin aku bertanya tanya. Tetapi bisa dimaklumi juga karena sebenarnya menghentikan peperangan antar dua negara tidak mungkin semudah itu, apalagi dengan pemberontak yang membernya sedikit dan rencana yang belum matang.
Overall, ini adalah cerita dengan premis menarik tetapi kurang di penyelesaian masalah. Oiya, minusnya lagi... tolong.. kasihan Mikayl T_T
Novel ini saya baca waktu saya pinjem dari Ipusnas, awalnya saya nyari dengan keyword Metropop dan well random aja milih klise lewat sinopsis, review, cover, judul dan yaa akhirnya aku pinjem bukunya. Ga nyangka aja bukunya berhasil aku selesaiin kurang dari 24 jam
Keseluruhan cerita yang ngebuat aku ga heran bisa berhasil nyelesaiin buku ini begitu cepat. Ini lebih ke arah dystopia-fantasy-romance dan jelas gaada kearah Metropop sama sekali.
Tentang perang, tentang korban dan pertaruhan dari peperangan, tentang negeri baru diatas benua Minari fantasi disini begitu kental terasa. Perebutan negeri Valestia oleh Togaro dibawah kekuasaan Ivar yang tamak dan Sedera Negeri yang dikisahkan super misterius dengan para tetuah dan kemajuan teknologinya. Dan yaa tentang Mikayl-Alyssa-Vigo.
Kisah perangnya tidak begitu dikentarakan secara mendetail bahkan cerita lebih banyak berpusat pada Alyssa-Vigo yang tetap menegangkan dan manis dengan porsi yang cukup. Dua insan yang mempertanyakan manfaat perang dan cinta yang saling menyembuhkan, entahlah menurut saya karakter Alyssa tidak kuat jika disebut pahlawan tapi dia seperti kunci dari ending yang menggantung.
Terlepas dari itu semua, overall saya menikmati ceritanya dan ada satu kutipan yang saya suka dari kisah ini, diucapkan Vigo kepada Alyssa.
"Jaga dirimu Alyssa, apapun yang terjadi jangan kehilangan dirimu."
Membaca novel karya kak Francisca Todi bikin ketagihan banget. Boleh nggak sih aku ikutan nyebur di dalam ceritanya. Jatuh cinta sama karakter tokohnya, setting tempatnya, konfliknya. Jadi kebayang settingnya itu LOTR gitu. Tapi yang main bukan yang jadi Legolas yaa. Ehm, bentar, nggak tau namanya, tapi aku suka sama dia gara-gara nonton trailernya Robin Hood . . Konflik yang diangkat tentang peperangan, memperebutkan kekuasaan, pengambil alihan kekuasaan, kegalauan hati, taktik bertahan hidup, persahabatan, dan banyak hal jadi satu. Ada rahasia yang disembunyikan oleh Vigo dari Alyssa. Dan ketika Alyssa mengetahuinya, antara lega, gemes, sebel, marah, sedih, pingin nangis, semua jadi satu . . Banyak pesan yang coba disampaikan disini. Selain tetap berjuang mempertahankan negara, juga berjuang dalam memberikan kepercayaan walaupun harga yang harus dibayar sangat mahal, kemudian jangan sekali-kali berprasangka buruk dulu sebelum tau kebenarannya
Permusuhan Togaro dan Valestia membuat kedua negara saling melempar teror dan ancaman. Alyssa terjatuh dalam trauma dan mimpi buruk karena serangan musuh dan menewaskan kehidupan lamanya. Dalam perang yang berkecamuk, ia bertemu dengan Vigo, seorang tentara dari negara musuh. Akankah kisah mereka dapat berlanjut mengingat keduanya bagai api dan air?
Keren! Sumpah ini novel distopian, action, romance dari penulis Indonesia terkeren! Meskipun sempet skeptis di awal, karena blurb-nya langsung membangun citra action, tapi isinya nggak soal berantem atau perang, tapi juga makna-makna tersirat kehidupan! Soal ego dan ambisi untuk saling menduduki satu sama lain.
Nggak ngerti harus review apalagi, perfect stars buat buku ini! Rekomen buat dibaca. Kalo ada buku kedua kayaknya aku bakal baca lagi, haha. Good luck buat penulisnya!
Dari blurbnya udah ketahuan banget kalau romance bakal jadi titik berat novel ini, tapi setelah baca, ternyata gak sepenuhnya bahas itu aja.
Walaupun udah cukup sering baca novel dengan tema ini dan eksekusi yang hampir mirip, aku suka gimana alurnya mengalir dan kesannya yang ringan. Romance-nya juga gak berlebihan.
World buildingnya sendiri memang kurang untuk ukuran novel dystopia, tapi penggambarannya secara garis besar di ceritanya udah terasa cukup. Secara keseluruhan, aku menikmati baca novel ini hehe
Kalau butuh novel romance dengan sedikit unsur dystopia, novel ini bisa dicoba 😁
This book is probably the coolest book I've ever read
Ini keren banget sumpah! Suka deg-degan sendiri ketika Alyssa or Vigo or the both of them lagi mengintai markasnya Togaro. Suka parah dengan cara penulisannya yang bikin ketar-ketir. I love the romance also, menurut gue ini romancenya gak berlebihan sama sekali, komposisinya pas buat cerita yang latar belakangnya perang kayak gini. Buat yang suka adventure, this book is highly recommended. Gue berasa baca Divergent ketika baca ini, suka kebayang mukanya Theo James sama Shailene Woodley.
Ceritanya bagus dan khas distopia di mana semua pihak harus bahu membahu untuk membela negeri yang sedang dilanda peperangan.
Gak nyangka pengarang Indonesia bisa menyamai cerita petualangannya semirip dengan yang dituturkan oleh pengarang luar. Soal plotnya menurut saya lumayan meski sudah bisa ditebak akhirnya.
Semua tokoh karakternya kuat, gambaran kejar-kejarannya seru, cuma saya gak menemukan efek puas saat mereka semua berhasil menundukkan lawan. Tokoh Nina pun entah lenyap ke mana padahal ia bisa jadi tokoh yang berpotensi bersikap lebih dominan.
Genre-nya Distopia Fantasi, sekali baca langsung susah ditaruh soalnya seru!!! Tema-nya perang, gerilya dan mata mata, ada romance-nya juga tapi gak berlebihan dan cukup bikin gemes..untuk ukuran novel fantasi, world building-nya cukup oke..buat yang suka Dharitri-nya Nellaneva pasti bakalan suka baca buku ini.
Semoga semakin banyak buku fantasi yang ditulis oleh penulis lokal!
Hm...cukup oke Ini buku ketiga yg kubaca dr penulis ini, jadi udh cocok banget sama penulisannya juga suka banget sama endingnya, gak maksa gitu deh Kurangnya di entahlah adegannya masih kurang memorable Tapi plusnya, karena iseng baca novel ini, aku jd tertarik baca novel lain yg bertema sama kayak gini Berasa kayak dikasih jalan gitu deeeh
"Segelap apapun malam, kunang-kunang tidak berhenti bersinar. Saat memandang mereka, orang lupa kegelapan. Yang mereka lihat hanyalah keindahan." "Tapi hanya sedikit orang yang memiliki kualitas kunang-kunang. Kebanyakan cepat berubah mengikuti keadaan, meredup, lalu akhirnya berubah segelap malam."
Suka sama jalan ceritanya. Satu buku yang mana penjabaran masalahnya ketangkep banget dan ga terkesan terburu-buru penyelesain konfliknya. Suka gaya bahasanya. I love it so much. Tapi rese banget dong tokoh-tokoh yg lain:( Sebelllll
Actual rating: 3.5 untuk kisah Alyssa dan Vigo yang manis meski kemistrinya tidak terlalu berasa. Kalau worldbuilding-nya lebih detail lagi, pasti buku ini makin bagus. Still love this tho 😄
Diksi yang dipakai sangat nyaman dibaca, alur juga cepat, dan menunjukkan progres yang signifikan. Cerita sangat difokuskan kepada keadaan Alyssa sehingga kita gak tau apa yang terjadi di lain sisi. Untuk ending tidak terlalu memuaskan tapi tidak buruk juga.
Tak kusangka ini bukan buku terjamahan. Penulisannya rapi sekali!
premisnya menarik, meski dirasa klise, tapi penulisnya mampu mengemas dengan baik. ringan, bisa dibaca sekali duduk. romansanya manis. penggambaran situasi peperangan berhasil menimbulkan ketegangan.