Jump to ratings and reviews
Rate this book
Rate this book
“Kalau satu-satuya cara untuk menyelamatkan Frea adalah dengan cara mencuri, saya akan melakukannya.”

Padahal Liquor sedang berulang tahun, tetapi dia malah mendapat ‘kado’ yang sangat mengerikan. Kado yang mengancam nyawa Frea, gadis yang teramat dicintai Liquor dan akan segera dinikahi olehnya.

Maka, dimulailah misi Liquor untuk menyelamatkan Frea. Bersama Night – yang sialnya juga mendapat ‘kado’ serupa – Liquor dan Frea bertolak ke Inggris demi misi tersebut.

Di Startfort-Upon-Apon, Bibury dan London, mereka menemui rangkaian kejadian yang gelap manis, lucu, menegangkan, menyakitkan serta berhadapan dengan masa lalu yang tak henti-hentinya menghantui Liquor.

Berhasilkan mereka menyelesaikan misi itu?

436 pages, Paperback

First published May 1, 2018

16 people are currently reading
196 people want to read

About the author

Prisca Primasari

37 books678 followers
English Literature graduate. A sleeping witch who loves pastel goth, sugar, spice, and everything nice.

Her hobbies are writing, traveling, reading all kinda literary works, watching movies and anime, and listening to music.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
75 (43%)
4 stars
75 (43%)
3 stars
19 (11%)
2 stars
2 (1%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 30 of 70 reviews
Profile Image for Reina Tan.
288 reviews143 followers
July 19, 2018
⚠ subjective opinion || Indonesia
° ° °

Manis. Menegangkan. Kaget.

Tiga kata itu kayaknya cocok untuk menggambarkan secara garis besar tentang 'Lovely Heist' ini. Sebenarnya, banyak emosi, tapi mayoritas 3 itu saja sudah cukup.

Lovely Heist merupakan kelanjutan dari petualangan trio utama, Liquor, Night, dan Frea. Berbeda dengan Love Theft—yang menurutku—lebih didominasi dengan keromantisan, buku ini lebih menegangkan.

Yah, meskipun masih memiliki unsur keromantisan yang kuat.

Ketika baca ini, aku cerewet banget. HAHAHA. Banyak hal yang tiba-tiba nongol dan teka-teki dadakan yang muncul. Aku sampai ngumpat di beberapa adegan karena it 😂

Liquor masih menjadi Liquor, begitu juga Frea dan Night. Oh, dan Akiko.

Hubungan Night dan Akiko benar-benar deh. Romantis, tapi konyol juga😂

Tapi, kalau boleh jujur, aku sempat gedeg sama Liquor yang sedikit-sedikit mainnya senggol bacok. Yeah, I knew why he acted like that... Tapi... Tetap saja gitu... Rasanya aku pengin bacok deh😂

Topik permasalahan utama novel ini sebenarnya simpel. Apakah itu?

Itu adalah Cinta.

Serius. Bukan bermaksud cheesy atau cringe, tapi memang hal yang membuat keromantisan dan ketegangan dalam novel ini berawal dari perasaan cinta yang dimiliki para tokoh.

Memang benar kayaknya. Cinta bisa membuat orang jadi buta, gila, norak, cringe, dan sebagainya.

Bahkan cinta bisa mengubah orang jadi pembunuh.

*Ini kenapa malah bahas cinta yak*

Tapi serius, Cinta adalah sumber kecelakaan dalam buku ini.

Romance terbalut aksi baku tembak demi orang yang disayangi. Really... Kadang aku suka merasa cringe di beberapa bagian, tapi juga kesengsem LOL 😂😂

Ya, cinta kan gak harus semacam sepasang kekasih doang. Cinta kepada keluarga, misalnya.

Omong-omong cinta kepada keluarga, aku hampir nangis ketika membaca momen keluarga yang ada. Liquor dengan orang tuanya itu.... *sigh* 😣

Kasian tapi susah juga gitu...

Aura psychopath yang dibangun Kak Prisca cukup terasa, sampai-sampai aku merinding gitu. Apalagi... Pas baca potongan diary orang gila itu....

Aku sampe komat-kamit ngomong amit-amit. 😂

Kemudian....

Tarantula dan Grasshopper masih menjadi tokoh sampingan terfavorit aku. Terutama, Grasshopper. I really like her sarcasm 😂

And, I adore their friendship so much. Lucu gitu. 😆

Jujur sebelum membabat habis buku ini, aku sempat put off beberapa kali karena pada bagian awal, menurutku, membosankan. Susah banget pasti cari trigger point biar aku mau lanjut baca.

Tapi setelah dapat encourage dari beberapa teman bookstagram dan mencoba bersabar....

I can't stop reading it. This book is such a page turner!

Despite I'm disappointed with the beginning, akhirnya aku jatuh cinta dengan buku ini.

Terima kasih kepada Kak Prisca yang telah menciptakan karakter-karakter ini😆
Profile Image for Lelita P..
628 reviews60 followers
June 6, 2018
Jadi begini.

Saya membaca Love Theft #1 dan #2 ketika bukunya masih self-publishing, dan itu sudah cukup lama... 2-3 tahun lalu. Sebetulnya saya ingin membaca ulang Love Theft dulu sebelum mulai membaca Lovely Heist, tapi tidak ada waktu. Jadilah saya mulai membaca Lovely Heist dengan sisa-sisa ingatan tentang Love Theft.

... yang ternyata cukup. Karena kejadian-kejadian Love Theft tidak terlalu sering disinggung di Lovely Heist ini, pun karena saya sering membaca side story Love Theft/Lovely Heist di blog Tumblr Mbak Prisca sebelum pemerintah memblokir Tumblr, jadi rupanya saya tidak selupa yang saya pikirkan. (Favorit saya: cerita sampingan Tarantula, yang saya baca berulang kali.)

Saya membaca Lovely Heist dalam perjalanan dan sebagai teman menunggu. Pilihan yang tepat. Tapi sering saya selingi dengan main HP karena saya tidak ingin novel ini cepat habis. Yah, meskipun empat ratus halaman, tetap saja sihir magis tulisan Mbak Prisca memungkinkan pembacanya untuk membaca novel-novelnya dalam sekali duduk.

Sebetulnya saya bingung bagaimana merangkai kata untuk mengulas Lovely Heist ini. Begitu campur aduk. Mungkin ini pertama kalinya ada novel Mbak Prisca yang memberikan efek book hangover sebegininya; barangkali karena bukunya tebal, ceritanya intens, emosinya dalam, dan terasa sekali Mbak Prisca menulis ini bagaikan menyusun keping puzzle dengan sangat hati-hati, penuh perasaan. Usai menutup buku, saya membaca-bacanya lagi.

Yah, mungkin akan saya tuliskan saja poin-poin yang saya highlight dari novel ini:

1. Hal pertama yang mencuri perhatian saya adalah bagaimana Mbak Prisca bisa meramu cerita magical realism dengan sangat padu seperti ini. Beberapa hal sangat magical, seperti keberadaan organisasi Arthropods itu sendiri dan cara pencuriannya, tetapi di sisi lain beberapa hal sangat realistis, seperti dibutuhkannya surat undangan untuk mempercepat pengurusan visa, adanya birokrasi imigrasi yang bertele-tele, dan dihadirkannya tokoh representatif Arthropods di Inggris karena tidak mungkin mengirim paket dengan cepat dari Jakarta. Hal-hal yang sangat detail, sangat sehari-hari, sangat Indonesia, sangat relatable. Mbak Prisca memang selalu tak pernah luput dari detail, tapi selalu berhasil juga menuliskan detail itu sedemikian rupa sehingga tidak bikin mengernyit.

2. Jalan ceritanya. Saya tidak punya kata lain selain: bagus. Ini cerita yang bagus. Ini tipe kisah yang begitu Anda selesai membacanya Anda akan berkomentar, "Bagus banget ceritanya." Dan itu dari segi cerita, bukan yang lain. Pembaca dibuai dari awal hingga akhir dengan satu cerita besar yang utuh dengan subplot-subplot selingan yang semuanya bagaikan film; runut dan menyisakan rasa puas. Meskipun predictable, itu bukan masalah sama sekali. Intensitas ceritanya begitu menenggelamkan. Saya tidak menemukan plot hole satu pun.

3. Yang saya sukai lagi dari novel ini adalah karena tidak ada tokoh yang benar-benar antagonis di sini. Well, ada sih--tapi alasannya jelas, bukan sekadar jahat dari sananya. Kebanyakan tokoh di sini abu-abu. Namun, di antara keabu-abuan itu, hampir semuanya lebih memilih kebaikan. Fakta itu meninggalkan senyum di wajah saya.


Dan kemudian saya bingung harus menuliskan apa lagi. Saya menikmati interaksi Trio Feline, Prue-Tarantula, juga Tarantula-Grasshopper. Terutama saya lumayan senang dengan perkembangan karakter Frea di sini. Mungkin karena sudah lebih dewasa dibanding di Love Theft ya... jadi rasanya sedikit lebih matang dan berkepala dingin. Dan dia selalu menjadi moral kompas di antara Trio Feline, plus saya kagum dengan prinsip-prinsipnya yang teguh--terutama soal hubungannya dengan Liquor.


Mungkin itu saja. Kalau ada tambahan, saya akan menyunting ulasan ini.

Terima kasih atas sajiannya yang memabukkan, Mbak Prisca.
Profile Image for Fakhrisina Amalia.
Author 14 books200 followers
July 20, 2018
"Karena, kamu tidak bisa mengobati hati kamu dengan cara merusak hati orang lain... atau merusak dirimu sendiri." Frea, halaman 375.

Dari mana aku harus mulai menulis ulasan yang sebenarnya nggak cukup membantu ini?

Jadi, Lovely Heist adalah buku terakhir dari timbunan buku yang harus aku habiskan sebelum kedatangan buku-buku baru dan ujian profesi. Aku sengaja menyisakan Lovely Heist di akhir karena berdasarkan pengalamanku membaca Love Theft dulu, aku sangat suka so I decided to save the best for last. Meskipun ternyata buku-buku di timbunanku yang kubaca sebelum Lovely Heist juga bagus-bagus dan membuat reading slump-ku sirna!

Lovely Heist menceritakan kelanjutan cerita Frea, Liquor, Night dan kawan-kawan setelah duo cowok itu keluar dari penjara. Mereka memang sudah memutuskan untuk nggak mencuri lagi, tapi sebuah misi menyelamatkan hidup Frea dan Akiko membuat mereka mau nggak mau harus mencuri lagi. Aku suka banget dengan semua elemen yang ada di buku ini; plot-nya, karakter-karakternya, konfliknya, bahkan hubungan percintaannya (nggak bisa nggak senyum-senyum kalau baca bagian Frea - Liquor atau Night - Akiko) yang membuatku memikirkan apakah sudah saatnya aku punya pasangan (lagi) juga? *lah* dan tentu saja kovernya! Ya ampun sumpah ya bukan cuma penulisnya, tapi AKU juga sangat suka dengan kover Lovely Heist ini!!!! *nggak nyantai*

Selain itu, setelah sekian lama, kalau nggak salah nyaris dua tahun, aku belum pernah lagi begadang baca buku yang literally begadang sampai subuh dan membaca non stop sampai aku baca Lovely Heist. Sama sekali nggak ada penyesalan di hati aku karena nggak tidur dan non stop membacanya dari tengah malam sampai jam empat dini hari :')

Magical realism, kalau merujuk pada genre buku ini, tapi tanpa genre pun, aku selalu merasa tulisan Kak Prisca memiliki magic-nya sendiri karena setiap membaca tulisannya, aku nggak bisa berhenti :')
Profile Image for Sulis Peri Hutan.
1,056 reviews297 followers
June 20, 2018
Review lengkap http://www.kubikelromance.com/2018/06...

Kasus terakhir yang Liquor dan Night tangani di Love Theft membuat jera, mereka benar-benar berhenti dari komplotan pencuri Arthropods, ingin fokus pada kehidupan pribadi masing-masing. Liquor yang ingin menikah dengan Frea, sedangkan Night ingin menghabiskan waktu bersama dengan istrinya, Akiko. Namun, mereka terpaksa menghadapi misi baru karena nyawa Frea dan Akiko menjadi taruhannya.

Mereka berdua harus mencuri cincin rubi milik Wilhelmina Putri, Pigeon's Blood. Sebuah cincin yang memiliki takhayul bisa membuat pemakainya jatuh cinta selamanya pada orang yang memberikannya. Karena tidak ingin kejadian buruk menimpa baik Liquor maupun Night lagi, Frea mengusulkan untuk meminta cincin tersebut secara baik-baik, dengan membelinya. Anehnya, Mina, sang pemilik tidak merasa keberatan, hanya saja dia perlu ijin kepada tunangannya, dan tentu saja Devon menolak mentah-mentah.

Tidak ada cara lain selain mencuri, mereka hanya memiliki waktu 39 hari. Perburuan cincin rubi ternyata tidak semudah yang dibayangkan, tidak hanya di Indonesia, mereka harus melakukan aksi di London, Inggris. Negara yang paling tidak ingin didatangi oleh Liquor, negara yang menyimpan sebuah rahasia tentang Night.
"Saya mencintaimu, Frea." Kudengar Liquor berbisik di telingaku. "Terserah kamu mau percaya atau tidak."
Di buku kedua series Love Theft ini masih mengusung genre crime-romance, bahkan kalau menurutku Prisca Primasari lebih dalam lagi dalam mengembangkan nuansa suspense, pun dengan kisah cintanya. Berbeda dengan buku pertama yang terasa lebih ringan, penulis juga mengembangkan kemampuannya dalam meramu kasus kriminal, tidak hanya bagaimana cara mencuri dan mengelabui, ada adegan kebut-kebutan, tembak-tembakan dan bermain racun. Kali ini benar-benar menegangkan!

Membaca Lovely Heist seakan tidak ada jeda untuk bernapas lega, setiap menuju konflik utama, pembaca akan disuguhi konflik yang baru lagi, selalu ada kejutan di dalamnya. Misalkan saja ketika mereka bertiga tiba di Inggris, mereka malah bertemu rintangan baru dari pihak Night. Plot-nya padat dan memiliki pace yang cukup cepat, dalam artian penulis tidak berbelit-belit tentang jalan cerita dan cukup detail tanpa perlu banyak basa basi.

Bicara soal Love Theft, pasti nggak asing dengan komplotan pencuri Arthropods. Di buku keduanya ini, Lovely Heist, akan ada anggota baru yang mendapatkan panggung utama, selain Liquor, Night, Tarantula dan Grasshopper tentunya. Akan ada dua anggota yang akan diperkenalkan kepada pembaca, nama mereka berhubungan dengan karya Bram Stoker dan racun dalam bahasa Jerman.

Setting waktunya empat tahun setelah ending buku pertama, menemui kasus dan lokasi baru, kita akan di bawa terbang ke London. Menyelesaikan masalah yang belum tuntas juga di sana, melihat hubungan Frea-Liquor yang diuji, dalamnya perasaan yang dimiliki Night-Akiko, dan tentang mencintai tapi tak bisa memiliki.

Setiap karakter digali lebih dalam lewat konflik yang mereka hadapi, misal karakter minor yang cukup mencuri perhatian, Tarantula. Ada referensi buku dan film yang mendukung kuat beberapa karakter di buku ini. Tidak ada peran yang benar-benar antagonis, semua memiliki sebab akibat sehingga kita bisa memahami kondisi mereka, kita akan ikut berempati. Membaca buku ini, jelas kalian akan menemui karakter antihero.

Dan yang paling saya suka adalah bagian ketika Liquor dan Frea bersama, masih khas mereka, adegan yang sangat biasa bisa terasa sangat spesial kalau Liquor yang melakukannya. Beberapa adegan favorit saya di buku ini antara lain:
Night kembali fokus ke jalan sambil sesekali memperhatikan penunjuk arah di ponsel. Aku merebahkan pipiku di bahu Liquore, memejamkan mata sambil menghirup aroma barley mint dan kopi dari rambutnya. Lalu aku sadar bahwa aroma kopi itu bukan berasal dari tubuhnya, melainkan rambutnya.
"Kamu ganti sampo?" tanyaku pelan, baru menyadarinya. Kurasakan dia mengangguk. "Suka?" tanyanya lembut, dan aku mengangguk sambil tersenyum padanya.
"Saya masih penasaran kenapa Harker suruh kamu dan Night buat mencuri cincin aktris itu," ujarku lirih.
Liquor menggeleng dingin. "Saya tidak peduli. Itu urusannya," ujarnya. "Urusan saya hanya kamu, Frea."
Duh, makin cinta sama Liquor :*

Sedikit kekurangan, ada pada adegan baku tembak, cukup dramatis tapi bagi saya sedikit dipaksakan, sedikit tidak logis. Mungkin karena terlalu cepat, sehingga adegan tersebut kurang tergambarkan secara detail, dan untuk rasa was-wasnya, dapat banget, berharap nggak kenapa-napa dengan tokoh favorit saya XD. Namun secara keseluruhan semua yang menjadi pertanyaan ketika mendapati sesuatu yang berasa kurang, pasti nantinya penulis akan menjawabnya. Laiknya Liquor yang selalu tahu isi hati dan kepala Frea tanpa perlu bertanya padanya.

Lovely Heist sangat cocok bila kalian ingin mencicipi bacaan bergenre crime-romance yang ditulis oleh penulis dalam negeri, yang ingin mabuk oleh pesona Liquor dan terlena akan Night. Jangan lewatkan aksi trio Feline dalam menyelesaikan misi yang cukup berbahaya kali ini.
Profile Image for April Silalahi.
227 reviews213 followers
July 21, 2018
Saya mencintai Liqour sebagaimana kamu, penulis juga mencintainya saat menulis Dan membaca buku in
Buku in 3 seri. Tp setiap lembarnya ngebuat Saya tidak berhenti membalikan halaman Demi halaman Demi menebak petualangan apalagi yang dihadapi trio pencuri ini.

Terimakasih atas cerita yg sangat indah..

Bacalah. Selami dunia pencuri Dan percintaan di dalam buku ini. Siaplah jatuh cinta pada Liqour. Seperti Saya cinta akan tokohnya. Dan tidak rela kisahnya berhenti pada buku ketiga :'(
Profile Image for Dinur A..
258 reviews98 followers
August 21, 2021
Saya sebenernya ga sampe hati ngasih 2,5 bintang doang buat seorang Prisca Primasari, namun apa boleh buat, mungkin memang saya yang udah agak kesulitan nyambung dengan dunia Frea dkk, atau barangkali sayanya aja yg tidak sedang berada dalam mood terbaik waktu baca buku ini. Sebelumnya saya nggak ada masalah dgn Love Theft 1 dan 2 (bahkan saya baca ulang versi Inari-nya juga), tapi entah kenapa sekuelnya ini terkesan lebih... apa ya, mengada-ada to be honest. Jgn salah, saya sepenuhnya paham dgn keseluruhan konsep magical-realism yg diangkat penulis, in fact, aspek tsb-lah yg bikin saya ngefans berat sama buku2 beliau selama ini—always been a huge fan of hers ever since Éclair: Pagi Terakhir di Rusia, tapi menyangkut buku ini, entahlah deh...

Jujur, selama baca buku ini saya sering bgt muter mata tiap nemu kata rapuh, dingin, elok, hampa, menawan, mata cokelat wiski, mata hitam onyx, wangi barley mint, dll dll dll yg diulang sejuta kali seolah kita pembaca ga bisa nyimpulin sendiri betapa terluka dan tampan-nya si Liquor atau Night atau siapalah. Saya mengalami banyak sekali yaelah-moment selama baca buku ini gara-gara Frea, dia selaku narator sama sekali ga membantu dalam menaikkan tensi cerita selain muji2 fisik tokoh lainnya setiap mereka muncul. Adegan Night turun dari mobil aja dia ga lupa buat bilang betapa elok-nya wajah Night. Ohiya selain muji-muji fisik, kerjaan dia juga cuma ngerasa hatinya ditoreh-toreh sembilu tiap ada adegan mengharukan dikit di depannya. Saya kalo jadi dia mana sempet ngerasa terharu, justru saya bakalan cepet2 ngerusak momen tsb dan kembali ke misi utama. Terus, penggunaan italic di beberapa adegan juga ga menambah efek apa pun, cuma bikin saya tambah ngernyit doang.

Kesimpulan saya cuma satu selama baca buku ini, penulis begitu starstruck dgn tokoh2 ciptaannya sampai kadang lupa nahan diri buat ga fangirling sendiri. Tentunya sama sekali ga ada yg salah dgn seorang penulis yg begitu mencintai tokoh2 karangannya, tapi mungkin eksekusinya aja yg kurang pas di saya. Lagi2, mungkin sayanya aja yg lagi ga mood... ditambah Frea yg di buku ini rada2 dodol wkwk, juga Liquor serta Night yg bagi saya lama kelamaan semakin berkelakuan seperti cry baby alih-alih utusan Robin Hood yg smart dan taktis.

Kasarnya, saya semacam udah so done gitu sama Arthropods squad. Atau mungkin, saya cuma lagi kelewat kangen dengan tulisan-tulisan Prisca Primasari yang 'biasanya', macem Paris, Kastel Es, Evergreen, dll gitu...

Dibuletin jadi 3 bintang karena bagaimanapun jg saya sangat mengapresiasi kreativitas plotnya, serta twist kecil menyangkut Betelgeuse (di antara selusin anggota Arthropods, saya malah sukanya sama dia).
Profile Image for Orinthia Lee.
Author 12 books123 followers
June 1, 2018
Akhirnya selesai juga kisah Liquor, Frea dan Night. Nggak rela wkwkw... Masih pengen baca ceritanya lagi sampe Liquor jadi papa gitu #heh
Profile Image for Nining Sriningsih.
361 reviews38 followers
May 22, 2020
*baca di Gramedia Digital
=)

awal-awal'y sich, q kurang dapat feeling cerita'y..
tapiiiii, makin mendekati ending, jadi ikut terbawa suasana'y..
:D

happy ending..
yeaaaah..
:D
Profile Image for Nurul.
310 reviews38 followers
January 19, 2020
Read my full review : https://dailybooksread.wordpress.com/...

Saya suka banget sama buku ini. Sama kayak buku pertamanya, Lovely Heist juga sebagian besar isinya gimana cara mereka ngejalanin misi itu, tapi di buku kedua ini lebih-lebih bikin deg-degan sepanjang buku. Karna, masalahnya lebih rumit lagi dan adegan action-nya lebih banyak lagi.

Tapi masih ada juga adegan cheesy, walaupun kadang saya suka, cuma ada juga yang rasanya berlebihan gitu dan sayang banget konflik Mina kurang dijelasin lagi penyelesaiannya jadi berasa digantung.

Rate : 4/5
Profile Image for Dyah.
1,110 reviews64 followers
October 13, 2020
Pengakuan dulu di awal, aku bukan penikmat novel-novel roman, jadi mungkin aku sulit menilai dan membandingkan sebuah novel roman. Biasanya kalau sudah sampai bagian cinta-cintaannya, aku bakal bergidik dan harus stop baca dulu untuk beberapa saat. Untungnya dalam Lovely Heist ini tidak banyak adegan yang bikin aku cringe. Di sini banyak juga adegan laga yang membuat kisahnya jadi seru. Aku baru merasa seru banget di sepertiga akhir cerita, dan cukup puas dengan penutupnya.
.
Ok.
FYI, Lovely Heist adalah sekuel dari Love Theft, masih mengisahkan tentang sepak terjang kelompok pencuri bernama Arthropods, dan seorang gadis bernama Frea yang terlibat di dalamnya.
Premis di Lovely Heist: Frea diracuni, dan untuk mendapatkan penawarnya, dia dan sang kekasih, Liquor, harus mencuri sebuah cincin batu rubi yang langka. Tapi tentu saja tidak sesederhana itu konfliknya. Pada pelaksanaannya, ketiga tokoh utama dalam novel ini (Frea, Liquor, dan Night) harus menghadapi masalah masa lalu mereka masing-masing.
.
Ciri khas Mbak Prisca, pasti ada latar tempat di luar negeri. Kali ini ada London, yang dideskripsikan dengan apik sebagai kota romantis dan misterius. Lumayan memperbaiki gambaranku tentang London yang lembap dan suram karena selalu hujan (*lirik Neverwhere dan serial Lockwood & Co.)
.
Omong-omong soal tokoh-tokohnya, selain ketiga tokoh utama yang lebih dieksplorasi lagi latar belakang dan kepribadiannya, ada juga tokoh-tokoh baru yang menarik. Aku tidak punya tokoh favorit, karena tidak ada yang klik banget denganku 😂 Yah, mungkin yang paling menarik bagiku adalah Miss Betelgeuse, representatif Arthropods di London. Aku ingin baca lebih banyak tentangnya.
.
Rating ⭐⭐⭐⭐
Secara alur cerita, belum ada yang mind-blowing buatku. Tapi aku sangat suka dengan desain sampul dan isi yang sangat mencerminkan ceritanya, jadi kuberi tambahan satu bintang untuk rating akhir.
Profile Image for Autmn Reader.
881 reviews91 followers
May 22, 2024
Reread 22 May 2024

Wah, ternyta tahun 2019 silam, aku baca ini bulan Mei juga. Wkwk. Ini salah satu buku dari Mbak Pris yang paling kusuka, sih. Tapi ironisnya jarang kubaca ulang, 😂. Gimna ya, abisan tuh klo abis baca Feline ini, aku jdi kek susah move on dan kepikiran terus. Nah berhubung sekarang banyak asupan dari Scarlet dan Hourglass, barulah kuberani baca ulang lagi. Wkwk. (Intro-nya panjang bener).

Di cerita ini jadi lebih kenal geng Arthropod. Banyak yang muncul dan porsinya sesuai. Mungkin yang rada bikin aku bertanya kenapa dia ada di sini itu Grasshopper kali, yak. Walaupun dia dimunculin juga di akhir dan punya peran lumayan besar juga, sih. Jadi dia tetep bukan chara yg useless juga di buku ini.

Seperti biasa ya, setting London-nya begitu terasa. Sendu tapi hectic banget dengan keberadaan Trio tercinta ini.

Anyway, setelah bac Side Story Feline di IG nya Mbak Pris, aku jdi pingin liat Liquor berinteraksi ama Ayahnya. Pasti manis bnget. Makanya hatiku malah ikut potek kek Liquor kalau inget bapak Arthur 😭

=====


Susah deh deskrpsiin cerita ini, huhu. Baca kedua kalinya malah bkin lbih suka ama ceritanya, mkin sadar kalau character development cerita ini oke punya, feel di cerita ini apalagi.

Poin penting yang paling kusuka adalah, gimana background tokoh di sini itu jelas. Antagonisnya bahkan menarik simpati. Dia jadi jahat ya karena punya alasan, bukan ujug2 jahatnya dateng kayak anugerah dari langit.

Kekurangannya? Masih sama dengan love theft yang terlalu banyak kata2 pujian betapa rupawannya Night dan betapa kelamnya Liquor atau betapa indahnya mereka berdua. Aku pribadi gak keganggu-ganggu banget kok.

Aku jadi pingin ada side storynya Harker-Mina ama Tarantula-Prue. Well, Tarantula-Prue is my favorite couple all time kayaknya, ahaha.
Profile Image for Lala.
128 reviews46 followers
March 12, 2021
Lovely Heist masih berkisah tentang ‘petualangan’ Liquor, Night, dan Frea dalam kasus pencurian barang mewah. Novel ini merupakan sekuel dari Love Theft, dan banyak mengambil setting tempat di Inggris. ⁣⁣⁣

Buku ini terasa lebih menegangkan dibandingkan Love Theft yang auranya lebih happy dan manis, meski kovernya warna merah muda. Crime-nya lebih terasa.⁣⁣⁣ Kisah di Lovely Heist agaknya memang direncanakan ‘lebih rumit’ dibandingkan dengan Love Theft, terutama mengenai sosok korban yang menyimpan rahasia.
⁣⁣
Sayangnya di awal cerita aku merasa agak flat gitu, sempet berhenti baca tapi dilanjutkan lagi. Kalau kalian merasa hal serupa, coba lanjut baca aja, deh. Soalnya halaman-halaman selanjutnya itu page turner. Pake BANGET. 🙊⁣
⁣⁣
Selain kasus utama yang melibatkan cincin rubi dan Wilhelmina Putri, ada sub story yang berkisah tentang kehidupan Liquor, dan juga apa saja yang pernah dialami oleh Night.⁣⁣
⁣⁣
Di Lovely Heist ini, ada kedatangan tokoh-tokoh baru yang pernah berinteraksi dengan Night dan cukup berpengaruh dalam cerita. Singkatnya, Lovely Heist mencoba menggali lagi kisah para tokoh.⁣⁣
⁣⁣
Oh ya, aku senangnya di sini Kak Prisca berusaha untuk menjawab pertanyaan kita, tiap ada hal janggal, supaya nggak terkesan plot hole atau ada hal yang kurang masuk di akal. ⁣⁣
⁣⁣
Aku memberikan 4 ⭐️ untuk buku yang memiliki sentuhan magical realism ini! (Ternyata unsur inilah yang menjelaskan keseluruhan seri)⁣⁣
⁣⁣
Btw, aku pengin ada cerita Akiko & Night. :(
Profile Image for Stefanie Sugia.
731 reviews178 followers
June 20, 2018
"Ini pasti mimpi.
Mendengar bahwa di tubuhku ada entah-apa yang akan membunuhku 39 hari kemudian, itu sesuatu yang hanya bisa kau alami dalam mimpi. Benar, bukan?"
Sebelum membaca buku ini, aku berkenalan dengan karakter-karakternya terlebih dahulu lewat duologi berjudul Love Theft, yang sempat diterbitkan secara individu oleh penulisnya pada tahun 2015/2016. Oleh karena itu, sewaktu Prisca Primasari mengumumkan bahwa akan ada kelanjutan dari kisah Frea, Liquor, dan Night, aku sangat senang karena akhirnya bisa mengetahui apa yang terjadi pada mereka selanjutnya.

Alur cerita Lovely Heist dimulai sekitar 4 tahun setelah ending buku pendahulunya, Love Theft. Setelah menanti selama hampir 4 tahun lamanya, waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba: yaitu kebebasan Liquor dan Night dari penjara. Sewaktu memulai buku ini, jujur saja aku sudah lupa-lupa ingat dengan apa saja yang terjadi di buku sebelumnya. Untungnya, buku ini sedikit banyak merekap apa yang sudah terjadi di buku sebelumnya dan juga menjelaskan kembali karakter-karakter yang terlibat di dalamnya. Jadi, bagi yang belum pernah membaca buku Love Theft pun, kalian bisa membaca buku ini secara terpisah. Tidak jauh berbeda dari pendahulunya, Lovely Heist juga masih melibatkan sebuah misi pencurian yang penuh dengan tantangan yang menegangkan. Cara penulisannya membuat pembaca ikut merasa was-was karena tidak tahu hal buruk apa yang bisa terjadi pada karakter-karakternya. 😆 Ending-nya memuaskan dan semua konflik yang dibahas dalam ceritanya pun diakhiri dengan baik tanpa ada yang terasa menggantung.
"Ada satu titik dalam hidupmu di mana kau perlu membuat pilihan. Pilihan itu bisa baik, bisa buruk. Dan bisa pula di antaranya. Saya memilih yang ketiga... Saya sudah membuat pilihan. Dan saya bertekad untuk tidak menyesalinya."
Bisa dikatakan aku lebih menikmati kisah Lovely Heist ini karena aku merasa penulisannya terasa lebih matang dan juga mengalir dengan lebih baik. Beberapa misteri di balik karakter-karakternya yang selama ini membuat penasaran pun perlahan-lahan diungkap dalam buku ini. Meskipun buku ini memang terfokus pada kisah pencurian, penulisnya juga menceritakan dinamika hubungan Liquor-Frea dan Night-Akiko-san yang manis. 😊 Karakter antagonis dalam buku ini juga sangat menarik, tetapi aku tidak akan banyak membahasnya supaya tidak memberikan spoiler bagi yang belum membaca. Yang jelas karakter tersebut berhasil membuatku bergidik ngeri sewaktu membayangkan apa yang sudah ia perbuat. 🤢

Secara keseluruhan, aku sangat menikmati buku ini, karena kisahnya memadukan elemen romantis dari hubungan karakter-karakter utamanya dan ketegangan dari misi pencurian yang harus mereka lakukan. Selama ini, aku selalu menyukai gaya penulisan Prisca Primasari, dan lagi-lagi aku merasa ia berhasil meninggalkan kesan yang baik dengan buku ini. Aku akan selalu mengingat komplotan pencuri Arthropods yang ciri khasnya adalah menjalankan misi mereka dengan bantuan serangga. Semoga penulisnya akan terus melahirkan karya yang dapat terus menghibur pembaca. 😊
"Aku sendiri tidak akan pernah tega meracuni orang demi menyembuhkan hatiku atau mencapai tujuanku, tapi aku berusaha memahami bahwa terkadang, orang memang bisa gelap mata karena cinta, juga luka yang dalam."


Baca review selengkapnya di:
http://www.thebookielooker.com/2018/0...
Profile Image for Elis Kalisma Detik.
8 reviews1 follower
June 5, 2020
3,5🌟 Sepertinya rating maksimal yang bisa saya berikan untuk buku ini.

Ini buku karangan Prisca Primasari ke-3 yang saya baca. Jujur saja saya selalu takjub dengan cara penulis mendeskripsikan latar dalam setiap ceritanya. Gaya kepenulisan Prisca adalah alasan saya selalu penasaran untuk membaca karya-karyanya yang lain. Apalagi, buku ini sebagian besar berlatar London dengan segala keindahannya.

Saya membaca buku ini tepat setelah menyelesaikan seri pertamanya. Ok, lumayan page turning di awal. Kemudian muncul banyak momen "yaelaah" yang saya rasakan. Berawal dari kemunculan Night yang disertai deskripsi kesempurnaan. Entah berapa kali saya menemukan nama Night disandingkan dengan kata "cantik","anggun","indah", "ramping" dan "elok". Tidak lupa juga deskripsi mata bagai batu onyx-nya Night dan mata coklat wiski-nya liquor. Hingga di beberapa bagian, saya merasa harus mengambil jeda untuk menarik nafas dan memutar bola mata. Penulis seperti benar-benar ingin menunjukkan Liquor yang rapuh, dan Night yang indah berkali-kali hingga saya tak mampu menghitungnya.

Mengenai tokoh Frea, bekali-kali saya kesal dibuatnya. Tapi yasudahlah, mungkin itu caranya "membuktikan diri", atau barangkali memang sudah harus begitu jalannya (kalau kata Night). Tapi, narasi yang diambil dari sudut pandang Frea sering kali terasa over. Over dalam hal mengagungkan fisik Liquor dan Night, juga memandang semua hal dengan melankolis, penuh haru dan sendu. Bahkan di saat-saat kritis pun Frea masih sempat merasa haru dan memuji wajah Night yang elok.

Untuk alur, terasa lebih cepat dari buku pertama. Tapi rasanya seperti berlari kencang menuju puncak gunung yang tidak terlalu tinggi. Saya tidak terlalu merasakan sentuhan magis dari tulisan Prisca kali ini. Entah mungkin karena kondisi saya saat membaca sedang tidak terlalu bahagia 😁

Konsep ceritanya bagus sekali, hanya mungkin kurang cocok untuk saya. Karena buktinya banyak sekali yang suka buku ini, kok.

Mengenai pendeskripsian Night yang hampir sempurna, saya maklumi karena Night adalah salah satu tokoh favorit penulis. Tapi, saya jadi penasaran siapa ya yang jadi muse untuk penggambaran fisik dan karakter Night? Karena jujur, berkali-kali dijabarkan pun, saya tidak bisa membayangkan Night dalam wujud real 😁

Oke, mungkin itu saja.
Buku ini masih bisa banget dinikmati kok. Apalagi untuk orang-orang yang sedang kasmaran. Mungkin bisa membayangkan Liquor atau Night sebagai gebetan 😁
Profile Image for Fikriah Azhari.
362 reviews144 followers
February 5, 2024
❝Hanya ada satu cara. Dan kalau satu-satunya cara untuk menyelamatkan Frea adalah dengan mencuri, saya akan melakukannya.❞

❝Saya dan kamu tidak akan bisa hidup bahagia kalau kamu masih saja ragu, Frea.❞


Frea kira, penantiannya selama nyaris empat tahun akan segera berakhir dan dirinya bisa memulai kehidupan yang lebih normal bersama Liquor, jauh dari aksi pencurian yang sepaka tidak akan pernah disentuhnya lagi. Namun ketika racun ternyata mengalir di dalam tubuh Frea dan Akiko, tidak ada lagi pilihan selain mencuri cincin tunangan dengan rubi pigeon's blood milik aktris Wilhelmina Putri.

Kali ini, semuanya harus berjalan lancar, demi memastikan Liquor dan Night tidak perlu kembali ke penjara, walau sekali lagi harus mempertarukan nyawa.

🐞🐞🐞

Aku udah ngomong ke Kak Prisca, kalau aku mau gabung Arthropods juga... nanti seranggaku belalang sembah...

Lovely Heist memiliki adegan action lebih banyak dan menegangkan dibanding Love Theft. Ini jelas buku yang lebih melelahkan karena banyak adegan berantem dan lari-lariannya! Tapi alurnya berasa rapi banget, penyusunan strateginya, eksekusi aksinya. Terlebih atmosfer mendukung Inggris yang gelap, sedih dan dingin—di mana katanya yang mati masih bisa mendengar yang hidup, ditambah lagi karakter psiko bikin bergidik ngeri 😨

Semuanya menjadi semakin complicated dan intens, apalagi Liquor yang mode senggol bacok—bahkan hampir ngebacok "sahabatnya" sendiri, karena yang penting menurutnya saat ini adalah mendapatkan penawar untuk Frea dan nggak ada yang boleh menghambatnya.

Sebenarnya ada beberapa dialog yang cheesy abisss tapi somehow normal aja soalnya kepikiran Liquor emang begitu kalau udah sama Frea. Mungkin kita bisa mencintai Night yang lembut itu dengan mudah, terlebih ketika melihat dia memperlakukan Akiko dan bagaimana mereka mencintai satu sama lain. Tapi untuk Liquor, tidak mudah mengerti sikapnya, namun kita juga punya Frea di sini, membuat kita sadar segala yang Liquor upayakan untuk orang yang dia cintai, satu-satunya yang bisa membuatnya bahagia.

Ada beberapa sub plot dalam buku ini yang saling terkait dan menambah warna. Aku tertipu pada salah satunya padahal aku udah tahu artinya!! 😱 Aku puas dengan endingnya! 🥹 Meskipun nggak nolak ketemu mereka lagi di cerita lain 😋
Profile Image for Maya Yudhianto.
72 reviews10 followers
September 23, 2018
Saya membaca buku ini karena penasaran apa yang terjadi pasca Night dan Liqor keluar dari penjara. Dan setelah saya baca, jujur saja saya bosan dan bingung. Berbeda dengan ketika saya membaca Love Theft, prequelnya. Saya tidak tau apa penyebabnya, apakah mood saya yang sedang tidak bagus, atau saya yang tidak klik dengan Frea dkk. Entahlah. Rasanya tidak bisa masuk ke dalam cerita. Berlebihan dan seperti mengada-ada, sorry to say. Perasaan seperti ini belum pernah saya rasakan terhadap buku-buku beliau yang lain (ada 7 buku yang sudah saya baca).
.
.
Apalagi saat peristiwa di kafe, ketika mereka hendak menemui Harker dan Gift untuk bertukar 'benda keramat', lalu terjadilah 'reuni' para anggota Arthropods beserta bosnya. Saya merasa seperti menonton film India. Selain itu banyak 'yaelah' di kepala saya selama membaca cerita Frea dkk di sini 🤦

Kalaupun ada yang saya suka, barangkali kata-kata Betelgeuse ini :

Itu pilihan, Night. Ada satu titik dalam hidupmu di mana kau perlu membuat pilihan. Pilihan itu bisa baik, bisa buruk. Dan bisa pula di antaranya.
(Karena saya pernah berada di satu titik ketika saya harus memilih)
Profile Image for Lila Cyclist.
853 reviews71 followers
April 11, 2020
Pada tahun 2018, saya baru saja berkenalan dengan nama Prisca Primasari, dan cukup takjub dengan jalinan ceritanya. Setelah itu saya mencoba mencari karya-karyanya yang lain. Selain mahir menyuguhkan cerita asik, jalinan ceritanya juga cukup mengikat pembaca untuk terus mengikuti kisah selanjutnya. Lovely Heist ini adalah buku kedua dari buku pertamanya, Love Theft. Sebenarnya saya seharusnya bersyukur, begitu usai membaca buku pertamanya, buku duanya rilis. Tapi entah apa yang membuat saya menunda membaca kelanjutan cerita para pencuri dari Antrhopods ini. Kalo bukan momen tantangan baca Joglosemar, mungkin buku ini bakal tenggelam di timbunan ebook Gramedia Digital :D

Review lengkap di Lovely Heist #2
Profile Image for Naza N.
359 reviews10 followers
May 26, 2018
Sesuai dengan judulnya, buku ini memang lovely sekali. Ah, saya kena book hangover sampai sekarang >.<

Alurnya lebih cepat dibanding Love Theft, dan konfliknya juga lebih kompleks. Such a page-turning book for me. Dan Night... ah, bakal seneng banget kalau bisa punya kakak kayak Night plus ipar macam Akiko. Rezeki anak soleh banget, dah!

Gara-gara masih hangover aku jadi nggak tahu mau bilang apa lagi. XD Pokoknya, good job buat Kak Prisca! Mau kukasih sepuluh bintang, tapi apa daya di Goodreads cuma ada lima. Bakalan susah nih, pisah sama mereka. :(

P.S. Kurasa Grasshopper sama Tarantula bakal jadi duo yang asyik. XD
P.P.S. Aku suka banget sama interaksi trio Feline di sini. Plus Akiko juga. I mean, they are smooth badasses! XD
Profile Image for Gia Widhi Astrini.
128 reviews43 followers
June 27, 2018
I love it! Ceritanya benar - benar berkembang dari kisah Love Theft yang sebelumnya. Romancenya dapet, penuh aksi & misteri, dari adegan kebut - kebutan sampe tembak - tembakan ada lhoo.. Bener - bener nggak bisa tenang dari satu aksi ke aksi lainnya. Semua konflik ngumpul di bagian akhir buku & aku sempat mikir "gimana ini penyelesaiannya? Apa bisa terselesaikan semua?" dan ternyata semua konfliknya memang terselesaikan dan AKU PUAS. .

Dan dari antara semua karakternya.. aku paling suka Night. Dia memberi nyawa tersendiri pada cerita ini, karakter yang benar - benar magis menurutku.

Endingnya cukup puas juga, walaupun ada sedih2nya dikit tapi tetap manisss
Profile Image for Rifani Magrissa.
129 reviews6 followers
June 3, 2018
Review Lengkap di sini : Lovely Heist by Prisca Primasari

Sekarang saya paham: kenapa judulnya Lovely Heist :))

Dan perasaan setelah cerita trio ini usai, jadi campur aduk. Rasanya baca novel ini seakan dapat paket lengkap. Semuanya tanpa tanda tanya di pikiran saya, ceritanya runut dan seperti biasa menghangatkan 😂😂
Profile Image for Stella_bee.
496 reviews17 followers
January 21, 2021
I like it better than Love Theft.
Lovely Heist jauh lebih kompleks dengan jalinan plot yang lebih kaya, karakter yang semakin berkembang plus sekelumit tamasya ke negeri Inggris nan cantik :)
Hanya saja, tokoh Frea selaku narator belum mendapat nilai plus dariku, karakternya terlalu satu dimensi dan mudah sekali mencucurkan air mata..kurang tegar sebagai heroine,..
Aku justru lebih tertarik dengan Betelgeuse dan Grasshopper and would like to read more about their stories ^^
Profile Image for Melati.
70 reviews
November 11, 2018
AKU. SUKA. BANGET!!!😭😭💙💙

Manis sekali huhu😭 aku tambah jatuh cinta sama Liquor :').

Menegangkan, menyayat. magis, manis. Semuanya dapet di sini!

Hmm, tapi aku entah kenapa lumayan bosan di part-part awal, mungkin karena efek reading slump juga ya.

DAN PART AKHIR-AKHIR ITU, GOSH😭😭 YAAMPUN TEGANG BANGET DAN MANISSSSSS HUHU😭💔.
Profile Image for Vio Reads.
146 reviews
June 16, 2021
4.5 🌟

Isi ceritanya tidak semanis covernya!🤭
Dibuku ini misi pencuriannya lebih menegangkan, banyak drama, dan penuh lika-liku. Dan banyak misteri tersembunyi yang bikin penasaran. Bener deh, aku baca ini lebih tegang daripada buku pertamanya, hahah. Takut kalau-kalau mereka ga berhasil 😳.
Disini Frea dan Liquor bucin bgt, hehe, gemesss. Anyway plot twistnya, hhhhh 💥
Profile Image for Merry Yana.
117 reviews4 followers
June 27, 2018
#MerryYanaReviews

Lovely Heist by Prisca Primasari



Buku lanjutan ‘Love Theft’ ini memberikan rasa senang, baper akut, ketagihan, kejang-kejang ikut emosi dan mengharukan.
I really love this book for sure ❤️ .


Karakter :
Karakter yang dibentuk benar-benar konsisten dan punya keunikan masing-masing. Aku benar-benar suka ❤️ . Yang paling kusukai yaitu Night, selalu punya sikap tenang dan paling dewasa. Dan banyak karakter baru di buku ini yang sangat mempengaruhi jalan cerita yang membuatnya semakin keren dan meledak. Dan satu lagi, Tarantula badass banget !


Latar :
Bersetting latar di London , aku sih kurang mendapat world buildingnya bahwa itu di London, tapi sejauh ini aku cukup menikmatinya dan mengetahui sedikit tentang budaya di sana.


Plot :
Untuk plot ceritanya benar-benar mengaduk-ngaduk, banyak kejadian menggemaskan, menegangkan. Thrillernya dapet di samping bergenre Romance.
Liquor , Night mendapatkan kado yang mengharuskan mereka bersama Frea pergi ke London. Di sana lah letak keseruannya, petualangan mereka , trik dan taktik mencurinya akhirnya terkuak, dan aku mengerti kenapa di buku pertama tidak ada penjelasan yang bisa membuat pembaca tahu bagaimana caranya Night dan Liquor mencuri karena ceritanya memakai POV Frea dan dia belum diajarkan betul dan tidak begitu tahu ttg hal itu.
Kak prisca juga selalu menggunakan judul film , soundtrack lagu untuk lebih mendalami penggambaran suasana ceritanya agar lebih pas di bayangan pembaca, aku suka.
Dan terakhir, aku merasa belum puassssssss dengan ceritanya, tolong kak @priscaprimasari buat lagi kelanjutan hidup mereka seperti apa, aku gemessss 😂😂 gak rela mereka habis hanya sampai di sini.


Intinya aku love banget deh sama semua yang di buku ini😍 .

Rating : 4,5🌟
7 reviews1 follower
July 6, 2018
Saya membeli buku ini karena jatuh cinta pada kovernya. Sumpah, ciamik banget! Dan begitu sudah ada di tangan, langsung saya buka, doong, rupanya, ini adalah buku lanjutan dari Love Theft. Baiklah, saya begitu ketinggalan zaman karena tidak membaca Love Theft. Semula saya putuskan untuk menunda membacanya. Saya merasa perlu memulai dari buku pertama. Sayangnya, saya kadung jatuh cinta pada kepiawaian penulis menyusun kata. Akhirnya saya pun 'terpaksa' melanjutkannya.

Saya sangat menikmati cerita ini. Sungguh. Meski ada hal yang kurang pas di hati saya *eaa.
Pertama, saya terpaksa bilang bahwa saya tidak menyukai Frea. Dialah yang membuat saya sempat urung melanjutkan baca, saat Frea mendesak Liquor dan Night untuk membiarkannya mencuri. Saya tahu ini taktik penulis untuk menunjukkan kelemahan Frea saat ia merasa kecil dan tak berharga, tapi entah kenapa saya tidak bisa bersimpati padanya. Jujur saja, sampai akhir buku, Frea adalah karakter yang paling tidak saya sukai. Hal itu diperkuat dengan betapa menyebalkannya Frea menggedor-gedor pintu lemari sementara dua pria penting dalam hidupnya sedang bertaruh nyawa. Hei, you can't do anything here! Just stay still and pray. Dia sungguh kekanak-kanakan. Saya berharap penawar racunnya hanya untuk Akiko *laluditabokpenulisdanpembaca* haha, maafkan. Tapi karena ini kelemahan karakter, jadi penulis berhasil membuat saya kesal

Dan yang kedua adalah, kasus hamil di luar nikah. Ada empat kasus hamil di luar nikah di satu buku. Seriously, that's too much. Memang tidak semua diceritakan secara detail, tapi tetap saja mengganggu. kenapa? Saya sungguh jatuh cinta pada pasangan Frea dan Liquor (terlepas dari saya tidak suka Frea *ababilmemangsayaini* mereka menjaga kedekatakan masing-masing dengan sangat baik. Frea menahan diri untuk tidak terlalu dekat dengan pacarnya saat berdua, dan Liqour menghormati keinginan Frea. Itu adalah penghormatan paling mulia dalam sebuah hubungan, dan saya mengagumi cara penulis menggambarkannya. Namun, begitu mendapati kisah soal kehamilan, saya jadi....kecewa. Saya penikmat novel romansa, dan saya tidak pernah putus asa mencari novel tema itu yang tidak menampilkan isu hamil diluar nikah. katakanlah saya kolot, atau dikatai, "hei, ini fiksi! Nikmatilah!" tapi saya tidak peduli. Saya selalu beranggapan, bagaimana jika fiksi memberi peranan sama pentingnya pada perkembangan generasi muda. Jadi, saya pun tidak bisa bersimpati pada Prue atau Tarantula. Secara tersirat, kisah mereka seolah menggambarkan, "Bolehlah kau berhubungan seks dan berakibat kehamilan, asal kau bertanggung jawab."

Yang ketiga, ini sepertinya hanya masalah selera. Saya agak terusik dengan penggunaan 'saya.' Jika pada dialog lain, okelah masih agak mudah dipahami. tapi, saat Night dan Akiko menggunakan 'saya', kok kesannya jadi kayak dipaksakan hanya agar sama rata dengan semua karakter, ya? I mean, mereka suami-istri, bukan? Rasanya jadi canggung sekali saat membacanya Jadi, terlepas kemesraan mereka, saya jadi merasa ada jarak yang membuat saya tidak bisa mendalami hubngan mereka sebagai suami-istri.

Yang keempat, soal penembakan. Hehe, maaf jika saya beranggapan ini agak lebay. Tapi, sungguh, kesannya memang begitu. Kenapa nggak sekalian saja semua karakter di buat tepar tanpa nyawa? *laluditaboklagi*

baiklah, hanya itu uneg-uneg saya *apalahini* Namun, terlepas dari hal-hal tersebut di atas, saya sungguh menyukai kepiawaian penulis menyusun kata. Diksinya ajib. Penuturannya begitu hangat, lembut dan tak terburu-buru. Kesan itu yang saya dapatkan hingga halaman terakhir. Jadi, saya tidak akan mengurungkan niat membaca Love Theft. begitu dapat di toko buku, akan saya beli saat itu juga. Karena saya perlu mengisi kekosongan karakter di Lovely Heist yang barangkali bisa lebih saya pahami melalui Love Theft.
Mbak Prisca, sudah pasti masuk salah satu penulis favorit saya. Mohon maaf jika kata-kata saya kurang berkenan. Terus berkarya.
Profile Image for Booktrovert_id.
64 reviews
January 25, 2025
Novel ini adalah lanjutan dari Love Theft. Di hari ulang tahunnya, Liquor mendapat "kado" mengerikan yang mengancam nyawa Frea, gadis yang akan segera dinikahinya.

Dimulailah misi Liquor untuk menyelamatkan Frea. Bersama Night—yang sialnya juga mendapat "kado" serupa.

***

Kesanku waktu baca buku ini: EGOIS! Orang-orang di buku ini pada EGOIS semua, woi!😤

Jadi gini ... si Harker (dia kolega Liquor di Anthropods) nyuruh Liquor buat nyuri cincin pertunangan seorang aktris, Wilhelmina Putri. Motifnya? Nggak tau. Si Liquor Ngga mau lah ya, orang dia udah tobat dari dunia kriminal, dan niatnya dia juga mau minta restu ke ortunya Frea buat nikahin Frea. Tapi si Harker ini malah ngancam, kalo si Liquor nggak mau ngerjain misi ini, Frea bakal mati. Fyi, Frea ini udah diracun sama Gift, adiknya Harker, dan penawarnya cuma ada di mereka.

Gilaaa, kan?! Egois banget sampe ngeracun segala. Btw, nggak cuma Liquor aja, tapi Night juga diancam dengan hal yang sama, istri Night juga diracun kayak Frea.

Masalahnya, misi ini nggak sesimpel cuma nyuri cincin terus kelar. Karena di dalam misi ini mereka berkali-kali berhadapan dengan orang gila dan psikopat, bahkan berulang kali mengancam nyawa.

***
Kelebihan:

Dari segi tampilan, novel ini cantikkk banget. Pertama liat biasa aja, tapi makin di perhatiin kok makin cantik aja. Detailnya itu loh, apalagi bagian kelopak bunganya❤️ Dari cover aja udah bisa menggambarkan seluruh isi buku; cincin Ruby, penawar racun, London, bunga.✨

Menggunakan pov 1 dari awal sampai akhir, dengan Frea sebagai naratornya. Seperti biasa, Kak Prisca berhasil menyajikan narasi yang indah. Kata-katanya ringan tapi tetap punya feel yang ngena di hati.❤️‍🔥

Buku ini kebanyakan mengambil latar di London, Inggris. Tepatnya di Stratford-upon-Avon, Bibury, dan London. Kak Prisca juga berhasil menggambarkan vibes Inggris dengan sangat baik; klasik, berkelas, dan mendung.🍂☁️👜

Nah, situasi yang mereka hadapi di London tuh bener-bener chaos banget. Adegan di hotel saat mereka baku hantam, lalu di mobil yang harus kejar-kejaran (di sini Night keren dan gila banget🤣) bener-bener bikin tegang. Aku sampe tahan napas loh.😭 Like ... mereka keren banget, coy!

Lalu adegan saat mereka mau nukar cincin dengan penawar racun juga kacau parah! Meski di sini lebih ke drama, tapi nggak bisa dipungkiri kalo adegan di sini juga bikin aku diam-diam tahan napas.

Berbeda dari Love Theft yang menurutku karakter para tokohnya baru dibangun. Di Lovely Heist ini, penokohan mereka benar-benar kuat dan cukup membekas. Aku juga suka banget dengan chemistry dari trio ini—Frea, Liquor, dan Night. Mereka lebih dari sekadar kolega, dan mungkin lebih dalam dari hubungan keluarga.🥺❤️

Setelah baca buku ini, aku jadi lega, karena permasalahan yang ada Love Theft yang masih mengganjal di pikiranku akhirnya terselesaikan. Liquor, dengan sebegitu banyak luka yang ia simpan, akhirnya bisa berdamai dengan masa lalu serta dirinya sendiri. So proud of him.🥹 Salut juga sama Frea yang masih setia menemani di segala keadaan.🌹

Kekurangan (mungkin ini lebih ke hal yang aku kurang suka, yaa!)
1. Kurang puas dengan ending-nya si Harker. Frea dan lainnya terlalu baik dan penuh kasih sayang untuk manusia yang tidak ada sisi manusianya seperti Harker.😤 Yah apapun alasannya, Harker dan Gift ini egois banget, sih. Dikira nyawa bisa isi ulang kayak pulsa.🙄

2. Banyak kata-kata asing yang aku nggak ngerti. Mulai dari nama-nama lagu klasik, tempat-tempat yang dimaksud dalam ini, aku bener-bener nggak tau apa-apa.😭 Jadi berulang kali harus buka google, mana lengah dikit langsung kedistraksi.🤦

3. Perihal racun itu ... masih sedikit mengganjal, sih.😃

Amanat
1. Cinta tak harus selalu memiliki. Ada 2 tipe cinta di buku ini; cinta yang tulus hingga rela mengikhlaskan, dan cinta yang dipenuhi obsesi, yang pada akhirnya justru menyakiti kedua belah pihak.

2. Komunikasi adalah kunci dari segala permasalahan.
Profile Image for Anis Nur Lailiyah.
13 reviews1 follower
April 25, 2019
Pertama kali, sayang mau bilang, jatuh cinta banget dengan covernya. Cantik dan bermakna sekali. Perpaduan garis-garis hitam-putih yang jadi simbolnya Liquor –dia selalu pakai jaket warna itu— dan bunga-bunga berwarna pink yang mungkin simbolnya Frea 😃 terus ada semacam botol parfum –awalnya, saya kira begitu—yang ternyata adalah botol penawar racun yang didalamnya ada cincin dan miniatur Bigben serta London Eye. Keren. Penawar racun, cincin, dan London inilah yang menjadi benang utama dalam cerita di Lovely Heist.

Membaca beberapa halaman Lovely Heist, saya baru sadar jika saya ternyata sangat merindukan tulisan Prisca Primasari, terakhir kali saya membaca Heartwarming Chocolate akhir 2016 lalu. Tulisan beliau tidak ada yang berubah, masih penuh magic yang siap membawa pembacanya seperti berada di negeri dongeng ❤ masih setia dengan musik-musik klasik, dan style saya-kamu yg entah kenapa saya sangat menyukainya meskipun terkesan sedikit formal ❤

Lovely Heist, sukses menjawab kritikan dari seri sebelumnya. Novel ini lebih dark dan lebih berani untuk mix and match (kaya fashion aja). Ada action, crime, adventure, romance, and magic (always, saya selalu merasa tulisan Mbak Prisca itu penuh magic). Jika di Love Theft kemarin menurut saya fight scenenya kurang, sudah dibayar lunas di novel ini. Hanya saja, saya kurang puas saat di rumah Mr. Moon. Bagaimana cara Liquor dan Night menghadapi para sindikat itu? Ya, mungkin karena novel ini diceritakan dari sudut pandang Frea (yang saat perkelahian dikunci di dalam lemari) jadi dia ngga tau. Tapi ya, tetap saja penasaran, sepertinya seru sekali perkelahiannya, mungkin Frea bisa ngintip dari lubang yang ada di lemari. Satu lagi, yang mengganjal saya adalah apa alasan Mr. Moon tidak langsung melaporkan Night ke polisi karena telah mencuri lukisan The Starry Night nya Vincent Van Gogh? Tidak ada penjelasan hingga akhir cerita ataukah sudah dijelaskan secara tersirat tapi saya yang ngga bisa menangkap penjelasannya? Entahlah.

Lovely Heist sendiri bisa dibilang lebih berwarna dari kakaknya terdahulu dengan hadirnya beberapa tokoh seperti Tarantula, Prue, Akiko, Wilhelmina Putri, dan yang lainnya. Membuat cerita tidak hanya berputar di Liquor, Night, dan Frea seperti Love Theft dahulu. Sebenarnya beberapa tokoh tambahan tadi sudah ada di seri sebelumnya namun tidak terlalu dieksplor. Apalagi Tarantula, haduh, makasih ya Mbak Prisca, sudah banyakin part-partnya hacker ganteng itu yg di Love Theft dulu cuma nongol sedetik dua detik saja.

Lovely Heist juga lebih hidup dengan banyaknya scene yg kocaknya masterpice banget, berbeda dg Love Theft dahulu yg cenderung beku dan muram –mungkin karena Liquor dan Night masih sama-sama terluka— terutama Night yg seperti jadi pelawak dadakan di sini. Paling memorable sih waktu dia ke salon dengan Tarantula dan dia dikira cewek sampai digoda pekerja salon yg cowok, terus waktu nyamar jd cewek pakai gaun cantik banget ala putri Kerajaan Inggris. Haduh, seberapa cantiknya sih, Night ini? Saya ngga kenal aktor Jepang sama sekali jadi ngga bisa bayangin Night, jatuhnya malah kebayang aktor Korea, Song Joong-ki –dan, Song Hye Kyo sebagai Akiko tentunya— Liquor dan Frea? Ada ngga scene kocaknya? Ada dong, meskipun Liquor ngga niat ngelawak tapi jatuhnya ngelawak juga. Waktu mau masuk ke rumahnya Mr. Moon, Liquor minta kawat branya Frea tanpa rasa berdosa. Haduh, demi apa coba, saya jadi Frea pasti sudah adem panas.

Pesan moral dari Lovely Heist adalah, "Sekalipun hati kita pernah terluka karena masa lalu yang buruk tapi kita tidak bisa mengobati luka itu dengan merusak hati orang lain atau diri kita sendiri karena kehidupan itu tentang menerima. Menerima masa lalu dan masa kini. Menerima masa depan."

Review lengkap:
http://messiliyah.blogspot.com/2018/0...
29 reviews
June 19, 2024
Disclaimer: review ini adalah review untuk versi e-book Lovely Heist di Google Books. Ka Prisca bilang versi ini adalah yang belum direvisi. Tapi karena aku tetep bayar untuk bisa baca bukunya, jadi aku merasa sah-sah saja untuk memberikan review di sini.

Alright, let's start from the things that I like.
Satu hal yang menonjol dari buku ini adalah betapa plotnya rasanya jauh lebih matang ketimbang plot di Love Theft. Konfliknya jelas, taruhannya menarik, dan memang ada urgensi yang berhasil membuat aku ikut invested dengan nasib para karakter. Lovely Heist juga menyuguhkan banyak side plot - mulai dari kisah masa lalu Night di Inggris, masalah keluarga Liquor, rencana pernikahan Frea, hubungan Prue dengan Tarantula (yang sejujurnya menurutku datengnya cukup out of nowhere, but it's okay), resital besar Frea, dan lainnya. Semua side plots itu menarik, cukup tersuguhkan dengan baik, dan berhasil membantu menggali kisah masing-masing karakter.

Banyak juga detail-detail yang kesannya kecil tapi sebenarnya signifikan di buku ini, seperti cara Liquor mendapatkan hati orang tua Frea, kerumitan birokrasi yang harus dihadapi ketika ingin mengurus visa, dan keengganan Frea menggunakan Uber di Inggris karena takut bisa terlacak.

Aku juga senang sekali bisa beberapa kali melihat sisi lain Night di buku ini. Selama ini dia selalu digambarkan sebagai orang yang cinta damai, tahu cara mengurangi ketegangan di setiap suasana, bisa berpikir jernih, dan punya pembawaan yang santai. Memang, semua hal itulah yang membuat Night menjadi karakter favoritku. Tapi bohong kalau aku bilang bahwa aku nggak kegirangan ketika akhirnya ada adegan di mana Night bisa marah sampai-sampai tega mengancam Liquor dengan pisau. I just wish I could see more of that side of him.

Sekarang berlaih ke hal-hal yang kurang aku suka.
Jujur, aku cukup jengkel dengan awal buku ini. Konflik besar di cerita ini terjadi karena Frea cukup bodoh untuk terlalu memercayai Gift. Padahal salah satu pelajaran terbesar yang Frea dapatkan di buku Love Theft adalah bahwa dia nggak bisa meremehkan orang. Ditambah lagi Liquor sudah memperingatkan dia untuk tidak dengan mudahnya percaya dengan semua anggota Arthropod. Like, girl... At this point, you're not nice. You're just too naive.

Tadi aku bilang bahwa aku senang melihat ada banyak side plot di buku ini. Namun, hal yang sedikiiit aku sayangkan adalah kenapa semua side plot itu harus berhubungan dengan cinta romantis (kecuali mungkin side plot tentang resital besar Frea, tapi pada akhirnya side plot itu tidak terlalu tergali, kan?). Memang cinta itu penting, dan memang cinta adalah tema utama dari buku ini, tapi kalau semua karakter termotivasi dengan cinta, ceritanya menjadi mudah ketebak.

Dan kritikku untuk buku Love Theft masih berlanjut untuk buku Lovely Heist ini, yaitu tentang deskripsi yang berulang. Rasanya sering sekali aku menemukan kalimat "ia menghembuskan nafas pendek", "matanya penuh kehampaan", "matanya berkabut", "matanya menerawang jauh." Like, Ka Prisca, please, I know you have what it takes to make a compelling character description without using their eyes. Tell me more about their body language, the difference in their tone, the uncomfortable tension that fills the room, the wariness that other characters feel - anything BUT the characters' eyes.

All in all, aku tetep senang membaca Lovely Heist. Bagi aku yang sudah sangat menyayangi trio feline dari buku pertama, menurutku buku ini menyuguhkan penutup yang sangat manis bagi cerita mereka bertiga. Can't wait to read more of their adventure.
Profile Image for Nora Apriyani.
151 reviews
January 14, 2019
Buku ini berkisah tentang lanjutan cerita di buku Love Theft. Di mana Liquor yang telah bebas dari tahanan dipaksa (harus) mencuri lagi untuk menyelamatkan nyawa Frea. Kali ini barang yg harus ia curi adalah perhiasan berharga bernama cincin Pigeon's Blood dari seorang artis bernama Mina. Dan Liquor tidak sendiri, karena Night pun dipaksa untuk membantu Liquor mencuri perhiasan tersebut.
Mungkinkah ini masih ada hubungan nya dengan kasus Coco? Kerumitan apalagi yg harus dihadapi anggota Arthropods kali ini? Baca sendiri ya bukunya, tapi jangan lupa baca yg Love Theft dulu sebelum membaca buku ini.

*** *** *** *** ***

Buku ini, sudah lama saya miliki. Saya mendapatkan buku ini sebagai hadiah langsung dari pengarangnya karena waktu itu saya memenangkan Giveawaynya. Saya ingat betul, ikutan Giveaway tersebut ketika saya berada di kondisi yg tidak baik (gak bisa saya jelaskan di sini, karena bagi saya itu sebuah privasi). Tapi mungkin justru karena kondisi tersebut, saya bisa menuliskan hal-hal tentang Night (waktu itu mba Prisca meminta menuliskan kesan-kesan pembaca tentang sosok Night. Dua orang terpilih akan mendapatkan buku Lovely Heist ini - yang waktu itu masih lama terbitnya, beserta dengan hadiah2 lainnya) dengan sangat baik. Saya bahkan menuliskannya tanpa proses 'mengintip kembali' buku Love Theft hanya untuk sekedar ambil sisi2 Night yang mungkin terlupakan oleh saya. Saya nulisnya ngalir aja, dari hati. Karena karakter2 di buku ini memang menempati tempat tersendiri di kepala saya. Itu karena saking kuat dan bagusnya cerita di Love Theft.
Sampai akhirnya buku ini beneran terbit dan sesuai janji, buku ini dikirimkan kepada saya di awal masa penerbitannya lengkap dengan tandatangan mba Prisca di dalamnya. Tapi inilah saya, baru sekarang menuntaskan buku ini.
Ada beberapa alasan mengapa saya baru membaca buku ini sekarang, dan salah satunya adalah karena saya takut saya akan berpisah dengan kisah Frea, Liquor, dan Night kalau saya menyelesaikan membaca buku ini. Rasanya sayang aja dan gak rela.. Tapi mau sampai kapan? Dan di awal 2019 ini akhirnya saya memutuskan untuk menyelesaikan membaca kisah mereka. Dan ini opini jujur dari saya setelah membaca buku ini.
Bagi saya, buku ini berbeda dengan Love Theft. Kalau di Love Theft banyak hal-hal yang fiksi dituangkan di dalamnya, maka di buku ini saya menemukan lebih banyak lagi hal-hal yang fiksi tersebut. Imajinasi mba Prisca sepertinya agak liar di buku ini, dan buat saya itu mengganggu. Entahlah, saya merasa lebih menikmati kisah di Love Theft daripada di Lovely Heist ini. Kecewa? Gak juga sih.. hanya saja, saya merasa buku ini kurang 'membawa' saya masuk ke dalamnya seperti yg pernah dilakukan Love Theft ke saya..
Jadi, buat saya, saya cuma bisa sematkan 4/5 bintang untuk buku ini.
Displaying 1 - 30 of 70 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.