행복한 일상을 의심하기 시작한 여자와 불행한 일상을 탈출하기 위해 분투하는 두 여자의 삶이 교차하며 변해가는 과정을 그린 소설. 김진영 작가의 데뷔작으로, 본디 단편 영화를 만들며 시나리오 작업에 몰두하던 그는 원천 스토리로서의 소설에 관심을 갖고 2016년 한국콘텐츠진흥원 스토리창작과정에 지원하여 작품을 완성했다. 소설 창작 경험이 거의 없지만 흡입력 있는 설정과 뛰어난 스토리 구성으로 이 과정에 참여한 심사자들의 찬사를 한몸에 받았다.
의사 남편에 똑똑하고 잘생긴 아들, 모자랄 것 없는 풍족한 가정. 주란의 가족은 누구나 꿈꾸는 '완벽한 집'으로 이사한다. 주란은 이 행복한 가정 속에서 완벽한 아내이자 주부, 어머니로서 행복을 누리며 산다. 단 한 가지 신경을 거스르는 것은 마당에서 나는 냄새. 남편은 금방 사라질 거름 냄새로 치부하지만 예쁜 수채화에 찍힌 기름 얼룩처럼 좀처럼 머릿속에서 지워지지 않는다. 별것 아닌 것 같았던 이 불안감은 조금씩 커져, 완벽한 것 같았던 남편의 행동들도 하나씩 수상쩍게 느껴지기 시작한다. 남편은, 살인자인가?
김진영 Kim Jin-young graduated from the School of Film, TV & Multimedia with a concentration in filmmaking in 2010. Kim directed the short film Heredity of Taste in 2008, and won the Grand Prize in the 2010 Seoul International Women’s Film Festival with her short film Believe in Me, directed in 2009. While making short films and focusing on screenwriting, Kim became interested in novels as the sources of inspirational stories and applied to the story creation program at the Korea Creative Content Agency to write her debut work, Lies Hidden in My Backyard, which received outstanding praises from the judges.
Una cosa che mi è piaciuta tanto di questo libro, e che me l'ha fatto valutare con il massimo dei voti, è il ciclo perpetuo di bugie e rivelazioni fatte sin dalle prime pagine lette. Un accompagnamento continuo come un sussurro che, basso ma perenne, ti instilla il dubbio in un vortice di menzogne. Non sai a chi credere davvero. Non riconosci il colpevole, credi di farlo ma poi non ne sei sicuro davvero. Un inganno perfetto che man mano ti lascia pietrificato sempre, sempre di più!
Gara-gara iklan drakor ‘Lies Hidden in My Garden’ nongol di timeline Twitter, aku jadi buru-buru check out bukunya. Senang karena seseru itu bukunya.
Joo-Ran, seorang ibu rumah tangga yang memiliki seorang anak, sekaligus sosialita yang kerap mengeluh soal teman-temannya, harus bersinggungan dengan Sang-Eun, seorang wanita hamil yang perekonomiannya pas-pasan. Keduanya bertemu karena suami Sang-Eun kerap datang ke rumah Joo-Ran dengan dalih ada janji dengan suami Joo-Ran yang seorang dokter.
Joo-Ran menemukan sesuatu yang mirip jari manusia saat menggali kebunnya, sedangkan Sang-Eun dihubungi oleh polisi karena mereka menemukan jasad Kim Yoon-Beom, suaminya, yang diduga bunuh diri menenggelamkan diri ke waduk.
Kasus misterius tersebut ternyata saling berkaitan dan kedua perempuan tersebut bermain menjadi detektif untuk menemukan fakta sebenarnya.
Buku ini sangat page-turner dengan kepingan puzzle yang berceceran hingga akhirnya terkuak misteri tentang jari di kebun dan penyebab kematian suami Sang-Eun. Tidak disangka ternyata kedua perempuan tersebut memiliki background yang hampir sama, di mana keduanya tertekan oleh budaya patriarki dan mengalami KDRT. Novel ini juga mengangkat isu parenting, topik berat untuk semua orangtua😭. Dua tokoh utamanya juga jadi representasi kesenjangan sosial di Korea Selatan. Yang paling seru adalah permainan pikiran para tokohnya di mana mereka adu taktik.
Masih ada pertanyaan yang mengganjal, tapi aku nggak mau sebut karena mengandung spoiler. Semoga bisa terjawab di acara diskusi bersama @sofaliterasi nanti.
Overall, novel ini cukup memuaskan dengan kasusnya yang membuat aku berpikir.
2.5 perché nell'ultimo quarto si risolleva un po' Che dire? Partiamo dalla traduzione, davvero pessima. Anche questa migliora col proseguire dei capitoli ma non mi pare una cosa tanto normale, soprattutto considerando che la prima parte sembra essere stata fatta con dei ritocchi a una traduzione con google translate. Delle protagoniste, una è cazzutissima e porta avanti la storia (e meno male che c'è lei), una è una lagna che ha deciso di sposare un red flag vivente. Se il libro fosse stato tutto come gli ultimi cinque capitoli (colpi di scena wow, veri drammi psicologici) avrei dato anche 4 stelle a mani basse, ma così devo seppellirlo nel mio giardino-cimitero dei libri che mi hanno annoiata tantissimo.
Davvero un pessimo thriller. Queste protagoniste sembrano che non riescono a provare nessun sentimento. La storia è piatta e non c'è nessun vero colpo di scena
"Karena memang dunia selalu keras kepada yang lemah." (Sang-Eun, hlm. 21)
Secara garis besar, kalimat tersebutlah yang menggambarkan apa yang terjadi pada buku ini. Kalau dilihat dari blurb-nya, kita pasti dibuat penasaran dengan beragam pertanyaan seperti: apa yang ada di belakang halaman rumah Jo Ran? Mengapa suami Sang Eun meninggal? Apakah benar Kim Yoon Beom, suami Sang Eun, mati bunuh diri - atau dibunuh? Kalau dibunu, siapa pelakunya? Apa kaitannya antara Jo Ran dan Sang Eun? Dan kita akan berasumsi bahwa novel ini adalah thriller mistery yang menguak suatu pembunuhan.
Tapi menurut saya, pembunuhan di novel ini hanyalah bumbu saja. Kim Jin Yeong, sang penulis, menyuguhkan kisah patriarki dalam dunia pernikahan, KDRT, kemiskinan dan rasa takut akan menjadi miskin, yang mana semuanya ini membentuk suatu kesengsaraan yang menyebabkan pembunuhan demi pembunuhan. Selain itu, yang paling utama adalah, semua yang saya sebutkan di atas memiliki "uang" sebagai variabel utamanya.
Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama dalam gaya berceritanya, dengan ada 2 karakter yang bercerita - yaitu Jo Ran dan Sang Eun. Dengan begitu, kita bisa dengan lebih "dalam" memahami watak dan perasaan tiap karakter.
Mari kita lihat bagaimana hidup Sang Eun, yang menyebabkannya berubah dari wanita yang 'lemah' dan menurut dengan suaminya, menjadi wanita dengan penuh tekad yang berani menghadapi segala resiko yang ada untuk mencapai keinginannya:
"Aku hanya hidup dalam kemiskinan karena tidak punya cukup uang untuk dibelanjakan." (hlm. 136)
Sang Eun lelah dengan seluruh kemalangan di hidupnya, kemalangan akibat memiliki suami yang melakukan KDRT kepadanya, suami yang berambisi menjadi kepala keluarga yang sukses sehingga ketika ambisinya gagal ia mulai berlaku kasar dan memukui istrinya. Kemalangan akibat kemiskinannya. Dan puncaknya, ia membenci orang-orang yang memandangnya dengan iba.
"Dia mulai menatapku dengan ekspresi iba. Ekspresi yang memuakkan itu." (hlm. 166)
Sehingga, motivasi Sang Eun cukup jelas. Ia hanya ingin hidup dengan lebih layak.
Sedangkan Jo Ran. Wanita ini sungguh beruntung, lahir dari keluarga miskin dengan ayah seorang pekerja pabrik di Incheon, ia kemudian menikah dengan Park Jae Ho - seorang anak orang kaya yang menjadi dokter anak (pediatri). Pernikahan itu membuatnya hidup nyaman, memberikannya istana dengan ia sebagai ratunya. Ia bisa merawat diri, membeli barang mahal, mandi di atas uang - sungguh suatu keadaan yang sangat berbalik dari Sang Eun. Tapi, mengapa ia tidak merasa bahagia? Walau ia memiliki suami yang kaya dan akan terus memberinya uang tanpa mengharuskannya bekerja, walau ia memiliki seorang anak laki-laki, walau ia hidup dengan sangat nyaman? Ini yang dikatakan dan dirasakan oleh Jo Ran, yang saya garis-bawahi sebagai penyebab mengapa Jo Ran melakukan apa yang dilakukannya di buku ini:
"Memangnya apa yang bisa kau lakukan sendirian?. Aku hanya dianggap sebagai aksesori bagi dunia suamiku dan aku merasa putus asa, seolah-olah tidak ada apapun di rumah ini yang menjadi milikku." (hlm. 148).
Bahkan, keinginan Jo Ran utk studi lebih lanjut pun tidak disetujui suaminya. Ia harus menikah muda dan hamil di usia 24, dan diam-diam merasa malu dan rendah diri dibandingkan teman-teman seusianya yang masih mengejar ambisi dan membangun karir, sebuah aktualisasi diri yang tidak pernah bisa ia lakukan. Jo Ran merasa heran mengapa semua temannya iri padanya, apalagi saat ia pindah ke rumah mewah di Pangyo. Ia merasa, bahkan dengan rumah yang besar dan mewah, pernikahan hampir sempurna, suami yang hampir "sempurna", ia tetap tidak bahagia...apalagi dibayangi oleh kematian kakaknya yang sangat tidak wajar - dan ia membenci suaminya yang seakan-akan menanamkan pikiran bahwa ialah penyebab kematian kakaknya: Seandainya kita tidak pernah pergi ke Hong Kong.... - begitu kata suaminya. Tak ayal, Jo Ran mulai menyalahkan dirinya sendiri atas kematian kakaknya.
Jo Ran takut miskin. Ia pernah melihat kemiskinan begitu nyata, saat ia tinggal di Incheon dulu. Ia tidak mau lagi menjadi miskin. Menurut saya, itu yang membuatnya bertahan hidup di dalam perkawinan patriarki di mana laki-laki memegang kuasa atas segalanya - dengan Park Jae Ho. Ia "menjual" perasaannya, kebahagiaannya, hidupnya - untuk kenayaman dan uang yang bisa Park Jae Ho tawarkan. Ia pura-pura bahagia, menjadi seorang istri pengertian dan ibu yang baik, tetapi menurut saya hidupnya penuh dengan khawatir ditinggalkan, ketakutan menjadi miskin, sehingga menyebabkannya begitu sensitif dan khawatir berlebihan.
Ini bukti bagaimana Jo Ran sangat takut miskin, di bagian di mana ia mengunjungi Sang Eun di apartemennya:
Rumah Lee Sang Eun adalah sebuah apartemen kecil di Incheon. Ruang tamunya sempit, ada tiga kamar, pelapis dindingnya sobek, dan kamar mandi yang pintunya terbuka itu berbau jamur. Sebenarnya, dibanding takut kepada Lee Sang Eun, aku malah lebih takut kepada tempat wanita itu tinggal. Sebuah kehidupan yang tidak layak. Aku tahu kehidupan seperti itu dengan baik. Dunia yang sangat mengerikan. (hlm. 160)
Lalu,
Bahkan ketika aku merasa sangat sedih, aku masih bisa mersa malu. Jadi, aku menyukai pernikahan dengan suamiku ini dan aku sejujurnya juga merasa bahagia karena telah pindah ke dunia yang berbeda. (hlm. 161)
Hingga kemudian Jo Ran tersadar seberapa besar dampak patriarki Pak Jae Ho terhadap dirinya, seberapa jauh dirinya sudah terseret ke dunia Park Jae Ho dan seberapa rendah ia sudah membungkuk di dunia tersebut.
Selama ini, aku hanya melihat sosok suamiku yang ingin kulihat. Aku adalah orang yang berusaha untuk tidak melihat jati diri suamiku yang sebenarnya. (hlm. 231), lalu Semua ucapan suamiku menunjukkan bahwa dirinya tidak pernah salah. Jadi, aku tidak lagi bisa memercayai kata-katanya. (hlm. 269)
Perlahan tapi pasti, kita diberitahu bagaimana Jo Ran mendapati sikap asli suaminya, tapi lebih memilih untuk mengabaikannya. Dan kini, semua kebenaran yang ia abaikan itu menumpuk dan membayanginya, membuatnya semakin tersadar bahwa ia terjerat dalam pernikahan ini.
Sampai Jo Ran pun berubah menjadi karakter yang sebelumnya saya benci (penuh ketakutan, kekhawatiran berlebihan, terlalu menunduk kepada suaminya) menjadi karakter yang setidaknya berusaha 'merebut kembali' hidupnya. Jo Ran pun memberikan analogi kebun bunganya sebagai gambaran pernikahannya:
"Ini mengerikan, bukan? Saat dipandang dari jauh terlihat cantik, tapi sangat mengerikan ketika melihat apa yang ada di dalamnya dengan saksama dari dekat. Seperti mulut iblis yang terbuka lebar..." (hlm. 264)
Yang bisa saya simpulkan, Sang Eun dan Jo Ran adalah dua wanita yang sama-sama terjerat dalam pernikahan. Mereka memberitahu kita bahwa kaya atau miskin, wanita juga bisa menjadi korban dalam pernikahan yang begitu menjerat. Sang Eun yang miskin, berusaha terlepas dari jeratan suami yang melakukan KDRT. Dan walau kaya raya, Jo Ran berusaha terlepas dari jeratan suami yang memiiki prinsip patriarki yang memuakkan.
Lalu, kenapa saya beri bintang 3 - menandakan kalau buku ini tidak begitu berkesan untuk saya?
Ya, karena ada beberapa hal yang masih saya tidak mengerti. Mengapa Lee Soo Min harus tewas? Walau, tewasnya Lee Soo Min juga karena uang, yang saya sebut sebagai variabel utama dalam cerita ini. Kebutuhan mendesak akan uang dan kemiskinan merupakan alasan utama mengapa Lee Soo Min menjalani "kencan bersyarat". Tapi, saya tidak mengerti kenapa ia harus tewas? Dan siapa yang membunuhnya, juga sangat tersirat, masih tidak bisa saya pahami - apakah Park Jae Ho? Atau, Park Sung Jae? Ini yang justru membuat buku ini page-turning untuk saya sewaktu membaca, tapi berujung mengecewakan. Saya justru lebih memahami bumbu lain yang penulis sisipkan, yang sudah saya jabarkan di atas. Saya berharap penulis bisa lebih jelas dalam memberikan konfirmasi siapa yang membunuh Lee Soo Min dan mengapa.
Yah, tipikal novel mystery/thriller dari Korea. Terakhir saya merasakan hal ini sewaktu membaca buku "Happiness Battle" karya Joo Youngha. Begitu menjanjikan dari sinopsis dan blurbnya, tapi begitu mengecewakan saat saya baca - apalagi endingnya.
Omong-omong, novel ini telah diadaptasi menjadi serial drama korea yang diperankan oleh Kim Tae Hee sebagai Jo Ran dan Lim Ji Yeon sebagai Lee Sang Eun. Tapi, pas saya coba intip ending dramanya, kok malah beda dengan yang di novel ya? *Menghela napas berat* Yah sudahlah....mau bagaimana lagi....untung saya membaca novelnya saja hehe.
Beberapa bagian yang saya garis-bawahi:
-> "Memiliki banyak uang berati memiliki banyak pilihan dalam hidup." (hlm. 132)
-> "Bagaimana nasibnya bisa menjadi begitu malang?" Pada akhirnya, orang yang mengajukan pertanyaan semacam ini hanyalah seorang munafik yang ingin menegaskan bahwa hidupnya lebih baik dengan mendengarkan sejarah kemalangan orang lain. (hlm. 150)
-> "Tidak ada kehidupan yang mudah di dunia ini. Jangan menganggap diri Anda sebagai orang yang sangat malang. Kita semua merasakan kemalangan." (hlm. 295)
This entire review has been hidden because of spoilers.
Bel thriller dalle atmosfere super cupe. Mi è piaciuta l'ambientazione del racconto e lo sviluppo, un po' meno le protagoniste. Ma devo dire che mi ha tenuta incollata alle pagine e col fiato in sospeso fino alla fine.
nhịp đọc nhanh, tình huống dồn dập, ý tưởng thú vị; tuy nhiên, cũng như nhiều cuốn sách khác của Hàn khi vẫn thiếu thốn khả năng đào sâu nhân vật ở các khía cạnh cần thiết, cách viết xuất sắc, cùng các khám phá thú vị để nâng tầm bản thân chính nó.
một cuốn sách vừa đủ và cũng chỉ có thể dừng ở mức đó, khá recommend cho ai thích domestic thriller và thích kiểu twist không quá giật giật đùng đùng.
btw tui khá thích the real point của cuốn sách này mà mọi người sẽ biết được khi đọc phần author's note cuối cuốn.
Si legge con rapidità, tuttavia non mi ha folgorata. Le due protagoniste, nonché voci narranti del romanzo, sono veramente odiose. Ju-ran è una donna veramente frivola, ipocrita, lamentosa e mica tanto sveglia, Sang-eun è fredda, manipolatratice, anafettiva. Direi che entrambe, in modo diverso, hanno una natura egoista ed oscura. Al di là del giallo, a fare da contorno è il classismo e i conflitti sociali. Tutto ruota ad un mondo di bugie, incomprensioni e mistificazioni che portano a inevitabili consueguenze. Nonostante la lettura sia stata veloce, quantomeno per lo stile con cui è scritto il libro, è stata una sofferenza a star dietro ai pensieri e alla coscienza delle due donne, non ho mai empatizzato, per me davvero amorali. Finale frettoloso.
Un libro thriller disturbante che mi ha inquietato non poco.
Gli ultimi capitoli mi sono piaciuti molto, dinamici adrenalinici e dal ritmo serrato, a differenza dei primi che delineano la figura delle due donne protagoniste del libro. Provenienti da ambienti diversi e socialmente agli opposti, tengono fermo il punto della situazione raccontando ognuna la propria verità.
La narrazione non mi ha convinta del tutto ma il desiderio di scoprire i tanti misteri mi ha portato velocemente all'epilogo, che mi è piaciuto.
Un thriller psicologico nel quale il protagonista risulta ben costruito. Manipolatore, spietato e folle, e soprattutto senza alcun rimorso.
«In questo mondo non esistono vite facili. Non pensare di essere una persona particolarmente sfortunata. Siamo tutti infelici, ognuno a modo suo» .
Again, maraton thriller yang kali ini emang udah jadi wishlist sejak lama. Setelah trailer dramanya keluar, tentu penasaran dengan isi bukunya, apalagi pemain dramanya jajaran aktor-aktris top. Isi bukunya nggak kalah bikin stres ternyata.
Bahas soal psychological-thriller rasanya nggak afdal kalau melupakan unsur cheating. Tapi, ya, memang nggak semua ada begituannya, sih. LHIMB membahas mengenai kehidupan dua orang istri yang sangat berbeda menurut strata. Suami mereka diduga terlibat dengan prostitusi anak di bawah umur, entah siapa yang benar karena kebenaran di buku ini nggak bisa dipegang sebelum dibaca sampai selesai.
Awalnya, kukira ini soal suami yang ketahuan selingkuh terus selingkuhannya dibunuh, tapi plot-twist berkata lain. Baik suami Joo-ran atau Sang-eun nggak ada yang bisa dipegang omongannya. Well, ini poin bagus karena para karakternya abu-abu.
Jika baca di bagian blurb, Joo-ran menemukan jari manusia, atau yang dia duga begitu karena suaminya bilang itu cuma sampah kulit kerang yang tidak sengaja ditinggal oleh kontraktornya. Joo-ran sendiri nggak percaya sama penilaian pribadinya karena suami dia selalu menekankan kalau itu cuma histeris, Joo-ran cuma delusi makanya omongan dia nggak bisa dipercaya. Sounds familiar karena yah namanya psychological thriller, pasti psikologis karakter maupun pembacanya dipermainkan.
Karakter lainnya ada Sang-eun yang nggak seberuntung Joo-ran. Dia sadar hidupnya nggak baik-baik aja pada hari pernikahannya, tapi dia nggak bisa lari. Alhasil, dia nyesel banget hidup bareng suaminya yang selain abusif juga manipulatif.
Both Joo-ran and Sang-eun give us different perspectives. Kehidupan Joo-ran memang enak, nggak ada masalah finansial. Tapi, apa lantas dia bebas dari stres? No. Joo-ran punya permasalahan lain, baik dari sisi internal maupun eksternal. Dia dianggap sakit jiwa dan cuma dijadikan pajangan oleh suaminya. Anaknya pun nggak terlalu nurut ke dia. Alasan yang dia tahu, sih, karena Sung-jae udah remaja dan emosinya labil. Tapi alasan sebenarnya lebih dari itu (nggak bisa spill karena bakal spoiler abis).
Sang-eun, di sisi lain, stres karena lagi hamil, kehidupan rumah tangganya berantakan, suaminya terobsesi pengin bangun keluarga sempurna dan jadi kepala keluarga yang bertanggung jawab, minta cerai malah hamil, eh suaminya meninggal ninggalin warisan pula. Bukan warisan duit yang bisa kalian bayangkan. Masalah finansial menjerat Sang-eun.
Tiap karakter punya masalahnya masing-masing dan satu quote yang aku highlight karena ini menggambarkan kondisi baik Joo-ran maupun Sang-eun (dan relate dengan kondisi sekarang):
"Tidak ada kehidupan yang mudah di dunia ini. Jangan menganggap diri Anda sebagai orang yang sangat malang. Kita semua merasakan kemalangan."
Ikutan frustrasi melihat kondisi Joo-ran, greget parah sama idenya Sang-eun. Yang pasti, semua orang mesti melihat kondisi masing-masing, jangan karena lagi mengalami masalah lalu orang lain juga mesti ngerasain stresnya ngadepin masalah itu.
Wah, baca thriller berasa baca self-developement wkwkwk anyway, thriller-nya ngena. Nggak sampe bikin merinding memang, tapi sangat cukup bikin kamu ngerasa penasaran sama ending ceritanya.
Sekali lagi, terima kasih atas kesempatannya bisa baca gratis, Rakata <3
Krn Minggu ini dpt bacaan bareng buku ini di Rakata, saya menyambut dgn antusias membaca buku ini dari kmrn Sabtu siang. Dan lagi² saya puas dgn pilihan para pembaca. Bagus loh buku ini apalagi plot twist nya. Walaupun bukan author terkenal, tapi buku ini ternyata udh dijadikan drakor. No wonder ya. Abis ciamik sih.
POV nya terdiri dari 2 perempuan dgn beda status ekonomi. Kim Joo Ran adalah ibu rumah tangga dgn seorang anak, mengarungi rumah tangganya sbg kelas menengah. Sedangkan Lee Sang Eun adalah ibu rumah tangga dgn kondisi ekonomi pas-pasan yg sedang hamil dan baru saja mendapatkan berita buruk, suaminya tewas budir.
Plot awal cerita sempat membuat saya pesimis bakal menarik. Sebab salah satunya sdh diberitahu sbg tersangka. Gak surprise lagi nih pikiranku. Tapi semakin membaca sampai setengah cerita, plot makin berkembang krn ada lagi korban yang lainnya. Joo Ran yg sdh dituduh memiliki mental illness hampir meyakini dirinya mengalami delusional stl melihat ada yg dikubur di halaman belakang kebunnya. Sedangkan Sang Eun bertekad utk memeras pasangan Park (suami Joo Ran) stl dirinya di resign.
Patut diacungkan jempol krn author pintar menyisipkan latar belakang masing² tokoh utamanya. Apa yg melandaskan mrk menikahi suami² yg ternyata abusive. Ada yg scr verbal dan ada yg gaslighting. Unsur misteri dan thriller nya bahkan suspense di klimaks ceritanya menyuguhkan plot twist yg benar-benar di luar dugaan.
Walau msh ada sebersit pertanyaan, siapakah yg benar-benar membunuh dan motifnya. Tapi scr keseluruhan saya puas membaca novel ini. Bravo 👏👏👏 Rakata!!!!
kisah psychological thriller karena menyangkut pov orang delusional. seperti adegan adegan drakor ya banyak drama keluarganya + anaknya yg problematik. overall ini tegangnya dapet sih