Ini contoh jelas toxic relationship. Dan anehnya penulis seakan mendukung hal tersebut, dengan menyatukan mereka dan ending yang happy. Saya yakin semata-mata itu hanya untuk fan service. Padahal di kehidupan nyata, tidak seperti itu.
Dimulai dari karakter Dewa, yang posesif dan obsesif dan abusive. Okey, udah nggak perlu dijelaskan, di novel sudah jelas kalau Dewa seperti itu. Dengan bodohnya, Pelita, mengikuti permainan Dewa. Karena dia dibuat penulis sebagai orang yang "sayang" sama Dewa, dan yakin bisa mengubah Dewa. Efeknya pun terlihat, Pelita sampai berbohong, karena dia TAKUT Dewa MARAH kalau tahu dia ketemuan sama Gilvy. Sampai sini, udah jelas kalau hubungan mereka toxic. Sifat Dewa ngasih intimidasi secara tidak langsung terhadap mental Pelita.
Sampai di akhir novel pun, saya tidak menemukan adanya character development. Pelita tidak ada, dia sudah dibuat penulis sebagai orang yang "sempurna". Well, kalau udah sempurna, buat apa ada character development? Rite? Dan Dewa pun juga tidak, sifat buruknya tetap ada sampai halaman2 terakhir, sampai mereka udah nikah. Padahal, di cerita Dewa seharusnya udah ikut terapi.
Selain itu, saya juga kurang suka sama cerita yang tokoh antagonisnya dibuat seakan antagonis dari lahir. Nggak ada sisi lain yang menceritakan tentang Siska. Kenapa dia begini, kenapa dia begitu.
Akhir kata, semoga cewe cewe muda yang menggilai karakter Dewa, bisa sadar, bahwa cerita ini ... mengada-ada. "Cinta itu membutuhkan luka." Seperti yang dijelaskan penulis menurus saya salah besar. Entah tujuannya apa nulis begitu. Mau bikin mental cewe cewe sakit karena nyakitin hati sendiri, kah? Mbok kalo mau bikin quote, pake logika sedikit gitu.
Unpopular rating; cuma dua bintang. Kenapa? Menurut saya, novel ini terlalu bertumpu pada dialog di awal-awal bab. Kayaknya sepele memang, tapi fatal. Biasanya, di awal-awal bab, novel itu lebih banyak narasi. Tapi ini sebaliknya. Dari bab 2 aja udah bikin ngos-ngosan. Jadi rada males buat lanjut baca. Dan memang, novel ini sempat saya anggurin 1 bulan sebelum akhirnya saya baca skip-skip. Terus, ini yang paling bikin bintangnya jatoh sih, penokohan. Kedua tokoh utama sama sekali not likable buat saya. Pelita itu tidak polos. She's not genuinely innocent. Polosnya Pelita dibuat-buat, atau lebih tepatnya ... pura-pura polos. ada banyak scene yang membuat saya berpendapat seperti itu. Contohnya, scene dia sama Siska (hlm 171). Jelas banget dia paham sama situasinya dan caranya menghandle situasi itu tidak seperti orang yang karakternya polos. Lalu menurut saya, karakternya Dewa itu agak ... mainstream? Bedanya di sini Dewa lebih ekstrim dari pada tipikal karakter badboy di Wattpad. Sifat kasar & masa lalu Dewa sama sekali tidak membuat saya simpati. Dan lembutnya Dewa tidak berhasil meluluhkan hati saya. Juga ada reviewer yang menyebut Dewa itu memesona. What? Saya jelas tidak setuju. Memesona dari sisi mananya ya? Jago berciumannya? Hehe. Kehadiran teman-teman Dewa juga tidak banyak menolong. Kadang dialog mereka menghibur, kadang juga tidak. Yang bikin saya heran di sini, kenapa mereka mau berteman dengan Dewa? Soalnya mereka itu lebih kayak pesuruh dari pada teman. Dan juga tidak dijelaskan kebaikan apa yang Dewa lakukan pada teman-temannya yang membuat mereka setia banget sama Dewa yang bentar-bentar narik kerah itu (CMIIW, mungkin ke skip sama saya).
Overall, 2 dari 5 bintang. 1 bintang untuk cover. Gila, itu kaki mulus banget. 1 bintang lagi untuk tema yang diangkat: disabilitas.
Hanya cerita-cerita yang berasal dari Wattpad yang tokoh perempuannya kepincut sama bad boy. Oke, some bad boys memang atraktif. Tapi, bad boy di novel ini udah keterlaluan. Dewa itu abusive. Secara verbal dan fisik. Yang bikin saya heran itu, pembaca malah suka, bahkan tergila-gila sama tokoh macam itu. Mereka seakan tidak tau di kehidupan nyata betapa berbahayanya punya pasangan abusive. Jadi please gengs, jangan ikuti jejak Pelita. Tokoh Pelita mengada-ada. Belum lagi (maaf) dia muka dua. Di depan Dewa dkk, Pelita itu polos-yang mengarah ke silly. Tapi di depan Siska, tiba-tiba dia berubah jadi orang paling bijak yang nggak ada polos-polosnya.
Aku masih bingung dengan kondisi fisik Pelita. Susah buat dibayangin 😅 Tema disabilitasnya emang oke, cuman kayak ngerasa belum pas sama apa yg digambarkan di sosok Pelita ini.
Gaya ceritanya cukup menarik, untuk karakternya entahlah aku nggak terlalu suka sama sikap Dewa. Dan kepolosan Pelita pun jadi agak gimana ya, masa dijahatin orang masih bisa baik aja nggak kesel atau apa.
Konfliknya emang bukan hanya romansa cinta sih, ada actionnya juga. Penyelesaian konfliknya cukup baik.
Butuh waktu 3 bulan buat nyelesaiin novel ini. Yapz! Selama itu, aku terjebak bab awal yang super mainstream. Cowok bad boy (Dewa) ketemu cewek cupu (Pelita), taruhan, dan jatuh cinta beneran. Demi Neptunus! Itu kan cerita sejuta umat di FTV!
Makanya aku agak sangsi di awal, bakal buang-buang waktu gak nih baca ini. Secara sekarang buat baca, aku harus nyuri waktu di sela kesibukan sebagai ibu rumah tangga yang punya bayi.
Aku maksa baca ini karena udah nggak enak kelamaan minjem. Hehe... Dan ternyata... OMGG! Novel ini bagus! Ada alasan kenapa Dewa menjadi bad boy. Plot twist nya juga lumayan bikin kaget. Diksinya makin ke belakang makin matang. Suka!
Tapi yang bikin gregetan itu Pelita, kok ya udah kuliah lugunya keterlaluan. Kayak anak SD. Katanya pinter tapi pakai smartphone aja nggak bisa. Terlalu baik. Jadi kurang real aja. Tapi positifnya, si Pelita ini memandang segala sesuatu dengan berbaik sangka. Contohnya, saat kita apes, kayak kecipratan air comberan di jalan gara-gara mobil yang ngebut, mungkin orang lain di mobil itu dalam keadaan urgent saat ngelakuin hal itu. Makanya ngebut jalannya. Kita nggak pernah tau kan keadaan orang lain kayak gimana.
Ya gitu deh, orang kayak Pelita ini tipe yang too good to be true.
Tapi, aku suka endingnya. Enggak terburu-buru. Jadi nggak terkesan memaksakan kayak novel wattpad yang lain.
aku memiliki ekspektasi yang besar pada novel ini karena novel Sin sudah berhasil membuatku kesengsem. Tapi novel ini kok...????? ceritanya double mainstream
1. bad boy vs good girl 2. cinderella story, yang pangerannya nggak cuma satu bahkan dua
meskipun mainstream, aku tetap suka dengan cerita macam nonor 1 ini, bahkan aku juga sedang menulis cerita bad boy vs good girl ku sendiri. Tapi...... Demi Tuhan.... novel ini menurutku kelewatan deh.
bad boy nya dewa kelewat bad. good girl nya pelita kelewat good.
Dewa ini ngomongnya kasar banget malah cenderung mengarah ke verbal abuse. "tai" bertebaran disana sini bikin aku yang lagi baca sambil makan jadi nggak selera. belum lagi latar belakang dia yang notabene adalah pewaris tunggal dari keluarga tajir melintir, ganteng dan bisa dikatakan "pintar" pula.
benar benar seorang pangeran imajiner dari negeri khayalan yang bisa takluk pada seorang cinderella bernama pelita yang karakternya bahkan lebih kelewatan lagi ketimbang dewa.
pelita adalah tokoh yang sering dijadikan pemeran utama dalam sinetron. cantik, pintar, polos, lugu, kalau dijahatin nggak mau balas, tidak bisa marah kepada siapapun, selalu bisa tersenyum, hampir tak punya sifat buruk, sudah macam seorang malaikat pula.
aku benar benar tak bisa membayangkan bahwa jaman sekarang masih ada cewek macam pelita yang udah polos, penampilannya jadul pula. cewek di pelosok kampung pun nggak sampe segitunya kali.
satu satunya hal yang aku suka dari novel ini adalah cara faradita merangkai kata yang membuatku masih mau memberikan bintang kedua buat novel ini.
Hm ... Enggak ngerti kenapa banyak yang bilang Dewa ini baperin? Kalau saya ngeliatnya semua yang dia lakuin ke Pelita itu lebih ke toxic dan posesif. Ya, sepanjang cerita emang toxic, sampai saya mikir 'apakah penulisnya sangat mengglorifikasi hubungan toxic'? Lucunya, hubungan toxic ini banyak juga ditemukan di buku-buku jebolan wattpad yang lain. Kayak bisa seragam gitu lah 😂
Trus karakter Pelita itu too good to be true, ga ada orang 'sepolos' itu di dunia (kalau ga mau disebut bego *sorry). Pelita digambarkan sebagai sosok yang sangat sempurna oleh penulis. Kekurangan dia hanya di kakinya yang cacat. Itupun kadang saya lupa kalau dia cacat, karena di dalam narasi dan dialog yang sampe 400 halaman itu, jarang disebut. Fine, mungkin saya yang pelupa.
Lumayan butuh usaha untuk menamatkan buku ini. Di awal seru, tapi di tengah sampai menjelang akhir jadi flat. Plot twist yang di akhir terlalu dipaksakan. Jadinya malahan mirip FTV, bahkan sinetron banget. Apalagi bagian klimaks culik menculik yang membagongkan (serasa nonton adegan Dao Ming Si nyelametin Shancai), halahhh langsung ngejatuhin mood yang udah hampir habis di pertengahan.
Dewa memiliki ingatan fotografis. Yaitu memiliki ingatan yang kuat mengingat apapun yg ia lihat, baik dari masalalu ataupun yg sedang terjadi. Orangtuanya meninggal saat ia berusia 5 tahun, karena dibunuh. Hanya saja, ada yg rekayasa kejadian orangtuanya meninggal. Kakeknya semula percaya bahwa orangtua Dewa meninggal karena kecelakaan. Hidup dewa dipenuhi oleh mimpi buruk dan dendam. Hidupnya rusak, bahkan sangat rusak karena kenyataan yang ia hadapi. Plottwist, ternyata pembunuhnya adalah orang yang dipercaya oleh kakeknya sekaligus orang yang dewa benci selama ini.
Pelita. Ia adalah gadis bertongkat (difabel) yang diamanahkan untuk mengajar Dewa di kampus. Dewa adalah anak yang tidak suka diatur menjadi jatuh cinta kepada Pelita yang sederhana namun menarik. Seperti namanya, Pelita membawa cahaya terang di hidup Dewa yg selama ini kelam. Mereka saling mencintai. Namun, ada konflik di tengah-tengah saat mereka saling jatuh cinta. Ayah Pelita tertuduh sebagai orang yg membunuh orangtua Dewa. Hubungan mereka pun renggang dan Pelita benar-benar terluka.
Lalu bagaimana akhirnya? Siapa pembunuhnya? Skuyy dibaca. Biar ga spoiler :p
Jujur, aku cukup suka sama ceritanya. Ceritanya memang bucin, tapi ada banyak pesan yg bisa diambil dari cerita ini. Pertama, arti dari ketidak sempurnaan. Ketika Pelita yang gigih melawan cercaan orang banyak karena fisiknya yg harus berjalan menggunakan tongkat. Di sini semakin jelas kalau kita hanya perlu bersyukur dengan apa yang Tuhan kasih dan bukan mengeluh. Kedua, Dewa adalah anak yg dicap buruk karena hidupnya yang tidak beraturan. Ternyata ga selamanya orang buruk itu pure buruk. Ia menyimpan masalalu buruk disana. Betapa pentingnya sebuah dukungan dari orang sekitar tentang masalalunya yg kelam, bukan malah menghakimi.
Overall. Cerita ini cukup bagus kok. Hanya saja masih banyak hal yg mungkin bikin aku greget karena kepolosan Pelita dan kesal karena sikap tempramentalnya Dewa. Untung aja teman-temannya Dewa bisa menghibur di cerita ini. Sehingga ga menimbulkan kesan yg terlalu kaku dalam cerita ini.
Penulis buku ini udah cukup bagus dalam pembawaan ceritanya. Semoga penulis bisa menciptakan tulisan yang lebih menggugah lagi. Goodjob, writer! ^_^
Awal baca di wattpad, sampai udh terbit jadi novel pun aku ikutan beli. Not my type, actually, karena aku ngerasa udah terlalu tua buat kisah cinta-cintaan kayak gini. Tapi, aku mutuskan buat beli, karena aku penasaran, apa yang bakalan beda antara versi cetak dan versi wattpadnya.
Sebenarnyanya novel ini mainstream banget yaah, dari awal baca juga udah ketebak kalau Dewa bakal jatuh cinta ama Pelita. Ntah karena kepolosan Pelita, ntah karena kebaikan Pelita, atau karena kecantikan Pelita yang ketutupin ama kacamata dan pakaian jadulnya.
Seperti kebanyakan tokoh di novel teenlit-teenlit lain, tokoh cowok yang galak, angkuh, kejam pasti terlahir ganteng, dan biasanya pintar. Nah, disini Dewa itu ga pintar sih, tapi dia dilahirkan dengan daya ingat yang luar biasa. Dan Pelita, cewek cupu disini juga kerasa jadi makin mainstream, karena pake kacamata dan cupu. Pelita ini, juga cacat. Disini aku cukup kagum yah. Pelita itu banyak kekurangan, tapi sifat baiknya itu beneran baik. Ngeliat apa-apa juga dari sisi positif. Itu yang bikin Dewa yang suka heran ngeliat Pelita, udah dijahatin tapi masih diem aja.
Nah, endingnya yang cukup menghibur rasaku. Dewa udah berusaha nyakitin Pelita mati-matian, usaha banget biar Pelita benci ama dia. Tapi anehnya, Pelita ga benci. Banyak sih ya, cewek-cewek yang suka ama cowok bandel, galak, jutek, misterius, terus kalau udah jadian mereka kayak bangga gitu bisa ngerubah si cowok itu jadi apa yang mereka mau. Terus, kalau akhirnya disakiti, mereka bakal nyalahin si cowok, padahal di awal juga mereka yang setengah mati penasaran ama tuh cowok. Tapi disini enggak, Pelita ga marah Dewa jahatin dia di akhir cerita, dia tetap sabar dan yakin kalau Dewa punya alasan. Aku rasa si Pelita udah di tahap cinta mati banget ya ama si Dewa ini. Terus, selama pacaran, Pelita juga gak terlalu berusaha buat "ngubah" Dewa. Ini sisi plus ceritanya rasaku. Thats why, aku mau beli versi cetaknya.
Tapi, di versi cetaknya, ada adegan tambahan yang menurutku cukup "lebay". Padahal kalau ga gitu novelnya juga masih "cukup" buat dinikmatin.
This entire review has been hidden because of spoilers.
"Darimu aku mengerti, jika cinta membutuhkan luka. Untuk membuatnya bukan hanya sekedar rasa. Yang dengan mudah tertiup pergi, tak bisa bertahan lama. Sekarang, aku sedang terluka. Untuk mencintaimu selamanya." (Hal.290)
Wagela sih. Itu kata pertama yang keluar dari mulutku pas habis tamatin buku ini. Ini cerita pertama karya ka faradita yang aku baca, tapi sukses buat aku takjub.
Pertama, dari segi penokohan yang berani sekali mengangkat sosok Pelita Senja. Gadis yang dari segi fisiknya udah berbeda. Tapi, ka Faradita justru bikin Pelita jadi "WOW" pada kadarnya. Tokoh dan karakter lainnya juga dapet abis feelnya. Bahkan efeknya ke Gerka dan Rendy bikin ku jatuh cinta sama tuh dua cowok wkwk
Kedua, ide cerita yang memang lumayan simple. Tapi, konfliknya complicated abis. Persahabatan, percintaan, kekeluargaan, dendam, bahkan sampai keikhlasan. Adaaa semua. Pengemasannya pun cantik syekaliiii. Membuat aku sebagai pembaca hanyut dlm cerita.
Ketiga, alur maju sedikit mundur ini memang terbilang biasa. Tapi, penempatannya dan timingnya pas. Jadi nggak belibet dan justru bikin aku "Oh karna ini" dan lain-lain.
Ke empat, masih geleng-geleng kepala efek takjub. Dimana, penyelesaian konfliknya yang apa yah menurut aku keren. Nggak klimaks buru-buru ending. Justru puas dengan ending yang aku mikir kayak "ada cerita dalam cerita" gituh deh
Tokok fav aku Dewa itu sudah pasti. Tapi, bener kata Dian klo Gerka dan Rendy justru punya nilai pesona sendiri 😂😂😂
Hayooo, kalian team siapa nih? Cogannya baik dan kece. Tapi, ku nggak suka si Siska ulat bulu itu ih 😕
Overall, novelnya manis dan sedikit bikin dada nyesek. Okeh, jujur aku mewek pas Dewa jahatin Pelita. Daaaan, KALIAN WAJIB BACA. ini tuh RECOMENDED BANGET ! Thankss Dian untuk kesempatan baca novel ini dari hadiah GA dan maacih juga udah seru2an bareng.
Saya membaca novel Pelita dan Dewa ini ketika 2018. Ya, kebetulan saya membaca versi pre-ordernya. Begitu selesai membaca, saya beri bintang 5. Secepat itu.
Karena, memang gaya bahasa kak Faradita yang tidak membosankan. Selain itu, meskipun ceritanya mainstream (weak girl-bad boy tropes), bagi saya pribadi dalam novel ini berhasil dilahirkan dalam kemasan lain dalam segi alur dan plot.
Kak Faradita juga membangun tokoh Pelita dan Dewa cukup sempurna. Sifat, watak, kebiasaan, latar belakang, hobi dan masih banyak lagi. Tak hanya itu, Kak Fara juga memberikan kesempatan eksplorasi tokoh-tokoh sampingan.
Namun, beberapa bintang perlu saya copot dari penilaian novel ini. Bagi saya, apa yang Pelita dan Dewa jalani adalah romantisasi hubungan toksik. Dewa yang kasar dan Pelita yang lemah polos.
Meskipun dalam kemasan yang berbeda, tema yang diusung tetap klise bagi saya. Cewek lemah polos, badboy abusive, fotografer, kutu buku, taruhan, ayah yang tak pedulian. Invalidite juga mengingatkan saya dengan film After :) meskipun filmnya rilis pada tahun 2019, novelnya yang pertama jauh lahir pada 2014. Entah ini hanya sebuah coincidence.*
Penyelesaian Invalidite bagi saya memuaskan. Saya fokus pada Pelita yang menyadari dan menerima sepenuhnya kekurangannya. Untuk bagian ketika ia akhirnya bisa berjalan, saya senang. Tapi, tidak terlalu lega juga. Pokoknya, bagian ketika Pelita menerima kekurangannya sesadar-sadarnya itu bagian favorit saya! Sesuai dengan judul dan subjudul dari novelnya sendiri. Invalidite.
'Bridge of Perfection'
Sukses terus, Kak Fara!
(*koreksi saya bila yang ini salah. Terimakasih!)
This entire review has been hidden because of spoilers.
Cerita di buku ini IMHO merupakan gabungan dari kisah : - meteor garden/boys before flower - princess hours - candy-candy
Jadi kisahnya udah gak asing lagi.. dan gak fresh. Tapi kisah2 seperti ini mudah untuk disukai, sedikit banyak bikin blushing2 gimana gituu.. Dan twist nya pun mudah banget ketebak. Ini buku ke-2 dari Faradita yg saya baca, dan saya jadi 'sedikit' menyimpulkan, sepertinya penulis yang satu ini penganut aliran 'happy ending', which is good for me, karena aku emang sukanya yang endingnya itu happy. Cukup hidup di dunia nyata aja yg pait, cerita di dalam novel jangan 🤭.
Ps. Kalo kamu penyuka drama korea, kayaknya kamu bakalan suka cerita di buku ini...
Nb. Saya lbh suka baca buku yg udah jadi kayak gini, dibanding baca kisah wattpad yg ditungguin per bagian nya secara berkala. Utk buku ini, sebenernya 1 hari udah bisa selesai, tapi kemarin selesai di 2 hari krn sesuatu dan lain hal. Kalo baca di wattpad harus nunggu berapa lama coba? Feelnya juga lebih kebangun ketika membaca dari awal sampai akhir, bukan yg kepotong2 atau terbagi2 tiap minggunya. Tapi itu kasus saya yaa... 😁
Mungkin nggak semua orang bisa memahami makna dibalik cerita dewa dan pelita ini. Tapi saya secara individu sangat suka cerita mereka. Romance nya nggak terlalu cheesy, tapi tetap bisa buat baper. Pas. Juga tentang pesan dari keseluruhan cerita, tentang bagaimana sebaiknya kita menghadapi kebencian dan bagaimana cara terbaik menghapus dendam adalah memaafkan, dimulai dari memaafkan diri sendiri. Salut sama sifat dan sikap pelita yg selalu optimis dan cara dia ngebalas dan mendengarkan cacian dari orang lain terhadap kekuranganya. Nggak semua orang yg punya kekurangan bisa sekuat pelita, dan di buku ini pelita menunjukan bahwa semua cacian yg dia terima ngga mematahkan semangatnya sedikitpun. Dia juga menunjukan bagaimana cara dia memandang dunia dan kekurangannya dengan berbeda, begitupun tentang dia nggak merasa terganggu dengan sikap orang2 yg memandang kekurangannya. Singkatnya, dia mencintai dan menerima dirinya sendiri. Apapun keadaannya dia akan selalu semangat. Saya salut. Karena jaman sekarang nggak semua orang bisa bersikap begitu, bahkan mereka yg nggak dilahirkan dengan satu kekurangan pun.
Bercerita tentang Pelita senja yang menjadi pembimbing Dewa. Dewa yang pemarah dan kasar selalu ditanggapi lembut oleh Pelita, siapa sangka takdir bisa begitu enaknya membawa Dewa pada kehidupan Pelita.
"Aku lupa jika kamu paling hebat dalam bertindak tanpa iba. Dan kamu tidak tahu jika aku paling handal menyimpan segalanya. Bukannya kita cukup sempurna untuk bersama?" —Pelita Senja
Kata yang mewakili novel ini adalah 'Manis' aku di buat senyum-senyum sama tingkah Dewa. Cerita yang menarik, penyelesaian yang begitu manis di suguhkan penulis, hati bisa sekuat itu. Gelap tak selali buruk, itu yang aku dapet dari buku ini.
Tertarik dengan buku karna covernya yg dark sekali, seperti ciri khas dewa. Baca buku ini seperti ingin jadi gadis dewa, begitu menyentuh hati. Harap tabahkan hatinya bagi yang baca buku ini 😜
Semogaku tidak pernah berhenti, sebelum ragamu berada dekat di sini. Sekali kubiarkan jarak menengahi, dan sekarang kamu tidak akan pernah lagi kubiarkan pergi." — Dewa Pradipta
Dan ini bukan cuma tentang cowok badung sama gadis lugu aja ternyata, ada cerita kelam dibalik romantisme mereka.
Klo mau tau seberapa polosnya Pelita? Tanya Rendi, dia yang paling sengsara ampe nyuruh Dewa nyemarin Pelita biar melek dikit sama urusan 'berbau dewasa' wkkwwk Kalo udah kayak gitu, Gerka yang turun tangan nyelametin Rendi biar tetep waras.
Aku suka sikap Pelita pas bagian 'salah paham'nya, karena memang sifatnya itu baik, gak yang langsung nethink dan nelen mentah² apa yang dia denger, Pelita ttp dengan keyakinannya kalau Dewa gak mungkin sejahat itu, sebut aja keterlaluan polosnya, tapi apa salahnya berpikir baik kan? Dan keyakinan Pelita berbuah manis, kepercayaannya sama Dewa terbukti benar.
Dan yang pasti mah, gaya berceritanya asik, bikin nyaman. Ini recomeeeennnddd... Banget banget,,
Cuma ada satu halaman aja yang geganggu aku pas baca, di hal 135 (pict di komen) penggunaan Aku dan Saya nya gak konsisten gitu.
setelah baca review disini aku jadi sedikit manggut manggut, bener memang tapi tergantung sudut pandang menurutku
This couple emang toxic banget, Dewa ini typical bad boy yang kasar, posesif dan abusive, tapi dibalik itu dia ini sebenernya sincere, dia punya masa lalu yg kelam yg buat dia trust issues sama org lain, akhirnya dia bertemu Pelita yang innocent, kind, terlalu lurus lah untuk dunia yg kejam ini, kurangnya cuman satu, dia cacat. Rada kasihan sih sama pelita yg cinta mati ujung2nya sama Dewa, menganggap normal tingkah bad boy nya Dewa dan cenderung berbohong utk Dewa. she deserves better.
Sebenernya ini he fell first she fell harder ga sihh? walopun Dewa juga tetep cinta mati sama Pelita. Ya begitulah, banyak bgt cerita model begini di wattpad but i enjoyed it so much, lumayan buat spend time with light reading. kabarnya mau jadi movies ya? I’ll watch kalau main lead nya bagus😀✨
This is incredible!! Awesome, Gorgeous and another wonderful words to describe this book. Kak Fara always makes me fall in love with her story. This is one of them. How could i wish I could be a Pelita with her beauty soul. She's like an angel. She's perfect. The perfection which can't all of women have it in this world but she has it in this story. I believe in the other place , there is a girl who is like Pelita eventhought she's not perfect as a Pelita. This story shows me that there's good in bad, perfection in imperfection, sincerity in adversity and an apology in revenge. All of this will be a miracle if there's love in it. A truly, deep and big love.
be thankful. in this story I was taught about gratitude because what we have now is not only able to complain because it can be that what you complain about is what other people expect there. Like what Pelita does.
Hah! Novel yang kuselesaikan dalam jangka waktu agak lama. Ya soalnya aku sambi ngereview novel yang lain. Haha.. Tapi beneran, novel ini seru banget. Dan kayak novel kak Fara sebelumnya, novel ini bener-bener nguras emosi! Konflik yang dipake, juga nggak biasa menurutku. Kalau dibandingkan dengan SIN, entah kenapa aku kurang sreg ya. Soalnya, Invalidite ini konflik batinnya beda. Jadi jangan dibandingkan. Hehehe.. Lebih dalam dan hhh.. sudah deh, aku nggak bisa ngomong kalo sama konfliknya.
Kelemahan : Novel ini punya dasar cerita yang bisa di bilang pasaran. Bad boy dan cewek lugu.
Kelebihan: Namun setelah saya baca buku ini hingga akhir, saya cukup takjub dengan penulis yang berhasil membuat cerita ini menarik dengan jalan cerita yang bisa dibilang lambat namun tidak membosankan.
Nggak terlalu lebay dan adegan manisnya begitu pas menurut saya.
Saya suka bagaimana penulis merangkai kata di novel ini, nggak berbelit-belit dan mudah dipahami.
Semua menyenangkan sampai tiba saat Dewa tahu kalau Pelita anak pembunuh orangtuanya, terus Dewa mulai maki2 si Pelita and act like a very asshole shit.
Gara2 itu I kinda hate them both. Dewa yang toxic abis dan Pelita yang manggut2 aja kayak cewek tolol setelah diinjek2 Hzzz
Semoga gak ada cewek yang terlalu polos alias mau dibego-begoin kayak Pelita. Dan semoga gak ada cewek yang berminpi punya cowok kayak Dewa. Makan ati.
Ketika yang lain mendewakan seorang Dewa, aku yang makan pentol tusuk cuma bisa menangis. Tipikal cowok toxic banget, kalau real life udah aku paksa ke psikiater, asli. Karakter ceweknya terlalu melankolis buat aku super duper gregetan pingin bilang, "ayo speak up, lah!"
Cukup dua bintang aja untuk cover yang cantik, btw itu kakinya siapa kok mulus banget, lebih mulus dari akhlaknya si Dewa.
PARAAHHH INII BENERAN SERUU BANGET!!!! kalian semua harus baca inii, pelita sma dewa. aku beneran sesuka itu sma pelita smpe pernah bkn usn ig pke nama @litaaeee yapss ak sesuka itu sm pelita senja, dia orangnya positif bangettt DAN KARENA INI JUGAAA dari buku ini aku bru tau ad yg namanya photographic memory itu WOWWW BANGET‼️‼️‼️🤩🤩💗💗💗💟💌
This entire review has been hidden because of spoilers.
Novel kak Fara emang selalu bikin susah move on yah, aku udah baca lewat wattpad biasanya versi buku nggak bakal baca lagi langsung ke halaman akhir, tapi cerita ini bikin aku baca ulang versi bukunya dan nggak skip skip tapi tetep kerasa feelnya. Pokoknya terbaik deh kak Fara wkwk
Ngikutin dari awal ditulisnya cerita ini di Wattpad. Kak Fara selalu berhasil bikin penggemarnya gamon :( . Dari segi alur, karakter di setiap tokonya serta pelajaran yang bisa diambil dari cerita ini. Invalidite worth it to buy and read. Ngga akan ngecewain :)
As usually, tulisan Faradita konfliknya tu pasti udah kayak rollercoaster! Terus aja diombang-ambing tapi gak ngebosenin dan tau bgt gimana ngolah angkat-bantingnya. Dan endingnya... WAGELASEEEHHH! Cakep bgt! So sweet!!! 😭😍 Suka bgt deh! Ditunggu versi movie-nya