Buku ini mengajak kita menyelami tingkatan kesadaran. Kesadaran menuntut ilmu adalah sebuah perjalanan panjang dari buaian sampai liang lahat. Kesadaran bahwa kebahagiaan dan sukses bukan sekadar pencapaian tonggak-tonggak harapan dan gelar, tetapi lebih tentang larut dan khusyuk menikmati perjalanan menimba ilmu. Limitless Campus mengajak kita menemukan panggilan hidup, pekerjaan, atau aktivitas yang menyalakan semangat di dada dan memberi manfaat bagi sesama. (VIVI ALATAS; Economist of World Bank Indonesia)
Kesan pertama saya saat membaca bab bab awal buku ini adalah penulis ingin menggambarkan pentingnya passion dalam menjalani hidup untuk mencapai misi tertentu setiap pribadi. Itu bisa benar, bisa saja salah, tergantung pribadi masing-masing.
Premis yang ingin disampaikan buku ini dapat saya tangkap. Akan tetapi, keruntutan isi buku ini dapat dibuat lebih baik lagi agar pembaca seperti saya mampu menangkap 100% pesan yang ingin disampaikan penulis.
Sangat disayangkan bahwa 50 halaman terakhir isi buku ini hanya membahas sebuah projek yang diusung oleh penulis, sehingga terkesan sangat bias dan subjektif. Ini adalah alasan utama saya memberikan rating 2/5. Apabila halaman-halaman tersebut direvisi, mungkin saya akan berikan rating 3/5.
Kenali diri, kenali diri, kenali diri. suatu pengingat yang sering banget saya denger. Namun emang cukup sulit dilakukan. Nah, di buku ini saya kembali lagi diingatkan untuk mengenali diri. Bukan itu saja, ternyata kenal diri adalah pintu gerbang menuju hidup yang bermakna. Dengan kenal diri kita jadi memiliki kesadaran. Kesadaran menuntun kita pada pemahaman akan lingkungan termasuk masalah di dalamnya. Dan masalah bagi orang yang kenal diri akan jadi pemacu dirinya untuk membuat suatu solusi atau karya untuk menyelesaikannya.
Menceritakan sebuah fakta kehidupan, dan menawarkan solusi. Benar! pendidikan tanpa ada pembangun kepedulian, it's nothing! Tips dan trik desaun hidupmu dg membuka lebar mata dan pikiranmu.