Jump to ratings and reviews
Rate this book

Young Adult GPU

Savanna & Samudra

Rate this book
Setelah papanya meninggal, Savanna—mahasiswi cemerlang yang terbiasa hidup serbamudah—dihantam masalah bertubi-tubi: kehilangan pacar, putus kuliah, dan berurusan dengan penagih utang. Namun, ujian terberatnya adalah bekerja sebagai pelayan kedai susu.

Di kedai dia bertemu Alun, cowok norak, gaptek, dan tak bisa meng-update Facebook. Pemuda itu memang mencerahkan harinya, tapi juga memperumit masalahnya. Sava tersentak menyadari cinta ternyata bisa mengkhianati akal sehat. Masa sih dia jatuh cinta pada Alun, pemuda desa yang tak pernah kuliah dan melarat? Di sisi lain, Harris—mantan pacar Sava yang sempurna—muncul kembali. Hal itu membuatnya bingung mana yang harus dia pilih: cinta atau logika?

Selain itu, Sava tidak mau menjadi pelayan seumur hidup, tapi juga tidak tahu apa yang dia inginkan dalam hidupnya. Lantas, adakah jalan lain yang bisa dia tempuh? Dan… apa yang harus Sava lakukan?

352 pages, Paperback

First published August 26, 2018

18 people are currently reading
229 people want to read

About the author

Ken Terate

26 books233 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
45 (13%)
4 stars
151 (46%)
3 stars
113 (34%)
2 stars
15 (4%)
1 star
2 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 104 reviews
Profile Image for Reina Tan.
288 reviews143 followers
September 29, 2018
pendapat pribadi
° ° °

Satu kata yang cocok membuat review-ku ini adalah.... Suka!

Jujur saja, aku enggak menyangka dari blurb yang—maaf—rada klise, ternyata memuat cerita yang cukup jauh dari kata klise. Mungkin premis/tema-nya klise, tapi cara penulis menceritakan detil setiap kejadian, hal-hal yang berhubungan dengan konflik, dan segala macam patut diacungi jempol.

Kadang aku berpikir Kak Ken itu lebih cocok menulis cerita dark daripada ceria(?) 😂 Mengingat cukup kelamnya cerita 'Dark Love' yang menganut tema hamil muda—alias hamil saat masa sekolah.

Seperti yang aku bilang di atas, ceritanya enggak sesederhana blurb-nya. Awalnya, aku mengira 'Savanna & Samudra' hanya mengisahkan kisah cinta dewasa muda dengan drama keluarga sebagai pendamping.

Eh ternyata...

Kebalik 😂

Malah novel ini lebih kepada kisah keluarga dengan bumbu romansa sebagai pendamping.

Kenapa?

Karena sejak bab 1, menurutku,penulis sudah langsung menunjukkan kalau novel ini bukan cuma membahas cinta lawan jenis yang berawal dari 'benci' jadi 'suka'. Singkatnya, konflik di novel ini tidak sesimpel itu.

Aku suka bagaimana Kak Ken menuliskan stage of grief pasca kematian orang tersayang (apalagi ini ayah sendiri) yang dialami oleh Savanna—atau Sava. Yah, meskipun kadang Sava kelewat kasar dan ngeselin, but that's why it called the first two stage of grief: denial and anger.

Sebenarnya, perjalanan cerita Sava ini benar-benar mencakup semua five stages of grief yang besar kemungkinan dialami orang yang kehilangan orang terdekat selama-lamanya, entah secara mendadak ataupun perlahan.

Despite how annoying sometimes she is, tokoh Sava terasa 'hidup'.

Permasalahan yang timbul dalam keluarga Sava pun dikupas secara perlahan tapi pasti. Saking pastinya, aku jadi emosi. Ugly truth perlahan muncul, apalagi beberapa bagian dari novel ini enggak hanya fokus ke Sava.

Tapi juga tentang Ibunya.

Perihal tokoh pendamping, ini juga enggak kalah kerennya sih. Alun si cowok gaptek, tapi kalau ambil tindakan luar biasa pertimbangannya. Lalu Koh Abeng yang kalau ngomong campur Bahasa Jawa, jadi serasa bule 😂

Miss Lina, Harris, Iwan, dan Ola juga benar-benar memberikan warna yang bagus di novel ini.

Perihal konflik, aku rasa udah jelas banget keliatan masalahnya apa begitu kalian mulai membacanya. Tapi kalau untuk penyelesaiannya, aku merasa ada yang kurang gitu.

Enggak tau apaan yang kurang, tapi perasaanku rasa kurang puas sama penyelesaian yang ada. Terutama, segala hal yang menyangkut Mama-nya Sava.

Mungkin itu cuma perasaan aku doang sih. Selebihnya, aku suka banget sama novel ini. Suka sama masalah keluarganya, suka sama penggambaran kondisi yang ada, sampai suka sama Bakmi Jawa Koh Abeng—lho?! 😂

Saranku untuk kalian yang berminat baca novel ini adalah.... Sabar-sabar aja sama watak Sava dan paragraf deskripsi yang panjangnya menandingi bab Tinjauan Pustaka skripsi. Namun, paragraf-paragraf itu justru tempat somber 'konflik' novel ini terselip.

Oh ya, romansa yang terbentuk antara hero-heroine -nya memang enggak begitu kental, tapi...

Tetap saja manis :')
Profile Image for Utha.
824 reviews398 followers
May 4, 2022
Ken Terate selalu punya gaya tersendiri kalau menulis novel remaja. Aku sendiri nggak bisa ngejabarin "apa" khasnya. Harus baca sendiri kalau mau paham. Wehehe.

Sava, yang hidupnya serbamudah akhirnya mesti jadi karyawan Inisusu setelah papanya meninggal. Di sana dia bertemu Alun, cowok kudet lulusan SMK, yang selalu kepo. Bukan cuma itu, dia mesti ngeliat Harris mantan pacar yang serbasempurna dateng ke kedai Inisusu bareng pacar barunya. Dia mesti dengerin ocehan Miss Lani, pemilik Inisusu, yang menyabotase ide kafenya. Sava harus mengurus Tyo, adiknya, yang mogok sekolah. Sava juga mesti menghadapi mamanya yang malah belanja ini-itu dengan berutang. Dia pun harus menghadapi lintah darat tempat mamanya berutang.

Hidup Sava langsung jungkir balik. Satu-satunya hiburan ya saat dua temannya bermain di rumah, atau saat Harris mengiriminya pesan secara berkala. Tapi, Harris kan masih jadi pacar Chealsea.

Sava yang tadinya begitu mengidolakan almarhum papanya, harus mengubah pandangannya begitu tahu ada rahasia yang tersimpat rapat dalam keluarganya.

Kasih 4/5 bintang!
Profile Image for Lievadiar.
147 reviews16 followers
October 13, 2018
Judul : Savanna & Samudra
Penulis : Ken Terate
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah hal. : 352
Tahun terbit : 2018

It's a beautiful story. Nggak sesederhana blurbnya. Mungkin sebagian orang bakal ngira ini cerita romansa berbumbu drama keluarga. Selamat, Anda salah. Justru cerita ini full drama keluarga dan dibumbui sedikit romansa. Asli, konfliknya lumayan berat dan nguras emosi banget, Kak! 😍😭

Masalah keluarga yang dihadapi Sava pelik banget. Kehidupannya yang serba mewah musnah dalam sekejap mata. Sepeninggal papa tak ada lagi mobil, tak ada lagi hang out ke mall ataupun cafe tempat biasa Sava dan teman-temannya nongkrong. Juga mamanya yang nggak bisa diandalkan, juga Tyo yang masih harus sekolah, terpaksa Sava harus jadi tulang punggung keluarga agar mereka bisa tetap waras menjalani hidup yang keras ini.

Lalu Sava bekerja di kedai Inisusu, sebuah kafe sepi pengunjung tapi menunya lumayan. Sava punya bos yang unik, dan juga 2 orang partner kerja yang aneh. Yang satu, cowok sebaya dengannya tapi update Facebook pun tak bisa. Yang satunya lagi, pria lebih tua dari mereka dengan mata sipit tapi medhoknya melebihi mereka.

Belum lagi masalah keluarganya yang pelik, kisah cintanya juga nggak semulus jalan tol. Putus dengan sang pacar, lalu mulai ada rasa dengan Alun tapi masih ragu, dan ketika hatinya belum mantap datang lagi sang mantan menghantuinya.

Tema yang seperti ini kurasa belum banyak ya di kalangan novel YA Indonesia, salut sama Kak Nilken! Aku juga suka settingnya, apalagi bahasa Jawa yang diselipkan di antara dialog mereka. Ah, gara-gara Koh Abeng dan kemedhokannya (iya aku bayangin Koh Abeng yang sipit itu tapi ngomongnya medhok) jadi kangen Jawa aku tuh *cry*

Pemilihan judul bikin pembaca bertanya-tanya juga (termasuk aku), Savanna & Samudra? Padang rumput dan lautan lepas? Yang jawabannya akan kita tahu setelah baca cerita ini sampai akhir 🙈

Endingnya emang ketebak kalau kubilang, walaupun ada sedikit scene yang mungkin buat pembaca lain terkecoh tapi akunya nggak . Tapi aku nggak masalah sama ending, aku menikmati jalan cerita ini dari awal sampai akhir. Gimana Kak Niken berhasil meramu cerita ini sedemikian apik, itu yang kusukai.

Oh, dan jangan lupakan covernya yang cakep banget! Salah satu alasan yang bikin kutertarik sama buku ini. Desain cover yang sesuai sama ceritanya dengan perpaduan warna dan fontnya yang cocok banget! Salut sama tim GPU deh, sering-sering buat cover yang bagus untuk cerita-cerita yang bagus gini ya ke depannya! ^^

Untuk kekurangannya aku belum nemu yang fatal banget, cuma ada beberapa typos yang kadang emang ngegemesin sih. Anyway itu nggak mengubah keputusanku buat kasih 5 bintang buat Savanna & Samudra! *tebar lope-lope*
Profile Image for Sulhan Habibi.
805 reviews63 followers
September 7, 2018

Setelah membaca cerita tentang remaja “Looking For Alibrandi” dan “Saving Francesca” dari penerbit Gramedia Pustaka Utama, aku masih ingin membaca buku yang menceritakan kisah seorang remaja dengan permasalahan yang dihadapinya. Biasanya aku lebih banyak membaca cerita fantasy, sci-fi, thriller, jadi membaca kisah remaja dan romansa menjadi semacam penyegaran buatku.

Nah, aku pun akhirnya mendapatkan kesempatan membaca buku “ Savanna & Samudra” karya Ken Terate sebelum bukunya secara resmi beredar di took buku. Kesimpulanku setelah membaca Savanna & Samudra adalah aku menyukainya. Tema yang diangkat cukup berbeda dan menjadi semacam penyegaran di antara tema remaja yang saat ini beredar di Indonesia.

Penasaran? Simaklah ulasan singkatku di bawah ini.

*Blurb*

Setelah papanya meninggal, Savanna—mahasiswi cemerlang yang terbiasa hidup serbamudah—dihantam masalah bertubi-tubi: kehilangan pacar, putus kuliah, dan berurusan dengan penagih utang. Namun, ujian terberatnya adalah bekerja sebagai pelayan kedai susu.

Di kedai dia bertemu Alun, cowok norak, gaptek, dan tak bisa meng-update Facebook. Pemuda itu memang mencerahkan harinya, tapi juga memperumit masalahnya. Sava tersentak menyadari cinta ternyata bisa mengkhianati akal sehat. Masa sih dia jatuh cinta pada Alun, pemuda desa yang tak pernah kuliah dan melarat? Di sisi lain, Harris—mantan pacar Sava yang sempurna—muncul kembali. Hal itu membuatnya bingung mana yang harus dia pilih: cinta atau logika?

Selain itu, Sava tidak mau menjadi pelayan seumur hidup, tapi juga tidak tahu apa yang dia inginkan dalam hidupnya. Lantas, adakah jalan lain yang bisa dia tempuh? Dan… apa yang harus Sava lakukan?
.
.
Kehidupan Savanna berubah telak dari kehidupan serba mudah menjadi semakin sulit. Turun kelas, turun derajat, dan hari-hari menjadi semacam ujian untuk bertahan hidup. Jika menjadi sukses memerlukan perjuangan yang berat dan panjang, maka mengubahnya menjadi buruk seolah-olah hanya memerlukan usaha yang sedikit semudah membalikkan telapak tangan.

Savanna mulai berjuang untuk dirinya sendiri, adiknya Tyo, dan tentu saja untuk ibunya. Bekerja untuk biaya hidup sehari-hari yang gajinya jauh dari kata cukup. Perkerjaan sebagai pelayan di tempat yang (sebenarnya) tidak dia sukai bersama orang-orang yang gampang membuatnya sebal. Namun, siapa sangka bahwa tempat yang semula tidak dia sukai, kedai susu, justru menjadi tempat yang paling berjasa dalam kehidupan Savanna selanjutnya.

Dalam perjuangannya untuk menyelamatkan keluarganya, Savanna akhirnya menegtahui bahwa sejak awal ada yang salah dengan keluarganya. Ada kenyataan pahit yang harus dia hadapi, mengenai ayah dan ibunya.

Selain tentang perjuangan hidup dan masalah keluarga, tentu saja ada romansa dalam cerita ini. Syukurlah porsinya dalam kadar yang pas (menurutku). Bukankah dalam hidup seorang remaja yang beranjak dewasa selalu dipenuhi malah keluarga dan perasaan? Nah, buku ini mengakomodirnya dengan pas.

Kisah cintanya mengenai Savanna dan Samudra.
Savanna tentu saja bisa kalian ketahui dari blurb dan ulasanku karena dialah sang tokoh utama. Namun Samudra? Siapa dia? Nah, jika kalian penasaran, sebaiknya bacalah buku ini. Hehe.

Nah, berikut ini aku ingin menuliskan hal yang aku sukai dana hal yang membuatku kurang sreg dari buku “ Savanna & Samudra” karya ken terate ini.

Ini nih hal-hal yang aku sukai :
a. Sebagai karaya pertama Ken Terate yang aku baca, aku mengakui bahwa aku menyukai pilihan nama para tokohnya. Savanna? Padang rumput dengan semak? Nama yang menarik. Samudra? Lautan lepas yang sangat luas? Menarik juga. Ya! Kesanku terhadap dua nama tokoh utama dalam buku ini adalah nama mereka menarik. Punya daya tarik sendiri.
b. Tema yang diangkat mengenai kehidupan remaja dalam kalangan menengah ke bawah yang mengalami perubahan nasib belum terlalu banyak diceritakan oleh penulis Indonesia. Tema ini menjadi semacam penyegaran. Lagipula, cara penyampaiannya pun cukup baik. Eksekusi dari konflik dengan tema seperti ini pun diceritakan dengan bagus tanpa dramatisir berlebih.
c. Ceritanya mengalir dari halaman pertama hingga terkahir. Gaya bercerita yang dipakai oleh Ken Terate cocok untuk pembaca remaja dan remaja dewasa.
d. Aku suka desain cover-nya. Jujur sangat menarik dari segi ilustrasi dan pemilihan warnanya. Font-nya pun sangat nyaman di mata.

Lalu, bagaimana dengan hal-hal yang membuatku kurang sreg alias geregetan?

a. Dengan adanya dua nama editor di bagian informasi buku, seharusnya typo bisa diminimalisir sedikit mungkin. Nyatanya aku menemukan beberapa typo yang sangat gampang ditemukan saat membaca buku ini.
b. Penulis sering menggunakan kata ganti “ cewek itu” dan “cowok itu” bagi Savanna dan Alun. Contohnya : “Sava menunggui Alun dan mendadak kamar mandi yang kecil itu menjadi sesak. Cewek itu jadi salah tingkah. --- Akhirnya dia memilih tinggal …”.
Bagiku penggunaan kata ganti “cewek itu” dan “cowok itu” yang terlalu banyak membuatku kurang sreg karena seolah-olah Savanna dan Alun adalah bukan tokoh utama yang kemunculannya hanya sesekali. Penggunaan kata ganti “dia” aku rasa lebih enak dibaca.
Well, hanya itu sih yang cukup menggangu menurutku.

Buku ini memberikan gambaran bahwa kehidupan golongan menengah dan semua problemanya bukanlah hal yang menakutkan asalkan kita bisa menghadapinya, tetap berusaha yang terbaik, dan pantang menyerah. Justru kehidupan yang sederhana, jauh dari gemerlap kalangan berada lebih menarik untuk diceritakan. Selain itu pula, apa yang kita tidak kita sukai, apa yang menurut kita buruk, bisa jadi adalah peristiwa penting yang menentukan masa depan kita kelak. Aku suka buku ini memberikan gambaran tersebut buat para pembaca.
Bagi kalian yang ingin membaca kisah yang ringan mengenai remaja dan permasalahannya yang menyegarkan dan cukup berbeda, buku ini sangat cocok untuk kalian nikmati.

“Aku tahu ada perang dan sebagainya, jadi aku tak pantas mengeluhkan genting bocor. Tapi sungguh, hal-hal semacam itu bisa membuat kita merasa jadi makhluk pasling malang sedunia.” – Hal.163

“Mereka bilang darah itu lebih kental daripada air. Ya, dan kurasa darah itu lebih cepat pula bekunya.” – Bintang Savanna (Hal. 61)

“Aku tahu orang-orang datang dan pergi. Itu alamiah. Yang aku tahu, melihatnya pergi ternyata sungguh menyakitkan.” – Hal.193
Profile Image for Autmn Reader.
879 reviews91 followers
October 11, 2021
Baca di Gramedia Digital

Love and hate sebenernya sama buku ini karena setengah buku I totally hate all of the characters. 😂 Tapi setengah ke belakang aku mulai suka sama beberapa di antara mereka. Ada beberapa orang yang nggak bisa aku maklumi dan pahami sama sekali bahkan sampai ending.

• Pros:

Aku suka banget sama character development-nya. Apalagi sama Savanna. Dia tokoh yang beneran aku tuh kesel banget pas di awal, tapi makin sini aku makin bisa liat perubahannya. Gimana pada akhirnya dia bisa mulai memahami keadaannya. She doesn't totally change in the end of the book, tapi pilihan-pilihannya mulai pinter dan bikin pembaca kayak aku bernapas lega.

Karakter yang ada di sini itu beneran membumi semua. Karakter yang kita temui di kehidupan sehari-hari. Buku ini juga enggak jual mimpi manis buat pembaca, dan beneran nunjukkin klau hidup itu enggak kayk dongeng Cinderella.

Aku juga suka banget sama dinamika hubungan Alun-Sava. Mereka tuh enggak banyak interaksi juga sebenernya, tapi setiap ada interaksi langsung kena juga dan memorable.

Konflik di cerita ini juga terasa dekat dan aku suka sama ending yang enggak terburu-buru dan semuanya menawarkam solusi yang baik untuk setiap karakternya. (Note: beberapa konflik2nya).

• Cons:

Aku beneram mggak tahan ya sama kelakuan Ibu-Bapak Savanna. Enggak ada yang bisa aku maklumi di sini dan bawaannya tiap ada kisah mereka pingin aku jedotin aja itu rokoh satu-satu ke tembok saking ngeselinnya. I hate them. Aslinya. 😂

Isu perselingkuhan di sini juga bikin kesel setengah mati buatku. Karen terasa dimaklumi aja. Please, end first what you started.

Ibunya yang diending terasa kentang aja, sih. Walaupun ada di awal clue clue tapi yaa, kurang aja buatku.

Over all, buku ini cocok buat pembaca yang seneng sama character development yang bagus dan cerita yang nggak menjual mimpi.
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
September 6, 2018
Setelah papanya meninggal, Savanna baru merasakan kerasnya kehidupan. Terutama ketika dia harus dengan terpaksa mengambil alih peran papanya untuk mengurus segala sesuatunya di rumah mereka. Tidak usah mengharapkan mamanya yang setiap hari entah pergi kemana dengan gaya mewah. Padahal keuangan mereka sangat terbatas. Tyo, adik satu-satunya, bahkan kini malas ke sekolah. SPP-nya menunggak tiga bulan. Debt collector sudah beberapa kali menyambangi rumah mereka. Savanna harus meninggalkan bangku kuliah agar bisa bekerja mendapatkan uang. Dan satu-satunya tempat yang menerima lulusan SMA sepertinya hanyalah kedai susu Inisusu.

Di kedai itu, dia bertemu dengan Alun. Cowok lulusan SMK yang juga bekerja sebagai pelayan, sama dengan Savanna. Bedanya Alun sepertinya menikmati pekerjaannya. Dan dia juga rupanya kesayangan Miss Lani, pemilik kedai yang pelit itu. Alun seringkali melontarkan guyonan-guyonan konyol. Dan Koh Abeng, chef di kedai itu bisa menimpali candaan tak bermutu Alun.

Kehidupan baru yang dijalani Savanna terasa menurunkan derajat sosialnya beberapa tingkat di bawah sebelumnya. Savanna yang terbiasa hidup mewah kini harus kerja demi upah yang tidak seberapa. Mimpinya menjadi sarjana harus dikubur, meski diam-diam Savanna berharap dia akan bisa mengejarnya kembali. Bukan hanya itu saja, sosok Papanya yang sempurna di mata Savanna ternyata menyimpan masa lalu yang kelam.

Ada banyak issu yang diangkat dalam novel ini. Pentingnya pendidikan, pernikahan dini, KDRT, kedewasaan sebelum waktunya, derajat sosial, dan masih banyak lagi. Semuanya diramu dengan pas pada novel yang mengambil latar belakang kota Jogja ini. Saya menyukai bagaimana penulis menggiring pembaca untuk melihat Atika, mamanya Savanna, sebagai sosok antagonis yang kemudian mengungkap alasan mengapa Atika berbuat seperti itu. Alasan yang sesungguhnya itulah yang banyak terjadi dalam realitas sosial di masyarakat. Saya juga menyukai perubahan cara pandang Savanna. Selama ini, cara pandang Savanna terhadap pendidikan terbentuk dari pola pandang papanya. Sebagai contoh, Bimo, papanya Savanna melarang Tyo masuk ke SMK karena menganggap SMK itu derajatnya lebih rendah daripada SMA. Ketika Savanna bertemu dengan Alun yang hanya lulusan SMK, Savanna juga memandang rendah Alun. Tetapi ketika satu per satu keterampilan Alun membantu Savanna menyelesaikan masalahnya, ada perubahan yang terjadi pada Savanna dalam menyikapi hidup.

Seorang teman mengatakan membaca novel ini rasanya lebih "merakyat". Dan saya setuju dengan itu. Novel ini menunjukkan bahwa kedewasaan itu tidak selamanya soal umur. Bahwa terkadang kita harus menjadi dewasa sebelum waktunya, dengan melompat dari satu masalah ke masalah lainnya.
Profile Image for Shanya Putri.
345 reviews160 followers
August 4, 2021
Oh, wow.

Entah bagaimana dan anehnya, cerita di buku ini banyak mirip denganku. Eh, mungkin hanya beberapa kondisi saja. (Karena perbedaannya juga banyak, sih. Apalagi di bagian romance-nya, pfftt.)

Intinya, aku bisa relate ke cerita dan tokoh di buku ini. Terlebih Sava. Walau awalnya aku kurang suka dengan bagaimana dia berkomentar tentang satu dan lain hal, tapi untungnya karakternya berubah jadi pribadi yang lebih baik.

Lucunya, di bagian awal cerita, aku mencari-cari tokoh Samudra yang entah di mana. Ohh, ternyata... 😂😂


Hal lain yang aku suka dari buku ini adalah quotes yang selalu ada di setiap awal bab. Quote entah dari siapa, lalu "dibalas" dengan quotes oleh tokoh di cerita. Kadang juga ada quote dari si tokoh langsung. Unik banget dan juga lucu!

Konfliknya juga lumayan kompleks dan memakan emosi jiwa. Tentang persoalan keluarga, diri sendiri, dan juga cinta. Hebat deh pokoknya!

Sangat direkomendasikan untuk semuanya!
Profile Image for Sulis Peri Hutan.
1,056 reviews295 followers
September 1, 2018
Ada giveaway buku ini di https://www.kubikelromance.com/2018/0...




Kerja jadi pelayan, apa kerennya? Itulah yang dikerjakan Bintang Savanna sekarang, penjadi pelayan di Inisusu, sebuah kedai yang tidak terlalu mencolok dan diisi orang-orang aneh. Miss Lani, pemilik sekaligus penjaga kasir yang hanya ingin tahu kerjaan beres dan pelanggan banyak, Koh Abeng yang Jawa banget, menjadi chef gadungan di sana. Terakhir, Alun Samudra, cowok desa yang hanya lulusan SMK, gaptek, melarat tapi rupawan.

Terpaksa bekerja hanya salah satu masalah yang dihadapi oleh Savanna. Semanjak ayahnya meninggal, semua kenyamanan hilang. Sava harus cuti kuliah karena untuk memenuhi kehidupan sehari-hari saja susah, apalagi untuk membayar biaya kuliah yang mahal. Dia putus dengan pacarnya, Harris. Adiknya, Tyo, terancam putus sekolah karena ibunya tidak kunjung membayar uang SPP. Paling parah, Sava ikutan dikejar rentenir karena bukannya membayar hutang, ibunya malah foya-foya dan sering pergi dengan lelaki.

Untungnya, ketika Sava mengalami masalah yang tidak bisa dia tangani sendiri, Alun selalu datang membantu, misalkan saja memperbaiki atap genteng yang bocor, keran yang copot dan Alun juga membuat Sava aman ketika didatangi rentenir, dia siaga di depannya. Ketika dia merasa nyaman dengan kehadiran Alun yang menerima dia apa adanya, Harris muncul kembali, Harris yang kaya dan memberikan kenyamanan seperti dulu kala.

Kita dewasa saat kita mendadak tahu masalah orang-orang dewasa.

"Nduk, hidup itu rangkaian masalah. Kita cuma melompat dari masalah satu ke masalah yang lain. Tapi seenggaknya kita bakal melompat, ya kan? Tenang aja, badai pasti berlalu. Nggak ada badai yang nggak berhenti."

Mungkin kita cuma melompat dari satu kesalahan ke kesalahan yang lain. Tapi, di antara kesalahan-kesalahan itu ada hikmah dan pelajaran, kan? Malah kadang-kadang ada senangnya juga.

Savanna & Samudra bisa dibilang cukup berbeda dengan novel remaja kebanyakan, khususnya dari status sosial para tokohnya, jauh dari dunia gemerlap. Bisa dibilang Savanna & Samudra cerita yang merakyat, mengangkat masalah orang menengah ke bawah, masalah yang sangat realistis karena selalu ada di sekitar kita. Menceritakan bagaimana Sava harus menghadapi permasalahan hidup ketika dia dan keluarganya menjadi miskin.

Turun drajat, itulah yang dialami Sava dan penulis menceritakan dengan baik sekali. Mulai dari langkah pertama yang harus dilakukan, bekerja untuk mencari uang, itu pertahanan pertama. Seletah mencoba meminta tolong keluarga ayahnya, Sava jadi tahu permasalahan keluarga, bahwa keluarga dari pihak ayahnya hanya menghormati ayahnya dan membenci ibunya karena latar belakang yang dimiliki. Lebih dari itu, selama ini ibunya tidak bahagia dengan pernikahannya.

Ada satu hal yang sangat menarik bagi saya ketika penulis meyorot masa lalu ibu Sava. Berasal dari kelas sosial bawah, berbanding terbalik dengan ayah Sava yang cukup terpandang dan dari kalangan militer, membuat ayah Sava cukup otoriter. Ibu Sava menikah selepas SMA dan sejak saat itu dia tidak pernah bekerja. Dia disetir hanya menjadi ibu rumah tangga yang tidak pernah memegang uang lebih. Dampaknya ketika ayah Sava meninggal, mereka kehilangan satu-satunya sumber penghidupan.

Dulu ayah saya pernah berpesan, kalau sudah menikah nanti diharapkan tetap bekerja, karena kita tidak tahu kedepannya, misalkan saja bercerai dari suami atau ditinggal mati (semoga saja tidak pernah terjadi). Membaca Savanna dan Samudra ini, saya melihat perwujudan dari perkataan ayah saya, bahwa menjadi wanita mandiri itu penting. Tidak mudah mencari pekerjaan bagi wanita berusia empat puluhan, dan itu dirasakan sekali oleh ibu Sava, dia tidak pernah bekerja, dia tidak pernah hidup susah setelah menikah.

Tokoh favorit saya adalah Alun, dia karakter yang sangat menyenangkan, seperti hidup tanpa beban dan melakukan apa yang dia sukai. Dia tidak pernah merasa minder berasal dari keluarga miskin atau tidak pernah mengenyam bangku kuliah, dia hanya menjalani hidup apa adanya. Alun juga lah yang membuat Sava untuk menerima keadaan, bahwa tidak buruk menjadi orang miskin, asal kita bahagia dan bisa melakukan apa yang kita suka. Selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki sekarang.

Bagi kalian yang mencari cerita remaja tentang permasalahan hidup sehari-hari, Savanna & Samudra akan memberikan gambaran yang cukup nyata.
Profile Image for Amaya.
742 reviews59 followers
November 12, 2022
Actual rating: 4.2

Waktu memutuskan baca ini, sama sekali nggak punya ekspektasi bakal jadi begini. I mean, ini sempurna! Bahkan aku masih nggak bisa nulis ulasan yang lebih proper.

Pertama, aku lupa formula ketika membaca karya Kak Ken: Jangan terlalu membenci karakter antagonisnya, seburuk apa pun perlakuannya. Dan yap, terbukti. Sebenarnya, siapa antagonis di buku ini? Aku pun nggak bisa jawab dengan pasti. Setiap manusia pasti punya dua sisi, baik dan buruk. Tergantung mana porsinya yang lebih besar. Itu saja.

Kedua, hidup Savanna nggak mudah. Sangat. Mengambil cuti kuliah demi mengumpulkan uang, sedangkan penagih utang mendadak datang, mengambil barang2 dan mengancamnya. Apa yang ibunya lakukan? Nggak jelas. Semua penagih utang datang mencari ibunya. Ibunya berutang jutaan rupiah, padahal uang untuk membeli pembalut saja Sava masih harus mencari! Ya, aku nyalahin emaknya yang super nggak peka dan suka seenaknya beli ini lalu itu tanpa pertimbangan. Tagihan dari kartu kredit juga membengkak, apa sih sebenarnya yang dibeli sampai mencapai angka segitu?

Ketiga, aku percaya, setiap karakter punya background. Kenapa di awal aku sebut formula buat nggak terlalu benci sama karakter antagonisnya? Karena mereka berlaku salah karena satu alasan. Benci banget sama emaknya Sava, tapi memang gimana sih masa lalunya? Lalu terkuak lagi ternyata Atika (ibu Sava) juga korban dari keadaan, kesalahan dilimpahkan ke orang lain (faktor yang bikin dia begitu di masa depan). Oke, ketidaksukaannya beralih lagi. Lagi-lagi orang itu nggak sepenuhnya salah. Selalu ada alasan dan konsekuensi dari tindakannya. Jujur, aku lelah kejar-kejaran. Apalagi part Atika. Bagian2 itu yang paling melelahkan karena nggak tega :(((

Keempat, aku masih nggak ngerti kenapa Sava menerima Haris lagi kalau memang nggak ada rasa, tapi yah selalu ada pelajaran di situ, kan? Intinya, ini kisah panjang perjuangan Savanna untuk bangkit dari kebangkrutan yang mendadak datang beberapa bulan setelah ayahnya meninggal.

Buat pencinta YA, aku sangat merekomendasikan ini. Romansanya nggak terlalu banyak, pun sedikit. Pas lah untuk ukuran YA GPU. Great story!
Profile Image for Dion Yulianto.
Author 24 books196 followers
September 25, 2018
Kuis buku gratisnya bisa diikuti di https://dionyulianto.blogspot.com/201... (25 - 30 September 2018)


Kita tidak pernah bisa tahu dengan pasti bagaimana jalur kehidupan akan membawa kita. Kita juga tidak akan pernah tahu dengan pasti bagaimana sosok asli seseorang dengan hanya melihat tampilan luarnya saja. Dua kalimat ini mungkin bisa merangkum kisah Savanna dalam novel ini. Semenjak papanya meninggal, kehidupan gadis itu berubah 180 derajat. Jika dulu dia adalah anak kuliahan yang kerjanya nongkrong di kafe menghamburkan uang saku dan waktu luang, kini dia terpaksa cuti kuliah dan harus bekerja menjadi pelayan di kafe. Kematian papanya tidak hanya meninggalkan lubang di hati, tetapi juga lubang financial yang harus dipenuhi. Seolah itu belum cukup, mamanya tidak ambil pusing dengan kondisi keuangan keluarga yang seret. Wanita itu seolah mengalami puber kedua lengkap dengan segala komplikasinya, meninggalkan utang kartu kredit segunung yang bikin Sava semakin pusing.

“Kadang hidup memaksa kita untuk dewasa sebelum waktunya.” (hlm. 74)

Dalam hal percintaan pun Sava kurang beruntung. Harris—sang pacar yang dulu setia—tiba-tiba memutuskannya. Teman-teman kampusnya pun mulai berjarak. Masih untung ada Stella yang setia menjadi sobat dekatnya. Tetapi, kehidupan benar-benar sudah berbeda untuk Sava. Cewek itu merasa tidak bisa kembali kepada dunianya yang dulu. Sekarang, ia tidak lebih dari seorang pelayan di kafe Inisusu dengan gaji tidak lebih dari bilangan tujuh ratus ribu. Itu pun dia masih harus menanggung biaya makan sekeluarga, uang SPP adiknya, serta utang-utang mamanya. Sungguh sebuah ujian yang bertubi-tubi. Untungnya, hidup selalu menawarkan jalan keluar ketika kita mau bersabar dan membuka diri untuk menerima bantuan. Di Inisusu, Sava dipertemukan dengan Alun, seorang pemuda norak dan gaptek. Siapa sangka, dari cowok yang meng-update status Facebook saja nggak bisa ini, Sava mulai menemukan titik balik untuk bangkit.

"Dan bukan pengorbanan itu kalau kita melakukannya untuk orang-orang yang penting dalam hidup kita.” (hlm. 335)

Ketakutan mengalahkan kesempatan. Ini sepertinya yang menjangkiti setiap tokoh di buku ini. Sava begitu takut tidak bisa mengurusi keluarganya sehingga ia memilih bermain di zona aman dan hanya begitu-begitu saja. Kehidupan menawarinya jalan keluar tetapi dia memilih diam di tempat. Ketakutan akan gagal dan dihina menjadikannya mandeg. Alun yang selama ini dianggapnya sebagai cowok ndeso ternyata berhasil menunjukkan kepadanya betapa hidup selalu memunculkan kesempatan-kesempatan yang harus dikejar, bukannya malah didiamkan. Perlahan tapi pasti, Sava mulai berani menatap kembali mimpi-mimpi yang sempat dia buang jauh-jauh seiring dengan kematian papanya. Cewek itu mulai menyadari bahwa hidup masih berjalan untuknya, bahwa kesempatan selalu tersedia, dan bahwa dia masih berhak behagia dengan jatuh cinta. Kisah Savanna dan Samudra dengan begitu realistis menggambarkan kehidupan yang sangat penuh warna, tidak melulu hitam putih. Warna-warna yang seharusnya bisa kita nikmati sepanjang perjalanan kehidupan ini.

“Tapi, kamulah yang tahu apa yang baik untukmu. Mungkin kamu nggak tahu apa yang terbaik, tapi kamu jelas tahu apa yang kamu inginkan.” (hlm.331)

Saya suka sekali dengan bagaimana penulis “menipu” pembaca lewat karakterisasi di novel ini. Semua tokoh memiliki kekurangan dan kelebihan yang disajikan secara wajar sebagaimana dalam kehidupan yang real. Hampir tidak ada tokoh yang bisa gagah sempurna. Bahkan dua karakter utamanya pun, Sava dan Alun, tidak dibikin 70% sempurna lewat misteriusasi karakter sebagaimana sering kita jumpai dalam novel sejenis. Saya bahkan nggak menyangka kalau Alun ini bakal jadi tokoh protagonist saking “umumnya” karakter dia. Sava juga sejak diawal digambarkan sebagai sosok yang tidak berhenti mengeluh dan terus menerus menyalahkan orang-orang di sekitarnya. Gadis itu begitu terpaku kepada masa lalunya sehingga sering melupakan realitas di sekelilingnya. Belum lagi karakter mamanya yang kayak “orang tua tidak sadar usia”, Tyo adiknya yang bandel luar biasa, Miss Lani yang judes amit-amit, Wayan yang tidak peka, Harris yang pemaksa sekaligus kekanakan. Pokoknya ampun deh. Karakter-karakternya kayak nggak mau dicintai gitu, tetapi kemudian saya menyadari bahwa inilah yang bikin dunia Sava dan Alun ini terasa begitu tidak dibuat-buat.

“Kadang-kadang hidup begitu sederhana kalau saja menusia tidak dipenuhi prasangka dan teori konspirasi.” (hlm. 322)

Ibarat dua sisi mata uang, selalu ada gelap dan terang dalam diri setiap manusia. Ini yang digambarkan sedemikian bagus di novel ini. Dengan telaten, penulis mengajak pembaca untuk menyibak masa lalu setiap tokoh penting di novel ini, membukakan kepada kita apa-apa yang menjadikan setiap orang siapa. Kita belum bisa menilai seseorang secara utuh sebelum kita mengetahui masa lalunya, hal-hal yang terjadi di masa lalu yang membuat kita menjadi kita. Sebagaimana Sava yang harus berani menerima bahwa bahkan sosok yang dipujanya pun ternyata begitu dibenci di mata orang lain. Begitu banyak pelajaran yang ternyata bisa kita dapatkan dari novel bersampul manis ini, dan saya ingin teman-teman juga merasakan bagaimana Tuhan mengajari kita hal-hal manis dalam hidup lewat sejumlah peristiwa pahit yang kadang muncul mendera. Kayak kata Koh Abeng, peracik susu andalan di Inisusu: “Tenang aja, badai akan berlalu. Nggak ada badai yang nggak berhenti.” (hlm. 123)

Profile Image for Lala.
128 reviews46 followers
September 6, 2018
Savanna & Samudra mengangkat kisah yang bagi sebagian orang merupakan “mimpi buruk”, atau bahkan sesuatu yang personal. Kehilangan salah satu anggota keluarga yang dicintai, belum sembuh lukanya, ia pun kemudian memahami bahwa pondasi kokoh keluarganya selama ini harus runtuh karena sosok yang pergi tersebut merupakan pusat dari segalanya, penggerak segala aktivitas ekonomi keluarga. Sava harus melepas seluruh kehidupan lamanya, bahkan kuliahnya untuk terus bertahan hidup. Menjual barang-barang pun tak luput dari upayanya. Savanna & Samudra tidak hanya menyuguhkan narasi yang banyak ditemui di novel “ayahku meninggal karena...”, atau “ibuku meninggal di usia” yang biasanya merupakan narasi ketika sang tokoh utama sudah mulai bisa “menerima” keadaan karena telah ditinggalkan cukup lama. Namun Sava? Proses bertahan hidupnya adalah cerita yang paling menarik dalam novel ini, termasuk masalah-masalah yang mengukutinya seperti hutang di mana-mana dan berurusan dengan debt collector.

Novel ini juga memiliki twist yang benar-benar membuka mata pembaca mengenai bagaimana sebenarnya keluarga Sava berjalan selama ini. Ketika sudut pandang berganti, ada dalam beberapa bab dalam novel ini, berhasil menyuguhkan keseluruhan cerita yang sangat membuat saya syok, simpati, dan juga merasakan emosi yang lain, campur-aduk.

Kemudian spotlight selanjutnya adalah kegiatan di kafe Inisusu dan juga segala interaksi antara Sava, Alun, dan Koh Abeng yang seringkali lucu juga menjengkelkan. Novel ini berkisah tentang perjuangan dan juga mimpi yang begitu realistis. Selain itu, subplot yang juga menyumbang banyak terhadap pengungkapan keseluruhan cerita mengajarkan banyak hal, khususnya kepada wanita. Sebenarnya novel ini secara garis besar menyelipkan sebuah pesan mengenai pentingnya kemandirian dan juga menghargai diri sendiri, serta mengajarkan untuk lebih aware, peka, berempati terhadap orang lain. Di sisi lain novel ini juga membuat kita mau melihat segala masalah dari dua sisi dan tidak cepat mengambil keputusan.

Novel ini begitu mengalir dan seakan memanggil-manggil untuk segera dituntaskan. Tokoh-tokoh di dalamnya juga benar-benar realistis. Savanna & Samudra mampu begitu saja masuk dalam daftar novel favoritku. Novel ini terasa “apa adanya” dan juga “sederhana” seperti novel-novel Ken Terate yang lainnya, tetapi sangat mampu memukau pembaca.
Profile Image for Blackbufff.
47 reviews2 followers
July 29, 2020
Sumpah, buku ini keren banget!

Kisah Sava dan kehidupannya yang memuakkan akibat kelakuan Mamanya yang tidak tahu diri berhasil menggugah hasratku untuk menyelesaikan buku ini secepatnya.

Dengan adanya unsur-unsur unik--seperti kerja paruh waktu, keluarga broken home, perselingkuhan dibalik perselingkuhan, dan beberapa perintilan lainnya yang jarang kutemuin di novel-novel lain--berhasil membuat perasaanku kocar-kacir serta antusias membaca dari halaman pertama hingga halaman terakhir.

Selama dua hari membaca, selama itu juga aku tertawa akan lelucon para pekerja di kafe; gemas atas perbuatan Mamanya Sava; geregetan atas tingkah Sava yang tak menentu.

Sebetulnya, aku lebih menyukai karakter utama yang tidak selalu benar, atau malah semua yang dilakukannya itu salah, seperti Sava. Terlihat realistis.

Akhir kata, buku ini berhasil mendapat tempat istimewa di hatiku sebagai buku terkeren yang telah kubaca di tahun ini sepanjang beberapa bulan lalu, mengalahkan buku-buku keren lainnya seperti Selena dan Nebula karya Tere Liye.

Kuberikan skor 9.5/10 untuk buku ini! Keren!
Profile Image for Nining Sriningsih.
361 reviews38 followers
May 23, 2019
*baca di Gramedia Digital
=)

"saat seseorang pergi dari hidupmu, dia akan meninggalkan lubang yg tak akan pernah tertutup sempurna, bahkan oleh waktu." Hal 72

"kadang hidup memaksa kita untuk tumbuh dewasa sebelum waktunya." Hal 74

"ada detik-detik dalam hidup yg akan mengubah detik-detik lain setelahnya seumur hidup kita." Hal 79

"kita dewasa saat kita mendadak tahu masalah orang-orang dewasa." Hal 102


"aku tahu orang-orang datang dan pergi. Itu alamiah. yg aku tak tahu, melihatnya pergi ternyata sungguh menyakitkan." Hal 193

WOW, kalau q jadi Savanna, mungkin q nggak kuat menjalani hidup ini..
yg dari kaya jadi miskin tiba"..

yg tadi'y dikira semua baik" aja, ternyata ada rahasia yg tersembunyi rapat"..
>,<

tapi, agak terlalu cepat aja sich ending'y..
apalagi soal mama'y Savanna, tiba" aja gitu..
XD
Profile Image for Ossy Firstan.
Author 2 books102 followers
November 5, 2018
Page turner sekali dan kusukaaaa. Jumpalitan-jumpalitan rasanya. Kuagak sebal dengan Mama Sav, tetapi setelah diajak mengenal lebih dalam, kumemaklumi mengapa beliau bertindak demikan. Pun kusuka perkembangan karakter tokoh-tokohnya, banyak pesan yang dipetik. Sukses untuk penulisnya!
Profile Image for Nidos.
299 reviews77 followers
September 21, 2019
Setelah bawaannya pengin komplain mulu di Dark Love karena karakteristik tokoh-tokoh maupun cara bertutur yang terlalu mirip dengan Jurnal Jo, Savanna & Samudra terasa kuat dan menonjol. Pergulatan batin tokohnya dan plot maju-mundurnya serta rahasia yang dibuka selapis demi selapis disampaikan dengan rapi banget, sungguhlah perjalanan Sava dari sampul depan ke sampul belakang menguras emosi. Yang menarik, secara spesifik saya tidak pernah mengalami apa yang Sava (atau Alun, atau Mama, atau siapa saja) lalui di buku ini, tapi saya merasa terhubung dengan potongan-potongan pengalaman mereka.

Saya pikir saya bakal kena book hangover selepas menamatkan buku ini, ternyata belum sampai segitunya. Akhir yang penulis pilihkan untuk Savanna (dan Alun, dan Mama, dan semuanya) memang bisa diterima, tapi saya telanjur berharap lebih dan agak kecewa karena akhir cerita terlalu manis dan terlalu mudah untuk para tokoh yang bisa dibilang faktap semua.

Tiga koma lima, dan sesuai ketentuan di matematika, pembulatannya ke atas.
Profile Image for Seffi Soffi.
490 reviews142 followers
March 8, 2019
[22/100]

Akhirnya aku bisa beresin buku ini untuk masuk wrap up Februari 😂😂.

Aku sukaa ceritanya, mengalir dan menarik. Apalagi ceritanya kayak kehidupan sehari-hari ini emang bikin baper.

Aku sukaa ama Alun, ah dia manis sekali. Sama Sava juga suka sih, cuman agak gemes pas dia nyoba nyangkal perasaan. Duhh, pengen bisikin deh. Hahaha

Konfliknya yang rumit tentang keluarga, tapi aku suka cara penulis mengeksekusi konflik perlahan. Dan apalagi masa-masa flashback ini, emang bikin tau apa yang terjadi. Ya semua emang pasti ada hikmahnya ya. Oh ya, dengan romansa cintanya juga sih, kadang bikin emosi liat Sava tapi ya itu dia itualah keputusannya. Endingnya sukaaaaa banget!

Sesulit apapun hidup, asal kita berusaha semua ada jalannya kok 😊.
Profile Image for Nureesh Vhalega.
Author 20 books151 followers
June 26, 2021
Aku suka buku ini. Dan, anehnya, biarpun ada beberapa bagian yang bikin mata perih, aku justru baru nangis 10 menit setelah buku ini aku tutup. Delay ternyata air matanya 😂

Jadi, Savanna & Samudra berfokus pada hidup Sava yang jungkir balik setelah ayahnya meninggal. Mobil, motor, ART lenyap. Sava terpaksa cuti kuliah. Dia dikejar-kejar debt collector, punya adik yang masih sekolah, dan ibu yang tidak bisa diandalkan. Terdengar klise? Tentu, tapi percayalah hal semacam ini memang ada, biarpun nggak persis sama.

Demi bertahan hidup, Sava bekerja sebagai pelayan kafe dan di sanalah dia kenalan sama Miss Lani, Koh Abeng, serta Alun. Di antara pasang surut drama kehidupan Sava, muncul benih-benih cinta biarpun ini porsinya cuma 30% buku kayaknya. Aku suka proses jatuh cinta Sava ini sederhana, dari hal-hal kecil dan banyak cobaan. Cowok yang dijatuhi hati oleh Sava bukan pangeran berkuda putih. Ya gimana mau jadi pangeran, kemungkinan Sava bukan dibawain sebuket bunga, tapi seikat bayam 🤣🤣🤣 eh, aku sih lebih pilih bayam ya daripada bunga. Selain karena takut bunga, bayam enak kalau disayur *loh jadi lapar

Anyway, masalah ortu Sava ini bikin hati teriris banget. Aku nelangsa tiap baca bab itu. Pengin skip tapi ora iso :") intinya mengingatkanku sih supaya tetap teguh pendirian. See, menikah bukan jawaban, justru seringnya pintu menuju masalah anyar kalau dijalani bersama orang yang salah.

Secara keseluruhan aku sangat menikmati buku ini. Ngalir banget bacanya. Tulisan Ken Terate memang nggak perlu diragukan lagi.
Profile Image for Natsume Natsuki.
109 reviews23 followers
January 12, 2021
Baru sempat membaca buku ini setelah menumpuk beberapa lama di list tbr ku hehehe.

Sebelum membaca buku ini pastinya aku sempatkan diri untuk membaca beberapa review. Banyak yang bilang kalau buku ini sebenarnya lebih banyak menonjolkan unsur masalah keluarga daripada romansanya dan aku tentu saja setuju setelah membaca buku ini. Kisah romansa di dalamnya hanya seperti pelengkap saja. Namun, tetap saja manis dan tidak berlebihan.
Profile Image for Syadzwina.
46 reviews25 followers
October 3, 2018
Yah, endingnya memang agak membuat kening berkerut, tapi tiga ratusan halaman sebelumnya beneran oke. Jadi ya, ya udahlah.
Profile Image for Lila Cyclist.
851 reviews71 followers
September 26, 2018
3,5/5

Apa sih yang kau harap dari pasanganmu kelak? Mapan, bertanggung jawab, berpikiran luas, berpendidikan, atau tampan? Apakah mungkin seseorang dilahirkan dengan semua kualitas itu?

Savanna terpuruk sejak kematian ayahnya. Ayahnya yang mapan, dan selalu tahu apa yang harus dilakukan tiba-tiba meninggalkannya. Meninggalkan ibu, dirinya dan adiknya. Savanna dan keluarga tidak akan mendapat masalah besar jika saja mereka sudah dipersiapkan akan kemungkinan tak terduga seperti ini. Setidak Sebagai waitress disananya persiapan finansial.

Savanna terpaksa cuti kuliah, ibunya limbung dan adiknya depresi. Apalagi bencana yang akan dihadapi Savanna ke depannya? Ohya, putus dari pacar sempurnanya!

Berbekal ijazah SMA, Savanna melamar pekerjaan di sana sini, dan akhirnya diterima di sebuah kedai susu bernama Inisusu (ih, kenapa namanya gitu banget ya? :D). Di kedai ini, Sava berkenalan dengan para staff-mya. Mereka adalah Koh Abeng, sebagai chef kedai, Alun, waiter tangguh tak tergantikan di kedai, dan Miss Lani, kasir merangkap empunya kedai. Meski berbeda karakter, mereka memiliki satu kesamaan, yaitu bekerja demi uang!

Masalah keluarga Sava dikisahkan cukup rumit dengan sifat ibunya yang linglung, limbung dan moody sepeninggal ayah Sava. Masalah finansial memang bukan masalah enteng bagi sebuah keluarga yang dulunya berkelimpahan. Tapi sebenarnya ada satu yang menjadi pertanyaan saya disini, kemana dana pensiun ayah Sava jika dikisahkan sebagai karyawan bank swasta dengan posisi tinggi? Sebagai keapala keluarga dan pegawai bank, seharusnya ayah Sava ini memiliki cadangan dana jika hal buruk menimpa dirinya. Apakah segitu buruknya ayah Sava hingga dia mati pun dia masih 'menyiksa' istrinya?

Untuk bagian orangtua Sava ini, penulis memberi porsi cukup banyak dengan kilas balik sesekali. Tika, ibu Sava muda, yang begitu cantik hingga memikat Bimo, ayah Sava. Perbedaan sosial yang begitu mencolok antara keduanya seharusnya dipecahkan pada awal mereka bersama. Kecuali jika memang sifat Bimo yanga arogan, hingga menyiksa Tika, lahir dan batin menjadi tujuan utama menikahi ibu Sava. Di awal cerita, betapa Sava muak dengan ibunya yang dia nilai bagai wanita jalang yang berganti-ganti pria setiap waktu, dan juga baangan ideal seorang Sava akan pria yang nanti menjadi pendamping hidupnya. Sayang, penilaian Sava terhadap ibunya di awal berlalu begitu saja tanpa kejelasan. Begitu juga tentang topeng monster yang dipakai ayah Sava selama hidupnya. Ada sih cerita tentang itu, tapi itu pun masih tidak terlalu mengubah pandangan Sava terhadap ayahnya.

Aside from that, novel ini page turning banget. Suasana yang dibangun antar karakter sangat menyenangkan. Dialog antara Sava-mantan pacar, Sava-ibunya, Sava-Alun hingga Sava-Stella (sahabat tong sampah Sava) serta Sava-Koh Abeng. Diantara banyak interaksi itu, saya paling suka ketika Sava ngobrol dengan Koh Abeng. Meski memiliki panggilan Koh, tapi logat Koh Abeng ini sangat njawani. Lucunya, dia memanggil Sava 'Nduk' tapi memanggil Alun dengan Nyo, mungkin kependekan dari Sinyo :D Selain iteraksi yang menarik antar karakter, latar belakan masing-masing karakter juga digali cukup detil. Latar belakang Harris, mantan pacar Sava yang sekilas mirip ayah Sava, juga Alun, cowok yang menurutnya dikutuk menjadi waiter selamanya ini, yang sekilas mengingatkan pada Willy, mantan pacar ibu Sava.

Jadi siapa yang bakal dipilih Sava? Kemapanan atau kebebasan?

Ini buku Ken Terate kedua yang saya baca. Keduanya sangat page turning. Saya ngga ragu untuk memasukkan bukunya di library Gramedia Digital saya #uhuk
Profile Image for Rei Pusvita.
78 reviews7 followers
February 13, 2020
Jadi aku penazaran sama ni novel coz Tante Doz di Goodreads ngeriviu & kasih bintang 3.5 (menurutku, Tante Doz itu pelit kasih bintang, makanya kayak 'wah ini bisa nih dibaca karena seorang Tante Doz aja mbuletin jadi 4 stars).

Dan emang asolole dong...

AKU SUKA NOVELNYA.

Wedeh, beneran aku suka banget sama konflik dan cerita yang diramu oleh Tante Ken Terate. Karakternya juga mirip kaya kehidupan sehari-hari yang bukan menengah ke atas tapi menengah ke bawah gitar jreng. Yang paling aku suka si karakternya yang believable banget, yang jarang banget dikulik di dalam novel-novel lokal.

Savanna hadir sebagai pegawai Inisusu. Dia didompleng idenya, dia pusing sama Alun, dia puyeng sama Koh Abeng, dia migren sama mamanya yang dia sangka kampretos marendos. Tapi syapa sangka di balik semua itu ada sesuatu? Dan alasan-alasan itu ngebikin karakter mamanya ini kaya pen dipeluk juga. Ih tapi kalo aku bahas detil jadi sepoyler.

Alun juga gemes amat si... ampun deh, sini aku ajarin main Fesbuk. Main Goodreads sekalian de biar kita saling like review hihi.

Suka banget menuju ending novel ini. Aku pun menunggu-nunggu GPU nerbitin novel remaja Ken Terate yang baru uhuy!
Profile Image for nasya.
779 reviews
October 10, 2021
rasanya pengen cepet-cepet nyelesaiin cerita ini, bukan karena excited atau apa, tapi kayak pengen cepet lepas dari buku ini, mau nggak lanjut baca kok nanggung, karena udah banyak halaman yang terbaca.

aku akan menyebutkan beberapa hal yang aku merasa kurang sreg dari buku ini..

satu, rasanya penjudulan Savanna & Samudra kurang pas, karena 97% cerita ini hanya menjelaskan kehidupan Savanna dan keluarganya. bahkan aku baru tau -atau ngeh, kalo samudra adalah alun.

kedua, menurutku penggambaran tokohnya kurang. karena aku nggak bisa membayangkan tokoh-tokohnya, cuma bayangin bapaknya savanna aja.

ketiga, aku nggak suka sama sikapnya savanna diawal-awal, dia kayak menyalahkan orang lain, yang menurutku nggak seharusnya dia salahkan. ah, pokoknya nggak suka.

dan ya, intinya aku kurang menikmati cerita ini sih, mungkin ini menjadi alasan butuh waktu yang lama untuk aku menamati cerita ini. satu bagian yang aku suka dari cerita ini adalah, ketika mereka merancang akan membangun warung bakmi.
Profile Image for Nola Andriyani.
180 reviews
January 24, 2019
Aku suka buku ini karena selain konfliknya yang menurutku cukup rumit, buku ini juga mengandung banyak tentang bisnis kuliner. Kenapa konfliknya rumit? Karena ini berhubungan dengan konflik keluarga yang keliatan bagus diluar namun ada bagian yang busuk didalamnya. Kalau aku bilang cukup related. Kemiskinan, ketidakmampuan untuk berkuliah, menikah dengan orang yang salah, bingung menentukan tujuan. Tapi untungnya Sava bisa lebih bijak. Semua tokohnya juga menyenangkan. Awal tuh agak sebel sama Mama Sava, tapi setelah tau alasannya aku merasa kalau aku bisa menerima kehadirannya, karena yaa nggak sepenuhnya salah dia. Dengan Sava juga greget, padahal udah tau hatinya mau apa tapi pake neko-neko segala. But, worth it kok menurutku. Segala sebab akibat dijelaskan cukup baik. Dan misteri-misteri tentang Alun, Koh Abeng, dan Miss Lani juga dipaparkan dengan jelas. Btw, aku ngakak dong tentang fakta nama Miss Lani
Profile Image for Dhani.
257 reviews17 followers
September 11, 2018
Semula saya kira ini kisah biasa, tentang hubungan 2 anak muda, Savana dan Samudra.Tapi ternyata saya salah
Ini lebih dari sekedar cinta.

Ken Terate "menitipkan" banyak pesan, yang disampaikan dengan gayanya sendiri.Tak mengharu biru, tapi kena sasaran.Bukan dengan diksi yang berbunga bunga, tapi dengan kisah demi kisah yang tak ada habisnya.

Ken menyadarkan pada realita di luaran sana, bahwa saat kita merasa keadaan kita terpuruk, masih lebih banyak yang kondisinya lebih" jatuh" tapi memilih bangkit.

Juga bahwa, apa yang terjadi hari ini, adalah kumpulan banyak kisah di masa lalu.Jadi alih alih menghakimi, cobalah memahami dan mengerti
Profile Image for Aulia  Rofiani.
326 reviews4 followers
April 18, 2020
Suka sama ide ceritanya
Penggambaran karakternya juga cukup realistis dan manusiawi, ya maksudnya gak halu2an gtu deh, terutama first leadnya
Penyelesaiannya juga yaaa bolelah
Sebenernya pas lg baca berasa ngalir aja sih maksudnya gak bikin ngantuk atau jenuh, tp tuh kok kayak tetep ada feel kok ya ini gak beres2 bacanya
Ya pokoknya suka deh sama gaya penulisannya dan penempatan jokes-nya juga pas 🤣
Profile Image for Rossa Imaniar.
220 reviews5 followers
February 3, 2020
“Saat seseorang pergi dari hidupmu, dia akan meninggalkan lubang yang gak akan pernah tertutup sempurna, bahkan oleh waktu.”

“Nduk, hidup itu rangkaian masalah. Kita cuma melompat dari masalah satu ke masalah yang lain. Tapi seenggaknya kita bakal melompat, ya kan? Tenang aja, badai pasti berlalu. Nggak ada badai yang nggak berhenti.”
.
.

‘Savanna Samudra’, jadi novel pertama di Februari ini. Sempet menghindari baca novel jenis Young Adult seperti ini. Tapi akhirnya aku malah memilih buku ini untuk kubaca. Hal pertama yang membuatku akhirnya memilih buku ini, karena aku terkesan dengan sampulnya. Sampulnya cantik, dan juga manis. Aku sukak.. 😊

Oya, ini pertama kalinya aku baca karya Ken Terate. Dan, oke juga ceritanya. Di buku ini Ken mengambil tema cinta dan juga keluarga. Dan, kalau kalian beranggapan bahwa buku ini menceritakan kisah cinta yang di bumbui dengan drama keluarga. Kalian salah besar. Walau di blurb-nya kelihatan romance banget, tapi kenyataannya nggak.

Di sini, Ken lebih menekankan pada kisah keluarganya dari pada kisah cintanya. Malah.. bisa dibilang, kisah cinta yang dipaparkan hanya sebagai pemanis aja—ini menurutku ya. Tapi justru, karena hal itu lah yang bikin buku ini beda dan juga menarik.

Berawal dari meninggalnya papanya, Bintang Savanna—Sava, gadis yang terbiasa hidup serbamudah.. Harus dihadapakan dengan masalah bertubi-tubi: kehilangan pacar, putus kuliah. Belum lagi masalah mamanya, yang di mata Sava berubah drastis setelah kepergian papanya. Keluruyuran nggak jelas, menelantarkan Sava dan Tyo—adik Sava, dan juga menumpuk hutang. Yang mengakibatkan Sava harus berurusan dengan para penagih hutang.

Dan hal yang paling berat, ketika ia harus bekerja sebagai pelayan kedai susu—yang gajinya tidak seberapa. Sava yang sebelumnya tidak pernah bekerja, terpaksa.. Mau tidak mau harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Di sana lah dia bertemu Alun Samudra, cowok norak, gaptek, dan nyebelin. Tapi, di balik semua itu, Alun mampu membuat hari-hari Sava menjadi cerah. Dengan kekonyolan Alun—yang kadang membuat Sava sebel, mampu membuat hari Sava yang penuh beban menjadi ringan dan berwarna.

Siapa yang akan menyangka, bahwa Alun yang diangap Sava tidak jelas, mampu menimbulkan rasa asing di hati Sava. Namun Sava berusaha mengelak. Masa sih dia jatuh cinta sama Alun, desa yang tak pernah kuliah dan melarat?

Di sisi lain.. Harris, mantan pacar Sava—yang sempurna, hadir kembali dalam kehidupan Sava. Harris menawarkan segala apa yang di inginkan Sava: kemewahan, kemudahan.

Namun, Sava bingung.. dia tidak tahu pasti apa yang sebenarnya dia inginkan dalam hidupnya. Benarkah dia menginginkan segala apa yang ditawarkan Harris untuknya? Atau justru Sava malah menginginkan kebebasan seperti yang ditawarkan Alun? Hal itu benar-benar membuat Sava bingung, mana yang harus dia pilih: cinta atau logika? Apa yang harus Sava lakukan?

Penasaran, pingin tahu? Cuus langsung aja baca buku ini.. 😊 Kalian harus menemukan jawabanya sendiri. Sebab, dengan membacanya sendiri kalian akan tahu lebih detail seperti apa kehidupan yang Sava jalani. Bagaimana Sava menghadapi semua masalah dalam hidupnya. Dan yang pasti, kalian akan belajar dari Sava untuk tegar dalam menghadapi setiap cobaan hidup.
.
.

Overall, buku ini oke. Pas lah kalian konsumsi untuk mengisi waktu luang. Walau buku ini bukan jenis buju yang greget dan bikin pembaca menggebu-gebu. Namun, buku ini juga bukan tergolong dalam buku yang datar. Yang jelas, pas lah.

Yang sangat menyita perhatianku itu tentang konflik yang terjadi dalam keluarga Sava. Sava mengingatkan pada diriku sendiri. Harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Seperti Sava, aku harus bekerja. Agar aku bisa tetap makan dengan adik-adikku. Iya, setelah kepergian kedua orang tuaku, otomatis segala beban harus kupikul sendiri. Seperti Sava, Kehidupan menuntut kami untuk menjadi dewasa.—Duuuh malah curhat ini.. 😁

Yang jelas buku ini oke. Kalian harus baca. Tema tentang keluarga yang diangkat di sini bener-bener keren. Beberapa bagian bakal bikin kalian sebel dan juga sedih. Lalu romance-nya.. Walau tidak sweeeet sekali. Tapi, cukup bisa bikin kalian tersenyum.
So, tunggu apa lagi... Kuy ah baca.. Happy reading.. 😉
Profile Image for Ifa Inziati.
Author 3 books60 followers
August 30, 2019
Minoel masih jadi buku Ken Terate terfavorit saya, dan jika ada teenlit GPU yang berkesempatan dapat kover baru, please please please be it Minoel!

Tentang Savanna dan Samudra: saya menghargai premis awal novel ini yang membawa masalah keuangan. Karena, ya, masalah mendasar seperti itu memang erat kaitannya dengan siapa pun ketimbang langsung menyasar cinta-cintaannya. Usaha Sava dan kejadian-kejadian yang menimpanya terasa nyata, yang sepertinya sudah tak mengherankan lagi mengingat ini novelnya Ken Terate 😁 khas banget dengan pembawaannya yang membumi.

Setelah membaca Dark Love dan terutama Minoel, yang buat saya menjadi dua buku penting di ranah teenlit lokal, membaca buku ini rasanya jadi kurang nendang. Padahal masalah yang dihadapi tokohnya juga memusingkan. Barangkali ini soal penyajiannya. Saya merasa S&S dituturkan all over the place, dengan alur bolak-balik dari dua sudut pandang--Sava dan Tika. Jadi saya merasa alurnya kurang kohesif. Malah, saya jadi lebih menikmati cerita Tika dan lebih mendapatkan 'tendangan' dari kisahnya dengan Bimo ketimbang kisah Sava dan Samudra (dan Harris, dan kedai Inisusu).

Saya juga setuju dengan resensator lain yang berpendapat akhirnya agak kecepatan. Saya lalu mengulik kenapa bisa secepat itu? Mungkin saja karena fakta tentang papanya Sava sudah pembaca ketahui dari awal sementara Savanya sendiri baru paham di sepertiga akhir. Kadang juga memang ada adegan yang dipercepat langsung ke intinya. Ada beberapa percakapan yang ngena dan quotable, dan favorit saya ada di akhir bab 27 (atau 26?) saat mamanya Sava bicara empat mata dengan Sava.

Yang agak kurang setuju, meski novel ini realistis, tapi ada bagian-bagian yang terasa sinetroniyah seperti penggambaran debt collector, skandal perselingkuhan, dan beberapa percakapan yang... seperti sedang menonton FTV atau Rumah Uya.

Maaf lagi kalau saya banyak menyinggung Minoel, karena bagi saya novel yang satu itu 'Ken Terate banget' (meski saya belum baca Jurnal Jo series yang katanya juga bagus hehe maaf). Saya sangat menikmati novel itu karena penggambarannya, premisnya, percakapannya, pemecahan masalahnya, pengambilan keputusannya, itu sesuai dengan latarnya. Di sini, saya kesulitan menghubungkan percakapannya dengan latar Jogja. Entah karena kadang terdengar (re: terbaca) seperti a la terjemahan, entah di bayangan saya tokohnya kurang Jawa (seperti Alun yang mirip Reza Rahadian... saya jadi bayanginnya bicaranya mirip RR haha), atau faktor lain. Lalu, ya... saya kurang baper dengan cerita cintanya Savanna, malah lebih simpati dan mengerti ceritanya Tika, dan ini membuat saya bertanya-tanya apakah niat penulis awalnya ingin menyampaikan tentang Tika tapi biar masuk ke remaja diselipkan juga tokoh Savanna? Jadi kebalik gitu, haha. Eh, tapi ini Young Adult, ya.

Saya juga berpikir begitu karena pesan yang ingin disampaikan penulis lewat kisah Tika itu bagus sekali. Seriusan. Terutama untuk target pembaca YA ini. Lebih kompleks, lebih bikin mikir dulu. Bikin saya pribadi merenung juga sebagai ibu rumah tangga yang sekarang sedang mengurus anak. Terus, ini sepertinya bukan hanya saya saja yang merasakan, tapi memang tulisan penulis seperti Stephanie Zen, Ken Terate, dan penulis lain yang karyanya saya baca tahun 2004-an itu khas, ya. Bikin saya balik lagi ke masa remaja, haha. Kayak lagu emo-pop punk yang sering saya dengar saja. Ini pun bikin saya jadi pengin ngulik perbedaan gaya tutur penulis teenlit OG (?) dengan yang sekarang. Penasaran hehe.

Jadi, apa saya suka buku ini? Ya, ada bagian yang saya sangat nikmati (kisahnya Tika), tapi ada juga yang bikin saya kangen baca Minoel lagi atau ingin lihat yang bernapas sama. Lagi-lagi, semuanya balik ke selera masing-masing. Tetap membawa pesan yang penting terutama untuk perempuan, agar kita bisa lebih memahami peran kita sebagai makhluk pribadi dan sosial. Semoga Mbak Ken nulis terus ya, dan terus membawa pesan di tiap novelnya 😄
Profile Image for Aurora.
89 reviews3 followers
August 21, 2023
Ga kebayang jadi Sava yang terbiasa hidup enak ehh tiba-tiba ditinggal papahnya meninggal sedangkan mamanya yang terbiasa di rumah pun ga bisa diharapkan.. Bersyukur sahabatnya Stella masih ada di sisinya, ga kebayang kalau ga ada Stella juga 🥲🥲

Sebenernya Alun baik banget sihh.. Sumpah dehh dia cowo yang jarang ku temuin di kehidupanku, yang ga patriarki maupun urusan masak + bebersih, dan yang paling penting bisa diandalkan urusan pertukangan.. Sava yang udah ga ada sosok ayah untuk bersandar, kebingungan ngurus atap bocor, keran copot, dll; untung Alun fast respon dan bisa kerjain itu semua.. Mana lembut banget ke Sava..
Tapi jujur meskipun itu bikin berdebar, aku pribadi masih belum berani untuk memiliki hubungan dengan Alun karena Alun sendiri ternyata masih harus menanggung ketiga adiknya sekolah sehingga dia bahkan pelit ke dirinya sendiri.. Tapi seneng banget pas ternyata Alun termotivasi untuk ikut training masak demi Sava, karena emang ternyata dia tuh berbakat banget tapi terkendala masalah ekonomi; terlalu sayang lah pokoknya itu bakat di sia-siakan..

Dan merasa bersalah sama Mama Sava soalnya ku sempet marah-marah karena beliau ini ga ada bantu apa-apa setelah ayahnya meninggal, tapi akhirnya tahu alasan itu semua bahkan ku malah nyesek baca kisahnya.. Untung Mama Sava akhirnya ketemu kerjaan yang sesuai minat dia, walaupun sulit tetap dia suka kerjakan terlepas gajinya tidak begitu besar dan yang paling penting, menemukan orang baru yang kali ini benar-benar mencintainya.. Semoga langgeng ya, tante hehehe
Profile Image for ana.
244 reviews41 followers
November 18, 2019
Bila hanya melihat covernya yang sangat cantik, saya tak akan pernah tahu bahwa isinya jauh melebihi kisah cinta remaja biasa.

Tokoh utama kisah ini adalah Savanna, yang terpaksa berhenti kuliah dan bekerja setelah kematian Ayahnya yang selama ini jadi tiang utama keluarganya. Setelah 6 bulan kematian ayahnya berlalu, uang asuransi dan apa pun yang diwariskan ayahnya tampaknya habis tak bersisa, di tambah lagi, ibunya malah ingin mengadakan pengajian mengenang ayahnya besar-besaran.

Dari sana, sisi gelap kehidupan yang tak pernah Sava tahu, harus diahadapinya, satu per satu atau sekaligus.

Buku ini tak salah lagi berada di kelasnya sendiri di antara buku remaja lainnya, seperti buku-buku Ken Terate yang lain.
Displaying 1 - 30 of 104 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.