Athlas bukan sejenis peta. Dia adalah makhluk campuran Nakula dan Aluna. Isn’t that amazing? Nakula yang pintar dan pujaan semua cewek, berkolaborasi dengan Aluna yang bawel, mandiri, dan peduli pada sesama. Jadilah sosok Athlas!
Sayangnya, kenyataan enggak seindah hipotesis. Athlas malah yakin, dia bukan anaknya Nakula dan Aluna. Karena ketika dia lahir kembar tiga barengan Athalan dan Athilla, dia yang paling beda. Athlas payah dalam banyak mata pelajaran dan recehnya pun melebihi Aluna. Belum lagi kenyataan bahwa Athlas berkonflik dengan papanya, dia juga kudu menghadapi Laudia yang ternyata sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
ATHLAS mengambil setting di masa depan, tahun 2040an ketika Aluna dan Nakula beneran meniqa. Mereka langsung dikaruniai anak kembar 3 dong, ya gen kembar emang biasanya menurun sih. Athlas si sulung adalah perpaduan Aluna dan Nakula, Athalan itu Nakula versi 2.0, sementara Athilla ...emm Athilla ini apa ya, Aluna kurang rame tapi kalo Nakula kurang diem. Ya gitu deh pokoknya yg jd sorotan ya si Athlas.
Secara konflik, novel ini lebih rinci ketimbang Seniors dan Inestable. Nasihat2 kuotableya juga lebih nampol. Hanya disayangkan setting masa depannya yg nggak digarap maksimal. Membaca Athlas malah serasa tahun 2000an awal. Masih ada piknik ke Jogja naik bus pariwisata sodara sodara duh, kenapa ga nyiptain hover bus atau naik pesawat aja yha, kan makin murah tuh sekarang. Sayang banget sebenernya karena mungkin fokusnya ke para tokoh jd setting ga maksimal.
Sebagai pembaca yang mengikuti sekuel senior sedari awal, saya sangat merasakan peningkatan kepenulisan penulis sejak buku debutnya. Dua buku sebelumnya, kurang berkesan untuk saya. Namun lain hal dengan Athlas. Konflik yang dibawakan cukup memancing rasa penasaran yang membuat saya keterusan membalik tiap lembar bukunya. Namun sayangnya, latar masa depan yang dinarasikan kurang digarap maksimal sehingga sedikit mengganggu.
Athlas tak hanya sebatas novel romance yang mulu-mulu soal percintaan. Penulis juga menyelipkan peran kuat dari keluarga dan teman. Dua hal tersebut yang membuat novel ini begitu realistis dengan kehidupan sehari-hari.
Oh ya, tokoh favorit saya di novel ini adalah si tokoh utama sendiri, Athlas. Karakternya yang unik dan jenaka membuat saya langsung jatuh hati saat pertama kali tokoh ini dinarasikan. Saya juga merasa tersentuh dengan interaksi Nakula dan Athlas di klimaks cerita.
Oke, jadi intinya saya lebih menyukai Athlas dari dua buku pendahulunya. Konflik yang dibawakan lebih bisa memancing keterikatan antara pembaca dan cerita yang dibawakan penulis. Tiap tokohnyapun juga memiliki karakter berwarna yang kian membuat novel ini menjadi bacaan yang seru untuk mengisi waktu luang.
Aku baca senior, dan itu bukan novel untuk aku (maksudnya sasaran pasar novel ini). But, aku masih coba baca Athlas meskipun melewatkan novel keduanya (lupa judulnya ✌). Dan aku gak kesulitan memahami tokoh-tokohnya. So, aku kasih 2🌟 karna gak ada perkembangan gaya tulisan, kata-kata yang dipakai monoton, konflik ketebak, and so on.
Went to Petra Togamas. Out of tons of books there, this one caught my eyes. I mean look at that cover...adorbs. The world building is so-so, it amused me that inflation doesn't happen in the span of 20-25 years from now. Athlas is like the weird kid you see in novels that's attached to 'old' stuff, like the usual depiction of heroines who longed to be born in a different era but this one is laughable because the 'old' thing is Twilight or Harry Style or even Big Bang.
However, I was expecting some random cutesy love-story. Nope, instead I get a heart-wrenching family drama. Athlas is depicted as a lazy kid who is wholly uninterested in his education. I think he's just unstimulated enough. He's a polyglot, how can you call a polyglot lazy? He's also a self-taught polyglot. I'm in love. He plays skateboard and he's in a band. He ticks all the boxes basically. He thinks he's unloved because he's not like his triplets but in truth, it's all communication issues. Teenagers tend to be closed lips about their daily troubles and Asian parents are not that lenient on curfews and low grades.
All in all, made me cry a lot. There's something about the way he writes that strikes a chord in me.
Buku Ketiga dr Katakokoh. Ini buku yang paling saya suka dibanding kedua pendahulunya. Kenapa? karena Athlas itu beda. Novel ini lebih menganggkat konflik di dalam keluarga. meskipun juga ada bumbu-bumbu percintaan dan persahabatan di dalamnya. Saat masih rilis d wattpad baca Athlas sampai berulang-ulang. setelah terbit ikutan PO biar segera bisa peluk". dan ya. memang ada berberapa perbedaan antara Athlas versi novel dan versi wattpad. untuk versi novel terasa lebih rapi. sangat rekomended untuk di baca
This book is so much better the the wattpad version. Karena di buku ini plotnya lebih jelas, lebih tertata rapi. Buku ini juga lebih baik dari 2 seri sebelumnya. Ceritanya yg lebih padet, kompleks dan menurutku lebih masuk akal membuat setiap ceritanya lebih hidup.
“Cinta bukan kata, melainkan sebuah makna. Saat kamu jatuh cinta bukan hanya kalimat yang terangkai indah dalam hati, tetapi ada pelajaran yang takkan kamu dapatkan dari sebuah teori.” - hal. 293
Buku terakhir dari trilogi SENIOR, mengambil sudut pandang orang ketiga dari Athlas, salah satu anak kembar tiga dari Aluna dan Nakula. Athlas yang unik dan punya sejuta cara menikmati hidup serta permasalahannya. Yuk berkenalan dengan Athlas…
Athlas Naluna Megantara, berumur 16 tahun, kehidupan di tahun 2039 ia menyukai vintage, mulai dari skateboard hingga music dan film. Berbeda dengan kembarannya Athalan yang irit kata dalam bicara sama persis dengan Nakula dan Athilla yang cukup bawel seperti ibunya Aluna keduanya pintar tidak seperti dirinya yang nilainya tidak sebagus mereka dan suka jokes receh.
Hanya karena berbeda Nakula merasa Athlas tidak pernah serius dalam belajar bahkan ia mendidik Athlas lebih keras dibanding Athalan dan Athilla. Membuat Athlas dianak tirikan, komunikasi yang tidak lancar menambah konflik semakin tegang. Athlas menyukai music, ketika ia ketahuan bermain music dalam band yang akan pentas, Nakula melarangnya, pertikaian hingga mengusir Athlas dari rumah membuat semakin membenci nakula. Ditambah Laudia, kekasih hatinya semakin hari bertingkah aneh membuat Athlas curiga apa yang disembunyikan? Dunia serasa tidak berpihak padanya sahabat dari kecil Vella juga menutup diri darinya. Bagaimana Athlas bertahan ketika ia merasa jatuh sendiri tanpa ada siapapun yang mendukungnya?
Well, this story is more into family conflicts, friendship and a bit of romance. Emosi seorang Athlas kepada Nakula berharap didukung dan dimengerti. Bagaimana mereka meredam ego dan akhirnya meminta maaf. Nakula dengan caranya sendiri mendekat kepada Athlas untuk berkomunikasi lebih baik.
Hanya sayang saja di era 2030an serasa jadul. Diawal cerita sudah hi-tech holo touch tapi hukuman yang agak jadul, mencatat buku, dan karyawisata dengan bis bukankah pesawat atau kereta lebih efisien dan lebih murah? Plot dan alur lebih rapih daripada kedua buku sebelumnya.
Pertama kali yang kulihat adalah sisi cover — menurutku covernya sangat menarik perhatian entah kenapa langsung membuatku pengen banget untuk baca.
Kedua sisi blurb — sinopsis yang kocak yang membuatku tambah ingin tau isi ceritanya bagaimana.
Ketiga aku langsung membacanya — dan yah aku ga kecewa sama sekali habis baca, aku sangat senang aku menemukan cerita ini. alur yang sangat menarik dan banyak pelajaran yang bisa diambil.
Novel ini tentang keluarga & persahabatan. Dan aku sangat menyukainya karena bisa membawaku mengerti perasaan si tokoh. Dan aku benar2 puas setelah membaca cerita ini.
Mungkin ini bukan review yang bagus atau apa tapi aku ingin menyampaikan cerita ini sangat dan harus banget dibaca! xx
Novel trilogi dari Buku Senior, lama bacanya yaa... hahahaa... Awal baca gue agak males soalnya, karena terlalu futuristik (layar2 hologram dll) gue bayanginnya agak gimana itu, susah aja.... wkwkwkw, karena kondisi nya di setting di tahun, yg kalo gue gak salah baca 2039.
Alurnya maju, masih kisah tentang Nakula dan Aluna yang sudah menikah dan memiliki 3 anak kembar, salah satunya namanya Athlas. Si athlas ini anak SMA yg tidak cerdas tapi menarik.
Ceritanya lebih drama banget sik, konfliknya lebih ke keluarga, percintaan anak SMA nya juga dikupas, cuma ya begitu2 aja
Nilai : 8/10
Ada quote yang gue suka di novel ini “aku berlari untuk menjauhimu, tetapi pada akhirnya kaki ini berhenti tepat di hadapanmu lagi”
“Saat kamu menyakiti orang lain, saat itu pula kamu tidak sadar bahwa kamu sudah lebih menyakiti dirimu sendiri.”
•••
Yey, kelar juga baca tetralogi Senior ini! Finally, dari tetralogi ini, Athlas jadi favorit.
Kalau di 2 buku sebelumnya bercerita tentang Aluna dan Nakula, sekarang bercerita tentang anak mereka, yaitu Athlas—yang selalu yakin dia bukan anak Aluna Nakula karena enggak ada mirip-miripnya sama ortunya.
Athlas ni kembar tiga sama Athalan dan Athilla. Tapi dia ngerasa dibedain sendiri sama Nakula—membuatnya benci sama Papanya sendiri.
menurut gue, salah satu ATHLAS jadi novel favorit gue adalah, gue jadi belajar bahwasannya cara orang tua mencintai dan cara mereka menunjukkan nya anak mereka itu beda, gak bisa disamain kayak rasa sayang-nya pacar ke kita atau teman ke kita. Mereka punya caranya masing2 untuk nunjukkin kasihs sayang ke kita, yang terkadang kita salah persepsi akan hal itu - ini bisa kita liat di hubungan nya Nakula sama Athlas, anaknya.
Kalo bukan karena buku ini mungkin gue kurang bisa / nggak akan se-toleran ini sih sama ortu gw yang strict.
Cerita yang menarik karena mengambil masa depan dimana teknologi mengalami kemajuan. Menyukai karakter Athlas yang sudah pasti disenangi banyak orang. Para karakter digambarkan dengan realistis, terlihat sempurna namun sesungguhnya memiliki ragam kekurangan yang itulah membuat mereka saling melengkapi.
Sayangnya kurang tertarik dengan kisah romansa para karakter (bisa jadi karena saya belum baca seri kata tokoh)
Justru yg lebih mengharukan dan membuat tersenyum adalah atmosfir kekeluargaan yang terkandung dalam cerita tersebut.
Athlas selalu jadi cowo fiksi favorite aku dari SMP, sayangggg banget sama dia! feel pas baca ulang novel ini masih sama kayak waktu dulu pertama kali aku baca di wattpad. selalu terharu baca bagian Athlas - Nakula, ikut ngerasain emosi keduanya juga. ah cuma kurang extra part untuk Vella dan Athlas, aku mau liat mereka pacaraaaannnnnnn 🥺💞
Wa, di antara series novel sebelumnya, Athlas yang paling bagus! Ada peningkatan dari alur, penokohan, dan konfliknya. Makasih udah buat aku nangis pas Athlas keluar dari rumah, itu feel nya dapet banget! Keseruannya dan kekocakannya juga cukup membekas yaa buatku
Cerita hubungan ayah dan anaknya dapet banget sih dan bahkan jauh lebih seru daripada percintaannya Athlas. Berkaca-kaca juga pas momen Nakula dan Athlas akhirnya berbaikan.
Aku suka membaca buku ATHLAS, selain kisahnya menarik permasalahan yang dialami ATHLAS sangat relate dengan kehidupanku... Semangat terus buat AA Kokoh untuk melahirkan karya-karya selanjutnya :)
Huhu,suka banget sama ceritanya. Suka sama semuanya. Tentang athlas dan keluarganya. Tentang athlas dan pertemanannya. Tentang athlas dan percintaannya. Pokoknya recomend deh!
This entire review has been hidden because of spoilers.
Actual 2.5⭐ Engga suka banget sama karakter Athlas plisss. Lebay, aneh, baperan, berasa paling menderita sedunia, udah tau annoying tapi engga sadar diri.
“Saat kamu menyakiti orang lain, saat itu pula kamu tidak sadar bahwa kamu sudah lebih menyakiti dirimu sendiri.”
Rating 4/5 🌟
Re-read dalam rangka flashback ke tahun 2019 di awal gue ngikutin seri Nakula-Aluna ini, serasa nostalgia mengingat masa-masa itu udah dua tahun yang lalu. Sejujurnya gue bukan pembaca romance dan nggak terlalu masuk sama genre tersebut, tapi gue ngerasa relate banget sama buku ini. Dari dua buku sebelumnya juga paling suka yang ini.
Novel ini menyajikan latar masa depan dengan unsur kekeluargaan yang erat. Suka sama cara penulis membangun watak setiap karakter disini, beda-beda banget tapi tetep balance dan cocok. Bagian favorit gue tentunya moment Athlas dan ayahnya yang kadang bikin lucu, sedih, terharu disaat yang sama. Buat pembaca remaja ini cocok banget, bukan cuma kisah cinta-cintaan aja tapi ada pesan moralnya juga. Mungkin minusnya itu di suasana, rasanya agak kurang detail jadi gue kurang bisa "terbawa" sama apa yang ingin sampaikan tokoh. Kalo bisa lebih tambahin juga detail mengenai tempat yang dikunjungi tokoh karena bayanginnya jadi lebih gampang. Overall suka banget sih! 👍🏻