Jump to ratings and reviews
Rate this book

Membaca Lambang

Rate this book
Di muara kudengar langkah waktu sayup-sayup sampai
Rumpun bakau menjelma ruang yang memantulkan gema
Ketika angin kemarau berkejaran dengan gulungan ombak
Di pantai. Aku tertinggal jauh di luar batas kesementaraan

Sekalipun yang tampak di hadapan tinggal kabut semata
Tentu ada yang masih bisa diteroka. Aku membaca lambang
Merenungi bagaimana langit merendah dan bumi meninggi
Namun bukan sedang mengulurkan benang basah ke udara

Pengembaraan adalah detik-detik yang mengalir dari gunung
Diteruskan sungai ke muara. Sedang penghayatan ibarat pasir
Yang butir-butir halusnya mengembara ke tengah samudra

Pelan-pelan aku menyaksikan senja berubah menjadi panggung
Sebuah resital cahaya mulai dipentaskan cakrawala. Di kejauhan
Gugusan pulau menggelepar-gelepar bagaikan para penari latar

95 pages, Paperback

First published October 8, 2018

6 people are currently reading
38 people want to read

About the author

Acep Zamzam Noor

32 books24 followers
Selulus SMA di Pesantren As-Syafi'iyah ia masuk FSRD ITB dan selesai pada 1987. Tahun 1991-1993 ia belajar di Universita' Italiana per Stranieri, Italia, atas beasiswa dari pemerintah Itali.

Selain sebagai pelukis, ia lebih dikenal sebagai penyair. Sajak-sajaknya dipublikasikan di berbagai media sastra Jakarta, Bandung, dan Malaysia. Selain itu, juga dimuat dalam banyak antologi sajak, antara lain Tonggak IV, Dari Kota Hujan, dan Ketika Kata Ketika Warna.

Tahun 1995 ia mengikuti The 2nd ASEAN Writers Conference di Singapura dan Istiqlal International Poetry Reading di Jakarta. Kini ia giat memotori Sanggar Sastra Tasik.


Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
5 (10%)
4 stars
17 (36%)
3 stars
21 (44%)
2 stars
4 (8%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 16 of 16 reviews
Profile Image for Teguh.
Author 10 books335 followers
January 8, 2019
Sejujurnya saya kurang suka dengan puisi dengan gaya post-card (ini istilah saya ya). Puisi yang menghadirkan aneka rupa lokasi yang eksotis, seperti dalam buku ini. Bedugul, Bintan, Tanjungpinang, dll. Nggak apa-apa, tetapi saya memang suka yang memotret kejadian dan keseharian. Bukan jelek, tapi lebih ke selera pribadi.

Saya suka ya puisi pendek dalam buku ini

N Y E P I

Malam adalah ujung lipatan waktu
Pagi adalah awal berlangsungnya rindu


Selamat membaca dan diajak berkeliling lewat puisi ini.
Profile Image for Jihan Suweleh.
37 reviews
October 22, 2020
"Kematian yang seksi
menyelinap
ke balik sunyi. seperti burung
dengan sayap-sayap besi
seperti kawat
yang mengalirkan berahi

Kisahmu tinggal percikan air
pada pasir. Usia
hanya balon udara
yang pecah
menjadi rahasia."

(Hml.23)

Entah kenapa aku merasa cocok dengan puisi-puisi di dalam buku ini. Gaya nulisnya asyik banget menurutku, dan bunyinya, aduh, enak. Puisi yang pendek-pendek bagus, puisi yang panjang-panjangnya juga dalem. Dan membaca buku ini, jadi berasa jalan-jalan, menikmati alam, ketenangan, dan tentu, kesunyian.

Selain itu, puisi-puisi dalam buku Membaca Lambang karya Acep Zamzam Noor ini juga menyentuh hati dan terasa dekat, seperti kutipan ini, "Kehilangan merupakan bentuk lain dari penyerahan". Oh, aku suka sekali. Rasanya aku ingin membacakan beberapa puisi dalam buku ini di youtubeku, dan ingin membaca karya-karya beliau yang lain. Huaaaa 💙
Profile Image for fara.
280 reviews42 followers
August 5, 2021
Mendaki Besakih

Selain kabut, aku tak bisa menebak
Keluasan langit dengan warna kemerahannya
Darah bulan menggenangi lereng bukit yang tua
Sambil mendaki kusongsong topan untuk mengengalkan
Kenangan. Doa-doaku menyelinap di antara
Keremangan yang matang oleh harum belerang

Aku tuliskan kerinduanku pada sisa terang lampu
Yang dikedipkan pulau-pulau di kejauhan
Lalu malam menyalakan mega yang terpendak
Di jantungku bergolak seribu kawah gunung berapi
Tapi hanya pada kabut, aku serahkan semua kata
Persembahan kudus yang hangus menjadi asap dupa

2008

Puisi di atas adalah puisi favorit saya, adapun untuk puisi yang lainnya saya suka rima dan metaforanya. Cantik, misterius, syahdu, jadi satu. Meski begitu, ada juga beberapa yang saya rasa kurang bisa dimengerti maknanya (yah, walau puisi pun kadang-kadang ditulis bukan untuk diahami maknanya).
Profile Image for Nike Andaru.
1,632 reviews111 followers
April 2, 2019
83 - 2019

Pertama kali baca karya Acep Zamzam Noor dan merasa terpikat.

Puisi-puisinya dalam buku ini diberi judul dengan nama-nama tempat seperti Tanjung Pinang, Riau, Bintan, Donggala dan masih banyak lagi pelabuhan, dermaga, laut yang disebutkan. Sungguh terasa Indonesia sekali, tapi ada pula tempat-tempat di Jepang sih.

Favorit saya yang berjudul Arah Ke Donggala, Benteng Kalamata dan Nyepi.

Nyepi

Malam adalah ujung lipatan waktu
Pagi adalah awal berlangsungnya rindu

Profile Image for Ahmad Rajiv.
120 reviews2 followers
December 25, 2022
Bagus banget. Acep Zamzam Noor tidak pernah mengecewakan untuk urusan menyajikan puisi yang romantis sekaligus magis. Personifikasi yang dia mainkan dalam ungkapan-ungkapannya adalah sesuatu yang luar biasa.
Profile Image for Dion Yulianto.
Author 24 books196 followers
March 23, 2019
Suka banget dengan bagaimana dua - tiga bunyi bisa berulang dalam satu baris puisi. Temanya juga unik, seperti sebuah perjalanan mengelilingi Nusantara untuk memanen puisi.
Profile Image for Randa Muhammad.
96 reviews4 followers
June 11, 2021
setiap tempat mempunyai maknanya sendiri. begitu jg suasananya yg bukan hanya sekadar lambang, tapi jg mengandung rindu.
keren puisi2nya!
Profile Image for Lidia.
91 reviews
June 12, 2021
Saya kali pertama membaca puisi2 Acep, dan rasanya perlu dibaca berulang ulang biar bisa paham maknanya. Saya hanya menikmati puisi ini tanpa tahu apa maknanya, dan saya suka.
Profile Image for athiathi.
367 reviews
December 29, 2024
💛📖; “Malam adalah ujung lipatan waktu
Pagi adalah awal berlangsungnya rindu.” (2018: 45)
Profile Image for Geral.
53 reviews1 follower
August 10, 2025
Kematian adalah pesta
Kepergian adalah tarian
Sedang kehilangan adalah tembang.
Displaying 1 - 16 of 16 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.