Kita adalah benang-benang pesan yang kusut tafsiran. Sekali terurai, malaikat dan setan ikut terselubung. Menjadi pengacau antara akal dan kelakar. Di antara kuasa-Nya, kita hanya percikan kekacauan, memohon perang untuk perang, yang berdoa dalam dosa.
“Buatku, satu-satunya yang bisa kulakukan kalau takut kehilangan seseorang adalah dengan berusaha pantas untuk tidak ditinggalkan.” • Saya harus mulai darimana, kalau mau ngasih tau novel bang iid nggak pernah mengecewakan? Dari awal, ciri khas kepenulisan bang iid nggak pernah berubah. Novelnya selalu sarat akan makna yang dalam. Penuh kejutan, dan menyimpan banyak rahasia kelam. k e l a m. Diksinya membuat candu, pemikirannya selalu rasional, realetable, dan sepertinya sampai kapanpun, bang iid akan menjadi penulis kesayangan saya.
Awal cerita berjalan dengan sangat halus. Tokoh antara Rana, Ola, Anya dan Aldo seolah hanya mempunyai konflik dalam percintaan saja. s a l a h besar. Semakin jauh kalian membacanya, kalian akan menemukan rahasia paling tersembunyi dari masing-masing karakter. Apalagi setelah kalian menemukan tokoh Felma dan Ikrar. Saya akan jamin, kalian bakalan pusing sepusing-pusingnya, gila segila-gilanya.
Dalam mencari rahasia itu sendiri, kadang saya dibuat cape. Kenapa sih, novel doang keselnya minta ampun?! Nggak jauh beda dengan egosentris sebelumnya, novel ini lebih menjurus ke bagaimana kita menghadapi dunia baru, yang lebih nyata dan menampar secara kasar. Mental illness masih melekat sebagai tema dalam novel ini. Emosinya pasang surut. Karakternya selalu menjadi titik api.
Dalam novel ini menyadarkan kita bahwa, diskriminasi terhadap seseorang adalah sesuatu yg akan menjatuhkan sebuah perjuangan. Nggak lupa, sisi psikologis dalam novel ini begitu terasa. Kita nggak bisa memandang seseorang dengan sebelah mata, apalagi menjadikan sakit jiwanya sebagai candaan.
Seperti yg Ola tulis "saat semua orang menggelorakan untuk menjadi dirinya sendiri, tapi kenapa kita memaksa mereka untuk tidak nyaman jadi dirinya sendiri?" and for all, keep being yourself.
"Tuhan Menyembunyikan anak surga Di sebuah pulang Saat hati melapang Tempat menjahit Doa, dosa, dan dogma Menjadi pernak - pernik arti" - Hal 280 ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ Paradigma merupakan novel karya Syahid Muhammad atau yang kerap disapa Bang Iid. Novel ini kubeli tahun 2018 lalu. Mengangkat isu mental disosder dengan dibumbui cerita romansa antar karakter tokohnya. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ Novel ini dibuka dengan balutan kisah romansa antara Rana, Ola, dan Anya. Dimana tokoh utama dalam cerita ini yaitu Rana, digambarkan dengan karakter yang memiliki kecenderungan bersikap lembut sebagai lelaki namun juga pemikir yang dalam dan logis. Karena sikapnya yang lembut kerap kali membuat orang - orang disekelilingnya memiliki pemikiran yang buruk tentang dirinya. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ Lembar demi lembar halaman berlanjut hingga akhirnya cerita dalam novel ini berubah 180 derajat, menjadi penuh tanya dan kaitan cerita yang tidak di duga - duga. Alurnya tidak mudah ditebak. Semua pertanyaan mengenai Rana satu persatu terjawab. Tentang dirinya dan apa yang ada dalam dirinya. Kuakui Bang Iid berhasil membawa cerita Rana dengan banyak hal tak terduga kepada pembaca, dengan selingan hadirnya beberapa tokoh lain yang semakin menghidupkan ceritanya. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ Gaya penulisan yang khas, dengan pemilihan diksi nan bagus menambah nilai tersendiri dalam novel ini. Dari novel ini kita bisa belajar untuk menghargai orang lain, belajar menjadi manusia yang mampu memanusiakan manusia (orang lain), serta belajar untuk menerima diri kita sendiri. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ "Untuk kita dan kalian, yang merasa dibedakan atau terasing, oleh orang - orang atau bahkan oleh pikiran kita sendiri. . . Kita berhak punya tempat. Minimal dalam diri kita sendiri" - Hal 300
Buku ini bercerita tentang seseorang yang mengidap salah satu gangguan mental. Permasalahannya bukan sekedar gangguan mental saja. Tetapi, penulis juga menghadirkan tema romansa di dalamnya. Itu yang menurut aku bikin cerita ini menarik sampai benar-benar membuat si pembaca penasaran untuk baca sampai akhir. Tapi, waktu mencapai pertengahan cerita, itu seperti berbelit, membuat bingung. Mungkin, kalau orang yang ngga terlalu penasaran sama akhirnya seperti apa, akan menyudahi proses membaca mereka. Karena di bagian itu, penulis berusaha menjelaskan bahwa tokoh utama mengidap Dissociative Identity Disorder atau memiliki dua kepribadian dalam satu tubuh. Pada satu kejadian, Dia bersikap seperti Ibunya dan pada saat yang lainnya ia bersikap layaknya dirinya sendiri. Ada banyak banget pengajaran yang bisa diambil dari buku ini. Penulis seperti merangkum permasalahan dalam kehidupan nyata ke dalam buku ini, kemudian menjawabnya dengan solusi-solusi yang realistis. Salah satunya ini. Jadi, singkat cerita dalam novel itu ada satu tokoh utama bernama Rana (laki-laki) yang punya kekasih Ola (perempuan). Di suatu waktu, Ola pernah melihat dengan mata kepala dia sendiri bahwa Rana sedang berjalan dengan wanita lain. Secara otomatis Ola merasa cemburu. Ia mengeluhkan rasa cemburunya tersebut pada Rana. Tapi, jawaban Rana sangat jauh dari ekspektasi Ola yang awalnya ia kira akan berikrar, tidak akan pernah lagi berjalan bersama wanita lain. Tidak, Rana malah menjawab bahwa rasa cemburu hanyalah bentuk dari rasa seseorang yang takut kehilangan. Seharusnya, orang yang merasa takut kehilangan itu berusaha membuat dirinya pantas untuk tidak ditinggalkan. Tapi, menurut saya itu benar. Realistis. Terserah, pembaca lainnya memakna seperti apa. Nah, masih banyak hal hal tak terduga lainnya di novel ini. Temukan sendiri ya. Ada banyak rahasia yang cuma diungkap di bagian akhir cerita. Rekomen banget buat dibaca. Selamat membaca...
Awalnya sy kira novel ini seperti kebanyakan novel lainnya, bercerita ttg cinta dan bermain dengan kata2 manis. Tapi lebih dari itu, ia berbicara ttg sesuatu yg tak biasa: mental disorder. Novel ini menceritakan ttg Rana yg mengalami dissociative identity disorder ( kepribadian ganda), Ola yang mengalami bipolar disorder , dan Anya yg mengalami anxiety disorder (gangguan kecemasan) disertai dengan alur yg menarik dan cukup membuat penasaran. Tidak hanya itu, sang penulis ( Syahid Muhammad) mencoba mengatakan bahwa penerimaan thd orang-orang yang mengalami hal seperti itu adlh penting, bukan malah penghakiman. Hanya karena kita menganggap mereka berbeda, lantas kita menganggap diri kita benar.
Suka di bagian buku ini membahas tentang mental illness, meskipun tidak mendalam. Tapi yang mengganggu bagi gw adalah banyak kalimat-kalimat yang dirangkai terlalu njilimet tapi jadi ga indah.
Permulaan plot cerita yang perlahan. Kemudian bersambung dengan susunan jalan cerita yang saya bayangkan jika ianya difilemkan, sungguh cantik sekali sinematografinya. Sehinggalah masuk ke momen sedih. Kita sendiri turut bersimpati dan berasa ‘hidup’ dengan watak-watak dalam novel ini.
Buku ini bukan sekedar novel biasa, ini novel so very confusing di pertengahan cerita hingga ke akhir cerita.. sangat menikmati setiap quotes ataupun puisi yang ditulis oleh penulis, sangat dalam rasanya apa mungkin karena relate sama kehidupan sehari-hari? tiap orang punya penilaianya masing masing!
Buku ini menyadarkan saya bahwasanya penyakit mental bukanlah penyakit yang dapat dipandang sebelah mata, karena kebahagiaan diri sendiri lah yang memang harus di utamakan sebelum bisa bahagia bersama dengan orang sekitar!
Sangat mengapresiasi penulis buku ini! yang baca review ini.. must read this book!
So, sudah ada yg baca buku paradigma ini? Bagaimana tanggapan kalian? Kalo aku. Terkesan. Cukup terkesan. Sejujurnya gak bakalan nyangka kejadiaannya bakalan seperti itu. Cukup menikmati pembendaharaan kata2 yang manis dan mengandung banyak makna. . Mengangkat tema mental illness. Belakangan aku lg hobi baca buku yg ada mengandung tema psikologisnya. Aku rekomendasikan buku ini bagi kalian suka cerita cinta yg tak biasa.
7/30 "Sebelum bisa diterima oleh orang-orang, kita terkadang harus lebih dulu menerima mereka. Enggak semua orang paham dengan kondisi kita." - 288
Dari dulu ingin sekali bisa punya buku-buku karya bang iid. Minimal bisa baca seluruh karya nya lah :) Dan akhirnya kesampaian juga baca bukunya, dg meminjam buku dari teman. Dan jadilah fotonya diambil dari gugel. - Novel ini mengisahkan tntg Rana, mahasiswa yg hobi melukis adalah tokoh utama dalam cerita ini. Apapun yang terlintas di pikirannya, dia ungkapkan lewat lukisan-lukisannya. Sehingga di setiap lukisannya, selalu memiliki arti yang mendalam. Rana memiliki sifat yang baik, tenang, lemah lembut juga penuh teka-teki yg ternyata mengalami Dissociative identy disorder (kepribadian ganda).
Anya yg mengalami anxiety disorder (gangguang kecemasan) adalah mahasiswa baru yang hobi menulis puisi, memiliki sifat kerendahan hati dan baik, menyebabkan Rana memiliki rasa tertarik terhadap Anya. Berjalannya waktu akhirnya mereka menjadi kian akrab krn merasa nyaman ketika bersama.
Ola yang mengalami Bipolar disorder merupakan kekasih Rana, yang juga cemburu jika Rana dekat dengan anak baru itu. Wajar bagi pasangan memiliki rasa cemburu. Namun Rana tidak suka dgn hal itu. Menurut Rana, hubungan bukanlah sesuatu yang harus kita jaga menurut keinginan kita, melainkan mendewasakan. Sifat Ola yang makin lama makin membuat Rana merasa tidak nyaman, membuat Rana memutuskan Ola.
Dan Aldo, adalah sahabat cowok satu-satunya yang Rana punya.
Awalnya aku kira ini novel cinta-cintaan pada umumnya yang alurnya udah bisa di tebak. 😅 Ternyata ini sungguh berbeda. Semakin menyelami isi ceritanya semakin dikejutkan dengan berbagai rahasia dari masing-masing karakter.
Melalui novel ini gue belajar bahwa mereka yang berbeda itu bukan aneh. Mereka hanya membutuhkan bantuan dan kepedulian kita.
"Kelakuan orang-orang yang takut kehilangan cuma bikin mereka benar-benar kehilangan." -13.
Ini adalah buku pertamanya Bang Iid yang aku baca, dan sepertinya bakal beli karyanya yang lain. Genre novel ini romance. Ya emang se romance itu sih untuk bagian awal-awal novelnya, dan jujur sempat bosen pas baca bagian awal, karena konflik masih sebatas hubungan cewek dan cowok (Rana dan Ola) yang sering cek cok karena si cowok gak peka sedangkan ceweknya pengen diperhatiin. Lalu Rana ini berteman dengan Anya, dan membuat Ola cemburu. Nah, tapi cerita mulai menarik waktu muncul tokoh Ikrar, karena Ikrar ini ternyata punya hubungan yang erat dengan tokoh Rana. Apakah hubungannyaa? Baca deh novelnya wkwk. Di tengah2 novel baru deh mulai muncul teka-teki yang menjadi cerita utama dari novel ini, mulai seru tuh ceritanya. Emosi pembaca mulai naik-turun, aku sendiri ikutan emosional cuy bacanya. Alur cerita yang nggak ketebak membuat pembaca semakin penasaran sama endingnya. Intinya, novel ini berkisah tentang mental disorder yang diderita beberapa tokohnya. Nilai kehidupan yang bisa diambil, kita harus bisa menerima kekurangan diri sendiri sebelum orang lain bisa nerima kita. Seseorang yang punya mental disorder itu bukan sesuatu hal yang aneh atau bahkan untuk dibuat candaan, sebaliknya mereka hanya ingin diterima di lingkungan dan membutuhkan support dari kalian. Selamat membacaa, kata-kata puitis dan quote di dalamnya bakal membuat novel kalian banyak lipatannyaa haha
Pertama kali tau nama penulisnya dari Q-A yg di reply @anafiisah_ ngrekomendasiin judul buku Paradigma dan Egosentris karya @iidmhd . Dan cuma bisa beli yang Paradigma dan baca Egosentris pinjem di perpus kecilnya @hainawawi xixixi . 🍄 " Buatku, satu-satunya yang bisa kulakukan kalau takut kehilangan seseorang, adalah dengan berusaha menjadi pantas untuk tidak ditinggalkan ~ " (hlm 13) Sudah bisa jatuh cinta dengan Rana pada ucapannya saat berbincang dengan Anya 🍄 Bukan suka, namun sy penasaran sekali dengan sosok Rana dan Ikrar, bagaimana keduanya bisa dia hidup dengan 2 kepribadian yang saling berhubungan. 🍄 Kalian nanti juga harus membaca lembaran surat yang akan disampaikan Ola, pacar Rana. Jika membacanya, kalian akan mendapat pelajaran berharga disana, tentang bagaimana seseorang harus bisa berani menjadi dirinya sendiri. 🍄 Sangat tertarik dengan ceritanya. Kisah romance yang dipadukan dengan issue kesehatan mental. Dissasociative Identity Disorder, Anxiety Disorder, dan Bipolar Disorder. . Seperti apa perbedaannya , kukira kalian semua perlu membacanya. . 🍄 Disitu sy bisa mikir, kita nggk bisa gitu aja nyepelein orang yg punya "perbedaan" dengan kita. Apapun itu. ~ Tugas manusia hanya perlu berani menjadi dirinya sendiri, begitu kata Ola. . 🍄 Oiya, kalian juga harus baca yang egosentris lo! Kenapa? Ya pokoknya baca aja deh haha.
Paradigma, memberikan warna baru bagi bacaanku. Entah karena baru pertama kali membaca novel bertema seperti itu, jadi menurutku novel yang membahas tentang kepribadian ganda ini cukup asik dinikmati.
Mungkin di awal, ceritanya memang terlihat seperti kisah picisan pada umumnya. Namun ternyata setelah aku menemukan klimaksnya, kisah dalam novel ini jauh lebih besar dari itu. Seperti biasanya yang aku suka dari membaca novel adalah ketika kita sampai dibagian akhir dan menyelesaikan bacaan itu dengan menarik nafas lega, namun masih meninggalkan tanya, lalu membiarkan imajinasi kita melayang dengan sendirinya. Novel ini berhasil membawaku pada sensasi itu.
Buku Syahid Muhammad yang pertama kubaca ini sepertinya cukup berhasil membuatku penasaran dengan buku beliau yang lainnya. Melihat dari kalimat-kalimat penutur dari setiap bukunya rasanya cukup menarik perhatianku. Ditambah jika mempertimbangkan caranya menyampaikan cerita dalam setiap kalimat serta pilihan kata yang dipakainya, aku yakin bukunya yang lain tak kalah menarik dari yang sudah kubaca ini.
Setelah berkenalan dengan karya Syahid Muhammad, apakah daftar penulis favoritku akan bertambah? Entahlah, mungkin aku masih dalam fase tertarik dan belum sampai ke fase jatuh cinta.
"Untuk kita dan kalian, yang merasa dibedakan atau terasing, oleh orang-orang atau bahkan oleh pikiran kalian sendiri... kita berhak punya tempat. Minimal dalam diri kita sendiri." (Hal. 302)
Okeh, buku ini tuh mengoyak hati sekali. Dimana lagi-lagi selalu muncul pertanyaan diantara kehidupan manusia yang begitu banyak sifat dan keragaman pula.
Kali ini bukan hanya satu tokoh yang menyimpan banyak tanya, bahkan hampir semuanya; Rana, Ikrar, Ola, dan Anya memiliki rahasia dalam hidup masing-masing membuat semua orang pun bertanya-tanya.
Kisah yang bener-bener membuat aku khususnya belajar untuk memanusiakan manusia. Menohok sekali. Dari segi cerita pun berjalan maju mundur menjelaskan secara detail tiap konfliknya
Penokohan pun memiliki chemistry yang mendalam. Bener-bener keren
Cover, judul dan layout novel nya sendiri pun bagus. Simple namun elegant. Terlebih penulisan puisi-puisinya yang menyayat hati
Buku yang sangat bagus. Buku yang nggak cuma tentang cinta menye-menye. Lebih dari itu pokoknya. Spechless dan awesome
RECOMENDED GUYS! Sukses selalu bang Iid. Nunggu banget karya selanjutnya
Di antara novel-novel mas iid, 'Paradigma' ini merupakan buku mas iid dengan isu mental yang berat, yaitu Dissociative Identity Disosder/Kepribadian ganda. Selesai membaca novel ini, entah kenapa saya dibuat pening juga keringat yang membanjiri tubuh. Mungkin untuk mengulang baca novel ini adalah keinginan paling terakhir. Selain menguras emosi, pembaca dibuat mengerti dalamnya luka dari orang yg punya permasalahan 'kepribadian ganda' seperti yang dialami 2 tokoh fiksi dalam novel ini, Rana dan Ikrar. Rana di Bandung, sedang Ikrar di Jogja. Sama-sama tumbuh dengan memendam luka yang dalam. Kepribadian ganda mereka menjadi rahasia tersendiri dan hanya bisa mereka ungkap di waktu dan tempat tertentu. Penyakit ini pun memang sulit disembuhkan. Dan sangat realistis ketika ending dari penulis ini masih membuat sosok Rana yang masih menghidupkan sosok lain dalam diri adiknya Ikrar. Novel ini selain menjadi 'penyadar' bagi kita sebagai manusia yang belum bisa memanusiakan manusia, juga bisa menjadi 'obat' bagi sebagian kita untuk menyembuhkan luka.
This entire review has been hidden because of spoilers.
"Karena hakikatnya, manusia hanya tunduk pada apa pun yang dipercayanya."
Ini aku ga tau harus review gimana, selesai baca ini semua blank. (Padahal mah pingin lemparin bukunya).
Paradigma punya cerita yang sangat menyentil hati, hal sederhana tapi bisa begitu penting dalam kehidupan, tentang cara pandang kita terhadap sesuatu. Novel ini juga menceritakan tentang penerimaan, penerimaan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Berbeda dengan buku egosentris, menurutku ka iid menulis paradigma dengan lembut, berhati-hati, tapi menampar.
5/5🌟🌟🌟🌟🌟
"Saat semua orang menggelorakan untuk berani jadi dirinya sendiri, tapi kenapa kita memaksa mereka untuk tidak nyaman jadi dirinya sendiri?" —hlm 297
Masih tentang psikologi, tentang kehidupan sehari-hari yang filihat lebih dalam melalui sisi psikologisnya. Tapi harus diakui, di buku keempat bang iid ini aku agak 'bosen'. Karena masih ngomongin Bandung-Jogja, menggambar-menulis, dan psikologi. Oke kalo psikologi nya aku mah gpp banget karena emg itu pesan yang ingin disampaikan bang iid ke pembaca. Pesan yang ingin disampaikan bang iid juga dapet dan disampaikan dengan baik. Pas baca nya juga ya seperti buku bang iid yang lain, perasaan kita diaduk-aduk dan selama baca aku selalu nebak-nebak kelanjutannya bakal gimana haha. Tapi semoga ajaa, dibuku selanjutnya nanti bang iid akan lebih 'bereksperimen' dengan latar tempat dan karakter tokoh yang berbeda hehe.
Pertama kali baca dari penulis yang kutemui saat Petjarmerah ーpenulis favoritnya Jovita. Novel ini direkomendasikan juga sama temenku. Jadi, okelah apa salahnya baca?
Minusnya dulu, banyak kata-kata yang terlalu indah hingga harus aku skip beberapa kali buat nangkep maksudnya penulis ini apa sih? Ke mana alurnya? Dan hal tersebut membuat rasa simpatiku terhadap tokoh jadi berkurang. Hal ini kudapat di bagian tengah sampai akhir.
Bagian pembuka, ini bagian paling menarik. Aku suka diskusi dan hubungan antar tokoh yang dijalin hati-hati dan cermat. Terlebih saat tokoh utama menyampaikan isi kepalanya. Cerdas. Porsi cerita dan sudut pandang juga menurutku pas. Aku sampai ngga bisa nebak apa yang sebenarnya terjadi.
Buku pertama karya Syahid Muhammad yang saya baca, dan boomm... Sangat di luar nalar. Bahasa yang di gunakan banyak menggunakan metafora, awalnya membuat saya cukup berpikir keras dan membacanya berulang-ulang untuk mengetahui maknanya. Tapi seiring membacanya, membuat saya terbiasa dan bahkan jatuh cinta dengan kalimat-kalimat yang ada, hingga kemudian saya berpikir "kok dia bisa kepikiran ya dengan ungkapan seperti ini?". Saking asyik dan penasarannya saya dengan buku ini, membuat saya menyelesaikannya dalam waktu satu hari. Masalah yang diangkat adalah terkait isu kesehatan mental. Maka dari itu, untuk kamu yang menyukai isu tersebut sebaiknya buku ini dapat di masukan ke dalam daftar baca ya!
Best Novel I've Ever Read. Novel yang ngasih perspektif dari semua tokohnya, semuanya tergambar sangat natural buat gw, sangat terasa ga dilebih-lebihkan. Gw punya minat baca yang rendah, buktinya waktu baca novel ini gw ngerasa bosen baca gitu but i can't stop krn gw ngerasa udah masuk ke dalam ceritanya, gw penasaran, dan ngerasa harus selesaiin novel ini. Nebak-nebak endingnya, dan semakin bingung. Novel yang semakin ditebak, semakin salah. Sampe ada titik gw bener bener kebingungan, tapi menuju ke ending nya semuanya clear banget menurut gw. Ga salah banget gw milih buku ini, khususnya buat gw yang kepoan sama dunia psikologi. RECOMENDED PUOLL, thanks a lot buat kak Syahid Muhammad.
"Karena hakikatnya, manusia hanya tunduk pada apa pun yang dipercaya" Buku tentang orang yang berkepribadian ganda (dissasociative identify disorder) gak bisa dipungkiri kalau ada orang orang seperti mereka. Memang sulit dicerna gak masuk diakal aja. Mungkin sebagian orang berpikir kalau penyakit jiwa atau mental hanyalah teori teori lain dari kelalaian manusia yang terlalu lama meninggalkan tuhannya. Bahwa semua penyakit bersumber dari hati, dari sebuah ketenangan yang hanya didapat dari mendekat kan diri kepada yang maha Esa. Konflik duniawi memang terlalu pelik. Tuhan selalu menjadi pilihan paling akhir untuk dimintai tolong saat yang seharusnya menjadi yang paling utama. Kesedihan yang berlarut-larut, kesepian, merasa sendirian,memendam emosi yang menjadi kan foktornya. Terkadang seseorang hanya perlu dimengerti masalahnya,mereka tidak perlu motivasi atau pun kata kata orang yang mereka mau adalah seseorang yang ada saat mereka dalam masalah. Mereka hanya manusia biasa tidak masalah jika meminta bantuan. Kita mahluk sosial yang saling membutuhkan entah untuk berbagi suka maupun duka. Terkadang kita hanya mengikuti ego kita sendiri hingga melupakan kepedulian orang lain. Mungkin kita saja yang gak sadar disekitar kita banyak orang orang yang sayang kita. Meskipun cara sayang mereka yang berbeda. Itulah penting nya mengendalikan emosi kita. Emosi apa saja entah marah, senang, sedih, kecewa, sakit atau apapun itu. Gimana caranya? Ya dengan kembali mendekat kan diri ke Allah. Bukan kah ada alquran yang menjadi obat dari segala penyakit. Selain itu berdamailah dengan keadaan, yang sudah terjadi gak bisa diubah tapi masa depan mu kini dan nanti menunggu mu. Kepergian adalah hal yang pasti
is it too late to write this? semoga nggak yaa.. padahal buku ke-5 nya udh buka PO. huhu.. jadi, saya sudah jatuh cinta dengan alur dan penyampaiannya dari chapter 'anya'. awal cerita yang disajikan halus sekali, tapi ketika sudah baca hingga tengah kita akan diajak untuk mikir. konflik yang dimunculkan bukan cuma percintaan saja. wah, gak habis pikir dah.. penulis bisa menyajikan kesemua perpaduan hingga ada rasa kembang api di dada dan kepala. mau mikir, tapi ga nyampe. cape kadang tu. tapi, buku ini bener-bener recommend banget nget nget.
Gak ada ekspektasi apapun ketika saya membaca buku ini. Saya bahkan kurang informasi mengenai apa sebenarnya tema yang diangkat di buku fiksi ini.
So far so good. Jadi sedikit tahu tentang isu kesehatan mental dan pandangan di masyarakat, walau ini cuma novel tapi saya juga yakin sih bahwa cara masyarakat menanggapi isu kesehatan mental pasti tidak jauh dari reaksi seperti yang ada di dalam novel ini.
Untuk siapapun yang peduli, rangkul mereka yang sedang tidak sehat secara mental, bukan dijauhi. They're human too. And, it's okay not to be okay.
Gaya penulisan buku ini awalnya meraba-raba, tapi masuk ke halaman selanjutnya mulai nyaman membacanya. Pada dasarnya saya selalu penasaran dengan nilai yang coba disampaikan penulis, bahkan bisa dibilang sudut pandang setiap tokohnya terasa begitu dalam hingga nyata. Emosi yang tergambar bukan main-main apalagi bahasa indonesia begitu tricky dalam penyampaian bunga kata secara langsung.
Puisi tiap halaman sangat mengalir dengan indah, sesuai penggambaran emosi saat masuk ke tiap babnya.
Well done! Buku ini membuat saya jadi belajar hal hal dasar psikologi.
"Sebelum kita bisa diterima oleh orang-orang, kita kadang harus terlebih dahulu menerima mereka. Enggak semua orang paham dengan kondisi kita" hlm 288.
Suka banget dengan tokoh Rana. Dialognya manis bikin gak sadar tau tau udah halaman terakhir. Covernya juga simple tapi elegan. Di setiap awal chapter ada puisi puisi indah, di akhir chapter ada quotes bijak. Banyak banget pesan yang bisa diambil dari buku ini. Khusus nya bagi orang yang sering menyepelekan penyakit mental.
My favorite novel yang mengangkat beberapa Issue kesehatan mental yang dialami para tokoh, di tuliskan dengan sudut pandang yang baik oleh oleh penulis sehingga feels dari tokoh-tokoh dapar benar-benar dirasakan 🥹.
One of my favorite parts : “Untuk kita dan kalian, yang merasa dibedakan atau terasing, oleh orang-orang atau bahkan oleh pikiran kaian sendiri… kita berhak punya tempat. Minimal dalam diri kita sendiri” - Anya
This entire review has been hidden because of spoilers.
Paradigma adalah novel pertama yang saya baca hingga tamat. Dan menurut saya, novel ini cukup mudah di pahami meskipun terkadang terdapat kata-kata yang sulit di mengerti, tapi secara keseluruhan buku ini cukup mudah dibaca. Menceritakan seorang Seorang wanita bernama anya, yang memiliki gangguan kecemasan, dan seorang pria bernama Rana yang memiliki kepribadian yang spesial. Sedikit demi sedikit, rahasia demi rahasia terungkap, mengejutkan orang-orang yang ada di sekitarnya. Secara keseluruhan ceritanya tidak terlalu berat, tapi tetap berisi, dengan kalimat-kalimat yang bermakna dan mendewasakan. Alur penceritaanya yang campuran, membuat pembaca tertarik untuk mengupas lebih dalam kisah dibalik setiap karakternya. Buku ini cocok untuk kamu yang suka novel bergenre 'Slice of life'.
it's good enough when you can see some perspectives to think about. but.. kurang gemas dan menampar dimana endingnyaa cuma menyadari kekurangan aka making peace in every differences. lebih mengarah bagaimana kita bisa menghargai pederita mental illness sih. yang tadinya gue mengira akan ada suatu unexpected story yang membuat tertampar. but yea.. that's goid enough