Jump to ratings and reviews
Rate this book

Jentera Lepas

Rate this book
Jentera adalah roda pemintal benang. Jika jentera lepas, benang akan beruraian kusut. Demikian juga kehidupan, diputar oleh jentera nasib masing-masing. Tangan-tangan tak terlihat, tak tepermanai raksasanya, mengusutkan jalan kehidupan. Siapa pula yang masih mau menggulung benang kehidupan yang morat-marit?

Siapa pun mungkin saja hidupnya menjadi kusut, atau malahan ikut mengusutkan kehidupan orang lain. Namun, dalam kekusutan itu sebenarnya bisa ditemukan harga kehidupan itu sendiri.

264 pages, Paperback

First published December 1, 1979

30 people want to read

About the author

Ashadi Siregar

23 books16 followers
Tanda penghargaan/kehormatan

1.Medali Satyalancana Karya Satya XX Tahun, Presiden RI (1999)
2.Medali Piagam Pengharaan Kesetiaan, Rektor Universitas Gadjah Mada (1999)
3.Medali Satyalancana Karya Satya XXX Tahun, Presiden RI (2007)
4.Press Card Number One, Penghargaan Panitia Pusat Hari Pers Nasional, Persatuan Wartawan Indonesia Pusat (2010)


Pekerjaan/jabatan sekarang

1.Pegawai Negeri Sipil pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1970), pensiun Pembina Utama Madya IV/d (2010)
2.Direktur Lembaga Penelitian Pendidikan Penerbitan Yogya/LP3Y


Pengalaman profesional

1.Redaktur Mingguan Publica Yogyakarta (1968)
2.Dosen tetap pada Jurusan Publisistik/Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1970 – 2010)
3.Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Mingguan Sendi Yogyakarta (1972 – 1973)
4.Pembantu lepas (stringer) Majalah Tempo Jakarta untuk Yogyakarta (1973)
5.Anggota Direksi Lembaga Penelitian Pendidikan Pener­bitan Yogya/LP3Y (1982 – 1992)
6.Penasehat/advisor untuk produksi 3 film berdasarkan novel Cintaku di Kampus Biru, Kugapai Cintamu dan Terminal Cinta Terakhir (1976 – 1977)
7.Perancang dan supervisor berbagai pelatihan jurnalistik (1980 – sekarang)
8.Perancang dan supervisor berbagai pelatihan penulisan skenario televisi (1980 – sekarang)
9.Perancang dan supervisor berbagai pelatihan manajemen seni pertunjukan (1980 – sekarang)
10.Perancang dan supervisor berbagai pelatihan untuk aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tentang manajemen perencanaan pembangunan masyarakat (1982 – sekarang)
11.Konsultan media massa (1982 – sekarang)
12.Sekretaris Jurusan Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (1990 – 1996)
13.Direktur Lembaga Penelitian Pendidikan Penerbitan Yogya/LP3Y (1992 – sekarang)
14.Dewan Pengawas Yayasan Institut Arus Informasi (ISAI), Jakarta (1994 – 2008)
15.Produser Eksekutif Produksi Film Televisi Tajuk 6 (enam) episode ditayangkan di Televisi Pendidikan Indonesia/TPI (1996)
16.Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (1996 – 1999)
17.Redaktur Ahli Majalah JURNAL Pasar Modal Indonesia, Jakarta (2000)
18.Advisor Komunitas TV Publik Indonesia (KTVPI/Yayasan Sains Estetika Teknologi – SET), Jakarta (2000 – 2001)
19.Ketua Tim Ombudsman SKH Kompas (2003 – sekarang)
(http://ashadisiregar.com/curriculum-v...)

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
7 (25%)
4 stars
11 (39%)
3 stars
10 (35%)
2 stars
0 (0%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 5 of 5 reviews
Profile Image for Rizqiana Yogi.
1 review
March 4, 2023
Menceritakan si tokoh utama beserta pertemuan dan kisahnya dengan beberapa perempuan yang ditemuinya antara 1964 - 1970. Mbakyu Sinto, Linlin, Dyani.

"Hanya ada 2 kemungkinan yang bisa kita kerjakan. Pertama, kita menikah. Tapi saya yakin Mas Budi tidak akan bersedia. Kita tidak saling mencintai. Juga, ini berbahaya. Kedua, saya menyerahkan diri saya, tubuh saya, saat ini juga. Dan tidak membutuhkan cinta.Tapi setelah ini, Mas Budi tidak perlu membantu keluarga saya. Saya akan berusaha sebisa mungkin untuk membiayai keluarga."
"Pergilah! Dyani, pergilah. Bagi saya, kamu tetaplah Dyani yang kecil dulu..."
Sedangkan Dyani berjalan dengan kepala menekuri karpet hijau yang menutup lantai.
Apakah yang sudah kulakukan? Kenapa kusakiti hati lelaki itu? Kenapa aku harus membencinya? Karena salah seorang temannya ikut menciduk Bapak?
- Percakapan Budi dan Dyani, halaman 223-226 -

"Saya pernah melakukan itu pada seorang gadis. Dan sampai sekarang tetap menjadi penyesalan saya. Saya tidak jadi mengawini dia. Tapi dia sudah tidak suci. Waktu dia kawin dengan orang lain, suaminya sangat kecewa. Suami yang kecewa pada istrinya akan menyiksa istrinya selamanya... Kalau nasib memang akan mempertemukan kita, kita akan bertemu. Itulah jodoh. Tapi lepas dari itu semua, siapapun suamimu kelak, berikan kesucian mu hanya pada dia."
- Percakapan Budi dan Linlin : halaman 242 : 243 -

Kamu barangkali malah tidak tahu, sebenarnya saya sudah punya anak.
Kamu sudah beristri?
Istri orang..Dulu tahun enam lima, dia sudah hamil karena berhubungan dg saya.
Suaminya nggak tahu?
Nggak.
Gila kamu!
Saya mencintainya,kok.
-Percakapan Budi dan Maruti tentang Mbakyu Sinto-
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Gilang Andretti.
2 reviews2 followers
December 1, 2022
Bagi pencinta sastra sejarah yang "enggak mau" susah memahami latar tempat (yang biasanya disamarkan) coba baca novel yang satu ini. Latarnya salah satu kampus terbaik di negeri ini, bahkan masih ada dan tambah besar (bangunan dan pembangunannya) hingga sekarang. Namun, kampus itu belum terbuka akan masa lalunya, masih banyak hal yang ditutupi soal keterlibatannya pada masa-masa kelam 1965-1966.
Ashadi mungkin salah satu penulis yang paling awal menuliskan soal peran kampus dalam proses penahanan hingga pembunuhan massal 1965-1966. Bahkan karya ini tidak dibredel sama sekali oleh pemerintah, tapi kurang laris pada awal kemunculannya. Sebenarnya novel ini terbit pertama kali di Cypress pada 1978 (seiring dengan gelombang pembebasan tahanan politik).
Dalam beberapa bagian akan nampak bagaimana sinergi antara mahasiswa dan lembaga bersanjata resmi Indonesia berbaju hijau dalam menumpas anggota, simpatisan, hingga yang tak tahu apa-apa soal Gerakan 1 Oktober 1965.
Satu hal yang menarik dari novel ini adalah PKI (Partai Komunis Indonesia) masih dikambing hitamkan. Namun, mulai ditonjolkan sisi-sisi manusiawi dan bagaimana buruknya perlakuan terhadap mereka yang sudah ditangkap tanpa pengadilan itu.
Profile Image for Bunga Mawar.
1,355 reviews43 followers
January 24, 2021
Buku tentang perjuangan orang idealis di masa lalu dan nasib mereka setelah perjuangan itu berbuah. Semakin baikkah, biasa saja, atau malah memburuk?

Idealisme memang nggak bisa bikin kenyang, sodara!
Profile Image for Itja.
195 reviews48 followers
February 9, 2013
Well, novel ini konflik nya terlalu "seram". Hampir kesemuanya sama (terutama tokoh wanita miskin) karena himpitan ekonomi, rata-rata berujung pada menjual diri.

Pada bab pertama saya suka dengan bahasa penulis yang runtun, makin lama konflik semakin banyak malah semakin rumit. Saya membaca dari satu ke bab selanjutnya membuat otak saya seperti benang kusut. Semua ending menggantung. but, i liked it...
Displaying 1 - 5 of 5 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.