Jump to ratings and reviews
Rate this book

Omelan: Desa, Kampung, Kota

Rate this book
Omelan dengan segala rancu, salah, fitnah, dan lelucon itu dikumpulkan menjadi buku sulit dijuluki molek. Buku berjudul Omelan: Desa, Kampung, Kota cuma pemenuhan pamrih kecil agar kesombongan pembaca koran-koran tak terlalu fana setela hari-hari berganti dan tahun-tahun berlalu tanpa pelukan. Buku bisa dilihat sekejap atau dibaca sampai khatam untuk dilupakan saat hari-hari terlalu suntuk dengan grmpa kata di gawai. (Bandung Mawardi)

450 pages, Paperback

Published January 1, 2018

3 people are currently reading
10 people want to read

About the author

Bandung Mawardi

19 books2 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
2 (40%)
4 stars
2 (40%)
3 stars
1 (20%)
2 stars
0 (0%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 of 1 review
Profile Image for Sukmawati ~.
79 reviews34 followers
June 29, 2019
Mendengarkan emak-emak ngomel barangkali sudah biasa. Namun bagaimana jadinya jika omelan itu keluar dari seorang pembaca koran seperti Bandung Mawardi. Jelas berbeda dan menjadi apik lewat tulisan-tulisannya pada 'Omelan: Desa, Kampung, Kota' (Basabasi, 2019).

Buku ini berisi 150 opini penulis yang memuat kritik atas segala berita atau informasi pada beberapa surat kabar di Indonesia. Sebut saja di antaranya: Kompas, Media Indonesia, Suara Merdeka, dan Solopos. Keempat media tersebut selalu menjadi sasaran empuk untuk dikritisi oleh penulis.

Omelan diawali dengan judul 'Kampung Itu Populer' yang bercerita tentang fenomena kampung warna-warni pada abad XXI berdasarkan sebuah berita yang dimuat di Solopos, 2 Januari 2018. Omelan tentang kampung warna pun berlanjut pada tulisan berjudul 'Cat dan Rezeki' yang dikompori oleh berita di Kompas pada 3 Januari 2018. Begitu seterusnya. Omelan demi omelan selalu didasarkan pada pemberitaan di koran. Terhitung sejak bulan Januari hingga Juni 2018.

Selama enam bulan itu Bandung Mawardi menyantap sejumlah berita untuk kemudian dituangkannya ke dalam buku setebal 462 halaman. Sungguh ikhtiar luar biasa dalam upaya mencerdaskan pembaca koran-koran agar tak asal telan informasi. Salut, Bung!
Displaying 1 of 1 review

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.