Jump to ratings and reviews
Rate this book

Masuk Toko Keluar di Tokyo

Rate this book
aku butuh dua telinga lagi
untuk mendengarkan bunga-bunga
yang tumbuh di ceritamu
juga sebuah peta
jalan pulang dan jadwal kereta

88 pages, Hardcover

First published November 1, 2018

5 people are currently reading
64 people want to read

About the author

Farhanah

1 book10 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
14 (17%)
4 stars
29 (36%)
3 stars
26 (32%)
2 stars
9 (11%)
1 star
2 (2%)
Displaying 1 - 20 of 20 reviews
Profile Image for Ratri Ninditya.
Author 7 books15 followers
October 28, 2019
Saking spesialnya buku puisi ini sampai saya jadikan paper untuk studi master of Cultural Studies saya. Metafora yang digunakan ketat dan konsisten sepanjang buku. Sebuah refleksi diri yang sangat peka dengan ketimpangan kelas dan generasi, dan bagaimana berada di antaranya, berjalan bolak-balik tanpa pernah benar-benar merasa nyaman. Relate banget dengan kegusarannya dan ikutan meringis di petikan petikan patah hatinya.
Profile Image for Nike Andaru.
1,636 reviews111 followers
April 8, 2022
172 - 2019

Saya tak bisa menikmati satu pun puisi dalam buku ini. Entahlah, penggunaan kata-katanya, trus saya gak nangkep apa yg hendak sampaikan penulis dalam puisi-puisi di buku ini.

update di 2022
Baca lagi dan memang sulit ternyata buat saya untuk memahami puisi-puisi dalam buku ini, saya kembali mengulang baca dan memang masih saja tidak mudah. Kumpulan puisi ini tipe yang mengajak untuk mikir, apa sebenarnya yang dipikirkan penulis, apakah ini maksudnya? apakah begitu? Walau begitu, saya menemukan judul yang menurut saya bisa saya coba artikan sendiri, yaitu: Merogoh Keramaian.

Profile Image for Sintia Astarina.
Author 5 books358 followers
April 8, 2022
Hampir tertipu dengan warna salem terang yang menghiasi sampul buku. Dikira buku ini akan menawarkan puisi menye-menye yang membikin hati berbunga-bunga. Rupanya pembaca dibuat jatuh cinta dengan cara bertutur Farhanah yang sarkas apa adanya!

Masuk Toko Keluar di Tokyo menyuguhkan 80 halaman berisi cerita-cerita, hiruk pikuk, ketimpangan kelas, fenomena sosial, keresahan akan hal-hal yang terjadi di sekitar, serta misuh-misuh estetis yang dibalut dalam bentuk bait puisi. Permainan metafora di sepanjang pengalaman membaca sungguh melatih kita untuk lebih kritis ketika berasosiasi sana-sini. Saat dibaca memang cukup menantang, tapi aku merasa buku ini spesial dan punya kekhasan yang nggak ditemui di buku-buku puisi lain. Penyair jadi dirinya apa adanya. No jaim-jaim. No mleyot-mleyot.

Predikat favorit aku sematkan ke 5 puisi ini:
1. Trackpad Ini Berminyak
2. Perjanjian Setan
3. Ngontrak
4. Semangkuk Sup
5. Sepertinya

Membaca buku ini mungkin nggak bisa diburu-buru. Boleh dibaca ulang bila ragu dan merasa perlu. Yang pasti, isi buku puisi ini nggak mengada-ngada. Rasanya, pembaca bisa menemukan ceritanya sendiri-sendiri di sebagian puisi Farhanah.
Profile Image for Heireina.
80 reviews40 followers
May 4, 2022
Salah satu buku puisi yang tidak cukup dibaca sekali karena kecantikan isinya jauh dari kata membosankan, dangkal, dan kosong. Masuk Toko Keluar di Tokyo seperti bangun tidur, melakukan pekerjaan sehari-hari, berangkat tidur lagi sambil membayangkan perasaan-perasaan berat bisa diringkas ke dalam bait puisi. Berharap jadi sesuatu yang lebih mudah dipahami kadang juga jenaka. Misalnya seperti puisi berjudul Ulat Lapar. Seorang penulis agaknya terkena kebuntuan menulis. Ia bayangkan dirinya sebagai seekor ulat tiba-tiba tak lagi bisa memasak lalu menangis karena gagal dalam mencobanya.

Puisi tidak melulu tentang mengandaikan keindahan tanpa kehilangan kecantikannya.

Terima kasih Farhanah
Profile Image for raafi.
926 reviews449 followers
May 19, 2019
Fani membuktikan bahwa puisi-puisi bermakna cengeng bisa dituturkan dengan pilihan kata yang sebaliknya. Bersampul merah muda pastel yang romantis, kumpulan puisi ini bukan membawakan perasaan-perasaan yang berbunga-bunga nan bahagia bagai pink rose. Puisi-puisi begitu gagah berdiri dan tanpa tedeng aling-aling menghajar setiap insan yang membacanya. Kau tidak akan tahu bahwa mereka diciptakan oleh seorang perempuan bilamana buku ini tidak mencantumkan nama pengarangnya.

Buku yang penting untuk merayakan kesepian, kekecewaan, kebodohan, dan keangkuhan dengan cara gagah berani dan penuh sarkasme! Suka!

P.S. Aku masih bertanya-tanya siapa Waldo yang Fani rujuk dalam "Cangkir Bocor" pada halaman 6. Memoriku merujuk pada satu episode Black Mirror yang berjudul "The Waldo Moment". Apakah itu dia?
Profile Image for Pepe.
117 reviews25 followers
December 26, 2018
Witty, funny, and striking! Estetika kenyinyiran yang subtil dan baik sekali. Istirahatlah, Kakak-Kakak, indeed :-)
Profile Image for Gita Swasti.
323 reviews40 followers
October 30, 2020
Kita semua sedang diam-diam
Takut-takut memusuhi kesendirian
Yang meleleh di jok samping kita
Di atas taksi yang kita naiki menuju pinggir kota


Luar biasa, Farhanah. Puisi-puisimu penuh dengan sarkasme. Keresahannya menyerang secara tiba-tiba. Aku bisa membayangkan puisi-puisimu ini merekam seluruh kegiatanmu dari bangun tidur hingga terlelap lagi di suatu hari.

Ditunggu karya selanjutnya.
Profile Image for Zah.
65 reviews6 followers
July 31, 2022
Beberapa yang jadi kesukaanku:
- Berbau Koloni
- Kaus Kaki Basah
- Satu Inci dan Dua Gigabytes Lebih Muram
- Trackpad Ini Berminyak
- I'm Not That Deep I'm A Well

Nggak bisa bilang apa-apa soal yang selain dari lima itu tapi aku pikir Kak Farhanah suka bubur dan ulat kelaparan, dan benci daun seledri.
Profile Image for Nawasandi.
113 reviews9 followers
January 22, 2022
Sudah baca ini sejak 24 Agustus 2019. Kemarin tahun baru kubaca ulang, just to remind me a memory with somebody that I used to know. The rest is so painful and traumatic. The scar is forever. Thus, I give it 2 stars to compensate the pain this book inflicted to me. Sorry.
Profile Image for Visil.
21 reviews
June 22, 2019
Masuk Toko Keluar di Tokyo, ini Goblin apa gimana?
Profile Image for Willy Akhdes.
Author 1 book17 followers
August 28, 2020
Sarkas tentang banyak hal terutama drama hidup kontemporer dengan pilihan diksi yang sangat kekinian. Milenial kata orang2 sekarang.
Profile Image for Luna Tsany.
27 reviews6 followers
May 31, 2021
Saya kurang bisa memahami dan menikmati puisi2 yang ada di buku ini, entah memang dari gaya bahasanya atau otak saya yang memang tidak sampai :(
Profile Image for Rafi abiyyu.
13 reviews4 followers
August 8, 2022
"Kita adalah kesepian yang menundukan kepala/ demi merogoh keramaian" oh god
Profile Image for Gita.
113 reviews2 followers
May 29, 2023
Saya tidak pernah beli buku puisi, sekalinya pengen beli karena liat bookstagramer yang saya follow di IG memoto halaman buku ini. Puisinya nyentrik-nyentrik, kata-kata yang dipakai sebagian besar benda-benda disekitar kita dan saya merasa ga nyesel beli buku puisi ini buat pertama kali. Menurut saya, buku ini sangat bisa dinikmati untuk ukuran saya yang tidak pernah punya buku puisi
Profile Image for M Adi.
174 reviews18 followers
April 22, 2025
BAGUS BANGET BAGUS BANGET BAGUS BANGET BAGUS BANGET
Displaying 1 - 20 of 20 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.