Orang bilang, jodoh takkan ke mana. Aku rasa mereka keliru. Jodoh akan kemana-mana terlebih dahulu sebelum akhirnya menetap. Ketika waktunya telah tiba, ketika segala rasa sudah tidak bisa lagi dilawan, yang bisa kita lakukan hanyalah merangkul tanpa perlu banyak kompromi.
Fiersa Besari, biasa disapa “Bung”, ialah seorang lelaki beruntung kelahiran Bandung, 3 Maret 19XX. Didasari oleh kecintaannya pada dunia musik, setelah menyelesaikan pendidikannya di jurusan sastra Inggris di STBA Yapari ABA Bandung, Bung malah menjauhi disiplin ilmu yang ia pelajari selama ini dan berujung membuka studio rekaman. Di studio rekaman inilah ia mengenal banyak musisi, sekaligus mengembangkan karir musiknya. Bung kemudian merilis beberapa album solo sejak tahun 2012, sebelum mengalami fase patah hati dan akhirnya berkelana keliling Indonesia selama tujuh bulan untuk mencari jati diri. Sekembalinya Bung di penghujung 2013 membuat dirinya lebih mencintai dunia tulis-menulis. Meski seringkali terendus aroma cinta dalam karya-karyanya, namun Bung selalu menyisipkan pesan humanisme dan sosial. Karya pertama Bung berjudul “Garis Waktu”, berisi rangkuman beberapa tulisannya dalam kurun waktu 2012-2016. Sementara, “Konspirasi Alam Semesta” merupakan album musik yang pernah ia rilis pada tahun 2015, yang kemudian dipadu padan dengan naskah hingga akhirnya dilahirkan kembali dalam bentuk buku pada tahun 2017. Selain menulis, Bung juga aktif sebagai pemain musik, penangkap gerak, dan pegiat alam.
Saya begitu antusias ketika mendengar kabar tentang perilisan buku ini dan begitu bersemangat membaca ketika buku ini sudah berada dalam genggaman.
Saat membaca cerita pertama yang berjudul Ainy, seketika saya langsung teringat tentang albuk #1 Konspirasi Alam Semesta. Kisah Ainy dan Api mengingatkan saya akan kisah Juang dan Ana, gaya penulisannya juga khas Bung sekali. Tapi ketika memasuki cerita ketiga yang berjudul Acak Corak, Bung seolah membawa saya ke dunia yang berbeda.
Selama ini karya Bung begitu identik dengan kisah cinta dan petualangan-petualangannya di alam. Namun melalui cerita Acak Corak, Samar, Temaram, Kala, dan I Heart Thee, Bung membawa kita ke dunia yang dipenuhi fantasi dan imajinasi. Dan jujur saya lebih suka gaya bercerita Bung di buku-buku sebelumnya.
Dari sebelas cerita yang ada di buku ini, yang menjadi favorit saya adalah cerita Ainy dan Senja Bersayap. Sedangkan untuk quotes di antaranya:
"Orang bilang, jodoh takkan ke mana. Aku rasa mereka keliru. Jodoh akan kemana-mana terlebih dahulu sebelum akhirnya menetap. Ketika waktunya telah tiba, ketika segala rasa sudah tidak bisa lagi dilawan, yang bisa kita lakukan hanyalah merangkul tanpa perlu banyak kompromi." (Ainy - Hal. 30)
"…ada hal yang lebih berharga dibandingkan uang, dan ia bernama “waktu”. Uang yang hilang bisa diganti, namun waktu yang hilang takkan pernah bisa kembali." (Home - Hal. 94)
"Waktu enggak akan menunggu. Lepaskan yang sudah hilang, hargai yang masih ada." (Samar -Hal. 116)
"…bahkan saat hidup sedang gelap seperti ini, akan selalu ada cahaya yang membantumu menemukan jalan keluar. Yang perlu kamu lakukan adalah berdoa dan belajar ikhlas." (Temaram - Hal. 138)
"..., Tuhan tidak pernah mengambil apa yang sudah Dia beri. Tuhan cuma menukarnya dengan sesuatu yang lebih indah. Kitanya saja yang belum sadar." (Harapan - Hal. 222)
Jujur saja albuk #2 11:11 ini di bawah ekspektasi saya, dan saya lebih menyukai albuk #1 Konspirasi Alam Semesta.
#11:11, bercerita tentang 11 kisah yang berbeda-beda tapi tetap tentang cinta. Ada yang berhasil bahagia ada pula yang kandas tapi tetap memberikan makna. 11 kisah di dalam ini keseluruhannya bagus, meski pun ada yang menurutku tak masuk akal. Ya itu menurutku dan pandangan kita memang tak perlu sama. Tapi pada keseluruhan kisahnya sangat banyak memberikan kita pelajaran-pelajaran bila kita memang mau mengambil pelajaran di dalamnya.
Yang paling kusukai tentu saja pada kisah yang berjudul AINY, seorang wanita yang kemudian dibuatkan sebuah lagu oleh lelaki yang juga jatuh hati padanya yakni API, ia menuliskan lagu buat AINY yang judul lagu itu seperti nama wanita itu AINY kepanjangan dari And I Need You. Kisahnya sangat romantis meski pun pada pertengahannya agak dramatis.
Selain itu ada juga yang menarik minatku yaitu kisah ke dua yang berjudul Melangkah Tanpamu. Di dalam kisah itu tidak hanya menggambarkan kisah cinta tapi ada menyelipkan pristiwa yang tak bisa kita lupakan di negeri ini, yaitu pada masa Orde Baru di mana lelaki yang seorang seniman di hilangkan, sehingga menjadikan kisah ini sedikit menegangkan juga menyebalkan.
Kutipan yang kusukai pada buku ini terdapat pada halaman 287, “Siapa bilang jatuh cinta hanya bikin orang jadi tolol dan konyol? Jatuh cinta juga bisa membuat orang jadi kreatif. Paling tidak kreatif mencari-cari alasan kenapa masih mau saja mencintai orang itu walau sudah jelas-jelas sudah bertepuk sebelah tangan.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Sejak Konspirasi Alam Semesta dengan konsep Album-Buku, 11:11 tidak kalah bagus untuk dibaca. Pasalnya, kombinasi musik dan buku menurut saya adalah pengalaman membaca yang seru! Ibarat kata, setiap cerita punya soundtrack-nya sendiri.
Kau tahu, kan, perasaan jatuh cinta, di mana jantungmu berdebar begitu keras tiap kali memandang matanya, dan duniamu seakan berbunga-bunga setiap kali memikirkannya?
Nah, cinta sejati datang setelah itu. Jika setelah sadar dari mabuk kepayang kau masih tidak bisa hidup tanpanya, maka dialah cinta sejatimu..
3 stars for simple short stories, the lessons learned, and the way every story touches you.
Mengingat ini buku pertama yg kubaca, jd ga bisa bandingin sama buku-buku sebelumnya. Lebih milih buku ini dibanding buku2 sebelumnya karena kupikir isinya ga melulu roman picisan. (iya seniat itu milih pake liatin komen orang2 dari bukunya dia yg pertama ampe yg ini)
2 cerpen pertama memang sarat romansa. Tapi cerpen ketiga dan selanjutnya, ada hal lain yg Fiersa tawarkan. Kalo ga konfliknya, plotnya, premisnya. Jadi ga terlalu ketebak, pun ga membosankan mcm 'yah begitu lagi-begitu lagi'. Sebelas cerita itu punya warnanya masing-masing.
1 cerita terfavorit: Acak Corak!
Mulanya ku mengharapkan sesuatu yg lebih misterius sih, lebih surreal. So, this one is just a nice try.
11:11 ini satu kumpulan cerpen yang di mana pada akhir cerpen tu ada bait-bait lagu yang dikarang. 11 cerpen yang dikarang, 11 reaki juga yang terakam. Ada beberapa peristiwa aneh yang saya rasa unsettled, tetapi tidak apalah. Perkara itu tak menganggu alur cerita pun, cuma akan saya kupas di sini.
Antara perkara yang saya rasa selalu dibawa dalam hampir setiap cerpen ialah tentang kecurangan. Saya jadi pelik, bagaimana boleh penulis meletakkan setting romantis pada watak utamanya tapi wataknya itu tak setia? Contohnya, dalam cerpen Ainy. Ainy sudah tahu yang Api itu milik orang lain, dan Api patutnya lebih sedar yang dia sudah ada kekasih, lalu kenapa masih menyulam cinta? Walaupun kekasih Api tu sekadar watak tambahan sahaja,tak wajar kiranya untuk menormalisasikan kecurangan dalam perhubungan.
Dalam cerpen Kala pula, Arunika tidak setia dengan Langgas ketika mereka masih bergelar pelajar. Tapi, Langgas masih mahu menerima Arunika dalam hidupnya. Dan tiba-tiba, kisah itu berubah sadis. Pembaca seolah perlu kasihan pada Arunika yang memakai kaki palsu disebabkan kemalangan...Padahal hal yang lebih besar itu ialah kenapa Langgas masih mahu menerimanya, mengapa kisah mereka berpetualang itu digambar dengan romantik sekali — melupakan hakikat yang Arunika tu pernah tak setia?
Ada juga perkara yang tidak logik bagi saya. Dalam cerpen Harapan, antara topik yang diketengahkan ialah mengenai ketidakadilan di negara itu di mana rakyat miskin kekal tertindas dan pemerintah hidup mewah. Persoalan saya, Jagat anak kepada Mentari itu hidup dalam keadaan melarat sehingga dia bersyarah di perhimpunan mengenai realiti hidup yang keras — tapi seingat saya ibu Jagat, Mentari itu anak kepada juragan kaya, Pak Agus.Takkanlah selepas kematian menantu Pak Agus, Pak Agus tak ada beri langsung bantuan kepada anaknya itu untuk meneruskan hidup? Kemelaratan Mentari dan Jagat seolah-olah mereka miskin dari azali. Cerpen ini sepertinya try hard to sound deep and sentimental but it's actually a bit unsettled.
Tapi, saya tak menolak ada beberapa cerpen yang saya suka. Seperti I Heart Thee, kisah Nirmala dan Adabana sangat meruntun hati. Dua-duanya tak bersalah. Nirmala terlalu cintakan pemuda itu, manakala Adaban cuma bertindak lebih praktikal. Hubungan kan tak cuma dibina atas dasar cinta sahaja. Perlu ada kepastian. Temaram pun saya suka juga. Meskipun Bujangga dan Kirana tak berakhir bahagia, tapi bagi saya perjuangan Kirana itu ikonik. Seperti mana ayahnya berjuang berdoa untuk hayat Kirana, doa yang sama diucapkan untuk Bujangga.
Atau mungkinkah sebenarnya saya ini suka cerita yang melankolik sebegitu?
11:11 merupakan proyek Album Buku yang berisi 11 cerita pendek dengan ruh dari 11 lagu di album lama Bung Fiersa. Beberapa lagunya bisa dibilang sudah banyak didengar oleh penggemarnya. Khusus untuk saya, beberapa lagu di album 11:11 telah menjadi favorit, salah satunya yang berjudul Kala. Sedangkan lagu-lagu lainnya saya belum dengar karena CD player di laptoo telah rusak.
Proyeksi lagu menjadi sebuah cerita tentu terbilang mudah atau mungkin akan sulit. Kenapa? Karena lagu itu sendiri adalah sebuah cerita. Sehingga ketika menuliskan kisah yang berbeda dan dihubungkan dengan sebuah lagu, bisa jadi lagunya hanya akan jadi soundtrack semata. Sama seoerti albuk 11:11 ini.
Ada judul-judul yang memang sangat jauh dari bayangan saya antara isi cerita dan lagunya. Tapi kembali lagi, lagu itu merupakan sebuah bentuk cerita yang multitafsir. Kamu bisa mendengarkan sebuah lagu, tapi makna yang kamu pahami dan penulis lagu pahami adalah dua hal yang berbeda meskipun punya koridor yang sama.
Bingung?
Intinya, sebuah lagu bisa menjadi banyak bentuk cerita dan bisa masuk dalam berbagai jenis cerita kehidupan.
Contohnya ketika kamu mendengar lagu "Kala", maka yang ada di pikiranmu adalah tentang seseorang yang menyatakan diri bahwa ia adalah orang yang selalu menunggu pujaannya untuk hidup bersama selamanya. Tapi dalam cerita pendeknya, Bung membuat sebuah universe baru di masa depan bahwa nantinya akan ada " Dunia Kala" (semacam virtual world) yang mampu menjadi tempat orang-orang "melarikan diri" dari dunia aslinya.
Well, gara-gara cerita itu saya jadi ingat soal Sword Art Online. Hehehe.
Saya berharap proyek Albuk ini akan ada kelanjutannya. Jujur saja, saya kurang begitu suka albuk ini karena ya kurang suka saja. Saya lebih menyukai Albuk pertamanya—Konspirasi Alam Semesta—yang kisahnya lebih menyentuh hati. Hahaha. Rasanya Albuk 11'11 ini seperti hanya potongan-potongan kisah saja.
Sejauh ini, saya masih suka dengan konsep sampulnya yang sederhana dan pembatas bukunya yang berupa photocard. Epik!
uku ini merupakan buku ke-5 yang ditulis oleh Fiersa Besari. Sebelumnya ia telah menulis 4 buah buku berjudul Garis Waktu, Catatan Juang, Konspirasi Alam Semesta, dan Arah Langkah. Buku ini tidak hanya berisi cerita-cerita romansa biasa. 11:11 berisi 11 cerita pendek dengan tema yang berbeda-beda dan masing-masing cerita memiliki soundtrack nya masing-masing. Latar yang ada pada masing-masing cerita pun tidak terbatas dalam negeri ini saja, melainkan ada cerita-cerita yang berlatar dunia di masa depan.
Sebut saja cerpen berjudul “Kala”. Kala menceritakan dunia virtual realitas yang dirancang oleh banyak programmer dimana manusia bisa menjadi apapun yang mereka inginkan. Akan tetapi, tidak semua orang menyetujui adanya dunia kala. Langgas, salah satu yang menentang adanya dunia kala. Ia yang telah lama tinggal di Mars akhirnya kembali ke bumi dan bertemu dengan teman lamanya, Arunika. Kenangan lama yang mereka miliki bersemi kembali, dan Langgas pun akhirnya tertarik untuk mencoba dunia Kala. Namun ternyata ada rahasia besar yang merupakan alasan kuat mengapa Arunika sangat menyukai dunia Kala.
“Mungkin,mengikatmu adalah hal yang tidak mahir kulakukan, makanya aku lebih senang membebaskanmu. Meski pada akhirnya membebaskanmu hanya memenjarakanku untuk tidak bisa pergi darimu.” (11:11)
Cerita-cerita yang disuguhkan pada buku ini tidak hanya tentang kisah percintaan sepasang kekasih seperti buku romansa pada umumnya. Jangan salah ketika membaca cuplikan kalimat di balik buku ini dan mengira hanya berisi kisah cinta biasa.
Definisi cinta pada buku ini lebih luas dari yang kita bayangkan, tidak melulu kisah antara sepasang laki-laki dan perempuan. Ada kisah cinta orang tua pada anaknya, kisah malaikat dan iblis yang berebut untuk memenangkan manusia, kisah bagaimana saling menguatkan satu sama lain, dan ada juga kisah memilukan antara narapidana dengan buruh yang baru dikenalnya melalui surat. Setiap cerita mengandung makna yang dalam.
Sempat terputus beberapa kali, dan pending hingga beberapa lama. Masuk ke bagian dua setelah jeda membaca lama, rasanya semacam, "Apa ini?". Bingung kala masuk ke bagian dua, tapi terbuai karena kisah yang tertulis menarik, melupakan kebimbangan di awal ketika membaca paragraf pertama. Beres bagian dua lanjut ke bagian tiga. Aku pikir akan melanjutkan bagian dua, karena jujur bagian ini menarik dan banyak hal yang belum diulas. Ternyata lagi-lagi disambut dengan, "Loh, apa ini?"
Akhirnya membuka kembali bagian satu, mencermati ulang, dan ternyata baru sadar buku ini bukan sejenis novel melainkan kumpulan cerita pendek. Sempat mandek di beberapa bagian dan menunda waktu baca karena beberapa cerita yang menurutku klise, jauh dari kata Fiersa Besari yang kukenal sejauh ini. Kaki sudah basah, mau bagaimana lagi akhirnya berenang juga. Bagian lain kubaca perlahan, lama-lama larut juga, dan ternyata ada bagian yang menarik. Tersisip di antara bagian yang menurutku flat.
Tidak ada yang salah dalam segi penulisan, bagus-bagus saja. Namun bagiku ada sesuatu yang datar dan tidak bernyawa. Berbeda dengan buku-buku sebelumnya yang pernah kubaca. Tapi untungnya ada beberapa bagian yang sungguh menarik, bisa menjadi pelipur dan pelupa pada bagian-bagian yang datar.
Worth it dibaca, bertajuk album dan buku, ada sisipan lagu karya original Fiersa Besari dan apa yang kuangga datar belum tentu datar bagimu. So, tidak ada salahnya membaca. Apalagi mendapat dua hal sekaligus, cerita, dan puisi yang dilagukan. Selamat membaca.
Berbeda dengan album buku (albuk) sebelumnya, 11:11 menawarkan kisah-kisah pendek. Beberapa teman yang memulai untuk mengenal Fiersa dengan membeli buku ini, memberi komentar kalau buku ini tidak sesuai ekspektasi mereka. Tapi, buat saya, buku ini jauh di atas ekspektasi saya. Kisah yang dihadirkan ringan, sama ringannya dengan kisah Juang di Konspirasi Alam Semesta. Masih tetap manis dan menghadirkan senyum disetiap kalimatnya, tapi juga kadang mengusik rindu serta menggores luka.
Dalam albuk ini, saya menemukan Juang yang manis di Konspirasi Alam semesta, Suar yang tengah mengobati luka di Catatan Juang. Juga menemukan sosok lain, yang penuh dengan imaji liar akan masa depan dan negeri dongeng. Sosok yang tidak saya sangka akan hadir dalam buku ini.
Saya tidak pernah tidak luluh dengan setiap karya yang dilahirkan oleh Fiersa. Penyampaiannya ringan, kisahnya manis tanpa berlebihan, membuat pipi merona tanpa membuat kecanduan.
Karya kali ini menurut saya, menjadi batas dari pencarian jati diri seorang remaja menjadi dewasa. Yang tahu harus apa dan bagaimana. Lugas, tegas, namun lembut.
Entah sosok seperti apa yang akan saya temukan lagi nanti, di karya Fiersa selanjutnya. Saya tak sabar menantikannya.
Dari keseluruhan cerita, ada dua ceritanya yang menyentuh. Temaram dan I Heart Thee. Bahkan Temaram bisa membuat saya menangis. Cengeng memang.
Setelah membaca bab-bab awal, bener-bener gak sesuai ekspektasi gua. Maksud gua ketika membacanya gua selalu bergumam "yailah begini lagi begini lagi" Sang gadis menyaksikan sang cowo bernyanyi, sang ayah yang terlalu sibuk bekerja hingga lupa dengan anak dan istri, bla bla bla.. seperti cerita yang sangat familiar dan klise.
Tapi setelah gua membaca di bab hampir ke tengah sampai lembar terakhir ada hal lain yang bung sajikan.
Gua sangat suka acak corak, kala, i heart thee dan senja bersayap. Bung seperti membawa gua ke dimensi yang berbeda.
Sepertinya, 11:11 akan jadi buku favorit gua dari pada buku-buku bung yang lain.
Gua suka kutipan-kutipannya yang sangat relate dengan dunia saat ini :
"Negara kau lucu, orang pintar tidak dihargai di sini. Aku pernah melihat fisikawan meninggal dunia dan hanya diumumkan di running text sebuah siaran televisi, sementara kasus kawin-cerai artis bisa menjadi headline berminggu-minggu"
"Apalah arti mencintai negeri sendiri sementara negeri ini sibuk mencintai pemerintahnya, bukan rakyatnya"
"Bukankah Tuhan menyayangi lewat rencana yang terkadang tidak bisa dimengerti umat-Nya?"
"Apalagi semenjak ada internet. Lucu sekali mereka, dulu memaki penyembah berhala, akhirnya kini menjadi penyembah berhala baru"
Oh ya, seusai menyelesaikan buku ini gua jadi sering memutar album 11:11 di media streaming online. Sangat bagus albumnya bung.
11:11 merupakan Albuk kedua karya Fiersa Besari yang berisikan 11 cerpen dengan 11 lagu yang mewakili isi masing-masing cerita tersebut. Tema cerita-cerita di buku ini memang sebagian besar romance tapi dengan alur dan sudut pandang yang berbeda-beda membuat buku ini menarik sekali untuk dibaca! Selain itu ada beberapa kisah romance yang tidak biasa, seperti pada cerita I Heart Thee yang menceritakan seorang pemuda (Adabana) yang bertemu dengan seorang gadis (Nirmala) dari dimensi berbeda, perbedaan besar yang cukup menantang dalam kisah mereka adalah adanya perbedaan rentang waktu, 1 hari dunia Nirmala adalah sama dengan 365 hari/1 tahun di dunia Adabana. Dan tentu saja hal itu membuat kisahnya menjadi sad ending. Tetapi bukan itu intinya, intinya adalah banyak yang bisa dipelajari dalam kehidupan nyata seperti penantian, pengorbanan cinta, dan menyadarkan pembaca bahwa cinta dan komitmen adalah 2 hal yang berbeda. “Cinta memang cinta, tidak ada yang mampu mengatur arah gerak sebuah hati. Tapi visi dan misi adalah 2 hal yang melampaui kata cinta itu sendiri. Manusia membutuhkannya untuk menjalani sebuah komitmen” – 11:11 halm 269.
Judul: 11:11 Penulis: @fiersabesari Penerbit: @mediakita Dimensi: vi+302 hlm, 13x19 cm, cetakan kedua 2018 ISBN: 9789797945695
Dinamakan albuk, sebab ini adalah #album #buku yang berisi 11 cerpen dengan 11 lagu. Mirip rectoversonya @deelestari , namun lagunya tidak terlalu ear catching bagi saya. Bukan hitsnya penulis kayaknya.
Tapi semua cerpennya saya suka. Ada #twist menarik di tiap akhirnya, meski beberapa mudah tertebak di tengah cerita. Bahkan ada beberapa yang berkelindan, meski pada akhirnya berbeda kisah. Seperti dalam cerpen berjudul 'Kala' yang di dalamnya mengomentari cerpen 'acakcorak' dan 'glimpse'.
Tema yang disajikan pun beragam. Ada yang satir tentang malaikat dan iblis yang kesal oleh ulah manusia, fiksi sains tentang dunia maya dan perbedaan hidup di Mars dan bumi, keajaiban doa beserta pengorbanannya, dan hampir semuanya tentang cinta.
Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.
"Orang bilang, #jodoh takkan ke mana. Aku rasa mereka keliru. Jodoh akan ke mana-mana terlebih dahulu sebelum akhirnya menetap." (H.30)
"Menjadi seorang pecandu #pekerjaan adalah #pelarian sempurna untuk melupakan #hati yang patah." (H.193)
11:11 merupakan Albuk kedua karya Fiersa Besari yang berisikan 11 cerpen dengan 11 lagu yang mewakili isi masing-masing cerita tersebut. Tema cerita-cerita di buku ini memang sebagian besar romance tapi dengan alur dan sudut pandang yang berbeda-beda membuat buku ini menarik sekali untuk dibaca! Selain itu ada beberapa kisah romance yang tidak biasa, seperti pada cerita I Heart Thee yang menceritakan seorang pemuda (Adabana) yang bertemu dengan seorang gadis (Nirmala) dari dimensi berbeda, perbedaan besar yang cukup menantang dalam kisah mereka adalah adanya perbedaan rentang waktu, 1 hari dunia Nirmala adalah sama dengan 365 hari/1 tahun di dunia Adabana. Dan tentu saja hal itu membuat kisahnya menjadi sad ending. Tetapi bukan itu intinya, intinya adalah banyak yang bisa dipelajari dalam kehidupan nyata seperti penantian, pengorbanan cinta, dan menyadarkan pembaca bahwa cinta dan komitmen adalah 2 hal yang berbeda. “Cinta memang cinta, tidak ada yang mampu mengatur arah gerak sebuah hati. Tapi visi dan misi adalah 2 hal yang melampaui kata cinta itu sendiri. Manusia membutuhkannya untuk menjalani sebuah komitmen” – 11:11 halm 269.
Ini pertama kalinya saya membaca buku karya Bung, yang biasanya karya-karyanya hanya saya nikmati melalui caption instagram, twitter, dan melalui youtube.
Setiap bab dalam buku selalu diakhiri dengan lagu, yang juga saya dengarkan setiap saya selesai membaca 1 bab, supaya semakin mendalami ceritanya.
Buku ini secara garis besar juga sangat menggambarkan sosok Bung yang berjiwa pertualang, musisi, dan juga pembaca buku. Ada juga cerita-cerita yang membuat pembaca menjadi berimajinasi dengan membayangkan dunia yang tidak seperti nyata. Bagian favorit saya adalah saat ada pembicaraan antara iblis dan malaikat yang membahas tentang media sosial. Itu sangat menusuk, dan membuat saya tersadar untuk tidak selalu terpaku padanya.
Banyak sekali pelajaran hidup yang bisa diambil dari buku ini. Worth to read :)
Berbeda dengan Konspirasi Alam Semesta yang menceritakan Juang & Ana, 11:11 berisi 11 judul dengan cerita yang berbeda. Iya, buku ini berisi kumpulan cerita pendek. Beberapa diantara cerita-cerita tersebut ada yang memiliki benang merah yang sama. Temanya pun beragam.
Diksi dalam 11:11 lebih modern ketimbang KOLASE yang banyak menggunakan majas. Dan dari 11 cerita yang ada, aku suka judul 'Melangkah Tanpamu' dan 'Dunia Kala' yang membawaku pada dunia fiksi ilmiah.
Yang spesial dari album-buku ini adalah membaca buku sambil mendengarkan lagu 💛
tema cerita-cerita di buku ini sebagian besar romance tapi dengan alur dan sudut pandang yang berbeda, walaupun menurut saya sih beberapa hampir-hampir mirip alur ceritanya.. saya paling suka cerita Glimpse karena alurnya backward dan saya jarang baca cerita dengan alur mundur >< di dalam buku ini ada 11 cerita dan masing-masing cerita ada soundtracknya. what a good book to read terutama kalau lagi enjoying your holiday. kereen lah
This book was absolutely lovely. Though there were a few grammatical errors in the English parts, the 11 different stories Fiersa Besari portrayed were very well-written. My favorites are chapters 9 to 11. Although most, if not all, chapters showcased heartbreak, chapters 9 to 11 truly touched me. The portrayal of the characters were absolutely wonderful. Not to mention the beautiful self-written songs Fiersa Besari included in his second Albuk. Amazing work as always!
Awal tertarik melihat buku ini karena keingat sama karyanya "Rectoverso".
Di buku ini ada 11 Lagu dan 11 Cerita, yang katanya lagu dan ceritanya saling berhubungan. Yah walaupun menurut saya ada beberapa lagu yg gak ada hubungannya.
Yang menarik dari buku ini bukannya hanya 11 lagu 11 Ceritanya. Namun disini juga ada 11 macam kisah yang punya tema masing-masing, 11 Tema, dan dengan genre, setting, serta alur yang bervariasi.
Jujur membaca "11:11" adalah patah hati terhebat, Bung terlalu tega dalam setiap ending, walau sejujurnya setiap ending sudah tertebak. Bagi saya bung keluar Dari Zona Nyaman dalam menulis, walaupun jadinya malah terkesan kayak sinetron dan rada-rada Halu - Ku tunggu ceritamu di "Tapak Jejak" - Fiersa Besari
Sebuah karya yang segar dari Fiersa Besari menurut saya. Karena di buku ini Fiersa menyajikan cerpen-cerpen dengan beragam genre, cerita-cerita dengan alur yang lebih luas lagi dan tentunya berbeda dengan buku-buku beliau sebelumnya. Di buku inilah saya merasa bahwa gaya kepenulisan Fiersa mulai berkembang dan berpotensi menciptakan karya yang luar biasa.
"Bereskan apa yang perlu dibereskan. Agar tidak ada lagi keraguan."
Album Musik ke 2 yang saya baca dari Fiersa Besari. Kalo Albuk Konspirasi Alam Semesta novel, kalo ini kumpulan cerita pendek berbagai genre. Cerita-cerita nya gak ada yang spesial, tapi kata-kata puitisnya lumayan tetap bagus as always.
Buku ini berisi sebelah cerita sebelas lagu. Ya, ibarat membaca sambil mendengarkan original soundtracknya saja.
Buku ini menyuguhkan tema-tema yang berbeda. Dari perbedaan tema ini, aku melihat Bung Fiersa telah berhasil keluar dari zona penulis roman dan petualang, karena ada beberapa cerita 'baru' yang ia tulis dengan gaya yang tidak kalah menarik.
buku ini merupakan albuk terdiri dari 11 bab dengan cerita yang berbeda-beda tiap bab nya. bab terakhir terbaik sih bikin nangis sesek gitu loh. tapi secara keseluruhan sangat menarik untuk dibaca. "tidak ada jarak yang terlalu jauh atau waktu yang terlalu lama untuk dua orang yang saling memperjuangkan rasa" hal 232
Saya kira awalnya ini adalah sebuah novel seperti Konspirasi Alam Semesta. Tapi ternyata ini 11 cerpen. Namun 11 cerpen ini ditulis dengan begitu apik, khas Bang Fiersa. Dengan berbagai kisah dan berbagai sudut pandang juga.
Sisi lain "anak-anak" Bung dengan gaya Bung. Kumpulan cerita pendek yang menarik tentang cinta, kondisi sosial-politik. Agak mirip sama kisah pribadi. Wkwk. Paling suka bagian AINY, Home, Kala, Samar, Senja Bersayap.
Pertama beli awalnya aku agak menyesal, karena pas dibaca ceritanya Romance. Tapi, setelah dibaca lagi sampai akhir buku, rasa penyesalanku akhirnya hilang. Aku jadi suka mengulang membaca beberapa cerita di dalam buku 11:11 ini. Yang menjadi cerita favoritku adalah Acak Corak 😆
Kecewa berat karna tau ini cerpen dan kurang aja gitu rasanya, tapi cukup terobati di cerita-cerita akhir, mungkin karna baru terasa khasnya setelah lewat beberapa cerita. Chapter 9, Harapan, my favo one!
11 cerita ini lebih ketje, semua part berbeda, enak dan ringan dibaca, juga kudapati tokoh-tokoh yang unik. Buku ini mengundang imajinasi lebih liar, juga memunculkan ide-ide bagiku yang suka nyari ide premis buat film pendek.
Buku kedua Fiersa Besari yang aku baca setelah Konspirasi Alam Semesta. 11:11 ini ternyata kumpulan cerpen. Bisa dibaca sehari selesai, sih. Karena cukup ringan. Nama-nama tokohnya seperti biasa, unik. Baca bukunya sambil dengerin albumnya deh, seru hehehe.