Membaca tulisan-tulisan Jean Couteau seperti membongkar stereotip laku budaya kita. Benarkah kita ini luhur, religius, menghargai sesama manusia? Apakah identitas kita membuat kita menjadi makhluk gelap atau manusia terang?
Seluruh tulisan dalam buku ini memulai dari hal sederhana, tetapi kemudian menukik ke dalam momen-momen aktual yang sedang kita hadapi saat ini. Sebutlah itu kebangkitan radikalisme, memudarnya toleransi, ataupun ujaran kebencian di media sosial.
Saya telah belajar dari Couteau bagaimana mencemooh diri sendiri dan mengamalkan humor sebagai sarana terapi sosial. Politik saya-dan politik kita, semoga-ialah pencapaian ke arah kesetaraan di antara umat manusia; ialah yang membuat masing-masing kita jadi manusia merdeka, bukan anggota kawanan ternak.