Jump to ratings and reviews
Rate this book

Dia Adalah Kakakku

Rate this book
Buat apa kamu memikirkan apa yang dipikirkan orang lain? Buat apa kamu mencemaskan apa yang akan dinilai orang lain? Kekhawatiran, juga kecemasan yang sejatinya mungkin tidak pernah ada."
Dulu, sekarang, hingga kapan pun, dia adalah kakakku.
Tentang seorang kakak yang mengorbankan apa pun agar adik-adiknya bisa sekolah. Tentang rasa sabar dan penerimaan. Tentang keluarga yang penuh perjuangan.

398 pages, Paperback

First published June 1, 2008

372 people are currently reading
7051 people want to read

About the author

Tere Liye

72 books13.5k followers
Author from Indonesia.

"Jangan mau jadi kritikus buku, tapi TIDAK pernah menulis buku."

"1000 komentar yang kita buat di dunia maya, tidak akan membuat kita naik pangkat menjadi penulis buku. Mulailah menulis buku, jangan habiskan waktu jadi komentator, mulailah jadi pelaku."

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
4,581 (53%)
4 stars
2,647 (30%)
3 stars
1,041 (12%)
2 stars
186 (2%)
1 star
109 (1%)
Displaying 1 - 30 of 704 reviews
Profile Image for Azia.
243 reviews11 followers
January 24, 2018
Resensi novel ini saya tulis, 21 Juni 2008, tanggal segitu novelnya belum dimasukin ke goodreads...jadi baru sekarang di-posting

Sungguh tak enak memang hidup dalam kondisi keterbatasan. Namun bukan berarti kita harus menyerah kepada keadaan. Dan jangan jadikan takdir sebagai “kambing hitam”. Laisa, putri sulung Mamak Lanuri, mengerahkan segala kemampuannya untuk membela nasib adik-adiknya, Dalimunthe, Ikanuri, Wibisana, Yashinta. Babak (ayah) mereka telah lama pergi, dimangsa Harimau Gunung Kendeng. Laisa telah lama berhenti sekolah dan bekerja membantu Mamak di ladang mereka. Namun, ia tak mau adik-adiknya mengikuti jejaknya berkutat di ladang.

Dalimunthe, berbakat sebagai penemu, dengan percobaan sederhananya dia berhasil membuat sawah kampung mereka tidak lagi tergantung hujan. Ikanuri dan Wibisana, serupa anak kembar tapi tak kembar, ada-ada saja tingkahnya, bolos sekolah, kabur ke kota kecamatan dan mereka sama2 jago berdiplomasi (dibaca: ngeles) jika dimarahi orang lain. Yashinta, yang paling kecil, sangat cinta dengan kehidupan satwa-satwa di alam rimba. Laisa sangat tegas mendidik adik-adiknya, kerja keras...disiplin..dan ia sangat marah jika didapati adiknya bolos sekolah, ranting kayu akan menghukum ulah nakal adik-adiknya.
Trouble maker, duo Ikanuri dan Wibisana, bisa membuat pembaca mengelus dada..nakal banget sih..Di saat penduduk kampung sedang bergotong royong membangun kincir air (berkat Dalimunthe), mereka berdua malah asyik mencuri mangga. Bagi mamak, tabu, saat orang-orang sedang bekerja, kita malah berpangku tangan, apalagi ternyata kedua anaknya malah mencuri,celaka sekali..Laisa sangat marah..dan memukul keras tangan adiknya..Ikanuri malah menantang Laisa, “kamu bukan kakak kami” teriaknya lantang. Membuat Laisa jatuh terduduk, dia tak percaya adiknya berujar seperti itu. Sakit sekali..kata tersebut menghujam hatinya..ya memang benar..dia berkulit hitam sementara yang lain kuning langsat, rambutnya gimbal, dan tubuhnya pendek..sungguh berbeda dengan keempat adik – adik lainnya..tapi baginya biar tak ada ikatan darah...Laisa sangat mencintai adik-adiknya...Hari itu berlanjut panjang, karena Ikanuri dan Wibisana tak pulang ke rumah malam itu..Kentongan kampung dibunyikan..seluruh tetangga menghambur keluar rumah..para lelaki dan pemuda membawa tombak dan golok..dan para ibu berkumpul menenangkan Mamak di balai kampung..situasi gawat..karena rimba luas di dekat kampung mereka sangat berbahaya bagi manusia apalagi oleh dua anak kecil...Harimau Gunung Kendeng masih menjadi raja yang menguasai hutan tersebut. Terakhir kali kentungan dibunyikan saat babak mereka ditemukan tak bernyawa diterkam inyiak (klo orang minang nyebut harimau, secara harfiah artinya kakek)..

Siapa sih yang tidak khawatir jika anggota keluarganya terancam bahaya..Karena rasa cinta dan takut kehilangan adiknya, Laisa ditemani Dalimunthe, nekat berlari menerobos hutan Gunung Kendeng. Dan...Seketika Laisa menyeruak menghalangi kedua adiknya yang ketakutan dikelilingi tiga Harimau Gunung Kendeng...Lari Dali...bawa adikmu pulang...cepat..lari..sampaikan pada mamak.. Lais minta maaf,Laisa memasrahkan diri hendak mengantarkan nyawanya ke ketiga Harimau Sumatra itu...Ajaib, Induk harimau itu berlalu dari mangsa empuk mereka. Subhanallah..

Laisa tak pernah terlambat untuk adiknya..selalu menjaga..selalu melindungi..selalu ada jika dibutuhkan..sungguh saya iri sekali dengan Laisa..saya merasa bukan kakak yang baik..saya punya tiga adik..adik pertama, Azar, Juli ini masuk SMA. Adik kedua,kembar sepasang, Alam-Wiya mau naik kelas 6 SD. Sebagai putri sulung, saya paham kondisi seperti yang dialami Laisa (tak perlu menjelaskan bagaimana susahnya mencari uang..saya sudah paham sedari kecil)..lho kok jadi saya yang curhat?

Waktu berlalu..Dalimunthe menjadi Profesor Fisika yang terkenal... Ikanuri dan Wibisana membuka bengkel bersama.. Yashinta berkecimpung dalam konservasi elang jawa... sementara Laisa masih di kampung mereka...Lais telah mempunyai perkebunan strawberry ribuan hektar berkat ketelatenannya dan membuat kemajuan di kampung mereka.

Namun, ada yang merisaukan hati Dalimunthe, Ikanuri, Wibisana, Yashinta tentang kakak tercinta mereka, jodoh tak kunjung datang untuk Kak Laisa. Kekurangan fisik Laisa telah membuat laki-laki tak datang melamarnya. Wajahnya tidak cukup menarik...pendek..berkulit hitam..Awalnya Laisa masih cuek saja..namun seiring bertambahnya usia dia...adik-adiknya pun cukup matang untuk membina rumah tangga..Mereka tidak mau mendahului atau melangkahi Kak Laisa untuk menikah. Satu per satu adik Laisa menikah tapi tetap saja mereka tak mau melangkahi Kak Laisa..Bagi Laisa, kelihatan tak masalah baginya, ia ikhlas didahului adiknya, jodoh bisa datang kapan saja. Dalimunthe tak tahan melihat Kak Laisa sendirian padahal usianya menurut orang kampung tak lazim jika masih sendiri. Berbagai laki-laki datang yang mau dijodohkan dengan Kak Laisa, satu persatu mundur setelah melihat Kak Laisa.

Salah satu teman Dalimunthe yang ia kenal baik sangat sholeh,dan ia tahu benar dia tidak akan mencari istri hanya karena fisik, harta, atau keturunan karena bukankah, ibadah yang sholeh kriteria utama mencari pasangan hidup..Dali telah menceritakan semua tentang kak Laisa..Si Ustadz tersebut langsung ingin bertemu dengan Kak Laisa, terpesona dengan kegigihan Kak Laisa, yang membuat adik2nya sukses. Alangkah terkejutnya Dali, ketika dipertemukan, justru si Ustadz kondang tersebut mendadak ingat ada jadwal ceramah, munafik sekali!.bukankah Kak Laisa telah memenuhi tiga kriteria terutama yang pertama Ibadah yang sholehah, harta dia punya perkebunan strwaberry, ketiga dia berasal dari keluarga yang baik dan terhormat. “setidaknya cantik itu menawan hati” ujar Ustadz sebelum meninggalkan rumahnya..ironis sekali..dari tampilan..ucapan tentunya dia orang yang memahami agama tetapi kita tidak bisa menilai keimanan seseorang hanya dilihat dari packaging-nya yang tak kalah dengan penampilan Habib, celana gantung...jenggot tipis..ane-ente oriented..(poin penting yang saya dapatkan dari buku ini)

Laisa ikhlas jika memang dia ditakdirkan tidak mendapatkan jodoh di dunia. Ia tidak ingin menjadi penghalang pernikahan adik-adiknya. Perempuan yang tidak mendapat jodoh karena kekurangan fisik dan wajahnya, maka kelak ia menjadi bidadari surga yang parasnya cantik sekali. Sungguh membuat saya berpikir....apakah lelaki selalu memilih pasangan hidupnya yang dilihat pertama kalinya dari fisiknya ..dari mata jatuh ke hati...bukan dari hati tetap dihati?

Novel ini menyentuh siapa saja yang membaca melalui kata-kata sederhana khas Tere Liye...mengharukan..dan bisa membuat pembaca menangis tergugu (seperti saya yang memang orangnya sensitif). Tak salah memang Bung Hari, berpendapat “bagus”. Cuma (tapi ada cuman nya.. hehehe) kenapa saat terakhir tiba-tiba ada tokoh yang “mendadak datang”..orang itu adalah tere liye sendiri..inilah khas dia lagi..mengikut sertakan dirinya ke konflik cerita dan membuat pembaca percaya novel-novelnya adalah kisah nyata (hafalan shalat Delisa dan Bidadari-bidadari surga, baru dua sih yang udah saya baca) atau menimbulkan pertanyaan “ini beneran ga ya?”. Tapi saya sepakat sama Bung Hari menyoroti kemunculan Bang Tere yang mendadak muncul dengan tas ransel besar dan motor besar (inilah yang membuat kami tertawa, kenapa pake motor besar ya? kayaknya engga cocok gitu dech ama orangnya..hehehe.peace..Bang Darwis :p)

Untuk Bang Tere Liye atau yang lebih disuka dipanggil Bang Darwis, Saya mengerti inilah yang disebut dengan menulis tentang kehidupan, tentang sekitar, dan tentang yang lebih menggugah
Profile Image for Ummu Auni.
663 reviews
December 22, 2011
Ah, apakah mungkin kukomentar tentang buku ini? Sungguh mengusik perasaanku membacanya. Baca dan menangis, baca dan menangis lagi. Dua kali membaca novel ini, dua kali berjuraian air mata.

Pengorbanan seorang kakak untuk 4 orang adiknya yang langsung tiada kaitan darah daging dengannya. Bukannya mudah menjadi Laisa, bekerja keras seawal 3 pagi, semata-mata untuk mencari sesuap nasi untuk menyekolahkan adik-adiknya. Bukannya mudah, Laisa bukannya wanita yang cantik, malahan digambarkan sebagai gadis yang terbantut pembesarannya, gelap, pendek, tidak menarik. Tetapi kekuatan Laisa itu, datang dari hatinya yang tulus, semangatnya yang cekal (yang sungguh cekal!) dan kasih tidak berbelah bahagi kepada keluarganya. Kecekalan dan ketulusan Laisa dapat diukur melalui peristiwa Ikanuri, Wibisana (dua 'musang' nakal) yang lari dari rumah dan hampir dibaham harimau. Bagaimana sang harimau dapat memahami naluri kasih sayang seorang kakak terhadap adiknya...Dan di saat akhir kehidupan Laisa sambil menyingkap peristiwa-peristiwa lama. Sungguh menyentuh perasaan!

Siapa kata wanita yang tidak cantik itu selamanya tidak cantik? Siapa yang kata wanita yang tidak bersuami itu wanita malang? Dari perspektifku, Laisa ialah seorang wanita yang cekal, bahagia, amat bahagia dengan keluarga sederhananya walaupun mak dan adik-adik bukannya darah dagingnya. Betapa beruntungnya Laisa kerana adik-adiknya menyayanginya setulus hati. Apakah seorang wanita yang jelek paras rupa itu, jelek juga peribadinya? Bukankah dunia ini hanya sementara? Bahkan betapa sebentarnya nikmat dunia dibandingkan dengan nikmat syurga kelak. Subhanallah

Wahai, wanita-wanita yang hingga usia tiga puluh, empat puluh, atau lebih dari itu, tapi belum juga menikah (mungkin kerana kekurangan fizikal, tidak ada kesmpatan, atau tidak pernah 'terpilih' di dunia yang amat keterlaluan mencintai harta dan penampilan wajah.) Yakinlah, wanita-wanita solehah yang sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan indah, bersedekah dan berkongsi, berbuat baik dan bersyukur. Kelak di hari akhir sungguh akan menjadi bidadari-bidadari syurga. Dan khabar baik itu pastilah benar, bidadari syurga parasnya cantik luar biasa.

...Dan sungguh di syurga ada bidadari-bidadari bermata jeli (al Waqiah: 22)
..Pelupuk mata bidadari-bidadari itu selalu berkedip-kedip bagaikan sayap burung indah. Mereka baik lagi cantik jelita (ar-Rahman: 70)
..Bidadari-bidadari syurga, seolah-olah adalah telur yang tersimpan dengan baik (ash-Shaffat: 49)
Profile Image for Gobokairina.
576 reviews20 followers
January 5, 2012
Karya yang menyentuh hati sesiapa yang membacanya. Bukan sedikit ‘isi’nya, maka perlulah kamu meneliti sedalam-dalamnya. Tere Liye sememang bukannya penulis calang-calang. Setiap patah disulam dengan penuh keikhlasan. Bikin hatiku sebak, bergenang air mata. Terima kasih pada Kak Ummu Auni yang sudi meminjamkan naskhah hebat ini padaku ;)

BBS merungkai kisah pengorbanan seorang kakak terhadap adik-adiknya; Dalimunte, Ikanuri, Wibisana dan Yashinta. Walau mereka bukannya sedarah, seibu dan sebapa itu tidak menghalang Laisa menumpahkan kasih sayangnya yang bukannya sedikit. Laisa melakukan apa saja untuk membolehkan adik-adiknya dapat melanjutkan pendidikan mereka.

Bukan mudah menidakkan rasa hati, tetapi Laisa berjaya mengenepikan impiannya untuk keluar daripada Lembah Lahambay hanya kerana mahukan adik-adiknya berjaya. Laisa memang bukan gambaran heroin ideal stereotaip yang cantik, pandai, wangi atau kaya. Laisa gadis berkulit hitam, rambut kerinting, gempal dan pendek. Kekurangan itu tidak pernah membataskan kegigihannya, keteguhan hatinya, cinta dan keikhlasan. Dia gadis kental yang tak pernah kenal erti mengalah.

Mungkin kerana keikhlasannya dan kepercayaannya, kesemua adik-adiknya berjaya dalam hidup masing-masing. Baik Dalimunte, Ikanuri, Wibisana mahupun Yashinta tidak pernah melupakan kakak mereka. Setiap tindakan, kejayaan dan sesuatu keputusan mereka akan merujuk kepada kakaknya. Malah hal perkahwinan pun mereka berkeras, tak mahu melangkaui kakaknya. Sungguhlah rasa cinta dan kasih sayang yang dikongsi bersama amat meruntun hati.

Namun tiap yang bermula itu ada akhirnya. Sekuat mana Laisa akhirnya dia tumbang jua. Segigih mana pun Laisa kini mungkin sudah tiba di penghujungnya. Dan di saat ini, keempat-empat adiknya dipanggil pulang. Pesanan ringkas yang mendebarkan menyebabkan adik-adiknya bagaikan tak cukup tanah untuk berlari. Sempatkah melihat Kak Laisnya buat kali yang terakhir?

Aku petik potongan ayat di penghujung naskhah ini:-

Wahai, wanita-wanita yang hingga usia tiga puluh, empat puluh, atau lebih dari itu, tapi belum juga menikah (mungkin kerana kekurangan fizikal, tidak ada kesempatan, atau tidak pernah 'terpilih' di dunia yang amat keterlaluan mencintai harta dan penampilan wajah.) Yakinlah, wanita-wanita solehah yang sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan indah, bersedekah dan berkongsi, berbuat baik dan bersyukur. Kelak di hari akhir sungguh akan menjadi bidadari-bidadari syurga. Dan khabar baik itu pastilah benar, bidadari syurga parasnya cantik luar biasa.


Percaya. Tuhan itu Maha Mengasihi para hamba-Nya. Subhanallah.
75 reviews6 followers
January 20, 2014
Pengorbanan yang tulus tidak pernah meminta sekelumit balasan apatah lagi untuk ditagih setiap pemberian

Laisa
Kudratku ini pinjaman dari Allah. Begitu juga dengan setiap nafas yang terhela. Pasti..ya pasti akan ditanya untuk apa desah ini terus menghuni tubuh. Perlu ada jawapannya. Lalu, inilah jawapan untukMu ya Ilahi.
Aku sudah mempersembahkan segala kudratku buat mereka, adik-adikku yang amat aku sayangi - Dalimunte, Ikanuri, Wibisana dan Yashinta. Merekalah yang menjadi sinar dan kekuatan untukku walaupun aku tidak ada pertalian darah dengan mereka. Tapi, mereka memberikan aku tenaga untuk meneruskan kehidupanku diatas muka bumi ini, dilembah Lahambay. Bukan untuk menagih apa yang sudah kuberi tapi untuk memberitahu betapa aku puas melihat kalian semua berjaya. Berjaya dengan megahnya hingga mampu meneroka dunia. Melihat setiap titip peluh dan tenaga yang aku alirkan selama ini terbayar tiada kata yang bisa menggambarkan perasaanku. Aku cukup berbesar hati. Biarkan saja derita ini tinggal bersama sisa usia yang masih tersia. Sungguh, aku tidak pernah kelelahan menongkah arus.

Dalimunte
Mengapa? Mengapa aku tidak menyedari sejak mula. Bukan aku tidak pernah melihat tapi mengapa aku tidak pernah sedar. Maafkan aku kakak. Pengorbananmu tidak mampu aku bayar walaupun kejayaan ini sudah aku kecapi. Walaupun setiap katamu sudah aku turuti. Namun, hati dan jiwaku ini masih lagi kosong. Kerana kami, dirimu masih sendiri. Mengapa mereka tidak pernah melihat betapa tulus dan sucinya hatimu? Mengapa mereka hanya memandang pada kecantikan luaran? Ketahuilah, kamu tetap indah pada pandangan mataku, kak Laisa. Cantik yang setara dengan bidadari. Ketulusanmu itu sudah cukup meletakkan dirimu ditempat yang paling istimewa. Tapi, mengapa begini kesudahannya, kak Laisa. Mengapa? Mengapa hingga keakhirnya dirimu masih mahu melakukan pengorbanan? Apakah tidak pernah dijiwamu itu membenarkan walau sekelumit untuk aku berbakti padamu? Sungguh, aku tidak mampu kehilanganmu, kak.. Tak mampu!

Ikanuri & Wibisana
Kak Laisa.... Kami mohon, Ya Allah.. nantikanlah kepulangan kami walau seminit. Seminit yang amat berharga. Kata itu pernah terluah. Tapi, percayalah saat itu kami sedang marah. Kami benci bila kakak kerap memaksa kami melakukan apa yang kami tidak suka. Sedangkan kami buta. Hanya mahu berseronok sedangkan kami tahu kak Laisa membanting tulang demi keluarga. Mahu menghapuskan kemiskinan yang membelenggu keluarga kita. Kenapa kami terlalu alpa kak?
Kak Laisa... marahlah kami lagi. Pukullah kami lagi. Tapi, jangan lakukan pengorbanan yang bisa meragut nyawamu sendiri. Sesungguhnya kami amat memerlukanmu. Tanpa diri kakak, apakah kami mampu mengecapi kejayaan ini? Sudah tentu tidak. Kami menyesal kak. Menyesal kerana mengungkit sesuatu yang membuatkan dirimu menangis. Mengalirkan airmata sucimu. Jahatkan kami, kakak? Tega kami memperlakukan dirimu seperti itu. Sedangkan kamu membahayakan dirimu sendiri saat harimau itu mahu menerkam. Kamu minta kami pergi. Biarkan kamu saja yang berdepan. Kamu tidak pernah memikirkan dirimu sendiri. Mengapa kamu menghukum kami begini.
Kak Laisa... walau nyawa kami menjadi taruhan, kami masih tidak mampu membayar tiap keringat yang keluar darimu. Tiap titisan itu walaupun sudah kami bayar dengan kejayaan kami, kami masih lagi berhutang denganmu. Hingga keakhirnya.

Yashinta
Siapa? Siapa yang boleh menggelarkan kakakku begitu? aku cukup marah kerana bagiku, dia segala-galanya. Yang memahami diriku dari kecil hingga aku mengenal dunia. Katakan padaku, siapa yang bisa membahayakan dirinya. Berlarian dalam kepekatan malam dan hujan yang menderas turun tanpa memikirkan diri sendiri hanya untuk menyelamatkan adiknya yang sakit teruk? Siapa? Siapa yang bisa menahan rasa sakit dan menelan tangis kerana tidak mahu titisan itu dilihat oleh adik-adiknya? Siapa?? Siapa yang terus mengukir senyuman sedangkan kakinya sudah luka berdarah? Semua itu Kak Laisa mampu lakukan tanpa kami menyedari yang dia sebenarnya benar-benar sakit.
Kak Laisa tidak pernah menangis dihadapan kami semua. Tidak setitis airmatapun yang dia titiskan dihadapan kami kerana bimbang kami tidak kuat dan terus menyerah kalah. Kalah pada kehidupan dan kemiskinan yang membelenggu. Sedangkan dia, memendam setiap kesakitan, kepedihan, kesusahan, keperitan itu sendirian. Tidak pernah memikirkan diri sendiri.
Dia yang pernah jatuh pengsan tanpa sedarkan diri dan sendirian terkapar dirumah sakit tanpa ditemani sesiapa kerana saat itu kami semua sedang gembira kerana pernikahan abang-abangku yang akan berlangsung. Tanpa memikir dirinya yang sedang sakit, dia menahan segala rasa hanya untuk melihat kami bahagia.
Kak Laisa... andai kakak bahagia dengan pernikahanku dan andainya ini permintaan terakhirmu, aku tunaikan.
Demi Allah, engkaulah bidadari yang Dia utuskan buat kami. Lalu, kami titipkan kembali kepadaMu yan Ilahi. Dan moga dia tenang dalam persemadiannya.

Sebuah novel pembangunan jiwa yang sangat meruntun hati. Baca dan bukalah minda. Tatkala membaca naskah ini, aku telah meletakkan diriku dalam jiwa Laisa. Tertanya pada diri, apakah aku mampu menjadi sekuat Laisa yang sanggup berkorban demi adik-adiknya yang yatim. Apakah aku tega menjadi setabah dirinya yang masih menyendiri saat perlian orang datang menghinggap? Sesungguh, kisah ini pennuh dengan rasa yang pelbagai.
Hidupku ini perutusan Allah yang sudah direncana setiap saat berdetik. Apakah aku mampu untuk melawan takdir?
Profile Image for Sharulnizam Yusof.
Author 1 book95 followers
September 7, 2015
Terus-terang, buku ini terlalu banyak "bawang". Mujur membacanya di pejabat (kerja sudah siap, ya!), kalau tidak merembes-rembeslah air mata keluar. Itupun sudah jatuh terlepas setitis dua.

Ahahaahah!

Karya Tere Liye ini memang "lain macam". Tidak pernah aku bayangkan ada novel yang mampu untuk membuatkan aku begitu terkesan dengan penceritaannya. Rasanya, ini yang pertama kali aku benar-benar terbenam dengan kisah yang menyayat perasaan. Kebijaksanaan Tere Liye menukar mood, kelancaran plot imbas kembali menjadikan bacaan tidak tersangkut-sangkut.

Kali terakhir aku berperasaan begini (angau dengan novel), selepas membaca Sang Pemimpi.

Kisah pengorbanan kakak untuk empat orang adiknya, yang sebenarnya tidak ada langsung hubungan darah, sangat menginspirasi. Tegar dengan janji mahu kejayaan dikecap adik-adik, Kak Laisa cekal mengharung kesukaran hidup. Cabaran dan penghinaan manusia hanya ibarat angin lalu, tidak langsung memberi kesan panjang. Kak Laisa terus saja maju ke depan.

Watak adik-adiknya yang pelbagai, menjadikan penceritaan bertambah menarik. Watak Ikanuri yang paling nakal, ironinya watak inilah yang membuatkan aku betul-betul hiba.

Keseluruhannya, aku sangat menyukai genre ini. Kisah keluarga, kisah perjuangan, kisah kecekalan (wanita andartu dan janda) yang tidak mengharap belas ikhsan semata-mata, itu lebih berbaloi daripada membaca cerita-cerita popular masa kini. Walaupun aku sedikit sebal dengan bahagian kejayaan semua adik-adik Kak Laisa (terlalu klise, kejayaan yang menggolek datang selepas hidup dirundung malang yang melampau), aku tetap berikan lima bintang untuk buku ini.

Baik.

Sekarang mahu mencari buku-buku Tere Liye yang lain untuk dibuat koleksi.
Profile Image for Pips.
219 reviews30 followers
August 31, 2012
Saya bagi bintang penuh untuk Bidadari-bidadari Syurga ini walaupun saya mengambil masa yang agak lama bila membaca nashkah ini dek kerana sukar untuk mencerna lenggok bahasa Indonesia.

Ini kisah cinta. Cinta luar biasa, yang bisa membuatkan kita sebak, turut sama menangis. Cinta dari seorang saudara angkat terhadap adik-adiknya. Kasih seorang kakak kepada adik- adiknya.

Pengorbanan Laisa untuk Dalimunte, Ikanuri, Wibisana dan Yashinta terlalu besar. Sanggup berhenti sekolah semata- mata mahu memberi peluang kepada adiknya, sanggup membanting tulang berhujan panas, sanggup berdepan dengan Si Belang bilamana mahu menyelamatkan (si nakal) Ikanuri dan Wibisana, sanggup menahan kepedihan di dada bilamana Si Nakal mengeluarkan kata berbisa; 'Kamu bukan kakak kami. Buat apa kami nak mendengar kata kamu?', sanggup menyokong kuat di belakang Dalimunte waktu mula- mula beliau nak membentangkan kertas kerja di hadapan penduduk kampung, sanggup menahan kesakitan di kaki bila berlari tanpa mengalas kaki bilamana Yashinta jatuh sakit dan apa lagi yang perlu disebutkan? Terlalu banyak pengorbanan Laisa.

Yang paling penting, sangggup menyimpan rahsia selama sepuluh tahun bahawa dia mengidap penyakit kanser. Sanggup bertahan demi adik- adik angkatnya.

Allahu Allah.

Dalimunte, Ikanuri, Wibisana dan Yashinta akhirnya membesar dengan kejayaan besar. Senakal- nakal Ikanuri dan Wibisana tika kecil, mujurlah, bila dewasa, mereka menjadi 'manusia' juga.
Mereka sanggup menangguhkan perkahwinan dengan pasangan masing- masing. Kerana apa?

Kerana tak mahu melangkah bendul. Kerana hormatkan Kak Laisa. Hingga, membuatkan pasangan mereka menunggu lama, selaman mana Laisa tak mahu berkahwin. Alangkah, mulianya hati mereka.

'Pulanglah. Sakit kakak kalian semakin parah. Doktor beritahu mungkin minggu depan, mungkin esok pagi, boleh jadi pula nanti malam. Benar- benar tidak ada waktu lagi. Anak- anakku, sebelum semuanya terlambat, pulanglah..'

Msg dari ibu mereka. Yang mana tika itu Dalimunte dijemput untuk berucap sempena simposium antarabangsa fizik, yang mana tika itu Ikanuri dan Wibisana baru saja menjejakkan kaki di Lapangan Terbang Rom untuk berbincang dengan pelabur luar mengenai bisnes mereka, yang mana Yashinta taksub dengan penyelidikan burung dan mamalia di negara lain tersentak lalu meninggalkan terus urusan masing- masing untuk berkejar pulang ke Lembah Lahambay. Namun, bukan mudah untuk pulang segera. Halangan demi halangan.

Pergilah Laisa, bergabung dengan bidadari-bidadari lain di Syurga.
10 reviews6 followers
August 5, 2008
Bidadari-Bidadari Surga bercerita tentang pengorbanan seorang kakak (Laisa) untuk adik-adiknya (Dalimunte, Ikanuri, Wibisana dan Yashinta) di Lembah Lahambay agar adik-adiknya dapat melanjutkan pendidikan mereka, meski ia harus bekerja diterik matahari setiap hari, mengolah gula aren setiap jam 4 pagi serta dimalam hari menganyam rotan, meski pada dasarnya keempat adik-adiknya tersebut berasal dari darah yang berbeda dengan dirinya.

Satu sisi Laisa digambarkan sebagai kakak yang galak dan tegas, mengejar-ngejar adiknya yang bolos sekolah dengan rotan dan ranting kayu. Di sisi lain, kontradiktif dengan fisiknya yang gempal, gendut, berkulit hitam, wajah yang tidak proporsional ditambah dengan rambut gimbal serta ukuran tubuhnya yang tidak normal, lebih pendek, Laisa sesungguhnya tipikal kakak yang mendukung adik-adiknya, rela mengorbankan diri untuk keselamatan 'dua sigung nakal' Ikanuri dan Wibisana dari siluman Gunung Kendeng, serta mati-matian mencari obat bagi kesembuhan adiknya Yashinta yang terserang panas hingga kejang pada suatu malam.

Tere meramu bahasa Bidadari-Bidadari surga dengan lihai, piawai, menarik dan tidak membosankan. Beliau juga cerdas membagi-bagi konflik dan penyelesaiannya disepanjang bab yang ada.

Satu kritikan atas novel ini adalah, bahasa yang digunakan oleh Tere dalam dialog anak-anak terlalu dewasa untuk ukuran mereka. Hal ini juga terlihat dalam novel Tere sebelumnya, "Hafalan Shalat Delisa"

Profile Image for Ied.
7 reviews3 followers
March 26, 2009
I love this book. Alur maju mundurnya membuat tidak ngebosenin untuk membuka halaman demi halaman buku ini. Ceritanya tipikal Tere Liye untuk menulis sesuatu yang sederhana diolah menjadi amat menyentuh. Latar cerita terdeskripsi dengan cantik sehingga membuat saya penasaran tentang perkebunan stroberi dan segudang cerita tentang mite Lembah Lahambay. Selain itu, karakter yang beragam dalam keluarga Mamak Lainuri membuat saya merasa mendapatkan beberapa alternatif tindakan ketika kita menghadapi 1 situasi dalam hidup. Saya selalu menunggu-nunggu reaksi masing-masing tokoh dalam satu latar yang sama. Namun, sampai akhir cerita saya masih bingung; sebenarnya Ikanuri atau Wibisana ya yang lebih tua? Atau Tere Liye sengaja bikin mereka berdua ketuker-tuker umurnya saking miripnya? But it's fun anyway reading this book, untuk jadi bacaan selepas kecapean pulang kerja. Bikin saya bersyukur punya keluarga. Bikin saya ingin kuat seperti Laisa, pinter dan keren seperti Dalimunte, menikmati hidup model Ikanuri dan Wibisana serta ingin lebih melihat dunia seperti Yashinta. Yippie...
Profile Image for Muadz Mohd Haslan.
22 reviews5 followers
December 11, 2023
Sebuah kisah seorang kakak yang sanggup berkorban apa sahaja demi kebaikan masa depan adik-adiknya. Dia ialah Laisa.

Ia penuh dengan pengajaran berkaitan hubungan kekeluargaan dan pentingnya pendidikan. Saya amat suka dengan semangat yang ditunjukkan oleh Laisa. Walaupun idea Dalimunte untuk membina lima kincir air bertingkat di sungai tidak disambut baik, Laisa tetap yakin dan percaya dengan Dalimunte bahawa jika nasib sesebuah kampung ingin berubah, mereka perlu berani buat perubahan demi kebaikan dan kesuburan tanah dan ladang mereka.

Bacaan yang sesuai untuk semua peringkat umur.

Selamat membaca!
Profile Image for Riski Oktavian.
460 reviews
February 9, 2022
"Sejak dulu Babak mengajarkan tentang harga diri keluarga, mengajarkan tentang menjaga nama baik keluarga lebih penting dibandingkan soal kalian keturunan siapa. Menjadi keluarga yang jujur meski keadaan sulit. Berbuat baik dengan tetangga sekitar, dan sebagainya. Jadi kenapa harus mempersoalkan kecantikan? Bukankah itu hanya ada di urutan keempat?" ㅡhal 256

Sejak kelas 8 SMP buku ini tuh jadi wishlist aku dan akhirnya kesampean dan punya kesempatan untuk bacanya. Dan rasa-rasanya buku ini memang ditakdirkan untuk nungguin aku baca karena sepertinya "penantiannya" buat dibaca sama aku nggak sia-sia. Benar-benar, duh gimana ya jelasinnya.

Aku juga lumayan lama nggak baca karya-karyanya Tere Liye di luar universe-nya Bumi Series dan kupikir okelah kita coba baca judul yang ini karena toh udah ada di wishlist dari dulu.

Baca buku ini beneran bikin naik-turunnya emosi. Terutama di sini aku bisa banget kagum dengan tokoh Kak Laisa yang mempertaruhkan segala-galanya demi adik-adiknya. Dia rela diperlakukan apa pun asalkan adik-adiknya bahagia. Seolah kebahagiaan itu memang hak mutlak hanya untuk adiknya, dia sendiri bisa diurus nanti. Begitulah kira-kira prinsipnya.

Selain itu aku suka dengan bagaimana segala sesuatunya terjadi di sini. Bagaimana penggambaran adik-adik Laisa yang macem-macem banget karakternya. Dan aku suka ketika adik-adik mereka makin waktu makin menunjukkan perkembangan dari yang sebelum-sebelumnya kita tahu ada di halaman-halaman awal.

Awalnya aku sendiri juga sedikit bingung dengan permainan alurnya karena di sini pakai dua timeline yaitu masa sekarang dan masa ketika mereka masih kecil. Dan lagi-lagi Tere Liye bisa merangkai alur tersebut lewat narasinya yang selalu kucup.

Dan aku juga menemukan keunikan baru yang gak kutemuin di novelnya yang lain yaitu adalah penggunaan kiasan atau metaforanya yang menurutku "fresh" dan jarang atau gak pernah kutemuin di novel-novel lainnya. Namun anehnya meskipun bahasanya metaforik, membacanya mengalir banget dan di balik mengalirnya proses membaca itu kita mendapatkan pelajaran-pelajaran baru.

Bagian menuju ending top markotop banget menurutku karena itu beneran bisa menyentuh hatiku (azek). Karena beneran bagian itu sempat bikin aku sesak napas dan berkali-kali ngucapin subhanallah.

Dan juga ketika membaca bagian tersebut aku jadi tahu apa makna dari judul asli novel ini yaitu Bidadari-Bidadari Surga. Dan menurutku setelah reborn dengan judul dan cover baru, judul yang ini lebih match dengan keseluruhan cerita sih. Tapi aku pribadi juga nggak tahu kalau judul yang itu apakah sama persis atau ada yang diubah. Rasa-rasanya sih pasti ada.

Pokoknya ngomongin buku ini mungkin gak akan ada habisnya jadi aku rekomendasikan ini buat kamu yang suka baca novel bergenre slice of life. Dan aku baca buku ini juga dalam rangka baca barengan (atau buddy read) bareng kak Ica dari channel Caddicbooks. Will discuss this on 26 Feb on her channel!
Profile Image for Limau Nipis.
665 reviews25 followers
April 3, 2012
Ada 2 perkara aku belajar dari buku ini:

1. Bahawa Laisa sebenarnya wujud di dalam mana-mana wanita. Dia cekal, tabah untuk insan-insan yang disayanginya dan sanggup berkorban untuk mereka.

2. Bahawa janji Allah itu pasti benar, untuk para wanita yang telah mengorbankan segalanya, hatta sekadar menyediakan makanan untuk keluarganya, dan sentiasa berlaku baik di atas dunia, kalianlah bakal bidadari-bidadari syurga.

Sebuah novel yang mengharukan, pada dasarnya. Ini novel pertamaku nukilan Tere Liye. Lembah Lahambay digambarkan penulis melalui penulisannya, membuatkan aku terbayang kedamaian tempat itu. Gabungan zaman silam (ingatan di zaman dahulu) dan zaman sekarang (kisah kejayaan Laisa dan adik-adiknya) pada tiap-tiap bab menerangkan dengan lebih mendalam pengorbanan seorang kakak (Laisa) terhadap adik-adiknya. Yang lebih mengharukan, Laisa hanyalah kakak tiri mereka, dengan bentuk fizikal yang jauh sekali cantik, tetapi hatinya tetap indah.

Aku terkesan dengan kata-kata Ikanuri ketika masih kecil "Kau bukan kakak kami!", lantas Laisa menangis teresak-esak diperhinakan sebegitu rupa. Tetapi Laisa seorang kakak yang cekal hati. Tidak pernah ambil pusing tentang dirinya, kerana adik-adiknya lebih penting dalam hidupnya.

Lalu di dalam novel ini, aku juga belajar, bahawa seorang yang menyayangi kita akan melakukan segala-galanya untuk kita, tetapi kita sering lupa dengan mereka, umpamanya ibu kita sendiri.

Epilog buku ini sangat indah, berkisah tentang bidadari syurga, untuk wanita yang sentiasa berbuat baik dalam hidupnya.

“Wahai, wanita-wanita yang hingga usia tiga puluh, empat puluh, atau lebih dari itu, tapi belum juga menikah (mungkin kerana kekurangan fizikal, tidak ada kesempatan, atau tidak pernah 'terpilih' di dunia yang amat keterlaluan mencintai harta dan penampilan wajah.) Yakinlah, wanita-wanita solehah yang sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan indah, bersedekah dan berkongsi, berbuat baik dan bersyukur. Kelak di hari akhir sungguh akan menjadi bidadari-bidadari syurga. Dan khabar baik itu pastilah benar, bidadari syurga parasnya cantik luar biasa.”
Profile Image for Asmar Shah.
Author 20 books136 followers
April 22, 2017
Mungkin suatu hari nanti, aku kena baca semula buku ini. Aku tidak tahu kenapa aku tidak seperti pembaca lain yang terkesan dengan buku ini. Mungkin aku salah pilih waktu, mood tak kena atau apa pun sewaktu membaca naskah ini. Ya, aku kena baca semula nanti Bidadari-Bidadari Syurga ini. Titik!
Profile Image for azie.
17 reviews3 followers
July 27, 2010
* juga disiarkan di sini, http://azieinwonderland.blogspot.com/... *

Bukan sekali, malah banyak kali sudah saya baca kisah perjuangan yang walau perih tapi jangan mengalah, harus terus berusaha dan tetap berani bermimipi demi mengejar ilmu dijadikan inti utama atau sekurangnya ada sisipan cerita sedemikian dalam novel-novel bestseller dari negara jiran kita seperti Laskar Pelangi dan sekuensnya, juga Ketika Cinta Bertasbih, Matahari Di Atas Gili dan kini Bidadari-Bidadari Syurga(BBS).

BBS saya kira sebuah novel yang kisahnya sederhana amat, sebuah kisah keluarga yang biasa-biasa tapi jadi luar biasa kerana kekuatan wataknya Kak Laisa..

Dalam BBS tiada petikan al-quran sekerat-sekerat biar isinya sarat mendidik seperti soal tidak mengenal pacaran, acara solat malam, perlu sabar dan syukur juga hal-hal lainnya, ia dilakukan dengan cara yang sangat halus dan tidak terlalu kelihatan.

Kekuatan novel ini ada pada Kak Laisa. Dialah calon bidadari syurga dalam novel ini.

Sebut saja bidadari, pasti ramai sekali membayangkan betapa anggun jelitanya makhluk ini. Tapi banyak sekali yang lupa bahawa pakej bidadari itu juga datangnya dengan pakej 'baik' bukan hanya cantik jelita.

Kak Laisa pada mata kasarnya kelihatan sebagai si jelek, pendek, hitam, si kerinting. Lengkap gadis hodoh pada piawaian banyak manusia lebih lagi pada mata lelaki.

Tapi di balik semua itu, Kak Laisa penuh dengan keindahan dari berbagai segi.

Dia kakak sulung keluarga malang itu. Hidupnya sentiasa berkerja keras, bekerja keras dan bekerja keras demi memastikan adik-adiknya, Dalimunte, Ikanuri, Wibisana dan Yashinta dapat meneruskan persekolahan walaupun hidup mereka nyata amat susah setelah ketiadaan bapa.

Hasil usaha kerasnya Kak Laisa bukan sahaja terlihat pada kejayaan si adik tapi juga ternyata berjaya merubah warna Lembah Lahambay dengan memperbaiki kehidupan penghuninya.

Kak Laisa walau seorang perempuan yang tidak dikurniakan dengan paras yang baik, dia tetap menjadi seorang hamba yang bersyukur. Tak sekali dia merasa ketidakcantikannya itu membataskan usahanya untuk terus berbakti pada keluarga, juga jiran-jiran.

Tak ada keluh-kesah tentang paras rupanya.

Sebenarnya novel ini penuh terisi dengan kisah-kisah inspiratif, nilai-nilai baik, mendidik, parenting skill, adventurus dan banyak hal lain yang bagus-bagus tetapi biarkan saya menulis dari sisi pandang seorang wanita yang pernah tak LULUS kerana dianggap tak cukup cantik, hot, mantap dan sebagainya.

Dalimunte (sekarang Prof. Dalimunte-pakar bidang fizik), adik lelaki Laisa berusaha mencarikan calon suami buat kakaknya. Oleh kerana ramai yang menolak Laisa atas alasan tidak cantik (di tengah amatnya keterlaluan manusia dalam menilai tampilan fizik dan materi), kali ini Dalimunte ingin menjodohkan Kak Laisa dengan seniornya sewaktu belajar dahulu-seorang aktivis masjid kampus yang kini seorang penceramah agama yang tak kurang terkenalnya, fasih bicara tentang soal mencari jodoh bukan dilihat dari wajah dan kecantikan pasangan tetapi 'kecantikan hati'.

Ustaz yang telah kematian isteri 3 tahun lalu dan tanpa anak ini tak banyak bicara saat di ceritakan perihal Laisa. Tak perlu melihat fotonya Laisa dahulu, hanya mendengar apa yang dilakukan pada Lembah Lahambay dan segalanya dia merasa sudah menemukan pengganti mendiang isterinya dengan tepat.

"Kakakmu pasti secantik apa yang ia lakukan selama ini. Lihat, adiknya saja gagah seperti kau!" Itu jawapan yang hebat, benar-benar khabar baik buat Dalimunte tertawa riang.

Tapi sayang, manusia hanya pandai bicara. Saat si penceramah agama terkenal bertatapan mata dengan Laisa di hadapan rumah mereka di lembah yang hening itu, respon yang diharapkan rupanya jauh dari baik. Tak ada jauh bezanya dengan respon calon-calon yang dibawa dahulu. Malam itu, meski sepatutnya rumah mereka dengan hamparan ladang strawberi indah di sekitarnya itu sedang menanti musim hujan tapi tak terasa kedinginan.

"Bukankah Kak Laisa itu 'cantik' seperti yang kau sebutkan selama ini dalam ceramah-ceramahmu, apa lagi yang kurang?" Dalimunte yang tersinggung terus menyoal saat mereka di dalam kereta, mengantar tetamu itu pulang.

"Tapi maksudku, setidaknya cantik adalah menarik hati"

Dalimunte lebih membenci keadaan munafik temannya itu, tiba-tiba mahu pulang mendadak memberikan alasan punya jadual ceramah agama. Padahal apa kurang Kak Laisa, dia miliki 3 daripada 4 kriteria yang utama yang disebut Nabi dalam memilih jodoh.

Kak Laisa soleh dalam hubungan dengan Allah juga hubungan dengan manusia.

Dari sisi materi, Kak Laisa punya perkebunan strawberi membentang nyaris 2 ribu hektar meski sering dibilang itu kepunyaan ibu mereka, masyarakat sekeliling tahu itu hasil usaha kerasnya Kak Laisa.

Dari segi keturunan, Kak Laisa bukanlah turunan raja mahupun bangsawan tapi keluarga mereka terhormat, berkerja keras dan tidak meminta-minta.

Jadi kenapa persoalankan kecantikan, bukankah itu hanya berada di turutan yang keempat???

"Keluarga yang baik hanya dapat terjadi ketika suami merasa senang menatap isterinya, Dali. Merasa tenteram". Itu kata Kak Laisa saat mereka bicara berdua.

"Kau tahu, jika suami merasa tersiksa melihat wajah dan fizikal isterinya, dan juga sebaliknya, mereka tidak akan pernah menjadi keluarga yang baik. Bukankah kau juga tahu kisah tentang sahabat Nabi, yang meminta bercerai kerana fizik dan wajah pasangannya tidak mententeramkan hatinya". Kak Laisa tetap berkata ringan.

Dia tahu. Dia juga tahu benar kalimat bijak kalau: ketika salah-satunya justeru memutuskan untuk bersabar atas pasangan yang tidak beruntung dari tampilan wajah dan fizik tersebut, maka syurga menjadi balasan buatnya. Tidakkah hari ini, ada yang mengerti hakikat tersebut???

Kalau Kak Laisa itu terlihat hodoh, Yashinta si bongsu pula cantiknya bukan main. Terlalu ramai rakan sekuliah Yash yang ingin mendekati kerana kecantikannya tapi dia tidak pernah suka mereka. Pada Yash, apakah mereka akan sibuk mencari perhatian jika wajah dan fiziknya sama seperti Kak Laisa?

Mereka tidak benar-benar menyukainya dirinya, apa adanya dia.

Mereka hanya menyukai tampilan fizik dan wajah.

Seperti seekor lebah tertarik atas indahnya kelopak bunga.

Seperti seekor rubah yang tertarik pasangannya kerana bau tubuh.

Maka haiwan sejatilah perangai mereka.


------------------------------------------------
Dan sungguh di syurga ada bidadari-bidadari bermata jeli. (Al Waqiah:22)

Pelupuk mata bidadari-bidadari itu selalu berkedip-kedip bagaikan sayap burung indah.
Mereka baik lagi cantik jelita. (Ar Rahman:70)

Bidadari-bidadari syurga, seolah-olah adalah telur yang tersimpan dengan baik. (As Shaffat:49)
---------------------------------------

Epilog:

Dengarkanlah khabar bahagia ini.

Wahai wanita-wanita yang hingga usia tiga puluh, empat puluh atau lebih dari itu, tapi belum juga menikah (mungkin kerana keterbatasan fizik, kesempatan, atau tidak pernah 'terpilih' di dunia yang amat keterlaluan mencintai materi dan tampilan wajah). Yakinlah, wanita-wanita solehah yang sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan indah, berbagi, berbuat baik, dan bersyukur. Kelak di hari akhir sungguh akan menjadi bidadari-bidadari syurga. Dan khabar baik itu pastilah benar bidadari syurga parasnya cantik luar biasa.
Profile Image for Hendra.
6 reviews2 followers
February 3, 2012
Saya tidak mau berkomentar banyak.. Tidak mau membuat resensi (apalagi menceritakan plotnya).. Itu bakalan menjadi spoiler yang benar-benar spoiling..

Saya tidak berniat mengkritik keburukan buku ini..
Tapi ini benar-benar mengganggu..
perhatikan pengaturan waktu di novel ini.. Benar-benar amburadul..
Pertama kali membaca,,ada hal ganjil.. umur yash yang sama dengan wibi.. padahal yash bungsu.. malah ikanuri yang umurnya paling muda..
OKElah,,mungkin ini cuma salah tulis,,salah cetak,,ato salah persepsi si penulis.. itu pikir saya awalnya..
namun beberapa bab berikutnya saya menemukan Tere menyebutkan si wibi lebih muda dari ikanuri..
kemudian bagaimana mungkin wak burhan muncul di syukuran kelulusan yash,,dimana seharusnya beliau meninggal 2 tahun sebelumnya?!

CMIIW

#begitu banyak yang menulis kebaikan buku ini.. sekali lagi,,bukan saya menjatuhkan ato niat buruk.. mungkin sudah saatnya ada yang memberikan kritik..
semoga untuk tulisan Tere berikutnya makin baik..
ato malah bisa direvisi untuk cetakan Bidadari2 Surga berikutnya..

P.S. im distracting enough w/ d time n age of char.. but ilike d plot n story (very much).. though,,idont like how Tere tell d story..
:)
Profile Image for ijul (yuliyono).
811 reviews970 followers
March 20, 2010
Janji bidadari surga

Saya mengenal, maksudnya tahu dan baca karyanya (bukan bertemu muka dan bejabat tangan langsung), tere-liye ketika genre Metropop baru dirintis oleh Gramedia, lewat sebuah novel metropop bergaya laki-laki, The Gogons: James & the Incredible Incident. Tidak terlalu mengesankan, namun nuansa macho-nya memberikan kesegaran tersendiri di tengah lautan metropop yang lebih bercita rasa perempuan. Selanjutnya, saya tak lagi menyimak sepak terjangnya dalam dunia kepenulisan, selain hanya beberapa kali mendengar namanya disebut karena dua novel islami-nya masuk kategori best seller dan menuai banyak pujian, Hafalan Shalat Delisa dan Moga Bunda Disayang Allah.

Bidadari-bidadari Surga (B2S)-nya menarik perhatian saya ketika tidak ada novel Metropop terbaru yang menyandera minat saya (membaca dan membeli). Awalnya saya ragu, sebab testimonial ‘berlebihan’ yang ada di cover belakangnya. Entahlah, saya masih selalu menganggap testimonial begitu hanya ‘iklan-sampah’ yang kadang menjebak dan men’curang’i pembaca (yang membeli), karena umumnya testimonial begitu hanya berisi pujian selangit. Sedangkan, satu rinsip sudah pasti, segala buatan manusia tidak ada yang sempurna, cacat pasti selalu ada Untunglah, sebagian testimonial tersebut benar adanya.

Astaga. B2S sukses membuat air menderas dari kedua pelupuk mata saya bahkan sejak dari bagian awal. Setangah malu saya dibuatnya. Betapa tidak, saya yang gemar menenteng buku kemana-mana dan membacanya dalam suasana bagaimanapun juga, berulang harus buka-tutup dan pura-pura melihat sesuatu ke arah lain untuk menghindari tatapan ‘ada-apa?’ dari orang-orang yang melihat saya berkaca-kaca. Malu, tapi tak bisa berhenti.

Saya acungkan jempol atas jerih payah tere-liye menghidupkan karakter kunci menjadi sosok yang demikian luar biasa menyentuh namun tetap manusiawi. Selain dari sudut fisik yang masih gagal saya wujudkan, tokoh yang diciptakannya tersebut dengan mudah dapat divisualisasi dalam keseharian. Kisah epik dramatik dari area domestik rumah tangga begini sejatinya demikian mudah dapat ditemukan dalam kehidupan kita.

Setelah Laskar Pelangi, saya kira B2S-lah yang dapat secara natural mengangkat sebuah kisah perjuangan dahsyat dari kampung di daerah pedalaman, yang bahkan sebelumnya tidak ada listrik, menjejak tangga kesuksesan dalam pelbagai bidang, melalui jalur paling lazim yaitu pendidikan. Ada profesor yang melakukan penelitian untuk membuktikan soal kemungkinan bulan pernah terbelah, ada dua orang yang sangat ambisius dan mumpuni di bidang utak-atik otomotif yang berencana men-suplai spare part khusus mobil balap, ada pula peneliti biologi perempuan yang sedang bercengkerama dengan spesies alap-alap kawah (peregrin). Meskipun awalnya saya pesimis, runtut peristiwa yang disajikan novel bernuansa hijau ini cukup meyakinkan saya bahwa semuanya mungkin. Nothing is impossible, right?

Jalinan cerita, cara bertutur, tema, plot, setting, gaya flash back mixed by present (maju mundur)-nya sangat bagus dan kuat, penokohan, semuanya membuat saya jatuh cinta. Apalagi, sentilan ending yang tidak terduga (…loh kok gini?) membuat B2S ini begitu istimewa.

Namun, tiada gading yang tak retak. Tiada pula (buatan manusia) yang sempurna. Novel ini juga menyimpan beberapa kejanggalan yang menurut saya sedikit banyak mengganggu keliaran imajinasi saya yang kadung mabuk kepayang dengan pesona yang dimiliki novel ini. Pertama dan utama, ya ampuuuuuuuuuuuun Republika geto… loh, nyang nopel Ayat-ayat Cinta-nya Kang Abik katenye mega-bestseller-Asia kok ya masih sempet-sempetnya salah ngedit (ngetik) ya? Plis deh!

Sedangkan dari segi cerita, saya masih kurang menangkap esensi dari beberapa cerita yang agak ghoib (kalau tidak mau dibilang mistis atau takhayul) misalnya adegan ketika kakak-beradik Lembah Lahambay yang hampir dimangsa harimau penguasa Gunung Kendeng tapi tidak jadi, atau cerita soal adanya semacam sinar yang digambarkan sbagai ‘perwujudan’ karakter kunci ketika membangunkan adik bungsunya yang pingsan di areal Semeru. Bagaimana ya, susah saya menerimanya meskipun embel-embel ‘atas ijin Allah’ (kalau tidak salah sih) disertakan.

Kelemahan yang lain adalah peletakan cara memanggil karakter kunci yang kadang dipanggil Kak, kadang dipanggil Wak, di beberapa tempat agak berantakan. Kurang cocok, lebih tepatnya. Termasuk pula, ketidakkonsistenan dalam pengetikan, kadang istilah tak lazim dibuat miring tapi di tempat lain dibuat biasa. Oh iya, motto Safe The Planet itu benar, ya? Apa bukan, Save The Planet? Saya menafsir kira-kira dalam bahasa Indonesia artinya, Selamatkan Planet (Bumi), bukan? Ini, saya coba ketikkan kata 'safe the planet' pada google dan yang keluar adalah ini:

Terlepas dari beberapa kelemahan tersebut, saya sungguh dibuat haru biru oleh novel ini. Dan, benar sekali, novel ini cocok dipersembahkan kepada ibu, saudari perempuan, atau siapa saja (yang perempuan) ataupun lelaki (sebagai perenungan) karena novel ini benar-benar menggugah. B2S juga cukup ‘megah’ jika diangkat ke layar lebar, apalagi background Lembah Lahambay serta hamparan perkebunan strawberry-nya, pasti membuat layar bioskop terasa mendamaikan ketika dilihat.
Profile Image for Rela.
2 reviews3 followers
October 26, 2011
Judul : Bidadari-Bidadari Surga
Penulis : Tere-Liye
Penerbit : Republika
Tebal : 365 halaman
Bidadari-bidadari surga bercerita tentang satu keluarga yaitu Mamak Lainuri dengan kelima anaknya, Laisa, Dalimunte, Ikanuri, Wibisana dan Yashinta. Kak Laisa sebagai anak tertua, rela putus sekolah, demi pendidikan adik-adiknya dia rela bekerja keras di perkebunan kecil milik Mamak Lainuri di Lembah Lahambay. Kak Laisa yang selalu berkorban untuk adik-adiknya, Kak Laisa yang tak pernah terlambat dan tak pernah lelah menjaga adik-adiknya..
Awal sekali diceritakan Prof. Dalimunte sedang presentasi temuan barunya, Ikanuri dan Wibisana baru saja tiba di Eropa untuk usahanya dan Yashinta sedang observasi di Gunung. Keempatnya mendapatkan pesan dari Mamak Lainuri. Setelah membaca pesan itu, Dali langsung menghentikan presentasinya di Simposium Fisika Internasional, Ikanuri dan Wibisana yang baru tiba di Eropa langsung mencari penerbangan selanjutnya ke Indonesia, Yashinta pun langsung turun dari puncak gunung. Demi melihat Sang Kakak yang sedang sakaratul maut. Kak Laisa.
Kak Laisa tak pernah menangis di depan adik-adiknya. Tak sungkan memarahi dan memukul Dali, Ikanuri dan Wibisana yang ketauan bolos sekolah. Kak Laisa hanya ingin pendidikan yang terbaik bagi adik-adiknya. Kesuksesan adik-adiknya adalah kebahagiannya.
Bidadari-bidadari surga yang digambarkan tere-liye sungguh membumi.. Tere liye menginspirasi kepada kita semua bahwa sungguh pada hakikatnya, bidadari syurga itu tak identik dengan cantiknya paras, lekuk tubuh yang indah, atau bahkan senyum yang memikat.. Tapi lebih dari itu bahwa, sosok Kak Laisa yang digambarkan tere liye lebih menunjukkan bahwa seorang bidadari syurga adalah mereka yang benar-benar ikhlas melakukan kebaikan-kebaikan yang tidak pernah putus.
Yang saya suka dari buku ini adalah gaya penulis yang memakai alur maju mundur, membuat saya ingin terus membacanya. Juga pemilihan kata atau diksi juga sangat indah. Namun ada juga kata-kata yg membuat bingung, sehingga harus berulang kali membacanya.



Dan sungguh di surga ada bidadari-bidadari bermata jeli (Al Waqiah: 22). Pelupuk mata
bidadari-bidadari itu selalu berkedip-kedip bagaikan sayap burung indah. Mereka baik lagi cantik jelita. (Ar Rahman: 70). Bidadari-bidadari surga, seolah-olah adalah telur yang tersimpan dengan baik (Ash-Shaffat: 49)


This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for akusipeminatbuku.
264 reviews33 followers
June 11, 2021
Laisa, seorang kakak yang sanggup berkorban demi adik-adiknya. Ketika zaman awal remajanya, bapa mereka meninggal dunia. Ibu mengambil alih tanggungjawab menyara keluarga. Laisa membuat pengorbanan pertama dengan berhenti sekolah. Dia nekad bekerja untuk membantu ibunya menyara keluarga.

Laisa tidak pernah membiarkan adik-adiknya merasai kekurangan. Dia sentiasa ada untuk menyokong apa saja yang baik buat mereka.

Kisah mereka diceritakan menggunakan teknik imbas kembali. Semuanya bermula dengan pesanan ringkas dari ibu mereka -  "Pulanglah. Sakit kakak kalian semakin parah. Benar-benar tidak ada waktu lagi, sebelum semuanya terlambat, pulanglah!"

Apa yang terjadi, apa yang bakal terjadi diceritakan sedikit demi sedikit hingga akhirnya kita mengerti, mengapa adik-adiknya amat mencemaskan kakak mereka Laisa.

Laisa satu lagi watak wanita hebat, walaupun tidak berpelajaran tinggi masih mampu membangunkan diri dan berjaya. Dia tidak pernah menjadikan kelemahan diri sebagai penghalang untuk apa yang ingin dilakukanya.

Sebuah kisah kekeluargaan yang amat mengesankan. Satu lagi karya Tere Liye yang mampu mengugat emosi pembaca.
Profile Image for Nor.
Author 9 books105 followers
July 28, 2013
Kisah seorang kakak yang mengorbankan keseluruhan hidupnya untuk keluarganya (ibu dan 4 adik-adiknya). Juga secara tidak langsung menyentuh isu perkahwinan "melangkah bendul" yang tidak berlaku dalam masyarakat mereka. Kakak ini tidak pernah berkahwin walaupun diaturkan perjodohan dengan ramai calon, hanya kerana dia tidak cantik dan bertubuh pendek akibat kecuaian bapanya semasa dia kecil.
Namun yang ditekankan adalah kakak inilah sebenarnya bidadari dalam kehidupan ibu dan adik-adiknya, lantaran pengorbanan tidak terhingga untuk mereka. Terlihat sangat sempurna watak Laisa.
Bahasanya indah, saya suka membacanya. Sedikit sebabyak memotivasi diri, untuk jadi bidadari di syurga, ternyata bukan sedikit mahar yang ditagih.
Profile Image for Caddictbooks.
76 reviews5 followers
February 18, 2022
Dia Adalah Kakakku bercerita tentang sebuah keluarga di Lembah Lahambay yang hidup miskin tapi mereka semua pekerja keras. Keluarga itu terdiri dari Mamak, Kak Laisa, Dalimunte, Wibisana, Ikanuri, dan Yashinta. Mamak dan Laisa setiap saat bekerja di ladang. Mencari upah agar Dalimunte, Wibisana, Ikanuri, dan Yashinta bisa bersekolah dan menjadi orang sukses yang berhasil keluar dari Lembah Lahambay mereka. Kak Laisa, rela melepas mimpinya bersekolah agar adik2nya bisa bersekolah. Namun, bukan hanya itu, Kak Laisa juga menjadi sosok kakak yang selalu melindungi dan menyayangi adik2nya. Tak kenal lelah maupun sakit, Kak Laisa akan selalu datang tepat waktu untuk adik2nya.

Sampai suatu waktu bertahun2 kemudian. Sebuah pesan dikirimkan Mamak ke Dalimunte, yang sudah menjadi profesor. Kepada Yashinta yang sedang mencari alap2 sawah di Semeru, dan kepada Ikanuri serta Wibisana, yang sedang mengunjungi rekanan bisnis mereka di Italia. Pesan itu berisi "Pulanglah anak2ku! Untuk pertama dan sekaligus untuk terakhir kalinya. Kakak kalian membutuhkan kalian."

Cerita slice of life khas Tere Liye. Mengandung banyak sekali hikmah dan pelajaran. Dalam buku ini aku belajar dari sosok Laisa agar menjadi orang yang memberi tanpa berharap balasan. Menjadi orang yang ikhlas dan sabar dalam menerima takdir. Bersyukur, bekerja keras, bekerja keras, bekerja keras!

Aku juga belajar bagaimana seharusnya sesama saudara saling menolong. Aku yang sering bertengkar dengan adik rasanya iri melihat keakraban Laisa dan adik2nya. Sebagai sesama sosok kakak ak juga belajar banyak utk menjadi sosok yg kuat dan dapat diandalkan tanpa mengeluh.

Ak gak tau lagi kenapa Laisa bisa sekuat itu dalam menerima takdirnya. Jujur saja, aku takut sekali mengalami hal yang Laisa alami (baca aja bukunya kalau pengen tau apa, ya 😆). Tapi dari Laisa aku jadi kembali merenung, "Benar juga.. bagaimana kalau apa yg Laisa alami terjadi padaku? Apa aku siap?" Jawabannya adalah aku harus siap. Seperti kata Laisa, Allah telah menetapkan takdir untuk setiap umatnya. Dan takdir Allah tidak pernah salah.

Satu kritikku untuk buku ini. Mungkin agak sensitif dan sangat subjektif. Aku merasa kurang sreg karena Yashinta, dan bbrp karakter digambarkan tidak berhijab. Buku ini sarat akan pesan2 agama. Bahkan Dalimunte adalah sosok profesor yang menghubungkan science dengan agama. Sehingga rasanya lebih pas jika karakter utama juga menerapkan ajaran agama dgn sempurna dalam hidupnya. Meskipun aku juga sadar mungkin karena latar waktunya terjadi diakhir tahun 90an - 2000an, setahuku kesadaran utk berhijab mmg blm banyak.

Overall, buku ini recommended banget, apalagi yg suka dengan narasi khas Tere Liye yang penuh nasihat tapi tidak terasa menggurui.

⚠️ Jangan lupa ikut diskusi buku Dia Adalah Kakakku di channel youtube caddictbooks (link di bio) Sabtu, 26 Februari jam 13.00 🤗
Profile Image for Subarashii aidea.
1 review1 follower
June 23, 2011
Bidadari-bidadari Surga,,,ketika membaca judulnya yang terfikir adalah
“bah novel ini pasti berkisah tentang tokoh utama yang cantik, akhlaknya baik, fisik sempurna, en bla bla bla”
Tapi ketika saya membacanya terjadi error report tentang pemahaman saya itu seketika saya blok n delete!!!
BBS bercerita, akan pengorbanan, keikhlasan, kebahagiaan, kesyukuran, kekeluargaan, dan kasih sayang, jodoh, rezeki, wah masih banyak lagi deh,,, *gag bisa diketikkan semua makanya cepetan baca yah biar bisa share*

BBS berkisahkan tentang 5 orang anak bersaudara yakni Laisa, Dalimunte, ikanuri, wibisana, dan Yashinta.
Berawal dari perjuangan Laisa, kita seolah diperkenalkan satu persatu karakter anak anak tersebut, dengan beragam khas ciri masing masing, Dalimunte dengan kejeniusannya (T_T) , Ikanuri dan Wibisana dengan kekompakan lagi kejahilannya (^_^), yashinta dengan rasa kingintahuannya yang stadium 4 (^,^), dan dari karakter anak-anak tersebut, readers seketika mengambil kesimpulan bahwa Laisa adalah seorang yang keras kepala, namun sangat penyayang lagi rela berkorban tak kenal mengeluh, ^_^
Ini kisah mengenai perjuangan seorang kakak memperjuangkan akan kebahagiaan adik adiknya, agar mereka menjadi orang yang sukses, berkisah dengan segala pengorbanan sang kakak yang berjanji dan telah terpatri menjadi ”prasasti dalam hati” (minjam istilah tere Liye hehehe) akan dia lakukan agar adik-adiknya mendapatkan haknya untuk menjadi orang yang pintar lagi cerdas walau ia rela berhenti sekolah, demi membantu meringankan beban mamaknya.Namun bukan dengan cara yang aneh bin nyentrik lagi buat geleng geleng kepala n mengucap Astagfirullah!!! Tapi dengan cara yang membuat dada sesak ingi nangis sangat terharu lagi membuat air mata menitik lalu mengucur deras n always said Subhanallah,, ^_^ Memang sungguh patut diteladani!!!
Dan novel ini akan membuat all readers menangis sesak didada, karena pengarang sangat lihai dalam mengaduk emosi readers,,beneran!!!!
Yang berbeda dari novel ini dan menjadi ciri khasnya adalah alurnya!!!(muantap banget) biar alurnya maju mundur tapi reader gag bakal dibiarin oleh pengarang pusing tujuh keliling. Jika lembar awal masa lalu, maka 2 atau 3 lembar berikutnya adalah masa sekarang… begitu seterusnya ( jangan panic readers,,, aku yang oon ini aja Alhamdulillah masih dimudahkan untuk ngebacanya *emank segitu susahnya yah????? Hahaha just kidding*)

1 hal yang saaaaaaaaaaaaaaaaaaangat penting dapat di jadiin pelajaran khususnya buad kaum hawa nech,,,,,,,,,,,, yang ngebet bener pengen jadi bidadari-bidadari buat kaum Adam dengan mengandalkan segala kecantikan palsu bin rapuh ala lipstick from melanin n etc…(hahahaha aku gag tau macam macam cosmetic readers,,, but I hope u know what I mean ^_^) menjadi bidadari-bidadri surge itu gag dilihat dari FISIK tapi….(eits readers lau mau tau semua gag seru mending baca langsung aja novelnya,,, dijamin seru dah………………….!!!!!!)
Dengan membaca novel ini readers akan tau bahwa Bidadari-bidadari Surga tak sekedar kata kata indah yang diucapkan lewat bibir,, namun ada makna yang lebih dan aplikasi yang harus dilakukan untuk membuat kata itu tersemat pada diri wanita khususnya,,, (alah sok puitis amat dehh! T_T,,,, hehehe biarin!!!!!!)
63 reviews59 followers
December 2, 2008
Dalimunte adalah ilmuwan yang saat ini mengemukan penelitian tentang gelombang elektomagnetik antar galaksi sebelum hari kiamat. ilmuwan religius sangat disegani dan disanjung2 seantero bumi.
Wibisana dan Ikanuri anak nakal yang kemudian sukses dengan dunia otomotif.
Yahsinta, seorang gadis cantik yang menekuni hidup untuk konservasi alam, sudah melalang buana untuk penelitian dan proyek2 alam.
Anak-anak hebat!!
Anak mamak, seorang ibu dari lembah Lahambay dan adik-adik dari seorang kakak yang...sempurna!
buku ini menceritakan tentang arti pengorbanan, perjuangan hidup, kemandirian, dan nilai kerja keras. 5 kakak adik ini tummbuh besar tanpa babak yang meninggal saat mereka masih kecil. adalah tanggung jawab mamak dan Laisa yang kemudian mengalah demi adik2nya brenti sekolah dan membantu mamak untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah adik-adiknya.

Buku dengan cerita sederhana berplot kilas balik, agak lompat-lompat bikin emosi teraduk-aduk sempurna. sempurna sekali meski kadang-kadang sebel. pembaca sukses diajak ikut tegang saat pencarian Wibisana dan Ikanuri yang tidak pulang-pulang kerumah, saat detik-detik terakhir mereka siap diterkam harimau, penguasa Gunung Kendeng dihalaman 124, eh ndilalah..penulis malah kemudian mengajak melompat mengikuti perjuangan Wibisana dan Ikanuri yang terjebak dalam situasi alam Prancis dalam perjalanan pulang ke tanah air.dan masih banyak kilas balik yang bikin saya sibuk merecall hal-hal sebelumnya untuk merangkai cerita ini menjadi utuh.

seperti itu.., buku ini menguntai apa, siapa bagaimana orang-orang hebat ini menjadi seperti sekarang, menjadi kebanggan orang-orang lembah yang terletak di salah satu gugusan bukit barisan itu. Pembaca diajak untuk sabar untuk mengetahui ada apa dibalik gerangan sms yang dikirm mamak melalui jaringan keluarga itu.
Indah..buku ini indah ,mengingatkan saya akan buku-buku bagus dan sederhana seperti Toto Chan , to Kill a mockingbird (walau belum selesai baca saya ini), atau hafalan Sholat Delisa dari pengarang yang sama. yang kemudian membuat saya dejavu.
yah..penulis mampu membuat buku ini penuh dengan pesan moral, membuat tersentak (kembali) dengan nilai-nilai ikhlas, kesabaran dan pengorbanan hidup, bernas tapi tidak menggurui.religius tapi tak berceramah.
saya pikir halaman 201-221 adalah puncak dimana buku ini membuat saya terguguh. tapi...derai saya tidak berakhir dan malah makin menjadi hingga halaman epilog.

Siapakah Bidadari Surga itu?
Saya berdoa moga saya adalah salah satunya.

oh yah...kenapa ini buku ga ada pembatasnya seehh.:-(
Profile Image for drg Rifqie Al Haris.
74 reviews5 followers
February 17, 2012
“Pulanglah. Sakit kakak kalian semakin parah. dokter bilang mungkin mingu depan, mungkin besok pagi, boleh jadi pula nanti malam. Benar-benar tidak ada waktu lagi. Anak-anakku, sebelum semuanya telambat, pulanglah....”

Itulah kutipan paragraf pembuka di halaman pertama novel ini. Kalimat itu adalah isi dari SMS seorang ibu yang dikirimkan ke anak-anaknya. Sederhana saja kisahnya. Kisah ini sebenarnya hanya menceritakan proses kepulangan dari keempat anak yang mendapatkan SMS yang berisi kabar tersebut. Keempat anaknya yang berada di empat penjuru dunia seketika itu berusaha pulang setelah menerima SMS itu. Apapun kesibukannya. Sebelum semuanya terlambat.

Bukan Tere Liye jika tidak mampu membuat alur yang begitu sederhana menjadi lebih kompleks. Benar saja. Tidak hanya proses kepulangan empat bersaudara itu saja yang diceritakan. Tapi sepanjang alur, kita akan diajak kembali untk flashback tentang latar belakang dan riwayat kehidupan mereka.

Bersetting di Lembah Lahambay, seorang ibu dengan kelima anaknya menjalani kehidupan sederhana yang dihiasi usaha dan jerih payah kerja keras. Laisa adalah anak sulung yang begitu mulia. Demi kebahagiaan keempat adiknya dia rela berkorban seumur hidupnya. Pengorbanan Laisa tentu saja tidak sia-sia. Buktinya keempat bersaudara itu kini telah berpencar ke seluruh penjuru dunia.

Laisa tidak mengharapkan apa-apa untuk dirinya sendiri. Untuk pendidikan, dia selalu mengutamakan adik-adiknya. Bahkan urusan perkawinan, Laisa rela didahului oleh adik-adiknya. Laisa tidak pernah mempermasalahkan nasib dirinya. Bahkan kekurangan fisiknya yang kini membuatnya jauh tertinggal dalam segala hal dibanding adik-adiknya. Laisa tulus hingga akhir hayatnya.
Kisah-kisah flashback ini membuat proses kepulangan keempat bersaudara itu menjadi sangat berarti. Kisah-kisah itu juga akan menganyam alur-alur cerita yang membuat begitu runtut sampai akhir. Di akhir cerita, bahkan Tere Liye seolah menjadi cameo untuk sedikit memasukkan tokoh dirinya sendiri di kisah itu.

Sungguh suatu kisah yang bisa menjadi motivasi untuk mencapai kesuksesan yang dicapai dengan kerja keras, pengorbanan yang tulus dan rasa bersyukur. Muatan filosofis religiusnya membuat kita mampu menjauhi segala manifestasi dari sifat egosentris.
Profile Image for Wan  Farahana.
91 reviews22 followers
May 8, 2014
Definitely 5 stars..masih terbawa-bawa emosi sekalipun telah menyudahkan pembacaan.. Buku pertama yang menyebabkan hujan yang lebat di sungai petani..hingga saat menulis..rintik hujan masih ada di pupuk mata..

terima kasih airina (gobokairina) yang kenalkan buku ini pada saya..terima kasih atas review airina dan kak shahzy yang buat saya turun naik keluar masuk dari satu mall ke satu mall, dari satu kedai buku ke satu kedai buku semata-mata mencari buku ini. Alhamdulillah ia satu kisah yang sangat tidak mengecewakan..in fact sangat menyentuh hati..

Tak tau macam mana nak review..haha..yang pasti pengorbanan seorang kakak untuk melihat adik-adiknya berjaya sangat menyentuh hati..sangat memberi inspirasi..sangat membuai diri..mengorbankan diri semata-mata kerana adik-adik pasti tak semua mampu lakukan..dan saya percaya hanya insan hebat yang berjaya!

InshaAllah sangat berinspirasi..sebenarnya saya kekeringan idea mahu berkongsi rasa..mungkin kerana sisa-sisa emosi masih ada..yang pasti buku yang sangat bagus untuk di baca..

"Dan sesungguhnya di syurga ada bidadari-bidadati bermata jeli (al-waqiah 22). Pelupuk mata bidadari-bidadari itu selalu berkelip bagaikan sayap burung indah. Mereka baik lagi cantik jelita (ar rahman 70)"

Profile Image for Amena.
12 reviews6 followers
May 15, 2013
Membaca buku ini membuat aku semakin jatuh cinta pada tulisan-tulisan bang Tere. Bagaimana tidak, jika membaca bukunya telah memberikan aku banyak sekali pelajaran moral.

Lewat cerita kak Lais -seorang kakak yang mempersembahkan seluruh hidupnya demi keluarga dan adik-adiknya, bang Tere mengajari kita (para wanita) bahwa hidup tidak semata soal kecantikan luar saja. Namun pengorbanan yang ikhlaslah yang akan membuat kita memperoleh banyak cinta dari orang-orang di sekeliling.
Kak Lais mengorbankan pendidikannya demi membantu Mamak bekerja untuk membiayai sekolah ke-4 adiknya, Dalimunte, Wibisana, Ikanuri dan Yashinta. Kak Lais mengajarkan betapa hidup harus dijalani dengan kerja keras, kerja keras dan kerja keras demi kehidupan yang lebih baik di luar lembah mereka.

Kak Lais, di mata dunia barangkali hanya seorang wanita yang biasa-biasa saja -untuk tidak menyebutnya jelek, tapi di hadapan Tuhan ia sungguh merupakan sosok bidadari surga.Bidadari Bidadari SurgaTere Liye
Profile Image for Ahfie Rofi.
38 reviews
June 12, 2012
apa yang harus aku katakan??

aku hanya bisa bilang ke keempat adikku bahwa aku nggak pernah benar-benar marah sama kalian...
kalian tetap adik-adikku yang terbaik..yang paling spesial..
(adududuh, jadi pengen nangis, tapi ini kan warnet..malu ah..)

***

cerita yang mengharukan tentang seorang kakak yang suka marah-marah(dalam arti sayang), kini harus menjalani detik-detik terakhirnya dalam kondisi terbaring lemah...
dan yang paling mengharukannya adalah ketika kedua adiknya, Wibisana dan Ikanuri menangis tersedu-sedu di depan kakaknya itu. Karena memang kedua anak itu adalah yang paling bandel.
sungguh, cerita yang mengharukan. kisah tentang seorang kakak yang mengorbankan masa depannya demi kesuksesan keempat adiknya. Dan ketika mereka menjadi orang yang sukses, kabar buruk menghampiri mereka, kakaknya (Laisa) menderita penyakit Paru-paru stadium IV...

ahh..
sungguh buku yang menarik untuk di baca oleh seorang adik yang masih menyayangi kakaknya, untuk seorang kakak yang masih menyayangi adiknya, dan..untuk semuanya..
Profile Image for Dini.
172 reviews26 followers
January 5, 2012
Saya baca ebook ini pas lagi down nya tentang skripsi. Kisah yang diceritakan mengenai seorang kakak yang berkorban demi adik-adiknya. Sama seperti saya yang juga seorang kakak. Mungkin ketakutan saya terlalu melampaui batas logika, membuat saya nangis pas membacanya.. Thanks David atas ebooknya (dari 2009 baru dibaca 2011 ;) )

Dan selain itu novel ini sarat nuansa Islam, saya tersentuh ketika membaca sepenggal ayat yang ada di akhir novel :

Dan sungguh di surga itu ada bidadari-bidadari bermata jeli (Al Waqiah;22). Pelupuk mata bidadari-bidadari itu selalu berkedip-kedip bagaikan sayap burung indah. Mereka baik lagi cantik jelita (Ar Rahman;70). Suara mamak berkata lembut saat kisah itu diceritakan pertama kali terngiang di langit-langit ruangan : bidadari-bidadari surga, seolah-olah adalah telur yang tersimpan dengan baik (Ash-Shaffat;49)

plak Serasa ditampar bolak balik ama Allah :s

Profile Image for Hanif Nurcintia.
4 reviews
February 21, 2016
Novel ini mengulas kehidupan keluarga yang hidup pas-pasan namun penuh kesyukuran, kerja keras, dan pengorbanan. Peran besar seorang kakak mendominasi dalam alur cerita ini. Adalah Laisa seorang kakak dari 5 bersaudara yang berhasil mengubah kehidupan keluarganya bahkan tempat tinggalnya(Lembah Lahambay) menjadi kehidupan yang penuh kebahagiaan. Novel ini menyentil hati saya, mengingat posisi saya yang juga seorang kakak belum bisa berbuat apapun untuk keluarga bahkan untuk diri sendiri sekalipun. Tere Liye telah mampu membuat tokoh inspiratif seperti Laisa yang dapat dijadikan acuan hidup. Sosok Laisa yang rela berkorban dan selalu terlihat baik-baik saja meski sebenarnya duka tengah melanda serta tak pernah datang terlambat untuk adik adiknya. Sesosok bidadari surga yang pernah terlahir di dunia.
Profile Image for Rahmah Mokhtar.
Author 9 books13 followers
May 7, 2015
Tidak tahu berapa kali saya menangis dalam usaha menghabiskan naskhah ini. Baru baca bab-bab awal, saya terpaksa menghentikan pembacaan kerana terlalu tersentuh. Sesudah lebih tenang, saya sambung lagi.
Ia tulisan yang baik. Amat baik, jujur dan dekat.
Paa satu sisi, saya kagum amat dengan kekuatan wanita bernama Laisa. Ia membuatkan saya bersyukur mempunyai keluarga. Cerita perjuangan kehidupan yang membuat saya mahu menjadi lebih kuat. Bahkan, memberi peringatan bahawa Allah mengangkat darjat sesiapa sahaja yang Dia mahukan, selagimana kita terus memilih kebaikan.
Cerita yang harus dibaca, oleh semua.
Profile Image for syafiqah.
90 reviews4 followers
March 14, 2013
Air yang dicincang tidak akan putus.


“Wahai, wanita-wanita yang hingga usia tiga puluh, empat puluh, atau lebih dari itu, tapi belum juga menikah (mungkin kerana kekurangan fizikal, tidak ada kesempatan, atau tidak pernah 'terpilih' di dunia yang amat keterlaluan mencintai harta dan penampilan wajah.) Yakinlah, wanita-wanita solehah yang sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan indah, bersedekah dan berkongsi, berbuat baik dan bersyukur. Kelak di hari akhir sungguh akan menjadi bidadari-bidadari syurga. Dan khabar baik itu pastilah benar, bidadari syurga parasnya cantik luar biasa.”
Profile Image for Agustin.
42 reviews5 followers
April 10, 2013
Buku Bang Tere yang berhasil membuatku nangis bombay. Bang Tere Liye mengajak pembaca merenungkan kembali makna kemuliaan wanita, kebahagiaan yang sejati dan bidadari-bidadari surga yang dijanjikan Allah dalam Al Quran..

Buku yang harus dibaca para wanita, walo tidak menutup kemungkinan para pria juga. Buku ini adalah novel yang sarat makna akan kerja keras, pengorbanan dan penghormatan. Sungguh sebuah rangkaian cerita yang bernilai untuk dibaca.. Enggak percaya? Silahkan baca sendiri :)
Displaying 1 - 30 of 704 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.