Apolo dan Ganesa, dua tikus yang dipelihara manusia di kebun binatang, tidak tahu sama sekali bahwa mereka dibesarkan hanya untuk kelak dijadikan pakan bagi binatang pemangsa. Dan setelah mereka benar-benar dimasukkan ke kandang pemangsa, mereka justru menganggap bahwa si pemangsa adalah satu dari sekian ujian yang wajib dihadapi sebelum mereka sampai di tempat misterius yang menjadi surga bagi tikus, di mana lantainya bertabur kacang, sungainya dialiri oleh susu dan gunungnya dibentuk dari keju.
Dongeng Binatang adalah novel fabel yang menghadirkan proses panjang tentang bagaimana makhluk hidup yang sekian lama terisolasi, sampai-sampai tidak tahu siapa dirinya yang sebenarnya dan perannya di tengah-tengah kehidupan manusia, bertemu dengan berbagai makhluk lain dengan karakter yang berbeda-beda, dan pada akhirnya harus berdamai dengan dunia yang tidak seindah bayangannya semula.
Ide dan alur ceritanya bagus. Terutama dalam penggambaran cerita dari sudut pandang masing-masing binatang dideskripsikan dengan cukup baik. Bahasa yang digunakan juga mudah untuk dipahami dan dibumbuhi humor santai yang menghibur. Banyak pesan hidup yang dapat dipetik dari novel ini, dan semuanya dikemas unik dalam bentuk dialog antar binatangnya. Perjalanan Apolo dan Ganesa berusaha tetap bertahan hidup dari berbagai tantangan dan rintangan untuk mencapai Taman Impian, seakan memberi makna yang mendalam bahwa hidup tidak semudah yang kita bayangkan, dan untuk mencapai apa yang kita inginkan diperlukan usaha dan keberanian yang besar, seperti yang ditunjukkan oleh Apolo dan Ganesa.
bahasanya santai enak dan mengalir gak pusing gak terlalu panjang tetapi runtut dan terjaga sehingga bisa selesai membaca dalam sekali duduk. secara pribadi saya suka dan terkesan ceritanya bagus lucu terlebih pesannya yang sederhana mengena dan terasa sekali bagi kita yang manusia bahwa sesungguhnya binatang pun sebetulnya butuh dihormati sama kayak kita.
dalam buku ini semua dialog dituturkan oleh binatang, tanpa ada sekalipun dialog manusia. lain dari yang lain. rasanya pantas jika buku ini saya beri rating 5.
Agak deg-degan nih baca fabel (cerita tentang hewan yang berperilaku seperti manusia) ini. Soalnya, ceritanya penuh dengan selipan-selipan makna! Jadi, ada dua ekor tikus bernama Apolo dan Ganesa yang berpetualang dalam mencari Taman Surga. Di perjalanan, mereka bertemu dengan beragam makhluk hidup, seperti Katak, Ular, Elang, dan masih banyak lagi.
Setiap makhluk yang ditemui menyuguhkan kisah berharga yang berbeda-beda, termasuk soal kepercayaan, kecerdikan, kerja sama, dan banyak lagi. Jujur, amazed banget baca tulisan Gita Karisma soalnya dia bisa menulis dengan apik dari sudut pandang berbeda. Biasanya kan manusia aja, tapi ini dari sudut pandang tikus 🐭🐭. Meramu cerita dari sudut pandang manusia aja sulit, gimana hewan coba? Belum lagi, cerita di buku ini dikaitkan erat dengan manusia, dan ya... menurutku keren sih. 👏🏻👏🏻
Petualangan dua ekor tikus, Apolo dan Ganesa, dalam mencari Taman Impian versi mereka. Dibesarkan sebagai tikus pakan di kebun binatang, tikus-tikus itu awalnya sangat naif. Namun, kemudian berkat kecerdasan dan pengalaman hidup, mereka belajar untuk lebih memercayai sesama hewan ketimbang manusia. Petualangan pun dimulai dengan berbagai pelajaran berharga, baik dari kesalahan maupun nasihat hewan yang lain.
Buku ini mengandung unsur gelap, tetapi cukup ringan untuk dibaca anak-anak. Untuk orang dewasa, beberapa bagian narasinya terlalu membosankan. Namun, untuk anak, bisa jadi banyak informasi yang bisa didapatkan, terutama mengenai kehidupan hewan. Dalam buku ini, manusia terkesan jahat sekali. Meski memang benar, mungkin untuk anak yang lebih kecil perlu narasi penyeimbang tentang bagaimana menjadi baik.
The anthropomorphic animals setting were all new for me when it came out as a giveaway from the new publisher, Kakatua. And it was definitely my first time reading this author's book, and not a single frown for the way it has some giddy and (again) thrilling sneaky-sneaky from the smaller animals to escape from being preyed by larger ones.
I think my first impression around this kind of book is because I always loved fable tales and mythical creatures to begin with fantasy world in fiction, so this book is already my cup of tea.
Again, give this one a try when you wonder about what animals might feel when in captivity by force.
Awalnya aku tertarik sama buku ini karena judul dan covernya yang menarik, simpel gitu. Dan ternyata ceritanya juga menarik. Selain itu jenis huruf, ukuran huruf, dan layout buku ini juga pas jadi nyaman pas dibaca. Aku jadi suka banget sama cerita Dongeng Binatang ini. Abis baca buku ini pandanganku terhadap binatang sedikit berubah.
Menceritakan tentang dua tikus muda yang berusaha menuju Taman Surga dengan cara melarikan diri dari kebun binatang. Di perjalanannya, mereka menemukan banyak petualangan baru dan bertemu banyak binatang. Taman Surga yang mereka tuju ternyata hanya doktrin semata.
Meskipun buku ini adalah buku sastra klasik, tapi dongeng yang ditulis sangat bagus, bahasa yang digunakan ringan dan mudah dipahami. Ceritanya membuat pembaca bisa berimajinasi dengan jelas. Saya sangat menyukai buku ini karena saya bisa berimajinasi dan memposisikan diri menjadi hewan.
Melihat manusia dari sudut pandang hewan, kita akan bertemu dengan tokoh utama Apolo dan Ganesa, kedua tikus yang sejak kecil dibesarkan untuk pakan hewan pemangsa
Novel yang cukup menarik, idenya cukup brialliant menggunakan subjek hewan untuk menegur watak manusia (seperti egois, sombong, iri, dsb). teguran-tegurannya memang menyakitkan, namun akan berujung pada kebahagian, karena mereka tidak ada kepalsuan, apa yang mereka katakan adalah fakta. bahasa yang dipakai mudah untuk dimengerti - sederhana namun memiliki makna yang kompeherensif, disaat membacanya tidak membosankan, mengalir begitu saja dan tanpa sadar sudah sampai diakhir cerita.
Novel ini sekiranya menyampaikan pesan agar kita manusia lebih menghargai dan menaruh hormat kepada sesama mahluk hidup, misalnya hewan. melalui perjuangan Apolo dan Ganesha menuju tanah impian, banyak mengajarkan falsafah kehidupan, untuk tidak hanya survival namun juga hidup. recomended bangat untuk siapapun (tua/muda
Little bit a "Charlotte's web" slightly far from Orwell, but it's definitely pages turner book. Every chapter has its conflict. The narrative very friendly to readers, not hard to think about. Light of typos (blame it to the editor) but not disturb in reading this novel. Thumbs up for the writer, even I really expect non happy ending exactly. Because it is very predictable that Apolo and Ganesa will be live in their dreamland that not exactly dreamland.
buku ini seharusnya bisa lebih bagus lagi. dan ya, buku ini sedikit mengingatkan aku pada kisah si kancil, dan sedikit juga pada animal farm di bagian akhir buku.
ah iya, ada dua kali salah ketik yang agak mengganggu, kalimat yang seharusnya ditulis dengan subyek anjing dan kucing justru ditulis dengan subyek tikus.