Jump to ratings and reviews
Rate this book

Boot, Poem and a Piece of Cupcake

Rate this book
Dunia mengurung Angkara bersama dua lelaki yang memiliki pesona berbeda sebagai bintang kampus: Sabasnash, senior songong yang sering bentrok dengannya selama masa ospek dan Ananta, mahasiswa teladan yang pernah menjabat sebagai presbem.

Sebuah taruhan bodoh mengantar Angkara menjadi asisten sutradara untuk membantu Sabasnash. Dari sanalah mereka yang awalnya saling cekcok malah dekat. Namun, hati Angkara hanya untuk Ananta. Sabas tak tinggal diam. Ia bertekad mengirimkan puisi, mentraktir, menjadi sandaran saat sedih, bahkan rela mendapatkan musibah demi membersihkan nama Angkara dari fitnahan.

280 pages, Paperback

Published January 1, 2019

4 people are currently reading
60 people want to read

About the author

LM Cendana

13 books204 followers
I'm half alien half human.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
16 (28%)
4 stars
25 (44%)
3 stars
12 (21%)
2 stars
2 (3%)
1 star
1 (1%)
Displaying 1 - 11 of 11 reviews
Profile Image for Autmn Reader.
881 reviews91 followers
July 16, 2020
One of my favorite book this year.

Aku udah suka tulisan Kak Lov semenjak beliau nulis Helenina di Wattpad, dan sekarang aku mutusin buat beli novel-novel dia alih-alih baca di Wattpad. Biar lebih kerasa enak aja, dan jujur emang semua cerita yang dia novelkan emang worth it to read and buy. Walaupun aku gak beres baca Kersik Luai

Novel ini punya perbedaan dengan empat novel yang kubaca sebelumnya (Helenina, Klandestin, Stilettale, dan Kersik Luai). Novel ini atmosfernya lebih cerah disbanding sebelumnya. (Konon katanya dulu cerita Kak Lov terinspirasi dari sosok seseorang) walaupun begitu, tokohnya, Angkara atau Anggi, tetep punya sisi kelam di hidupnya.

Mari aku bahas satu-satu hl-hal yang ke-notice olehku.

Karakter. Ada dua tokoh utama di sini. Angkara atau Anggi, si cewek yang punya keprbadian kritis dan Sabasnash Baladewa, cowok songong yang seneng banget cari masalah dengan Anggi.
Aku bener- bener harus acungin jempol karena Anggi di sini itu “lumyan” realistis. Maksudku, Kak Lov gak segan-segan masukkin kelebihan dan kekurangan buat Anggi. Aku bahkan sempet sebel sama Anggi waktu dia bikin masalah sama anak BSO teater, yah menurutku dia gak pikir panjang dan cuman liat segala sesuatu dari sisi dia aja. Saangnya, waktu sudut pandang diganti dari sudut pandang Anggi ke sudut pandang Sabas, Anggi yang kelihatan kuat, kritis, dan sebagainya menghilang digantikan dengan Anggi yang keliahtan lemah, which means, hal yang bagus, sih, menurutku (aku jelasin nanti).

Selain Anggi, ada Sabas. Nah di sini, nih. Menurutku karekater ini terjebak di trope yang umum digunakan oleh para penulis cerita romance, chicklit, dan teenlit. Cowok ganteng, popular, pinter, kaya raya, (sedikit) posesif, cool tapi bisa sweet banget sama cewek yang dia suka. Yap. Sabash terjebak di beberapa trope yang udah aku sebutin tadi. Yang artinya, bikin aku muter bola mata karena harus nambah lagi satu bacaan tentang cowok kaya, ganteng, dan (sedikit) posesif. Yah, jujur aku jadi gak terkesan ama Sabash karena dia begitu, kayak gak ada kekurangan yang dimasukkin. Seakan-akan Kak Lov gak tega dan gak mau ngasih Sabash kekurangan. Inilah yang bikin karakter Sabash lemah. Atau mungkin, karena ini seri, karakter Sabash bakalan lebih kuat di novel keduanya? I hope so.

Ada karakter-karakter lain seperti Lastri, Adeeva, Pasa, dan Praska. Tapi serpti peran supporting lainnya, mereka ada karena harus nemenin tokoh utama. Gak mencuri perhatian, sih. Ada juga karakter yang harusnya punya porsi penting di sini. Ananta. Dia cowok yang disukai Anggi. Tapi gimana, ya, Ananta juga bukan tokoh yang menonjol. Kehadirannya ya buat bikin Anggi sesuatu aja gitu.

POV. Aduh inisih udah TOP BGT. Begini lho, POV ini ada dari dua POV yang diambil dari First POV. Separuh pertama POV Anggi, dan separuh terakhir dari POV Sabash.
Yang bikin hebatnya, Kak Lov gak butuh penanda cerita sedang dibawakan oleh POV Anggi atau Sabash karena aku, sebagai pembaca, bisa bedain mereka. Karakter Anggi bahkan terlihat berubah, terlihat lebih lemah waktu Sabash yang jadi narasi di cerita. Dan waktu aku baca, aku bisa ngerasain jadi Anggi dan aku juga bisa ngerasain jadi Sabash. Pokoknya nih, kupikir penulis-penulis lain harus cobalah lirik-lirik novelnya Kak Lov kalau pingin belajar bikin dua POV yang beda dan kerasa bedanya. Padahal nih, kata ganti yang dipakai di dua POV itu tetep ‘Aku’. Biasanya, kan kalau POV cowok suke tetiba berubah jagi ‘Gue’ buat bisa kerassa bedanya. Dan Kak Lov gak butuh kata ganti yang beda buat bikin kita nge-feel sama karakternya.

Plot. udah kubilang aku suka banget ama cerita ini. Dari awal tuh udah disuguhin scene-scene yang bukan hanya jadi pajangan dan manjang-manjangin buku, tapi emang berpenaruh ke alur cerita. Nah yang menurutku disayangkan adalah penyelesaian konflik di sini terlalu tiba-tiba. Kayak gampang aja gitu. Walaupun di awal emang ada kesulitan , tapi entah kenapa aku ngerasa kalau penyelesaiannya itu kurang nampol aja gitu. Entah mungkin Karena ini buku pertama makanya cuman gitu doang? Entahlah, ya. Tapi sayang aja, sih. Belum lagi akhir yang terjadi karena tiba-tiba. Tiba-tiba ketemu Anggi di tempat jauh. Padahal kebetulan kadang gak se-lucky itu. Tapi ya gak papasih.

Makanya setelah kupertimbangkan ulang, alih-alih ngasih 5 bintang, aku kasih 4 bintang aja.

PS: Aku butuh buku selanjutnya Kak Lov, huhu.
Profile Image for KodokHijau10.
84 reviews5 followers
September 29, 2025
Karakter Angkara nih kontradiktif mulu. Nggak papa ngritik kinerja atau bolongnya orang lain, tapi nggak berkaca pada diri sendiri? Terus dia, kan, asma? Itu disuruh lari sepuluh putaran Sabas nggak takut jadi pembunuh atau gimana? Asma cuma nongol bentar? Lamaan intronya orang mau ngutang! 😭

Yang ngselin: Angkara nggak tanggung jawab. Why? U disuruh kerja, nerima, oke. Eiy kenapa coret-coret terus ngelamun nggak napak bumi? Ini mahasiswa yang konon pengin nolong mama, kuliah di luar, dan blablabla. But, nooooo. Nggak kulihat ambismu, Devina!

Dingin karena takut ditinggal blabla nggak jadi alasan buat asshole ke orang yang care. Oke, you nggak berkewajiban balas atau apa, but at least jangan jadi kurang ajar.

Nih kampus ospeknya begitu? Bentak? Model ospek era orba nggak, sih? 😭 Itu tidak manusiawi. Serius kampus masa kini masih begitu?

Terus dah era modern. Kok bisa Devina nggak minta bantuan gojek/grab/dll? ಠ⁠_⁠ಠ Aku asumsikan tuh ponsel udah canggih.

Kerja nulis ulasan makanan? Di sini nggak detail dunia baking dan kuliner. Just "nggak berkarakter" ajaaaaa yang diomongin Devina.

Oh, ya. Ini lokasi Surabaya? Dialegnya tuh nggak Surabaya banget. Malah lebih ke ibu kota Jakarta cs. (⁠눈⁠‸⁠눈⁠)

Maaf. Novel ini bukan buatku.
Profile Image for kadyyyyy.
27 reviews8 followers
August 19, 2021
pengen berterima kasih sama kak lovita yg udah nulis novel ini. sekarang aku tau kalo kangen kampus atau surabaya harus ngapain. yup, reread novel ini.

*) OIYA, ANGGI TU SADAR GA SI YG DIA PUTUSIN ITU SEORANG SABASNASH?!
Profile Image for Jeon Dani.
132 reviews64 followers
February 15, 2020
Buku pertama punya Mbak Lov yang gue baca

Lumayan lah, gue juga suka endingnya. Dan ... falling in love with people you can't have-nya itu loh, bikin gue nyaris tersedu-sedu. 😅
Profile Image for Haricahayabulan.
30 reviews2 followers
September 11, 2024
Suka banget sama ceritanya yaAllah. Bapernya berbobot. Ceritanya bikin gagal move on sama pesona Sabas. Tapi endingnya berengsek. Pingin mukulin penulisnya. Penasaran? Baca aja!
Profile Image for Rizky.
1,067 reviews89 followers
October 21, 2019
Boot, Poem and A Piece of Cupcake merupakan novel kedua Kak Lovita Cendana yang kubaca. Novel yang mengangkat kisah Angkara dan Sabas.

Tema yang diangkat adalah love-hate relationship, dimana awalnya dua tokoh utama dalam novel ini tidak pernah akur dan sering beradu mulut. Hingga suatu taruhan, membuat keduanya semakin dekat dan melihat sisi lain dari keduanya.

Yang kusuka disini, Sabas ini tipikal bad boy, tapi gak buruk-buruk banget. Aku malah lebih suka dengan Sabas, daripada Ananta yang cenderung kalem dan gak banyak tingkah. Apalagi Sabas ini jago banget buat puisi, sayangnya Angkara gak terlalu mempan digombalin 😁

Suka dengan interaksi keduanya. Dibumbui dengan kisah persahabatan, keluarga dan konflik antar organisasi membuat kisah ini tidak membutuhkan waktu lama untuk membacanya. .

Sayangnya, karakter Angkara ini masih terasa misterius, masih banyak hal yang ingin kuketahui tentangnya. Kamu juga? Sepertinya, aku butuh novel selanjutnya
Profile Image for nahes..
315 reviews15 followers
January 20, 2024
3.8/5🌟

"Keberadaan kamu seperti hujan yang diempas ke bumi setelah kemarau panjang melanda. Jika kamu pergi, matahari ibarat tidak pernah terbit lagi dan bulan berhenti berotasi."
Displaying 1 - 11 of 11 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.