Jump to ratings and reviews
Rate this book

Keberangkatan

Rate this book
Keberangkatan mengisahkan percintaan seorang gadis Indo dengan seorang pemuda Jawa, tapi gagal karena pemuda itu terpaksa kawin dengan gadis lain. Gadis Indo itu mencoba mengisi kekosongan hatinya dengan memupuk cintanya kepada bumi Indonesia sebagai tanah kelahirannya, tapi kekecewaan cinta pertama masih selalu menghantui..

242 pages, Paperback

First published January 1, 1977

42 people are currently reading
462 people want to read

About the author

Nh. Dini

51 books237 followers
Nh. Dini (Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin) started writing since 1951. In 1953, her short stories can be found in most of national magazines like Kisah, Mimbar Indonesia, and Siasat. She also writes poems, radio play, and novel.

Bibliography:
* Padang Ilalang di Belakang Rumah
* Dari Parangakik ke Kampuchea
* Sebuah Lorong di Kotaku
* Jepun Negerinya Hiroko
* Langit dan Bumi Sahabat Kami
* Namaku Hiroko
* Tirai Menurun
* Pertemuan Dua Hati
* Sekayu
* Pada Sebuah Kapal
* Kemayoran
* Keberangkatan
* Kuncup Berseri
* Dari Fontenay Ke Magallianes
* La Grande Borne

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
89 (20%)
4 stars
176 (40%)
3 stars
139 (32%)
2 stars
20 (4%)
1 star
7 (1%)
Displaying 1 - 30 of 73 reviews
Profile Image for Teguh.
Author 10 books335 followers
March 15, 2019
Untuk mati, orang tidak memerlukan kepandaian maupun bakat istimewa. Siapa pun dapat mati sewaktu-waktu, dengan cara yang dikehendaki atau dipilihnya. Sebaliknnya, untuk hidup orang membutuhkan keberanian, kecakapan yang kadang-kadang luar biasa.
(hal.183)

Saya rasa, Keberangkatan harus ditempatkan sebagai salah satu novel terbaik Nh Dini. Meski kalau saya sendiri, nomor satu adalah serial kenangan Nh Dini yang terbaik darinya. Namun, novel ini boleh ditempatkan istimewa karena beberapa hal. Tokoh Elisa terjebak beberapa pertanyaan identitas diri sekaligus: apa kewarganegaraannya Indonesia atau Belanda; siapa ayahnya; dan bagaimana sejarah keluarganya. Pertanyaan berlipat inilah yang kemudian membuat sikap Elisa sedemikian menjadi dalam novel ini. Tumpukan kebudayaan, Jawa-Indonesia-Belanda membuatnya yang jatuh cinta pada Sukoharjito pun harus mengalami drama sesuai kebudayaan tersebut. Di satu sisi dia menganut budaya malu dan keperempuanan Jawa, Elisa begitu senang akan ditempeli nama Jawa suaminya, Elisa SUkoharjito. Kemudian tak berani melanggar batas pergaulan, meski dia Indo, dicap pergaulan bebas, dan mewarisi tradisi Barat dalam urusan hubungan dengan lelaki. Namun, kemudian sikap berontaknya juga cerminan perempuan modern.

Elisa ditinggal keluarganya "balik" ke Belanda karena konflik pasca kemerdekaan, orang pribumi mengusir orang kulit Putih. Elisa tinggal karena ketidakcocokan dengan IBu (alasan ini akan diungkap di bagian saat Elisa bersua dengan Romo Beick dan Talip), juga karena dia merasa berdarah Indonesia, dan ingin menikah dengan lelaki Jawa.

Muncullah Sukoharjito, ajudan presiden (Yang ini nanti akan dipersoalkan: mengapa orang dekat Presiden justru memiliki kekasih orang keturunan Belanda). Namun kemudian muncul riak ketidakpercayaan, kecemburuan, dan Elisa yang langsung benci saat tahu sifat asli Sukoharjito.

Di tengah kegundahan asmara, muncul pertanyaan identitas aslinya. Siapa ayahku? Siapa keluargaku aslinya? Dan kemudian diakhiri dengan keputusan yang membuat judul novel ini semakin pas.

Saya selalu suka dengan gaya Nh Dini berkisah. Membaca Nh Dini adalah melatih kesabaran membaca, jangan harap akan ada letusan kejadian atau letupan berbahaya. Justru tenang, tidak banyak riak. Namun, kelembutan itu yang justru menjerat saya. Tidak banyak polah, meski tokoh dalam novelnya ditempeli kisah yang tak jarang menyuramkan. (Adegan pesawat jatuh, meski sebentar dalam novel ini cukup membuat ngilu).

Suka. Cover barunya saya suka.
Profile Image for Mutia Rafeyfa.
1 review
April 1, 2022
sepertinya dari 2 buku yang gue baca sama-sama gue kasih bintang 5 karena belum tau standarnya TAPI INI BAGUS! buku angkatan 70-an, karya Nh. Dini pertama yang gue baca. buku ini selesai ditulis di negara Belanda, tepatnya pada Agustus '75. dari buku ini jadi tau sekilas gimana kisah cinta orang zaman dulu yang belum ramai teknologi seperti masa kini. walaupun pada awalnya alurnya bikin gue bingung.

yaa, dari judulnya aja keberangkatan. lagi-lagi, berujung perpisahan. buku ini punya guru gue, dipinjam. andaikan ini punya gue, banyak bangeeet halaman yang mau ditandaiin. karena dari kisah hidup orang, banyak pelajaran yang bisa diambil wow.

my favorite line: "Untuk mati, orang tidak memerlukan kepandaian maupun bakat yang istimewa. Siapa pun dapat mati sewaktu-waktu, dengan cara yang dikehendaki atau dipilihnya. Sebaliknya, untuk hidup, orang membutuhkan keberanian, kecakapan yang kadang-kadang luar biasa. Setiap hari banyak orang yang mati, dengan mudah tanpa daya usaha atau upaya. Tetapi setiap hari, berjuta-juta orang berjuang dengan susah payah untuk hidup."

if you want to read sastra lama Indonesia, ini salah satu buku yang gue rekomendasi!
Profile Image for Evan Dewangga.
301 reviews37 followers
April 14, 2023
Membaca Nh. Dini berarti membaca perempuan. Novel ketiga Nh. Dini yang saya baca setelah puas mengikuti novel semi-biografis di "Jalan Bandungan" dan kumpulan curhat emak-emak di "La Barka", saya rasa "Keberangkatan" terasa sangat singkat, padat, dan bergizi. Dalam novel ini, kita mengenal sepotong kisah hidup Elisabeth Frissart, seorang Indo (campuran pribumi-Belanda) di masa pemerintahan Soekarno, saat perusahaan Belanda dinasionalisasi dan warga keturunan Belanda dipulangkan. Di zaman yang sama yang menginspirasi lagu-lagu salah satu penyanyi favorit saya, Wieteke van Dort (alias Tante Lien). Di masa ini, muncul pertanyaan mengenai identitas blasteran Belanda, mengenai nasionalisme Indonesia, mengenai Indonesia sendiri yang sedang mencari bentuknya. Di potongan sejarah ini, tak saya sangka, kuat sekali menghidupkan Elisabeth Frissart yang didefinisikan oleh identitas dan zamannya. Novel Nh. Dini yang saya baca sebelumnya hanya menjadikan sejarah dan latar sosial sebagai latar yang samar.

Dengan gaya bahasa yang mudah dan lembut, yang merasuk ke sanubari saya, dan mendengung sayup-sayup ketika saya membacanya sambil mengantuk, membuat saya greget terus untuk menyelesaikan isi buku ini. Memang konflik yang dibawa tidak begitu bombastis, mengagetkan, twist, layaknya hidup sendiri yang tak mulu mengagetkan. Namun aliran narasinya rapi, seperti curhatan sahabat lama. Mengalun, memantik telinga kita supaya mendengar. Dan seperti di novel Nh. Dini lainnya, ada "tokoh penyeimbang" yang biasanya adalah sahabat protagonis (Lansih dalam novel ini). Di sini agaknya saya merasa bahwa dialog Elisa dan Lansih adalah dialog batin Nh. Dini sendiri dalam mempertanyakan identitas, keperempuanan, cinta, keluarga, dan pekerjaan. Si protagonis yang lebih emosional, diimbangi oleh sikap rasional-pragmatis Lansih, dan dialog mereka layaknya refleksi atas peristiwa yang terjadi, selain tentu paragraf-paragraf refleksi Elisa sendiri.

Nh. Dini tidak mengakui dirinya feminis, tapi pejuang keadlilan bagi perempuan (yang mana sebenarnya titik tolak studi gender). Di sini, Nh. Dini menarasikan apa yang dinyatakan Simone de Beauvoir, "One is not born, but rather becomes, a woman." Keresahan perempuan untuk menilai dan menolak lelaki (padahal perempuan dengan semena selalu dijudge oleh budaya patriarki), ketakutan perempuan akan tidak mendapat jodoh, dan yang paling paripurna, karena seringnya perempuan disalahkan, sikap perempuan yang justru merasa bersalah padahal cowoknya yang kurang ajar dan tak bertanggung jawab. Sambil bertanya apa yang salah, sang tokoh perempuan, justru masih sedikit membela kesalahan laki-laki. Lebih berpikir, "Aku mungkin yang kurang, aku salah apa ya?", bukan "Dasar cowok laknat."

Di sini Nh. Dini menguliti dua hal sekaligus dalam penokohannya, hasil dari budaya patriarkis yang menyebabkan inferiority complex pada perempuan, sekaligus menyatakan bahwa perempuan tidak harus mengikuti struktur sosial yang menjadikannya penjara, tetapi memilih jalannya sendiri untuk bebas. Dalam novel ini, terlihat perkembangan karakter tokoh, dan proses move on nya untuk menjadi mandiri, meski sekali lagi, dengan narasi yang tak heboh.

Oleh karena membaca Nh. Dini adalah membaca perempuan, saya menemukan beberapa adegan yang relate dengan hubungan saya dan pacar saya. Konteksnya saat Elisa ngambek karena Sukoharjito, pacarnya, membatalkan janji karena alasan pekerjaan saat weekend. Sukoharjito bekerja sebagai staff ajudan, di mana budaya "keraton" khas birokrat Indonesia juga saya rasakan.

"Sejak dulu kau memang tidak ingin datang saja, lalu membuat janji pura-pura kepadaku."
........
"Aku tidak dapat menolak kepala bagianku."
"Bisa saja kalau mau. Seolah-olah kau harus bekerja dua puluh empat jam terus-menerus untuk dia, untuk keluarganya. Sampai-sampai hari Minggu juga."

Ambekan ini mirip banget dengan yang pacar saya ungkapkan ketika saya perlu "bekerja" weekend. Memang menemukan anekdot-anekdot yang mirip dengan hidup ini asyik, namun mungkin terlalu banyak dan tersebar di berbagai karya sastra. Yang paling penting justru alur berpikir dan berperasaan yang dimiliki protagonis Nh. Dini, sebagai produk sekaligus penentang patriarki, yang menjadi bekal saya untuk hidup berpasangan dan berkeluarga kelak. Terima kasih Eyang Dini udah didongengin, besok-besok bakal mampir lagi untuk dapet dongeng lainnya.
Profile Image for Diego Christian.
Author 5 books127 followers
March 31, 2012
Boleh jadi Keberangkatan adalah novel Nh. Dhini yang saya baca dengan percobaan konflik-konflik yang dahsyat dan tiba-tiba. Tipe ceritanya masih sama dengan Pada Sebuah Kapal, Dua Dunia, dan noevl-novel Nh. Dhini lainnya. Beliau tetap idola saya setelah Dewi Lestari.

Keberangkatan menceritakan Elisabeth Frissart, seorang Indo,warga negara campuran Jawa dan Belanda yang harus memperjuangkan hidupnya sebagai wanita berkeangsaan campuran setelah zaman kemerdekaan. Elisa adalah seorang pramugari GIA yang pada saat itu akhirnya memutuskan untuk tetap tinggal di Indonesia saat ayah, ibu, dan adik-adiknya tetap pergi ke Belanda untuk kehidupan yang lebih baik. Cerita Elisa sebagai warga campuran memunculkan dilema, kehangatan, persahabatan yang manis, juga kisah cinta yang bergejolak. Rupanya judul Keberangkatan disangkutpautkan dengan akhir cerita.

Membaca karya-karya Nh. Dhini selalu membuat saya berada dalam posisi ternyaman. Sperti halnya seorang cucu yang membaca karya Neneknya sendiri. Bahasa yang digunakan Nh. Dhini layaknya sedang berdialog, seperti nyata berbicara. Saya selalu berusaha mendapatkan karya-karya Nh. Dhini lainnya :)
Profile Image for Nahla.
6 reviews2 followers
December 9, 2018
Selama membaca buku ini aku merasa seperti membaca sebuah buku harian yang kutulis sendiri di masa lalu.
Profile Image for Monique Clariza.
31 reviews7 followers
February 22, 2021
“Semua negara dan bangsa sama saja. Semua adalah tanah dan makhluk Tuhan.”

Terbit pertama kali tahun 1977, tak menjadikan karya fiksi NH. Dini kaku untuk dinikmati, meski memang masih menggunakan ejaan bahasa Indonesia lama, seperti kata "daptar" dan "tilpun". Saya tidak sengaja membeli buku ini karena tertera di daftar promo Gedebuk. Yah, langsung comot saja, setelah kelar ternyata worth to read.

Dini mengambil tokoh utama seorang perempuan, Elisabeth Frissart, campuran berdarah Jawa dan Belanda yang tinggal di Indonesia. Keadaan poskolonial membawa sejumlah warga negara asing kembali ke negara asal, tak terkecuali keluarga Frissart. Elisa mengantarkan keberangkatan ayah, mama, serta dua adiknya pulang ke negeri Van Oranje, lain dengan pilihan hatinya yang masih ingin menetap di tanah Jawa, mencari jati diri.

Elisa telah memiliki pekerjaan tetap sebagai pramugari di GIA, hubungan pertemanan yang erat dengan Lansih, tetapi ada satu ruang yang sedari dulu belum digenapinya, ialah pasangan hidup. Tiap lelaki yang berkunjung maupun mengajaknya keluar hanya dianggap sebatas teman karena menurutnya tak ada yang pas. Sampai pada suatu ketika ia menemukan Sukharjito, lelaki asal Solo yang membuat Elisa menaruh hati padanya.

“Perkawinan bukan satu-satunya tujuan dalam hidup. Masing-masing kita wajib mencari pengisian yang sesuai dan sepadan guna mengimbangi kebutuhan jiwa. Oleh karenanya cerita manusia tidak berakhir hanya pada perkawinan. Jangan kau kira orang-orang yang telah kawin tidak mempunyai persoalan lagi dalam hidupnya.”

Melalui buku ini NH. Dini turut memberi sumbangsih pemikiran tentang seperti apa makna pernikahan yang seharusnya. Satu hal lain yang saya suka, kendati alurnya sederhana, konflik yang disajikan penulis lebih menitikberatkan antara individu dengan dirinya sendiri. Elisa bingung soal identitas dirinya: apakah menganut kewarganegaraan Indonesia atau Belanda, latar belakang keluarga yang kelam, profesi yang dijalani, serta ketidakpastian akan pernikahan. Hal ini terlihat dari kegelisahan isi pikirannya.

“Perkawinan yang semula kupandang sebagai cara keluar dari lingkungan kepalsuan kekeluargaan, kini kuanggap sebagai titik tujuan yang menyelamatkan diriku dari ketidakpastian menjadi bangsa apa dan bertanah air mana.”

Bagaimana kelanjutan hubungan antara Elisa dan Sukharjito? Akankah Elisa mengikuti jejak keluarganya kembali ke negeri kincir angin? Kewarganegaraan apa yang ia pilih?

Open ending.
Profile Image for Hib.
45 reviews6 followers
July 2, 2023
Ini adalah buku pertama Nh. Dini pertama yang saja, mungkin karena inilah sedikit kaget dengan gaya bahasanya yang santai, mengalir, dan modern. Entah kenapa saat baca novel ini sama sekali ngga terasa kalau novel ini terbit tahun 80-an. Bahasa yang digunakan pun sangat ringan dan lagi-lagi seperti berlatar di tahun-tahun sekarang. Entah karena ekspektasi yang terlalu tinggi atau bagaimana, saya merasa kurang mengena dengan konflik yang diberikan. Bahkan sampai lembar terakhir buku ini pun, saya masih bertanya-tanya tentang konflik utamanya yang mana. Tentang peranakan Indo-Belanda kah, kisah cintanya kah, atau malah saya pikir di awal akan banyak menyorot tentang kehidupan pramugari, pesawat, bandara, dan masalah-masalah di dalamnya.

Awal-awal membaca buku ini tertarik dengan profesinya sebagai pramugari sebab rasa-rasanya saya belum pernah membaca buku mengenai topik ini. Tapi ternyata tidak dijelaskan lebih lanjut tentang hal ini dan lebih fokus ke kisah percintaan "klise" remaja. Jujur saja saya mengharapkan lebih dari kisah percintaan di buku ini, tapi ternyata menurut saya tidak ada yang istimewa sampai akhir buku ini, seperti kisah-kisah cinta pada umumnya. Yaa meskipun saya sendiri juga belum merasakannya hahaha.

Tapi tentu pesan feminisme tetap ada dan beberapa kali dimention tentang perbedaan laki-laki dan perempuan dalam hal asmara.
"Kami wanita dididik masyarakat untuk menanggapi kehendak lelaki, untuk menunggu sampai laki-laki yang kami perhatikan memberi tanda bahawa dia pun menaruh hati kepada kami."

"Sering kali orang berpikir bahwa kemalangan yang menimpa dirinya adalah satu-satunya di dunia ini. Seolah-olah hanya dialah yang merana. Hanya dialah yang terkena kesusahan. Padahal itu tidak benar."

"Untuk mati, orang tidak memerlukan kepandaian maupun bakat yang istimewa. Siapapun dapat mati sewaktu-waktu, dengan cara yang dikehendaki atau dipilihnya. Sebaliknya, untuk hidup, orang membutuhkan keberanian, kecakapan yang kadang-kadang luar biasa. Setiap hati banyak orang yang mati dengan mudah tanpa usaha atau daya upaya. Tetapi setiap hari berjuta-juta orang berjuang dengan susah payah untuk hidup."
Profile Image for Anindya.
233 reviews2 followers
May 18, 2023
This novel follows the story of Elise, a flight attendant who has mixed Dutch and Indonesian heritage, living in the era of 1960's (or 70's?). At this era, people with that particular mix are often discriminated in Indonesia due to colonialism, so Elise's family decide to flee to the Netherland. Elise, on the other side, decides to stay in Indonesia, wanting to be free from the strangle of her mother. She tries hard to be accepted by her friends, including when she meets with an attractive Javanese guy. She then finds out a secret from the past that her father might not be her real father.

I was completely hooked with the premise: a woman trying to be independent, searching for the truth about her past, and keeps her head up even when her future plan with the man she loves is wrecked. But then I was completely let down by the ending. There was also a snippet when Elise gets in a dramatic flight accident that I don't think gives any value to the growth of the story. I don't think Elise is a likeable character (to my liking) but on the other hand, her friend/housemate, Lansih, whoaa this girl is very forward thinking and basically a nowadays-feminist!

Overall a 3 but I'd still recommend it to anyone with interest to Indonesian classics.
Profile Image for Regita Qurrota A’yun.
15 reviews1 follower
November 13, 2021
Ini buku pertama yang aku baca dari sekian banyak karya NH Dini. Kisah tentang seorang pramugari berdarah campuran yang jatuh hati kepada lelaki jawa, namun yang dia dapati hanyalah bagian kesedihan. Penulis menceritakannya dengan lugas dan tidak terburu-buru, sepenggal kisah hidup yang rasanya aku seperti membaca buku catatan harianku sendiri. Konfliknya juga tidak berat, dan memang tidak ada konflik besar yang mengharuskan emosi pembaca ikut terjun dan habis saat membacanya.

Buku ini banyak merefleksikan tentang kebimbangan serta kegalauan perempuan pada umumnya saat berhadapan dengan cinta, suatu bentuk perasaan yang tak akan habis bila diuraikan. Bagaimana cinta menjadikannya kehilangan makna dan membuat tokoh berani mengambil keputusan besar terhadap hidupnya sendiri.

So far, membaca buku ini seperti berdialog dengan diri sendiri, penulis juga banyak menyertakan pemikiran terhadap pernikahan dan keperempuanan. mengawali dengan buku ini, aku jadi ingin menelusuri karya-karya NH Dini yang lainnya :)
Profile Image for Anggid Primastiti.
15 reviews
December 21, 2025
This is the first Nh. Dini book i’ve read, an end of year gift from my boss (she demands us to read one of her fav writer’s masterpiece). I ended up enjoying it even though i don’t usually read Indonesia fiction. Overall it’s a 3 stars (or maybe 3.5) read. :-)
Profile Image for ndin.
40 reviews1 follower
August 3, 2024
3.5

Dari awal w liat emang si Jito redflag kata gue tehhhhhh😤
Tp kalo dipikir2, emang kalo lagi di toxic relationship tu isinya denial doang sih.
Profile Image for Saisa A.
5 reviews
November 6, 2024
—"Untuk mati, orang tidak memerlukan kepandaian maupun bakat yang istimewa. Siapa—pun dapat mati sewaktu-waktu, dengan cara yang dikehendaki atau dipilihnya. Sebaliknya, untuk hidup, orang membutuhkan keberanian, kecakapan yang kadang-kadang luar biasa. Setiap hari banyak orang yang mati, dengan mudah tanpa usaha atau daya upaya. Tetapi setiap hari berjuta-juta orang berjuang dengan susah payah untuk hidup."

Keberangkatan, Nh. Dini.

Ini buku Nh. Dini pertama-ku. Hasil rekomendasi dari Syifa. Di halaman akhir buku ini, aku baru tau kalau ternyata Beliau adalah pengarang wanita di Indonesia yang produktif. Menulis sejak tahun 1951. Dan yang lebih bikin kaget lagi—, buku ini terbitan tahun 1977.

Harus diakui, narasi yang sangat baik & cantik di tahun 1977 ini amat sangat membuktikan status 'produktif' yang Beliau punya. Aku salut sih. —, karena secara keseluruhan aku kayak lagi baca novel tahun 2000an. Keren banget.

Buku ini nyeritain seorang Pramugari dan beberapa konflik dalam kehidupannya. Sangat realistis menurutku, perjalanan hidup & pergantian drama yang selayaknya dihadapi oleh banyak orang. Mungkin untuk berimajinasi dengan standar novel pada umumnya ((yang memanjakan pembaca)) buku ini akan kurang menarik. Tapi kalau dilihat dari sudut yang berbeda, konflik yang dipilih, alur yang dibangun & keseluruhan plot-nya sangat nyata. Cepat berganti dan selesai. Selayaknya kita di dunia nyata.

—menurutku justru karena begitu— jadi terlihat bagaimana penulis sangat konsisten dengan cerita yang dia bangun. Karakter tokoh utama yang sedari awal diperkenalkan sebagai perempuan yang tangguh & terbiasa bekerja keras untuk dirinya sendiri, bisa dibuktikan dengan plot yang seperti ini.

Aku beberapa kali menemukan dialog yang mengandung pesan-pesan feminisme. Sangat sesuai dengan karakter dan latar yang dibangun. Ini bagus banget sih buku-nya buat pembaca novel realistis yang gak banyak drama gak masuk akalnya—, jatohnya kayak lagi dengerin kisah hidup temen.

Aku suka. Kukasih bintang 4. Ini terbitan 1977 yang best.
Profile Image for Ria.
113 reviews
September 28, 2014
Well, i love this book. MEski tidak sebagus Pada Sebuah Kapal, tapi ceritanya masih setipe dengan buku tersebut. Pengalaman NH. Dini sebagai seorang pramugari dan juga sebagai seseorang yang pernah tinggal di luar negeri menurutku sedikit banyak berpengaruh dalam cerita2 yang beliau buat. MEskipun begitu, saya salut dengan cerita2 beliau yang tetap terasa "lokal" meski bersetting di luar negeri, atau meskipun tokohnya seorang keturunan Indo. Seperti dalam cerita ini.

Saya rasa, saya cukup mengerti dan mengiyakan dengan apa yang dirasakan tokoh utamanya, Elisa. Sebagai seorang gadis berdarah indo, Elisa merasa aneh dan tidak mengenal asal usulnya. Lahir di Indonesia, hanya saya memiliki darah keturunan Belanda. Pada jamannya, mereka selalu disebut keturunan penjajah. Rasanya, perasaan tertolak, terasing atau dibedakan sesuatu yang wajar (dan rasanya saya memahami rasa seperti itu, menjadi sedikit banyak berbeda karena keturunan dan warna kulit).

Yang kedua, saya suka dengan konflik dan ending dari cerita ini. Bisa dikatakan ini bukan cerita :berbahagia di akhir. Sebuah ending, di mana pada dasarnya, mengakui kekalahan dan kelemahan memang tidak mudah. Kenangan dan rasa cinta memang memeberatkan. Dan keberangkatan mungkin adalah solusi singkat (juga mungkin pengecut) untuk belajar melanjutkan hidup (setelah patah hati, hehehehe).

Membaca karya NH. Dini, membuat saya selalu merasa nyaman. Nyaman dengan penuturan seorang perempuan yang sangat keibuan (sepertinya). Dengan bahasa yang halus, mengalir, dan terasa elegan. Lagi2, saya harus mengaku, saya mengagumi beliau, masih ingin mecari buku2 NH. Dini yang lain, menikmatinya lagi dan lagi...

Profile Image for Sheeta.
214 reviews18 followers
May 11, 2023
Perkawinan bukan satu-satunya tujuan dalam hidup. Masing-masing kita wajib mencari pengisian yang sesuai dan sepadan guna mengimbangi kebutuhan jiwa. Oleh karenanya cerita manusia tidak berakhir hanya pada perkawinan. Jangan kaukira orang-orang yang telah kawin tidak mempunyai persoalan lagi dalam hidupnya.

Keberangkatan adalah salah satu novel Nh. Dini yang kusuka. Menceritakan tentang Elisa—seorang pramugari berdarah campuran atau biasa disebut Indo dan seorang pemuda Jawa yang ia cintai. Keduanya saling mencintai, tapi terpaksa harus terhalang karena si pemuda justru menikah dengan orang lain.

Alur cerita novel ini menggambarkan mulai dari Elisa yang belum bertemu dengan pria tersebut hingga ia merasakan patah hati yang begitu hebat. Dalam novel ini kita bisa melihat isi pikiran Elisa dan bagaimana ia melihat pria Jawa tersebut sebagai sesuatu yang sangat ia sukai. Ia bahkan lebih memilih pria Jawa dibandingkan pria-pria yang serupa dengannya. Karena kekecewaannya, Elisa justru berusaha mencintai tanah airnya, mengabdi pada negara, tetapi pada akhirnya ia tetap teringat dan kembali pada kekecewaannya dan meninggalkan apa yang telah ia pupuk di tanah air.

Novel ini seperti genre coming of age yang mengajak kita melihat pertumbuhan Elisa dari hari ke hari untuk bisa membebaskan jiwanya dari rasa kecewa yang mendalam. Sebenarnya bisa dibilang novel ini juga ada unsur romance-nya, tapi nggak begitu ketara.

Bacaan yang ringan dan pastinya membuat kita jadi berpikir dalam tentang kehidupan percintaan dan kerelaan ditinggal orang tersayang.
Profile Image for Jess.
609 reviews141 followers
May 25, 2024
3.25/5

Perkawinan yang semula ku pandang sebagai jalan keluar dari lingkungan kepalsuan kekeluargaan, kini kuanggap sebagai titik tujuan yang menyelamatkan diriku dari ketidakpastian menjadi bangsa apa dan bertanah air mana.


Ini adalah buku pertama karya Nh. Dini yang aku baca jadi belum familiar dengan writing stylenya yang sangat sastra. Tapi, aku berakhir suka banget dengan percakapan dan deskripsi baku di buku ini, benar-benar menggambarkan setting tempat dan waktu pada masa lampau.

Cerita tentang gadis keturunan Indo-Belanda yang jatuh cinta dengan pria Jawa. Hal ini mungkin lumrah sekarang, tapi berbeda dan penuh resiko apalagi dijaman penjajajahan dan perjuangan mendapatkan kemerdekaan. Mereka yang punya darah ‘penjajah’ seakan dikotakan dan punya lingkup pergaulannya sendiri.

Buku ini dengan jelas mengeksplorasi, emosi dari sang karakter utama Elisa. Pergulatannya tentang ketidakpastian kewarganegaraan, walaupun dia 100% yakin dirinya cinta Indonesia dan mau hidup di negeri ini, keinginannya untuk mencari tahu masa lalu yang sengaja disembunyikan keluarga sampai perjuangannya dengan cinta yang terhalang banyak kepentingan individu dan negara.

Suka dengan penulisan dan penjabaran karakter-karakternya, setiap karakter bahkan yang bukan pemeran utama tetap mendapat porsi penjelasan yang cukup buat aku bisa mengenal mereka dan latar belakang mereka.

Setelah baca buku ini, aku semakin yakin untuk menambahkan buku-buku Nh. Dini ke daftar bacaan ku kedepannya.
Profile Image for Sunarko KasmiRa.
293 reviews6 followers
April 5, 2025
Keberangkatan merupakan sebuah novel karya Nh. Dini yang bercerita tentang kisah perjalanan hidup seorang gadis keturunan Belanda (Indo) bernama Elisabeth Frissart, yang lahir dan besar di Indonesia. Meskipun Elisabeth seorang Indo, ia memiliki kecintaan mendalam terhadap tanah kelahirannya. Ia kerap kali dihadapkan pada berbagai tantangan identitas dan diskriminasi akibat latar belakangnya. Ia bekerja sebagai pramugari, profesi yang membawanya berkeliling dunia dan mempertemukannya dengan berbagai pengalaman hidup.

Oleh tersebab kecintaanya itu pula, ia melabuhkan hatinya pada seorang pria Jawa bernama Sukoharjito. Namun, hubungan mereka harus berakhir karena kekasih hatinya tersebut dipaksa menikahi wanita lain pilihan keluarganya. Kekecewaan ini mendorong Elisabeth untuk merenungkan kembali makna cinta, identitas, dan tempatnya di dunia yang terus berubah.

Beberapa tema yang cukup kuat dalam novel ini yaitu, tema tentang perjuangan perempuan, pencarian identitas, dan kesetaraan gender. Tema-tema tersebut tergambar dalam kisah perjalanan Elisabeth dalam menghadapi konflik batin antara kecintaannya pada Indonesia dan tantangan yang dihadapinya sebagai perempuan keturunan asing.
Profile Image for Lesh✨.
277 reviews5 followers
February 23, 2025
Novel lama yang lumayan relate dengan era sekarang. Penulisannya puitis dan cantik sekali dengan ala-ala tempo dulu.

Menceritakan tentang Elisa seorang pramugari GIA yang punya dua kebangsaan Belanda - Indo. Suatu ketika Elisa harus memilih kewarganegaraannya; ia memilih tinggal di Indonesia karena punya hubungan buruk dengan ibunya.

Elisa memiliki tekad ingin menikah dengan pria Jawa, dan jatuh cintalah ia dengan Sukoharjito. Selain menikmati perjalanan romansa Elisa dan Sukoharjito, Elisa juga melakukan sebuah pencarian siapa bapak kandungnya yang tidak ia ketahui.

Perjalanan pertama bertemu dengan kakaknya. Ia membeberkan kalau ibu dari Elisa adalah wanita yang tidak benar (punya tiga pria dalam satu rumah) yang tidak diketahui siapa pria yang menjadi bapak dari Elisa.

Selanjutnya, ketika ingin menjajakkan ke jenjang serius, Sukoharjito menghilang. Ia malah menikah dengan wanita lain dari istana. Pas diselidiki alasannya Elisa murka dan tercengang. Namun, Elisa dengan bijak menutupi kesalahan Sukoharjito dan memilih untuk melakukan perjalanan ke Bangkok menuju Belanda.

Cerita ini mengulas isu tentang feminisme, independent woman, dan hubungan persahabatan yang erat dengan teman-teman Elisa.
Profile Image for Sandra Frans.
208 reviews4 followers
October 22, 2020
Sinopsis cerita: tentang seorang pramugari muda bermarga Belanda bernama Elisabeth, yang sedang mencari tahu asal usulnya dan juga perjalanan dia untuk mencari cinta sejati.

Saya suka dengan cerita di buku ini. Buku ini dipublikasikan tahun 1970an, jadi cerita di sini juga dugaan saya kehidupan di tahun 60an ya.

Banyak sekali isu yang dibahas di sini, mulai dari diskriminasi terhadap warga keturunan, isu keluarga, kehidupan perempuan-perempuan yang kontrak bersama di satu rumah, tentang keseharian penerbangan di tahun itu, tentang percintaan di tahun itu, tentang percakapan bersama sahabat perempuan, dan budaya orang muda saat itu.

Ini masuk ke kelompok ringan yang tidak ringan-ringan amat ;). Saya jadi ingin untuk membaca karya-karya lain dari NH. Dini, sepertinya terakhir membaca jaman SMA di perpus sekolah.
Profile Image for Bimana Novantara.
278 reviews28 followers
May 6, 2024
Dari jaman awal kemerdekaan, orang istana emang ngga bisa dipercaya dan dipegang omongannya. Nh Dini bahkan seperti sudah memberi peringatan, "Kabarnya orang Solo suka menyakitkan hati. Omongannya lemah lembut, tetapi berbahaya." (h.76). Gara-gara dikecewain orang Solo, Elisabeth Frissart jadi punya alasan kuat buat meninggalkan tanah kelahirannya. Artinya dia orang yang akhirnya bisa sadar. Walaupun proses penyadarannya agak lama, yang penting akhirnya sadar. Sayangnya, sampai sekarang orang-orang di tanah air yang dia tinggalin masih banyak yang gampang dibikin terlena dan ngga sadar-sadar.
8 reviews
October 10, 2019
Yeah.. Ini berhasil membuat saya kesal. So it means i can go through the word here. Konflik dan emosi ditulis dengan tutur kata yg halus.

Tapi saya merasa konfliknya kurang dramatis, sehingga membuat saya berharap masih ada lembar2 selanjutnya sebelum ke bagian akhir novel ini. Tapi saya menyukai bagaimana Nh. Dini menggambarkan dalam kata2nya.. Selalu suka novel yg berlatar masa lampau.. Imaji saya bisa menari lebih lincah.
Profile Image for Sampaguita Syafrezani.
98 reviews
September 15, 2023
Novel era 1970-an ini menceritakan tentang kehidupan Elisa, seorang gadis keturunan Belanda yang pada saat itu disebut sering disebut gadis Indo. Elisa yang merasa tidak memiliki hubungan dekat dengan keluarganya memutuskan untuk keluar dari rumah dan bekerja sebagai pramugari atau yang sekarang sering disebut awak kabin.

Stereotipe gadis Indo yang dianggap masyarakat bisa bergaul bebas dengan lawan jenis, tidak terdapat dalam diri Elisa. Ia yang terasing dari keluarganya mendamba pria Jawa untuk menjadi pasangan hidupnya. Ia memiliki harapan yang terlampau besar pada sebuah perkawinan, melabuhkan dirinya seutuhnya. Dengan harapan tak perlu lagi Ia gelisah akan kehidupannya. Malang kisah cintanya tidak berjalan sesuai impian, tetapi kepahitan ini pula yang membuat Elsye (panggilan Belanda) memiliki keberanian untuk mengambil jalan kehidupan yang lain.

Elisa seperti gadis-gadis pada umumnya yang bekerja untuk hidup dan juga untuk sedikit bersenang-senang. Menurutkan impian gadis muda untuk berdandan dan membeli pernak pernik yang diinginkan. Namun, situasi politik dan ekonomi yang kian tak menentu, membuat Elisa berhitung matang akan masa depannya.

Penyelewengan dan korupsi rupanya sudah tumbuh subur di tanah ini sedari dulu. Kisah masa lalu tentang mahalnya tiket penerbangan via calo, dan di sisi lain sangat sulit memperoleh tiket resmi dengan harga wajar. Tiket selalu habis. Perawatan armada yang minim, sehingga tak heran sering sekali terjadi kerusakan pesawat dan masalah operasional lainnya. Semakin minimnya perlindungan dan kesejahteraan kru pesawat. Sehingga dari tahun ke tahun, tak pernah terasa adanya peningkatan kesejahteraan. Hal yang mungkin juga dirasakan oleh pegawai di masa kini.

Dengan bahasa yang santun Nh. Dini menyampaikan kritik tajam tentang keegoisan dan ketidaktegasan laki-laki yang cenderung mengorbankan perempuan. Praktik memelihara banyak perempuan di kalangan berkuasa. Sehingga meskipun beristri sah, mudah saja bagi mereka untuk berhubungan dengan perempuan manapun yang mereka inginkan. Korupsi, yang menyebabkan perusahaan milik negara atau BUMN sedari dulu berujung buntung bukannya untung.

Selain tentang kritik, buku ini juga membawa pembaca menemani Elisa mempertanyakan eksistensi dirinya, asal usulnya. Meskipun bukan selalu jawaban menyenangkan yang Ia dapatkan dari kehidupan. Bagaimana tidak terkungkung di masa lalu, tetapi mempertimbangkan jalan dan kesempatan terbaik untuk menjalani kehidupan.
Profile Image for Hirai.
197 reviews6 followers
March 23, 2025
“Apakah aku juga memiliki kecakapan untuk bisa hidup terus, untuk mengatasi nasib yang merana?”
Keberangkatan adalah novel yang menelisik tentang identitas diri dan eksistensi seseorang. Elisa mengalami kebimbangan mengenai identitas dirinya sendiri mengenai silsilah keluarganya yang melibatkan Indonesia dan Belanda. Tak pernah ada hubungan harmonis antara Elisa dan Ibunya akibat konflik dan masa lalu yang sulit untuk dijelaskan. Sampai pada akhirnya Elisa harus memilih untuk tetap di Indonesia atau ikut kembali ke Belanda bersama keluarganya.
Pada masa itu terjadi konflik pasca kemerdekaan Indonesia dimana pribumi Indonesia menganggap orang Belanda yang masih di Indonesia harus segera enyah dan memperlakukan mereka secara tidak baik. Namun dibandingkan harus ikut dengan keluarga yang hanya sebagai sebutan itu lebih baik dia tinggal disini meskipun menjadi minoritas pada akhirnya.
Keberangkatan tidak hanya membawa kita pada kisah Elisa mengenai kebimbangannya namun juga perihal asmara dan keteguhan hati. Elisa membangun hubungan dengan lelaki Jawa namun dirinya tak mendapatkan kepastian apapun dan fakta pahit membuatnya terpuruk. Bukan tipe buku dengan alur meledak namun setiap sub babnya mampu membuat kita penasaran dan mendapatkan makna menarik untuk dipelajari lebih lanjut.
Berbanding terbalik dengan judulnya “Keberangkatan” justru itu adalah awal mula terjadinya perpisahan.
"Untuk mati, orang tidak memerlukan kepandaian maupun bakat yang istimewa. Siapa pun dapat mati sewaktu-waktu, dengan cara yang dikehendaki atau dipilihnya. Sebaliknya, untuk hidup, orang membutuhkan keberanian, kecakapan yang kadang-kadang luar biasa. Setiap hari banyak orang yang mati, dengan mudah tanpa daya usaha atau upaya. Tetapi setiap hari, berjuta-juta orang berjuang dengan susah payah untuk hidup." Halaman 183
Profile Image for Hana.
136 reviews3 followers
February 9, 2021
Membacanya seperti sedang simulasi pesawat Sriwijaya Air 182 SJ. Pas banget satu bulan lalu kejadian jatuhnya pesawat tersebut namun mereka kurang beruntung, tidak persis sama di novel ini yang mana Elisa adalah panggilan dari Elisabeth Frissart dan Wongkar selamat tetapi Kapten Rukmana pergi untuk selama-lamanya. Memang benar manusia yang baik selalu dipanggil lebih dulu oleh pencipta-Nya. Kapten Rukmana sebelumnya memang telah menolong Elisa agar bisa mengambil jadwal penerbangan ke Surabaya. Berkat bantuan Kapten Rukmana-lah Elisa pun akhirnya berangkat ke Surabaya dengan dua kali bermalam lalu terfokus ke tujuan utamanya yaitu menemui pamannya -Talib-.

Satu hal yang menjadi pelajaran hidup yaitu keteguhan Elisa untuk menjaga mahkota keperawannya diatas segala-galanya. Walaupun berulang kali bercumbu dan berciuman sering dengan Jito tetapi Elisa tidak memberikan seutuhnya apa yang Jito inginkan. Ternyata perbuatan begitu sudah ada sejak zaman dahulu, maka tidak heran jika sampai hari ini berciuman dan melakukan hubungan suami istri sebelum nikah (re: pacaran) dikatakan hal yang wajar karena memang dari nenek moyangnya sendiri sudah tercipta. Kecuali.... bagi mereka yang memiliki keyakinan dan berpedoman pada Al-Qur'an dan Sunnah karena mendekati zinah sudah dosa apalagi melakukannya.

Sangat singkat sekali ceritanya sehingga aku dibuat penasaran apa yang akan terjadi ketika Elisa memutuskan untuk menyusul kedua orang tua dan keluarganya di Belanda? Menikah dengan siapakah Elisan kelak? Bagaimana hubungan selanjutnya dengan Gail? Apakah Elisa akan membalas surat dari Gail setelah sudah tiba di Belanda? This is for the first time I read a book from NH. Dini
Profile Image for Rahma Fadhila.
20 reviews1 follower
August 23, 2019
Novel ini pertama kali terbit pada 1977. Seorang NH. Dini menggambarkan bahwa bangsa berkulit putih perlahan pergi diusir dan kembali ke negara asalnya, Belanda. Termasuk mereka yang peranakan atau dikenal dengan sebutan "orang Indo". Sebutan tersebut memiliki konotasi yang berbeda dengan sebutan "orang Indonesia" apalagi "pribumi". Namun hal demikian lebih dirasa di kota-kota besar di Jawa. Meskipun secara dokumen mereka sudah menjadi Warga Negara Indonesia, hal tersebut tidak dapat dihindari.
.
Mereka yang memilih tinggal dan memiliki pergaulan baik di sekitarnya, terkadang diasumsikan sebagai seseorang yang bebas seperti bangsa aslinya, meskipun mereka merupakan peranakan. Masalah peranakan ini kian mengakar ketika "Aku", Elisa tengah dirundung kebimbangan soal pergaulan antara dirinya dan para lelaki di sekitarnya. Elisa sangat menolak asumsi tersebut. Dia begitu menjaga dirinya sebagaimana wanita Indonesia umumnya.
.
Elisa hidup di antara keterbukaan orang-orang sekitarnya, dan ia menyadari bahwa dirinya selama ini hidup dalam jeruji ketertutupan keluarganya atas identitas dirinya yang sebenarnya. Perjalanannya menemukan jati diri disertai dengan pertemuannya dengan cinta pertamanya.
.
Novel ini menyajikan kebimbangan perempuan dalam menentukan pilihan. Mereka hidup di masa dengan orang-orang yang berpemikiran sama, bahwa perempuan tak bisa memberikan keputusan terlebih dahulu. Bahwa perempuan hanya bisa menunggu pria yang disukainya untuk mengungkapkan cintanya. Bahwa perempuan adalah makhluk sentimentil.
.
Selengkapnya di blog saya (perintish.blogspot.com)
Profile Image for kalvid.
21 reviews1 follower
November 17, 2025
Nilai:
3/5 karena tidak menimbulkan perasaan maupun pemikiran apa pun, positif maupun negatif.

Keseluruhan:
Novel yang tidak memiliki kekurangan maupun kelebihan tertentu bagi saya. Plot tidak begitu menarik cenderung membosankan. Gaya penulisan cukup baik tapi tidak juga istimewa. Isu yang diangkat mengenai identitas kebangsaan seorang perempuan peranakan Belanda tersampaikan secukupnya, tetapi tidak cukup membuat terkesan.

Kritik utama:
Kurangnya urgensi pencarian Talib: Hingga akhir cerita, saya tidak mengerti mengapa Elisa sebegitu inginnya mencari tahu tentang Talib sampai akhirnya dia merasa begitu peduli dan berat meninggalkan lelaki itu. Meski disinggung karena ini demi mengetahui silsilah keluarganya karena tadinya Elisa akan menikah, saya masih tidak mendapatkan kesan kegentingan pencarian ini. Saya akui Talib berperan penting dalam pengembangan karakter Elisa, hanya saja alasan Elisa mencarinya di awal tak saya rasakan cukup kuat.

Sanjungan utama:
Plot twist memuaskan: Saya tidak menyangka itu akan terjadi dan saya paham bagaimana kejadian itu penting untuk membuat Elisa memantapkan pilihannya selanjutnya. Saya bukan pemuja plot twist, tetapi ketika memang penting untuk mendesak karakter lebih jauh dan pada eksekusinya bekerja dengan baik, saya sangat mengamini. Ini adalah bagian terbaik dari keseluruhan buku ini dan hanya didapatkan berkat kesabaran membaca alur teramat lambat di sepanjang buku ini.
Profile Image for Miel.
14 reviews
July 24, 2025
I took a long time to finish this book. Bukan karena ngga bagus, buku ini bagus banget malahan. But im not into hisfic genre, jadinya lama. Konfliknya sederhana dibungkus dengan gaya penulisan yang cantik dan indah. Walaupun sedikit asing sama cara penulisannya tapi ketika setidaknya berhasil menamatkan satu bab aja, ke sananya bakal lebih familiar dan bacanya juga bakal lebih mengalir. Buku ini bercerita tentang perempuan Indo yang jatuh cinta dengan laki-laki Jawa. Sama seperti perempuan pada umumnya, Elisa jatuh cinta menggunakan perasaaannya tanpa memakai logika yang ia miliki. Ia jatuh begitu mudah walaupun pada awalnya terjerat berbagai kebingungan. Lalu, di sisi yang lain, Elisa ingin menceritakan asal usul keluarganya kepada laki-laki yang ia sukai waktu itu, hanya saja, ia bahkan tidak tahu darimana asal tempat lahirnya berada. Dari berbagai macam komplikasinya, Elisa lambat laun tahu bagaimana sikap asli dari pasangannya. Cerita yang begitu biasa kita temui di kehidupan sehari-hari hanya saja menggunakan latar yang terlampau jauh dari tahun ini. Elisa benar-benar digambarkan sebagaimana perempuan dan tingkah lakunya ketika jatuh cinta. Terutama bagian ia tidak bisa berbuat apa-apa ketika ia ingin menyatakan atau setidaknya bertanya mengenai kepastian kisah cintanya kepada laki-laki yang ia temui. Ia hanya bisa menunggu entah hasil akhirnya apa. Keputusan Elisa di ending adalah keputusan berat yang memang seharusnya diambil oleh para perempuan di dunia. Bahwa kita bisa memutuskan apa yang kita inginkan dibanding diam saja menunggu laki-laki yang tidak jelas atau jelas-jelas mengirimkan sinyal kepada kita.
Profile Image for Yonea Bakla.
321 reviews36 followers
February 5, 2023
Selesai baca dalam sehari. Gaya bahasanya halus bgt. 🥺 Salut bgt bu Dini bisa menuliskan pengalaman sbg pramugari di Garuda Indonesia Airways dari sudut pandang Elisa, tokoh peranakan Belanda-Jawa.

Buku ini memaparkan fakta-fakta di tahun 70-an, bagaimana budaya masyarakat, karakter orang-orangnya dan juga kondisi perekonomian saat itu.

Kita akan diajak menelusuri kisah hidup Elisa berjuang menjadi warga Indonesia selama 2 tahun setelah ditinggal keluarganya pindah ke Belanda. Membaca ini membuatku berpikir ulang tentang hidup seperti apa yang ingin aku jalani.

Bu Dini menggunakan pov 1 Elisa, sehingga membuat pembaca benar-benar merasakan kekalutan Elisa setelah kejadian tidak diharapkannya dan berusaha bangkit lagi. Aku suka bagaimana perkembangan karakter tokoh-tokohnya.

Buku ini selesai ditulis tahun 1975 dan pertama diterbitkan tahun 1977. Walaupun hampir melewati 5 dekade, buku ini masih relevan untuk dibaca saat ini.
Profile Image for Pratiwi Utaminingsih.
64 reviews7 followers
April 6, 2025
April’s book review:
Elisa Frissart, seorang perempuan indo Belanda yg hidup pada masa bersiap. Masa dimana seluruh bangsa keturunan dipulangkan dari tanah air. Tapi Elisa memilih untuk tetap tinggal sementara keluarganya pindah ke Belanda.
Merasa masa kecilnya terlihat abu-abu karena orang tuanya tidak pernah bicara apapun soal itu, membuat Elisa penasaran tentang kota kelahirannya, Surabaya, dan siapa ayah kandungnya.
Hubungannya dengan ajudan presiden Sukoharjito dan persahabatan dengan Lansih membuat novel ini sebenarnya tidak terlalu dinamis tapi enak dibaca. Karena menurut saya alurnya lambat.
Di novel ini banyak dibahas gaya pergaulan dan fenimisme di tahun 70an. Bagaimana Elisa sebagai orang indo harus tetap bertatakrama sekaligus mempunyai jiwa bebas ala Eropa dalam dirinya.
Definitely page turner and will read others NH. Dini’s Masterpiece.

📚 Keberangkatan
✍️ Nh. Dini
⭐️ 8.8/10
#nhdini #keberangkatan #sastralama #bookish #bookstagram #tiwslibrary
Displaying 1 - 30 of 73 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.