Jump to ratings and reviews
Rate this book

Setan van Oyot

Rate this book
Paruh kedua 1930an: masa-masa genting pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Di Eropa angin peperangan mulai berhembus. Di Asia, Je­pang menang atas Ru­sia dan konon telah menyebarkan agen-agennya ke sepenjuru Asia. Di dalam negeri sendiri, pemogokan buruh merebak di kota-kota di Jawa. Belum lagi korupsi dan kebejatan moral birokrasi kolonial.

Semua latar internasional itu berpengaruh tanpa disadari kepada kehidupan rakyat jelata di Wlingi, sebuah kota kecil di Jawa Timur yang menjadi mikrokosmos masyarakat kolonial—dengan strata sosial, rasial, dan kebahasaan yang bertingkat-tingkat. Pesta ulang tahun Ratu Belanda hendak diperingati secara besar-besaran di sana. Masalahnya, sebuah pohon beringin raksasa yang dikeramatkan menghalangi tempat acara dan harus ditumbangkan—keputusan yang menggegerkan warga setempat dan menyulut serangkaian peristiwa menegangkan.

Seorang pemuda Belanda yang nekat ke Jawa untuk mencari ayahnya, seorang perempuan pribumi cantik yang berambisi menjadi nyonya Belanda, seorang sinder korup dengan istrinya yang penjudi, seorang detektif partikelir misterius, dan seorang nona Tionghoa pewaris usaha perkebunan cokelat—semuanya terlibat dalam sebuah jalinan kisah cinta dan tragedi yang memikat di tengah kemelut drama sejarah.

270 pages, Paperback

First published April 1, 2019

12 people are currently reading
333 people want to read

About the author

Djokolelono

146 books129 followers
adalah seorang penulis buku Indonesia tahun 70 hingga 80-an. Dia dikenal sebagai penulis buku fiksi-ilmiah seperti seri Penjelajah Antariksa (Bencana di Planet Poa, Sekoci Penyelamat, Kunin Bergolak), Jatuh ke Matahari dan sekuelnya, Bintang Hitam. Selain menulis buku fiksi-ilmiah, Djokolelono juga dikenal sebagai penulis buku anak-anak, seperti seri Astrid, dan beberapa cerita wayang. Djokolelono juga adalah seorang penerjemah. Buku-buku yang ia terjemahkan antara lain Petualangan Tom Sawyer dan karya Mark Twain yang lain, seri Pilih Sendiri Petualanganmu, seri cergam Mimin, seri Mallory Towers dan buku-buku Enid Blyton yang lain, dan seri Rumah Kecil Laura Ingalls Wilder[1]. Karya-karyanya diterbitkan oleh Pustaka Jaya (PT Dunia Pustaka Jaya), Gramedia, dan BPK Gunung Mulia.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
76 (29%)
4 stars
127 (48%)
3 stars
47 (18%)
2 stars
6 (2%)
1 star
4 (1%)
Displaying 1 - 30 of 81 reviews
Profile Image for cindy.
1,981 reviews156 followers
August 28, 2019
Jangan percaya kalau melihat subjudul buku ini mengklaim dirinya "Sebuah novel picisan". Isinya jauh dari picisan. Isinya penuh warna, sebuah roman sejarah yang humoris, sederhana, apa adanya, PENUH TWIST TAK TERDUGA, dan endingnya nganyelke ati. Sunggguuuuh terwelu!! Hidup ini sungguh sungguh sungguh tidak adil bagi Tarmidji. Aku patah hati. Etapi di sisi lain, aku sangat suka dengan keadilan puitis yang dijatuhkan pada tokoh-tokoh yang lain. Van Dijk tua yang setengah lupa pada anak bini, Ndoro Sinder yang serakah, Ndoro Ayu Sinder yang kecanduan judi dan makan, Zus Kesi yang ambisius tapi kurang all out, bahkan Tinah dan Topo yang keterlaluan lugunya.

Pada akhirnya, Kyai Oyot tetap berdiri, sementara para manusia yang kebanyakan petingkah kena tulahnya sendiri.

Jaaann, apik tenan novel iki. Pengin nduwe aku... (iyo, iki buku silehan! turnuwun mas dion 😉👍)
Profile Image for ucha (enthalpybooks) .
201 reviews3 followers
May 5, 2019
Apa buku yang bisa dibaca berkaitan dengan peringatan Hari Buruh Internasional dua hari lalu dan Hari Pendidikan Nasional kemarin? Jawaban versi saya adalah buku ini. Kenapa bisa? Di dalam cerita jadul ini ada unsur gerakan pemogokan buruh dan unsur pendidikannya adalah Thijs van Dijk berinisiatif mengajar anak-anak kampung di waktu senggangnya. Mungkin kebetulan saja dan iseng hasil uthak athik gathuk saya sepertinya.⁣

Buku ini asyik sekali dibaca bagi saya yang baru pertama kali membaca karya Eyang Djokolelono. Saya bisa mengerti mengapa karya cerita anaknya begitu populer karena beliau piawai menciptakan tokoh dan bercerita dengan lancar. Apa yang disampaikan ketika diskusi di @post_santa waktu yang lalu juga tak kalah menariknya. Cerita belum ada tapi judul sudah ada dan itupun berbentuk anagram nama tokoh politik (yang ternyata suka sekali kabur dari tahanan dan makan nasi Padang 😅). Awal yang keren kan. Satu lagi, ucapan peruntukkan buku ini adalah kepada beberapa kawan 'dunia maya' yang selalu berinteraksi di postingan Facebook di mana cerita ini dikembangkan. Manis sekali ya.⁣

Semenjak membaca kumpulan cerpen Iksaka Banu, saya tambah menyukai cerita-cerita berlatar prakemerdekaan, apalagi dengan sudut pandang yang berbeda. Setan van Oyot terbitan @marjinkiri ini juga mengambil posisi itu. Tokoh Thijs "Londo" yang membumi, Ndoro Sinder yang korup, Zus Kesi yang berambisi jadi Nyai dan semua tokoh pendukung punya karakter yang kuat. Semua itu bertautan di sunyinya Beru, Wlingi. ⁣

Hal yang sedikit luput memang soal urutan waktu karena ini merujuk ke sejarah lampau. Di blurb buku ditulis ini terjadi di paruh kedua 1930an, padahal Ultah Ratu Belanda setiap Agustus, jadi cerita bermula jauh beberapa bulan sebelum itu. Ini juga dipertegas saat diskusi oleh Eyang kalau Thijs tiba di Wingi awal tahun. Tapi ini juga kurang cocok karena Imlek di Giethoorn itu harusnya awal tahun juga. Agak membingungkan memang.⁣

Ada hal yang mengganggu dari sisi cerita yang cenderung male-gazing dan body shaming di sepanjang cerita. Kalau ditanyakan ke Eyang jawabnya mungkin guyonan seperti ini : "namanya juga Roman Picisan, hahahaha.."
Profile Image for Marina.
2,035 reviews359 followers
July 26, 2020
** Books 77 - 2020 **

3,4 dari 5 bintang!

Bulan ini ritme membacaku sangat drop dibandingkan bulan-bulan sebelumnya selain banyak pekerjaan yang harus diselesaikan ada juga hal yang membuat pikiran terbebani (cielaah mar). Keinget penasaran membaca buku ini ketika salah satu teman di Instagram, Mide melakukan giveaway tentang buku ini dan lagi-lagi aku tidak berjodoh dengan namanya undian yah wkwkwk.

Ternyata ada temanku yang lain, Opat memiliki buku ini dan bersedia untuk meminjamkanya kepadaku. Buku ini adalah pertama kali aku membaca buku karyanya eyang Djokolelono ini bukunya ceritanya tentang apa sih ya. Ternyata eyang mengulas masalah yang menarik yaitu fiksi sejarah tema yang saya sukai selama ini. Ada mengenai pemberontakan di Madiun, ada mengenai korupsi, ada mengenai gundik dan salutnya ada juga disini penggambaran kaum londo dan tionghoa yang selamanya tidak digambarkan jahat ataupun culas. Penggambaran masyarakat indonesia yang percaya akan animisme juga tersirat jelas dibuku ini. Aku menikmati membaca kisah Setan Van Oyot meski aku tidak begitu memahami bahasa jawa kromo inggilnya ataupun jokes-jokes mesum yang biasa dilakukan di kalangan bapak-bapak di warung kopi =___=a

Terimakasih Opat untuk peminjaman bukunya!
Profile Image for Op.
373 reviews125 followers
April 25, 2019
3.5!

Saya menikmati kisah-kisah aneh yang mengalir. Cukup page turner.
Bikin garuk-garuk kepala dan teriak Andwaaeee! :D
Profile Image for Nina Majasari.
133 reviews3 followers
May 16, 2024
Awalnya saya ogah baca ini. Judulnya aja horor, Setan Van Oyot. Setan anaknya pohon besar? Setan penghuni pohon besar? Begitulah pikiran saya sebelum membaca. Dugaan itu tidak sepenuhnya salah.

Ceritanya sederhana, pohon beringin terbesar di daerah Wlingi, selama bertahun-tahun menjadi tempat sakral orang-orang sekitar untuk berdoa memohon keinginannya. Banyak yang terkabul hajatnya. Tidak heran jika banyak sesajen disekeliling pohon tersebut.

Drama dimulai ketika pohon beringin tersebut akan ditebang dan dijadikan panggung untuk pesta ulang tahun Ratu Belanda. Penduduk pun geger dan menyulut serangkaian peristiwa menegangkan.

Namun, apakah tempat tersebut angker dan ada setannya? Tentu saja ada. Setannya bukan penunggu pohon tersebut. Setannya adalah orang-orang sekitar dengan ambisi, keserakahan, kelicikan dan seabrek sifat setan lainnya.

Menariknya, di novel ini karakter orang-orang Belanda dan Tionghoa tidak digambarkan jahat atau culas. Yang kelakuannya kayak setan malah kaum pribuminya.

Ada rencana diam-diam pemberontakan dari Madiun, intrik perempuan pribumi yang berambisi jadi nyonya Belanda, kelakuan sinder pribumi yang doyan korupsi dengan istrinya yang hobi judi, detektif partikelir yang misterius dan sok tau.

Semua terlibat dalam sebuah jalinan kisah cinta dan tragedi. Walaupun di sampul depan bertuliskan “Sebuah Roman Picisan”, jangan berharap ada cerita cinta yang mendayu-dayu. Kan sebel udah saling merayu tapi kaga ada yang jadian.

Dalam novel ini juga bertaburan kekayaan bahasa. Dialog-dialog dengan bahasa Belanda, Jawa kromo, Jawa ngoko, Madura, yang membuat ceritanya semakin hidup.

Sepanjang baca saya terkesan dengan tokoh-tokohnya. Mereka semua punya karakter yang kuat. Kesamaannya mereka, semua punya kelakuan yang konyol. Mengingatkan saya dengan Srimulat, bahkan guyonannya pun Srimulat banget. Jadul.

Endingnya kurang memuaskan batin saya. Pengennya yang romantis menye-menye dan happy ending gitu. Tapi ternyata, ah sudahlah.
Profile Image for Wahid Kurniawan.
206 reviews3 followers
June 12, 2021
Saya bisa memberi bintang lima kalau joke bapak-bapaknya dikurangi sedikit. Hahaha
Profile Image for Happy Dwi Wardhana.
244 reviews38 followers
May 27, 2019
Awalnya, kukira buku ini paduan mistisisme dan roman menye-menye yang berujung kisah fantasi. Ternyata, salah total! Novel ini bercerita tentang orang-orang yang hidup di Wlingi, salah satu kecamatan di Blitar pada tahun 1930 an dengan konflik kompleks di era Hindia Belanda. Cerita setan bukanlah topik utama. Pun roman di dalamnya. Meskipun disebut Romanpicisan di sampulnya, percayalah kisah cinta di dalamnya tidak sepicisan itu.

Asyiknya membaca buku ini bagi saya adalah

1. Saya akrab dengan setting tempatnya: Wlingi. Meski tak tahu beringin Kyai Oyot itu ada di mana atau apakah benar adanya.
2. Konfliknya yang tidak sereceh yang semula saya bayangkan.
3. Dialog yang menggunakan berbagai bahasa: Jawa ngoko, Jawa halus, Madura, Mandarin, dan Belanda yang memaksa saya harus "belajar" (pakai tanda kutip karena cuma Googling) karena jarang ada terjemahannya.

Kurang asiknya....

Humornya terlalu old fashioned hehe. Ah, dasar selera humor saya yang vulgar dan frontal.
Profile Image for Vanda Kemala.
233 reviews68 followers
July 23, 2020
Apik+++++ lah~

Gabungan latar belakang motifnya.
Pola pikir dan pergulatan batin masing-masing tokohnya.
Setting waktu dan lokasinya.
Dan sudah pasti, tragedinya.

Endingnya bikin speechless, tapi aku kurang puas! Bukan perkara akhir bahagia atau sedih, adil atau nggak, tapi AKU INGIN LEBIH! Iya, aku serakah macem Ndoro Sinder! 😆⁣
Profile Image for B-zee.
578 reviews70 followers
April 28, 2019
Mijn oom dood in de oorlog
hij is al capitein
dat wil ik ook wel wijzen
dat wil ik ook wel wijzen
maar ik ben nu noch te klein...

"Pamanku gugur di medan perang, ia seorang kapten. Aku kelak ingin jadi sepertinya, tapi aku sekarang masih kecil."

(Hal. 134-135)

Berlatar desa kecil di Jawa Timur, buku ini menceritakan kisah sehari-hari orang-orang di masa itu, paruh kedua 1930an. Baik pribumi, keturunan, maupun Belanda, atasan maupun bawahan, mendapatkan porsi untuk dikisahkan sesuai peranan mereka. Dengan gaya penulisan yang ringan tapi sangat 'penuh', dalam bab-bab pendek yang tidak menghabiskan napas, serta alur kisah yang membuat penasaran.

Kisah ini memuat segala hal tentang keserakahan manusia, pengkhianatan, nafsu, cinta, penghukuman, hingga kemanusiaan. Dalam buku ini penggambaran situasi sosial di masa itu sangat terlihat dari bagaimana pembawaan diri, bahasa, dan cara berbicara dituangkan dalam dialog maupun narasi sehingga tak perlu penjelasan panjang lebar.

Akhir dari buku ini cukup mengejutkan, dan mungkin mengenaskan. Meski tak semua hal berjalan dengan benar dan semestinya, tetapi hidup memang seperti itu, tak semua orang tahu dan perlu tahu tentang semua hal. Setidaknya, penulis cukup adil dengan tak membiarkan penjahatnya bersenang-senang sendirian.

Usaha terbesar adalah usaha yang tidak berkaitan dengan hasilnya. (Hal. 245)
Profile Image for A.A. Muizz.
224 reviews21 followers
January 1, 2021
Senang sekali akhirnya bisa membaca buku yang yang sangat mengasyikkan dan saya beri lima bintang. Ini merupakan kali pertama saya ya membaca karya Djokolelono dan ini merupakan novel dewasa pertama karya beliau. Jadi penasaran sama novel beliau yang lain. Ada rekomendasi?⁣

Oh ya, mungkin ini tidak bisa disebut review, ya. Hanya sebagian kesan saja yang teringat untuk dituliskan. 😅😅😅⁣

Sejak bab pertama, buku ini sudah merebut perhatianku. Dari cara berceritanya, setting-nya, sampai penokohannya begitu memikat. Tokoh-tokoh dalam buku ini cukup banyak, tetapi masing-masing mempunyai latar belakang yang sangat menarik. Hal ini ini membuatku penasaran dengan lika-liku kehidupan mereka, antara masa lalu dan keinginan mereka untuk masa depannya.⁣

Membaca novel ini, mau tidak mau membuatku banyak baper, banyak merenung, banyak geregetan (ke Ndoro Sinder), dan banyak ngakak. Gokil banget tokoh-tokoh rekaan Eyang Djokolelono ini. Begitu hidup. Begitu menggugah. Banyak bahasa juga yang dipakai dalam novel ini: Melayu, Jawa, Belanda, Madura, sampai Mandarin. Pokoknya, novel ini itu begitu ... begitu indah. Begitu indaaaah. Begitu indaaah~ sak kover-kovere. 😍😍😍⁣

Mari tutup takarir ini dengan sebuah tembang Mijil (yang jleb banget) yang tertuang pada halaman 159:⁣

𝘋𝘦𝘥𝘢𝘭𝘢𝘯𝘦 𝘨𝘶𝘯𝘰 𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘬𝘵𝘪⁣
𝘒𝘶𝘥𝘶 𝘢𝘯𝘥𝘢𝘱 𝘢𝘴𝘰𝘳⁣
𝘞𝘢𝘯𝘪 𝘯𝘨𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘶𝘸𝘶𝘳 𝘸𝘦𝘬𝘢𝘴𝘢𝘯𝘦⁣
𝘛𝘶𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘶𝘭𝘢 𝘺𝘦𝘯 𝘥𝘪𝘱𝘶𝘯 𝘥𝘶𝘬𝘢𝘯𝘪⁣
𝘉𝘢𝘱𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘦𝘯 𝘴𝘪𝘮𝘱𝘢𝘯𝘨𝘪⁣
𝘈𝘯𝘢 𝘤𝘢𝘵𝘶𝘳 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘶𝘳⁣

("Jalan untuk menjadi manusia unggulan: Pertama, harus selalu merendah—tapi bukan rendah diri. Kedua, berani mengalah, kelak akan menempati tempat tertinggi. Ketiga, tunduklah jika sedang ditegur. Keempat, hindari pertentangan. Kelima, jangan terlibat desas-desus.")⁣
Profile Image for Desca Ang.
704 reviews35 followers
April 14, 2019
description

“Dia yang ingin membuat mami bahagia, ingin melihat mami tersenyum, ingin melihat mami melihat potretnya dirangkul papi. Yang muncul di benaknya: papi merangkul wanita itu. Ia gagal mengirimkan kebahagiaan kepada mami.” [He wants to make his mother happy, wants to see her smiling, wants to show her a picture of him embracing papi. What comes in his mind is his papi embraced that woman. He (Thijs) failed to make his mummy happy!]]

“Dalam hati Kesi menjerit…Di jarinya ada cincin…pemberian van Dijk. Cincin tanpa arti apa apa. Dan mungkin tidak akan berarti apa-apa. Apakah dia harus memulai pencariaannya lagi? Masihkah ada harapan baginya? Bagaimana caranya? Bagaimana melawan ikatan masa lalu? Bagaimana melawan bukti cinta yang hidup segar bugar dan sangat hadir?” [Kesi was crying her heart out. van Dijk gave her a ring…a ring without meaning and maybe there will never be any meanings. Does she have to start over?is there any hope left for her? but how? how to fight against the special connection from the past? how to fight against the love that does still exist?”]

Full review https://literatureisliving.wordpress....
Profile Image for Dion Yulianto.
Author 24 books196 followers
December 15, 2019
Baca fiksi sejarah jarang semengasyikkan baca novel ini. Ditulis dengan setting tahun 1900an awal di kota kecil Wlingi, Hindia Belanda, novel ini membawa romantisme era kolonial dengan bumbu humor lokal yang menyenangkan. Seorang wanita pribumi yg berambisi jadi Nyonya, sinyo muda yang mencari ayahnya, nona Tionghoa yang mewarisi perkebunan luas, seorang mandor yg khas mandor; kisah mereka berkelindan hingga membentuk sebuah cerita roman yang menyenangkan untuk disimak. Poin plusnya, aroma Hindia Belanda kerasa banget, dan humor khas Djokolelono juga jadi hiburan yang memperkaya buku ini. Membaca novel sejarah ternyata terasa begitu menghibur.
Profile Image for Sadam Faisal.
125 reviews19 followers
June 4, 2020
Novel dengan latar cerita kolonial emang ga pernah gagal.
Profile Image for Juinita Senduk.
119 reviews3 followers
June 29, 2019
Buku-buku Djokolelono memang tidak pernah mengecewakan, walaupun kali ini Setan Van Oyot merupakan buku yang dipersembahkan bagi pembaca dewasa.

Berlatar-belakang masa penjajahan Beanda yang berada di akhir masa jayanya, kisah roman yang dipilihnya benar-benar berbeda diibandingkan buku novel sejenisnya.

Kisah ini bermula dari ketamakan seorang sinder pribumi yang ingin menebang pohon beringin tua 'Sang Oyot', berkelindan dengan kisah cinta seorang laki-laki Belanda, anaknya, perempuan Indonesia dan perempuan Tionghoa.

Dojokolelono dengan apiknya membungkus kisah cinta tersebut seperti layaknya cerita-cerita detektif.

Setiap bab selalu menimbulkan rasa ingin tahu kelanjutan kisah bab sebelumnya dan setiap kali saya merasa bisa mengetahui kelanjutannya, setiap kali pula saya terkecoh.

Kisah cinta laki-laki Belanda yang sudah menikah dan kesepian karena sang istri berada di negeri Belansa, jatuh hati dengan seorang perempuan Indonesia yang memiliki ambisi untuk hidup tenteram berkecukupan. Bertautan dengan sang anak yang jauh-jauh datang dari Belanda, hanya untuk mendapati kenyataan pahit sang ayah berkhianat.

Perjalanan batin sang anak yang mencuri perhatian ahli waris perkebunan coklat, perempuan Tionghoa yang berpendidikan dan kaya raya.

Kisah cinta yang tidak seperti roman picisan lainnya, pelajaran tentang kehidupan lewat pesan-pesan tersembunyi yang dengan indah disampaikan oleh Djokolelono.

Walaupun sang pengarang menuliskan di sampul bukunya 'Sebuah roman picisan'.

Tidak sia-sia membaca buku ini
Profile Image for Wahyu Novian.
333 reviews46 followers
May 3, 2019
Berbeda dari buku kebanyakan dengan latar waktu serupa, bahasa di buku ini lebih kontemporer. Macam pemilihan kata-kata yang sepertinya belum ada di zaman itu. Awalnya bikin linglung, betulan ini kisah waktu belum merdeka? Tapi tenang saja! Selain bahasa, semua yang ada di buku ini sesuai dengan zamannya. Itu kata Pak Djokolelono di tengah obrolan peluncuran buku ini.

Makanya, kisah di Wlingi menjadi unik sekali. Karakter-karakternya pun punya cerita dan pribadi yang sangat menarik. Ing Nino, gadis keturunan yang lincah; Thijs, lelaki bule yang berhati sensitif; Zus Kesi, perempuan lokal yang berdedikasi; Sinder pabrik gula. Semuanya saling berhubungan dengan rapi di kota kecil itu.

Yang spesial lagi, humornya yang sangat lokal. Dagelan-dagelannya mengingatkan saya pada Srimulat atau Warkop DKI. Sungguh menghibur.
Profile Image for Kustin Desmuflihah.
114 reviews6 followers
February 11, 2022
Kalau lo pengen baca cerita sederhana yang lucu, sedih, tragis, dan mistis berlatar era kolonial, novel Djokokelono ini pilihan yang mantap.

Ini adalah buku kedua yang gue beli dalam paket Lonely Readers Post Santa. Keyword buku ini adalah buku yang mirip dengan Cantik Itu Luka karangan Eka Kurniawan. Apakah ceritanya mirip? Apakah bukunya bagus?

Sinopsis

Sebelumnya, kita harus tahu bahwa cerita di buku ini berkisar di area Wlingi, Jawa Timur. Di daerah itu, kita akan ketemu dengan beberapa tokoh seperti Ndoro Sinder dan istrinya, Thijs van Dijk dan ayahnya yang merupakan seorang Kepala Kantor Pos Wlingi. Ayah Thijs punya selingan yang namanya Zus Kesi, seorang pribumi yang sangat eksotis dan mengidamkan hidup nyaman jauh dari kemiskinan.

Kita juga akan bertemu dengan Tinah, seorang gadis yang juga cantik jelita meskipun bapak ibunya seperti tidak pantas mendapatkan anak secantik dia. Tinah punya teman dekat namanya Topo yang merupakan salah satu pria tidak biasa di masa itu.

Semua tokoh itu, dan masih banyak lagi termasuk Mba Benjol, dihubungkan dengan sebuah pohon beringin besar yang oleh penduduk sekitar dinamai Kiyai Oyot. Pohon ini didewakan, diberi sesajen, dan dipercaya dapat memberikan apapun yang diminta. Kiyai ini rencananya akan dirubuhkan karena Sri Ratu dari Belanda akan membuat pesta besar di Wlingi.

Kisah cinta

Pada masa itu, sepertinya orang tidak bisa bebas jatuh cinta. Buku ini dibuka melalui Tinah. Karena kecantikannya, Tinah dilirik oleh seluruh pemuda, termasuk Topo yang dekat dengannya, dan bahkan bapaknya sendiri juga selalu mengintipnya. Tinah tidak bebas jatuh cinta karena bapaknya yang hanya penjaga Kamar Bola dan ibunya hanya seorang pemilik warung. Orang tuanya ingin memastikan dia mendapatkan laki-laki yang "pantas" sehingga keluarga mendapat keuntungan juga dari perkawinan itu.

Ada pula kisah cinta Zus Kesi dan Kepala Kantor Pos yang tersandung kehadiran Thijs. Zus Kesi sendiri sepertinya tidak tahu apakah dia jatuh cinta atau hanya ingin hidup nyaman dengan orang yang usianya sudah seperti ayahnya sendiri itu. Toh jika ingin hidup nyaman di zaman penjajahan, tidak banyak pilihan yang bisa dimiliki gadis pribumi sepertinya.

Yang terakhir dan barangkali yang agak tragis adalah kisah Thijs van Dick sendiri. Kita akan mengikuti kelokan kehidupan pemuda asal Belanda ini hingga dia bertemu gadis cantik bernama Tatit Ing Nio. Nggak seru kalau gue buka plot twist kisah cinta tiga pasangan ini.

Pada masa itu, sepertinya orang tidak bisa bebas jatuh cinta. Buku ini dibuka melalui Tinah. Karena kecantikannya, Tinah dilirik oleh seluruh pemuda, termasuk Topo yang dekat dengannya, dan bahkan bapaknya sendiri juga selalu mengintipnya. Tinah tidak bebas jatuh cinta karena bapaknya yang hanya penjaga Kamar Bola dan ibunya hanya seorang pemilik warung. Orang tuanya ingin memastikan dia mendapatkan laki-laki yang "pantas" sehingga keluarga mendapat keuntungan juga dari perkawinan itu.

Ada pula kisah cinta Zus Kesi dan Kepala Kantor Pos yang tersandung kehadiran Thijs. Zus Kesi sendiri sepertinya tidak tahu apakah dia jatuh cinta atau hanya ingin hidup nyaman dengan orang yang usianya sudah seperti ayahnya sendiri itu. Toh jika ingin hidup nyaman di zaman penjajahan, tidak banyak pilihan yang bisa dimiliki gadis pribumi sepertinya.

Yang terakhir dan barangkali yang agak tragis adalah kisah Thijs van Dick sendiri. Kita akan mengikuti kelokan kehidupan pemuda asal Belanda ini hingga dia bertemu gadis cantik bernama Tatit Ing Nio. Nggak seru kalau gue buka plot twist kisah cinta tiga pasangan ini.

Korupsi dimulai dari zaman kolonial bukan oleh orang Belanda

Di buku ini, akar penyakit kesejahteraan rakyat kita udah kerasa. Kunjungan Sri Ratu di Wlingi membuat semua perusahaan di sekitar daerah itu harus memberikan sumbangan wajib, dan jumlah tidak kecil. Apalagi, tokoh pencuri licik kita ini juga mengatakan pihaknya membutuhkan dana besar untuk merubuhkan Kiyai Oyot.

Tokoh pencuri kita ini adalah seorang pribumi yang dipercaya oleh Belanda. Menduduki posisi penting namun tidak membela rakyatnya tetapi memperkaya diri sendiri. Dan ternyata nggak sedikit orang seperti ini, entah motifnya untuk kaya, untuk mendapatkan wanita, atau untuk jabatan.

Again dari buku seperti ini gue melihat nggak semua yang bangsa sendiri akan selalu membela orang mereka. Justru mereka lebih kejam dan picik. Gue hanya khawatir ternyata hal-hal seperti ini masih terjadi sampai sekarang. Banyak dari kita yang menyalahkan "penjajah", padahal kemakmuran kita disedot di kantong orang-orang kita sendiri yang tidak tahu diri.

Rekomendasi

Meskipun judul dari novel ini ada kata 'Setan'-nya, tidak ada unsur horor. Mitos mungkin ada, tetapi persepsi itu seringnya akan dijawab Djokokelono sendiri dalam kisahnya. Oleh karena itu, gue sangat menikmati buku ini. Dia bikin gue kangen kampung di Madiun.

Nevertheless, kalau gue boleh kasih masukan, this book sometimes got me lost in translation. Gue nggak ngerti bahasa selain Jawa dan Indonesia sedangkan buku ini pakai Bahasa Belanda, China, dan bahkan Madura. Mungkin ke depannya, bisa dikasih footnote aja (ya karena meskipun tokoh nggak ngerti juga dengan semua bahasa ini, pembaca tetap kepo untuk tahu apapun yang ditulis di buku ini).

Kalau lo juga ingin baca buku ini, bisa beli di Post Santa atau bisa juga di sini https://shp.ee/ge29xmz.
Profile Image for rasya swarnasta.
99 reviews21 followers
August 8, 2020
Salah satu di antara novel-novel di luar sana yang sebetulnya sangat bagus, tapi tidak terjangkau oleh pembaca yang menilai dari sampulnya, baik gambar sampul maupun blurb. Pertama-tama, "Sebuah Roman Picisan," ini bukan roman picisan. Dan saya gagal menebak siapa sosok yang ada di gambar sampul, apakah Kesi? Kenapa Kesi?

Lalu, blurb-nya ... :( Kalimat bertele-tele di paragraf satu sebenarnya nggak perlu, entah apakah ingin bombastis dengan memamerkan latar waktu, atau bermaksud untuk memberi penjelasan sebagai gambaran konteks yang (sayangnya) jatuhnya berlebihan. Lagi pula, tidak hanya di Wlingi, kok, latarnya. Thijs dan Ing Nio nggak di sana, kan? Terus, informasi soal Jepang menang atas Rusia, kekhawatiran perang di Eropa ... sepertinya malah makin jauh, itu menurut saya.

Pasalnya, begini. "Inti" dari cerita ini ada di paragraf terakhir blurb. Pemuda Belanda nekat ke Jawa untuk mencari ayahnya; Thijs. Perempuan pribumi cantik dengan ambisi nyonya Belanda; Kesi. Sinder korup (Ndoro Sinder) dan istrinya yang penjudi (Nyonya Sinder). Detektif partikelir misterius; Ardjo (porsinya dia sedikit sekali!). Nona Tionghoa pewaris perkebunan cokelat; Ing Nio. Apakah sudah? Masih kurang! Ke mana Tosin? Atau Topo ...?

Terutama Tosin, sih. Saya berharap bagian Tosin akan diceritakan, mengenai kecurigaannya pada Kesi, bagaimana ayahnya dibuang ke Nusakambangan, hal ini diulang-ulang terus tapi akhirnya nggak mendapat bagian yang sepantasnya. Termasuk bagaimana intuisi Tosin mampu bekerja saat pertama kali bertemu Ardjo. Keren sekali. Saya bersimpati padanya. TBH saya ingin intuisinya bekerja dengan tajam pula saat mengantarkan Topo menemui Tinah, tapi sayangnya nggak terjadi. Sedikit tidak adil, kalau saya boleh bilang.

Saya mau mengapresiasi bagian akhir, ketika empat tokohnya dilibas dengan tanpa ampun; Thijs, Kesi, van Dijk, dan Ndoro Sinder. Tidak disangka-sangka, pembunuhan terjadi dalam waktu yang singkat. Sungguh sebuah keberanian.

Yak, sudah. Di satu sisi, saya mengapresiasinya, tapi di sisi lain ... huuuuh!? Pemberontakan pekerjanya bagaimana? Penyerangan ke pabrik bagaimana? Mana ruang untuk para pekerja yang diperas tenaganya habis-habisan? ... Ah, kenapa fokus saya cuma ke sini? XD

Tapi saya sudah keburu terbakar semangatnya dengan rapat-rapat pergerakan yang sembunyi-sembunyi, digelar di angkringan sate Madura, saya pikir itu akan jadi sesuatu yang luar biasa. Apalagi pionnya ada Tosin yang punya urusan dengan Kesi, dan Topo yang punya urusan dengan Tinah dan yang berkaitan lainnya. (BTW Tinah yang membocorkan rencana pergerakan itu bego betul. Tapi saya nggak tahu mana yang lebih bodoh, apakah Tinah, atau Topo yang membocorkan rencananya ke Tinah. Tapi kalau bego mendadaknya disebabkan karena bucin kayak Topo, alasannya bisa diterima :P)

Saya sangat menyayangkan Kesi mengumbar rekening Lumbuk. Bodoh. Agak tidak adil untuk karakter Kesi yang sangat kuat, pintar, dan rapi sejak awal. Dia bisa mengendalikan diri atas pelecehan seksual yang diterimanya selama hidupnya, kok yang ini nggak bisa. Sayang aja gitu. Padahal yang melecehkannya adalah orang yang, kalau saja Kesi mau sabar sedikit lagi, akan hancur kariernya, tepat di depan mata Kesi. Untuk Kesi yang cukup sabar (kelewat sabar bagi saya) harus menerima kalau kecantikannya mendatangkan petaka, sangat sayang kenapa stoknya habis di momen yang malah merenggut nyawanya.

Mana keadilan untuk Thijs?! Nggak ada yang bela, apa?! Dan detektifnya juga gimana, mau-mau saja percaya. Saya sudah lega karena Kesi meninggalnya dicekik dan Ndoro Sinder pergi tanpa menghapus sidik jarinya, dengan begitu tetap akan kentara kalau dilakukan penyelidikan. Eh, jatah kertas keburu habis.

Oke, saya ngomong banyak banget deh. Penutup, saya mau protes keadilan porsi untuk Tosin TBH karena sudah telanjur penasaran dengan dia. Sayang sekali intuisi tajamnya dan pengalaman kabur dari polisi malah nggak dipakai di akhir. :(
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for P.P. Rahayu.
Author 1 book36 followers
March 2, 2024
Setan van Oyot
oleh Djokolelono
4 dari 5 bintang

Buku ini adalah rekomendasi dari Riadi untuk 12 Book Challenge. Berhubung buku ini termasuk buku lama, aku mencoba berburu lewat Tokopedia. Sempat order di salah satu toko, tapi ternyata stoknya tak tersedia. Buku yang kudapatkan ini pun kondisinya tidak sepenuhnya sealed. Untungnya, hal tersebut enggak mengurangi kenyamananku dalam membaca.

Disclaimer terlebih dahulu, aku membutuhkan waktu cukup lama membaca buku ini bukan karena ceritanya membosankan atau kurang menarik. Hal ini terjadi karena aku sungguh tiba-tiba tak bersemangat membaca buku dari awal bulan.

The Story

Cerita bermula dari seorang pemuda Belanda, Thijs van Dijk, memutuskan untuk menyusul papanya ke Hindia Belanda. Ia berharap, sesampainya nanti di negeri itu, ia bisa hidup kembali bersama papanya dan bekerja dengan layak. Sayangnya, ketika sampai di Wlingi, tempat papanya tinggal, Thijs menemukan papanya telah tak setia pada mamanya. Hal itu membuat Thijs memutuskan minggat dan enggan bertemu kembali dengan papanya.

Bagi Kesi yang sungguh ayu, mendapatkan hati Meneer van Dijk menjadi prioritas utamanya sekarang ini. Lama tinggal bersama keluarga Belanda, Kesi tahu ia harus berstrategi cerdik supaya bisa terus bertahan hidup. Akan tetapi, kehadiran Thijs membuat rencana Kesi terancam gagal. Maka dari itu, Kesi memutuskan lebih berstrategi kembali untuk bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.

Nah, selain kisah Thijs yang juga berkelindan dengan kisah Kesi, ada juva Ndoro Sinder. Kepala pabrik gula yang ditunjuk menjadi ketua pesta perayaan Sri Ratu Belanda. Memang dasarnya picik, Ndoro Sinder pun mencoba mencari keuntungan dari posisinya itu. Apapun akan dia lakukan supaya rencananya itu berhasil dan ia mendapat banyak kekayaan.

Uniknya, meski banyak sekali kisah yang coba diceritakan, salah satu penyatu dari sejumlah kisah tersebut adalah kelindan para karakter dengan Kyai Oyot. Kyai Oyot bukanlah manusia, tapi sebuah pohon besar yang terkenal sakti dan angker. Tak ada seorang pun yang berani mengusik Kyai Oyot. Sayangnya, para pejabat pemerintahan Belanda merasa Kyai Oyot harus dihilangkan supaya acara perayaan Sri Ratu dapat berjalan dengan lancar. Dari sinilah, awal mula kelindan para tokoh dalam buku ini.

The Opinion

Menurutku, cerita dalam buku ini menarik. Awalnya, aku sungguh tak bisa menebak apa sebetulnya yang ingin diceritakan oleh Djokolelono. Apalagi, karakter dalam buku ini banyak sekali dan masing-masing punya kisahnya sendiri. Mungkin, baru di pertengahan buku aku mulai memahami mengapa satu sama lain punya kelindan.

Yang menarik sebetulnya adalah karakter Tatit Ing Nio. Ia adalah anak perempuan penguasa perkebunan cokelat Githreon. Di sini, terlihat sekali kalau Ing Nio bisa menjadi perempuan mandiri yang juga bisa memimpin perkebunan dengan baik. Menurutku, karakter Ing Nio ini bisa sekali untuk diperdalam karakternya.

Nah, hal yang kurang aku sukai adalah, berhubung karakter dalam buku ini banyak, ada sejumlah hal yang menurutku tak terjelaskan. Aku masih belum memahami kenapa pada akhirnya Topo dan Tosin ditangkap. Apakah karena mereka ini dari kaum pemberontak? Lalu, sosok Ardjo Santosa di sini juga kurang jelas manfaatnya. Tiba-tiba saja di akhir tersebut bahwa ia adalah anggota volksraad. Hmm, menurutku, ada banyak hal yang missing di bagian ini.

Conclusion

Meskipun demikian, sebagai sebuah kisah fiksi sejarah, buku ini tentu memberikan kisah yang sangat fresh. Aku memang belum banyak membaca fiksi sejarah yang berlatar awal tahun 1900-ab seperti ini. Jadi, menurutku menjadi sesuatu hal yang baru.

4 dari 5 bintang dariku untuk sampul bukunya yang simple tapi tetap menarik.
Profile Image for Ilham Rabbani.
20 reviews4 followers
January 10, 2022
Objek karya sastra adalah realitas–apa pun juga yang dimaksud dengan realitas oleh pengarang. Secara mengerucut, sejarah juga merupakan realitas. Kuntowijoyo, dalam Budaya dan Masyarakat (2006) menekankan, apabila realitas itu berupa peristiwa sejarah, maka karya sastra dapat: pertama, mencoba menerjemahkan peristiwa itu dalam bahasa imajiner dengan maksud untuk memahami peristiwa sejarah menurut kadar kemampuan pengarang; kedua, karya sastra dapat menjadi sarana bagi pengarangnya untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan tanggapan mengenai suatu peristiwa sejarah; dan ketiga, seperti juga karya sejarah, karya sastra dapat merupakan penciptaan kembali sebuah peristiwa sejarah sesuai dengan pengetahuan dan daya imajinasi pengarang.
Pengarang yang menyerap, mencatat, dan berupaya ‘mengekalkan’ peristiwa tersebut, dapat saja yang bersentuhan secara langsung, maupun yang bersentuhan melalui catatan-catatan setelah peristiwa berlalu sekian lama. Dalam hal ini, sebagai misal, yang menjadi rujukan adalah peristiwa sejarah pada periode pemerintahan Hindia Belanda. Dapatlah dijadikan sebagai contoh, beberapa karya sastra yang merupakan hasil persentuhan pengarangnya secara langsung dengan kebudayaan saat itu, seperti Sitti Nurbaya (1922) karangan Marah Roesli, Salah Asuhan (1928) karangan Abdoel Moeis, atau Layar Terkembang (1937) karangan Sutan Takdir Alisjahbana.
Ada pula pengarang-pengarang yang lahir jauh setelah masa penjajahan tuntas, atau bisa juga yang hanya mengalami paruh akhir periode-periode ‘menyebalkan’ tersebut, yang kemudian menulis karya dengan bertolak dari catatan-catatan atau data-data sejarah. Beberapa dari mereka yang mengangkat topik-topik terkait, misalnya Pramoedya Ananta Toer, Iksaka Banu, Djokolelono, dan lain-lain.
Secara khusus, nama Djokolelono bukan lagi nama asing dalam kancah kesusastraan Indonesia mutakhir. Selain sebagai produsen karya, ia seorang yang kondang dalam urusan pengalihbahasaan pula. Baru-baru ini, ia menerbitkan karya berupa novel yang mengangkat peristiwa sejarah di Hindia Belanda pada periode 1930-an, yang lantas diberi judul Setan van Oyot (2019), dengan keterangan “Sebuah Roman Picisan”.
Setan van Oyot mengambil latar waktu pada paruh kedua tahun 1930, tatkala terjadi masa-masa genting pemerintahan kolonial Hindia Belanda, yang sekaligus diliputi oleh berbagai gejolak dunia internasional: angin peperangan mulai berembus di Eropa, Jepang memenangkan pertempuran atas Rusia, dan di dalam negeri merebak pemogokan yang dilakukan para buruh di kota-kota di Jawa, ditambah terus berlangsungnya korupsi dan kebejatan moral birokrasi kolonial. Hal itu, tentu berpengaruh pula terhadap kehidupan rakyat di Wlingi, sebuah kota kecil di Jawa Timur, yang menjadi latar tempat dalam novel, sekaligus mikrokosmos masyarakat kolonial: dengan strata sosial, rasial, dan kebahasaan yang bertingkat-tingkat. Di Wlingi, pesta ulang tahun Ratu Belanda hendak diperingati secara besar-besaran, namun terhalang oleh keberadaan sebatang pohon: beringin besar bernama ‘Kiyai Oyot’. Upaya penebangannya selalu menemui jalan buntu, nihil hasil.
Profile Image for The Book Club Makassar.
127 reviews11 followers
Read
December 26, 2021
Sebelum membaca buku ini, harap siap-siap kena jebakan eyang, pasalnya di cover bukunya dengan
jelas tertera "Setan van Oyot", tapi dari awal sampai dengan akhir tak ada satu setan pun yang muncul di dalam bukunya, apalagi di bawah judulnya ada tertera pula penegasan bahwa buku ini merupakan "sebuah roman picisan", hal yang pertama muncul di benak saya adalah FTV-FTV yang sering berseliweran di layar kaca, tetapi menurut saya tidak ada sama sekali picisan-picisan di dalamnya.

Bagaimana tidak, benih-benih konflik telah ditabur dan ditanamkan di awal cerita, akarnya menyebar, ujung-ujungnya takdir tersimpulkan, terhimpun dalam batang. Ceritanya diawali ketika saat itu Sri Ratu Wilhelmina akan berulang tahun dan di saat itu di salah satu kota kecil di Jawa Timur akan meniadi pusat perayaan lang tahun sang Ratu. Namun saat itu sebuah pohon beringin mengganggu proses pelaksanaan perayaan tersebut, sehingga saat itu poon tersebut rencana akan disingkirkan. Tetapi pohon itu dianggap masyarakat setempat sebegai pohon yang bertuah.

Di dalam buku ini menurut saya, semua tokoh digambarkan dengan jelas dan juga memiliki porsi yang hampir sama di dalam cerita. Bagi yang telah membaca buku Bumi Manusia karya om Pram, bakal terbiasa dengan latar dibuku ini yang menggambarkan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia khususnya Jawa di era kolonial. Bagaimana di saat itu ada golongan Nederland, Cina, Priyayi yang digambarkan sebagai orang-orang yang berpendidikan kala itu dan tak lupa pula para Nyai. Di Buku ini dibahas pula bagaimana seorang Nyai yang haus akan kekuasaan serta memiliki hasrat yang kuat untuk menjadi Mevrou (bisa dikatakan istri sah orang Belanda), dibahas pula mengenai birokrat lokal yang memiliki moral yang bisa dikatakan memiliki moral yang bobrok karena mempraktikkan korupsi maupun gratifikasi.

Di dalam buku ini juga kita belajar mengenai cintai seorang anak terhadap orang tuanya, penggambaran gerakan Buruh perkebunan di era kolonial untuk melakukan percobaan mogok kerja dan juga bagaimana seorang pemuda Belanda yang mengajarkan Bahasa Belanda secara sukarela kepada anak-anak kampung. Tidak kalah penting juga dibuku in mencoba menyampaikan ke pembaca
bahwa apa yang ditakdirkan oleh Sang Pemilik Kehidupan menjadi milk kita maka perlu disyukuri dan
apabila digariskan milk orang lain untuk apa kita merasa iri, ingin memiliki juga. Mungkin berhasil, tetapi akan membuat kesal Sang Pembuat Hidup, karena itu menyalahi garis-Nya.

Dedalane guno lawan sekti
Kudu andap asor
Wani galah duwur wekasane
Tumungkula yen dipun dukani
Bapang den simpangi
Ana catur mungkur

"Jalan untuk menjadi manusia unggulan: Pertama, harus selalu merendah--tapi bukan rendah diri.
Kedua, berani mengalah, kelak akan menempat tempat tertinggi. Ketiga, tunduklah jika sedang ditegur. Keempat, hindari pertentangan. Kelima, jangan terlibat desas-desus"


*Review by Amar
Profile Image for Dyah.
1,110 reviews64 followers
February 18, 2021
Kyai Oyot adalah nama yang diberikan pada sebuah pohon besar dan tua yang ada di Wlingi. Penduduk sekitar yakin bahwa pohon ini sakti, ada makhluk halus penunggunya. Tidak sedikit orang yang memberikan persembahan pada Kyai Oyot dan meminta sesuatu ... Dan permintaan mereka itu terkabul!
Maka ketika pohon itu disuruh ditebang demi perayaan Sri Ratu, tidak ada orang yang berani melakukannya. Semua peralatan yang hendak dipakai menebang, tiba-tiba rusak. Semua orang yang hendak menebang, tiba-tiba sakit.
.
Di tengah permasalahan tentang Kyai Oyot, terselip pula kisah tentang seorang pemuda Belanda yang mencari ayahnya, kisah nona cantik yang berambisi untuk jadi nyonya kaya raya, kisah pimpinan pabrik yang istrinya kecanduan judi, dan kisah pergerakan rahasia untuk menyulut demo buruh. Semua kisah terjalin dengan apik menuju konklusi yang bikin aku ... Ambyar.
.
Senang sekali aku baca buku ini ... Sesuai ciri khas Eyang Djoklel, ceritanya asyik, tokoh-tokohnya pun unik dan menarik. Meskipun aku sering dibuat puyeng oleh bahasanya yang campur aduk (ada Bahasa Jawa dan Bahasa Belanda ... yang ngga dikasih terjemahan). Lebih senang lagi karena tahu Kyai Oyot ini disebut-sebut juga di buku Anak Rembulan.
Banyak guyonan dewasa di buku ini. Banyak receh. Itu semua cukup menghiburku di kala pusing kepala.
.
Sesungguhnya aku suka banget sama ilustrasi sampulnya ... Sayangnya, kualitas cetakan kurang baik, sehingga detail-detailnya terlihat buram, kayak gambar low-res.
.
Selesai membaca buku ini, aku merasa sungguh kangen sama Eyang Djokolelono. Entahlah apa aku akan mendapat kesempatan untuk bertemu beliau lagi. Semoga Eyang Djoklel, nyonya (yang ramah dan baik banget), beserta keluarganya semua sehat-sehat.
Profile Image for Amel.
205 reviews4 followers
July 19, 2025
☆ 4/5

Lagi-lagi, apa yang kubaca, kulihat, kuikuti, dan apa yang terjadi, secara tidak sengaja bisa sinkron.
Pertama, TMI, akhir-akhir ini aku lagi seru-serunya nontonin soal bom Bali, soal gimana perjalanan pihak berwajib menangkap pelakunya yang pasti ada sisi detektifnya. Eh ternyata di sini juga ada tokoh intel yang menyamar buat nangkap buron. 🙂
Kedua, di buku ini juga ada membahas Nusakambangan. Lanjutin kekepoanku soal bom Bali tadi, aku juga ngulik soal Nusakambangan yang jadi tempat eksekusi. Eh di sini juga dimention soal Nusakambangan. 😀
Terakhir, karena ini adalah buku genre fiksi sejarah, tentu saja juga membahas sejarah yang dihubungkan sama ketidakadilan, yang sepertinya saat ini lagi jadi makanan sehari-hari warga.
Minusnya, cerita ini banyak banget pakai bahasa asli. Kurang lebih ada empat bahasa (selain Bhs Indonesia) yang dipakai, Jawa, Belanda, Madura, Mandarin. Belum lagi, kalau bahasa Jawa, akan ada Jawa halus dan Jawa ngoko.
Pemakaian bahasa Jawanya cukup banyak juga, bagi yang nggak paham bahasa Jawa, mungkin akan merasa kurang nyaman.

But, anywayyyy... ini buku yang ceritanya terasa dekat sekali. Dekat dalam artian sebenarnya, karena jarang sekali cerita yang mengangkat latar tempat di timurnya Jawa Timur. Wlingi, Blitar, bahkan Kediri juga sempat disebutkan. Sebagai warga Jawa Timur bagian Timur, cerita ini membuatku sangat berkesan. MANTEP POL!
Profile Image for mayday.
435 reviews11 followers
January 27, 2020
Ketika di ada pameran di Patjar Merah, aku asal aja beli buku ini karena sampulnya merah muda dan aku ingin lebih banyak membaca novel karya penulis lokal.

Awalnya agak gak sreg juga ya karena merasa penulis terlalu masuk ke headspace bapak-bapak mesum di warung/kedai/cafe kopi yang suka ngomongin orang. Like iyuuuh. Tapi tetap aku paksa untuk selesaikan karena premisenya menarik sekali apalagi sebagai orang yang lahir tidak jauh dari Wlingi, cerita ini sungguh menarik untuk menggambarkan kondisi daerahku yang sesungguhnya tidak jauh beda juga dengan Wlingi. Setelah melihat Kediri sebagai kota yang sangat dikuasai oleh perusahaan rokok, rasanya bisa dibayangkan kondisi Wlingi ketika colonialist, perusahaan gula dan pengusaha perkebunan menguasai daerah tersebut.

Penulis juga tidak segan memasukkan representasi perjuangan suku lain yang sudah pasti ada di saat Indonesia masih bernama Dutch East Indies.

Menarik lagi, karena memang penulisnya handal. Beliau memutuskan judul cerita karena sebal dengan koruptor, memutuskan seperti apa sampulnya lalu melanjutkan menulis ceritanya. Sungguh handal.

Belum lagi akhir ceritanya yang menurutku tidak bisa dianggap sebagai cerita cinta picisan. Menurutku kisah cerita seperti ini tidak mainstream sama sekali.
Profile Image for Nadia Khaerunnisa.
82 reviews13 followers
January 29, 2020
Drama penuh intrik tentang kerakusan dan ambisi, tapi juga mengandung unsur dagelan sehingga ceritanya sangat menghibur.

Agaknya Pak Djokolelono terlalu rendah hati dgn menuliskan "Sebuah Roman Picisan" di sampulnya. Sejujurnya, tulisan tsb sempat membuat saya berpikir ulang untuk mengambil buku ini di Patjarmerah Kaget. Tapi toh pada akhirnya saya beli juga karena penasaran dan sepertinya memang menyimpan misteri. Semisterius judulnya yg katanya merupakan anagram nama politisi di Indonesia😁 Setelah dibaca, menurut saya buku ini jauh dari kesan picisan. Bahkan kisah cintapun rasanya hampir tak teraba.

Meski banyak tokoh dan sarat modus, penulis berhasil mengelaborasi keseluruhannya menjadi suatu rangkaian cerita yg utuh. Karakter tokohnya kuat, alurnya rapi, guyonannya pas, dan petuahnya pun ada.
Tokoh favorit saya Thijs, tapi sayang karakternya tidak terlalu banyak dieksplorasi padahal dia salah satu pemantik konflik di awal cerita. Saya masih penasaran sama apa yg akan dilakukan Thijs yg terkesan naif ini seandainya dia tidaaak... begitulah. (tahan tar malah spoiler!)

Jika mungkin, saya berharap akan ada sekuelnya. Tapi, kalaupun penulis mengeluarkan karya lain yg semenghibur ini, tentu saya tak akan menolak 🤓
Profile Image for Poppy.
57 reviews3 followers
April 11, 2023
Selain terkecoh picisannya, saya pun dibuat terkecoh dari judulnya. Walaupun judulnya Setan van Oyot, tapi teryata tidak ada unsur horornya, kegocek dua kali deh.

Awal membaca novel ini, saya menduga novel akan berkutat pada keluarga Pak Kromo dan cerita cinta gadis muda bernama Tinah (anak Pak Kromo), akan tetapi saya salah besar. Novel ini lebih kompleks dari itu.

Baca novel ini seperti main puzzle, banyak tokoh yg diceritakan, seperti kepingan2 puzzle, tapi di akhir saling berkesinambungan satu sama lain. Mungkin baru ini saya membaca novel dgn banyak karakter, namun begitu khas & kuat. Setiap tokoh diceritakan sangat detail, seperti mendapat porsinya sendiri2, seakan-akan mereka semua tokoh utama. Unik.

Di novel ini kita disuguhi cerita keserakahan dan korupsi dari Ndoro Sinder, Zus Kesi yg ambisius menjadi istri orang Belanda, Thijs yg sakit hati melihat ayahnya selingkuh di depan mata, dan tingkah kocaknya Nyonya Sinder ‘bunder’ yg suka judi.

Gaya penulisan yg ringan serta diselipkan humor lokal, membuat saya tidak bosan baca. Ada banyak percakapan Bahasa belanda, melayu, jawa, mandarin dan madura dalam novel ini. Beberapa ada yg diartikan, dan ada yg tidak. Jadi harus googling deh.

Sing salah seleh, becik ketitik, ala ketara
Profile Image for Aksara Raia.
48 reviews13 followers
June 20, 2023
3.5/5

Sebuah novel dengan genre yang aku suka banget; fiksi sejarah. Meski pada sampul buku dituliskan roman picisan, agaknya isi dari novel ini enggak sepenuhnya berisi dengan hal-hal manis khas kisah romansa.

Novel ini begitu banyak tokoh di dalamnya yang menurutku penokohannya kurang digali lebih dalam. Seperti Tosin, Topo, dan Tinah. Seperti hanya lewat saja. Sedangkan tokoh Kesi harus berakhir mengenaskan padahal karakter dia di awal begitu kuat; perempuan berprinsip, tahan akan pelecehan verbal yang dia dapat, dan selain itu dia juga bisa melawan lelaki yang semena-mena berkata yang tidak-tidak kepada dia.

Thijs, yang juga sangat epik pengembangan karakternya, kenapa harus berakhir seperti itu? Begitu juga dengan Ndoro Sinder, kejahatan dia udah begitu besar deh kenapa balasannya kurang greget.

Banyak kekecewaan yang aku rasakan, karena ekspektasi yang terlampau besar dari awal membeli buku ini.

Oh ya, untuk Kiayi Oyot di sini pada akhirnya ya harus hilang juga karena kena serangan tentara KNIL. Enggak ada warga, siapa pun itu yang berhasil menebang pohon beringin sebelum perayaan ulang tahun ratu.

Pesan Mbah Benjol betul adanya, “Sing salah sèlèh… becik ketitik, ala ketara….” Yang salah akan kalah, yang baik akan terlihat, yang buruk akan ketahuan.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Lia Kusumawardani.
26 reviews5 followers
April 23, 2019
Buku yang asik, rapi ceritanya, enak dibaca.
Ga butuh waktu lama buat menyelesaikan buku ini, karena malas menaruh bukunya kalau belum selesai baca. Walau ada beberapa kalimat bahasa asing atau bahasa Jawa yang ga dimengerti dan tak dijelaskan artinya, tapi masih nyaman aja sih bacanya. Paling yah, bagian itu di skip dan kalau kepo banget, buka om google :D

Cinta, siasat, politik masa Belanda di Indonesia, pandangan hidup, ada semua di cerita ini.

Suka sama banyak kalimat di buku ini. Beberapa diantaranya:
* Yang salah akan kalah, yang baik akan terlihat, yang buruk akan ketahuan
* Jalan untuk menjadi manusia unggulan: Pertama, harus selalu merendah---tapi bukan rendah diri. Kedua, berani mengalah, kelak akan menempati tempat tertinggi. Ketiga, tunduklah jika sedang ditegur. Keempat, hindari pertentangan. Kelima, jangan terlibat desas-desus.

dan banyak lagi sih kalimat penuh isi yang menarik.

Tokoh-tokoh dengan karakter yang kuat juga jadi hal yang unggul di buku ini. Rasanya kalau jadi film akan seru, ya?
Profile Image for Rei.
366 reviews40 followers
May 30, 2019
Hal-hal yang membuat buku ini jadi favoritku:⁣
- ditulis oleh Eyang Djokolelono, my #autobuywriter⁣
- berlatar di era kolonial.⁣
- ada tokoh perempuan perkasa (Ing Nio dan Zus Kesi. Iya Zus Kesi, karena dia cerdas dan ambisius).⁣
- menggambarkan adat, budaya, dan kehidupan sosial masyarakat.⁣
- ada berbagai macam kritik sekaligus pesan moral.⁣
- plot twist. O.M.G PLOT TWIST!⁣
- BUKU INI LUCU.⁣

Buku ini jenis yang 'coba ah baca dikit eh kok tahu-tahu tamat'. Begitu dibuka, aku langsung tersihir dengan narasinya, dengan tokoh-tokohnya, dengan humornya, dengan konfliknya. Bahasanya asyik, serasa didongengi. Walau timeline-nya terasa agak janggal, saking asyiknya aku tidak merasa terganggu sama sekali. Aku tidak sampai sedih di endingnya, mungkin karena terlalu terperanjat. Yang jelas, kendati berlatar di era kolonial, ceritanya nyaris tidak terasa asing. Yang bagiku menandakan kalau bangsa kita ini sejak dulu sampai sekarang ya memang begini-begini saja. Korup, gila pencitraan, percaya takhayul, tukang membual, dan patriarkis. ⁣
Profile Image for Annisa D. Lestari.
74 reviews4 followers
March 7, 2020
Saya suka sekali tokoh Zus Kesi di sini, punya pendirian yang kuat sampai akhir. Meski bercita cita menjadi istri Meneer Belanda, namun Kesi menggunakan cara yang apik dalam mewujudkan impiannya itu. Kesi digambarkan sebagai perempuan yang cantik, pintar, ramah, dan pekerja keras.

Menelusuri setiap alur cerita di buku ini, rasanya seperti berada pada zaman Belanda berkuasa, penggambarannya pas dan tidak berlebih-lebihan. Hanya saja, penggunaan bahasa Belanda dan Jawa yang terkadang tidak ada translate sering membingungkan untuk diartikan. Satu hal yang belum selesai, terkait demo buruh besar2an yang akan dilakukan Topo dkk. sepertinya tidak ada kelanjutannya. Karena agak kontradiktif antara kondisi buruh tebu yang hendak demo dengan buruh coklat yang bekerja pada Ing Nio. Buruh coklat hidup cukup sejahtera dengan pembagian gaji yang adil sehingga tidak perlu melakukan demo, sedangkan buruh tebu digaji sangat kecil.

Terkait Kiayi Oyot, mungkin secara tidak langsung, ending terjadi peristiwa demikian memang karena kemarahan Kiayi Oyot. 🤭
Profile Image for Cynthia.
159 reviews
December 7, 2021
Jalinan kisah rumit tentang lika-liku hidup manusia: cinta, keserakahan, ambisi, ketakutan, kekecewaan berpadu dengan takhayul.


Suka banget ceritanya, terbawa melayang ke masa kolonial. Setiap karakter rasanya begitu nyata. Thijs yang merindukan papinya namun menahan kecewa, Meneer Van dijk terbagi antara keluarga Belandanya dengan kekasih barunya, Zus Kesi yang berambisi menjadi Mevrouw Belanda, Meneer Sinder yang genit dan serakah, Ing Nio yang memendam rasa cinta. Semuanya membawa kita terhanyut dalam kejelimetan kisah mereka.

Sayangnya hanya di bagian keluarga Tionghoa ini panggilannya agak njelimet gitu ya... nanti panggil Babah, nanti panggil Papi, nanti panggil Papa.. kakeknya juga nanti dipanggil Engkong.. nanti dipanggil Opa.
Ada sedikit percakapan dalam bahasa mandarin juga yang kurasa kurang pas, karena keluarga Ing Nio ini sepertinya kaum cina Hokkien.

Yang rumit lagi membaca percakapan dalam bahasa campur aduk dengan bahasa Belanda dan bahasa Jawa.. tapi justru itu yang menambah daya tarik buku ini.


Ayo baca buku iniiiii...
Displaying 1 - 30 of 81 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.