Jump to ratings and reviews
Rate this book

Jalan Bercabang Dua di Hutan Kesunyian

Rate this book
Hasrat terdalam saya adalah menulis. Gairah terbesar saya ya menulis. Saya akan terus berusaha menulis selagi mampu. Dibaca atau tidak. Laku atau tidak. Karena hanya itu yang saya merasa bisa. .
Saya juga tidak mau terus berbuih bilang bahwa setiap buku akan menemukan pembaca setianya dan melampaui waktu. Tidak perlu seberat itu. Jika hasrat serupa dengan rasa gatal, menulis serupa dengan prosesi menggaruknya. Mungkin akan menimbulkan luka. Tapi bisa jadi tak ada apa-apa. Hanya gejala psikologis tertentu. Yang jelas: nikmat rasanya. .
Semacam itu. Sebiasa itu. Selazim itu. Dari presiden sampai paria tahu, rasa gatal bisa digaruk, dan nikmat. Tak ada sakralitas dan drama di sana. Hanya semacam garukan lembut di atas kulit gatal, yang bisa jadi tak ada apa-apa.

160 pages, Hardcover

First published May 1, 2019

7 people are currently reading
96 people want to read

About the author

Puthut EA

68 books236 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
29 (28%)
4 stars
50 (48%)
3 stars
17 (16%)
2 stars
5 (4%)
1 star
2 (1%)
Displaying 1 - 27 of 27 reviews
Profile Image for Sintia Astarina.
Author 5 books358 followers
December 28, 2021
"Setiap hal, setiap kita, selalu punya cara untuk kembali ke muasal. Dari abu kembali menjadi abu."

Membaca ini kemarin di perjalanan ketika rintik-rintik gerimis jadi teman. Ternyata pas dengan temanya, berkisah tentang pengelanaan tokoh aku yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, mengenang memori masa lampau yang tanpa diundang tiba-tiba mencuat, mengarungi waktu dan sunyi, sambil setiap kali bertemu dan kembali masuk ke diri sendiri.

Dikemas dalam bentuk prosa liris bernuansa fiksi, rasa sunyi dan sepinya betulan kerasa. Pembaca dibawa mengarungi berbagai tempat, di antaranya stasiun, pelabuhan, dan museum, yang semuanya adalah tempat di mana orang-orang transit dari dan menuju. Pembaca dipertemukan dengan ketidakpastian, hal yang nggak sesuai harapan, kerinduan, keenggaksiapan, kerelaan untuk melepas, senyuman, dan keikhlasan. Begitulah kira-kira hidup mengajari kita.

Itulah kenapa aku selalu merindukan pengelanaan, terutama bersama diri sendiri. Di waktu tunggu, di ruang asing nan samar yang begitu familiar, di antara orang-orang baru, di tengah kensunyian, ternyata otak kita candu berkontemplasi diri. Mengurai isi kepala satu per satu sembari berusaha menjawab pertanyaan, "Hendak ke mana kita?" Dan tulisan terakhir di buku ini pun dengan mudah menjawabnya: sebermula.

Secara keseluruhan, mengaitkan perjalanan dengan rasa mungkin terdengar basi, tapi coba baca buku ini dan ikutan menikmai proses perjalanannya. Gaya bercerita Puthut EA enak diikuti, mengalir, surealis tapi mudah dimengerti, pendeskripsiannya pun cukup lugas meski diksinya agak mendayu. Ilustrasi @bemb_beng yang juga sama-sama surealis udah nggak perlu diragukan lagi. Jiwanya turut hadir dan membikin karya ini lebih bermakna. Kelak, ingin lihat nama ilustrator ini lebih besar di berbagai wajah buku.
Profile Image for cindy.
1,981 reviews156 followers
August 23, 2019
Judulnya mengingatkan pada puisi Frost, The Road Not Taken. Tapi isinya sedikit berbeda nuansa. Daripada buku puisi mungkin lebih cocok kalau ini disebut prosa liris dengan ilustrasi yang sangat indah dan menenangkan, meski terkadang terasa sepi dan menekan.

Isinya secara garis besar terbagi dua bagian. Bagian pertama menceritakan seorang yang baru pulang berlayar dan mengunjungi tempat-tempat di kota. Ia menemukan banyak hal yang tidak... ia harapkan.

Bagian kedua lebih bebas berekspresi tanpa satu cerita. Berbahasa masalah angin, sepi dan abu.

Favku adalah Dalam Rahim Kesunyian.
Profile Image for Ririn.
723 reviews4 followers
May 22, 2019
"Yang tidak bisa kau sembunyikan:
Kau ingin mencari tahu, mengapa
manusia yang jelas fana,
selalu mencari jalan
agar abadi."

Prosa yang menggambarkan perjalanan seseorang melalui berbagai 'tempat': mulai dari pelabuhan tempat ia bertolak, mampir di sebuah kafe, tersesat di museum, di kuil hijau lumut, lalu di stasiun, turun, dan sampai ke hutan, dan seterusnya dan seterusnya...

"Perjalanan selalu menjadi resep
mujarab penawar rasa hampa."

Ilustrasi yang menemani prosanya bagus + surealis. Good job Mr. Bambang Nurdiansyah!
Profile Image for Erika.
120 reviews2 followers
June 29, 2020
Bisa selesai baca sekali duduk, cuma makna setiap katanya bila dikupas seharian menurutku belum tentu selesai. Di buku ini kita diajak menyusururi sebuah perjalanan dimulai dari pelabuhan yang ada hanya diri sendiri dan orang asing, berlanjut ke sebuah kafe yang penuh kenangan. Kita juga diajak pergi ke museum untuk menjumpai lima lorong berbeda. Perjalanan selanjutnya adalah sebuah kuil hijau lumut bersama tali kekang kesadaran yang bisa kita atur.⁣

Perjalanan selanjutnya adalah sebuah stasiun yang mengantarkan kita keluar dari dunia kanvas. Setelah turun kita akan berjalan bersama angin yang mengarahkan kita pada hutan kesunyian yang hanya ada kita dan pohon-pohon. Mengarungi angin untuk mencari tahu mengapa manusia mencari jalan agar abadi padahal jelas-jelas manusia fana. Kita akan masuk di rahim kesunyian, menyaksikan bagaimana janin kegaduhan tumbuh dan berakhir dengan belajar riwayat abu bahwa abu akan kembali menjadi abu.⁣

Aku suka sekali buku setebal 160 halaman ini, dengan ilustrasi ciamik yang membawa kita larut dalam cerita yang dituturkan penulis. Kata-kata dalam tulisan ini juga membuat kesadaranku terbangun akan hal-hal tentang makna kesunyian juga kesendirian. Untuk yang suka buku berilustrasi, buku ini layak dicoba untuk dinikmati.⁣
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Bunga Mawar.
1,355 reviews43 followers
July 14, 2022
Prosa liris, kalo kaya orang-orang. Karangan bebas, ada ceritanya, tapi dalam kalimat-kalimat serupa puisi.
Kisahnya absurd, tapi bisa buat merenung.

Buat saya yg suka karya Chairil Anwar, Taufiq Ismail, Kota-kota Imajiner-nya Italo Calvino, dan ilustrasi Clive Barker untuk serial Abarat, buku ini bikin saya melamun ~

Untung saya lagi laper, kalo enggak, bisa sampai sore saya duduk aja baca buku ini bolak-balik 😄
Profile Image for Dyan Eka.
287 reviews12 followers
November 18, 2022
Kali pertama saya membaca karya Puthut EA, jadi saya ngga begitu tahu gaya menulisnya. Apakah memang selalu menggunakan bahasa tingkat tinggi seperti ini atau bagaimana haha. Walau saya menikmati sekali membaca buku ini, apalagi ilustrasinya begitu cantik, tapi pada beberapa cerita saya kesulitan mencerna maksudnya.
Jika ada waktu lain, akan saya baca ulang. Mungkin ketika saya menempuh suatu perjalanan yang santai, karena sesuai isi buku ini ya, perjalanan selalu menjadi resep mujarab penawar rasa hampa.
Profile Image for LanCalwess.
2 reviews
November 22, 2025
“Setiap hal, setiap kita, selalu punya cara untuk kembali ke muasal. Dari abu kembali menjadi abu.”



Kutipan ini sarat filosofi: ngomongin siklus hidup dan perjalanan batin manusia. “Abu” di sini bukan cuma soal akhir, tapi simbol kerapuhan, kesederhanaan, dan momen refleksi. Setiap hal yang kita jalani, setiap perjalanan yang kita tempuh, pada akhirnya kembali ke muasalnya, ngingetin kita bahwa hidup itu berulang—awal, proses, dan
Profile Image for Putu Sita Witari.
276 reviews8 followers
July 13, 2020
Ilustrasi dan prosanya berjalan seirama dengan pembagian chapter yang rapi. Walaupun sangat singkat, namun message yang dikandung mampu membuat interpretasi yang berbeda dan banyak.

Akan lebih menarik lagi apabila gambar tangan direplace dengan photo rain forest Indonesia, sekiranya dapat meningkatkan awareness tentang alam beserta isinya.
Profile Image for Wiwinndut.
75 reviews1 follower
December 27, 2022
awalnya saya kira puisi, namun setelah membaca review, ada yang menyebutkan prosa liris. betul, sih. di sampul depan tidak ada keterangan yang menyatakan buku ini prosa atau puisi. lalu dipadukan dengan ilustrasi yang ciamik. enak dipandang mata.

berisi mengenai kehidupan, kenangan, hingga akhir kehidupan seseorang. tapi memang aku pribadi agak sulit untuk memahami puisi dan sejenisnya.
Profile Image for Ribka.
6 reviews2 followers
June 6, 2019
Karya yang Cantik.
Diksi yang indah. Mengalun bersama visual yang menarik.

Sebuah buku pop yang nyaman untuk dinikmati...
Profile Image for v.indrawati.
35 reviews1 follower
July 15, 2019
Kalau kamu sedang merasa penat, kepala atau dadamu bisa meledak sewaktu-waktu, duduklah bersama buku ini. Hal-hal kecil nan sentimental akan menghiburmu.
Profile Image for Visil.
21 reviews
September 13, 2019
Satu dari sedikit buku prosa yang saya baca dan saya suka. Tak ada kata yang berlebihan, atau menjijikan. Semua telah terpikirkan dengan baik. Ilustrasinya bagus dan serius.
1 review
October 29, 2019
Ohw
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Fox.
32 reviews1 follower
August 11, 2020
Saya seperti diajak menjelajah ke berbagai tempat yang berlatar di buku ini.
Profile Image for Awanda .
58 reviews
September 26, 2021
Lukisan sama kalimat² di dalamnya bagus, lukisan dan kalimat² di dalamnya begitu "kawin" alias nyatu. Lumayan merefresh mata.
Profile Image for jenay.
35 reviews6 followers
December 1, 2021
kalo mau cari buku yang estetik dan banyak gambar-gambarnya bolehlah
Profile Image for Galih Surya.
69 reviews
May 12, 2025
Di dalam buku ini, otak saya seakan terlena dan enggan untuk melawan. Ringan, namun menenteramkan.
Profile Image for Gita Swasti.
322 reviews40 followers
August 12, 2020
"Kamu orang yang beruntung, telah mengunjungi tempat ini. Sebuah tempat yang penuh dengan kenangan berlumut. Konon, kesunyian dan rasa kecewa hanya bisa ditulis di dinding waktu. Tapi tidak untuk tempat ini. Berbahagialah kamu." (hlm. 40)


Bukunya mengingatkan saya pada The Strange Library (Haruki Murakami). Hard cover dan tiap lembarnya terdapat ilustrasi.

Entah, rasanya buku ini memang tidak cocok saja untuk saya. Membangun suasana sepi dan hampa, tapi saya tidak bisa merasakannya melalui hamparan kata-kata yang ditulis.
Saya tidak paham mengenai seni ilustrasi, sehingga rasanya asyik-asyik saja membuka lembaran demi lembaran yang diilustrasikan oleh Bambang Nurdiansyah.
Profile Image for ashestoashes.
109 reviews2 followers
July 1, 2022
Suka sekali. Pengen banget ngebingkai semua ilustrasi dari buku ini dan dipajang di kamar.
Displaying 1 - 27 of 27 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.