What do you think?
Rate this book


252 pages, Paperback
First published April 1, 2014
"Tak ada yang lebih menghinakan pelacur kecuali burung yang tak bisa berdiri." hlm. 40
“Hanya orang yang enggak bisa ngaceng bisa berkelahi tanpa takut mati.”
"Iwan Angsa pernah bilang dunia memang tidak adil. Dan jika kita tahu ada acara untuk membuatnya adil, kita layak untuk membuatnya jadi adil." Ajo Kawir hlm. 48
"Enggak bisa. Aku enggak bisa menjadi kekasihmu. Kamu seperti cahaya dan aku gelap gulita, sesuatu yang kamu tak akan mengerti." Tentu saja Ajo Kawir ingin mengatakan sesuatu yang tak terucapkan mulutnya: aku tak bisa ngaceng.
Ajo Kawir: Burungku bilang aku tak boleh berkelahi
Mono Ompong: Kenapa kau selalu bertanya kepada burungmu untuk segala hal?
Ajo Kawir: Kehidupan manusia ini hanyalah impian kemaluan kita. Manusia hanya menjalaninya saja.
Si Tokek akan mengatakan, itu filsafat.
Perempuan itu tak seperti namanya, sama sekali tak bisa dibilang jelita. Siapapun yang memberi nama jelita untuk perempuan ini pasti sedang membuat lelucon hebat. Perempuan ini buruk. Ia tak yakin perempuan ini berkata jujur. Lari dari suami? Apakah di atas muka bumi ini ada lelaki yang mau kimpoi dengan perempuan begini?
a few days later gecko brought the subject up again with iwan angsa. he was on the verge of tears as he spoke. "dad, you have to do something," he begged.
"but what's really wrong with it, exactly?"
"i already told you, ajo kawir's dick can't stand up. even if he sees a naked lady it can't. he already tried rubbing it with a red chili pepper, he let bees sting it, but he still can't get erect."
"what do you guys know about dicks anyway?"
"Apa yang akan kau lakukan dengan lelaki yang tak bisa ngaceng?" tanya Ajo Kawir.
"Aku akan mengawininya."


"Iwan Angsa pernah bilang dunia memang tidak adil," kata Ajo Kawir kepada Si Tokek. "Dan jika kita tahu ada cara untuk membuatnya adil, kita layak untuk membuatnya menjadi adil."
"Kemaluan bisa menggerakkan orang dengan biadab. Kemaluan merupakan otak kedua manusia, seringkali lebih banyak mengatur kita daripada yang bisa dilakukan kepala. Itu yang kupelajari dari milikku selama bertahun-tahun ini."
-Ajo Kawir, hlm. 126-
"Kehidupan manusia ini hanyalah impian kemaluan kita. Manusia hanya menjalaninya saja."
-Ajo Kawir, hlm. 180-