Jump to ratings and reviews
Rate this book

Ketika Saatnya

Rate this book
Tapi, ada kejujuran yang memburuku. Kejujuran yang menahanku melepas­nya dan menjatuhkan pilihanku padamu. Aku ingin menolak diriku yang menginginkanmu semata-mata karena kau bisa membuatku terlihat normal di mata yang lain. Aku tahu pasti, hidup dengannya akan membuatku didepak dari rumah. Bersamanya, aku bebas jadi diri sendiri. Bersamamu, ada rasa nyaman. Apa yang akan orang-orang pilih? Kebebasan atau rasa nyaman? Bukankah rasa nyaman pertanda mula dari cinta?

“Darmawati mengajak kita mengintip ruang-ruang di bawah selubung patriarki melalui kisah-kisah domestik dengan cara yang mengesankan: personal, tak berjarak, intim, dan sensual. Ia mewarnai ceritanya dengan hal-hal sehari-hari yang membuat kita tenggelam dalam bunyi, bau, tekstur, rasa, dan suasana dari dalam dapur, warung, bilik, beranda, kebun, pantai, dan segenap kampung halamannya—dan mentas dengan kenangan pedih akan perempuan-perempuan dalam cerita”

—Avianti Armand, penulis.

152 pages, Paperback

Published April 15, 2019

3 people are currently reading
22 people want to read

About the author

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
8 (14%)
4 stars
23 (41%)
3 stars
20 (36%)
2 stars
4 (7%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 23 of 23 reviews
Profile Image for Nidos.
300 reviews77 followers
May 31, 2019
Sebuah pengingat betapa adat seringkali memasang batas bagi langkah perempuan. Semakin ke belakang semakin terasa repetitif, mungkin karena hampir semua cerita mengangkat keresahan yang seragam. Mungkin memang sengaja dibuat demikian karena pada kenyataannya kejadian serupa pun terus berulang. Memang tidak mudah menjadi perempuan.

Tiga bintang.
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
October 22, 2019
Saya tahu keberadaan buku ini, saat seorang blogger buku membahasnya di twitter dan mengaitkannya dengan uang panaik. Salah satu produk budaya yang ada di Sulawesi-Selatan.

Saya lantas membaca kumcer yang tidak terlalu tebal ini. Semua cerita mengangkat tentang perempuan Bugis yang selalu dianggap berada dalam lapisan sosial kedua. Setinggi apapun pendidikan, perempuan harus kembali ke dapur. Lalu untuk menjaga siri', perempuan ini dihargai sesuai statusnya. Ada juga cerita tentang nasib perempuan yang menentang adat itu, atau nasibnya yang tidak sesuai dengan "harganya" saat menikah dulu.

Beberapa cerita terasa sangat pendek. Langsung selesai begitu saja. Adq potensi untuk dikembangkan menjadi novel.
Profile Image for Mauli Hidayat.
21 reviews
February 4, 2021
Semakin dibaca semakin banyak ketidaknyamanan dibuatnya. Penulis mampu membuat emosi pembaca teraduk aduk. Sekumpulan cerpen yang isinya paling banyak mengenai perempuan dan adat. Sebagai perempuan aku banyak menangisnya saat membaca buku ini.
Profile Image for le..
42 reviews9 followers
January 8, 2022
acapkali perempuan terbelenggu dan kesulitan untuk berekspresi dan menyatakan pendapatnya. dalam buku ini, penulis mengajak saya untuk menelusuri berbagai cerita akan kuatnya budaya patriarki dan dikemas melalui narasi penggambaran budaya bugis yang kental serta mengikat bagi perempuan.
Profile Image for Steven S.
697 reviews67 followers
June 10, 2019
Cerita Darmawati Majid mencoreng pemikiran pembacanya lewat komentar sosial yang terselip di dalamnya. Menarik untuk debut sang penulis asal Sulawesi Selatan.
Profile Image for Reffi Dhinar.
Author 8 books4 followers
July 8, 2019
Menampar para pembaca barangkali buat para pria, membongkar kembali soal adat yang kadang malah tidak membawa kebaikan selain hanya soal gengsi semata seperti uang panai.
Profile Image for Aidi Aik.
48 reviews1 follower
November 21, 2020
Judul: Ketika Saatnya dan kisah-kisah lainnya
Penulis: Darmawati Majid
Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Tahun: 2019
143 hal; 11,5 cm x 17,5 cm
ISBN: 9786024811396
.
"Cinta selalu kalah saat berhadapan dengan takdir dan adat" (Hal.44)
Kalimat diatas merupakan salah satu petikan dari dalam buku kumpulan cerita pendek 'Ketika Saatnya' karya Darmawati Majid.
Di dalam buku ini terdiri dari 13 judul cerpen.
Cerpen yang memuat beragam cerita tentang kehidupan rumah tangga, mitos, pendidikan dan tentang budaya di Sulawesi Selatan, salah satunya Suku Bugis.
.
Yg menarik perhatian saya disini adalah tentang uang panaik, semacam mahar.
Disalah satu judul cerpen, Losari. Menceritakan tokoh lelaki yaitu Anto, seorang nelayan yg bertemu pujaan hatinya, Ida. Keduanya menjalin hubungan, hingga pada saat Anto hendak melamar diberikan syarat uang panaik sebesar 150 juta rupiah.
Anto yg hanya bekerja sebagai nelayan dengan pendapatan yg seadanya membuatnya berganti usaha, membuang diri jauh ke pelosok Kalimantan untuk bekerja di pertambangan. Dia memang telah berhasil membawa uang 150 juta rupiah, namun itu tidak ada artinya lagi sekarang. Gadisnya sudah menjadi milik orang lain.
"Cinta selalu kalah saat berhadapan dengan takdir dan adat". Keluarga adalah segalanya, cinta pada lelakinya bukan apa-apa.
.
Ada lagi salah satu judul cerpen berjudul Uang Panaik. Sang tokoh Dr. Hj. Andi Darauleng, M.Pd.
Andi dipisahkan oleh adat dengan kekasihnya, Abimanyu. Abimanyu tak sanggup memenuhi permintaan orangtua Andi, permintaan Ambo (Ayah) tepatnya. Apakah karena Ambo tokoh masyarakat yg sangat dihargai di kampung, sehingga merasa gengsi menikahkan anak perempuan semata wayangnya dgn uang panaik rendah?
.
Darmawati bercerita tentang hal-hal sehari-hari, seperti tokoh perempuan yg menghadapi gejolak rumah tangganya dan menyuarakan tentang perempuan dalam aturan adat dan norma dalam Suku Bugis.
.
Saya menikmati cerita di setiap judul cerpen, mengalir begitu saja. membuka wawasan saya juga akan adat istiadat dari Suku Bugis.
Profile Image for (≧∇≦).
128 reviews7 followers
August 12, 2021
"Perempuan memang begini, Nak. Lahir, tumbuh, dan besar untuk kemudian berbakti pada laki-laki yang bisa menafkahi. Itu sudah hukum alam."


Ketika Saatnya merupakan kumcer yang memperlihatkan posisi perempuan yang masih ditempatkan sebagai lapisan kedua masyarakat tepatnya di budaya Bugis. Meskipun cerita-cerita dalam buku ini berlatar budaya Bugis tapi kurasa banyak perlakuan tidak adil yang diterima perempuan juga terjadi di luar Suku Bugis.

Perempuan sudah sepantasnya berakhir menikah dan melayani untuk mengangkat derajat keluarga. Perempuan seharusnya segera menikah setelah 'cukup umur' agar tidak menjadi 'aib keluarga'. Buat apa perempuan sekolah jika ujungnya sama-sama menjadi istri orang.
Begitulah kira-kira kondisi sosial masyarakat terhadap perempuan yang disoroti dalam buku ini.

Selain itu, aku juga mendapat pengetahuan mengenai istilah di budaya Bugis, seperti parekkuseung, passompo siri', cenningrara, erang-erang, nanre pake, dll. Aku juga baru tau untuk mas kawin perempuan akan semakin nilainya jika si perempuan berpendidikan tinggi. Juga banyak disebutkan makanan Khas Makassar, seperti Songkolo bagadang.

"Mereka hanya dijadikan tempat menitip benih, dihamili untuk melahirkan anak-anak penerus keluarga."




Profile Image for LILI.
42 reviews
December 21, 2022
𝗞𝗲𝘁𝗶𝗸𝗮 𝗦𝗮𝗮𝘁𝗻𝘆𝗮 𝗯𝘆 𝗗𝗮𝗿𝗺𝗮𝘄𝗮𝘁𝗶 𝗠𝗮𝗷𝗶𝗱

Penulis : Darmawati Majid
Penerbit : Penerbit KPG
Bahasa : Indonesia
Hal : 143 hlm
.............
𝒂𝒏𝒕𝒐𝒍𝒐𝒈𝒊, 𝒇𝒊𝒌𝒔𝒊, 𝒑𝒆𝒓𝒆𝒎𝒑𝒖𝒂𝒏, 𝒅𝒂𝒏 𝒇𝒆𝒎𝒊𝒏𝒊𝒔𝒎𝒆

Review📖

Buku karya Darmawati Majid yang satu ini adalah antologi lokal yang menurutku, perlu dikasih apresiasi lebih. Saat aku memposting ulasanku ini, aku sangat berharap banyak orang yang mulai membaca buku ini, terutama perempuan - perempuan kita.

Karya yang mengangkat kisah-kisah perempuan Indonesia, terutama yang berada di daerah Sulawesi ini menunjukkan bahwa budaya patriarki di Indonesia, masih terbilang kuat. Terutama untuk wilayah yang tidak terlalu metropolitan seperti daerah-daerah dengan nilai adat yang masih sangat di junjung tinggi.

Dua kisah favoritku dalam buku ini berjudul "Ketika Saatnya" dan "Buat Apa Sekolah?". Aku tidak akan menjelaskan alasanku menyukai kedua kisah tersebut, karena hanya akan berakhir menjadi spoiler. Mungkin akan aku sisipkan saja, beberapa kutipan yang cukup membagongkan :D

---"Perempuan memang begini, Nak. Lahir, tumbuh, dan besar untuk kemudian berbakti kepada laki-laki yang bisa menafkahi. Itu sudah hukum alam. Tak bisa kita tolak."

---"Perempuan itu ampoti--keranjang ayam, Nak."

----"Anakmu itu perempuan. Urusan yang perlu ia kuasai hanya seputar dapur, sumur, sama tempat tidur, bukan hal-hal tidak masuk akal."

Rate 4,5⭐
Profile Image for ninunia.
56 reviews
December 22, 2022
Buku ini merupakan sekumpulan cerpen yang banyak membahas tentang perempuan juga adat istiadat suku Bugis. Buku ini cukup membuat gue merasa campur aduk, emosi tapi memang terkadang hal-hal tersebut relate dan sering dibicarakan. Tentang bagaimana perempuan harus selalu patuh pada suaminya ketika sudah berumah tangga, bagaimana perempuan terlihat tak berdaya jika peranannya dihubungkan dengan adat dan kebiasaan di masyarakat. Memang tidak mudah menjadi perempuan terlebih pada zaman dahulu ketika perempuan tidak dapat dengan bebas menyuarakan pendapat dan ekspresinya akan suatu hal, perempuan yang dinilai tidak perlu berpendidikan tinggi. Topik yang dibahas sangat menarik. Namun, ada beberapa bagian yang menurut gue cukup membingungkan, juga arti dari kata-kata yang diambil dari bahasa Bugis itu sebaiknya dituliskan di page footer agar mempermudah pembaca.
Profile Image for Tamara Fahira.
130 reviews8 followers
October 31, 2021
Beginilah nasib jadi perempuan, ‘dipaksa’ tunduk oleh adat istiadat terutama yang tinggal di pedesaan, mau orang Sumatera kek, Kalimantan kek, Sulawesi kek, Jawa kek. Cukup resah juga bacanya. Kalau gak seputar uang panai harus selangit, sekalinya lelaki itu benar si perempuan mau gak mau dinikahkan sama lelaki yang tidak dicintai atau disuruh nurut terus sama adatnya. Lain cerita walaupun si lelaki seenaknya poligami, si perempuan tetep harus manut, yang penting sesuku. Kalau saya yang mengalami langsung sih udah gak peduli adat segala macem pasti marah-marah dan pengen mengutuk aja bawaannya. Kesel juga lama-lama wkwk. Memberi wawasan tentang adat istiadat suku Bugis, yang emang katanya harus punya uang panai sebanyak mungkin kalo mau nikah.
Profile Image for Ivvy   .
4 reviews2 followers
August 5, 2020
Buku ini menjelaskan mengenai adat tradisi suku Bugis lewat kumpulan cerita pendek, sehingga membuat pembaca mengerti apa saja adat tradisi dari wilayah Sulawesi Selatan. Membuka mata pembaca mengenai masih banyak perempuan yang masih terbelenggu adat menjadikannya tidak mudah memilih atau menetapkan jalan hidupnya sendiri. Darmawati juga menjelaskan dengan baik respon dari masyarakat jika ada seseorang yang menentang adat.
Pembawaan dari tulisan sangat mudah dipahami, pesan yang disampaikan mudah dapat ditangkap secara baik oleh pembaca. Darmawati juga memberikan ilmu baru bagi pembaca mengenai kosakata dari Sulawesi Selatan lewat tulisannya.
Profile Image for sofiaidrish.
145 reviews26 followers
August 19, 2019
Sejujurnya, kisah domestik ada di daftar akhir yang mungkin saya baca. Buku ini pun saya baca tanpa melihat dulu sinopsisnya. Seolah hanya dari judul "Ketika Saatnya" saya langsung percaya pada penulis, bahwa saya akan dibawa ke saat-saat yang penting. Kisah domestik secara umum kadang bisa membuat saya terkejut tapi lebih sering saya hindari seperti film horor. Yang suka dari buku ini adalah penyisipan kearifan lokal Sulawesi Selatan yang belum pernah saya dengar dan diksi penulis yang bersahaja tapi memiliki permainan logika dan emosi.
Profile Image for Ipeh Alena.
543 reviews21 followers
October 31, 2019
Setidaknya ini bisa jadi pertimbangan. Bahwa, terkadang adat pun bisa menjadi terlalu menyiksa jika dilakukan berlebihan. Meski, tidak ada salah dari adat itu sendiri (menurut saya). Karena, pastinya hukum adat itu dibuat sejak masa lampau untuk sesuatu yang mendatangkan kebaikan. Namun, tak mungkin berlebihan jikalau sang manusianya tak terlampau melebihi batas.

Menjadi bahan pemikiran juga isi kisah di dalam buku ini. Sebuah kumcer yang mengajak untuk merenung sejenak. Karena, pada dasarnya kisah di sini, pun terjadi di daerah lain di negara tercinta ini.
Profile Image for Ariani15d.
81 reviews
Read
January 2, 2022
Kumcer ini dibuka dengan judul cerita yang panjang, yaitu "Tentang Hal yang Membawamu ke Sebuah Warung Coto di Pinggiran Kota Pada Suatu Hari Sekitar Pukul 10 Pagi", yang bercerita tentang perselingkuhan. Pada cerita awal pembaca sudah diuji kesabarannya 😆

Secara keseluruhan kumcer ini terdiri dari 13 cerita dengan latar tempat di kepulauan Sulawesi, khususnya Makassar, Sulawesi Selatan. Membaca kumcer ini, pembaca akan dibawa berkeliling menikmati indahnya panorama kepulauan Sulawesi dan sisi kebudayaannya, khususnya terhadap kehidupan kaum perempuannya.
Profile Image for Alvina.
732 reviews122 followers
August 4, 2019
Kenangan itu bercokol di hipokampus, bagian otak yang berfungsi merekam perasaan. Untuk melupakan, dibutuhkan tahun-tahun yang berat, karena yang kau perangi adalah dirimu sendiri, akalmu yang sehat melawan hati yang sakit.
Kau tersiksa oleh kenangan itu, tapi memilih menikmatinya.
Kau tak bisa lupa, sebab jauh dalam lubuk hatimu, kau belum rela melupakan.
Profile Image for Salsabilla Shafa.
11 reviews3 followers
November 5, 2020
Cerita dalam buku ini betul-betul menggambarkan bahwa patriarki itu masih kental sekali dan menjadi adat di beberapa suku.

Saya puas dengan ceritanya. Alur yang kadang maju mundur dalam cerita mengharuskan saya untuk fokus bacanya. Banyak kosa kata baru dalam bahasa Makassar/Bugis yang saya temukan.
Profile Image for Andria Septy.
249 reviews14 followers
November 13, 2019
membaca kumpulan cerpen ini seolah sang penulis mengajak Kita untuk berkenalan dengan kearifan lokal sulsel dan pengetahuan kita otomatis bertambah luas tentang keanekaragaman kebudayaan yg ada di tanah air.
Profile Image for Meirna Fatkhawati.
135 reviews3 followers
December 29, 2022
buku yang isinya berupa cerita cerita pendek. ditulis secara sederhana saja. sangat menyentuh masyarakat Sulawesi.

sengaja saya membacanya. tertarik karena cover nya dan ceritanya tentang masyarakat Bone Sulawesi.

rekomen
Profile Image for Wiwinndut.
75 reviews1 follower
February 14, 2023
Losari

"Cinta akan kalah saat berhadapan dengan takdir dan adat."

Darmawati Majid - 44

kumpulan cerpen yang mengisahkan kepedihan yang terjadi pada perempuan suku bugis.
2 reviews
July 13, 2021
Apa yang sebenarnya ingin ditunjukkan Darmawati dalam 12 Cerpennya, semua orang bebas menginterpretasinya, apakah sebuah kungkungan adat ?, sebuah budaya yang telah jauh terlepas dari makna sebenarnya ?, ataukah kehidupan perempuan yang dari lahir telah memiliki takdir dan beban yang akan selalu mengikuti langkah mereka?...

12 cerpen yang tersaji dari kehidupan perempuan yang telah atau sudah dipilihkan oleh sesuatu yang disebut Takdir, tidak semua tokoh utama dalam cerpen Perempuan tapi semuanya memiliki benang merah yang sama budaya dan adat.

Darmawanti bisa membuat kita bercermin pada tokoh-tokoh yang disajikan dari berbagai latar, kisah-kisah yang membuatmu bertanya "untuk apa hidup memiliki pilihan kalau pada suatu saat harus mengikuti kodrat?"
Profile Image for Sri Noviana Zai.
115 reviews9 followers
February 7, 2022
Blurb:
Ada kejujuran yang memburuku. Kejujuran yang menahanku melepasnya dan menjatuhkan pilihanku padamu. Aku ingin menolak diriku yang menginginkanmu semata-mata karena kau bisa membuatku terlihat normal di mata orang. Aku tahu pasti, hidup dengannya akan membuatku didepak dari rumah. Bersamanya aku bebas menjadi diri sendiri. Bersamamu, ada rasa nyaman. Apa yang akan orang-orang pilih? Kebebasan atau rasa nyaman? Bukankah rasa nyaman pertanda mula dari cinta?

Ini merupakan kumpulan cerpen dari kisah-kisah perempuan suku Bugis

Paling suka dengan kalimat, "cinta akan kalah saat berhadapan dengan takdir dan adat".

Cerita-cerita yang ada di buku ini seputar adat, pendidikan, agama, dan mitos yang berkembang di Sulawesi Selatan. Kisah tentang cinta seorang perempuan yang terhalang uang panaik (mahar), perempuan dengan gejolak rumah tangganya, perempuan yang tak boleh sekolah karena mitos akan membawa dampak buruk bagi desa, dan perempuan yang harus mengorbankan dirinya dan cintanya demi aib keluarga

Tidak mudah menjadi perempuan sebab acapkali perempuan dibelenggu dengan sebuat batas. Adat yang seringkali memasang batas untuk perempuan, kebebasan berekspresi dan berpendapat, dipaksa tunduk agar tak melewati batas

Lalu apa yang perempuan bisa lakukan?
Displaying 1 - 23 of 23 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.