“Your past is like the sun up there—meski kelihatannya dekat karena kita bisa melihat dan merasakan hangatnya, tapi kenyataannya dia tetap jauh di atas sana.” Eris mengira bahwa pertemuan itu akan mengembalikan kisah lama yang belum usai. Diingkarinya semua kenangan yang membuat kehampaan meruak di hati. Diakhirinya harapan yang akan membawanya pada duka berlumur kecewa. Namun Eris lupa bahwa perlahan-lahan waktu bisa menyembuhkan luka. Pada suatu pagi Eris terduduk di samping perempuan itu berselimutkan kenangan. Didengarnya deru ombak yang menghantarnya pada kisah lama di persimpangan. Dinikmatinya embusan angin yang nyaris membuatnya terlena. Seharusnya ini hanya mimpi yang akan menyadarkan dirinya di saat terbangun. Namun entah kenapa Eris merasa bahwa di sanalah tempat seharusnya ia berada dan menetap. Di relung kenangan tempat masa lalu bermuara.
Eris dan Airin merencanakan liburan berdua sebelum acara pertunangan mereka dilaksanakan. Eris sudah membayangkan indahnya pantai di Lombok, tapi Airin meminta destinasi wisata mereka dialihkan ke Jogja, enam jam sebelum keberangkatan mereka. Eris sebenarnya keberatan berlibur ke Jogja, terutama karena alasan Airin ke Jogja adalah untuk mengunjungi Kalila, mantan kekasih Eris sekaligus sahabat Airin.
Eris tak ingin mengecewakan Airin, akhirnya setuju untuk berlibur di Jogja. Sesampainya di Jogja, mobil yang mereka tumpangi ditabrak oleh seorang pria dan seorang perempuan cantik di halaman parkir sebuah restoran. Pria yang menabrak itu sempat beradu mulut dengan Eris, sebelum ditengahi oleh permintaan maaf Airin. Airin tidak ingin terlibat masalah sementara Eris tidak puas karena mobil kesayangannya menjadi rusak.
Setibanya di rumah Kalila, Eris merasa canggung. Lima tahun yang lalu, Kalila meninggalkan Eris demi seorang pria ganteng dan kaya raya yang kini menjadi suaminya. Pada saat itulah, Airin, sahabat Kalila hadir dalam kehidupan Eris dan perlahan menggantikan posisi Kalila. Meski kini Eris memantapkan hati untuk bertunangan dengan Airin, berhadapan dengan Kalila membuat kenangan dan luka lama terkorek kembali. Keesokan harinya, Kalila memperkenalkan Eris pada suaminya, Lalang. Betapa terkejutnya Eris saat menyadari Lalang adalah pria yang menabrak mobilnya, dan perempuan yang bersama dengan Lalang semalam tentu saja bukan Kalila.
Selama berada di rumah Kalila, Eris menyadari rumah tangga Kalila dan Lalang memiliki masalah, dan kini Eris terjebak di dalamnya. Eris terpaksa diam saat mendapati Lalang bermain dengan perempuan lain, sementara Kalila harus mengurus dua anak kecil mereka di rumah.
Airin bukannya tidak tahu bagaimana sikap Lalang sebenarnya. Tanpa sadar Airin sendiri menempatkan hubungannya dengan Eris dalam sebuah ujian. Mungkin bagi Airin masa lalu Eris sudah selesai, tapi Airin sendiri tidak siap saat Kalila memilih Eris untuk menjadi tempatnya mengadu.
Dengan mengambil setting Jogja dan pantai selatannya yang indah, novel ini lumayan menarik untuk diikuti. Meski antara memori lama dan kisah saat ini tercampur baur, tapi masih bisa direka-reka. Sayang endingnya yang nanggung, membuat saya bertanya-tanya mengapa penyelesaiannya secepat itu.
"Sekecil apa pun, yang namanya masalah, Ris, dia tetap besar karena bisa menghancurkan banyak bagian dalam diri kita," - Hal. 114 Kisah Eris ini mungkin emang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Setelah patah hati ditinggal Kalila, Eris pacaran sama Airin. Lucuknya sih Airin ini adalah sahabat dari mantan pacarnya. Mungkin ya yang namanya hati emang nggak ada yang tau sih ya. Di sini, Eris emang kasian sih. Dia ditinggalin Kalila demi lelaki lain. Patah hati? Jelaslah ya, untungnya ada Ai yang berada di sisinya. Dan sekarang, Ai memaksa Eris buat liburan ke tempat Kalila. Tadinya destinasi mereka bukan ke tempat Kalila, tapi Ai kekeuh. Ai pun pengen tau juga kali ya, apakah Eris masih ada rasa ke Kalila. Perempuan kan gitu ya, suka jadi masokis 😂. Setelah nyampe sana, banyak hal yang terjadi. Apalagi ternyata rumah tangga Kalila ini menyedihkan, Lalang suaminya ini emang playboy abis. Eris dan Ai malah jadi ikutan drama rumah tangga mereka. Dan di sini pun diuji juga cobaan buat hati Eris, apakah hati dia masih berada di sana atau sudah nggak ada? . . Kusukaaa sama gaya ceritanya kak Tarina, gaya berceritanya menarik. Tokoh-tokohnya realistis dan loveable, meski kesel sih sama Kalila. Tapi aku suka banget sama Eris dan Ai, Eris ini sosok yang emang sweet banget. Trus juga dia kalem banget ih, meski kalau gombal receh 😂. Memakai POV 3, aku suka dengan pikiran tokohnya tersampaikan dengan baik. Bahasa yang ringan dan mengalir juga asyik banget buat diikuti. Interaksinya kusukaaa, chemistrynya pun dapet. Dan konfliknya lebih ke konflik batinnya Ai, mungkin dia masih insecure ke Eris. Kadang kan susah ya berteman baik dengan mantan pacar. Rasa canggung pasti mendominasi. Ada juga konflik rumah tangganya Kalila, yang emang bikin hati nyess banget. Eksekusi endingnya apik dan bagus, endingnya sukaaa 💜.
Waktu baca judulnya, saya kira ceritanya bakalan berat dan angsty, tapi ternyata enggak kok. Nggak tau kenapa ya saya malah lebih dapet feel Eris sama Kalila daripada sama Airin.
Dan buku ini sebenernya juga ada yang nyindir orang-orang yang pilih bad guy over good guy karena katanya lebih menarik. Dan gimana di buku ini dijelasin konsekuensinya dan lain-lain saya suka karna sepemahaman sama saya walaupun, ya, closure buat permasalahan Kalila dan Lalang kurang aja.
Buku ini cocok buat orang-orang yang suka cerita dengan konflik realistis kayak saya hehe.
Kusuka cara berceritanya yang mengalir. Mekipun chemistry Ai dan Eris tak sekuat Eris dan Kal, tetapi kurasa itu mungkin saja yang ingin penulis suguhkan kalau si Eris dan Kal masih punya kenangan-di-lubuk-hati-terdalam. Tokoh Ai mengingatkan pada fenomena perempuan yang berharap mengubah bad boy menjadi good boy setelah menikah. Nahas, Lalang yang semula bad boy, tidak serta merta menjadi good boy setelah menikah. Ia masih berselingkuh, dong. Bagaimana pun, susah mengubah serigala jadi kambing. Cerita yang mengalir ini sayangnya ditutup dengan akhir yang kurang nampol. Entah di mana kekurangan itu, atau sebenarnya kuhanya merasa tenggelam dalam cerita lalu terkejut begitu sampai ke dermaga. Kukira itu saja. Kalian yang ingin membaca cerita dengan pola pikir cukup realistis, dapat membaca ini.
Dan pas kubaca, tulisannya sama menariknya. Enak dibaca. Sayangnya menurutku hubungan Erisman-Airin kurang dibahas mendalam hingga chemistrynya kurang berasa. Bahkan aku lebih ngerasa chemistry antara Erisman-Kalila lebih kuat. Ngomong-ngomong, aku suka cerita Kalila. Aku juga suka saudara-saudara Erisman yang rada-rada. Hahaha.
Nah satu lagi, aku agak kurang sreg dengan ending-nya. Kurang nampol gitu. :( Cuma jujur ceritanya asik. Aku suka latarnya yang di Jogja meski nggak mendominasi banget. Ceritanya bittersweet gitu. Kita seperti gak bisa menebak takdir akan membawa kita ke mana dan ke siapa nantinya.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Saya baca buku ini kira-kira akhir 2019. Baru sekali itu baca karya Tarina Arkad. Dan langsung jatuh hati. I simply love this book. Tema buku ini ngga yang unik-anti minstream-so hipster banget, tapi cukup bikin kamu bergumam "kepikiran juga penulisnya bikin tema ini ya..." Gaya penulisannya rapi, nyaman, sangat nikmat untuk dibaca. Pemilihan nama karakter yang nggak sok kekinian kaya nama-nama lazimnya sekarang. Penggambaran sifat karakter yang semuanya masuk akal! Gak ada yang too good to be true, gak ada yang jelmaan dari iblis. Semua ada sisi baik dan sisi buruk dengan porsinya masing masing. Intinya, ini buku yang menyenangkan untuk dibaca dan saya bahkan sampai merekomendasikannya ke teman-teman saya yang minta rekomendasi 😀
Waktu itu Tarina datang membawa draf naskah ini, judulnya masih berbeda dengan yang versi terbit. Dia tipe penulis yang mengambil ide cerita dari orang terdekat, dikembangkan dengan cukup baik, dan jadilah sebuah cerita yang terasa sangat real, yang ketika membacanya, kita merasa seperti mendengar cerita seorang teman. Jadi, saya langsung mendengarkan penjelasan Tarin mengenai cerita terbarunya ini.
"Ini cerita temenku," katanya. "Cerita betapa frustrasinya dia punya suami yang ganteng."
"Lho?" Saya agak kaget mendengar itu. Bukannya itu kelebihan, maksudnya, sesuatu yang bisa si temannya itu bangga-banggakan di hadapan cewek lain yang nggak seberuntung dirinya. Mungkin.
"Setiap hari, dia ngelayanin inbox dan WA dari cewek-cewek yang ngakunya pacar suaminya, pernah tidur bareng suaminya, ngirim pic bareng suaminya itu dalam keadaan nggak pantes, dan hal-hal yang bikin dia pengin menggugat cerai kalau seandainya dia nggak inget anaknya yang masih batita."
Lalu berlanjutlah obrolan kami mengenai naskah dan juga temannya Tarin yang menjadi inspirasi penulisan novel ini.
"Tapi aku nggak bisa nulis sebagai si tokoh utama yang punya suami ganteng itu. Aku nggak tau gimana perasaannya, maksudnya buat benar-benar tau isi hati dan pikirannya. Ya, kan, dia curhat gitu, sampe pengin cerai tapi masih bertahan. Siapa tau dia bertahan, karena ya, suaminya ganteng. Siapa yang nggak pengin punya suami ganteng, coba? Itu kayaknya lebih masuk akal," lanjutnya.
"Hei, fokus sama cerita, editor kepo!" balas Tarin.
"Jadi?"
"Jadi ... aku nulis dari sudut pandang orang lain lah, yang bisa menggambarkan perasaan si tokoh cewek itu dari permukaan, tanpa menghakimi. Jadi, kita benar-benar orang di luar lingkaran, tau tapi masih abu-abu. Ya gitulah pokoknya."
"Yah, Sherlock Holmes jadi terkesan misterius gara-gara diceritakan Watson. Fitzgerald juga milih Nick Carraway buat menceritakan sosok Gatsby."
"Tapi jangan bereskpektasi terlalu besar dulu, Tor. Ini cuma aku yang nulis, lho. Jadi, belajar menerima kekurangan dan kesederhanaan aja. Ngeditnya nanti jangan sadis-sadis. Dan satu hal, jangan terus menganggap pernikahan buruk hanya gara-gara baca kisah di novel ini."
"Penulis sok tau!" ejek saya balik, dan kira-kira seperti itulah obrolan saya dengan penulis, sebelum naskah ini masuk meja redaksi untuk diulas dan diterbitkan.
Banyak hal yang saya dapat di sini, tapi yang begitu melekat adalah quote dari si tokoh yang harusnya kita benci dalam cerita ini. "Nggak ada pernikahan yang sempurna," katanya, "Yang ada dua manusia yang selalu berkompromi." Yah, seperti, kan, hidup?
Yang Disimpan Kenangan di Lubuk Hati Terdalam merupakan novel yang mengisahkan kehidupan pasangan Eris-Airin dan Kalila-Lalang. .
Dulunya, Eris pernah menjalin kasih dengan Kalila. Sayangnya Kalila lebih memilih Lalang dan meninggalkan Eris. Eris patah hati kemudian kembali membuka hati. Eris kemudian menjalin kasih dengan Airin dan telah berniat untuk melamarnya .
Masalahnya, tidak segampang itu melepas kenangan. Apalagi Kalila dan Airin adalah sepasang sahabat. Hingga suatu hari, mau tak mau Eris harus kembali bertemu dengan Kalila, mantannya yang pernah memporak porandakan hatinya.
Bagaimana akhir kisah mereka? .
Membaca kisah Eris-Airin dan Kalila-Lalang ini membuatku menyadari pentingnya komunikasi dalam suatu hubungan. Pentingnya menghargai orang yang sudah berada di sisi kita. Jangan sampai melepas sesuatu hanya karena keegoisan kita semata.
Aku bisa memahami keputusan Kalila untuk tetap bertahan di sisi Lalang, walau tahu Lalang seperti itu. Aku bisa memahami posisi Airin yang bingung dan butuh diyakinkan oleh Eris. Aku bisa memahami Eris yang bingung mengartikan perasaannya dan kurang peka. Walaupun sikap Lalang tidak bisa kubenarkan, tapi mengetahui alasannya sulit untuk membencinya 😢
Aku suka gaya menulis Kak Tarina, cukup mengalir. Idenya ringan dan mudah tertebak, tapi aku suka ceritanya.
Secara keseluruhan, kenangan biarlah menjadi kenangan. Cukup dikenang saja. Yang ada di depan mata, jangan disia-siakan. Sekali kita telah memilih, yakinkan diri kalau dialah yang terbaik
Yang Disimpan di Lubuk Hati Terdalam adalah sebuah novel yang sebenernya menceritakan tentang 4 tokoh Airin, Eris, Kalila, dan Lalang. Pas gue baca kata pengantarnya, gue udah mulai takut aja karena gue memang orangnya kurang suka dengan cerita yang tokoh utamanya kebanyakan. Gue pribadi merasa kalau tokoh utamanya kebanyakan jadi susah fokus dan dapat 'feel' dari masing-masing tokohnya.
Tapi ternyata, dan ternyata.
Keputusan gue untuk menghiraukan kerisauan gue tentang jumlah tokohnya adalah keputusan yang tepat banget. Buku ini walaupun menceritakan mengenai kisah 4 tokoh, tapi Mbak Tarina berhasil membuatnya penuh dengan rasa. Mbak Tarina ini menceritakan kisah 4 tokoh tersebut melalui pandangan Eris. Jadi tetep bisa dapet semua kisah semua tokohnya tapi 'at the same time' gue masih dapet rasa yang sangat amat mendalam terutama kepada hubungan Eris dan Airin. Gaya penulisannya asik, menarik, dan interaktif banget. Di buku ini juga Mbak Tarina memasukkan beberapa hal-hal yang sedang populer pada saat ini, kata-kata lainnya adalah buku ini 'up to date' banget.
Karakter-karakter di buku ini juga realistis dan lovable banget. Gue sangat amat menyukai interaksi antara Airin dan Eris. The way they talked for hours and hours before getting to bed, their skinship, their affection towards each other itu yang membuat gue jatuh hati dengan novel ini. Side couple buku ini, Kalila dan Lalang, awalnya gue gak suka banget sama mereka, tapi ketika pada akhirnya terkuak alasan mereka masing-masing, gue bisa memahami perasaan mereka masing-masing. Nih ya, gue tipe orang yang setiap membaca buku terus muncul kisah side couplenya pasti gue lewatin aja karena mengganggu fokus gue membaca kisah pasangan utamanya. Tapi di buku ini gue tidak merasa terganggu sama sekali karena mungkin keterlibatan yang besar dengan pasangan utama dan juga cara Mbak Tarina menuliskannya. Another plus point!
Ceritanya juga mengalir, bukan tipe-tipe yang ketika lo baca, Wah! Lo bakal dapat 1.000 pelajaran hidup, tapi tipe bacaan yang ringan dan santai. Mungkin itu yang membuat gue membacanya cepat banget kali ya? Konflik di buku ini juga bukan yang bikin lo menangis tersedu-sedu, tapi bukan berarti konfliknya tidak kompleks ya. Konfliknya mengalir aja gitu, dan tidak sinetron sama sekali.
Mungkin ada satu hal sih yang gue kurang setuju, yaitu ketika Eris sama Airin lagi di pantai main bareng anak-anaknya Kalila sama Lalang. Waktu Airin lagi main sama salah satu dari anak-anak itu, di buku dituliskan Eris sedang menikmati melihat bule-bule cantik yang sedang berenang di pantai itu juga. Selain itu, ketika Eris memuji Kalila sebagai 'a mom that all men like to fuck'. Gue cuman mempertanyakan aja sih ya, "Is that something normal for a man that's in a relationship?". Gue seriusan nanya karena memang gue bener-bener enggak tau.
So, I really recommend this book to all City Lite lovers out there. Selamat senyum-senyum dan jingkrak-jingkrak gak jelas selama membaca interaksi Airin dan Eris
Airin adalah karakter terlebay dan calon pelaku kekerasan rumah tangga. Kayaknya dy yg bakal gebukin lakinya.
Menurutku malah Eris tuh karakter paling masuk akal. Segala tindak tanduk dy masuk akal. That’s what I’m gonna do if I’m in his position.
Dan pasangan yg kadang emang ada d dunia nyata ya Kalila dan Lalang. They made sense. Walopun ga yakin Lalang will change and leave his old way of life.
Sayang sekali tokoh utamanya harus Airin dan Eris, cuma Airin yg ak ga suka. She was lovely in the beginning, tapi ternyata agak gila di akhir. Yg tiba2 marah, kesel ga jelas, gebukin orang, nyuekin orang tanpa mau mendengarkan. I understand klo orang marah mungkin ga mau dengerin, but ga mungkin dong marah lama banget, trus malah main kabur dan ngarep dicariin when you already show signs that you want to be left alone. Like seriously!?
Waktu gue baca sinopsis buku ini, gue bingung ini buku tentang apa? Selepas kebingungan gue tersebut, gue menyimpulkan kalau si tokoh utama akan bertemu kembali dengan seseorang yang pernah mengisi relung hatinya dahulu.
Berlanjut gue baca bagian “Kepada Kamu Yang Masih Menyimpan Kenangan di Lubuk Hati Terdalam” atau kata lainnya halaman thanks to. Disitu penulis menuliskan gambaran tentang kisah di buku ini, well gue yakin kalian pasti bisa langsung menebak jalan ceritanya akan seperti apa. Gue merasa buku ini kebanyakan narasi, but gue nyaman-nyaman aja saat bacanya karena Erisman ini karakternya memang menyenangkan dan receh leluconnya.
“Your past is like the sun up there, Ris, -meski kelihatannya dekat karena kita bisa melihat dan merasakan hangatnya, tapi kenyatannya dia tetap jauh, Ris. Jauh banget….” – Airin, hlm 17.
Yang membuat gue kagum dari buku ini adalah bagaimana penulis menuliskan hal-hal yang dekat sekali dengan kehidupan dan tentunya juga realistis. Disini penulis memberikan sebuah gambaran tentang keluarga yang kurang harmonis pada kehidupan rumah tangga Kalila–Lalang dan gambaran keluarga harmonis pada Erisman dan keluarganya.
“Lagi pula, nggak ada pernikahan yang benar-benar sempurna, bukan? Yang ada hanyalah dua orang yang selalu berkompromi, dan itu yang lagi gue sama Kalila lakukan bersama demi anak-anak.” – Lalang, hlm 190.
Gue nggak bisa ngomong soal kasus Kalila-Lalang, karena kasus mereka ini punya alasan yang kuat dibaliknya. Kita bisa saja bicara kalau pernikahan mereka itu toxic atau tidak baik dan lebih baik berpisah. Tapi, bagaimana kalau mereka memutuskan untuk berkompromi dan bertahan demi anak-anaknya? Kita tidak bisa apa-apa, kita harus menghargai keputusan mereka apapun itu.
Disini penulis ingin memberikan persepsi kalau dalam kehidupan rumah tangga itu bukan hanya soal mementingkan ego masing-masing, tapi bagaimana kita dapat berkompromi untuk menghadapi masalah yang terjadi. Dan bagaimana kita perlu untuk berdamai dengan masa lalu agar kita lebih siap menghadapi masa yang akan datang dan agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Jelang acara lamaran mereka, Eris dan Airin melakukan perjalanan liburan berdua. Awalnya tempat yang dituju adalah Lombok, namun jelang hari H keberangkatan, Airin memaksa Eris untuk berputar haluan ke Jogja karena ada undangan acara Tedak Sinten anak sahabatnya yakni Kalila. Ironisnya, Kalila ini adalah mantan pacar Eris yang meninggalkannya beberapa tahun sebelumnya.
Eris sendiri sebenarnya malas mengikuti keinginan kekasihnya itu. Namun apa daya Airin sangat memaksa dan mau tak mau Eris pun memenuhi keinginannya. Sesampainya di kediaman Kalila, Eris malah dikejutkan dengan hubungan pernikahan mantannya itu yang ternyata tak harmonis. Parahnya lagi, Eris juga menyaksikan sendiri bagaimana Lalang, suami Kalila yang berselingkuh di belakang Kalila. Parahnya lagi, Kalila dan suaminya bertengkar di tengah acara Tedak Sinten yang akhirnya membuat Lalang pergi dari rumah.
Airin pun berinisiatif mengajak Kalila dan Eris untuk mencari keberadaan Lalang. Sial bagi Eris, begitu tiba di resort tempat Lalang bersembunyi, ia dan Kalila malah melihat langsung adegan perselingkuhan Lalang. Di tengah kondisi rumah tangganya yang tidak baik-baik saja, Kalila pun mencurahkan perasaannya pada Eris dan ternyata hal ini melahirkan masalah baru bagi Eris dan Aiman. Puncaknya saat hari lamaran tiba Airin malah menghilang karena masalah mereka. Apakah akhirnya Eris bisa tetap bersama Airin hingga akhir?
*** Hmm jujur ya kalau masalah mantan memang harusnya dari awal sudah dihindari sih. Heran juga nih sama Airin kok pede banget bawa Eris ke acara Kalila yang adalah mantannya. Bahkan walaupun Kalila adalah sahabat Airin harus Airin juga tahu risiko yang muncul saat dia memaksa Eris datang ke Jogja. Tapi ya namanya juga cerita yaa suka-suka penulis aja. hehe.
Bicara soal novelnya sendiri, sebenarnya saya suka dengan gaya menulisnya yang diambil dari sudut pandang Eris. Sebagai pembaca saya dibuat tersenyum sendiri dengan aneka percakapan Eris baik itu dengan Airin ataupun saat ia berbicara dengan dirinya sendiri. Penulis juga cukup pintar membawa klimaks sampai akhir sehingga pembaca penasaran dengan akhir cerita ini. Cuma kayaknya Airin kok KDRT banget ya sama Eris? Hehe
[ Yang Disimpan Kenangan di Lubuk Hati Terdalam ] . . Awal mula ingin membaca buku ini karena covernya yang menarik dan menyegarkan, lalu setelah membaca blurb nya semakin yakin untuk segera berkenalan dengan 4 orang yang bernama Erisman, Kalila, Airin dan Lalang ini
Cerita ini tentang Eris yang ditinggal oleh Kalila untuk laki-laki lain, tentang Eris yang mendapatkan perempuan kuat pengganti Kalila yaitu Airin
Airin adalah sahabat Kalila dan Airin juga yang dengan tanpa sengaja menjadi tujuan terakhir Eris. Dari sini kita akhirnya belajar kalau emang gak ada yang tau tentang perasaan seseorang, jatuh hati itu gak butuh perencanaan. Bahkan jatuh hati pada sahabat mantan sendiri hehehe
Latar cerita ini berada di Kota Yogyakarta, meski tidak begitu detail diceritakan sebagaimana mestinya. Disana lah Ai dan Eris melangsungkan liburan ter-sialnya. Bertamu ke rumah Kalila dan Lalang, tanpa sengaja masuk ke dalam drama keluarga kecil Kalila dan Lalang yang sangat mengejutkan
Cerita ini sungguh bittersweet, gak ada yang bisa menebak akan pada siapa dan dimana muara cerita ini
Yang jelas aku sekarang paham kenapa banyak orang yang menghindari buku ini; buku bertema perselingkuhan wokwokwok 😹👌🏻 . Satu hal yang menjadi pertanyaan besar setelah membaca buku ini, yaitu ketika Eris berbisik pada dirinya sendiri ketika melihat mantan pacarnya bermain di pantai bersama anak-anaknya : "Kalila is mom that all men like to fvck". Apakah kata-kata itu wajar dilontarkan dan dibatin oleh seorang laki-laki yang sedang menjalani relationship dengan perempuan lain, sedangkan ia mengatakan itu seakan-akan ia menginginkannya/?
💞 Yang disimpan Kenangan di Lubuk hati Terdalam ✍ Tarina Arkad @pencintakatadansenja 📚 240 halaman 🔖@elexmedia
🤠 Gaya berceritanya membuatku pusing tapi sekaligus jatuh hati. Cerita ini mengalir tanpa hambatan. Meski harus bolak balik alur maju mundur.
🥰 Tentang hubungan yang rumit, persahabatan antara pasangan dan mantan, sampai sebuah pengkhianatan. Pengkhianatan yang menjadi jawaban atas ucapan tahun-tahun silam.
Juga tentang keluarga. Aku senang sekali dengan keluarga Erisman. Hangat, unik, dan rame. Sementara dari keluarga Kalila dan Lalang aku banyak mengambil pelajaran.
🗨 Ya, memang tidak ada pernikahan yang selalu mudah. Tidak ada juga pasangan yang sempurna, yang ada adalah mereka yang selalu mau berkompromi, belajar, dan berkomitmen. Dengan itulah, cinta akan terus disuburkan.
🗨 Mungkin, pada akhirnya kita tidak lagi butuh cinta yang menggebu seperti halnya anak muda, yang kita butuhkan adalah kasih sayang yang hangat.
Dan Airiiiiin, OMG, karakternya cute bangeeeet!!!!!
😚 Trus dipanggilnya Ai, jadi mesem-mesem sendiri aku tuh dibuatnya. Mereka superduper manis!
Pertama aku sangat menyayangkan judulnya yang nggak menarik.. maksud aku banyak novel yang cuma menggunakan satu kata untuk judulnya dan terlihat simpel.
Selain itu aku mungkin aku belum menemukan cemistry di antara Eris dan Ai ini. Karena saat memulai cerita aku langsung di hadapkan dengan kisah pacaran mereka yg keliatan ‘sempurna’ banget tanpa tahu perjuangan dan jalan sampe mereka bisa bersatu.
Disini ceritanya lebih condong digambarkan dari sisi Eris, sementara Ai sibuk ngurusin sahabatnya itu. Entahlah aku ngerasa sebel aja sama sikap Ai yg keliatannya terlalu santai untuk tinggal drmah sahabatnya yang notabene adalah mantan pacar tunangannya itu.
Sifat Kalila jg nyebelin abis, meski kadang aku jg bisa mengerti posisinya sih karena related banget dengan kehidupan di dunia nyata ini.
Selain itu untuk pengungkapannya sih oke. Masalahnya mungkin hanya dikosongan kisah penguat antara asmara Eris dan Ai disini.
Waktu ngebaca blurb sama judulnya tuh mikirnya novel ini penulisannya akan "berat" ternyata engga sih. Aku sebenernya juga rada nggak suka, ketika Airin memutuskan pergi ke rumah Kalila, dan kayak selalu entah sengaja atau enggak, memberikan ruang untuk Eris sama Kalila berdua, tapi malah ujung-ujungnya dia yang cemburu. Hubungannya Lalang sama Kalila gong banget sih. Dan sebetulnya masih penasaran, itu di akhir cerita si Airin tuh pergi ke mana ya, kayaknya nggak diceritain, penasaran juga wkwk.
iseng iseng baca bukunya, ternyata lumayan seru meski ternyata mengambil tema perselingkuhan. tema yang berusaha cindy hindari because i hate it.
bukunya cukup page turner, cindy seharian baca buku ini di gramdig buat ngisi waktu luang. konfliknya bikin gregetan sebenernya, next time cindy mungkin ga bakal baca buku dengan tema yang serupa hahaha.
Plot nya sederhana tapi konflik batin yang dialami oleh tokoh utama cukup rumit diwarnai oleh kisah kisah masa lalu dan latar belakang tokoh cerita lain. Penggambaran emosi masing masing karakter lumayan jelas tapi kurang mendalam Walaupun begitu bacaan novel ini lumayan menarik.. Myrate 85/100