Memilih untuk menikah itu bukan tentang membuat keputusan, tetapi tentang bertahan pada pilihan. Bertahan untuk tetap berada di sisi pasangan dalam setiap pasang dan surutnya kehidupan. Menikah juga bukan hanya soal hidup bersama, tetapi soal menyatukan segala rasa. Mengesampingkan ego pribadi demi tercapainya kedamaian dalam rumah tangga. Lantas, apakah pilihan Maydina untuk menikah dengan Damar telah menjadi jawaban yang tepat untuk setiap doa yang terpanjat? Apakah Maydina mampu menjalani peran baru sebagai seorang istri sekaligus ibu tiri?
“Menikah itu nggak cuma sebatas bersanding di atas pelaminan, tetapi juga jadi pendamping dalam menjalani kehidupan. Menyelaraskan dua pikiran agar sejalan memang sulit, tapi bukan berarti nggak bisa.”
“Akan selalu ada komentar untuk setiap hal yang kita lakukan, tapi kita berhak menentukan mau mendengarkannya atau enggak. Jangan biarkan hidup kita diatur sama omongan orang sampai kita lupa kalau sebenarnya kita punya kehidupan yang membahagiakan.”
“Bahwa di dalam pernikahan itu cinta saja tidak cukup. Butuh kepercayaan, komitmen, bahkan kesabaran yang kuat.”
“Menikah itu bukan hanya tentang membuat keputusan, tetapi tentang bertahan pada pilihan. Bertahan untuk tetap berada di sisi pasangan dalam setiap keadaan.
Menikah juga bukan hanya soal hidup bersama, tetapi soal menyatukan segala rasa. Mengesampingkan ego pribadi demi tercapainya kedamaian dalam rumah tangga.”
Novel ‘Fidelity’ adalah sekuel dari novel ‘Quandary’. Novel ini menceritakan tentang lika-liku kehidupan rumah tangga Mas Damar dan Maydina. Seperti di novel pertama, di novel kedua ini pun konfliknya tergolong aman—ringan. Cocok banget buat kalian yang mau cari bacaan dengan konflik yang tidak terlalu berat.
Sebenarnya saat membaca prekuel dari novel ini, pembaca sudah diberi informasi bagaimana keadaan Damar dan Maydina dua tahun pasca pernikahan mereka. Tapi di novel ini dikisahkan tentang cara mereka menjalani kehidupan pernikahan bersama.
Kisahnya dibuka dengan kejadian meninggalnya Dion, adiknya Damar. Damar masih kesal pada Ibunya karena Ibunya menyembunyikan kenyataan bahwa Dion memakai obat terlarang. Namun May mencoba memberikan pengertian kepada Damar agar mau membicarakan hal itu dari hati ke hati dengan ibunya.
Kisah Damar dan May pasca menikah jauh lebih manis dibandingkan sebelum menikah. Bucinnya Damar makin menjadi. Permasalahan di antara mereka mulai timbul ketika May mengalami keguguran. Baik May maupun Damar tidak mengetahui kehamilan May, sehingga rasa kehilangan itu sangat besar. Terutama bagi Damar yang mengalami berkali-kali kehilangan.
Kalau diamati perkembangan karakter May jauh lebih pesat dibanding Damar. Beberapa kali May yang berinisiatif mencari jalan keluar bagi mereka berdua. Damar sih lebih memilih menghindar dulu, baru sadar belakangan ketika dihadapkan pada masalah. Untungnya happy ending ya... dan keduanya mau mengikis ego masing-masing.
Dibanding buku pertama, buku ini inti ceritanya lebih "serius". Tapi tetep aja, humornya si May bikin sakit perut dan mas Damar masih bikin diabetes :)