Pas April Mop, gue berniat ngerjain temen kecil gue, Ervika. Gue menulis surat cinta dan meminta Gavin, sahabat gue buat ngasih pernyataan cinta gue ke Ervika. Entah gimana, surat itu malah sampai ke anak baru yang bernama Savika.
Cewek itu dengan malu-malu malah nyamperin gue dan bilang kalau dia mau jadi pacar gue.
GAVIN! BERENGSEK LO! TERUS GUE SEKARANG HARUS GIMANA?!
Cepi R. Dini, seorang Scorpio yang lahir bertepatan dengan Halloween. Pecinta One Piece, es krim, dan binatang--terutama kucing. John Grisham dan R. L. Stine adalah nama yang paling banyak menghiasi rak bukunya dan berharap namanya sendiri segera menyusul.
Nggak banyak novel remaja Indonesia yang sudah menarik perhatian saya sejak halaman pertama. April Fools ini salah satunya. Plotnya berjalan cepat--konfliknya langsung ditunjukkan dari awal, bener-bener nggak bertele-tele. Dan saya suka itu karena langsung menyeret rasa penasaran untuk membaca terus sampai habis. Mana gaya bahasanya enak banget: lugas, nggak berbunga-bunga, tapi jelas, menghanyutkan, plus punya keindahan sendiri tanpa harus diusahakan untuk terlalu diindah-indahkan. Rasanya kayak didongengin sungguhan dan saya sukaaa. Saya bukan orang yang ribet soal "tell" dan "show" dalam sebuah novel--karena orang-orang yang "bawel" soal itu pasti merasa novel ini banyak "tell"-nya. Menurut saya kedua gaya itu sah-sah saja dipakai selama penceritaannya enak. Novel ini malah mengingatkan saya akan novel-novel remaja zaman tahun 2000-an awal yang dulu saya baca ketika masih remaja beneran--novel-novel menyenangkan yang melekat lama di hati, sampai sekarang.
Yang saya suka lagi dari novel ini adalah karakterisasi tokoh-tokohnya. YA AMPUN SEMUANYA MANUSIAWI BANGET, nggak muluk-muluk deh pokoknya. Kita percaya bahwa memang ada remaja-remaja berkarakter seperti itu di dunia nyata--mudah dibayangkan deh. Dan saya salut sama Kak Cepi karena karakterisasi itu sudah kelihatan sebelum sampai halaman lima puluh. Kita udah tahu karakter Savika gimana, Abrar gimana, Salma gimana, Gavin dan Ervika gimana .... Sekali lagi, Kak Cepi bener-bener nggak buang-buang waktu untuk membangun cerita dan tokoh-tokohnya, dengan cepat membuat pembaca simpati atau tidak simpati--dengan cepat membuat pembaca peduli pada cerita ini.
Dan bukan remajanya saja--tokoh-tokoh orang dewasanya juga, meskipun cuma muncul dalam porsi sedikit, karakterisasinya tetap dapet. Saya angkat jempol karena saya tahu banget betapa susahnya menuliskan karakterisasi "everyday people" ke dalam sebuah novel, apalagi novel remaja.
Terus saya juga suka banget sama SEMUA hubungan antartokohnya. Ini hampir nggak ada celanya, deh. Saya suka hubungan Abrar dan Savika, hubungan Gavin dan Ervika, hubungan Gavin-Ervika dengan Abrar, hubungan Savika dan Salma .... Semuanya. Kak Cepi menempatkan karakter yang pas di posisi yang pas. Terutama saya gemes banget sih sama Abrar dan Savika--lebih gemes lagi sama Abrar. Tapi ya itu tadi--Abrar bener-bener terasa manusiawi, dan sebagai pembaca kita merasa bahwa ... at some point, kita pasti punya temen cowok model kayak gitu, .
Walaupun tokoh antagonis di sini adalah Salma, sebenarnya saya malah lebih kesal sama
Untuk plot ceritanya, sebetulnya udah ketebak dari awal . Tapi saya senang aja membacanya. Kak Cepi berhasil membuat plotting yang sangat rapi, dengan adegan-adegan yang tepat. Proses perjalanan hubungan antarkarakter dalam plot ini sangat bagus dalam membangun chemistry antarkarakternya untuk sampai pada ending yang seperti itu, terutama dinamika hubungan kedua tokoh utama: Abrar dan Savika. Nggak terhitung berapa kali saya ketawa/senyum-senyum sendiri gegara gemes sama naik turunnya hubungan mereka. Sayangnya--ini bias sih--asal mula hubungan Gavin dan Ervika kurang dieksplor, bikin saya penasaran :))) Itu juga bias sih--soalnya meskipun saya tahu mereka bukan tokoh utama, karakter keduanya menarik dan saya suka aja sama hubungan mereka. :))))
Di sisi lain, saya sadar bahwa cerita ini adalah novel remaja yang memang sebaiknya memberikan pesan moral yang baik untuk remaja pembacanya. Apalagi sejak awal, atmosfer ceritanya sudah mengandung positive vibes yang cerah dan menyenangkan--kalau tetiba nge-dark pasti rasanya aneh haha.
Overall, saya merasa April Fools adalah novel remaja yang sangat bagus dan menyenangkan dibaca. Direkomendasikan buat Anda yang ingin membaca novel remaja yang ringan, manis, bikin geregetan, FTV-vibes, tapi dengan pengemasan drama yang nggak menye-menye.
Actual rating 4,5 🌟 Yaampooon, suka banget aku sama buku ini, wkwkwk. Ini sedih bat aku mah nggak tahu kenapa. Tapi tuh kek ikut ngerasain apa yang dirasain Savika gitu, lho. Apalagi pas bapaknya Salma ngomong gitu, jahat banget aslinya. Terus tokoh2nya juga manusiawilah, Salma jahat sih emang, tapi ya siapa juga sih yang nggak kesel kalau jadi Salma? Walaupun bukan salah Savika memang.
Aku di sisi lain benci ke Abrar. Ampon daaaah, dia bkin geregetan amat nggak tegas, tapi aku juga suk dia gimana dooong??? Wkkwwk.
Endingnya pas lah menurutku kayak begini. Walaupun aku jadi berharap ada side story-nya. 😂
Terus, aku suka banget sama hubungan Abrar-Ervika, menurutku, yang gini nih sahabatan cewek-cowok tuh. Kayak adek-kakak. Kan kebayang aja sib kalau sama2 dari kecil kan kek ke sodara sendiri. Suka lah pokoknya.
Yang rada disayangkan tuh paling redemption arc nya Salma kali, yak. Walaupun itu dijelasin juga sih. Cuman kurang gimana gtulah. Sama ada beberapa percakapan mereka yang aku ngerasa kagok banget karena formal-informalnya disatuin dan kayak aneh aja gitu. 😂
Sebuah novel remaja yang ringan, tapi bikin geregetan setengah mampus. Gara-gara apalagi kalau bukan karena sikapnya Abrar. Sumpah, sebagai cowok dia itu naif banget. Pacarnya siapa, yang diprioritaskan siapa.... Duh, kalau tuh anak di depanku, udah aku bejek-bejek!
Awalnya promising banget, page turner juga. Manis pula, apalagi si Savika model karakter yang kusuka. Vibe novelnya juga teenlit zaman baheula gitu, jadi mengobati rindu. Tapi sayang sih, banyak pengulangan info seperti "cowok paling ganteng" atau "cewek paling populer" dsb. Capek aku bacanya LOL. Apalagi dragging banget dari hal 180-an ke belakang. Geregetan aku sama si Abrar.
But overall, novel ini berhasil membuatku keluar dari jurang reading slump di bulan ini. Ringan dan cukup menghibur. Sukses untuk kakak penulisnya!
Suka sama blirb nya, awalnya juga promosing banget ini novelnya.. tapi aku ga ekspektasi apa-apa dan karena diminta ga gitu juga 😃 so, pas di akhir novel ini aku sedikit kecewa bagaimana semua permasalahan diselesaikan oleh si penulis. Maybe aku kurang sreg aja ya bagaimana semua tokoh utama maupun pendukung menyelesaikan masalah mereka. Positifnya, cerita anak sma yg suka diam diam masih masuk kategori bacaan yang asyik
Baca buku ini awalnya di wattpad, dan ceritanya mengalir dengan ide menarik. Namun, setelah akhirnya membeli buku ini karena penasaran dengan endingnya. Tapi jujur, sebel dan gemes banget sama karakter abrar. Pengen nampol rasanya. Hahaha.