Karel telah merusak semuanya dengan kata cinta. Bukan karena aku tidak mencintainya. Bukan juga karena dia sahabatku. Masalahnya, dia menjadikan aku satu dari gadis-gadis di dunianya yang dia pergunakan untuk menyembuhkan luka di hatinya.
Karel
How the hell do you care for someone as much as you care for your best friend and not wanting to spend your whole life being with them? Apa gue salah, kalau gue ingin menjaga Auri, menyayangi dia, menyenangkan dia seumur hidup? Auri, kalau lo nggak bisa lepas dari bayang-bayang masa lalu, bukan berarti gue juga gitu.
----
Auri dan Karel adalah sepasang sahabat yang terjebak dalam belantara rasa karena terlalu mengenal satu sama lain, kecuali masalah hati. Akankah pada satu titik rasa mereka bisa bertemu?
Asli, aku kesel banget sama Auri sampe ke ubun-ubun. Pengen nampol. Karel, anak dari orang yang masuk dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia, kok bisa-bisanya mau sama Auri ini.
Jadi gini. Karel udah nyatain cinta ke Auri, tapi Auri selalu nyangkal. Mati-matian mikir cinta Karel bukan buat dia. Terus galau berkepanjangan. Eh giliran ada orang lain yang bilang kalau Karel cintanya sama Auri, tanpa ba-bi-bu Auri seperti kesambar petir. Nangis-nangis karena kaget dialah orang yang dicintai oleh Karel. HIH!
Selain kekesalan aku ke Auri, yang bikin aku mentok ngasih dua bintang adalah aku kurang cocok dengan gaya bercerita Penulis. Huhu, maafin.
Novel ini diambil dengan dua sudut pandang, yaitu Auri dan Karel. Nah, ini emang rada tricky nih. Menurutku, pergantian tiap sudut pandangnya masih kurang smooth. Bahkan, aku ngga ngerasain chemistry antara Auri dan Karel. Selain itu, konflik yang diangkat juga terlalu dangkal—intinya gara-gara si Auri pe’a itu. Udah itu aja.
Sahabat kamu menyatakan cinta di waktu yang tidak tepat? Karel adalah seorang laki-laki yang rela pulang dari London ke Jogjakarta demi mengejar sahabat lamanya, seorang gadis rapuh bernama Auri. Gadis itu sudah lama, tenggelam dalam kenangannya tanpa bisa benar-benar move on dari Elang, yang juga sahabat Karel, yang telah meninggal. Luthfina Sudar menyuntikkan narasi-narasi yang sangat merepresentasikan perasaan kedua belah pihak. Ditambah lagi, sudut pandang cerita bergantian, dari sisi Karel dan Auri. Bab Karel dengan “gue”, banyak menceritakan perjuangannya untuk menemui Auri, cewek yang bisa membuatnya move on dari Aline, mantannya. Bab Karel penuh energi dan semangat yang terlihat nyata, meskipun dia galau juga tapi tidak terlihat “menyedihkan”. Auri, dengan “aku”, diiringi sederet cerita tentang kenangannya bersama Elang serta Karel di masa dulu. Auranya menyedihkan. Selain dua tokoh utama (Karel-Auri), ada dua tokoh lainnya yang berperan dalam dinamika cerita. Ini adalah kisah cinta segi empat antara Auri-Garda-Karel-Serena. Auri dengan Garda, seorang dokter, dan Karel terlibat sandiwara dengan Serena, seorang selebgram sekaligus aktivis. Aku menyukai cara Luthfinta Sudar bercerita. Alur ceritanya maju-mundur, terkadang flashback ke cerita Auri-Elang, atau Auri-Karel. Perkara move-on, orang-orang tidak berani menyatakan apa yang dirasa, komunikasi buruk yang berujung kesalahpahaman, tidak mau membuka diri untuk hal baru, dan overthinking yang benar-benar berlebihan, mewarnai cerita ini. Hal-hal yang sering kita lakukan dalam hubungan pertemanan maupun cinta. Hal sesederhana itu, kelihatannya, namun kita bisa melihat bahwa hal kecil jika tidak dijaga dengan baik, akan berujung kepada keburukan besar. Novel ini memberikan contohnya. Aku cukup menyukai alur ceritanya. Lagu Ed Sheeran mewarnai cerita ini. Penggalan lagunya ada di setiap awal bab. Aku juga suka hobi Auri di sini, seperti memasak dan mewarnai, tidak hanya jadi penghias, tapi berperan dalam jalan cerita. Aku juga suka adegan di mana Auri sadar bahwa selama ini hidupnya bergantung dengan Elang, seperti nggak ada hal dalam hidupnya yang nggak berkaitan dengan Elang. Di sini, aku menyukai perkembangan Auri yang jadi lebih baik. Sejujurnya, aku ingin part Auri-Elang lebih banyak dijelaskan agar pembaca lebih dapat masuk ke kenangan Auri dan ikut merasakan yang ia rasa. Dan aku merasa, penyelesaian masalahnya agak terlalu cepat. Padahal konfliknya dibangun perlahan dengan alur lambat, dipupuk pelan-pelan.
Novel ini menggunakan 2 sudut pandang dari Auri dan Karel, 2 tokoh utama dalam novel ini. Karel dan Auri bersahabat sejak kuliah di Jogjakarta. Setelah lulus dan bekerja, Auri mendapat cobaan karena tunangannya, Elang meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas. Sejak saat itu Auri menjadi kehilangan semangat hidup, untungnya Karel membantunya dalam proses pemulihan. Disaat itu, Karel jatuh cinta pada Auri dan menciumnya tapi Auri shock dan menamparnya. Sejak kejadian itu, Auri dan Karel jarang bertemu karena Karel tinggal di Jakarta sementara Aurel masih di Jogjakarta. Tapi, takdir selalu membawa mereka bertemu kembali. Ceritanya dibawakan dengan alur maju mundur namun tak membuat pembaca bingung sama sekali. Rentang waktu dalam novel juga berkisar 4 hingga 5 tahun tapi tetap fun untuk dibaca.
Sumpah. Suka banget sama buku ini. Penulisannya mudah dipahami. Ringan untuk dibaca. Konfliknya klise memang tentang dua orang sahabat yang saling jatuh cinta. Tetapi saya sendiri gak merasa buku ini cringe atau menye-menye. Senyaman itu baca buku ini.
Terus saya sedikit sebel sama karakter female lead nya. Plin plan. Tidak bisa tegas sama perasaan sendiri. Tetapi ya saya bisa paham sih rasanya ditinggal orang yang dicinta tetapi sahabat kamu tiba-tiba confess to you.
Ending dari cerita ini menurut saya pribadi kurang pas aja gitu. Padahal saya harap bisa dapet ending yang wah.
Sekali lagi buku ini bagus dan kalau cari yang ringan bisa baca buku ini.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Well, aku tadinya asal ambil di gramed. Karna harganya murah cuma 65rb & karna sinopsisnya menarik jadi aku ambil. Ini agak nyesek sih bukunya. Penggambarran para karakternya baguss bangettt. Di chapter yang ke 3 (bagiannya auri) itu.... omgg setiap kata yang ada disitu itu aku nangis sih. POKOKNYA AKU LUMAYAN RECOMMEND DEHHH 👍👍👍
Bagus sekali. Kata-kata didalamnya tersusun dengan indah. Karya kedua Luthfinta dan terasa sekali perkembangannya dari karya yang pertama. Menurutku Manakala ini lebih "deep" dari segi cerita dan penyampaian ceritanya. Ide ceritanya simpel dan pasaran sebenarnya "sahabat tapi cinta" tapi yang membedakan dan membuat indah adalah bagaimana akhirnya cinta itu tumbuh, mungkin dengan merelakan atau malah dengan memperjuangkan. Through the last pages, I really cried for Auri. Sound cheesy but I been there and done that too. Bedanya hanya endingnya saja. Auri punya ending bahagia versi Auri dan aku punya ending "bahagia" versiku. Mungkin karena Luthfinta merangkai kata-katanya dengan indah, jadi ceritanya pun ngalir bagus tanpa cela. Gak bikin aku bosan padahal it's been awhile since the last time aku baca novel romance Indonesia. Kalau ada yang perlu aku kritik adalah cover novelnya. Sorry to say the cover is so suck. It's so unappealing. Kalau boleh jujur nih ya, kalau aku ke toko buku dan lihat bukunya tanpa peduli siapa pengarangnya, for sure I'd never buy this book. Yes, I always judge the book by its cover. So, please Luthfinta, for your next book, I hope you choose better cover like your first book. Selain covernya, menurutku this book deserve 5 stars.
Novel Manakala merupakan novel kedua Kak Luthfinta yang kubaca setelah sebelumnya aku menyukai debutnya dalam Reminisensi. Novel ini memiliki premis yang ringan dan sederhana tentang kehilangan dan sahabat jadi cinta, tetapi aku suka bagaimana Kak Luthfinta mengeksekusi ceritanya.
Diceritakan secara bergantian dari sudut pandang Karel dan Aurisa, aku jadi bisa memahami apa yang mereka pikirkan dan rasakan satu sama lain. Bagaimana kehilangan Elang, tidak hanya berpengaruh pada Auri saja tetapi juga orang-orang sekitarnya.
Awalnya kisah masih berputar dengan perasaan keduanya, pasca kehilangan Elang dan pernyataan cinta Karel, hingga konflik datang silih berganti, kehadiran Serena maupun Garda dalam kehidupan masing-masing.
Sejak awal aku penasaran dengan Elang. Bagaimana sosoknya, bagaimana dia meninggal dan baru dijelaskan menjelang bab-bab akhir. .
Aku berharap masa lalu Auri dan Elang bisa dieksplor lebih jauh, aku juga berharap akan ada lanjutan kisah Serena, Garda, Kizzy atau Enzo mungkin 😁 Karena sayang sekali mereka punya potensi untuk dikembangkan lagi .
Secara keseluruhan, kamu suka dengan kisah tentang sahabat jadi cinta, aku rekomendasikan novel ini ya
Manakala berkisah soal kisah persahabatan yang rusak setelah salah satunya menyatakan perasaan. Namun, novel ini ternyata lebih dari itu. Ada kisah masa lalu yang sulit ditinggalkan. Ada kenangan yang belum bisa dilupakan. Ada juga cerita dan kegelisahan yang dipendam lama. Manakala ini punya alur maju-mundur yang bagusnya nggak bikin aku bingung. Gaya berceritanya pun asik. Dan perasaan Auri yang overthinking terasa sepanjang cerita. Oya ini ditulis dari sisi orang pertama, dari sisi Karel dan Auri. Dan menurutku penulis berhasil membedakan suara keduanya. Salut! Yang paling berkesan dari novel ini tuh perkembangan karakternya, apalagi Auri. Apalagi soal masalah keluarganya Auri. Kini, saat aku bisa berdamai dengan diriku sendiri, rasanya untuk pertama kalinya, di sini aku tidak merasa tersisih. Aku merasa dibutuhkan. Bahwa keluarga ini milikku juga. (h. 285) Kurangnya mungkin karakternya cukup banyak dan nggak semua karakter punya cukup ruang untuk dieksplor dan dikenali oleh pembaca. Selain itu, Manakala merupakan novel yang menyenangkan untuk dibaca.
Novel yang menceritakan kisah cinta diantara dua sahabat, seperti pada umumnya. Dikisahkan dengan rangkaian kata yang indah diselipkan berbagai liriknya Ed Sheeran seakan sedang membaca dengan diiringi lagu-lagunya. Novel yang cukup ringan dan sederhana tapi manis yang bisa menemani waktu luang di penghujung minggu.
Udah agak lama nggak baca novel romance karena kebanyakan yang beredar di toko buku sekarang ini plotnya mirip-mirip dan gampang tertebak😅 tapi manakala ini berbeda dari novel romance biasanya, love😍