Zio dan Daryll memang teman dari SMP, namun Zio tidak pernah menganggap Daryll sebagai teman melainkan seorang rival. Zio selalu ingin mengalahkan Daryll namun selalu gagal berkat sisi feminimnya yang sering direndahkan. Sakit hati karena dikatai seperti cewek di depan Daryll, Zio pun memutuskan untuk berubah menjadi lebih jantan dengan mengikuti pertandingan basket yang malah berakhir dengan cowok itu yang makin membenci sisi feminim dalam dirinya, sampai akhirnya Shaien--sahabat Zio, dan Flo bercerita kalau ia kagum dengan Zio karena cowok itu selalu berani menjadi diri sendiri. Mendengar hal itu, Zio memutuskan untuk menerima sisi feminimnya dan menyadari perasaan sukanya pada Flo.
Selesaiiiii! 🤩🤩🤩 awalnya kurang greget sama ceritanya tapi masuk pertengahan dan sampai selesai wow 👍🏼👍🏼👍🏼 tentang feminis menurut pandangan Zio. Tentang keluar dari comfort zone dan berani menjadi diri sendiri. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel ini. Semoga habis baca novel ini cara pandangku juga bisa berubah menjadi lebih baik lagi.
This novel has hidden gem!! Seriusan sih, aku kira cerita di novel ini akan sama 'membosankannya' seperti novel teenlit kebanyakan, but I was wrong. Menurutku malah inti dari novel ini yaitu bukan cerita antara Zio, Daryll, dan Flo, tapi gimana membuka pola pikir pembaca soal stereotipe maskulinitas yang udah terlanjur mendarah daging di masyarakat. Pintar banget deh, menurutku penulisnya ini mencoba menyampaikan hal tersebut dengan cara kocak dan gemes, plus enak banget dibaca setiap alur ceritanya.
I highly recomend this novel to everyone, literally everyone baik laki-laki maupun perempuan. Karena ya itu tadi loh, membuka sudut pandang baru soal maskulinitas.
Tadinya mau aku kasih bintang 5 tapi ngga jadi karena ada bagian cerita yang sedikit plot hole. Cerita soal Shaien, karakter pendukung sih tapi he has big contribution menurutku. Mungkin cerita Shaien di sela-sela cerita antara tokoh utama akan ada spin off-nya ya, mungkin, tapi sangat disayangkan banget masalah yang dihadapi Shaien ini diceritaiin nanggung banget. Ya itu aja sih, keluhanku, selebihnya I felt really happy when I read this novel haha.
Ulala cetar membahana cucook cyiinn buku nya. Buku yang kunantikan, unpredictable bangeett. Ga nyangka kalau aku ternyata bisa dapet ilmu banyak banget dari buku ini. Aku belajar untuk bisa menerima orang lain apapun pilihan mereka. Dari buku ini jadi sadar dunia tuh nggak cuma cinta2an basi tapi harus mikir juga woy ini dunia nyata bukan fairytales. Aduh seneng sih akhirnya nemu buku yang wow menyiramiku dengan ilmu-ilmu bermanfaat. Pemilihan katanya enak banget nggak kaku tapi nggak sembrono, penyampaian pesannya juga hangat nggak bikin orang tersinggung. Love #TheNameoftheGamebyAdelinaAyu
✨ Zio : “lo tuh gak boleh ngambil keputusan saat lagi emosi. Dan sekarang lo tuh lagi hancur banget, Flo. Keputusan apapun yang lo ambil sekarang pasti cuma bikin lo nyesel.”
🎠 Personal Review - Story As I had expected before, buku ini akan menarik perhatian gue dengan persoalan yang akan dibahas. Oh iya, sebelumnya gue sudah pernah baca buku Adelina yang lainnya Happy Ending Machine. Dan sama juga dengan pengalaman gue sebelumnya itu, gue tertarik dengan bagaimana dia mengangkat isu-isu sosial yang ada dengan bahasa yang ringan, dengan tokoh-tokoh dalam dunia fiksinya yang punya karakter masing-masing yang kuat, dan tentunya dengan alur yang runtut dan mudah disimak.
Cerita di buku ini menggambarkan tiga tokoh utama yang beda abis! Daryll, si cogan teknik yang digambarkan selayaknya image cowok kebanyakan, Flo, si cewek Sastra Perancis yang ceria dan humzzz, malas berteman, serta yang terakhir ada Zio, cowok arsi yang gayanya nih berbanding terbalik sama Daryll (pokoknya Zio sama Daryll tuh love-hate relationship banget deh!). Setiap tokoh punya karakter yang kuat dan gue suka cara penulis menjabarkan pemikiran, pandangan, dan perasaan masing-masing tokoh.
Topik yang dibahas mostly tentang stereotipe yang biasa terjadi di masyarakat, maskulinitas, dan feminisme yang ditambah bumbu-bumbu persahabatan sekaligus bumbu percintaan. Walaupun topik yang diangkat terkesan berat, gue yakin kalian akan tetap enjoy selama baca buku ini. Kalian akan memahami pandangan penulis tentang topik tersebut lewat sosok Zio dan juga lewat perasaan Flo yang akhirnya bisa memahami Zio seluruhnya. Banyak juga poin-poin menarik yang ada di buku ini. Salah satu yang gue amat suka ada di halaman 153, bagian itu amat berkesan untuk gue karena gue merasa seperti ada yang menyuarakan suara gue yang selama ini tertahan (thank you, love you author-nim! Hehe 💙🤩)
Oh iya, seperti biasa, gue akan menyebutkan karakter yang amat attractive bagi gue. Dan kali ini jatuh kepada… Daryll! yak selamat Daryll! walau lo agak resek dan sejujurnya lebih ribet daripada Zio, lo berhasil menarik perhatian gue. Setelah beberapa waktu gue mikir kenapa ya gue kok keknya malah ikutan nge-fans sama Daryll, kayaknya lebih ke karena gue kebanyakan menemukan laki-laki atau kating yang kayak Daryll. Jadi.. lebih relate aja dengan keberadaannya gitu, loh? wkwkw semoga kalian gak kesel sama gue ya.. hehe luv! 💖
- Physically
Secara fisik, buku ini tuh menarik mata. Sampul depan warnanya hijau, belakang merah, dan spine orange, ditambah ilustrasi dan sinopsis yang bakal buat bertanya-tanya. Kenapa ada milo? Kenapa ada parfum vanilla? Kenapa ada keranjang belanjaan? yang padahal semua itu berhubungan. Dan isinya juga semenarik covernya, kok!
Novel young adult tema percintaan anak kampus yang disisipkan juga isu toxic masculinity. Tema yang berani dimana seorang gadis diposisi mempertimbangkan memilih cowok macho yang suka ngetreatment ala pacar tapi enggak dipacarin atau cowok kemayu yang selalu stand by kapan pun.
this book was so incridible! jujur ini gambaran buku yang ringan tapi gak kosong, bahasanya mudah untuk dipahami, alurnya pun juga gak gampang ditebak, inside this book banyak banget message yang menurut aku bikin aku amaze sendiri sama buku ini! 💌🔖