OTW nikah? Yeayy, setelah perjalanan jatuh bangun melalui proses panjang, rasanya bahagia karena akhirnya menemukan sosok tepat untuk melabuhkan cinta, menggenapkan setengah agama, dan berharap bisa bergandengan tangan ke surga. OTW nikah adalah harapan semua singlelillah. Intip berbagai kisah terkait kecamuk aneka rasa, saat meniti langkah ke sana. Nikmati serpihan hikmah sebagai pertimbangan sebelum menuju halal.
Beberapa goresan pena di buku ini mungkin melaju lebih jauh melampaui garis OTW nikah, sebagai upaya memberi bayangan akan ujian pernikahan yang menanti setelah ijab kabul terpenuhi. Termasuk pilihan pacaran atau ta’aruf sebagai jalan OTW nikah.
Lalu, kerepotan teknis apa selain persiapan lahir batin yang dibutuhkan? Semoga buku ke-58 Asma Nadia ini mampu sedikit membekali kamu menyongsong babak baru dalam kehidupan, atau sekadar media nostalgia yang menyegarkan batin dari rutinitas, sekaligus menguatkan komitmen pernikahan yang pernah diikrarkan.
Asma Nadia Education: Bogor Agricultural University (IPB, 1991) Home FAX: +622177820859 email: asma.nadia@gmail.com
Working Experiences: I was working as a CEO of Fatahillah Bina Alfikri Publications, and Lingkar Pena Publishing House, before starting AsmaNadia Publishing House (2008)
Writing residencies: in South Korea, held by Korean literature translation institute (2006) & and in Switzerland held by Le Chateau de Lavigny (2009)
Writing Workshop: - Conducting a creative writing (novel), Held by Republika News Paper, 2011 - Writing workshop instructor for (novel) participants from Brunei, Singapore, Indonesia, Malaysia, held by South East Asia Literary Council (MASTERA), July, 2011 - Conduct a writing workshop for Indonesia Migrant Workers in Hongkong (2004,2008, 2011), and for Indonesian students in Cairo, Egypt (2001, 2008), and University of Malaysia. - Giving a creative writing workshop for Indonesian’s students in Tokyo, Fukuoka, Nagoya, Kyoto (November 2009). - Giving writing workshop in Manchester; Indonesia Permanent Mission in Geneve; Indonesian Embassy in Rome, and for Indonesian students in Berlin (2009) - Held a writing workshop with Caroline Phillips, a Germany writer, in World Book Day 2008
Performance: - Performing two poems for educational dvd (Indonesian Language Center) 2011. - Public reading: (poem) in welcoming Palestine’s writers in Seoul, 2006; - Public reading short story in Geneve 2009, Performing monologue in Mizan Publishing Anniversary 2008, Ode Kampung Gathering in Rumah Dunia, etc.
Awards and honors: 1. Istana Kedua (The Second Palace), the best Islamic Indonesia novel, 2008 2. Derai Sunyi (Silent Tear, a novel), won a prize from MASTERA (South East Asia Literary Council), as the best participant in 10 years MASTERA, 2005. 3. PREH (A Waiting), play writing published by The Jakarta Art Council, honored as the best script in Indonesian’s Women Playwrights 2005 4. Mizan Award for the best fiction writer in 20 Years Mizan (one of Indonesian’s biggest publishers) 5. Asma Nadia profile was put as one of the 100 distinguished women publishers, writers and researchers in Indonesia, compiled by well-known literary critic Korrie Layun Rampan, 2001. 7. Rembulan di Mata Ibu (The Moon in the Mother’s Eye, short stories collection), won the Adikarya IKAPI (The Indonesian Book Publishers Association) Award, 2001 9. Dialog Dua Layar (Two Screen’s Dialogue, a short story collection), won the Adikarya IKAPI (The Indonesian Book Publishers Association) Award, 2002 10. 101 Dating, a novel, won the Adikarya IKAPI Award, 2005 11. The most influential writer 2010, awarded by Republika News Paper 14. BISA Award for helping Indonesia Migrants Workers who wants to be writers (held by Be Indonesia Smart and Active Hongkong) 15. Super Woman MAG Award 2010 16. One of ten most mompreneurship 2010, by Parents Guide Magazine
Summary of translations of work into other languages: 1. Abang Apa Salahku (published by PTS Millennia SDN.BHD 2009) 2. Di dunia ada surga (published by PTS Millennia SDN.BHD 2009) 3. Anggun (published by PTS Millennia SDN.BHD 2010) 4. Cinta di hujung sejadah (published by PTS Millennia SDN.BHD 2011) 5. Ammanige Haj Bayake (Emak Longs to Take The hajj), NAVAKARNATAKA PUBLICATIONS PVT. LTD, 2010 (in south indian language/Kannada)
OTW nikah menyajikan kisah-kisah menuju sebuah pernikahan, pencarian jodoh, serta pilihan-pilihan untuk mengarungi bahtera kehidupan.
Benang merah, cerpen adalah jodoh. Setidaknya itu yang aku tangkap. Perihal bagaimana, dan seperti apa. Setiap kisah punya jalannya sendiri. Tidak hanya bertutur tentang cinta, tapi juga tentang penghianatan, Terjebak Friendzone, dan jodoh tentu saja.
Tidak hanya ada sedih, bahagia, dan juga perasaan yg teraduk-aduk. Yang pasti OTW nikah akan memberi gambaran bahwa lebih baik pacaran setelah menikah.
Tulisan-tulisan penulis memang tak pernah mengecewakan. Apapun itu bentuknya. Gaya bertutur yang ringan dan sederhana, namun berbobot. Khotbah secara tidak kentara, itu pun pembaca tak akan merasa diceramahi. Tapi, tersentil pelan-pelan, kemudian jaringan syaraf akan bekerja dan merespon otak untuk bertindak. Selanjutnya lenguhan 'oh', menguap dari sudut-sudut bibir. Cara paling efektif untuk menyejukkan hati pembaca.
Penulis membuka kisah tentang pencarian cinta, bagaimana cinta itu bekerja dan akibat dari sebuah cinta. Semua cerita bergulir dengan lancar. Nyaris setiap cerita punya bangunan yang kuat, serta kejutan akhir cerita.
Setiap cerita, seolah-olah menggambarkan tentang sebuah proses. Proses pencarian cinta yang merujuk pada jodoh. Sebuah teka-teki, yang tak mudah dipahami manusia.
Sudut pandang cerita beragam. Baik orang pertama, maupun orang ketiga. Mereka(tokoh) mampu membawa pembaca kedalam sebuah lingkaran cerita. Kadang sedih, kadang bahagia. Bimbang dan juga keraguan tak jarang menjadi pilihan-pilihan.
Nyatanya cerita ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Alur dan plot, menarik. Beberapa berhasil mengambil hatiku.
Setiap singlelillah pasti OTW Nikah, tapi seperti apa OTW itu? Penulis menjelaskan semua itu dengan cara yang gamblang. Melalui pemikiran-pemikiran dari sudut pandang penulis. Pembaca dapat mengikutinya atau punya pandangan sendiri. Tak perlu ditampik, penulis menyuarakan apa yang dia tahu dan apa yg dia rasakan. Baik dari pengalaman pribadi, maupun orang lain.
Kesemuanya sangat nyata dan memang sering terjadi dikehidupan sehari-hari. Keahlian penulis yg sudah tak diragukan lagi. Penulis tidak hanya menulis, tapi juga bersuara. Memberi peringatan dan mengajak untuk membuka hati dan mata.
Harapku, saat membaca buku ini, aku mendapatkan banyak pemahaman tentang OTW Nikah. Dan nyatanya, penulis tak hanya memberi contoh tapi juga kejadian yg bisa memporak-porandakan pembaca. Mulai dari prinsip paling prinsipiil. Aku mendapatkan hal yg lebih, lebih dari yang aku harapkan.
Meskipun, ini hanya kumpulan cerpen. Namun, tidak menutup kemungkinan aku berharap salah satu cerita itu menjadi cerita yg utuh. Bukan hanya sekilas saja. Potensi beberapa cerita cukup menarik, jika diberi ruang untuk berkembang.
OTW Nikah, tidak hanya seputar lika-liku kehidupan saat mempersiapkan diri masuk ke dalam jenjang kehidupan lebih rumit. Hakikat dari nikah itu sendiri, tapi juga tentang pencarian jodoh. Pacaran yg sehat, juga cara mengatasinya.
Setelah sampai di titik akhir halaman. Kepalaku dipenuhi beribu-ribu tanda tanya. Pertanyaan-pertanyaan itu terus membuncah dan merasuk dalam pikiran. Hakikat dari OTW dan nikah itu sebenarnya apa? Serta bagaimana menghadapi berbagai macam problema, saat niat suci menjajaki tahapan untuk menyempurnakan kehidupan. Melangkah ke tujuan akhir dari perjalanan yg fana ini.
Satu hal pasti, penulis hanya ingin mengabarkan, menceritakan, dan menuliskan goresan kata hati.
Tidak semua berakhir bahagia, kadang batu kerikil menghadang. Tidak semua mudah, kadang badai menunggu dipersimpangan jalan. Pembaca akan mendapatkan berbagai macam asupan energi positif. Melalui diksi yang menawan, kalimat-kalimat menyilaukan, hingga barisan bait kehidupan yang fiktif menjadi sebuah kenyataan. Hampir seluruh isi buku, mendobrak hati pembaca. Memberi kejutan manis, pahit dan asam.
Sayangnya, cerita yg disuguhkan hanya sebatas gambaran singkat, melalui karakter-karakter berbeda, apa itu OTW Nikah. Jika lebih panjang dan detail, maka buku ini akan semakin dicintai pembaca. Pembaca yg punya komitmen tinggi untuk OTW Nikah.
Aku pikir, OTW Nikah bukan hanya sekedar cerita pendek, yang ditujukan untuk pembaca yang masih dalam status OTW. Tapi untuk semua yang sedang atau dalam tahapan OTW. OTW memiliki arti yang sangat luas. Begitu juga di sini, penulis benar-benar memberikan semacam ketenangan, bahwa masih ada yang lebih dan lebih. Tidak perlu bersedih, atau malu dengan keadaan yang masih memperjuangkan jodoh. Jodoh sudah ada yang mengatur. Pasrah dan tawakal.
Penyuka cerita "slice of life" akan menyukai buku ini. Dramatis, memukau, dan menyejukkan.
First of all, dari blurbnya kita udah di beri tahu bahwa kisah-kisah yang tertuang di buku ini bukan hanya tentang pernikahan, tetapi juga ada kisah nostalgia, menyangkut mental dan batin, harapan, komitmen dan tentu saja proses menuju ke ridaan- NYA. 😇kita bakalan di bawa buat menyelami kisah pacaran dengan berbagai konflik yang nyata di alami anak muda sekarang, menguak kisah ta'arufan yang kadang melenceng maknanya, juga kisah pernikahan yang tidak mudah untuk dijalani🤔 . 🤱Dalam buku ini juga memberikan banyak saran yang berupa larangan secara tersirat. Seperti larangan untuk wanita agar tidak melulu mengurusi asmara, sebab itu akan menjauhkan kita dari dunia terlebih pada rida- NYA. . Plot tiap cerita di buku ini juga sangat menarik. Ada yang misterius hingga ending, ada pula yang membuat kita gemas karena tingkah tokohnya di akhir😁☺ gaya bahasa yang digunakan pun nyaman dan tidak kaku, tetapi juga tidak 'Bebas' kayak cerita remaja. Sekalipun, ada cerita yang pakai gue-elo yang bikin aku mesem-mesem sendiri🙂 apalagi, terkadang majas hiperbola yang digunakan bikin aku ketawa-ketawa ngga jelas.
🙇♀️Untuk pembaca, pembaca penikmat yang teliti kebahasaan atau 👩💻pembaca yag merangkap jadi penulis. Buku ini sesuai kok, dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik. Mulai dari titik, koma, imbuhan hingga kepaduan paragraf. Jadi, tidak perlu khawatir urusan itu di saat membaca buku ini, penerbit Republika benar-benar teliti kok👏 . Kita juga bisa belajar mengembangkan ide sederhana dan biasa menjadi sebuah cerita pendek yang berkesan dan sarat akan amanat pada buku ini. Jadi, buku ini paket lengkap deh! . Cerita kumpulan cerpen ini menggugah. Batin dan pikiran, utamanya. Namun, kira-kira bagi saya beberapa kisah seharusnya memiliki ending yang lebih baik atau atau jelas. Agar pembaca baru yang kurang mengerti misteri dan semacamnya, mampu menebak apa inti ceritanya. Contohnya, pada cerita berjudul ‘Sepotong Cinta dalam Diam' yang penyelesaiannya kurang pas menurut saya. Menggantung, iya, seperti itu🤔😁 . Last, OTW Nikah memang bukan buku yang sempurna, tetapi menurut saya, buku ini cocok buat segala kalangan. Teman-teman kuliah, anak SMA, yang bekerja, bahkan bagi orang tua. Biar lebih paham, OTW nikah itu banyak ranap-runutnya loh😁
Bisa dibilang, saya memilih membaca buku ini karena memang terpikirkan kalau buku ini bakalan jadi bacaan yg bisa cepat dibaca. Dan benar sih, buku ini bisa mudah dibaca dengan mengalir dan cepat karena isinya adalah kumpulan cerpen.
Cerpen-cerpen tentang orang-orang yang 'perjalanan' mereka menuju pernikahan, dengan latar kondisi yang berbeda-beda dalam menghadapi pernikahan atau persepsi tentang pernikahan itu sendiri.
Dari 13 cerpen, tidak ada cerpen yang aku favoritkan. Tapi bukan berarti cerita-cerita tidak bagus, karena salah satu cerpen di dalam buku ini ada cerita berjudul "Cinta Lak-Laki Biasa" yang sepertinya adalah judul yang sama yang sudah naik ke layar lebar yang dibintangi Velove Vexia dan Deva Mahenra. Dan cerita itu indah banget, indeed.
Alasan kenapa tidak ada cerpen yang aku favoritkan lebih karena aku tidak mendapatkan sesuatu yang baru dari buku ini atau cerita yang secara lebih khusus meninggalkan kesan. Jadi, alasannya subjektif ya. Dan bisa jadi juga faktor usia (?) atau riwayat di mana aku sebetulnya sudah cukup banyak membaca karya-karya Asma Nadia sejak aku SMP dan mungkin karena itu aku tidak mendapatkan sesuatu yang baru karena sudah sedikit banyak menikmati karya-karyanya yang pas dengan saat aku membacanya di masa-masa remaja (atau saat aku lebih muda dari saat ini).
Selain dari menyajikan cerpen saja, di bagian akhir buku ada tulisan yang cukup menyimpulkan tentang perspektif melihat "otw nikah" yang sejatinya memang ingin disampaikan penulis kepada audience nya (di sini, targetnya adalah singlelillah -where I'm currently in that circle but I'm also maybe too older for that). Dan part penutup ini, welldone. A handful reminder untuk ku dan untuk pembaca lainnya.
"Ada satu hal yang harusnya dilakukan sedini mungkin. Pertama, persiapan menikah yang tidak perlu menunggu punya pasangan. Hal urgent terkait siap tidaknya menikah yang bisa kita lakukan sejak awal, bahkan lama sebelum menemukan calon, ta'aruf, khitbah, sampai proses akad."
Jika kamu mengira buku ini akan berisi tentang tips persiapan menikah, maka kamu akan salah. Saya mau bocorkan sedikit, bahwa di sini, berisi sepotong kisah daru berbagai jenis problema yang dihadapi sebelum OTW NIKAH.
Tidak sedikit yang mengalami, tapi kebanyakan pasangan yang sudah menikah pasti pernah merasakan hal serupa. Namun, bukan itu yang menjadi alasan utama untuk buku ini. Alasannya untuk paham bahwa untuk proses ke hubungan yang serius tidak melulu tentang harus jago masak, pintar di berbagai bidang prestasi, atau apapun itu.
Tapi di sini, kita harus banyak belajar bahwa sekeras apapun kita bersama, kalau Allah tidak mengiyakan, maka kita sebagai manusia bisa apa?
Reaksi saya ketika baca buku ini, tentunya emosi ya. Apalagi mendapatkan sepotong kisah yang berkali-kali menyakiti. Sudah ya, intinya kalian baca saja. Semua pelajaran sebelum dan sesudah menikah akan kamu temukan di sini. Dan tentunya bisa memberikan pembelajaran.
OTW Nikah adalah sebuah kumpulan cerita pendek yang menceritakan bagaimana kehidupan yang dialami anak muda yang sedang jatuh cinta ataupun yang akan memasuki jenjang bahtera rumah tangga yang sakral. Tidak seputar itu, disajikan pula berbagai permasalahan yang timbul. Saya rasa bagi pecinta alur slices of life akan menyukai bagaimana penulis menggambarkan kisah-kisahnya dalam tulisan ini.
Sejatinya, setiap orang akan memasuki jenjang pernikahan itu sendiri. Wallahu'alam jika kematian mendahuluinya. Bagaimana kita menempuhnya, itu pilihan kita sendiri. Mau yang disukai setan atau yang diridhoi Allah al-Khaliq? Mau pacaran atau memilih ta'aruf sesuai syariah? Atau dengan dijodohkan?
Catatan penulis di akhir novel ini ada suatu hal yang harus kita ingat bahwa jangan pernah berpikir dengan menggelar pernikahan dijadikan sebagai ajang balik modal. Jangan. Niatkan walimah-an untuk membahagiakan para tamu, terlepas isi amplop yang diterima.
Satu hal yang saya sukai dari novel ini, penulis mengemasnya dengan sangat baik, logis serta unik. Hal itu bisa diterima oleh orang pada umumnya.
Buku ini berisi 14 kumpulan cerita pendek dengan kisah, plot dan POV dari beberapa orang yang punya permasalahan hubungan kasih dengan lawan jenis, gejolak diri bahkan usaha memantaskan diri untuk mendapat jodoh yang baik pula. Untuk aku sendiri (yang sepertinya juga OTW Nikah, hehe), konflik tokoh di masing-masing cerpen berasa ngena. Seolah mbak Asma Nadia ini paham berbagai permasalahn yang kerap dialami bagi mereka yang OTW Nikah.
Dari segi cover, warna kuning mengisyaratkan ceria dan penuh semangat menyongsong pernikahan meski nantinya (bila) ada halangan yang datang. Font dan size-nya pun cukup pas buat indera penglihatan meski masih ditemukan beberapa typo.
Lalu pembaca diajak menyelami permasalahan tokoh di dalamnya, yang meski ringan tapi sarat makna. Bahkan tanpa sengaja ketika sudah selesai di ending cerita, aku bisa bergumam “Emang bener sih, ya? Eh, kok bisa pas gitu, ya? Iya juga, sih?” . . “Sesuatu yang didapatkan dengan susah payah, jelas lebih dihargai dan dibandingkan sesuatu yang didapatkan dengan mudah.” (hal. 32)
Buku OTW Nikah merupakan buku kumpulan cerita mengenai lika-liku perjuangan menuju pernikahan atau menemukan pasangan yang diinginkan. Terdiri dari 14 cerita yang dibagi menjadi 11 cerita tokoh utamanya perempuan dan sisanya tokoh utamanya pria. Secara garis besar buku ini sangat menarik baik dari segi cover maupun isinya. Lalu buku ini sangat ringan dan mudah masuk kedalam tas kecil karena ukurannya 13,5 cm x 21 cm. Penulis juga memberikan sebuah pesan diakhir buku ini yang sama sekali tidak menggurui. Secara keseluruhan buku ini memiliki beragam cerita, mulai cerita yang sedih, kocak, dan akhir yang sangat tak terduga. sangat direkomendasikan kepada anak muda yang berniat untuk menuju jenjang yang lebih baik dan bagi para pria yang ingin mengetahui perasaan wanita yang sedang berusaha untuk menunggu jodohnya.
Lebih banyak kisah-kisah yang dihadirkan sebelum pernikahan hadir. Mulai dari kisah Nia yang buatku menyayat hati hingga kisah yang buat cekikikan. Kadang dibuat ketawa dengan keusilan adek yang selalu memojokkan kakaknya, mirip yang terjadi padaku saat ini 🤣 Salah satu perbincangan dari salah satu kisahnya, "Tapi bukankah Allah yang Mahatahu? Apa yang baik menurut kita, belum tentu baik di mata-Nya. Jadi-" Di judul terakhir diluar dugaanku, ditutup dengan sharing dari penulisnya.