Saya baca buku ini karena tertarik dari rekomendasi admin twitter Gramedia Digital. Saya baca dari platform itu via subskripsi premium. Cover menarik. Judul sangat menggambarkan apa yang sering saya alami. Jadi berpikir akan dapat informasi yang lebih ternyata tidak. Zonk. Buku ini saya sarankan jika dibaca anak remaja tanggung. Jika sudah 20 keatas nyaris menginjak seperempat abad seperti saya, hanya seperti membaca brosur. Sangat sedikit informasi dan terlalu banyak ilustrasi. Kecewa karena sempat berekspektasi lebih sama buku ini. Tapi paling tidak saya tidak membelinya, jadi mendingan lah ya. Rating 2/5 karena ilustrasi & quotesnya ciamik, sih.
Aku suka gambarnya, sementara isinya sendiri bukan sesuatu yang baru. Jahatnya sih, aku nggak merasakan adanya improvement setelah baca ini. Ibarat ngisi air ke dalam ember yang bocor wkwkwk
Judul Buku : Quarter Life Crisis Penulis : Gerhana Nurhayati Putri Jumlah halaman : 102 Halaman Penerbit : PT. Elex Media Komputindo Genre : Self - Improvement Tanggal baca : 17 Januari 2022 Tanggal Selesai : 18 Januari 2022
Buku ini dibagi menjadi 3 chapter yaitu I. Apa itu Quarter Life Crisis? II. Big Problem III. Self Help
Quarter life crisis benar-benar nyata saya alami belakangan ini. namun dengan membaca buku ini cukup menolong saya memberikan pengertian mengenai Quarter life Crisis yang dialami usia menuju dewasa, 2 fokus masalah yang sering dihadapi dan bagian terakhir bagaimana kita mengatasi quarter life Crisis. beberapa ilustrasi dan kutipan cukup menwarnai isi buku ini sehingga isinya tidak semua isinya tulisan. tulisan nya pun cukup ringan dan saya yakin bagi yang sedang mengalami fase ini, bisa menghabiskan buku ini dalam 1x duduk. very recomended this book for 20's.
Yup, beres dalam sekali duduk karena bukunya emang sesingkat itu. Apa ada penemuan baru? Gak juga, cuman karena lebih runut jadi aku nemuin bahwa aku lagi di fase ketiga; seperation. Sayangnya aku gak bisa isi kolom-kolomnya karena bacanya di Gramdig. Tapu lumayanlah, heuehu
iseng buka gramdig dan cari bacaan yang ringan, ketemulah buku ini. first of all, ilustrasinya lucu! kedua, mungkin buku ini lebi cocok dikasi judul 'introduction to quarter life crisis' ya, karena kontennya berupa permukaan luar tentang quarter life crisis saja. kurang informatif. tapi lumayan buat jadi bahan reminder. poin yang paling aku inget dan nempel di hati dr buku ini adalah bahwa segala sesuatu dalam hidup terjadi berdasarkan our time, our clock. org lain gaberhak buat ngeburu buru our timeline
Lumayan buat ngisi waktu luang, ngegali informasi tentang quarter-life crisis, ya walaupun yang dibahas hanya permukaannya saja, ga sampe dalem banget. Good job untuk ilustrasi dan pemilihan warna kuningnya yang mentereng haha
isinya dasar kataku, memang tidak berekspektasi bisa dapat pembahasan mendalam yang 'berarti' dari buku seratus halaman ini. tapi suka sekali dengan ilustrasinya!
Menurutku, ilustrasinya sih oke. Bagian eksplorasi diri yang bisa diisi sendiri juga lumayan seru (walau aku nggak bisa isi karena baca di Gramedia digital). Tapi, bagian isinya seperti ada yang kurang, karena mungkin terlalu umum(?).
Kebanyakan informasinya udah sering banget aku baca di media sosial. Apalagi sekarang bisa nyari di google langsung. Aftertaste-nya ituu yang kurang. Gak berasa nambah informasi baru setelah baca. "Udah? Gitu aja?"
Well, sepertinya buku ini lebih cocok untuk yang belum pernah cari tau tentang quarter-life crisis. Still–semangat berkarya!
Seperti yang saya kira sebelum membaca buku ini, bahwa buku ini mungkin akan sama dengan buku-buku psikologi populer lainnya, dan ternyata~~~ iyadong.
Sempet tertarik lihat covernya, awalnya mikir kalau buku ini akan lebih "friendly" untuk orang awam atau pun orang yang sudah tau apa itu QLC, nyatanya untuk pendekatannya masih terkesan sedikit menggurui jadi tujuan awal penulis untuk menggapai si pembaca masih kurang terasa.
Tapi, jika kalian suka membaca textbook dan ingin tau apa itu QLC, buku ini cukup bisa direkomendasikan sebagai pengantar.
"Semakin kamu mengenal dirimu dengan baik, maka semakin mudah buatmu untuk menentukan pilihan hidup, sebaliknya kalau kamu belum mengenali dirimu, akan sulit untuk menentukan apa yang kamu mau." Hal 56 - Quarter-Life Crisis Gerhana Nurhayati Putri Penerbit Elex Media Komputindo Edisi Digital, 2019 Tebal 116 Halaman Baca di Ipusnas - Pernahkah dirimu berada dalam fase bingung, cemas, tertekan, sampai pada tahap overthingking ketika dihadapkan pada banyak pilihan yang kamu sendiri bingung apa yang harus dilakukan dalam hidupmu? Berarti kita sama. Karena aku juga pernah berada dalam posisi seperti itu juga. Apakah normal? Tentu saja. Semua orang pastinya akan mengalami fenomena psikologis ini. - Karena rentan terjadi pada mereka yang berusia 20-30an. Maka hal ini dianggap sangat wajar. Akan tetapi bisa jadi masalah yang berkepanjangan bila tidak menemukan solusinya bagi individu itu sendiri. Masa depan seperti apa yang menunggu mereka setelah keluar dari bangku sekolah atau bangku kuliah ke dunia kerja. Seketika mereka dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan keadaan dengan lingkungan. Tuntutan yang tiada henti hingga menggerogoti pikiran. - Aku suka dengan buku ini yang penuh dengan ilustrasi yang cantik, meski aku berharap ada banyak informasi lebih dari buku yang cukup banyak memberikan insight positif pada para pembaca usia muda atau yang masih mengalami krisis kepribadian untuk bisa keluar dari masalah yang menggelayuti mereka. - Penulis juga memaparkan banyak hal terkait quarter Life krisis yang dialami usia muda termasuk dampak serta cara penyelesaiannya. Satu hal yang dapat aku petik dari buku ini adalah kita siap mengambil risiko di depan. Dengan siap segala risikonya, maka jawaban yang kita dapatkan baik itu memuaskan atau pun tidak, kita telah mencoba dan ketika menemukan permasalahan yang sama, otak atau benak individu bisa lebih siap menghadapi batu krikil yang ada dan tidak akan lagi merasakan ragu, khawatir atau pun overthingking. Rate 3,85/5
ketika baca blurb buku ini, aku punya ekspektasi yang cukup tinggi. mungkin karena aku juga salah satu dari sekian orang di dunia yang mengalami quarter life crisis.
meskipun sampai halaman terakhir buku ini terasa "biasa saja" - maksudnya tidak ada kejutan ulasan yang mendalam, something new, atau 'wow' gitu - di saat yang sama, aku merasa pandanganku kembali terbuka lewat pemaparan-pemaparan sederhana buku ini.
pertama, kehampaan yang kurasakan saat ini terkonfirmasi sebagai bagian dari quarter life crisis. selama ini kupikir QLC hanya berupa kebingungan dan kegalauan yang chaotic saja.
kedua, ada banyak kalimat-kalimat pengingat yang friendly yang menyadarkanku (kembali) bahwa setiap orang memang punya progres dan waktu masing-masing (thank you).
ketiga, kurasa buku ini akan lebih bermanfaat jika digunakan sebagai guidance dengan praktek langsung, seperti corat-coret planning kehidupan. sayangnya, aku tidak bisa melakukan itu karena membaca buku ini di gramedia digital - mau mengambil pena dan kertas juga rasanya malas ahaha (my bad, ikr). jadi aku mengerti kenapa buku ini 'kurang cocok' untukku pribadi yang lebih mencari informasi ulasan mendalam & insight-insight baru.
apakah buku ini tetap aku rekomendasikan? of course yes. narasinya enak, pendek, ringan, cocok untuk yang baru belajar soal QLC. tapi untuk yang mencari sesuatu yang "lebih", baru, atau ulasan informasi mendalam seputar QLC, mungkin buku ini kurang memenuhi kriteria.
buku ini, secara praktis, berisi perkenalan dan tips-tips sederhana untuk menyelesaikan masalah QLC - intinya sih anti ribet tapi tetep solutif.
Berapa usiamu sekarang? kalau sedang menuju usia seperempat abad-an, berarti kita samaan. Toss..
Buku ini asik banget dibacanya. Menjelaskan soal quarter life crisis atau krisis usia seperempat abad yang sebagian besar dirasakan oleh individu di usia 21 - 30 tahun. Penjelasannya asik juga lumayan menyeluruh. Mulai dari apa itu quarter life crisis, penyebabnya, apa yang biasanya terjadi dan how we should deal with that.
Bukunya juga penuh ilustrasi yang super lucu! Jadi enggak seperti baca buku non-fiksi. Bukunya juga dilengkapi beberapa lembar kerja untuk semakin memahami diri dan aneka kekuatiran di usia seperempat abad ini.
Well, kalau kamu mencari penjelasan komprehensif soal quarter life crisis, rasanya buku ini bukan jawaban bagus, but kalau kamu butuh sedikit motivasi dan dorongan karena lelahnya mulai menjadi manusia dewasa, buku ini bakalan asik banget untuk dibaca.
Terakhir, kekuatiran dan perasaan hopeless atau ngerasa blank di usia seperempat abad ini normal kok, chills aja sambil tetap belajar dan cari tahu, what happened with us. It's just one process we need to finish. It's OK. Read this book with a cup of hot chocolate will be great advice for you, youngers!.
Sebetulnya tidak ada hal baru yang ditawarkan buku ini. Quarter Life Crisis tersusun dari 3 bagian : Apa itu Quarter Life Crisis, Big Problem dan Self Help. Yang agak membedakan adalah kemasan yang banyak ilustrasi semacam novel grafis; isinya sendiri bisa dibaca kurang dari 30 menit. Kesan saya terhadap beberapa buku yang menyasar milenial : singkat, banyak gambar dan banyak berisi jargon-jargon atau kata mutiara.
Buku QUARTER-LIFE CRISIS ditulis oleh Gerhana Nurhayati Putri pada tahun 2019 dan diterbitkan oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo dan imprintnya, YOI BOOKS. Buku ini bergenre non fiksi dan self improvement.
Buku QUARTER-LIFE CRISIS ini terdiri dari 3 bagian yang setiap bagiannya terdapat 5 sampai 7 bab. Bagian I tentang APA ITU QUARTER -LIFE CRISIS? yang menjelaskan definisi Quarter-Life Crisis, Awal Mula Quarter-Life Crisis, ciri-ciri Quarter-Life Crisis, Fase Quarter-Life Crisis, Penyebab Quarter-Life Crisis, Dampak Quarter-Life Crisis, dan You Are Not Alone ( contoh beberapa orang yang mengalami Quarter Life Crisis juga). Bagian II tentang BIG PROBLEM yang menjelaskan tentang Masalah Oh, Masalah, Pandangan Hidup, Kemandirian Finansial, Work Life, dan Love Life. Bagian III tentang SELF-HELP yang menjelaskan tentang Pencarian Jati Diri, Eksplorasi Diri, Tahap Pertama: Kenali Diri, Tahap Kedua: Antisipasi, Tahap Ketiga: Trial and Error, dan Tip-Tip.
Buku ini menarik bagiku karena banyak ilustrasinya, penuh warna, diksinya bagus, desainnya bagus. Terdapat juga lembar untuk pembaca terlibat, seperti menuliskan tentang kelebihan dan kekurangan diri, mencari passion, membuat plan dan back up plan work life serta love life, dan ada evaluasinya juga. Anehnya sih mungkin ketika rujukannya ke halaman yang sedang dilakukan atau ke halaman selanjutnya, biasanya kan ke yang sudah lampau, contoh pada halaman 75 ada lembar untuk mengisi karakter diri, dan sebenarnya berkaitan dengan lembar tentang kelebihan dan kekurangan diri, tapi kalimatnya "lihat di halaman 74-75)" padahal lembar kelebihan dan kekurangan diri ada di halaman 62-63. Juga pada halaman 84 ada lembar love life error #1 tentang mantan dan disuruh melihat kriteria pasangan yang dibutuhkan di halaman 88, padahal halaman 88 itu kata mutiara dan kriteria pasangan itu ada di halaman 76.
Ada beberapa kalimat yang menarik, di antaranya: - "Each new chapter of our lives requests an OLD PART of us TO FALL and a NEW PART of us TO RISE." -Jenna Galbut- (dalam Putri, G., 2019, hal. 24-25) - "Everything in life happens according to OUR TIME, OUR CLOCK. Don't let anyone rush you with THEIR TIMELINES." -Jay Shetty- (dalam Putri, G., 2019, hal. 26-27) - Anxiety's like A ROCKING CHAIR. It gives you something to do, BUT it doesn't get you VERY FAR." - Jodi Picoult - (dalam Putri, G., 2019, hal. 52-53)
Buku ini kurekomendasikan untuk teman-teman yang sedang berada di usia 20-29 tahun.
Jenis buku yang bisa diselesaikan dalam sekali duduk. Kontennya lebih dominan gambar dibandingkan tulisan. Buku yang sangat bagus untuk menarik minat pembaca yang tidak terlalu betah melihat buku yang isinya hanya tulisan.
Buku ini sangat bagus apabila ditujukan kepada remaja yang memang baru akan menginjak dewasa karena penjelasan dalam buku ini lebih bersifat pengenalan kepada Quarter Life Crisis. Penjelasan dalam buku ini banyak dibuat dalam ilustrasi sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca awam. Namun, cara-cara penyelesaian masalah Quarter Life Crisis dapat saya nilai cukup general dimana sebenarnya secara tidak sadar beberapa diantara kita telah melakukannya. Bagi pembaca buku yang berekspektasi akan mendapatkan penjelasan yang cukup mendalam serta solusi ampuh untuk tidak terjebak dalam fase Quarter Life Crisis maka anda harus bersiap-siap kecewa.
Isi dari buku ini dapat dibagi menjadi 3 bagian, 1) Penjelasan Apa itu Quarter Life Crisis Sesuai sub-judulnya, bagian ini ingin menjelaskan apa sebenarnya Quarter Life Crisis itu serta ingin menyampaikan bahwa Quarter Life Crisis adalah hal yang sangat biasa dialami oleh kaum remaja yang mulai beranjak dewasa. Pada bagian ini dijelaskan juga beberapa permasalahan yang menyebabkan munculnya Quarter Life Crisis yaitu tujuan hidup, karier, percintaan, kemandirian finansial, hingga terkait keyakinan. Diantara beberapa hal tersebut, yang cukup sering menjadi masalah bagi banyak kaum muda adalah Karier dan Percintaan.
2) Big Problem Penyebab Quarter Life Crisis Seperti disebutkan dalam bagian sebelumnya bahwa 2 permasalahan utama penyebab Quarter Life Crisis adalah Karier dan Percintaan. Nah, di dalam bagian ini akan lebih spesifik dijelaskan hal-hal yang menjadi kegamangan anak muda. Beberapa contohnya: Harus mengejar Uang atau Passion atau Memilih Tipe yang Ideal atau Yang Terbaik.
3) Cara Mengatasi Quarter Life Crisis dengan Self Help Pada bagian ini kamu akan diajak untuk melakukan beberapa hal yang bisa membantu mengatasi atau setidaknya meringankan permasalahan Quarter Life Crisis. Beberapa hal yang bisa dilakukan seperti harus mampu mengenali diri sendiri dan banyak melakukan trial and error untuk menemukan apa yang sebenarnya kita inginkan.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Gak terlalu banyak yang relate sama gue karena emang gue belom nyentuh umur 20 an, tapi ada beberapa yang relate walaupun beda aspek kayak bingung memilih jurusan kemauan ortu atau jurusan kuliah pilihan sendiri atau malah jurusan kuliah yang lebih berpeluang dengan kemampuan diri sendiri, atau pertanyaan dari orang-orang ketika gue milih gapyear karena gagal, pertanyaan seperti kenapa milih gapyear sih, kenapa gak masuk ini aja, kenapa gak milih jurusan ini aja pdhal peluang kerjanya gede loh, lumayan relate-lah tp jelas work life dan love life lebih banyak dibahas dibuku ini, pdhal gue sendiri jomblo gatau siapa yang mau dieksekusi sifatnya dari buku ini. Dijelasin dalam bahasa work life juga gue gak ngerti karena belom sampe tahap work life. Tetap keren sih bukunya, tipe buku yang bisa dibaca sekali duduk. Ilustrasinya juga kece, ketika baca justru lebih terhanyut melihat warna-warni dan ilustrasi dari buku.
Ada satu kutipan tentang kegagalan.
"Gagal itu memang sakit dan tidak enak tapi kalau kata Rafiki --karakter monyet dalam film Lion King, '𝐎𝐡 𝐲𝐞𝐬, 𝐭𝐡𝐞 𝐩𝐚𝐬𝐭 𝐜𝐚𝐧 𝐡𝐮𝐫𝐭 𝐛𝐮𝐭 𝐭𝐡𝐞 𝐰𝐚𝐲 𝐢 𝐬𝐞𝐞 𝐢𝐭, 𝐲𝐨𝐮 𝐜𝐚𝐧 𝐞𝐢𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐫𝐮𝐧 𝐟𝐫𝐨𝐦 𝐢𝐭 𝐨𝐫 𝐥𝐞𝐚𝐫𝐧 𝐟𝐫𝐨𝐦 𝐢𝐭' "
aku pikir bakal cuma dapet comforting words aja tp ternyata juga dapat sedikit tips dan tahap2 mengatasi QLC ini. bermanfaat bgt 🤍
banyak ilustrasi juga jadi ga kerasa flip flip eh selesai :)
— rangkuman:
ada 2 big problems dalam QLC 1. work life 2. love life
work life, susun plan: (+) hal positif dr plan ini (-) hal negatif dr plan ini langkah2 utk mendapatkannya potensi diri yg dimiliki utk mendapatkannya rencana diraih utk jangka waktu
love life: tulis kriteria pasangan idaman tulis karakter diri (+) dan (-)
cari calon yg paling banyak memenuhi syarat kebutuhan (😭😭😭😭)
tahap ketiga, trial and error🫠🫨 *work life error plan* hal yg memotivasi dari karier ini hal yg demotivasi dari karier ini —> dari demotivasi, cari solusi dari kesalahan&kegagalan plan ini —> rencana selanjutnya bagaimana
*love life error plan* kesesuaian dgn kriteria yg dibutuhkan hal yg membuat putus dgn mantan dari hal yg membuat putus, dicari solusi dari putus tsb rencana selanjutnya
“the past can hurt, but you can either run from it or learn from it” —Rafiki, Lion King
building support system: - hubungi org tua - makan bareng keluarga - curhat ke temen terdekat - hangout bersama teman2
another step to mengatasi QLC: 1. berdoa 2. eskpresikan diri 3. kumpul sama teman lama 4. coba hal baru :) 5. traveling 6. mencari mentor. bisa jadi senior di tempat kerja atau teman yg dijadikan role model 7. menemui psikolog kalo sudah mengganggu
This entire review has been hidden because of spoilers.
Di usia gua yang sudah menginjak 20 tahunan, gua benar-benar merasakan suatu keadaan yang disebut quarter-life crisis. Saat ini, gua berada pada posisi yang masih clueless dengan kehidupan gua yang mau dibawa ke mana di mana salah satu concern terbesar gua adalah terkait work life/career.
Buku ini sebenarnya adalah buku yang dapat dibaca dalam satu kali duduk. Isinya juga terasa cukup ringan membahas tentang quarter-life crisis itu sendiri mulai dari sedikit sejarah singkatnya, permasalahan apa yang dirasakan oleh orang-orang pada quarter-life crisis, hingga ke step by step menghadapi quarter-life crisis itu sendiri. Buku ini akan mengajak setiap pembaca untuk membahas dua masalah utama yang biasanya dirasakan seseorang ketika mengalami quarter-life crisis yakni work life & love life.
Honestly speaking, isi buku dalam buku ini bukanlah sesuatu yang baru bagi gua sendiri. Namun, karena isi bukunya yang lebih runut membantu gua untuk memahami arti dari quarter-life crisis secara lebih menyeluruh. Selain itu, berbagai ilustrasi yang terdapat buku ini membuat gua betah berlama-lama di satu halaman buku. Dan menurut gua, exercise yang ada di buku ini juga cukup menarik karena akan membuat gua sebagai pembaca mampu untuk merumuskan masalah yang gua hadapi dan menemukan solusi itu sendiri dengan format exercise yang sudah dibuat oleh penulis.
Bukunya tergolong ringan, bisa dibaca sekali duduk. Walaupun dibahas dari sudut pandang psikologis, sebenarnya buku ini hanya membahas soal permukaannya saja bukan solusi sejatinya. Buku ini cocok buat kamu yang sangat awam soal Quarter Life Crisis. Quarter Life Crisis sendiri bisa diartikan sebagai kegelisahan yang dialami kaum dewasa muda (peralihan dari remaja menuju dewasa), yang bingung menghadapi masa depan. Termasuk diantaranya kebingungan memilih pilihan dan menentukan jalan yang akan dialami kedepannya. Buat kamu yang mengalami kekosongan dalam rutinitas dan tidak lagi merasakan gairah, dan itu hal yang wajar. Fase Quarter Life Crisis dimulai dari tahap merasa jenuh, take a break untuk sejenak, menentukan tujuan baru, eksplorasi diri kembali dan terakhir bangkit dan take action. Di dalam buku ini kamu juga diberi template (seperti halnya dalam buku Atomic Habit) untuk mengisi bagaimana cara mengenal diri sendiri. Overall bukunya cukup bagus dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi yang lucu!
Quarter life crisis adalah kegalauan yang dirasakan oleh dewasa muda atas masa depan. Di umur seperempat abad, serial individual dianggap mulai dewasa dan harus mulai mengambil peran besar dalam kehidupannya sendiri. Sayangnya kadang pikiran, mental emosi dan sisi financial belum siap. Hal ini memicu munculnya krisis dan potensi mental health yang dialami generasi muda.
Menurutku krisis ini tidak melulu dimonopoli kaum seperempat abad. Issue ini akan terus berulang bahkan saat kita sudah ada di umur setengah atau bahkan tiga perempat abad. Jadi memahami kecemasan ini sangat penting. Buku ini mengangkat tema yang sangat relevant dan penting. Sayangnya terlalu ringkas dan seperti dibuat untuk konsumsi remaja. Gambar ilustrasi bagus tapi memenuhi halaman dan pembahasan detailnya terlalu ringkas dan sangat klise. Buku ini terasa hanya seperti teras awal untuk masuk lebih dalam ke pembahasan tentang topik ini.
Meskipun buku ini merupakan buku pengembangan diri, ada yang unik dari buku ini tentunya. Buku ini full colour. Tidak akan membuat kita bosan untuk membacanya. Ditambah tata bahasanya yang sangat ringan, mudah dipahami oleh semua kalangan terutama orang awam tentunya.
Dalam buku ini, penulis juga memberikan bagan-bagan yang bisa di isi sesuai pertanyaan yang tersedia agar membantu para pembaca menentukan pilihan yang disediakan dalam kehidupan masing-masing. Setidaknya setelah membaca buku ini, hati jadi lega dan menemukan titik terang tentunya.
Satu hal yang aku garis bawahi dari buku ini, jangan membandingkan dirimu dengan orang lain dan segeralah mulai. Karena di masa sekarang, terkadang sosmed mulai meracuni pikiran kita yang sedang berada di QLC apalagi mendapatkan postingan dari teman-teman yang sudah sukses. Itu sangat meracuni dan ngebuat down.
Buku self-improvement ini sangat berguna bagi kalangan usia dua puluhan atau setidaknya bagi yang baru lulus sekolah/kuliah. Dengan tebal 102 halaman, kamu akan dimanjakan dengan pengetahuan mengenai apa itu Quarter-Life Crisis, Faktor, Ciri-ciri dan Solusi (Self-help) yang bisa menunjangmu untuk bangkit.
Bagian yang paling aku sukai adalah, "Perubahan yang tidak sesuai ekspektasi akan terus ada tapi kamu harus terus bangkit! Jangan pernah takut salah dan gagal. Takut salah dan gagal hanya akan membuatmu stuck dan berhenti mengeksplor diri." (Hlm. 98)
Inti yang ditekankan di buku ini adalah mengenai karir dan juga soal pasangan. Tampilan yang disuguhkan berupa poin-poin sehingga akan memudahkan kamu untuk mengaplikasikannya di dunia nyata. Apalagi, terdapat visualisasi yang keren dan menarik yang membuatmu betah membaca meski dengan sekali duduk saja.
Buku tipis penuh ilustrasi. Tidak butuh banyak waktu untuk menyelesaikan buku ini. Bahkan kalau mau, bisa sekali duduk tamat baca buku ini.
Memang buku ini cocok untuk panduan bagi mereka yang berusia 20 an tahun. Namun untuk usia selain itu bisa mendapatkan pengetahuan tentang adanya masalah quarter life crisis.
Selain menyajikan penjelasan apa itu quarter life crisis, penulis juga membagikan tip-tip untuk mengatasi segala permasalahan yang dihadapi saat quarter life crisis. Termasuk juga ada beberapa halaman berupa isian untuk pembaca bisa menuliskan apa yang perlu ditulis.
Aku masih relevan baca buku ini karena memang masa-masaku saat ini bisa dikatergorikan berpotensi quarter life crisis. Semoga kedepannya semakin menjadi pribadi yang lebih baik.
Buku ini judulnya sangat menarik, I mean relatable banget kayanya. Bukunya tipis, sudah tipis isinya juga banyak ilustrasi dan gambar - gambar ria, semakin mengurangi tulisannya. Di awal ada profil ahli, ternyata bukan penulisnya. Untuk "isi" bukunya sendiri.. entah ya, abis baca buku ini kaya langsung lupa barusan baca apa sih, bukan brarti ga ada isi, cuma yg disampaikan kebanyakan hal-hal yang memang sudah diketahui, kaya definisi quater life crisis itu apa, dsb, selain itu penjelasannya juga hanya sebatas permukaan, cuma beberapa paragraf doang.
Hal yang paling positif, buku ini lumayan ngajak mikir dan membimbing untuk mikir kemana, walaupun again, "hanya sebatas permukaan" aja.
Anyway I think this book is pretty good but not necessary
Masa-masa hidup seperempat abad merupakan masa yang krusial bagi kebanyakan orang karena masa ini adalah tempat yang penting untuk menentukan tujuan hidup kedepannya. Adapun orang yang belum sanggup mengatur rencana masa hidupnya akan stuck dalam fase ini dan itu adalah bahasan dalam buku ini
Dengan bahasa yang sederhana buku ini membahas persoalan quarter Life crisis secara cukup. Poin-poin utama yang menjadi pokok bahasan seperti Passion, karir, Financial, Work Life dan Love Life dijelaskan secara ringan dan mudah dimengerti. Buku ini juga memberikan ilustrasi-ilustrasi yang lucu untuk membimbing pembacanya agar lebih mudah memahami konten tulisannya. Dengan jumlah halaman yang sedikit buku ini bisa habis dalam sekali duduk.
Aku ingin menyemangati authornya agar terus menulis buku-buku motivasi ringan untuk mereka yang sedang digelayuti overthinking berat. Aku terus terang lagi dibebani krisis 28 tahun—which is krisis seperempat abad yang datang terlambat—dan sedang mencoba memahami apa yang sedang terjadi padaku agar bisa melawan balik. Kata sun tzu, kenali dirimu, kenali musuhmu.
Hal yang paling kusukai dari buku nonfiksi adalah daftar referensi ke buku-buku lain yang lebih kaya dan detail penjabarannya. Biasanya dari satu bibliografi bukulah aku kalap beli buku-buku yang mendukung penjelasan di buku pertama tadi. Jadi kuharap di kemudian hari buku-buku mbak author ini juga diperkaya lagi bahan bacaannya.
Saya membaca buku ini di Gramedia Digital. Dalam rangka mencari ide untuk membawakan materi di sebuah acara tentang Quarter Life Crisis. Sebuah buku aktivitas yang rasanya cukup mampu mengenalkan awam khususnya remaja yang banyak bertanya-tanya tentang hidup. Perlu kerajinan dan motivasi memang untuk ikut terlibat mengisi aktivitas yang ada di dalamnya. Sedikit sayang saja menurut saya, meski buku ini menuliskan sumber, namun tidak langsung dikutip di dalam penjelasannya. Bagi saya, buku ini kurang dalam membahas, namun tak apa, cukup menyenangkan membaca buku ini. Cukup membuat saya menemukan ide.
"Everything in life happens according to our time, our clock. Dont let anyone rush you with their timeless." -Jay Shetty
Tidak semua, tapi kebanyakan di usia 20-an itu pasti menghadapi Quarter-Life Crisis. Tapi yang paling sering dirasakan saat QLC adalah Work Life and Love Life. Dua masalah terbesar setiap orang yang berusia seperempat abad ini.
Dalam buku ini sebenarnya tidak memberikan solusi apa-apa. Hanya menggambarkan bagaimana QLC itu terjadi, bagaimana ciri-cirinya bahkan harus mengisi form yang ada. Mungkin maksudnya, untuk merangsang hati dan pikiran kita untuk terbuka.
Bukunya tipis, tapi sangat cukup memanjakan mata dengan ilustrasi dan quotes yang ada.
“Each new chapter of our lives requests an old part of us to fall, and a new part of us to rise” —Jenna Galbut.
Buku ini bagus. Hanya saja terlalu singkat dan mendasar. Sejujurnya berharap kalau yang dibahas bisa lebih mendalami lagi. Oh ya, mungkin juga karena aku nggak sedang mengalami ini, lebih tepatnya dulu sempat pernah, jadinya ada banyak hal di buku ini yang sebenarnya sudah ku lakukan.
Tapi, membaca buku ini bikin aku teringat adeku yang lagi bingung menentukan jurusan kuliah. Buku ini cukup bermanfaat karena kayaknya aku bakal ngajak ade untuk coba mengisi kuis yang ada di buku ini untuk nyari tau soal passion ^__^