Karier Trisa sebagai aktris dimulai dari nol, merayap perlahan hingga nyaris menyentuh titik seratus. Ya, nyaris, karena semua tidak terjadi akibat skandal murahan yang dibuat Bian, si vokalis band yang namanya tengah surut. Efeknya, popularitas Trisa menurun. Beberapa PH memutus kontrak sepihak, mengembalikan Trisa ke titik nol dalam kariernya.
Desta, sahabat yang pernah ditinggalkannya, membantu dengan cara tak tertebak. Selain itu, Adam, manajernya yang super perhatian, terus berjuang untuknya. Membuat dia merasa bahwa dalam keadaan terpuruk, ternyata dia tidak berjuang sendirian.
Lalu, ketika keduanya menyatakan perasaan di waktu yang sama, kepada siapakah hati Trisa akan berlabuh?
Menulis thriller, romansa, dan chicklit. Menyukai kucing, dandelion, dan warna hijau. Margaret Mitchell dan Scarlet O'Hara adalah inspirasinya.
Buku: 1. Voice from the Past (Gramedia Pustaka Utama, 2019) 2. Playing Victim (NouraBooks, 2019) 3. Parade Para Monster (Clover, 2017) 4. TwiRies - The Freaky Twins Diaries (deTeens, 2014) 5. Love Puzzle (Teen@Noura, 2013) 6. Dunia Trisa (Stiletto Book, 2011) 7. I'm Not an Underdog (Bukupop, 2006)
Menyenangkan sekali rasanya setiap membaca karya Eva Sri Rahayu. Bagaimana ia dapat mengangkat ide cerita yang menarik dalam setiap karyanya. Seperti dalam Parade Para Monster kita akan diajak masuk ke dalam dunia fantasi yang penuh keajaiban. Kemudian dalam Voice from the Past kita akan menyaksikan kehidupan seorang atlet anggar yang mungkin masih jarang dibahas. Dan kali ini melalui Dunia Trisa, kita akan ikut merasakan manis-pahitnya industri dunia hiburan. Isu mengenai dunia entertain memang seru untuk dibahas. Teh Eva cukup banyak memperlihatkan lika-liku seorang Trisa yang berjuang untuk menjadi seorang aktris terkenal. Hanya saja sayangnya sampul bukunya tidak terlalu relevan dengan nuansa ceritanya. Memang sampul bukunya terlihat menarik, lewat aksen televisi yang ditumpuk yang menampilkan potongan-potongan sosok seorang Trisa. Namun, sosok perempuan dalam sampul buku terkesan seperti karakter game sehingga terkesan kurang pas untuk tema ceritanya. Apalagi latar warnanya yang gelap sangat kontras dengan adanya sedikit bumbu komedi dalam jalan ceritanya.
Mengangkat tema tentang industri dunia hiburan menjadikan Zoom In Zoom Out: Dunia Trisa sebuah cerita yang menarik. Di sini kita akan melihat bagaimana perjuangan seorang Trisa agar bisa menjadi seorang aktris terkenal. Selain itu sisi gelap dari dunia hiburan pun lengkap dibahas dan diselipkan dalam setiap bagian ceritanya. Bagaiamana sulitnya mendapatkan peran lewat casting, saling sikut dengan sesama aktris, gosip yang timbul, hingga pelecehan seksual yang tidak jarang sering terjadi. Kisah Trisa yang berjuang di industri hiburan ini dibalut juga dengan cerita cinta dan persahabatan. Dan satu hal lagi yang menarik adalah kehidupan mahasiswi akhir yang dilakoni Trisa sukses bikin geregetan. Di mana di umur 25 tahun Trisa masih belum juga lulus. Ditambah melihat tingkah laku Trisa yang super menyebalkan menambah kekisruhan emosi saya menjadi kesal dan amarah. Tidak cukup sampai di situ, penulis pun menambah bumbu cinta segitiga dalam jalan ceritanya. Meskipun kisah cinta segitiganya tidak terlalu banyak, tapi tetap berhasil menyemarakan kekuatan ceritanya.
Tokoh Trisa merupakan seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang berusaha untuk masuk ke industri dunia hiburan. Trisa sebenarnya sosok yang pekerja keras. Ini terlihat dari pengorbanan dan usahanya yang tiada henti mengikuti casting untuk sebuah peran. Hanya saja sayangnya Trisa ini memiliki watak yang sangat menyebalkan. Mulai dari terlalu naif, egois, sering menyalahkan orang lain, dan keras kepala. Semua karakternya itu sukses bikin saya kesal dan geregetan. Untungnya selain pekerja keras, Trisa masih memiliki sisi positif sebagai sahabat yang setia kawan. Tokoh-tokoh pendamping yang ikut terlibat, yaitu ada Rhein, Desta, Adam, Bian, Rhaisya, dan masih banyak lagi. Karakter tokoh-tokoh pendampingnya tidak terlalu kuat dan terkesan 'begitu saja'. Contohnya mungkin seperti Rhein yang terlihat setia kawan, tapi karakternya tidak terlalu menonjol. Atau Adam yang jago masak, namun sekali lagi karakternya tidak keluar. Walaupun begitu ini tidak mengurangi keseruan dalam jalan ceritanya, tapi akan lebih seru jika penulis bisa lebih menggambarkan karakter tokoh-tokoh tersebut.
Novel ini memakai sudut pandang orang pertama melalui tokoh Trisa. Uniknya tokoh Trisa ini seakan-akan mengajak pembaca untuk ikut serta dalam bagian cerita lewat narasinya. Berbagai tingkah laku Trisa yang keras kepala dan semaunya sangat terlihat lewat sudut pandang ini. Namun, di sisi lain kita juga akan menemukan sedikit bumbu komedi lewat penjelasan yang Trisa berikan akan hal yang dilakukannya, contohnya seperti pekerjaan sebagai aktris. Alur ceritanya berjalan cukup cepat. Tak perlu waktu lama untuk melahap habis novel ini, memang karena alurnya yang bergerak maju. Gaya bahasa penulis pun sangat ringan dan mengalir, sehingga bikin ketagihan untuk membuka setiap lembar halamannya. Nuansa City Lite-nya pun cukup terasa dengan diperlihatkannya cara kerja di dunia industri hiburan serta dengan disebutkannya beberapa merek tas-tas branded. Latar tempat yang disorot sebenarnya ada dua, Bandung dan Jakarta. Namun, kota Bandung masih tetap mendominasi sebagian besar tempat terjadinya cerita.
Konflik cerita berfokus pada perjalanan karier Trisa di dunia hiburan. Bagaimana di saat kariernya sebagai aktris tengah naik pesat, tiba-tiba saja muncul skandal yang menjatuhkan namanya. Di sini bisa kita rasakan atmosfer saling sikut dan panjat sosial yang memang seringkali terjadi di kalangan selebriti. Konfliknya yang penuh drama sangat menggambarkan sisi gelap dunia hiburan. Selain menyoroti karier Trisa, konflik cinta segitiganya pun cukup bikin terbawa perasaan. Bagaiamana Trisa yang bimbang harus memilih antara Adam atau Desta. Bagi saya konfliknya sendiri sebenarnya sudah sangat mencerminkan permasalahan di dunia hiburan. Cara penulis mengeksekusi konfliknya terbilang ringkas dan padat. Meskipun ada beberapa penyelesaian yang terlihat terburu-buru, tapi secara keseluruhan konfliknya berhasil tercipta secara maksimal.
Zoom In Zoom Out: Dunia Trisa adalah kisah tentang menggapai mimpi dan cita-cita yang memang harus dilakukan dengan kerja keras serta pengorbanan. Eva Sri Rahayu sukses menyalurkan semangat kerja keras dari seorang Trisa untuk menggapai mimpinya kepada pembaca. Meskipun sikap dan perilaku Trisa yang menyalahkan orang lain dan egois seringkali bikim gemas, tapi semangatnya dalam mencapai mimpi patut dicontoh. Di sini kita tidak akan hanya menemukan cerita tentang perjalanan karier Trisa, namun terdapat pula arti tentang persahabatan lewat tokoh Rhein. Tak lupa bumbu romansanya pun semakin menambah keseruan ceritanya. Namun sayangnya, saya berharap jika hubungan cinta segitiga antara Trisa, Adam, dan Desta bisa lebih digali lagi. Karena bagi saya chemistry ketiganya ini masih terasa kurang kuat. Secara keseluruhan Zoom In Zoom Out: Dunia Trisa membawa pembaca dalam lika-liku dunia hiburan yang ternyata tidak semanis tampaknya.
Page turner banget! Bacaan ringan, sampai ga sadar udah selesai aja.
Menyenangkan rasanya baca ini, kayak dapat sesuatu yg baru gitu, pelajaran baru, gimana sih ribetnya casting itu, kerjaan artis itu gimana, dan semacamnya, karena ini bukan bidang yg kupelajari.
Terus pas baca, si tokoh utamanya-Trisa-sempat bikin aku beberapa kali kesel sampai gemes sendiri ya Allahㅜ, tapi ya udah lah yaaa aku tetap menikmati ceritanya,dan Adam... aku padamuu wkwk
Ketika aku ditanya mau gak jadi artis? Jawabannya Engga. Pertama, aku gak bisa akting apalagi nyanyi 😂. Kedua, nanti kalau jalan kemana-mana pada ngenalin aku terus banyak yg minta foto. Trus ntar ada yang candid2 eh masuk akun gosip wkwk. Kayanya kejauhan yak pikiranku hahaha
Kalau kalian adakah yg ingin jadi artis?
Kaya Trisa nih. Kalau kataku, Trisa emang pantes jadi artis. Ya meskipun skrg dia masih bertahap kan. Mulai dari figuran dulu. Tp jangan salah, meskipun dia figuran, tp dia maen di film2 ternama lho. Film besar. Jadi ya untuk jam terbang udah lumayan lah ya, meski masih jarang dilirik sama sutradara nih.
Karirnya ini dimulai dari nol banget. Tapi tau ga, ada aja nih orang yg sirik. Udah dia karir dimulai dr nol eh ada yang balikin ke nol lagi dong. Siapa sih? (Kepo kan) Nyebelin pokonyah.
Untuk yang penasaran gimana sih dunia artis yang gemerlap itu. Coba deh kepoin novelini. Karena di dalamnya bukan cuma cerita perjuangan Trisa aja tapi kita juga jadi tau gimana dunia di balik layar film lho. Dunia skandal artis yang biasanya bikin hits media gossip juga ada. Dan siapa sangka meski jadi sekedar figuran aja kita butuh perjuangan banget lho. Kadang aku dibuat salut dengan perjuangan Trisa di dunia entertain ini. Tapi di sisi lain kadang tingkah Trisa yang ceroboh ini bikin aku ngakak. Jadi isi novelnya tuh beragam perasaan banget deh. Kak Eva bias banget menyajikan ceritanya. Penyajiannya bukan Cuma hiburan aja. Di dalemnya ada kejutan-kejutan yang makin bikin greget cerita. Yang salutnya nih. Kejutannya berkali-kali lho. Padahal aku awalnya mengira kalua permasalahan cerita bakalan ada di akhir. Ternyata Kak Eva semacam bikin pemanasan gitu dong dari tengah cerita. Sampai akhirnya meledaklah. Usut punya usut, ternyata novel inituh udah sempet terbit dulu. Cuma ya aku memang baru tau sekarang. Jujur juga, aku baru baca karya Kak Eva yang ini. Hemm, jadi penasaran sama novel lainnya nih, karena setelah baca novel ini aku merasa terhibur banget. Eits Tunggu Selain hiburan yang didapet dari novel ini. Aku mendapatkan sebuah pelajaran tentang sebuah komitmen lho. Komitmen tentang apa yang telah kita jalani atau kita pilih. Selesaikan apa yang telah kalian mulai. Kata-kata ini keluar gitu aja ketika melihat kegalauan Trisa antara memilih kuliah atau karirnya menjadi aktris. Kuliah dan syuting adalah 2 hal yg Trisa pilih. Tapi siapa sangka jika keduanya gak bisa berjalan beriringan. Saking sibuknya mengejar syuting demi menjadi aktris ternama. Trisa rela menunda kuliahnya. Bahkan kini ia terancam DO jika tidak lulus di tahun ini.
Tapi yang jadi masalah, ketika deadline sidang begitu mepet. Sebuah syuting yg menjadi penentu awal karirnya pun sudah ia tandatangani kontraknya. Kuliah atau syuting yg harus dipilih? Kenapa keduanya harus beriringan?
Apapun itu, Trisa memang harus memilih. Tentu bukan tanpa alasan ia mengambil kuliah yg diidam-idamkan banyak orang. Dan bukan pula tanpa perjuangan Trisa berada di posisinya saat ini untuk menjadi artis.
Selain Trisa, ada sosok sahabatnya yang ingin aku soroti juga tentang hal ini. Bagaimana dia berani mengambil sikap atas tindakan yang telah ia lakukan dengan sadar. Yang ini lebih waw dari apa yang Trisa alami sih menurutku. Sebuah keberanian yang hebat dalam menerima konsekuensi yang besar.
1 hal yg aku ingin tekankan di sini yaitu berani bertindak. Karena hidup itu pilihan. Baik buruknya dari pilihan yg kita ambil itu adalah resikonya. Jika kalian berada dalam kegalauan apapun saat ini. Maka beranilah mengambil keputusan. Eits tapi inget, apapun keputusannya itu sudah dipertimbangkan matang-matang bukan asal yaa. Karena sekali lagi, baik buruknya dari pilihan yg kita ambil itu adalah resikonya.
Lho kok jadi kaya motivator gini si via, ya maap abisnya aku gemes liat Trisa yg dikejar2 deadline sidang sih. Tp aku paham bgt di sisi lain pasti dia pengen gapai cita-citanya. Hihi
Terkadang apa yang dilihat di layar kaca, sangat berbeda dengan dibalik layar. Di layar kaca memesona kemewahan, sementara dibaliknya beribu nestapa.
Buku ini memiliki plot cerita yg menarik. Membahas dunia selebritas dengan segala kekacauan dan gemerlap kehidupannya. Alurnya sendiri rapi dan berjalan lurus tanpa pembelotan. Premis cerita, cukup padat. Seorang gadis yg terobsesi menjadi aktris kemudian mengapainya.
Aku suka dengan cara penyajian penulis. Tanpa menggunakan diksi yg meliuk-liuk. Gaya bahasa yg nyaman untuk dibaca. Tak bertele-tele, langsung masuk ke dalam konflik cerita. Konfliknya sendiri punya bangunan yg menjulang. Terlebih lagi perubahan signifikan tokohnya bisa diandalkan untuk memperkuat cerita.
Trisa, si tokoh utama punya karakter yg menyebalkan. Percaya diri tinggi, keras kepala, ceroboh, 'grusa-grusu' dalam mengambil tindakan menjadikan Trisa sebagai titik sentral. Fokus cerita pun, lebih banyak ke dia. Dan memang sudah tergambar jelas di judul buku. Aku bilang menyebalkan di sini, memang Trisa bisa membuat pembaca gregetan, 'mangkel'. Tapi, seperti tokoh utama lainnya, Trisa mampu membawa pembaca ke dalam dalamnya cerita. Dan lagi, metamorfosis hidupnya patut mendapatkan dua jempol.
Humor segar menyelinap dari balik kekalutan cerita sehingga, pembaca akan selalu dimanjakan oleh jalinan kokoh sebuah kisah. Obsesi, mimpi, cinta, dan komedi.
Dan, aku suka dengan parodi-² seputar kehidupan selebritis. Mulai dari beragam penyelewengan judul sinetron dan film, orang-2 yg terlibat hingga acara gosip yg pastinya akan membawa senyum pembaca.
Keistimewaan dari buku ini terletak pada cara penyajiannya. Adegan demi adegan dibuat dengan tepat. Sedikit cepat, tapi tak terburu-buru. Langsung ke dalam inti cerita, tak perlu menjelaskan detail hal yg tak perlu. Sehingga pembaca akan mudah mencerna informasi yg ada.
Namun, ada sedikit yg membuat pembaca geregetan. Pemeran pembantu, yg diharapkan memberi warna dan menghadirkan kupu-kupu menari dalam perut, kurang mendapatkan porsi cerita. Si Adam, manager Trisa dan juga Desta sahabat Trisa. Kemunculan Desta yg sedikit, ditengah-² cerita menghilang kemudian muncul lagi di babak akhir cerita, menimbulkan banyak tanda tanya.
Tokoh-² lain memang bisa menyokong cerita, semisal Rhein dengan masalahnya. Namun, lagi-² kehadirannya masih kalah kuat dg Trisa. Aku rasa memang seharusnya Trisa memiliki aura yg lebih gemilang. Hal ini wajar, dan tak akan melukai cerita.
Konflik dan instrik banyak dan itu bagus. Sebab, terdapat penyelesaian yg baik. Tak ada yg tak selesai. Cara dan keputusan yg dipilih penulis memang tepat.
Aku berharap Bian dan Rhaisya lebih menekan Trisa. Itu akan lebih greget.
Satu lagi, obsesi berlebihan Trisa untuk menjadi aktris tak memiliki alasan yg kuat. Mengapa dan kenapa itu, belum terjawab.
Gelap terang, kerlap-kerlip dunia selebritas memang menyilaukan mata. Siapapun akan terpesona dengannya. Menjadi aktris pun, tak seperti yg dibayangkan oleh banyak orang. Apapun yg dilakukan akan terus disorot oleh kamera, hingga yg bernama privasi itu samar-². Melakukan pencitraan untuk popularitas acap kali dilakukan. Entah, benar atau salah, agar posisi terus berada di atas hal curang pun dihalalkan. Sementara, kehidupan itu terus berputar seperti roda.
Buku ini memiliki ketangguhan dalam bertutur, bahkan aku merasakan seperti membaca sebuah skenario film/sinetron. Bahkan masuk ke dalamnya. Ceritanya tampak nyata. Apa yg di alami tokoh utama, memang sering kali muncul di acara infotaiment. Penghianatan, perselingkuhan, urusan hukum yg tidak ada habisnya, hingga skandal-2 lain yg entah benar atau tidak telah menjadi makanan sehari-hari seorang aktris.
Settingnya pun, dibuat sedemikian rupa hingga pembaca mendapatkan kesenangan yg bertingkat. Namun, ke relevanan cerita sedikit samar. Memang mengangkat isu yg sedang panas saat ini, tapi dibeberapa bagian agak sedikit terlambat, seperti campuran antara tahun yg telah berlalu dan yg akan datang. Hal itu lumrah saja, sebab buku ini sebelumnya telah terbit dan ini versi yg lebih baru dan segar. Tak akan banyak berpengaruh, ini lebih hebat dan memikat.
Aku sangat suka, dan benar-² mendapatkan apa yg aku mau. Sajian istimewah yg membuat perut kenyang. Rasanya tak mudah hilang, meskipun telah mengalami beberapa kali proses penetralan.
Aku rasa, buku ini sangat cocok untuk kamu. Pembaca yg haus informasi, buku ini menyuguhkan kesegaran.
Apa sih yg kusuka dari novel ZIZODT alias Zoom In Zoom Out Dunia Trisa ini..
Pertama; tentu saja aku suka sama covernya. Ini match banget sama booktrailernya yang oke bingits.
Lalu aku suka sama tema dan topik yg diangkat penulis dalam buku ini. Yaitu soal dunia keartisan yang Trisa jalani, dan segala macam yang melekat di dalamnya. Adanya persaingan, saling sikut, dan juga behind the scene yg tak seindah di layar kaca.
Karakter Trisa sejak awal cukup mencuri perhatian. Jadi semakin membuatku penasaran dengan lika liku kisah hidup Trisa ini. Terutama saat Trisa membuat pilihan yg cukup berpengaruh pada karier keartisannya. Salut sih. Gimanapun juga aku setuju kalau untuk sejenak Trisa memfokuskan diri pada pendidikannya yg diambang batas toleransi kampusnya.
Untuk menjadi seorang publik figure dibutuhkan mental tahan banting serta perjuangan dan tekad keras layaknya yg dilakukan Trisa di buku ini. Karena industri entertein yg menyuguhkan hiburan buat kita, menyimpan banyak kisah menyedihkan, menyenangkan, penuh persaingan, intrik, dan kadang juga kejam. Jadi kalau kalian gak punya mental baja, pikirin kembali buat jadi artis.
Buku ini merupakan karya ke-2 penulis yg kubaca. Setelah aku sempat terbuai dengan urban thriller di karya sebelumnya, sekarang aku pun menikmati membaca genre berbeda ini. Aku puas cara eksekusi keseluruhan kisah Trisa ini, terlepas dari harapan pribadiku soal kisah Trisa, Desta, dan Adam yang lebih dieksplore. Karena aku merasakan chemistry yang kurang nendang. Hehe. Malahan yang paling mencuri perhatian itu adalah tekad keras Trisa dan juga effort dia untuk meraih apa yang diinginkannya.
Hal-hal menggelitik seperti penyelewengan nama program-program terkenal di televisi cukup membuatku tergelak. Benar-benar sesuatu yang fresh dan menjadikan novel ini bacaan yang segar. Penulisan berbeda pada saat adegan yg diperankan Trisa, beserta behind the scene-nya juga menjadi sesuatu yg menarik. Menggambarkan bagaimana suatu adegan dalam iklan, klip video, atau sinetron dibuat.
Banyak pelajaran yg bisa diambil dari buku ini. Terutama soal perjuangan menggapai cita-cita, persahabatan yang tulus antara Trisa dan Rhein, serta taburan bumbu romance sebagai penyedap. Over all kisah Trisa merupakan bacaan yg kaya akan informasi yg bergizi.
Tulisannya Eva Sri Rahayu bagus sih, mengalir, asik. Sekali baca langsung masuk gitu ke dalem ceritanya.
Kisah hidup Trisa juga seru, gimana perjalanan dia dari seorang figuran ke aktris yang cukup dikenal namanya. Drama-drama dunia enternain, berbagai kebusukan dan kejahatannya juga ditampilkan. Menarik banget deh dunia enternain Trisa ini.
Love life-nya juga seru. Antara tiga cowok. (Aku paling suka Adam, huhu).
Tapiii.. sayangnya. Tokoh Trisa nih ngeselin parah. Suka menyalahkan orang, bahkan dari sebelum dia terkenal juga jadi bukan starsyndrome. Emosian juga. Aaargh bikin kesal! Coba Trisa dibikin agak lebih lovable dikit. Mungkin aku bakalan lebih suka.
Terus ada beberapa adegan yang terlalu cepat aja gitu digambarkannya, ada beberapa yang bikin bertanya-tanya juga.
Tapi selebihnya buku ini oke, dan aku sekarang mau nyobain karya Kak Eva yang Playing Victim!
Trisa, seorang mahasiswi yang bercita-cita menjadi artis. Dan dia menjalani cita-citanya, ikut casting sana-sini supaya dia bisa bermain film, sinetron, iklan, apapun itu. Sampai kuliahnya nyaris DO.
Novel ini memang berfokus pada perjalanan karir Trisa. Dan bagaimana jatuh bangunnya Trisa. Tapi jujur saja, saya kurang suka sama Trisa. Naif, emosinya gampang tersulut, dan suka menyalahkan orang lain. Tapi dianjuga punya sisi positif, fokus pada mimpinya, sampai apapun dijabanin demi menjadi artis ternama.
Konon ini adalah novel lama yang diterbitkan kembali dan mendapatkan tambahan sana-sini.
Waktu bagian-bagian awal seru sih, POV Trisa di dunia acting, yang nunjukin underrated tapi spill-nya oke. Cuma makin ke belakang, jadi kayak banyak "bolongnya" dan lompat dari masalah satu ke masalah lain, dan nggak ada closure yang memuaskan (menurutku). Waktu masalah yang syutingnya dibatalin, itu nggak ada closure yang tepat, terus konflik pindah ke Trisa berjuang buat lulus, dengan perjuangan sekeras itu dan orangtuanya yang sering nanya, menurutku akan lebih baik kalo ditambah adegan dia wisuda, pindah ke masalah Rhein sama Kris, ini menurutku juga aneh, karena tiba-tiba masalahnya bukan di tokoh utama, terus tiba-tiba Trisa makin sukses, terus kena skandal, turun lagi, habis itu sukses lagi, kayak terlalu banyak konfliknya
Suka dengan plot yang terbentuk dibuku ini, karena plotnya lebih menggali perjalanan karier dan hidup trisa dibanding percintaan Trisa. Awalnya aku pikir temanya menyoroti percintaan Trisa karena di blurb nya menjelaskan seperti itu, rupanya isinya lebih kaya. Yang aku suka juga adalah karakter Rhein dalam novel ini karena dia seperti memiliki plot tersendiri dan cukup menyita perhatian dari novel ini.
Buset dah ini cerita apaan seh. Trisa menderita mulu nggak ada happy-happy nya. Paling happy 10% doank. Apalagi setelah Rhein pergi makin sedih aja. Desta juga kenapa harus sebaik itu. Ya ampun pengen nangis rasanya. Dan endingnya untung happy end yah walau belum happy-happy banget seh tapi mendinglah Trisa nggak ngenes lagi.
Ceritanya seru..narasi-nya bikin betah buat baca..si Trisa tuh nyebelin tapi kocak jadi ngakak ngakak sendiri bacanya..kisah jatuh bangun dunia selebritis disertai kisah roman yang lumayan bikin melting.
Overall this is a good light read, bacaan ringan yang cocok buat menghilangkan penat dan suntuk.
Maaf nih, aku memang suka dengan perjuangan Trisa, tapi entah kenapa aku sama sekali kurang mendapatkan feel dan merasa alurnya terlalu cepat 😭 tapi kalau mau cari bacaan ringan, buku ini cocok sih.