Jump to ratings and reviews
Rate this book

L

Rate this book
Ava Torino, twentysomethinggirl, yang bekerja sebagai produser di sebuah stasiun televisi lokal di Bandung, agak berbeda dengan perempuan pada umumnya. Ava not really into romantic or love things. Ia menganggap pacaran adalah sesuatu yang seharusnya fun. Dan, biar semakin fun, ia nekad meneruskan ide gilanya semasa kuliah berganti-ganti pacar, sampai ke 26 alfabet tergenapi sebagai huruf awal nama-nama sang pacar.

Dengan ke-adventurous-annya, tidak sulit bagi Ava untuk memenuhi rencana gilanya itu. Namun, tanpa disangka, cowok yang paling sulit ditemukan justru yang namanya berawal huruf L. Maka, cara berpikirnya yang logis memutuskan, siapa pun dia, si L akan menjadi the Last Love nya. Sayang, Ava tidak menyadari betapa rahasia semesta ini terlalu besar untuk ditaklukkan oleh logika pikirannya.... hingga terjadilah peristiwa itu....

394 pages, Paperback

First published January 1, 2008

19 people are currently reading
497 people want to read

About the author

Kristy Nelwan

2 books26 followers
Here are my thoughts in many forms. I'd write it plainly, as a poem or as a fiction in English or in Bahasa Indonesia-my first language. Every click has its own risk, be a grown up and take it, or leave it. I currently work as a professional in PR industry, once in a week I teach creative writing class in a uni. In my spare time I enjoy all spices within my single girl life. Happiness, craziness, sadness, contentment, ambitions, decisions. Mistakes. Love.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
232 (32%)
4 stars
267 (37%)
3 stars
162 (22%)
2 stars
43 (5%)
1 star
14 (1%)
Displaying 1 - 30 of 148 reviews
Profile Image for ijul (yuliyono).
811 reviews970 followers
March 20, 2010
L for Last Love??

Keragaman cerita sejatinya hanya dapat tumbuh dari kreatifitas penulis. Belakangan, novel-novel dewasa metropolitan yang sebagian besar tergabung dalam genre Metropop atau ChickLit seolah hampir sama rata. Tema berputar di ranah yang itu-itu saja. Bumbu-bumbu penyedap yang dua tahun silam mungkin terasa memesona kini sedikit kehilangan pamor, karena seringnya digunakan sebagai dekorasi novel yang hampir tiap bulan selalu terbit.

Kristy menawarkan tema yang hampir sama, namun dikemas dengan sangat cantik. Memadukan pelbagai bumbu, yang uniknya malah tidak terasa kebanyakan bumbu. Pas. Lengkap, tapi tidak berlebihan. Lajang sukses, petualangan asmara berantai, jungkir balik mengurus persiapan pernikahan, hingga tragedi cinta berakhir dramatis disajikan dalam alur cerita yang mengalir bebas hambatan dan seperti tiada cela.

Namun, bagi saya pribadi, kemulusan gaya mendongeng Kristy justru menyengat sisi ‘keyakinan’ saya. Yah, keputusan Kristy untuk turut serta mengangkat sisi religius (agamis) dalam novelnya ini, sukses menyentil ‘emosi’ saya. Pada titik tersebut bahkan saya sempat ingin berhenti membaca. Namun, prinsip ‘beli buku harus dibaca tuntas’ yang baru saya terapkan memaksa saya untuk meredam gejolak yang membara di dada dan bertahan untuk membaca novel ini hingga halaman terakhir, yang tidak juga dapat saya tepati. Jujur, satu bab terakhir saya tidak berselera lagi meneruskannya.

Sisi itulah yang menjadi kritik terbesar saya. Keberanian Kristy menyandingkan dua agama berbeda dalam bungkus pemahamannya yang sangat berbeda dengan pemahaman saya, membuat saya naik darah. Bukan untuk menyinggung SARA, namun saya sangat menyesalkan keputusan Kristy membawa-bawa tema ini ke dalam novelnya. Seandainya, ia membawakannya tanpa perlu menyandingkan dua agama berbeda itu, misalnya hanya mengambil salah satunya saja, saya tidak akan segeram ini. Sekali lagi, saya merasa selipan tema ini justru menghancurkan rangkaian cerita yang menurut saya almost perfect untuk ukuran novel metropolis kontemporer.

Sisi agamis ini, bagi saya, menjadi titik singgung paling ‘sulit’ untuk dapat saya nikmati. Karakter dua tokoh terdekat si karakter utama, dengan dua agama berbeda, justru mengoyak-oyak keyakinan saya. Apalagi, si tokoh yang beragama sama dengan saya ‘dimatikan’ dengan cara yang…astaga sangat menyinggung saya. Sekali lagi, mohon maaf, tiada niat menyinggung SARA, namun ini murni pembelaan hati nurani saya. Jika Anda memilki suatu keyakinan yang begitu besar tidak mungkin juga Anda tidak akan tersinggung, bukan?

Well, saya memang tipe orang yang sulit bersikap netral dalam beberapa hal. Salah satu yang paling utama adalah pada tema pluralisme dan istilah ‘semua agama sama’. Khusus untuk istilah semua agama sama, selalu timbul pertanyaan besar dalam benak saya, kalau begitu mengapa di satu agama memakan sesuatu (katakanlah babi) dihukumi haram tapi di agama lain diperbolehkan? Itu namanya ‘beda’ kan?

Kembali ke novel ini, di luar sisi agamis yang saya sesalkan, sebenarnya saya sudah memasukkan novel kedua Kristy ini sebagai salah satu dari sepuluh novel favorit saya sampai dengan saat ini. Dari tema, gaya bercerita, alur, karakter para tokoh,sampai dengan pemilihan bahasanya saya suka. Seperti yang sudah saya bilang, novel ini lengkap namun tidak berlebihan.

Kritik lain, mengapa ya sampai sekarang masiiiiih saja ada salah ketik? Meskipun tidak banyak, tetapi tetap saja ada. They’re big publisher for God's sake. Sudah sepantasnya mereka lebih teliti lagi sehingga kesalahan teknis begini tidak lagi terjadi. Saya berharap hal ini lebih mendapat perhatian dari penerbit, tidak hanya penerbit besar tapi juga penerbit kecil atau yang baru merintis usaha. Di novel ini juga saya sempat mandeg, ketika si karakter utama cerita soal salah satu film favorit saya sepanjang masa, When Harry Met Sally yang dibintangi Meg Ryan dan Billy Cristal, tapi kok ditulisnya When Harry Meet Sally, ya? Meet sama Met beda penggunaan, kan? Atau saya yang salah, coba deh cek di sini, data ini saya dapat dari wikipedia.org.

Jempol dua saya acungkan untuk novel ini dalam hal tema, karakter, dan ending yang tidak terduga. Sedangkan kritik tajam, absolutely, pada sisi religius yang disertakan.
Profile Image for Nike Andaru.
1,632 reviews111 followers
March 7, 2011
Buku pinjeman dari Ijul, karena udah banyak Gramedia yang ga ada stok buku ini lagi.

Bintang 4 buat buku ini. Walo endingnya ga sesuai harapan, saya suka Ava Torino yang kayaknya player dari luar tapi dia punya kesetiaan di dalam hatinya.

Cinta emang ga kenal kapan dan dimana datangnya. Malah yang biasanya sering ribut bisa timbul suka, sayang dan akhirnya cintah.

Ditambah dengan pesan 'berhenti merokok' dalam buku ini, rasanya pas lah dikasih 4 bintang.

Kok ga bintang 5?
Saya kecewa sama tokoh Ludi disini, akhirnya kok gitu sih, seharusnya biarlah saja Ludi menjadi sosok yang 'idaman' :)
Profile Image for karina.
16 reviews3 followers
January 24, 2010
sahabat gua bilang kalau buku ini bagus banget dan gua harus baca (atau minimal minjem deh, mengingat harganya emang cukup mahal ya ciiiingg (gapapa, hasil karya musti dihargai dengan sebaik2nya *cihui*)). alasan kenapa bagus menurut dia, pertama covernya bagus (yes, sometimes we're judge a book by it's cover), trus yang kedua ceritanya juga bagus. beda sama cerita lain. genrenya tetep romantis romantisan, tapi ahirnya ga ketebak.

yaudah lah, ahirnya gua menuju ke toko buku terdekat. keliatanlah tu buku nangkring disana dengan manisnya. "covernya bagus euy", itu yang pertama kali kepikiran sama gua. "bener, harganya mahal. tapi penasaran. gimana doooong?"
mau minjem, rasanya kurang afdol (alasan yang cukup aneh, tapi rasional menurut gua). makanya beberapa kali ke toko buku. tiap liat buku ini, selalu bulak balik mikir, jadi beli apa ga, beli apa ga, beli apa ga. sampe ahirnya pas gramed lagi bikin diskon gede gedean, buku itu termasuk salah satu buku yang didiskon, beli lah guaa. woohhooo.

malemnya langsung dibaca. selesainya cepet, semalem apa dua malem gitu, lupa.
tapi intinya, emang buku ini sangat keren! ga ketebak sama sekali. gua kira dia bakal sama ludi karena jelas2 rei itu diawali dengan huruf r, bukan l seperti yang selama ini ava cari.
dan cuyyy, gua nangis aja lohhhh. nangis pas baca surat dari rei dari ava yang dibacanya setelah rei meninggal. hiiih. pengen ngamuk gara2 endingnya sedih (gua tipe orang yang suka happu ending ever after, inilah juga alasannya kenapa gua cuma ngasih bintang 3, bukan 5 heuheu).

buku ini worth it buat dibeli! ayoo! mba kristy, bikin lagi buku2 yang oketa bambang supradi yaaa :) *jempol*
Profile Image for Manik Sukoco.
251 reviews28 followers
December 30, 2015
A list of boyfriends based on 26 alphabets? Hmm, this is absurd. But the plot is quite attractive and romantic. Somehow she has to stop on L. It could be last and it could be love. Last love! And here comes the life lesson: she might be beautiful, smart, sexy, and intelligent but she can't really have everything!
Profile Image for Harumichi Mizuki.
2,430 reviews72 followers
August 12, 2019
Speechless. Aaaaaah! Sampai bingung mau nulis review apa. Emmmmhhhhh....

Semoga sampai bertahun-tahun kemudian, aku nggak melupakan cerita tentangmu, L.

Aku suka Ava yang edan, playgirl, tapi juga memiliki banyak prinsip yang layak dikagumi seperti kesetiakawanannya.

Interaksinya dengan Rei sungguh imut. Bikin doki-doki, dan nggak typical gitu.

Paling suka bagian pas Ava memutuskan berhenti merokok dengan alasan karena dia nggak mau berkontribusi terhadap penyakit yang diderita orang yang dia sukai (perokok pasif) dan dia nggak mau bikin orang lain merasakan yang dia rasakan: takut kehilangan orang yang dia cintai.

Moga ntar ada waktu buat ngereview lengkap lah. Huaaaaaaa
Profile Image for Dinur A..
258 reviews98 followers
May 26, 2019
EDIT: Tiba-tiba kepengen bgt buat baca ulang ini, tapi takut ancur lagi ni hati wkwkwk btw, review saya ini CRINGE BGT y setelah ditelaah. Maklum nak sma. Sorry yak..

-----

4,5

Jenis cerita yg bikin merenung untuk tiga hari ke depan setelah namatinnya. Metropop yang terlalu berat untuk jadi sebuah metropop. Still, this is the best metropop I've read so far, without a doubt! Nggak perlu ada dua sejoli yg saling mikirin satu sama lain siang-malem untuk ngasih tau ke pembaca bahwa dia jatuh cinta. Kita dibiarkan mengikuti perjalanan mereka dan pada akhirnya sampai sendiri di kesimpulan bahwa mereka saling jatuh cinta, dan justru karena itulah buku ini sama sekali nggak mengada-ada; sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. It felt so real.

Kekurangannya pasti ada. Tapi saya nggak mau cuap2 soal itu karena emang buku ini keren bgt buat saya sampai2 kekurangan2 itu sama sekali ngga mengganggu.

Endingnya terlalu sedih yah. Sama sekali bukan jenis yg baru, malah udah terlalu mainstream, tapi lebih karena sosok Rei yg sebegitu precious-lah yg membuat endingnya itu jd makin nyakitin.

"Aku bisa nulis tentang sesuatu yang jauh lebih besar dari dunia, lengkap dengan detail-detail yang lebih rumit, cuma dalam satu kalimat," he said to Ava, then wrote down, I love you.

Bicara soal Rei. Aduh buset. Dia saking memorable-nya saya sampe nggak move on berminggu2 dan jadi gak mood baca apa pun. Betapa Rei adalah salah satu tokoh dgn kepribadian yg sangat selfless yg pernah saya temuin. Yang udah baca ini pasti bisa ngerasain betapa tulus cintanya dia buat Ava, sekian tahun gak pernah menuntut apa2 ke cewek yg dia sayang, ga ada tuh usaha2 keju buat ngerebut hatinya Ava dari tunangannya. Walau penulisnya ga pernah ngejelasin secara gamblang, tp saya sebagai pembaca tahu bahwa Rei udh lebih dari bahagia hanya dengan ngeliat Ava bahagia, sesimpel itu--it shows throughout the story. Bener2 dah saya NANGES BOMBAE begitu buku ini tamat. Ampe sekarang belom move on juga sih dari Rei, but I'm slowly recovering. Ahaha lebay bgt kan anjir.

Ini juga jenis cerita yang bikin kita kesel bgt sama dunia ini; kadang dia bisa jahat bgt sama orang2 yg seharusnya bersatu tp malah disodorin berbagai kenyataan menyakitkan. Sometimes we find those kinds of people who deserve happiness much more than others, Ava and Rei are those ppl. This couple could've ended up in the most perfect way had anything never come their way. Dan saya bukan cuma bicara soal , tapi juga di antara mereka. Penulis sangat pintar dengan tidak menjadikan ini sebagai isu utama. Alih-alih, kita pembaca nyimpulin sendiri aja gitu, bahwa ya apa pun yang terjadi, Ava-Rei memang salah satu kasus kasih-tak-sampai, titik.

Buku ini lumayan slow-paced, sekitar 3 tahunan if I'm not mistaken. Dimulai dari awal Ava dan Rei ketemu, then things flow beautifully, until their separation; THAT ending. Hadooh, banyak banget hal yg mereka lalui bersama dan saya nikmatin setiap detiknya! Part-part terakhir sukses bikin aer mata saya bercipratan karena kenangan2 mereka yg gak sedikit itu.

Dan yang saya suka lagi (ini gak penting sih), rasa cinta mereka tumbuhnya gak maksa. Ngga ada adegan saling mikirin satu sama lain 24/7, dilema-dilemaan, galau-galauan, dll, apalagi cium2an cipok2an atau mesra2an lainnya antara Rei dan Ava. Mereka menjalani kehidupan sebagaimana mestinya dengan cara yang tidak fiksional sama sekali. They simply see each other's flaws then fall in love. Dan bagi saya, jatuh cinta seperti itulah yang betulan realistis, .

Saya mandang bukan dari sudut pandang Ava doang, tapi juga ibunya (those motherly scenes...!!), ayahnya, temen2nya, bahkan figuran2 lain yg sedikit-banyak juga kehilangan Rei. Karena, yah, tokoh-tokohnya se-real itu.

This is a so-called metropop of so many crucial lessons. Buku ini bukan cuma cinta2an khas kaum urban, its so much more than that. If anything it's about life itself, and love only takes a tiny lil part in it.

Saya gatau apakah buku ini memang amazing dari sananya atau saya doang yg kelewat amat-sangat baper, tp ya begitulah adanya. Rei, Ava, dan mereka-mereka yg lain dalam cerita ini, adalah salah satu tokoh novel yg saya anggep beneran nyata. Cerita maha-mainstream ini bisa dipastikan bakal nempel terus di kepala saya sampe kapan pun.
Profile Image for Ana  Fitriana.
160 reviews31 followers
July 2, 2016
Bercerita ttg Ava Torino. Seorang gadis 25 tahun dg obsesi unik memiliki pacar dg susunan abjad yg lengkap sebelum berumur 27 tahun. Ava baru putus dg pacaranya yg berawalan 'X', dan dia butuh 3 huruf lagi yaitu 'J, L dan O'.

Saat harus menginterview presenter baru-Ava ini produser di K TV-yg secara kebetulan bernama Okan, tentu saja Ava gak melewatkan kesempatan itu. Setelah dapat huruf O dan J, maka Ava tinggal mencari si 'L' yg ternyata lebih makan waktu dibanding menemukan pacar yg laen. Saat liburan ke Jogja, tyt di sanalah Ava bertemu dg L yg secara kebetulan kenalan Kim, teman kantor Ava.

Ludi alias 'L' ini nggak cuma cakep, tajir, wangi dan pinter tapi juga manisss bgt perlakuannya sebagai pacar(Ava bener2 kejatuhan duren runtuh). Suka bgt cara dia menghadapi Ava yg kadang bisa childish setengah mampus klo parnonya lagi kambuh. Ava ini cewek mandiri, pinter dan cantik tentu aja(cowoknya banyak boo' dan pacaran paling lama 2 bulan persis kyk Taylor Swift)tapi punya ketakutan tersendiri sm cinta dan selingkuh.

Dari awal L dan Ava pacaran, aku ngerasa L terlalu sempurna. Too good to be true. Jadi ketika dia ngelakuin kesalahan, aku kek ngerasa "owh thank God" karena bt aku, apa menariknya lelaki yg terlalu sempurna? Terlalu "dongeng prince charming".

Lalu ada Rei, music director radio Prambors yg Ava kenal di Jogja. Rei ini unik, dia punya cara sendiri utk diam2 menyusup masuk di hati Ava. Saat ketemu 2x dg Rei, Ava udh berstatus sbgai pacar L. Disinilah dilema Ava dimulai. Dia harus memilih antara komitmen dg L yg udh melamarnya atau lari ke Rei yg diam2 narik perhatiannya. Tapi tyt gak segampang itu. Ada banyak kejutan menjelang akhir2 cerita, sehingga ketika sampai di hal terakhir, aku mengernyitkan dahi dan berkata "lohhh kok udah abiss?"
Profile Image for Rossa Imaniar.
220 reviews5 followers
May 12, 2020
Namaku Ava Torino.
Di umurku yang ke-25 ini, aku sudah mencicil apartemen dan hidup sendiri. Hobiku merokok dan minum, dan mantanku ada 23 orang.
Aku sangat berbahaya.


Ava Torino, twenty something girl, yang bekerja sebagai produser di salah satu stasiun televisi lokal di Bandung, keras kepala, perokok berat, super setia dengan sahabatnya. Dan, satu lagi.. sedikit gila mungkin, he he.

Kenapa aku bilang sedikit gila.. Iya.. Karena dia mempunyai obsesi yang sedikit konyol. Dia punya obsesi untuk memiliki 26 pacar, yang notabene namanya sesuai dengan alfabet yang berjumlah 26. Sebelum usianya mencapai angka 27, dia harus bisa melengkapinya susunan alfabet tersebut.

Dengan ke-adventurous-nya, tidak sulit bagi Ava untuk memenuhi rencana gilanya itu. Bahkan cowok yang namanya berawalan dengan huruf ‘Q’ dan ‘X’, yang mungking dianggap kebanyakan orang susah untuk dicari.. namun tidak bagi Ava.. Dia justru berhasil menemukan cowok dengan nama berawalan huruf ‘Q’ dan ‘X’.

23 mantan, dengan nama berawalan huruf yang berbeda.. sudah dia dapatkan, tinggal 3 huruf lagi.. ‘J’, ‘L’ dan ‘O’. Dua huruf akhirnya juga sudah tercapai, ‘J’ dan ‘O’. Tinggal satu huruf lagi, ‘L’. Siapa yang akan menyangka, bahwa Ava akan susah menemukan cowok dengan nama berawal huruf ‘L’.

Saking susahnya, bahkan dia sampai berujar jika dia mendapatkannya.. cowok dengan nama berawalan huruf ‘L’, maka cowok itu akan menjadi ‘The Last Love’ buat Ava. Padahal sebelumnya, Ava adalah tipe orang yang tidak pernah percaya dengan cinta.

Bagi Ava, pacaran hanya untuk sebuah kesenangan. Namun, saking inginnya impian itu terwujud, dia sampai berujar bahwa siapa pun si ‘L’ nanti, maka dia akan menjadi ‘The Last Love’ buatnya.

Sayang, Ava tidak pernah menyadari.. Betapa rahasia semesta ini terlalu besar untuk ditaklukkan oleh logika berpikirnya... Hingga terjadilah peristiwa itu.. Peristiwa yang tidak pernah disangka-sangka oleh Ava.. yang akan merubah hidupnya..


Ini pertama kalinya aku baca novel karya Mbak Kristy Nelwan. Daaan.. menarik, aku menyukainya. Novel yang awalnya.. kupikir hanya akan membahas tentang cinta beserta permasalahannya.. Seperti novel pada umumnya, yang diracik dengan bumbu-bumbu oleh penulisnya agar berbeda dengan novel yang lainnya dan tentunya agar enak dinikmati oleh pembacanya...

Ternyata aku salah.. Di novel ini, penulis tenyata juga menekankan tentang hubungan kekeluargaan dan juga persahabatan. Keduanya, juga menjadi daya tarik dalam novel ini. Lalu, ada lagi.. Penulis juga membahas tentang Tuhan, tentang bagaimana kita berhubungan dengan Tuhan—dalam hal ini yang dimaksudkan adalah ibadah. Luar biasa bukan, novel ber-genre romance tapi pembahasannya cukup luas, tidak hanya menyangkut tentang cinta saja.

Aku suka saat bagian membahas soal Tuhan. Percakapan Rei dan Ava tentang Tuhan sangat menarik. Dan aku suka bagian, saat Rei bilang bahwa, “Jangan ibadah kalau kamu nggak mau, nggak ngerti, atau nggak tahu tujuannya apa.. Itu ajaran mamaku.”

Pas abis baca itu, aku merasa menemukan teman diskusi untuk membahas tentang Tuhan dan bagaimana menjalin hubungan dengan Tuhan secara semestinya. Aku sangat setuju dengan ajaran Mama Rei. Bahwa sejatinya ibadah, adalah wujud cinta kita pada Tuhan. Bukan karena embel-embel agama, dosa, pahala, surga, neraka, atau apa pun itu.

Sejatinya ibadah itu.. ya karena kita mau, bukan karena hanya sebagai kewajiban atau pun hubungan timbal balik. Hanya karena Tuhan baik pada kita, maka kita membalas kebaikan Tuhan dengan menyembah-Nya.

Bukan, bukan seperti itu.. Kita harus mau, dan tahu tujuan kita ibadah kepada Tuhan itu untuk apa. Seperti itu sich menurutku.. Sama seperti yang di bahas oleh Rei dalam novel ini. Ya.. walau mungkin.. sangat susah untuk menyembah Tuhan tanpa embel-embel seperti yang kusebutkan tadi..

Yang jelas, bagian yang membahas tentang Tuhan di novel ini, bener-bener keren. Dengan bahasa universal, penulis mencoba mengulas tentang makna ibadah, dan toleransi antar agama, tanpa berkesan menggurui. Pesannya nyampe banget ke pembaca. Dua jempol lah buat Mbak Kristy.

Untuk kisah asmaranya sendiri, cukup menarik, nggak menye-menye dan tidak membosankan untuk disimak. Pokoknya novel ini keren banget.. Lucunya dapet, cukup menghibur dan bikin pembaca tersenyum, sedihnya juga dapet.. Sampe bikin nyesek. Jujur sampe sekarang, aku masih ngerasa nyesek banget.. Belum bisa move on. Padahal selesai baca udah dari kemarin.

Aah... Bagus dech pokoknya... Coba kalian baca sendiri. Kalian pasti juga bakalan suka sama kayak aku.. Rekomen banget buat kalian baca.. Banyak pelajaran yang bisa di ambil dari novel ini..
Oke, met baca.. 😊
*Oh ya.. Jangan lupa siapin tissue waktu baca.. Soalnya kalian pasti bakalan butuh tissue.. 😁
Profile Image for Triasterina .
20 reviews2 followers
February 16, 2010
Kenapa saya baca novel ini? Pertama saya lihat novel ini bertumpuk di New Arrival tahun lalu. Judulnya gak terlalu keliatan, maka saya mengambil novel itu untuk mencari judulnya. "wah, novelnya berjudul L, ya [huruf:] L. Pikir-pikir bagus juga diliat dari segi marketing, bukan hanya warna-warni atau gambar bagus yang dipergunakan pada cover, tapi cobalah sembunyikan judul cover itu. Sebagai penggemar New Arrival atau genre novel tersebut, pasti seseorang akan mencoba untuk melihatnya.

Kristy Nelwan, owh that girl. Pernah tahu dengan si pengarang karena pernah ada di tempat yang sama selama, kurang lebih, 1 catur wulan. Orangnya ceria, pasti novelnya ceria dan gaul macam novel-yang-pemeran-pria-sempurnanya-berprofesi-sebagai-artisitek. Saya lihat review mini di belakangnya, pencarian, sang wanita seorang player, owwh gosh pasti dia [terlalu:] sempurna seperti pasangan pada novel ceria-dan-gaul-yang-tadi-saya-jabarkan- (hehehe). Saya taruh kembali buku tersebut. Lagi pula saya butuh novel untuk bikin tertawa bukan menyeringai. Maaf ya dek, semoga berhasil dan sukses di belantara penulisan chicklit-metropop Indonesia.

Beberapa minggu kemudian, diajak teman untuk ikut gathering teman-teman komunitasnya. Mereka penyuka buku (untuk dibaca tentunya). Obrolan sempat menyingung tentang Marga T, saya berucap "pemeran prianya pasti seorang dokter" (Yes, I broke the ice). Hem, lumayan juga ternyata bacaan mereka, malah terlalu berat untuk sebagian buku. Lalu ada celetukan tentang novel Indonesia, "eh novel L itu bagus kok ceritanya" Really?
Maka saya putuskan untuk membeli novel itu sesegera mungkin [dan seperti biasa tidak membacanya sesegera mungkin, hehehe:].

Ava adalah seorang perempuan cantik, sukses dalam karier dan dinamis (maksudnya tidak bisa diam). Ava mempunya teman-teman yang selalu mendukungnya dan selalu ada untuknya. Ava pernah sakit hati, sakit hatinya di masa lalu yang menyebabkan dia lebih memilih untuk meninggalkan suatu hubungan sebelum dia ditinggalkan . Entah bagaimana bisa terjadi, dia mempunyai rencana gila, memacari para pria lalu berganti-ganti dengan pria-pria dari inisial [namanya:] A sampai Z. TIdak secara urut, kalau secara urut bisa kita bayangkan dia akan mempunyai pasangan terakhirnya dengan inisial Z. Zorro? *nyengir*. Dia tidak percaya pada cinta, setiap kali cinta itu ada dia selalu berdalih dan berusaha untuk mengakhiri hubungan tersebut. Lalu berakhirlah dia pada inisial terakhir, L.

L dan Before Sunrise
Dari awal pembaca sudah diberi petunjuk, yaitu L. Ternyata L datang tidak begitu lama dari awal kisah itu, di akhir chapter ke 3. Ludi namanya. Masih panjang perjalanannya, piker saya. Mereka putus nyambung atauu.. heemm, orang ketiga. Memang ada orang ketiga, yang biasanya lebih digambarkan lebih menarik. Tiba-tiba orang ketiga itu menjadi sosok yang sepertinya dilihat dari ciri-cirinya dia bisa jadi pemeran pria utama, bukan supporting. Namanya Rei. Ludi sempurna dan Rei yang misterius-menarik. Pertemuan dengan Ludi menjadi sorotan Ava, karena dian berinisial L. Mereka bertukar informasi dan akhirnya melanjutkan hubungan ini lewat kemudahan-kemudahan informasi itu. Sedangkan Rei, dia dibiarkan menjadi misteri dalam kisah ini, seperti film Before Sunrise yang muncul di awal cerita pada novel ini. Gak jauh beda, Venice dan Jogja (heheheh). Ava dan Rei bertemu di Jogja, dan juga secara kebetulan di Bali, diakhiri dengan bekerja di satu perusahaan yang sama. Saya sangat senang dengan percikan-percikan dalam hubungan Ava dan Rei, menggemaskan. Mulai dari aksi curi-mencuri rokok dan korek yang dilakukan Rei, no-smoking dan smoking area di Sushi Tei, sympathy hurts, dan Tuesday with Morrie's thoughts.

Nasehat yang diucapkan itu cermin keinginan
Ava berhenti merokok karena nasehatnya yang diceritakan sendiri. Pernah merasakan, kita menasehati orang lalu orang tersebut sangat berterima kasih atas itu, dan lalu nasehat tersebut kembali menampar kita. Kurang lebih itu yang dirasakan Ava terlebih dia menemukan alasan dari perdebatan tentang kesehatan dengan Rei.

Tuesday With Morrie
I really love this scene, really. Berdua, setiap hari selasa, membaca novel yang sama dan menemukan 1 kutipan bagus lalu membahasnya. Really, i always dream about this kind of scene. Untuk orang yang senang bermain kutipan, merusak buku dengan stabilo dan post it, adegan ini bikin saya teriak-teriak, "heehh, kenapa ngehadirin scene kaya gini siy, emang ada ya cowo yang bisa diajak beginian". *berdehem* Ya, terlalu sempurna karena sama dengan mimpi saya.

Berbeda, kamu punya kumis saya tidak
Sebelum mencoba menulis, saya melihat beberapa review tentang novel ini. Salah satunya tentang agama. Hem, kenapa isu ini terlupakan di kerangka tulisan saya ya. Konon Kristy mengacaukan rangkaian cerita dengan menyelipkan isu beda agama. Ya, saya sangat sering menjumpai isu ini, bahkan di keluarga saya sendiri. Pernah mengalami, tapi gak samapi ke hati (halaah kok berima). Cinta beda agama, pengorbanan, pemahaman yang lain bisa diselesaikan dengan kata kompromi, maka itu saya pun mengkompromikan diri saya untuk melepas isu ini sebagai selipan untuk membuat hubungan Ava dan Rei baik-baik saja *grin*. Saya menganggap perbedaan ini adalah biasa. Malah penyatuan sesuatu yang berbeda itu lebih menyenangkan.

The Result of Listening
Jaket yang pernah diminta oleh Ava di hari pertama mereka bertemu, korek yang pernah disembunyikan oleh Rei, "Someday We'll Know" CD, Tuesday With Morrie, plester anti rokok, plastik bintang-bintang glow in the dark dan akhiran surat yang mengejutkan adalah isi dari box yang diberikan Rei untuk Ava. Ava yang awalanya tidak percaya cinta, sekarang menjadi pengagum cinta. "Cinta datang tanpa Sengaja. Cinta datang tanpa rencana", ujarnya. Untuk orang yang pernah sakit hati seperti Ava, untuk seorang player seperti Ava, kejutan di akhir kisah ini tidaklah sia-sia. Bagaimanapun dia menyukai perjalanannya.

Aduh pengen jadi spoiler,
Rei adalah L, kemungkinan itu nama baptisnya. *grin*. Sebenarnya hal ini udah bisa ditebak di awal-awal kehadiran Rei. Belum lagi Jenna menyuruh Ava untuk mencari nama lengkap Rei. Tapi dengan kejutan-kejutan dalam kotak dari Rei, membuat kisah klise ini mempunyai kejutan.

Ya, novel bergenre chicklit, teen-lit, atau metropop selalu menghadirkan wanita yang sempurna. Tapi kesempurnaan bukan hadir dari sosok Ava, dari mudahnya menghadirkan kisah cintanya dengan kelebihan yang dia miliki, melainkan hadir dari hal-hal kecil yang indah pada saat hal tersebut dikumpulkan.

Saya mengagumi Rei dalam novel ini, entah kenapa selepas saya menyelesaikan novel ini, saya memandang sebungkus rokok dan berpikir : "ini bisa jadi rokok terakhir saya"

Selamat membaca,
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Stefanny Lukman.
116 reviews16 followers
September 27, 2017
salah satu buku yang berhasil bikin sesegukan. oh, ini jadi list teratas malah!
duaratus halaman pertama alurnya agak sedikit lambat, tapi disitulah clue clue untuk duaratus halaman selanjutnya. dua ratus halaman terakhir bener-bener emosi aku dibuat jungkir balik! gak ngerti lagi.

aslinya. sesungguhnya. sebenarnya. aku sudah bisa menebak cerita ini akan dibawa seperti apa, ending nya bagaimana. aku yakin kalian pun sama. yang bikin buku ini hebat adalah cara penulis bercerita, yang berhasil membawa aku terus membuka halaman-halaman selanjutnya sampai aku bener-bener terhanyut, bahkan tenggelam! aku butuh lima menit lebih buat nangis kejer ketika buku ini sampai halaman akhir. masih belum puas, pas mau tidur saya baca lagi bagian akhirnya dan.... nangis lagi. ugh! cengeng bangettttt tapi ya gimana. ah gitu deh. bhay.
Profile Image for Bunga Mawar.
1,355 reviews43 followers
August 9, 2019
Ini buku metropop, tapi kok bikin nangis? Ratingnya sampai 3.9 pula. Dasar orang Indonesia, senang dengan yang sedih dan tragis. Mana kisahnya padat banget, hampir 400 halaman tebalnya.

Buku ini pertama kali terbit tahun 2008, sementara saya baru baca sekarang, edisi terbitan 2012 versi digital di iPusnas. Typo yang dibilang beberapa reviewer lain sudah tidak sebanyak dulu.

Tapi ceritanya tentu tidak berubah. Tahun 2008 tentu belum ada WhatsApp, apalagi dengan fitur video call pada ponsel pintar kita. Jadi, komunikasi lewat SMS dan YM masih laku.

Nah, saya belum mau bikin review saya sendiri. Kapan-kapan aja, kalau saya sudah bisa mengikhlaskan ketragisan tokoh-tokoh cerita dalam buku ini.
Profile Image for Dian Maya.
194 reviews12 followers
February 2, 2018
Salah satu chicklit dengan latar belakang kota metropolitan yang sangat 'merakyat'. Maksudnya apa? merakyat dalam arti, tulisannya murni menyodorkan konten yang sarat makna dan pesan moral tanpa harus bertebaran barang-barang mewah dari brand-brand ternama. Belum lagi campaign anti-smoking dan hidup sehat kepada kaum muda yang diusungnya sangat positif dari segi tema cerita. Tambah lagi isu persahabatan yang sangat solid antara tokoh utama perempuan dengan sahabat-sahabtnya. Jempol deh pokoknya. Sayang, pemilihan eksekusi untuk salah satu tokoh utama pendukungnya dibuat-buat. Seakan-akan itu pembunuhan karakter. Kasihan sih dia. Makanya cuma bisa kasih 3 bintang.
Profile Image for ABO.
419 reviews47 followers
December 3, 2013


Dicopas langsung dari: http://ariansyahabo.blogspot.com/2013...


“Buat aku, rasa sakit yang kita tanggung waktu kita nyakitin orang itu jauh lebih sakit daripada waktu kita yang disakitin.”

Karena blurb di sampul belakang buku ini sudah cakep dan misterius, jadi untuk sinopsis ceritanya saya comot langsung dari blurb di cover belakangnya aja yaaa ;) *alesan* *padahal males bikin sinopsis baru*

Ava Torino, twenty something girl, yang bekerja sebagai produser di sebuah stasiun televisi lokal di Bandung, agak berbeda dengan perempuan pada umumnya. Ava not really into romantic or love things.

Ia menganggap pacaran adalah sesuatu yang seharusnya fun. Dan, biar semakin fun, ia nekad meneruskan ide gilanya semasa kuliah dulu: berganti-ganti pacar, sampai ke 26 alfabet tergenapi sebagai huruf awal nama-nama sang pacar.

Dengan ke-adventurous-annya, tidak sulit bagi Ava untuk memenuhi rencana gilanya itu. Namun, tanpa disangka, cowok yang paling sulit ditemukan justru yang namanya berawal huruf L. Maka, cara berpikirnya yang logis memutuskan, siapa pun dia, si L akan menjadi the Last Love-nya.

Sayang, Ava tidak menyadari betapa rahasia semesta ini terlalu besar untuk ditaklukkan oleh logika pikirannya.... hingga terjadilah peristiwa itu....

“Ada yang bilang kalau waktu rasanya berlalu cepat. Bersyukurlah, karena itu berarti kita adalah orang yang berbahagia.”

Buku ini sukses saya baca hanya seharian saja! Entah ilmu hipnotis apa yang dipakai penulisnya sehingga membuat saya tersihir dan semakin tidak bisa berhenti membacanya sampai selesai. Benar-benar pengalaman membaca yang menyenangkan ;)

Buku ini juga merupakan metropop pertama yang saya beri bintang 5!!! Sumpah saya tidak bisa mengalihkan perhatian saya dari pesonanya.

Poin-poin yang saya suka:


Buku ini cukup berbeda dengan metropop pada umumnya, buku ini selain berisi soal cinta. Tapi cintanya dibahas dengan dalam, dengan menjelaskan konsep cinta sebenarnya tanpa menggurui pembacanya.


Ide ceritanya yang gila pada awal dan nyesek di akhir :|


Pembahasan Ava dan teman-temannya soal film romance favorit saya sepanjang masa; Before Sunrise dan Before Sunset. Yah walaupun kontennya bermuatan spoiler buat yang belum nonton ;)


Kemunculan buku terbaik sepanjang masa yang pernah saya baca; Tuesdays with Morrie. Memang ini tidak penting (yang soal Before Sunrise dan Before Sunset itu juga sik xD). Tapi rasanya kalau kita menemukan hal-hal yang juga kita suka di sebuah buku, sering timbul perasaan senang yang tidak dapat dijelaskan. Kalo yang udah pernah ngerasain pasti ngerti deh :D


Endingnya. Tidak dipaksakan dan apa adanya. Walaupun twist-nya ketebak sik .__.


Itulah hal-hal yang saya sukai tentang buku ini. Yang tidak saya sukai… hmmm.. apa ya? Ketikannya rapi sih jadi minim typo. Mungkin satu yang kurang saya suka dari buku ini. Covernya. Saya lebih suka cover yang lama sih daripada yang baru ini. Yang baru ini kurang artistik. *sok ngerti seni xD*


MEMORABLE QUOTES:

“Bayaran berapa pun bukan apa-apa kalau untuk mendapatkannya kita harus rela diperlakukan nggak adil. Siapa yang mau menghargai kita kalau bukan kita sendiri?” – Hal. 137


“Karena cewek tuh pake hati, Rei. cewek tuh perasaannya lembut. Cewek itu kayaknya kekurangan zat penyembuh luka sehingga luka dalam hati nggak pernah bisa sembuh dengan sempurna.” – Hal. 279


“Dulu gue selalu bilang: ‘Selama janur kuning belum terpasang, kita boleh-boleh aja terus usaha’. Tapi, sekarang pepatah gue udah beda. ‘Selama bendera kuning belum berkibar, kita boleh-boleh aja terus usaha’.” – Hal.284


"Dan, kini aku percaya, bahwa dalam mencintai seseorang, kita harus menganggap hari yang kita jalani ini adalah hari terakhir yang kita punya.” – Hal. 365


“Rasa setia jadi bodoh kalau setianya sama orang yang salah….” – Hal. 383


“Cari apa pun, siapa pun yang kamu mau dalam hidup kamu, karena asal kamu usaha dan percaya, kamu akan menemukannya.” – Hal. 392



RATING 5/5
Profile Image for Caca Venthine.
372 reviews10 followers
December 23, 2013
Buku pertama Kristy Nelwan yang gue baca. Jujur aja selama ini gk tau kalo ada novel yang judulnya L, tapi semenjak di cetak ulang dengan cover baru jadinya penasaran gitu. Liat review di goodreads kok pada kasih bintang 3-5 gitu ya? Wah berarti gue udah bisa nebak kalo nih ceritanya oke punya. Kebetulan dapet rekomendasi dari temen juga, akhirnya memutuskan untuk beli..

Oke inti ceritanya apa? Sebenernya kalo kita intip di synopsis nya pun itu udah tau pasti gimana ceritanya.. Ava Torino, yang bekerja sebagai produser di salah 1 stasiun TV mempunyai ide gila untuk berpacaran dengan cowok sesuai huruf alfabet. Iya lo tau kan berapa jumlah alfhabet? 20 biji cooii.. Mulai dari berpacaran dari cowok yang namanya berawalan B, K, M, G, dan seterusnya gitu. Sampai akhirnya sisa 1 cowok yang berawalan huruf L. Nah agak susah nih doi nemuin cowok si L ini (bukan Lisa ya, itu mah nama asli gue)

Terus apa dia ketemu si L ini? Yap, dia bertemu Ludi. Sebelum bertemu Ludi dan akhirnya mereka pacaran, Ava berkenalan dengan cowok bernama Rei yang ternyata adalah teman 1 kantor di kantor barunya (ceritanya Ava pindah kerja, mau tau detailnya silakan beli atau minjem deh ya)

Rei yang tidak suka melihat Ava merokok terus saja mengganggu Ava dengan tingkahnya agar dia berhenti merokok. Dari yang nyembunyiin lighter nya, matah-matahin rokoknya.. Tentu aja ini bikin Ava kesel setengah maot. Tapi sekian lama pun mereka semakin dekat dan dekat. Nah apa mereka saling cinta? Hhhmmm…

Ava yang berpacaran dengan Ludi pun akhirnya bertunangan dan memutuskan untuk menikah. Di samping itu, Ava heran melihat Rei yang terus menerus sering bolos kerja, sampai akhirnya Rei resign. Nah kenapa alasan Rei resign? Yap, sebenernya ini bagian yang bikin gue kaget banget banget dan agak gk terima juga sih. Ternyata Rei sering bolos kerja karena dia sakit, kena kanker paru-paru *nangis sesenggukan* Karena sakitnya semakin parah, dia jadi berhenti kerja dan mulai rawat inap di rumah sakit. Ava sebelumnya gk tau kalo Rei kanker, tapi sekian lama dia akhirnya tau. Nah dari sinilah si Ava mulai perhatian banget sama Rei. Setiap hari nemenin Rei di rumah sakit, begitu terus lah pokoknya.

Terus akhirnya gimana? Ternyata Rei diam-diam pindah ke Belanda, Ava gk tau dimana Rei karena Rei memang sengaja gk kasih tau. Tapi akhirnya Ava tahu dan berniat buat nyusul Rei hanya aja udah terlambat. Sebelum Ava pergi Rei udah meninggal *oke, don’t cry* (masih nyesek banget sebenernya) Hiikksss…

Terus Ava dan Ludi gimana? Nah nah inii nih inii.. Ava yang ternyata jatuh cinta sama Rei akhirnya berniat untuk membatalkan pernikahnnya. Jadilah dia dating ke kantornya si Ludi, nerobos gitu deh kya mafia (eh emang mafia begitu ya) sampai akhirnya dia nemuin Ludi lagi ciuman sama cewe lain. Jadi yauda lah akhirnya mereka putus..

Yahh ceritanya kurang lebih begitulah.. Ada lagi yang bikin kaget juga pas di endingnya. Ternyata nama lengkap Rei itu LEONARD REINALDI. Yaapp dia si L ini. Sebelum ketemu Ludi, dia ketemu Rei duluan. Hahaha.. Ini si mbak Kristy emang mau bikin pembacanya penasaran and kaget gini kali ya. Bisaan bener dah..

Jujur aja nyesel baru baca nih buku sekarang, dari dulu kemana aja? T_T

Bahasanya ngalir. Suka sama karakter Ava dan Rei ini, ya memang bisa dibilang banyak juga sih karakter2 macem gini di novel lainnya. Jadi gue kasih 4,5 bintang yang gue bulletin 5 bintang buat nih novel.. Buat lo yang masih ragu buat beli, cepetan gih.. Kalo menurut gue sendiri pun ini ceritanya oke punya ^^ Oke segitu dulu deh ya. See you ^^
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
March 3, 2013
Novel ini adalah novel dengan judul tersingkat yang pernah saya baca. L. Dari judulnya saja sudah membuat saya penasaran. Nyari bukunya juga susah. Ketemunya justru pada saat sebuah toko buku besar mengadakan obral. Setelah saya beli, novel ini sempat tersimpan lama. Dan kemarin, di saat saya meluangkan waktu untuk istirahat atas anjuran dokter, saya memilih buku ini untuk menemani istirahat saya. Tetapi isinya seperti naik rollercoaster. Menarik, nyaris membosankan, lalu mengejutkan.

Ava Torino, seorang produser TV di Bandung mempunyai obsesi yang aneh. Dia ingin mengumpulkan “koleksi” mantan cowok dengan nama berdasarkan huruf abjad sebelum berusia 27 tahun. Armand, Benny, Coki, Dafa, Egi, Frans, Gail, Hendra, Iman, Jay, Krisna, Medi, Nino, Okan, Pras, Que, Rendi, Samuel, Teddy, Uli, Valent, Wiki, Xi Men, Yuri, Zul. Kesan pertama, gila ini cewek. Player banget ya.. Tinggal satu huruf yang tersisa. L. Menurut analisis Ava, L yang berarti “Last” atau “Love”, mungkin memang harus menjadi pelabuhan terakhir.

Pencarian akan si cowok L dimulai. Berawal dari liburan Ava bersama Kim, Jenna, dan Cardo sahabatnya ke Jogja. Saat berkunjung ke Borobudur, hanya Ava yang mampu meraih patung Buddha di dalam stupa, dan dia pun mengucapkan keinginan untuk segera mendapatkan huruf L-nya. Kejadian berlanjut di sebuah warung nasi goreng, Ava bertemu dengan seorang cowok yang menarik perhatiannya. Bukan hanya secara fisik, Ava juga menikmati percakapan di antara mereka. Sayangnya nama cowok itu Rei, bukan Lei. Ava pun menceritakan mengani obsesinya pada Rei, yang ditanggapi Rei dengan mengatakan kalau dia cewek gila. Percakapan mereka berhenti karena Ava ditelpon oleh Kim yang meminta Ava segera datang ke hotel. Kim sedang galau, dan ingin berkeluh kesah kepada Ava. Saat mereka asyik ngobrol, tiba-tiba seorang pria, kenalan Kim, datang mendekati mereka. Namanya Ludi. Yup. Ava menemukan L-nya. Doa di Borobudur terbukti ampuh.

Ludi adalah sosok ideal untuk dijadikan pacar. Cakep, penghasilan lumayan, pekerjaan tetap, perhatian, romantis. Calon menantu idaman. Hubungan antara Ava dan Ludi berjalan mulus. Hingga mereka merencanakan pernikahan. Biasanya ketika merencanakan sebuah pernikahan ada saja godaan yang datang bagi calon pengantin. Kali ini yang merasakan godaannya adalah Ava, dan godaan itu adalah Rei. Kehadiran Rei yang bawel, sering berantem, melarang Ava merokok (sampai menyembunyikan kotak rokok dan lighter-nya) justru membuat hari-hari sibuk Ava menjadi berwarna. Meskipun Ava mulai ragu apakah dia mencintai Rei atau tidak, Ava masih yakin Ludi adalah calon suaminya. Tidak mungkin Ava memutuskan pertunangan mereka hanya karena seorang Rei. Ludi adalah si L. Tetapi ketika Ava mengetahui hidup Rei tidak panjang, Ava mulai takut kehilangan Rei.

Pada dasarnya, ide cerita yang diangkat dalam novel ini menarik. Ada pesan masyarakat-nya juga tentang bahaya merokok. Hanya saja bagian tengah buku ini nyaris membosankan, karena penulis berusaha memasukkan semua konflik yang dialami oleh sahabat Ava, serta melibatkan seluruh anggota keluarga dan rekan kerja Ava untuk menunjukkan siapa Ava sebenarnya. Namun mendekati bagian akhir, barulah ada beberapa kejutan yang muncul. Salah satunya adalah saat Ava dan Rei membahas mengenai buku Tuesday With Morrie karya Mitch Albom untuk mengatasi ketakutan mereka akan kematian. Dan saya menyukai endingnya, terutama bagian surat yang dituliskan oleh Rei kepada Ava.

Empat bintang untuk L.
Profile Image for Uci .
617 reviews123 followers
July 30, 2013
Sampai halaman 190-an, saya sempat bertanya dalam hati, dengan agak kesal, "Remind me again why I decided to buy this book?" Oh iya, karena diyakinkan admin @fiksimetropop hahaha

Gara-garanya, sekali lagi, saya menemukan hal yang selama ini bikin saya malas baca chicklit/metropop. Tokohnya cantik, relatif sukses, punya sahabat-sahabat baik hati, keluarga yang sangat mendukung, pacar sempurna, serta pengagum-pengagum yang selalu memuja. Terus masalah lo apaa? Saya tetap betah membacanya karena bisa sedikit mengenang masa-masa singkat jadi buruh di stasiun TV. Rebutan ruang editing dan kameramen, check. Ngedit sampai dini hari, check. Ngerokok biar nggak stres, check *toyor* :))



Tapi kemudian saya mulai 'terbangun' saat terjadi perubahan sifat tokoh utama, yang berkaitan dengan masalah spiritual. Okaay, this is good. Apalagi karena pandangan si penulis (yang diwakilkan oleh tokoh-tokoh rekaannya) cukup sejalan dengan saya. Bahwa kebaikan bisa datang dari mana saja, bahwa manusia pada dasarnya sama di mata Tuhan, apa pun agamanya. Kalau dia baik ya baik, kalau dia jahat ya jahat. Pertobatan yang manis karena nggak ujug-ujug berubah. Terus saya juga suka sesi membaca Ava dan Rei.

Sayangnya, twist di ending itu udah ketebak sejak Ava kenalan sama Rei di Yogya, alhasil nggak jadi wow deh :D .

Tapi secara keseluruhan saya menikmati L karena enak dibaca, karena ceritanya nggak melulu bahagia dan sejahtera hingga akhir masa. Karena ada pesan-pesan yang mengena di hati.
Profile Image for Rise.
104 reviews55 followers
May 9, 2013
Bingung mau ngasih 3.5 atau 4. 3.5 karena sebenernya ceritanya agak drama, tapi dikemas dengan menarik. Mau ngasih 4 karena si saya bias sama tokoh Ava yang judes dan merasa bisa relate ke dia, soalnya saya judes juga.

Nulis review soal L ini mungkin bisa berakhir curcol panjang, dari persoalan pesimisme menemukan cinta sejati, memahami pernikahan, sampai soal kasih tak sampai karena berbagai alasan (misalnya beda agama), ngahahahahaha.

Tapi ya gitu lah. Saya yang biasanya ogah-ogahan baca metropop, pesimis baca metropop, dan merasa bakalan benci metropop, toh ternyata nggak benci buku ini. Saya suka buku ini dan nyaris nangis darah waktu baca. Ceritanya ya begitu, kisah cinta cewek 20an. Tapi pengemasannya oke dan nggak melulu soal cinta juga, ada juga soal persahabatan dan pandangan-pandangan menarik tentang, ahem, Tuhan. Saya suka karakter dan juga chemistry yang terbangun, meskipun ada beberapa yang nanggung. Tapi sungguh, saya suka sekali chemistry Ava dan Rei, saya bisa merasakan bagaimana hangatnya mereka yang saling menatap dengan bengis dan main keplak-keplakan (dear, you, masih ingat kita juga sering begitu? *tuh kan curcol*)

Jadi, ini adalah metropop pertama yang saya baca yang bikin saya nyeri hati, nyeri karena kadang cinta itu semacam itu.. telat disadari atau ketika udah disadari kita enggan untuk mengakui. Saya rasanya ingin mewakili Ava teriak-teriak ke Tuhan, bilang, "Why, God, why????" Saya rasanya ingin menangis bareng Ava sambil bilang, "now, all my love has gone away with him." Pedih sih, ngahahahaha. Tapi ya gitu deh. Jadi ya udah ya, saya kasih aja ini bintang 4 soalnya sukses saya bikin nyeri hati dari semalam sampai sekarang, sukses bikin telinga saya panas karena sok-sok nahan nangis (sambil keingetan si cinta saya, ihik *curcol lagi*).

Mengutip ucapan Pat Kai, "begitulah cinta, deritanya tiada akhir." Okay, omongan gw makin ngawur. Mari sudahi review asal-asalan ini dan menangisi Rei yang sekarang tenang di Eropa sana.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Rara Purnomo.
283 reviews28 followers
September 20, 2013
Awwwwhhh, novel hasil minjem ini bener-bener SUPER AWESOME! ahahahahaha. Dibikin senyum, sampai jengkel dan akhirnya mewek bombay.

Kisah seorang Ava Torino, yang daftar nama pacarnya udah mewakili hampir semua huruf abjad yang jumlahnya 26 itu.. kebayang nggak sih? ahahahaha. Dulu pas pertama kali tau ada temen yang namanya diawali dengan huruf Q, aku bener-bener keheranan. Nggak tahu kenapa, kok rasanya ajaib. Apalagi sama orang yang awalan namanya huruf X. Cuman tau Xavi doang, itu juga nama pemain sepak bola.

Yah, tapi si Ava ini bisa nemuin orang-orang dengan nama berawalan huruf X dan Q itu, malah dia kesulitan nemuin huruf L. Sampai akhirnya dia bisa nyentuh tangan patung Budha di candi Borobudur. Dia ketemu dua orang cowok, Rei dan Ludi.

Buku ini bener-bener "Fun to Read" ... sampai akhirnya, aku nggak sengaja baca kalimat "Waktu aku nggak lama lagi". Langsung konfirmasi dong ke si empunya buku, dan waktu dia bilang, "Aku kan udah bilang aku dibikin nangis sama ini buku", keinginan untuk melanjutkan itu hilang. Hampa gitu di hati. hahahahaha. Tapi masa iya nggak aku lanjutin? Apalagi kalau udah tau ratingnya tinggi dan reviewnya keren gitu. Yaudah aku putuskan buat, "Okelah nangis ya nangis aja" dan bener aja, Aku nangis persis kaya orang gila, sampe mataku super bengkak, dan suhu badanku naik.

Overall, aku sukaaa banget sama bukunya. Meskipun aku rada-rada ga suka sama Ava dan ke- 'grumpy'-annya. Lalu sadar diri deh, aku juga orang yang suka marah-marah dan ngedumel gak jelas, ngelebihin Ava malah! Terus bertanya-tanya, kira-kira orang lain sebel nggak ya sama kebiasaan marah-marahku itu? hahahaha. Jadi malu sama diri sendiri.

4,5 Bintang aku hadiahan buat buku ini.
Profile Image for Masya Ruhulessin.
28 reviews13 followers
September 12, 2013
Well, kenapa aku baru baca buku ini sekarang? -__-". Buku ini adalah hasil dari rekomendasi seorang teman dan I love it. Idenya yang gak biasa dan gaya bertuturnya yang membuat mata saya betah menghabiskan lembar-lembar halaman dengan cepat.
Ava seorang produser di sebuah stasiun TV lokal di bandung, terobesi menuntaskan ide gilanya yakni mempunyai pacar sampai 26 alfabet tergenapi. Tidaklah sulit menunaikan ide gilanya tersebut. Dua bulan sekali setiap laki-laki ada yang patah hati karena ditinggalkan Ava. Hingga tibalah hari dimana ia kelimpungan mencari abjad terakhir yakni "L" dan finally dia menemukan Ludi.Ava merasa Ludi adalah Last lovenya dan mereka akhirnya menjalani hubungan pacaran serius lalu memutuskan untuk menikah. Dalam perjalanan hubungannya dengan Ludi, Ava kembali dipertemukan dengan Rei, lelaki yang dulunya ia jumpai di Yogyakarta. Tanpa disadarinya perlahan ia mulai jatuh cinta dengan Rei lewat serangkaian kejadian yang tak ia duga.

Penokohan karakter dalam buku ini sangat kuat hingga saya terbawa hanyut didalamnya. Konflik batinnya sangat kuat terasa apalagi saat Ava menghadapi Rei yang sedang sakit dalam hari-hari menjelang pernikahannya. Tokoh-tokoh lain seperti Kim, Cardo, dll, menambahah hidup novel ini. Akh satu lagi, I falling in love with Rei.He is collest guy ever! Xoxoxo
Profile Image for Arawinda.
15 reviews4 followers
October 13, 2009
suka sekali saya dengan buku ini. in love dengan sang tokoh, rei.. buku yang menyenangkan untuk dibaca, ga berat.. cocok ketika kita membutuhkan bacaan yang ringan tapi tetap memberi suatu input untuk kita

Pertama saya liat novel ini langsung tertarik dengan ke 'ga niatan' judulnya. pas baca sinopsisnya. wow, it must be a great book. ide ceritanya ga biasa. tapi di tangan saya sudah memegang 3 buku, jatah hari itu hanya 3 buku yang bisa dibeli, akhirnya saya pun lebih memilih ketiga buku lainnya. hari pun berganti hari, tapi kok novel ini masih kebayang-bayang ya? saya pun bercerita dengan sahabat-sahabat saya mengenai buku ini. dan ternyata salah satu di antara mereka benar-benar membeli buku ini. lalu saya pun meminjamnya. dan degan sukses merasa menyesal waktu itu tidak melepaskan salah 1 di antara ketiga buku itu dengan novel ini. tapi penyesalah tidak berlarut-larut, sekarang saya sudah benar-benar membeli buku ini.

Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, buku ini menyenangkan untuk dibaca, tidak membosankan. bagaimana nasib mempermainkan ava torino, the super lady, memberinya karma dalam bentuk pelajaran berharga yang akan ia kenang seumur hidupnya. namun karena karma itu adalah sosok seorang rei, it's worth to be..
Profile Image for Angeline Fanardy.
9 reviews4 followers
March 1, 2013
Buku ini.. ngga ada kata lain yang bisa mendeskripsikannya selain 'bagus banget'. Personally,buat aku ini novel yang sukses bikin banjir air mata dari pertengahan

Karakter Ava dan Rei yang sangat kuat di novel ini dan chemistry antara keduanya yang bikin melting. Begitu kuatnya prinsip sampai akhirnya cinta mengalahkannya,karena emang ngga ada yang lebih kuat daripada cinta itu sendiri.
Begitu indahnya dan mengalir banget jalan cerita yang ditawarkan. Dari proses pertemuan pertama,sampai mereka berdua ketemu lagi di Bali,sampai mereka akhirnya kerja di tempat yang sama.. sampai mereka berdua akhirnya sama-sama cinta tapi akhirnya dipisahkan.

Novel ini mengajarkan kalau ngga selalu prinsip itu harus kita pegang erat tanpa kita pikir pake logika. Akhirnya prinsip bisa dilunakkan dengan cinta yang tulus dari orang yang kamu cinta juga...

Surat terakhirnya Rei itu yang bikin melting. Aku ngga akan pernah lupa quote ini
"Ternyata,aku bukan takut mati. Tapi aku takut ada di tempat yang ngga ada kamunya"
Ohmy... This quote was way too sweet.
I really hope that Rei does exist. He's too perfect to be true. <3
Profile Image for Fhily.
Author 1 book44 followers
November 10, 2011
Waoooouuuww suka banget sama ide ceritanya kreatif ^_^ character ava torino juga unik banget, Bertemu secara tidak sengaja dengan seorang cowok bernama Rei sewaktu melaksanakan 'ritual' di candi borobudur yang menurutnya konyol karena sebuah permintaan "Find my L..." Katanya hahaha... padahal ava adalah type orang yang gak percaya sama gituan... tapi gara-gara kewalahan mencari pacar dengan huruf L yang dia sudah berjanji pada dirinya sendiri akan menjadi yang terakhir dalam hidupnya untuk melengkapi Abjad daftar pacarnya...
L for Last Love
Sampai hal yang menurutnya konyolpun ia lakukan... Ketemu Rei dia berharap namanya dari L tapi sayangnya tidak sehingga dia menceritakan hal konyol itu kepada Rei...
Tapi seakan dewi fortuna masih berpihak pada ava dia bertemu seseorang bernama Ludi yang dianggapnya bisa menjadi Last Love buat dia, apalagi sikap Ludi amat sangat romantis... tapi tiba-tiba rei muncul lagi dalam kehidupannya dan membuat dilema...

Well, I love this novel one of my favorite story... ^_^
Profile Image for Pradnya Paramitha.
Author 19 books459 followers
January 7, 2014
Idenya luar biasa. Tapi....entahlah. Terlalu banyak yang pengen gue komentari, tapi takut dibilang sok tau (padahal emang sok tau), karena kenyataannya banyak yang memberi 4-5 bintang. Barangkali emang selera gue aja yang bermasalah.

Membaca buku ini membuat gue frustasi. Super frustasi. Gue mencoba tertawa, tapi yang ada malah gue menertawakan usaha tertawa gue. Gue mencoba larut dalam cerita, tapi gue malah ketiduran. Sorry, it's not my cup of coffee :)

Dua bintang, untuk sampul dan judulnya yang oke punya.
Profile Image for Seffi Soffi.
490 reviews142 followers
January 25, 2016
4 bintang..

Akhirnya setelah sekian lama pengen baca buku ini, kesampaian juga. Selalu suka cara kak kristy nulis. Cerita nya ngalir begitu aja,, Ava Torino yg playgirls tapi dia care banget sama sahabat nya. Rei yg misteriuss, Ludi yg suami-able banget (tapi ujungnya cerita qo aku kecewa sama Ludi? Masa dia begitu :()

Kita gak bisa tau, kemana cinta itu bakalan jatuh.

Ya akhirnya mungkin emang harus begitu, tapi tetep suka qo. Soalnya bikin greget.. Overall kak kristy, selalu bikin jatuh cinta.
Profile Image for Nay.
Author 4 books86 followers
April 5, 2016
3.5 bintang.
Awalnya aku cukup menikmati novel ini. Interaksi Ava dengan teman-teman serta obsesi gilanya cukup menarik untuk diikuti. Sampai akhirnya, lewat pertengahan aku mulai bisa mengendus ke arah mana cerita ini akan dibawa. Mungkin karena saat ini aku nggak berada dalam mood yang bagus untuk membaca cerita tentang tokoh yang menderita penyakit mematikan, karena cerita akan mulai berkutat di RS disertai tangisan-tangisan yang nggak ada akhirnya dan lain sebagainya. Tapi aku suka bagaimana penulis mengakhiri cerita ini sehingga bagian ending adalah bagian favoritku.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Nurul Izzati.
12 reviews19 followers
June 7, 2016
L.

Judulnya gitu doang.

Menurut saya, buku ini petjah banget. Karakter Ava Torino yang konsisten dari awal sampai akhir, tentang dedikasinya ke pekerjaannya, tentang ambisinya yang anti mainstream, tentang dialog-dialog witty nan cerdas dan biasa dirasakan humornya.
Satu-satunya yang tidak sesuai sama saya adalah ending-nya. Mau gimana lagi, saya pecinta happy ending garis keras. Wkwkwk ... Tapi toh tetep saya baca juga, karena emang buku ini dari segi penulisannya bikin saya hanyut, tenggelam aja gitu :P

Kedepannya, saya akan mengkoleksi buku-buku dari penulis ini. :)
Displaying 1 - 30 of 148 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.