Ibu yang Selalu Berdandan Sebelum Tidur

by Jusuf AN

Cerpen-cerpen Jusuf AN dalam kumcer Ibu yang Selalu Berdandan Sebelum Tidur berusaha memotret berbagai problem manusia seputar cinta, keluarga, relasi (strata) sosial, dan alam. Tema yang beragam ini diikat dalam gaya tutur yang cenderung sederhana, mengalir, dan kritis. Sebagaimana umumnya karya sastra, nyaris semua cerita dalam kumcer ini, bergulat dengan persoalan hidup yang pelik; membenturkan kebaikan dan kejahatan, kebahagiaan dan kesedihan, harapan dan keputusasaan, tapi tak lupa menawarkan perenungan-perenungan. Dengan begitu, meski dalam beberapa cerpen Jusuf AN mencoba bermain sureal.

Yetti A.KA

Genres: Short Stories

168 pages, Paperback

Published December 1, 2017

Reviews

[DEE · Rating 5 out of 5]

INI. BAGUS. BANGET. AKU. GAK. BOHONG.

Cerpen-cerpennya sarat makna implisit dan gak terkesan menggurui. Favoritku dari sekitar 14-16 cerpen: Aku Masih Lelaki, Kirai.

“Memang, sebuah barang, dinamai sampah atau bukan, tergantung siapa memandang dan menggunakan.”

“Sebab, bukankah pemulung juga manusia? Dan setahuku, manusia adalah makhluk yang mudah lupa akan tugasnya dilahirkan ke dunia.”

4.5 / 5

[Evi Rezeki · Rating 3 out of 5]

Ini pertama kali saya membaca kumpulan cerpen Jusuf AN. Ibu yang Selalu Berdandan Sebelum Tidur berisi 15 cerpen. Di antara 15 cerpen itu ada 5 cerpen favorit saya yaitu:
1. Warisan Ayah
2. Merpati Eyang
3. Sumur
4. Teror Langit
5. Tukang Cerita dan Istrinya

Gaya bahasa Jusuf lancar tapi entah kenapa kurang terasa mengalir. Seperti mengandung beban untuk memiliki pesan moral.

[alled · Rating 4 out of 5]

Awalnya, aku lihat buku ini ada banyak yang antre di iPusnas. Karena antreannya yang banyak ini, aku jadi ikut penasaran. Judul dan overview-nya cukup menarik buatku. Dari kelima belas cerita pendek yang ada di buku ini, lima teratas favoritku ada: 1) Warisan Ayah; 2) Malam di Sebuah Losmen; 3) Sampah; 4) Tukang Cerita dan Istrinya; dan 5) Tiga Cerita Satu Muara. Ini pertama kalinya aku baca bukunya Jusuf AN. Gaya menulis beliau ini lumayan masuk tipeku, meskipun masih ada beberapa cerita yang enggak begitu aku mengerti. Sebenarnya alurnya mengalir dengan cukup bagus, cuma beberapa cerita kayak Ibu yang Selalu Berdandan Sebelum Tidur itu enggak aku temukan maksudnya. Beberapa cerita juga kayak sengaja dibuat open-ending dan seperti enggak selesai. Oh ya, yang menarik dari buku ini itu ada cerita-cerita surreal, kayak cerita tentang sebuah tong sampah dan perjalanan hidupnya dalam judul Sampah atau cerita tentang laki-laki yang disihir menjadi seorang perempuan dalam judul Aku Masih Lelaki, Kirai. Buku ini juga enggak terlalu tebal; kurang dari dua ratus lembar, jadi bisa dihabiskan sekali duduk. Recommended!

[Salsabila Amanda · Rating 3 out of 5]

Membaca kumpulan cerpen ini mengingatkan saya pada kolom Cerpen di koran Jawa Pos yang rutin saya baca semasa SD dulu.
Temanya common tapi penting, dirangkai dalam kalimat yang apik, dan mudah dimengerti.

Dari 15 cerpen, beberapa diantaranya menggantung bagi saya. Tidak bisa saya pahami maksudnya.

Panjang satu ceritanya ideal. Tiga jam saya duduk, buku ini habis. Hanya saja sebab tidak sesuai ekspektasi saya -yang mengira akan menemukan cerita luar biasa di dalamnya- maka buku ini agak tidak menarik. Selain dari beberapa cerita yang ditulis dari sudut pandang tokoh non-manusia: nafsu lawwamah, sampah, dll.

[Lana · Rating 4 out of 5]

Final Rating = 3.75 to 4 stars

Akhir-akhir ini lagi suka banget sama kumpulan cerpen. Selain karena cenderung gak sabaran sama novel, aku selalu penasaran sama penulis kumcer. Gimana cara mereka untuk merangkai kisah yang unik yang kurang dari 10 halaman.

Kumcer Ibu yang Selalu Berdandan Sebelum Tidur karya Jusuf AN ini gak kalah unik dengan kumcer-kumcer yang pernah aku baca. Jusuf AN mengambil berbagai problematika manusia dalam kehidupan, seperti cinta, keluarga, relasi, kelas, dosa, dan alam, dan merangkainya kembali menjadi kisah-kisah yang unik. Dua kata yang menurutku bisa mendeskripsikan karya Jusuf AN ini: Satir dan sureal.

[ndavanilla · Rating 4 out of 5]

Baca buku ini karna lihat di ipusnas pada antri. Penasaran akupun ikut antri. Dan buku ini berisi cerpen² pendek namun penuh makna.

Ada beberapa cerita yang menurutku paling bagus dan reminder banget dalam kehidupan. Salahsatunya berjudul Sumur...
Cerita ini tentang kemarau berkepanjangan. Dan berasa diingatkan saat nanti menjelang Dajjal datang, karena kita akan diuji musim kemarau panjang. :(

[Zr. · Rating 5 out of 5]

Ternyata diriku suka dengan kumpulan cerpen di buku ini. Gaya penulisannya sederhana tetapi metaforanya bagus banget (huhu) dan banyak hal yang penulis tuliskan sebagai bentuk kritik terhadap kehidupan bersosial, cuman tuh dibalut dengan narasi-narasi yang bikin kita mikir gitu, loh.

Mungkin salah satu hidden gem di iPusnas yang harus orang-orang baca bukunya. Makin banyak yang baca, makin bagus.

[kiadh · Rating 3 out of 5]

Buku ini berisikan kumpulan cerita pendek yang dikemas apik oleh sang penulis. Ada beberapa ending yang terkesan menggantung namun meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya.
Cerita yang memiliki kesan tersebut diantaranya merpati eyang dan kelereng yang hilang. Suka dengan penggambaran dan konflik yang terjadi.

Namun untuk yang lainnya, saya merasakan kekurangan.

[Sera. · Rating 4 out of 5]

⭐3.5/5!

(Penilaian bersifat subjektif.)

Jujur, pertama kali yang membuat saya memutuskan untuk membaca buku kumpulan cerpen ini adalah karena judulnya yang unik.

Masing-masing cerita mengisahkan problematika kehidupan: kadang terkesan begitu surealis, kadang nyata seperti melihatnya dengan mata kepala sendiri. Ilustrasi yang ada di dalamnya seakan menunjukkan sisi-sisi uniknya.

[Fhia · Rating 3 out of 5]

Penasaran dengan buku ini karena judulnya dan antrian yang panjang di ipusnas. Iseng-iseng ikutan antri, eh taunya dapat.
Lumayan bagus-bagus ceritanya. Kumpulan cerpen yang bisa selesai sekali duduk tapi sarat pesan moral.

[Meg ✿ · Rating 2 out of 5]

2.5 ⭐

Kumcer yang bisa dibaca selesai sekali duduk. Semua ceritanya ditulis dengan bahasa sederhana, tapi entah kenapa kayak ada yang "kurang" dari tiap inti cerita yang mau disampaikan, jadinya terkesan b aja

[Dita Nugraha · Rating 3 out of 5]

Kumpulan cerpen yang sangat complicated. Endingnya gantung alias open ending, jadi pembaca yang harus menafsirkan sendiri mau ke mana arah ceritanya. Tapi dari segi bahasa bagus, bikin nyaman bacanya, tidak mudah ditebak, membuat pembaca berpikir keras

[R-Qie R-Qie · Rating 3 out of 5]

Kumpulan cerita dengan tema beragam. Kisah-kisah sederhana, kritis, dan memiliki pesan moral masing-masing. Hanya saja kurang terasa mengalir dan kurang berkesan. Tiga bintang.

[Hilmi Ramadhan]

Guys, di sini judul yang bertema alam apa ya?

[tia · Rating 3 out of 5]

Kebahagian punya siapa saja yang mau menerima kenyataan.


Sayangnya menerima kenyataan itu nggak mudah :)

[carissa · Rating 4 out of 5]

⭐ 3.5/5

[Zia Nazaliah · Rating 4 out of 5]

Cerpennya suka semua!!! Unik gaya penulisannya, dan juga aku paling suka yang pov godaan setan itu sama yg sampah ><

[Aura · Rating 3 out of 5]

i literally had to force myself to read this book because i was in the middle of a reading slump, but fortunately, i made it. warisan ayah and rumah di tepi sungai are definitely my favorites

[01089798 _ Pages · Rating 3 out of 5]

Ini awalnya aku pikir novel, eh tapi ternyata kumpulan cerpen. Ada banyak cerpen yang aku tidak mengerti makna/value yang berusaha untuk disampaikan penulia(apa karena akunya yang lemot ya hahaha), jadi so far menurutku bergantung selera sih, tapi kalau ini kurang cocok sama seleraku hehehe

[Allein · Rating 3 out of 5]

Kumpulan cerpen dengan tema moral yang berganti tiap ceritanya. Isu yang diangkat tidak terlalu rumit dan mendetail, dengan gaya bahasa yang sederhana dan mengalir, buku ini bisa selesai dalam sekali dudukan saja

[fara · Rating 4 out of 5]

Cerpen-cerpen Jusuf AN memiliki kekuatan dan daya magisnya sendiri. Sekilas justru terasa seperti cerpen-cerpen yang terbit di surat kabar setiap hari Minggu (saya pribadi nggak terlalu mengenal Jusuf AN secara personal dan apakah cerpen-cerpen dalam buku kumpulan cerpen ini pernah dipublikasikan di media sebelumnya). Rata-rata cerpennya memiliki eksekusi yang 'menggantung', istilahnya pembaca dipaksa untuk berpikir sendiri apa dan mengapa terkait hal-hal yang terjadi dalam cerita. Saya mengaitkan segmen demi segmen kemudian dikumpulkan dan disatukan seperti mosaik. Beberapa berhasil dan saya menyeletuk senang, "Oh ternyata begini!" dan beberapa tersisa sebagai cerpen yang nggak saya pahami maknanya. Tapi, saya suka. Hampir seluruhnya memadukan hal-hal sehari-hari menjadi sangat rumit dan kompleks. Berikut adalah beberapa cerpen yang menarik perhatian saya: Warisan Ayah, Merpati Eyang, dan Sumur.