Malino menjadi tempat pelarian Kayana pasca perceraiannya dengan Yudistira. Meninggalkan Jakarta berserta sekelumit kenangan menyakitkan. Menjauh dari masa lalu buruk yang masih terus merongrongnya. Ketika hidupnya bergulir ke arah yang tepat dengan mencoba membangun hubungan dengan laki-laki lain, Yudistira muncul di hadapannya seperti hantu yang membayangi. Tidak akan semudah itu Kayana menerima kembali seseorang yang sudah meninggalkan sayatan luka dalam hidupnya. Namun, Yudistira juga tampaknya tidak main-main dengan niatnya untuk rujuk. Adakah kesempatan kedua untuk hubungan yang pernah dilandasi dengan kebohongan?
Tema second chances romance buat saya adalah tema yg berbahaya, menantang sekaligus bikin penisirin. Kalau salah langkah sedikit saja, "jembatan" yg dibangun author utk membangun kembali kedua tokohnya, dijamin ambles spt jembatan Kemayoran yg lebur baru sehari diresmikan bulan kemarin.
Kayana alias Kay menganggap dirinya sudah move on dari perceraiannya 3 thn yg lalu. Tapi sejak melihat kembali Yudhistira, sosok mantan suaminya ini, Kay menyadari move on di mulut gak segampang itu dgn tindakan nyatanya. Apalagi Kay merasa super bersalah krn meninggalkan ibu Yudhis yg lebih spt ibu kandungnya sendiri.
Sebenarnya agak sedikit kecewa juga waktu baca paro awal novel ini, krn saya berharap banyak ada sisi-sisi komedinya. Yg ada saya disuguhkan kegalauan Kay yg sibuk dgn pikirannya yg gagal move on dari masa lalu. Saat saya akhirnya mengetahui kenapa mereka bercerai, saya sontak terkejut juga. Sisi feminin saya menyetujui keputusan emosional Kay utk bercerai, tetapi sisi rasional saya agak meragukan apakah keputusan Kay itu tepat. Dan saya baru merasakan sisi lucu bin gemes bin pingin lempar Yudhis pake golok krn pria ini narsis, arogan dan tau banget cara melakukan pemerasan emosional pada Kay.
Gw gak tau lebih parah mana Yudhis dgn Sebastian St Vincent, misua gw dlm dunia khayalan 😂😂😂 saya merasa dejavu dgn sifat manipulatif childish gak tau malu mereka itu 11-12 😂😂😂 Tapi saya harus menghargai usaha keras Yudhis utk mendapatkan kembali Kay yg penuh harga diri, walaupun mesti pakai cara kotor sekalipun.
Sekarang kita bahas Kay. Hmmm.. 🤔🤔🤔 Saya berempati sih saat dia marah besar dan memutuskan utk bercerai. Cuma saya heran saja dia suka mencungkil-cungkil luka hatinya ini. Ya gimana mau sembuh kalau hampir setiap saat luka itu "ditaburi garam"nya sendiri. Tapi khas wanita sih, yang suka masokis menyakiti diri sendiri, bilangnya mau berkomunikasi tapi menutup telinganya rapat-rapat spt burung unta masukin kepalanya ke tanah gurun.
Tapi tak urung saya menikmati "silat lidah" Kay & Yudhis ini, walau gak seimbang krn Yudhis adalah jawara ngeles 😂 Saya juga enjoy melihat perbedaan karakter bumi & langit pasangan ini, apalagi saat-saat Kay yg selalu hrs menahan malu utk setiap celetukan Yudhis yg bebas hambatan itu. Paling nggak saya suka Kay tidak gampangan aja utk rujuk kembali, membuat effort yg dilakukan Yudhis makin manis krn makin berharga.
Mengandung pendapat pribadi! || Ini panjang banget. Bacanya pelan-pelan ya!
Ini kali kedua aku membaca karya Mbak Titi. Kalau kalian sempat baca review-ku di buku Dirt on My Boots, kalian bakal tahu bagaimana pandanganku. Bisa dikatakan tidak suka atau bahkan nyaris 'kapok'. Aku tahu Mbak Titi merupakan salah satu dari sekian banyak penulis kontemporer yang produktif banget. Setiap bulan kayak selalu ada karya baru yang sudah mejeng di rak toko buku.
Dari sekian buku yang sudah terbit pasca Dirt On My Boots, buku ini yang menarik perhatianku. Judulnya lucu aja gitu. HAHAHA. Yah meskipun bala-balanya mudah tertebak, entah kenapa aku pengin membaca buku ini.
Oke, cukupkan kesan awalnya.
Setelah membaca buku ini, aku memiliki kesan baru terhadap tulisan Mbak Titi.
Buku ini merupakan karya terbarunya. Di buku ini, aku merasakan perbedaan gaya tulis, bahasa, dan struktur plot yang signifikan dari Dirt on My Boots. Singkat, tulisan Mbak Titi mulai diterima olehku. Dan aku paling suka penulis seperti ini. Seiring berjalannya waktu, tulisannya semakin matang. Yah, meskipun ini adalah pendapatku ya.
Novel ini bertopik second chance dengan latar pernikahan. Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, novel ini bisa tergolong sebagai mainstream romance, yang aku yakin kalian tahu maksudnya.
But, never mind. Selama ekskusinya halus, tidak bertele-tele, atau kebanyakkan plot hole, aku masih terima saja.
Terkadang cerita yang bagus enggak melulu harus anti-mainstream atau konflik yang ngejelimet atau topik sensitif/berat. Yang terpenting, menurutku, adalah bagaimana si penulis bisa membuat pembaca hanyut dalam cerita sekalipun si pembaca sudah tahu bakal bagaimana akhirnya.
Singkatnya, yang asyik dari suatu novel itu adalah prosesnya mencapai akhir.
Karakter dalam novel ini cukup kuat dengan ciri khasnya masing-masing. Aku suka Yudis, aku suka Kayana, aku suka Anira, dan segala tokoh di dalam buku ini. Meskipun kadang jengkel sama Adam. hehehe.
Hal yang lain aku suka dari buku ini adalah deskripsi agrowisatanya. Aku memang tidak begitu tahu tentang bisnis ini, tetapi penulis bisa menjelaskannya secara singkat dan awam tanpa repot-repot menggunakan jargon. Memudahkan untuk membayangkannya.
Klimaks dan penyelesaian konfliknya, menurutku, sudah dimulai ketika membaca buku ini dari awal. Maksudnya, buku ini seperti mencari penyelesaian ketimbang memunculkan klimaks di tengah-tengah seperti novel pada umumnya. Dan, penyelesaiannya masih bisa kuterima.
Judul sama isi bukunya juga sangat amat berhubungan dan nyambung. Jadi, ya, selaras gitu rasanya.
Kekurangan dari buku ini
TYPO. Jujur, aku lupa di halaman berapa aja. Aku cuma ingat beberapa kata, seperti 'banyak' yang seharusnya 'kayak' dan 'lansung' yang seharusnya 'langsung'. Tetapi typo-nya masih bisa ditafsir maksud aslinya kok, enggak sampai yang bikin sakit mata atau kening berkerut dalam.
Hal lain yang, menurutku, masuk dalam kekurangan adalah kisah agrowisata yang dipegang oleh Kayana. Sama seperti Kayana kepincut sama agrowisata di Mmalino, aku juga begitu. Cuma kejelasan tentang agrowisata Kayana ini seperti mendadak hilang tanpa jejak setelah sesuatu terjadi di pertengahan buku.
Apa yang terjadi? Coba baca aja. HEHEHE.
Mengenai donor organ yang disebutkan dalam novel ini, aku belum tahu pastinya bagaimana. Jadi, mungkin suatu saat, aku akan kembali ke review ini untuk berkomentar hal yang satu itu.
Oke, sekian review beserta kesanku terhadap buku ini dan tulisan Mbak Titi.
Intinya, buku ini (dengan segela kekurangan dan kelebihannya) termasuk rekomen untuk dibaca dikala santai.
Oh omong-omong, ini tergolong sebagai novel dewasa ya! Memang tidak ada huwah-huwah kayak erotika, cuma ada beberapa hal yang sedikit menjurus ke sana.
Jadi, mohon kebijaksanaannya dalam memilih bacaan.
Baca ulang terus karena emang udah laam gak baca bukunya Mbak Titi dalam waktu bersamaan, ternyta buku ini asyik juga, wkwk. Aku naikin ratingnya jadi 4
========= 13 feb 2023
3 bintang
Untuk sekarang, bacanya bku mbak titi keknya cukup sampe sini dulu. Nanti lanjut lagi. Soalnya formulatif dan gitu2 aja. Nggak ada hal baru. Masih dengan cewek dan ovt nya serta cowok yang berjuang dapetin cweknya. Tokoh2nya juga gtu2 aja jadi berasa liat cowok dan cwek yg sama aja. Cuman beberapa yang beda itu pun nggak bgtu signifikan.
Buku ini sndri ya aku jadinya B aja, dengan konflik yang terlalu berlebihan karena harus cerai. Apalagi au baca extra chap nya dan si ibu bilang, talak 1 aja dulu nnti gampang rujuk lagi. Jiaaah, mainin pernikahan banget, wkwk.
Yah intinya dua2nya kekanakan aja sih, dan si ibu terlalu ikut campur dengan bertingkah menjadi orang paling menyedihkan. No like.
Berada di kondisi mood tertentu yang bikin gua akhirnya iseng baca ulang buku ini. Secara keseluruhan gua lebih menikmati baca yang ke dua kalinya daripada pas baca pertama kali. Meskipun tetep ye wak, ada hal yang mengganjal yang bikin gua jadi nggak sreg. Seandainya lagi baguuss banget mood ngereview gua dan waktu lowongnya panjaaang (ini langka 🙃), bakal gua kupas mendalam bagian nggak sregnya. Berhubung kebiasaan gua adalah kelar baca tuh bukannya menuangkan kesannya ke dalam bentuk tulisan tapi lebih demen ngedumel sendiri macem self-talk tapi gaje (karena lebih hemat waktu). Jadi ya as always dah, kelar baca ya lebih milih hunting bacaan baru daripada nulis review. Panjang beud dah kek curhat 😳*emang curhat 🙄*
Intinya gua berada dalam mood yang pengen baca romance dewasa yang ringan ala fairy tale dan ada unsur Harlequin-vibes tapi dalam bahasa Indonesia aja dan buku ini jadi pilihan. Aspek paling nggak sreg di buku ini tuh seinget gua ada di bagian narasi, percakapan (kadang kerasa nggak "hidup" dan nggak ngalir percakapannya), karakter si tokoh utama perempuan, dan bagian inner monologues. Oya, inkonsistensi penggunaan kata/kalimat baku/formal dan kalimat nggak baku di dalam percakapan juga bikin nggak nyaman. Banyak juga ye wkwkwk. Aspek yang masih sreg ya ceritanya runut, ringan, alurnya cukup mengalir dan bagian manis-manis di cerita itu masih bisa gua nikmati karena kali ini masih dapat feel-nya pas baca. Oke sip, segitu aja.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ 2.5 bintang
Finally aku baca ini. Rasanya selalu ngerasa cocok sama tulisan ka Titi. Nano-nano bacanya. Tapi, ya tetap ceritanya dark dan terkesan Kayana jadi perempuan lemah karena bucin dan gagal move on. Tapi, aku suka penyelesaian konfliknya. Dan mau peluk Yudis sih eh dia nggak seburuk yg ku bayangkan di awal awal
Cukup menghibur. Walau ada sedikit typo. Latar tempat yang cukup detail membuat aku jadi membayangkan dan hanyut dalam cerita 😍
kupikir karena ini titi sanaria, buku ini akan sebagus first impression ku seperti buku starting over dan midnight prince. apalagi karena aku baca di ipusnas, antrinya lumayan lah. jadi kupikir dalamnya akan membayar antrian buku ini. tapi ternyata engga juga. aku ngga bisa menyukai karakternya. ceritanya cukup berbelit di situ aja. konfliknya kayak mentok mentok disitu doang. ngga selesai selesai. jadinya capek. walaupun narasinya enak, yang bikin aku bisa juga baca buku ini sampai selesai. aku juga ngga bisa menyamakan judul buku ini sama isinya. aku ngga melihat "mantan rasa gebetan" itu di hubungan kay sama yudis. karena tiap ketemu pasti debat doang kan
Tentang Kayana yang berpisah dengan Yudis karena suatu hal, sayangnya perpisahan itu membuat Kay menjadi sosok yang selalu waspada dan melindungi hati. Dan di saat dia lagi menikmati hidup sendiri, Yudis datang kembali.
Luka Kay belum sembuh, ditambah lagi dengan kembalinya Yudis membuat semuanya jadi runyam.
Gaya berceritanya khas banget ka Titi, menarik. Tema yang diangkatnya masih tentang romansa cinta. Meski idenya sederhana, dikemas dengan cukup baik.
Setting tempatnya digambarkan dengan detail, jadi pengen ke Malino 😍.
Aku nggak suka sama Kay, dia ini keras kepala dan selalu aja berasumsi sendiri. Ya meski wajar sih, siapa yang suka dibohongi apalagi sama orang yang kita percaya. Sakit sih, cuman ya itu dia egonya Kay ini besar jadi susah banget buat diajak ngobrol. Yudis meski tingkahnya konyol emang pas sih buat bikin suasana jadi seru.
Gaya bahasanya ringan dan mengalir. Memakai sudut pandang orang pertama dengan POV Kay, pikiran dan perasaan Kay emang digambarkan dengan baik. Cuman ya itu dia pikirannya trus aja berputar di situ agak bikin kesel juga sih. Gregetan 😬😬😬
Interaksinya kusuka, cuman chemistry mereka ini kurang menurutku. Mungkin karena emang porsi mereka barengan ini kurang banyak, trus juga banyak debatnya 😅.
Konflik emang lebih ke romansa cinta dan juga konflik batinnya emang ngena sih ya. Meski telah dikecewakan dan dibohongi, kadang cinta itu susah buat dihapus. Dan juga hal yg penting dalam hubungan adalah komunikasi. Susah klo komunikasi cuman satu arah. Eksekusi konfliknya apik dan rapi, endingnya sukaaa.
Overall, aku menikmati. Yg suka cerita roman, bolehloh dibaca...
"Hidup di dunia nyata lebih kompleks masalahnya daripada dongeng pengantar tidur yang sudah ketebak ending happily ever after-nya, meskipun isi ceritanya dipelintir sampai kusut."
Ini buku ke entah berapa dari Titi Sanaria yang aku baca (ga pernah ngitung sih) 😂. Buku ini berbeda dari buku yang lain. Lebih serius dan berat. Jujur bacanya juga dag dig dug karena buku ttg pernikahan + perceraian yang aku baca dari author ini sebelumnya adalah Di Simpang Jalan. Yang sepanjang bacanya sambil mengutuk Dody. 🙈
Ternyata Yudis ga seperti Dody. Jauuuuuhhhh berbeda kyk jarak Matahari dan Jupiter. 🤭 Tidak, Yudis ga sempurna malah childish dan bikin kesel dgn segala celetukannya. Sedangkan Kay, setelah 3 tahun berpisah dari Yudis pun masih galau dan gagal move on. Yahh, ada gemes jg sih sama Kay.
Kepo apa kesalahan Yudis, tapi setelah tau gw tepok jidat. 🤦🏻♀️ Penting banget loh komunikasi. Ngerti kog perasaan Kay waktu dgr "pengakuan" Yudis. Tapi, kalo jadi Kay, gw bakalan konfrontasi si Yudis tuh. Paling ga akhirnya Yudis kebakaran jenggot dan berusaha mati-matian mendapatkan Kay kembali. Untunglah Kay ga lemah lutut, meski kebobolan sekali. 😅 Yudis ini juga ga kyk Dody yg ga perlu usaha super keras jatuh bangun buat dapetin Rhe kembali. (masih dendam nih gw sama Dody 🤣)
Overall, Mantan Rasa Gebetan ini bagus kog. Hanya saja masih tidak bisa menandingi *Starting Over * Erlanku. 😘 Buku ini masuk kategori Layak dikoleksi. Dan
This entire review has been hidden because of spoilers.
Sesungguhnya ini jauh dari ekspektasiku😝 Mungkin karena aku penggemar drama-drama melankolis aja kali ya jadi mikir ini bakalan bawa-bawa perasaan sama sekilo bawang. Tapi, aku lupa bahwa tulisan Mbak Titi Sanaria itu selalu santai dan ngocol. Jadi, meski temanya tentang kesempatan kedua, hati kita nggak dibikin tercabik-cabik atau kita termehek-mehek. Bisa dibaca sambil ngemil karena alurnya cukup santai dan mulus.
Yang aku nggak suka dari buku ini: 1. Entah kenapa tokoh prianya dan tokoh dewasanya nggak bisa bikin aku menaruh hormat. Kanaya menurutku terlalu cepat untuk ambil keputusan buat cerai hanya karena apa yang didengarnya dari Yudis. Dan Yudis dengan cepat mengiakan permintaan Kanaya. Menurutku ini kurang dewasa karena nikah-cerai itu bukan putus sambung orang pacaran. Kalau marah, ambillah jeda, jangan ambil keputusan saat marah dan panas.
2. Tokoh Ibu yang dermawan entah gimana dari sudut pandangku malah terkesan pamrih. Mulai dari transplantasi hati (mungkin aku salah paham dan ini Kanaya sendiri yang mau) sampai ucapan dia tentang betapa enaknya diasuh oleh anak perempuan. Aku pun punya anak perempuan, tapi jika sudah tua nanti aku mau buat nggak merepotkan anak kandungku sendiri. Biarlah dia hidup dan bukan untuk balas budi mengurusi aku. Kalau aku berada di posisi si Ibu aku pasti mikirnya begitu.
3. Yudis terlalu banyak joke dan yah, boleh sih, tapi kebanyakan aku sebel juga rasanya.
Biar begitu, aku tetep suka dan menikmati jalan ceritanya. Bacaan di kala santai yang cocok dibaca oleh penggemar cerita romantis namun nggak ekstrem.
Ini buku kak Titi yang aku tunda baca 1 tahun karena gak mau kehabisan timbunan sambil nunggu buku barunya terbit.
Jujur aja aku bosen dengan pov 1 tokoh utama wanita overthinking macam Kayana ini. Yudis juga pede abis tanpa saringan. Agak sebel juga banyak detail yang diulang-ulang.
Alur maju-flash back cukup menarik dan pelan-pelan konflik dipaparkannya.
Ada scene butik prita salim sedikit, berarti universenya setelah Starting Over. Ada nama Tanto dan Indira disebut sebagai teman Yudis.. yaa lingkarannya gak jauh-jauh sih dari buku2 sebelumnya.
Cuma nemu 3 salah ketik. Dan aku udah cocok sama writing style kak Titi. So far, MRG ini paling rapi plotnya setelah Starting over. Bakal masukin MRG sebagai rekomendasi novel tentang marriage life bab komunikasi. 👍🏻
Cerita tentang kesempatan kedua yang jadi favorit. Suka sama diksi dalam ceritanya. Alur ceritanya menurutku, tidak terlalu bertele-tele ataupun terlalu cepat. Suka juga sama semua karakter dalam ceritanya. Hanya kurangnya ada beberapa typo dibeberapa halaman saja.
Yeeeaaay... Selesai dalam sekali duduk... Membaca karya Mbak Titi sejauh ini tidak pernah membuatku kecewa. Aku selalu bisa menikmati setiap karyanya yang ku baca. Sukkaaaak dech pokoknya... 😊
Gaya penulisan Mbak Titi emang yang selalu bikin nagih. Tapi karakter Kanaya disini nyebelin banget. Asumsinya ituloh ugh. Katanya pintar, komunikasi dengan baik dan benar aja gak bisa. Yudhistira lah penyelamatnya. Karakternya lucu dan menyenangkan. Beneran heran kenapa dia bisa cinta sama Kanaya, but oh well. Untung akhirnya mereka sama-sama sadar dengan kesalahan masing-masing.
Kayana tidak menyangka akan bertemu kembali dengan mantan suaminya, Yudistira, setelah berpisah dan putus hubungan selama tiga tahun lamanya. Apalagi suaminya akan mengambil alih perkebunan agrowisata di Malino yang sedang dikelolanya. Bukan hanya itu, Yudis terang-terangan menyatakan dia ingin rujuk kembali dengan Kayana. Hal yang bagi Kayana tidak mungkin, karena Yudis sudah meruntuhkan rasa percayanya.
Kemudian mantan Ibu mertuanya datang jauh-jauh dari Jakarta untuk menemuinya. Sebenarnya sebelum menikah dengan Yudis, Kayana sudah lebih dahulu mengenal Ibu mertuanya itu. Dia bahkan kuliah atas beasiswa dari Ibu, dan dianggap seperti anak sendiri oleh Bapak dan Ibu mertuanya. Mereka sangat kecewa ketika Kayana memutuskan untuk menjauh tanpa meninggalkan jejak. Tapi saat menemukan Kayana kembali, sulit untuk melepasnya kedua kali.
Proses rekonsiliasi Kayana dan Yudis bisa dibilang usaha sepihak, karena Kayana sulit untuk membuka diri. Meski sudah memaafkan Yudis, Kayana tidak bisa menerima Yudis begitu saja. Padahal jauh dalam hati Kayana, dia masih mencintai Yudis. Kayana perlu usaha yang besar untuk memulihkan dirinya sendiri sebelum bisa menerima Yudis. Seandainya karakter Yudis tidak extrovert dan banyak bercandanya, mungkin novel ini akan sedikit membosankan. 2,5 bintang untuk mantan rasa gebetan ini.
Salah satu karya Mba Titi yang saya suka. Tentang kesempatan kedua dalah suatu hubungan. Kisah mereka yang di mulai dengan perjodohan yang didalamnya belum di isi oleh rasa cinta. Ternyata seiringnya waktu rasa itu muncul di masing-masing hati. Namun sayang, rasa itu belum terungkap sampai pernikahan mereka berujung di pengadilan dan terjadi kesalahpahaman. Greget sih dengan sikap Yudis yang seperti tidak serius di awal namun kena karma karna ujung2nya dia malah bucin dan ngejar2 Kay biar bisa rujuk kembali.
Novel Mantan Rasa Gebetan ditulis oleh Titi Sanaria dan diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo pada tahun 2020. Aku mendapatkan novel ini langsung dari penulis dan penerbitnya karena memenangkan pemilihan bookstagram untuk mereview novel ini.
Novel Mantan Rasa Gebetan menceritakan tentang Kayana, seorang perempuan yang memilih Malino sebagai tempat pelariannya setelah dia bercerai dengan Yudistira Wijaya. Mereka sudah bercerai selama tiga tahun. Kayana meninggalkan Jakarta karena dia mengalami kenangan menyakitkan di sana dan berusaha menjauh dari masa lalu buruk yang masih membayanginya. Ketika Kayana mencoba membangun hubungan dengan laki-laki lain, tiba-tiba Yudistira muncul di hadapannya seperti hantu yang membayanginya. Yudistira mendatangi dan mendekati Kayana lagi untuk meminta rujuk. Tentu saja Kayana masih bimbang untuk menerima Yudistira karena rasa sakit hatinya itu. Tapi Yudistira tampaknya tidak bermain-main dengan permintaan rujuknya itu.
Novel ini jujur membuat perasaanku ikut campur aduk, ingat mantan pacar juga, dan membuatku bingung serta terhubung dengan beberapa adegan dari novel ini. Tak bisa kupungkiri, nama "Wijaya" mengingatkanku pada sang mantan yang juga memiliki nama itu, tapi aku bisa segera sadar dari ingatan dan membaca novel ini lagi. Tokoh Yudistira Wijaya ini bersifat kekanakan, santai, dan super menyebalkan buatku. Tokoh Kayana sendiri perempuan mandiri, serius, perencana dan pengatur yang baik, mirip aku.Wkwkwk. Novel ini kata-katanya bagus, juga tak membuat pusing pembaca, tidak terdapat typo juga, sehingga pembaca nyaman membacanya. Alurnya sangat mengalir, kisahnya bikin nagih ingin membaca terus lanjutannya. Banyak pelajaran tentang cinta dan kehidupan dalam novel ini.
Ada beberapa kalimat yang kusuka, yaitu: - "Cinta juga punya umur karena perasaan itu tidak abadi." (Sanaria, T. 2020, hal. 2) - " Dia terlihat seperti hasil persilangan antara Chris Evans dan Chris Hemsworth (minus facial hair). Ya, Captain America dan Thor." (Sanaria, T. 2020, hal. 4) - "Serius dan santai itu kombinasi yang sempurna." (Sanaria, T. 2020, hal. 63) - "Karena kamu memang masih cinta sama dia. Itu alasan kamu menjauh. Kamu berharap jarak bisa membunuh perasaanmu. Tapi, teori jarak dan perasaan nggak selamanya berbanding lurus, kan?" (Sanaria, T. 2020, hal. 143) - "Kebanyakan orang memilih memutus hubungan dengan masa lalu saat memulai hidup baru." (Sanaria, T. 2020, hal. 149) - "SAAT mencintai seseorang, kita terkadang melanggar batas yang kita tetapkan untuk diri sendiri. Garis benar dan salah yang seharusnya terang-benderang jadi kabur. Logika dan akal sehat bersembunyi karena diintimidasi perasaan." (Sanaria, T. 2020, hal. 182)
Novel ini kurekomendasikan untuk wanita maupun pria yang sedang penasaran/galau tentang cinta dan kehidupan.
'Hidup di dunia nyata lebih kompleks masalahnya daripada dongeng pengantar tidur yang sudah ketebak ending happily ever after-nya, meskipun isi ceritanya diperlintir sampai kusut.' - Anira
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂 Apa yang terpikirikan kalau denger kata 'mantan'? Kenangan indah, masa-masa pendekatan dan pasti banyak lainnya. Tapi bagi seorang Kayana, 'mantan' membuatnya harus pergi demi mengusir rasa sakit hati. Pergi sangat jauh dari si pemberi rasa sakit, bahkan harus meninggalkan ibu dan bapak yang begitu melimpahinya kasih sayang. 🍁 Bahkan untuk memulai sebuah hubungan baru pun, Kayana masih dibayangi sosok masa lalu. Eh bukan lagi bayangan, tapi memang nyata karena bertemu sang mantan dalam sebuah pertemuan di luar perkiraannya. 🍂 Setiap kali berhadapan dengan Yudistira, mantan suaminya. Kayana selalu sulit mengendalikan amarah sebab sederet kata yang Yudis ucapkan dulu. Tapi seorang Yudistira tidak pernah melewatkan satu hal untuk keinginannya. Meskipun penolakan secara nyata yang ditunjukkan oleh Kayana setiap kali mereka bersinggungan, Yudis tetap berada pada perjuangannya dan tak gentar untuk memiliki hati Kayana lagi 🍁 Ini cerita kedua kak Titi yang aku baca dalam bentuk cetak, dan masih banyak lagi cerita menarik beliau yang hadir dalam platform digital.
Judul buku : Mantan Rasa Gebetan Penulis : Titi Sanaria Penerbit : Elex Media Komputindo Tahun terbit : 2020 Tebal : 358 hlm Penilaian pribadi : 4,6/5
Dari cerita ini setiap bagian yang menceritakan kedekatan Kayana dan Yudis dalam setiap kesempatan selalu bikin senyum-senyum sekaligus ketawa ngakak. Sosok Yudis yang kocak dengan semua lontaran bahasanya itu melengkapi Kayana yang begitu serius dan jarang bercanda. 🍂 Apalagi saat Anira dengan semua saran dan tanggapan yang disampaikan pada Kayana setiap kali Kayana bercerita, menggambarkan betapa kuatnya persahabatan Kayana dan Anira, saling menguatkan dan memberi cinta serta perhatian. 🍁 Genre cerita romance tapi diselipi beberapa komedi dari celetukan demi celetukan Yudis gak membuat kisah Kayana ini menegangkan. Justru di awal plot saja sudah menarik dengan penggambaran perkebunan nan hijau terhampar luas, vila serta resto dan betapa dinginnya tempat yang menjadi pelarian Kayana, yaitu Malino.
Untuk kesekian kali sudah baca karya Kak Titi. Dan ini karya dia yang ingin saya baca sejak lama karena judulnya yang betul-betul menarik perhatian 😅
Tidak sedikit dan tidak juga banyak yang setelah menjadi mantan akan balikan lagi. Apalagi kalau alasan berpisah tidak jauh-jauh dari yang namanya kebohongan. Sementara dalam membangun suatu hubungan harus dilandasi dengan komitmen dan juga saling terbuka satu sama lain. Tapi, kalo salah satunya yang tidak jujur, ya mau bagaimana lagi. Pasti ada percekcokan di antara keduanya.
Berlokasi di Malino, awalnya sempat mikir, akan ada nggak ya dialog orang makassar pada umumnya di dalam cerita Kak Titi. Tapi nyatanya nggak ada. Masih pakai aku kamu. Tapi nggak masalah juga sih, intinya ya alur ceritanya ini. Hehe.
Dalam buku ini, sosok Yudis yang kekanakan karena dia anak tunggal, lalu ketemu dengan perempuan seperti Kayana yang selalu mengerjakan sesuatu hal dengan sempurna. Dua sifat yang sangat bertolak belakang tapi siapa yang tahu kalau ternyata mereka diam-diam sudah saling menyukai jauh sebelum mereka menikah.
Tapi dari buku ini, saya juga bisa belajar, bahwa memang perempuan selalu menilai dengan asumsi negatifnya tapi jangan sampai dengan asumsi yang tidak beralasan atau tidak mendengarkan penjelasan akan merusak sistem hati yang mungkin masih memiliki perasaan yang sama tapi karena sudah punya asumsi lain, jadi gengsi untuk mengungkapkan yang sebenarnya. Sebab, untuk saling mengerti tidak membutuhkan kacamata ajaib, untuk melihat isi hati, melainkan butuh dua telinga untuk mendengarkan lebih banyak.
Seperti karya-karya Kak Titi yang lain. Setiap ceritanya pasti di baca harus 18+. 😅 paham lah maksudnya. Tapi nggak seekstrim pemikiran kalian kok. Ceritanya benar-benar santai untuk di baca di waktu senggang.
Mantan Rasa Gebetan merupakan novel ke-16 Mba Titi yang kubaca. Sekali lagi aku dibuat jatuh cinta dengan tulisan Mba Titi.
Idenya sebenarnya sederhana, tentang kesempatan kedua, tapi bagaimana cara Mba Titi mengeksekusi kisah Kayana dan Yudistira, membuat kisah ini menjadi menarik.
Novel ini mengisahkan pasangan Kayana dan Yudistira yang bercerai. Mereka menikah bukan karena cinta, hingga sebuah "pengakuan" tak sengaja yang didengar oleh Kayana membuat hubungan mereka retak begitu saja. Kayana memilih berpisah, kemudian melarikan diri ke Malino. .
Namun, siapa menyangka Yudis ternyata mencarinya. Yudis menawarkan rujuk untuk Kayana. Disisi lain, Kayana terlalu takut membuka hati dan gagal untuk kedua kalinya. Apalagi ada bayang-bayang Adam dan Indira. Mau tahu akhir kisah mereka? .
Seperti novel Mba Titi yang lain, novel ini memiliki karakter yang khas. Dengan gaya menulis yang lincah, luwes, dan gaya bahasa yang blak-blakan cenderung agak "nakal". Tapi, ini yang membuat aku terhibur dan tidak bosan membacanya.
Tidak hanya kisah perjuangan Yudis merebut kembali hati Kayana saja yang menarik, ada juga kisah keluarga yang menghangatkan hati, begitupun dengan persahabatan Kayana yang bikin senyum-senyum sendiri 😍
Sayangnya, aku merasakan tarik ulur Kayana-Yudis terlalu berlebihan, banyak pengulangan-pengulangan terutama terkait Kayana yang tidak suka dengan sikap Yudis di masa lalu. .
Namun, secara keseluruhan novel ini akan mengajarkanmu tentang komunikasi itu penting sekali dalam sebuah pernikahan. Jangan sampai kesalahpahaman membuat hubungan kita menjadi rusak begitu saja.
Akhirnya baca ini juga... Tema kesempatan kedua ini buatku berpikir cerita ini pasti cukup serius karena berhubungan dengan kisah rumah tangga pasca perceraian dan sulit move on, nyatanya cerita ini dikemas dengan baik dan ada sisi kocak dari tokoh pria.
Ada Kanaya yang serius dan belum bisa move on dari mantan suami - Yudistira , serta asumsi-asumsi negatif dalam pikirannya yang membuat semua terasa benar dalam kacamatanya. Biasanya perempuan dan asumsi itu bisa jadi bom sendiri, dan itulah Kanaya, tidak ingin penjelasan lebih jauh tentang akhir dari rumah tangannya.
Lalu Yudistira yang akhirnya berhasil menemukan Kanaya di Maliho tempat kerjanya yang baru. Setelah mereka bercerai 3 tahun yang lalu dan bertekad untuk membuat mantan istrinya kembali padanya. Jadi, di sini judulnya cocok banget, mantan suami yang dengan segala daya upaya untuk membuat Kanaya rujuk dengan sikapnya yang berasa kayak gebetan ala abege-abege labil yang cemburuan banget, pas lihat ada pria lain yang mendekati Kanaya.
Suka dengan usaha Yudis, yang kadang emang nyebelin. Yang sayangnya berbeda dengan Kanaya yang kaku dan di kepalanya hanya ada asumsi jelek pada sang mantan suami, padahal masih cinta.
Dan di sini konfliknya lebih ke menemukan penyelesaian masalah mereka ketika berpisah, karena Kanaya terlalu percaya asumsinya selama ini benar tanpa mendengar penjelasan dari Yudis.
Novel ini harusnya ada label dewasa sih, karena ada beberapa adegan yang cukup intim. Selebihnya bagus.
Judul : Mantan Rasa Gebetan Genre : Novel Romansa - City Lite Penulis : Titi Sanaria Penerbit : PT Elex Media Komputindo Jumlah Halaman : 358
Love-hate banget sama Kayana. Sikap Kayana yang lebih milih lari dari masalah, tidak mau bertanya dan berkomunikasi dengan Yudis serta membuat skenario sendiri menurut prasangka serta opini sendiri. Tapi di satu sisi aku bisa paham kenapa Kayana tidak melakukan semua itu. Memakai sudut pandang orang pertama yaitu Kayana jadi makin relate tentang apa-apa saja yang dipikirkan dan dilakukan Kayana.
Aku kalau jadi Kayana pasti bakal susah percaya sama Yudis karena pembawaan Yudis yang keliatan kurang serius.
Karakter Kayana dan Yudis memang bertolak belakang. Kayana yang serius dan Yudis yang santai bahkan seringkali jail. Kayana dengan harga dirinya yang tinggi dan Yudis yang menganggap apapun tidak terlalu penting. Jadinya ya hubungan mereka gk berjalan lancar mau yang pertama atau yang kedua setelah cerai.
Mereka berdua ini cuma kurang komunikasi aja sih.
Emosiku naik turun baca ini. Kesel, sedih, seneng, dan senyum-senyum sendiri. Bener-bener mantan rasa gebetan sih hubungan Kayana sama Yudistira.
Yang aku sayangkan adalah klimaks dari konflik yang ada dicerita ini, aku kira bakal ada klimaks yang bikin emosiku langsung pecah entah marah/kesel atau sedih. Padahal ada beberapa scene yang berpotensi untuk di akhiri dengan klimaks yang bikin pecah tapi malah nanggung.
Cerita ini udah saya ikutin dari Wattpad sampai akhirnya terbit pun, excited banget untuk tahu kelanjutannya gimana. Dari dulu udah pengikut setia karya Kak Titi, tapi akhir-akhir ini entah mengapa seperti kehilangan klimaks dan penyelesaian dari cerita seperti ada yang kurang dan terlalu cepat.
Dari judulnya pas pertama kali muncul di WP, ini sudah kuduga menarik banget. Cerita second chance ini dimulai dari Kay yang melarikan diri ke Malino dan bekerja di salah satu argowisata milik suami temannya. Dari situ mulai lah pergantian kepemilikan yang ternyata akal-akalan dari Yudis (mantan suami) supaya bisa kembali bersama Kay. Agak gemes dengan Kay, tapi yha maklum galau juga, kalo udah pernah disakitin kan disuruh opsi balikan lagi pastinya bingug. Dari situ alur cerita mulus sampai akhirnya Kay mulai membuka diri lagi bersama Yudis, dan ada peran Adam yang membantu cerita ini lebih yahud.
Tapi seperti yang awal saya bilang untuk klimaks dan penyelesaian dari cerita ini(yang pastinya sudah ketebak yekan) sangat kurang. Dengan Dira yang mungkin ini menjadi salah satu tokoh pihak ketiga yang menentukan jalannya cerita ini, kurang diperpanjang kali yha bagian jealous nya Kay.
Semangat terus Kak Titi, walopun ini bukan cerita favorit, tapi ku terus ikut cerita nya kak Titi di Storial & WP.
Ini wishlist aku, dan rejeki memang gak kemana, pd akhirnya berjodoh jg sm buku ini. Aku dapetnya sebagai kado krn udh menang #RMTMChallenge bikinan Kak Jiw, thank u buat Kak Jiw dan para sponsor.
Kayakny udh pd tau kalo Kak Titi itu penulid auto read-ku, termasuklah buku terbarunya yg ini.
Aku udh ngikutin dari jaman msh tayang di wp fyi. And finally i finish read this and also can update my review in here.
Mantan Rasa Gebetan. Aku kira bakal ya sekadar mantan pacar trs jadi gebetan lagi. Ternyata, mantan istri. Iyap, Kay dan Yudhis sudah menikah, lalu cerai.
Dari awal baca, udh keliatan bgt kalo si Kay ini gagal move on dari Yudhis, meski ada Adam 😅. Untuk kelakuan Yudhis pas mereka nikah, bikin aku sebel juga sih sama kelakuannya. Then sama Adam juga, dia kayak terlalu maksa Kay dan malah jadinya kayak g terlalu peduliin.
Aku suka bgt sm latar yg diambil penulis, maybe i need more penjelasannya.
Konflik buku ini lebih ke pertentangan batin Kay sendiri. Antara balik lagi ke Yudhis, atau engga, dan lumayan parah sm negative thinking-nya itu meski memang Yudhis mancing orang berpikiran negative.
Jd menurutku buku ini konfliknya ringan, dan bisa jd bacaan kamu selama #dirumahaja biar gak stress.
Cerita ini mulai ditampilkan di Wattpad sejak bulan Ramadan 2019 (Mei 2019). Saya selalu mengikuti update cerita ini, bahkan setiap saya bangun pagi, saya selalu cek Wattpad😆. Saya senang sekali kemarin malam selesai membaca epilognya di novel (hardcopy).
Saya selalu suka dengan novel karangan Titi Sanaria dimana setiap karakter tokoh utama perempuan merupakan perempuan yang mandiri dan kuat 👍.
Tokoh yang saya sukai di cerita ini adalah 'Kudis' (Yudis). Yudis digambarkan sebagai sosok laki-laki yang ekstrovert, cerewet, humoris, smart, dan pantang menyerah. Yudis selalu saja bisa melintir kalimat menjadi humor. Cerewet nya boleh diampuni karena konyol dan sebagai usaha ngajakin Kay balikan. Yudis selalu berusaha dalam kesempitan dan pantang menyerah untuk berusaha mengajak Kay rujuk.
Yudis is my idol and I am be your fans, Dis 🤣😍 Tuhan, give me one 'Yudis' for me agar hidup saya berwarna dan saya awet muda 🤣
Four thumbs up 👍👍👍👍 untuk novel ini yang ceritanya lucu sekali. Keren banget 👍👍👍👍 sedihnya dapet, kocaknya dapet... Drama dan komedinya 👍👍👍👍
One of my favourite Titi Sanaria's novel 😍
Kak Titi, anaknya Yudis mirip Yudis? Seperti Pelita yang cerewet? 🤣✌️
Sejujurnya aku udah ngebaca hampir semua novelnya mbak Titi Sanaria. Dan nggak ada satu masalahpun dengan gaya penulisan dan ceritanya. Mbak Titi ini sangat unggul dalam penulisan dialog menurut aku, ucapan sarkas para tokoh selalu buat aku terhibur dan ngerasa betah buat baca cerita.
Mbak Titi juga penulis yang produktif banget karena hampir selalu punya cerita baru dalam beberapa bulan. Hal yang sangat aku apresiasi karena menurutku menulis itu bukanlah hal yang mudah.
Khusus buat nove “Mantan Rasa Gebetan” ini aku juga menemukan ciri khas yang kuat dalam penulisan Mbak Titi, sarkas dan banyak denial meskipun sangat disayangkan aku rasa novel ini ditamati dengan sangat buru-buru.
Rasanya aku masih asik baca pertengkaran mereka sampe tiba2 Kayana langsung mau memberikan kesemptan kedua buat Yudistira. Aku kayak nggak menemukan titik balik perasaannya yang buat Kayana bisa memaafkan sekaligus memberikan kesempatan kedua buat Yudis lagi. Seolah dengan semudah itu dia bisa rujuk padahal sebelumnya ngembek sampe pergi dari rumah.
Selain itu nggak ada masalah berarti, karya mbak titi selalu bisa dinikmati
Waktu lihat judulnya, jujur expect bakal boom banget nih buku. Karena kelihatan bakal jadi tema second chance gitu deh.
Alur ceritanya nggak rumit, namun kurang detail rasanya. Saya terkesan dengan novel Di Simpang Jalan, karena Mbak Titi detail banget menggambarkan garis-garis perasaan galau di sosok Rhe, tapi di novel Mantan Rasa Gebetan ini rasanya perasaan Kayana kurang detail. kebetulan dua novel ini sama-sama ambil POV tokoh utama wanita.
Lalu nggak banyak tokoh yang terlibat jadi aku nggak nggak bingung, hehehe, nice! Karakter Yudhis juga menarik dengan kenyinyirannya dan gamblang banget gambarin perasaannya, jauh lebih mudah buatku memahami karakter Yudhis ketimbang Kayana. Anira juga karakternya di bab-bab terakhir kuat banget, suka!
Aku paling suka novel Mbak Titi kalau sudah berbau pernikahan. Seru-seru! Lucu nlihat usaha Yudhis buat bisa deketin dan mesrain Kayana. Good Job!
I don't know, buku ini kayak kurang feel saja. Sewaktu baca Starting Over saya langsung suka pun dengan tulisan Kak Titi, tapi sepertinya tidak untuk buku ini. Karakter Kayana terlalu mendramatisir dan bersikap kekanakan tapi nggak kelihatan saja. Lalu sikapnya yang sula berasumsi menurutku agak berlebihan. Duh, kalau aku jadi Yudis sudah pasti aku pegang oranya sebelum kabur dan jelasin sejelas-jelasnya. Rasa cemburunya ke Indira juga sedikit berlebihan. Terus lagi, sesakit-sakitnya dibohongi, tetap saja tidak membenarkan keputusannya memutus hubungan dengan orang tuanya, kan? 3 tahun pula, duh ....
Bagian yang paling membuat nggak nyaman adalah cara bertutur Kayana yang terkesan aku. Hm, barangkali memang aku nggak cocok dengan gaya kepenulisan memakai sudut pandang pertama di buku ini saja.
Actual rating 2.5. Sebenarnya mau kasih 2, tapi lumayan terhibur pada bagian sifat kekanan Yudistira dan penasaran sama kisah Rasyid hihi.
This entire review has been hidden because of spoilers.
"Ya, cinta memang kadang - kadang membuat kita tolol. Itu saat dimana kita menganggap orang lain menjadi lebih penting daripada diri kita sendiri." - Anira (P.143)
. Setelah baca "Mantan Rasa Gebetan" aku merasa kalau hidup itu penuh dengan keputusan. Dimana, kita harus memikirkan masak - masak sebelum mengambil sebuah keputusan karena "nyesel" itu sakit ternyata. Hehehe. Meski kadang dibalik nyesel ada sesuatu yang membahagiakan.
. Cinta membuat orang tolol? Memang "iya" tapi cinta juga memberikan ruang untuk mengerti dan dimengerti. Intinya, kisah Kayana, Yudistira, Adam lekat yang namanya masalalu, dimengerti, mengerti, dan penyesalan. Kerenlah! Kisah cinta yang tak biasa kalau menurutku. 🤗
Yuk baca novel ini! 🥳
. Kak @titisanaria terima kasih sudah bikin kisah seindah ini. 💖🥳