Andrea Hirata adalah pemenang pertama penghargaan sastra New York Book Festival 2013, untuk The Rainbow Troops, Laskar Pelangi edisi Amerika, penerbit Farrar, Straus & Giroux, New York, kategori general fiction, dan pemenang pertama Buchawards 2013, Jerman, untuk Die Regenbogen Truppe, Laskar Pelangi edisi Jerman, penerbit Hanser Berlin. Dia juga pemenang seleksi short story majalah sastra terkemuka di Amerika, Washington Square Review, New York University, edisi winter/spring 2011 untuk short story pertamanya Dry Season. Tahun 2015 dia dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa di bidang sastra oleh University of Warwick, UK dan Tahun 2017 menerima penghargaan budaya dari pemerintah Prancis untuk karyanya Les Guerriers de L'arc-en-ciel (Laskar Pelangi edisi Prancis, penerbit Mercure de France). Laskar Pelangi telah diadaptasi dalam bentuk film, musikal, lagu, serial TV dan koreografi oleh Citydance Company, Washington, DC, dilayarkan di Berlinalle dan Smithsonian. Laskar Pelangi telah menjadi international bestseller, diterjemahkan ke-40 bahasa asing. Telah terbit dalam 22 bahasa, diedarkan di lebih dari 130 negara. Melalui program beasiswa, Hirata meraih Master of Science (Msc) bidang teori ekonomi dari Sheffield Hallam University, UK. Hirata juga mendapat beasiswa pendidikan sastra di IWP (International Writing Program), University of Iowa, USA. Karya Hirata berbahasa Indonesia: Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, Padang Bulan, Cinta di dalam Gelas, Sebelas Patriot, Laskar Pelangi Song Book, Ayah, Sirkus Pohon, dan Guru Aini. Karya dalam bahasa asing The Rainbow Troops, Der Träumer, Dry Season. Sejak Tahun 2010, secara mandiri Hirata mempromosikan minat baca, minat menulis dan mendirikan museum sastra pertama dan satu-satunya di Indonesia, Museum Kata Andrea Hirata di Belitong.
Under a bright sunny sky, the three-day Byron Bay Writers’ Festival welcomed Andrea Hirata who charmed audiences with his modesty and gracious behavior during two sessions.
Andrea also attended a special event where he and Tim Baker, an Australian surfing writer, spoke to a gathering of several hundred school children. During one session, Andrea was on a panel with Pulitzer Prize winning journalist from Washington, DC, Katharine Boo, which he said was a great honor.
The August event for the school children was very meaningful to Andrea, the barefooted boy from Belitung, as he made mental comparisons with the educational opportunities of these children, compared to what he experienced.
And now his own life story is about to become even more amazing, as his book Laskar Pelangi (The Rainbow Troops) is being published around the world in no less than twenty-four countries and in 12 languages. It has caught the eye of some of the world’s top publishing houses, such as Penguin, Random House, Farrar, Straus and Giroux, (New York, US) and many others. Translations are already on sale in Brazil, Taiwan, South Korea and Malaysia.
All this has come about because of the feeling of appreciation that the young Andrea felt for his teacher, Muslimah. He promised her that he’d write a book for her someday. This was because for him and his school friends, a book was the most valuable thing they could think of.
Andrea told a story that illustrated this fact. When royalties flowed in for him he decided to give his community a library. He spent a lot of money on books. He left the village headman in charge of administering the library. However, when he came back several months later, all the books were gone. People loved the books, but they had no concept of how a lending library functioned.
“Some of them could not even read, but they just loved to have a book, an object of great value and importance, in their homes. We will restock the library with books and this time it will be run by our own administration,” he laughed.
Andrea told this story as we sat in the coffee shop adjoining a Gold Coast City Library, one of 12 scattered around the city. One of the librarians, Jenneth Duque, showed him around the library, including the new state-of-the-art book sorting machine, for processing returns located in the staff area. As he saw the books being returned through pigeonholes by the borrowers and the computerized conveyor belt sorting them into the correct bin for reshelving, the sight made him laugh and prompted the telling of that story.
Andrea wrote the book for his teacher while in the employ of Telkom, but the completed manuscript was taken from his room, which was located in a Bandung student accommodation community. Whoever took the manuscript knew enough to send it to a publisher and that’s how Andrea, an unhappy postal service worker who had studied economics in Europe and the UK, became the accidental author of the biggest selling novel in Indonesia’s history.
He has since written seven more books.
Fast forward to 2011 and Andrea was in Iowa, the US, where he did a reading of his short story, The Dry Season. He was approached by an independent literary agent, Kathleen Anderson. They talked, but for six months there was no news until an email arrived telling him that one of the best publishers in the US, Farrar, Straus and Giroux, had accepted his book.
Then every week, more publishers said “yes” and now he has 24 contracts from the world’s leading publishers.
Andrea worked with Angie Kilbane of the US on the English translations of Laskar Pelangi and its sequel Sang Pemimpi (The Dreamer). Translators from several other countries have visited his home village in Belitung to do research.
“For a long time I wondered what was the key to the enormous success of my book,” Andrea said.
“I think there’s no single right answer. Perhaps people are fed up with writing focused on urban issues or esca
Nipis sahaja naskhah ini. Menghimpunkan lapan kisah dariapda karya terpilih Andrea Hirata. Antaranya Kisah Sebelas Patriot, Sepuluh Murid dan Saat-saat Kebenaran dari Laskar Pelangi, Simpai Keramat dari buku Sang Pemimpi dan Lelaki Baik Hati dari Buku Besar Peminum Kopi.
Buku pertama yang saya baca dari karya Andrea Hirata, dan jadi awal bagi saya untuk menyusuri karya lainnya.
Mozaik-Moazaik Terindah adalah kumpulan bab-bab terbaik dari novel-novel Andrea Hirata, pilihan editor. Cerita yang paling saya suka dari bab-bab tersebut yaitu "Sang Pemimpi" meskipun ditulis dengan singkat tapi menyentuh banget kerasa sedihnya.
Mungkin "Mozaik-Moazaik Terindah" cocok bagi kalian yang ingin membaca novel Andrea Hirata.
Boleh saya anggapkan buku sebagai pembuka selera sebelum membaca penuh beberapa karya Andrea Hirata. Himpunan bab dari novel pilihan editor. Mendatang rasa teruja untuk membaca dan mendalami novel trilogi Laskar Pelangi, orang-orang biasa, Ayah dan sirkus pohon dan sebelas patriot. Ini sesuai untuk orang yang belum pernah membaca karya Andrea Hirata. Ini anggapan saya.
Ada rasa yang mendesak-desak di dada dan tanpa di tahan seringkali tumpah saat membaca buku-buku Andrea Hirata. Kisah-kisah keserdahanaan, bahkan keterbatasan-ekonomi,fisik- disajikan dengan menyentuh. Kisah-kisah membanganggakan tentang kecermerlangan bocah dalam kekurangan selalu menggugah. Yang pasti, Andrea Hirata selalu membagikan kisah tentag mimpi yang sepertinya mustahil namun kegigihan membuatnya menjadi nyata.
Membaca buku ini seperti nostalgia saat membaca serial Laskar Pelangi sebelas dua belas tahun silam. Disusul kemudian novel-novel lainnya. Kisahnya terus membekas sekalipun banyak detil-detil cerita yang hilang dari ingatan. Kisah-kisahnya hidup dalam hati pembaca. Pilihan kata yang seringkali nakal namun menyentil selalu menjadi kutipan-kutipan favorit.
Pinter ini editornya milih ceritanya, ujar saya sepanjang membaca. Ada 8 cerita yang diambil dari 6 novel. Hampir semua novel-novel itu pernah saya baca. Hanya 2 cerita yang belum pernah saya baca, satu diantaranya 11 Patriot. Karenanya saya exited sekali bisa membaca cuplikan episodenya. Perjuangan 11 patriot di lapangan di masa lalu yang mengalahkan kesebalasan kompeni Belanda menjadi sejarah yang menginsirasi tokoh aku untuk bertarung di lapangan. Kisahnya epik, menggambarkan sebuah perlawanan terhadap penjajajah di masanya. Kisah sang ayah dan mimpinya mengantar tokoh aku sampai ke Madrid untuk mewujudkan mimpi sang ayah. Kisah tentang hubungan ayah-anak oleh Andre Hirata selalu hangat. Pun kisah-kisah persahabatan para tokoh.
Mozaik-Mozaik Terindah menyajikan episode pilihan editor yang membuat pembaca seperti membaca kumpulan cerpen.
Kalau kalian familiar dengan serial Laskar Pelangi, mungkin kalian pernah dengar Pak Cik menganalogikan perjalanan-perjalanan hidup kita adalah Mozaik-mozaik yg kalu digabung itu membentuk diri kita yg sekarang.
Nah kurang lebih buku ini juga seperti itu. Isinya mozaik-mozaik dari beberapa buku karangan Pak Cik. Diawali dengan buku Sebelas Patriot, berlanjut dengan Laskar Pelangi, lalu satu bab pertemuan Ikal dan Arai di buku Sang Pemimpi, juga potongan kisah dari buku lainnya.
Buku yang pas untuk mengingat kembali kisah-kisah di semua buku Pak Cik. Saya jadi ingin segera membaca Buku Besar Peminum Kopi setelah membaca buku ini.
Hanya potongan-potongan kisah, tapi bisa bikin saya menangis haru membacanya. Mungkin karena membaca satu bab dari Laskar Pelangi saja bisa membangkitkan kenangan tentang isi bukunya, tentang semangat Lintang, dan tentang bagaimana serial Laskar Pelangi benar-benar memberikan saya cara berpikir yang baru, bahkan memberikan pengaruh pada beberapa keputusan besar dalam hidup saya.
Bacaan sekali duduk, menyenangkan, mengharukan dan membuat saya ingin segera membaca buku lainnya!
Hampir semua novel karya Pak Cik Andrea pernah kubaca. Dan ini adalah kumpulan nukilan bab pilihan editor dari karya-karya Andrea Hirata. Beberapa karya memang ditakdirkan jadi abadi! Terima kasih, Pak Cik!
Sebagai pembaca pemula yang belum pernah mengenal tulisan Andrea Hirata, ini bisa menjadi contekan untuk mengenal kesesuaian taste genre, cara penulisan, dan karakter.
-- 18.02.21 Judul buku: Mozaik-Mozaik Terindah Penulis: Andrea Hirata Penerbit: Bentang Tahun terbit: cetakan pertama, 2020 Jumlah halaman: x + 154 "Ternyata, Kawan, kemauan adalah segala-galanya dalam hidup ini. Tanpa kemauan, orang tak dapat terkejut, tak dapat curiga, tak dapat iri, tak dapat cemburu, tak dapat gembira, mellow, dan golput." (Hlm. 100)
Buku ini merupakan kumpulan bab terbaik dari novel Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka. Tiap kisahnya mampu memberikan pengalaman tersendiri. Tidak hanya itu, di akhir bagian buku, terdapat informasi tentang novel Laskar Pelangi versi bahasa asing beserta kutipan komentar para pembaca (dari lebih dari 100 negara) yang tergugah dan terinspirasi setelah membacanya. Novel Laskar Pelangi sendiri sudah diterbitkan dalam 25 versi bahasa asing. Saya bangga menjadi orang Indonesia--negara yang sama dengan seorang Andrea Hirata yang kisahnya mampu menggugah pembaca di seluruh dunia. --